Anda di halaman 1dari 3

1b.

Title and abstracts Ringkasan terstruktur dari desain percobaan, metode, hasil, dan kesimpulan berdasarkan jurnal tersebut tercantum dalam abstrak jurnal (halaman 1). - Studi percobaan dalam jurnal yaitu randomized controlled trial yang mana digunakan untuk membandingkan keefektifan dan keamanan dari gatifloxacin dengan azithromicin (abstract : objectives). - Metode yang digunakan berupa open-label multi-centre randomized trial dengan pre-specified per protocol analysis dan intention to treat analysis (abstract : methods). - Hasil dari penelitian tersebut yaitu outcome primer berupa Fever Clearance Time (FCT) dan outcome sekunder berupa kegagalan terapi. Hasil FCT yaitu 94-118 jam untuk gatifloxacin dan 88-112 jam untuk azithromicin. Sedangkan hasil kegagalan terapi yaitu 13/145 untuk gatifloxacin dan 13/140 untuk azithromicin (abstract : principal findings). - Kesimpulan yang didapat dari penelitian tersebut berupa kedua antibiotik tersebut menunjukkan keefektifan dan profil keamanan yang sangat baik. Baik gatifloxacin dan azithromicin direkomendasikan untuk terapi demam tifoid dengan multidrug dan nalidixic acid resistance (abstract : conclusions).

6a. Outcomes Outcome primer dan sekunder penelitian tersebut dapat diidentifikasi dari Outcomes of the study (halaman 3). Outcome primer dari penelitian tersebut adalah FCT, yang didefinisikan sebagai waktu mulainya pengobatan antibiotik hingga awal mula penurunan suhu axilla mencapai 37,5oC dan bertahan sampai 48 jam. Outcome sekunder penelitian berupa kegagalan terapi, yang dinilai berdasarkan kegagalan klinis (demam yang persisten dan masih adanya gejala 210 hari setelah terapi), kebutuhan untuk re-treatment oleh karena respon terapi yang insufisien, kegagalan mikrobiologi (kultur darah positif dari hari ke-7 sampai ke-9 setelah mulainya terapi), munculnya komplikasi dari demam tifoid selama rawat inap, munculnya relapse dalam 1 bulan setelah selesainya terapi, atau terdeteksikan bawaan fekal S. typhi pada kunjungan ulang bulan ke-1, ke-3 dan ke-6.

12a. Statistical methods Uji statistik yang digunakan dalam membandingkan outcome primer dan outcome sekunder dapat diidentifikasi pada Statistical methods (halaman 3-4). Outcome sekunder (kegagalan klinis, kegagalan mikrobiologi, dan komplikasi demam tifoid) dari kedua grup antibiotik tersebut dibandingkan dengan uji Fishers exact. Outcome primer (FCT) dan waktu relapse dan kegagalan terapi yang lain dianalisa menggunakan survival methods.

12b. Statistical methods Metode untuk analisa tambahan seperti subgroup analyses dan adjusted analyses dapat diidentifikasi dari Statistical methods (halaman 3-4). Odd Ratio (OR) dan Cornfields 95% confidence interval (CI) dikalkulasikan untuk menunjukkan resiko relatif dari perkembangan outcome sekunder (kegagalan klinis dan mikrobiologi serta komplikasi demam tifoid). Kaplan-Meier estimates

dikalkulasikan untuk membandingkan antara kedua grup antibiotik dengan menggunakan log-rank test. Hazard Ratio (HR) berasal dari Cox proportional hazard model. Semua pasien dengan kultur darah atau kultur sumsum tulang yang positif untuk S. typhi dan S. paratyphi A (per protocol analysis) dan pasien secara acak dan terpisah dianalisis dengan intention to treat analysis.

22. Interpretation Interpretasi yang sesuai dengan hasil, dengan menyeimbangkan manfaat dan kerugian dapat diidentifikasi dalam bagian Discussion : Interpretation (halaman 8-9), sedangkan bukti relevan lain dapat diidentifikasi dalam Overall evidence (halaman 10). Interpretasi dari hasil dengan mempertimbangkan manfaat dan kerugian berupa : - Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa kedua antibiotik bekerja sangat baik sebagai terapi demam tifoid dengan MDR dan nalidixic acid resistant. - Azithromicin menunjukkan hasil yang baik, akan tetapi tidak tersedia di semua negara (terbatas) dan sangat mahal.

- Gatifloxacin memiliki affinitas yang tinggi untuk GyrA dan kurang terinhibisi oleh mutasi gen GyrA. - Gatifloxacin sangat efektif terhadap MDR dan mudah ditoleransi. Bukti relevan yang bersangkutan dengan penelitian, yaitu : - Peneliti melakukan pencarian pada situs MEDLINE dan menggunakan recent enteric fever Cochrane report mengenai azithromicin sebagai terapi demam tifoid dan ditemukan sejumlah 251 pasien demam tifoid diterapi dengan azithromicin. - 4 penelitian, 3 dari Mesir dan 1 dari India, menggunakan azithromicin sebagai terapi demam tifoid dengan MDR, dan menunjukkan rating kesembuhan 88100% serta FCT berkisar 3,8-4,5 hari. 2 penelitian dari Vietnam menggunakan azithromicin sebagai terapi demam tifoid dengan MDR dan nalidixic acid resistant menunjukkan rating kesembuhan 93% dan 82% dan FCT berkisar 5,6-5,8 hari. - Penelitian yang sedang berlangsung di Kathmandu, Nepal menggunakan gatifloxacin dengan dosis dan durasi yang sama untuk terapi demam tifoid dengan nalidixic acid resistant.

Anda mungkin juga menyukai