Anda di halaman 1dari 5

PBL 3.

1 NSS Penyebab nyeri pinggang : Penurunan kekuatan tulang dan elastisitas otot dan tendon, penurunan cairan dan fleksibilitas diskus, penurunan kemampuan gerak vertebrae, kerja berat (mengangkat barang berat atau overstretches) sehingga spasme otot atau ligamentum, infeksi atau lesi, trauma, penyakit degeneratif (arthritis),

osteoporosis, atau penyakit kongenital pada medulla spinalis, dan maligna (NINDS, 2012).

Penyebab kesemutan : Berdiri atau duduk terlalu lama, trauma pada saraf (cedera leher parestesi pada lengan atau tangan, pinggang biasanya parestesi pada kaki), tekanan pada nervus spinalis (hernia diskus), tekanan pada nervus perifer (pelebaran pembuluh darah, tumor, luka jaringan, infeksi), nervus damage oleh alcohol dan rokok (Rowland, 2005; Wolfson, et al., 2009).

SPONDILITIS ##Maaf aku tadi salah baca, bukan Spondilosis tapi spondilitis. Tambahin punya Mei ya.T^T - Paling sering terdapat pada vertebra thorakal 8 (T8) lumbal 1 (L1). - Manifestasi klinis : dijumpai nyeri radikuler yang mengelilingi dada, perut, hingga pinggang, diikuti paraparesis yang makin berat, spastisitas, klonus, hiper-refleks (Harsono, 2005).

SPONDILOSIS Epidemiologi : - Spondilosis biasanya muncul secara asimptomatik. - Dapat terjadi pada usia 20 tahun, namun kebanyakan muncul pada usia lebih dari 40 tahun, yang mana semakin bertambah usia semakin bertambah resiko. - Lebih banyak terjadi pada laki-laki daripada perempuan. - Kebanyakan muncul pada vertebrae thorakal (T9-10) dan vertebrae lumbal 3 (L3) (Rothschild, 2013).

Gejala Klinis : - Biasanya asimptomatik, namun sering disertai gejala nyeri pinggang, nyeri kaki, parestesia, kelemahan motorik hingga ekstremitas bawah. - Gejala tersebut memburuk saat berdiri tegak atau berjalan. - Dirasakan membaik saat duduk dan posisi supinasi (Middleton dan Fish, 2009).

TUMOR MEDULLA SPINALIS Latar belakang : Tumor medulla spinalis merupakan lesi yang jarang ditemukan, akan tetapi dapat menekan medulla spinalis yang kemudian dapat menyebabkan disfungsi anggota gerak, penurunan motorik dan sensorik. Tumor spinal primer biasanya terletak intradural, sedangkan ekstradural biasanya merupakan hasil metastasis (Harrop, 2011). Tumor spinal intradural intramedullar meliputi astrositoma, ependimoma dan hemangioblastoma (Neoplasma sel glia). Etiologi tidak diketahui, biasanya merupakan perkembangan dari normal sel dalam medulla spinalis. Paling sering kelainan genetik (Harrop, 2011). Karakteristik : - Terjadi pada usia dewasa, lebih dari 43 tahun. - Pria dan wanita setara. - Adanya kelemahan fleksi panggul, nyeri inguinal (+), nyeri pinggang menjalar sepanjang radiks spinal, nyeri diperberat saat gerak, batuk, bersin, mengedan, dan paling berat terjadi pada malam hari atau bangun tidur, disertai pula parestesi (Harrop, 2011). - Selain itu, dapat pula ditemukan disfungsi ginjal dan vesica urinaria, kadang ditemukan pula disfungsi seksual. - Perkembangan tumor lambat, sehingga simptom dapat terdiagnosis rata-rata setelah 2 tahun. Pasien dengan tumor metastasis atau maligna, simptom dapat terdiagnosis dalam beberapa minggu atau beberapa bulan (Ogden, 2012).

Pemeriksaan neurologis : - Sensorik : penurunan sensasi raba, nyeri, dan atau temperature, hiparestesia. - Hiper-refleks : tanda Hoffman untuk lesi servikal, klonus, tanda Babinsky.

- Kelemahan motorik - Spastisitas - Peningkatan tonus - Atrofi muskulus (Harrop, 2011).

Pemeriksaan Penunjang : - CT Scan : pelebaran kanalis spinalis dan medulla spinalis nonspesifik, korpus vertebrae mengkerut. - MRI : pembesaran medulla spinalis, terdapat cavitas yang berhubungan dengan lesi (Harrop, 2011).

PBL 3.2 NSS PEMERIKSAAN PENUNJANG HNP : 1. Foto polos vertebrae : a. Adanya penyempitan ruang intervertebralis. b. Dapat dilihat juga skoliosis vertebrae ke sisi sehat dan berkurangnya lordosis lumbalis. c. Dapat menyingkirkan kemungkinan metastasis maupun fraktur kompresi (Mardjono dan Sidharta, 2000). 2. MRI : Dapat terlihat gambaran bulging diskus (annulus intak), herniasi diskus (annulus robek), adanya kompresi akar saraf atau medulla spinalis oleh fragmen diskus (Mardjono dan Sidharta, 2000).

FAKTOR RESIKO HNP : 1. Usia : HNP biasa terjadi pada usia pertengahan, sekitar 35-45 tahun, yang mana semakin bertambah usia presentasi degeneratif diskus meningkat. Selain itu, jumlah cairan diskus semakin berkurang sehingga fleksibilitas vertebrae pun menurun. 2. Berat badan : semakin berat badan seseorang atau obesitas, semakin memberikan stress yang berlebih pada diskus vertebralis.

3. Pekerjaan : seseorang dengan kerja fisik yang berlebih semakin meningkatkan resiko HNP. Berulang kali mengangkat benda berat, mendorong, menarik, serta gerakan mendadak sangat beresiko (Anonim, 2010).

DAPUS : Anonim. 2010. Herniated Disk. Available at :

http://www.mayoclinic.com/health/herniateddisk/DS00893/PAGE=all&ME THOD=print. Diakses pada tanggal 19 Maret 2013. Harrop, James S. 2011. Spinal Cord Tumors Management of Intradural Intramedullary Neoplasms Workup. Available at :

http://emedicine.medscape.com/article/249306-workup#a0720. pada tanggal 18 Maret 2013.

Diakses

Harsono. 2005. Kapita Selekta Neurologi. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. Mardjono, M., Sidharta P. 2000. Neurologi Klinik Dasar. Jakarta : Dian Rakyat. Middleton, Kimberley, David E. Fish. 2009. Lumbar spondylosis: clinical presentation and treatment approaches. Current Reviews in Musculoskeletal Medicine. Vol. 2 (2) : 94-104. National Institute of Neurological Disorders and Stroke (NINDS). 2012. Low Back Pain Fact Sheet. Available at :

http://www.ninds.nih.gov/disorders/backpain/detail_backpain.htm. Diakses pada tanggal 18 Maret 2013. Ogden, Alfred T. 2012. Intramedullary Spinal Cord Tumors. Available at : http://emedicine.medscape.com/article/251133-overview#a0112. pada tanggal 19 Maret 2013. Rothschild, Bruce M. 2013. Lumbar Spondylosis. Available at : Diakses

http://emedicine.medscape.com/article/249036-overview#a0199. pada tanggal 19 Maret 2013.

Diakses

Rowland, L. P. 2005. Merrits Neurology. Baltimore : Lippincott Williams & Wilkins.

Wolfson, A.B., Hendey G.W., Ling L.J., et al. 2009. Harwood-Nuss' Clinical Practice of Emergency Medicine. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins.

Anda mungkin juga menyukai