Anda di halaman 1dari 51

Handout-04

METODE PENELITIAN PERTANIAN


Oleh:

Ir. I Gde Ekaputra Gunartha, M.Agr., Ph.D.


Email: gunartha_biometry@doctor.com FAKULTAS PERTANIAN - UNIVERSITAS MATARAM mataram, 2010

TUJUAN PBM
TIU TIK
Mahasiswa dapat memahami beberapa metode penelitian : Mahasiswa diharapkan dapat memahami bebera Eksploratif pa metode penelitian ilmiah, Deskriptif : yang selanjutnya dapat ) Cross Sectional menerapkannya ketika ) Longitudinal melakukan penelitian. Analitik : ) Eksperimental (lapangan, laboratorium) ) Observasional (Studi KasusKomparatif) ) Korelasional
Metode Penelitian Pertanian
Dr. Ekaputra G (2009 - 2010)

" Pada Handout-03 (pada Gambar Langkah-langkah Penelitian Ilmiah, Halaman-4), ketika kita akan melakukan pengumpulan data (data collecting) untuk Uji Hipotesis, peneliti harus mampu memilih METODE PENELITIAN yang sesuai dengan RUMUSAN MASALAH, TUJUAN PENELITIAN, dan RUMUSAN HIPOTESIS yang akan dikaji. " Jadi pemilihan METODE PENELITIAN YANG TEPAT akan: ) merupakan sarana bagi peneliti untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan penelitiannya. ) merupakan alat bagi peneliti untuk mengontrol atau mengendalikan peubah (variable) yang berpengaruh pada suatu penelitian.
Metode Penelitian Pertanian
Dr. Ekaputra G (2009 - 2010)

Lain Padang Lain Belalang, Lain Rumusan Masalahnya, Lain Pula Metode Penelitiannya

1. Hubungan Antar Peubah 2. Pertimbangan Waktu Pengukuran 3. Pertimbangan Cause-Effect 4. Pertimbangan Manipulasi Peubah Bebas/Intervensi Peneliti
Metode Penelitian Pertanian

eksperim en deskriptif analit ik


eksplorat if sus ka

metode penelitian

Panduan Memilih Metode Penelitian

Dr. Ekaputra G (2009 - 2010)

EKSPLORATIF
Kerat Lintang (Cross-Sectional)

RAGAM METODE PENEITIAN

DESKRIPTIF
tidak

Longitudinal
tidak Manipulasi Var. Bebas? ya ya EKSPERIMENTAL ) Laboratorium ) Lapangan OBSERVASIONAL (Causal Comparative) ) Cross-Sectional ) Longitudinal

Ada Hub Var? ya

ANALITIK

Hub. CauseEffect tidak

Studi KORELASIONAL
Dr. Ekaputra G (2009 - 2010)

Metode Penelitian Pertanian

" METODE ini banyak digunakan untuk menelusuri kemungkinan adanya hubungan antar peubah ataupun hubungan sebab-akibat (cause-effect) timbulnya fenomena baru yang sebelumnya tidak pernah ada, dan faktor-faktor penyebabnya belum diketahui (belum banyak informasinya), demikian juga tentang mekanisme terjadinya fenomena tersebut. " Penelitian Eksploratif umumnya dilakukan jika terjadi suatu kasus baru (baik penyakit maupun fenomena pertumbuhan tanaman baru dan sebagainya) yang memerlukan untuk ditindaklanjuti dengan penelitian lanjutan yang lebih mendalam. " Penelitian Eksploratif dapat diibaratkan sebagai PENELITIAN PENDAHULUAN yang tingkat ketelitian dan validitas-nya kurang diutamakan. Jadi sifatnya untuk menggali informasi sebanyak mungkin sebagai bahan kajian selanjutnya.
Metode Penelitian Pertanian
Dr. Ekaputra G (2009 - 2010)

Teladan: ) Penelitian tentang faktor penyebab terjadinya bentuk unik (natural shape) pada gubal yang dihasilkan dari teknik budidaya bor. # Pada teknik bor terdapat fenomena bentuk unik (natural shape), sementara ini peneliti belum menemukan apa penyebab pembentuk natural shape tersebut? # Gubal dengan bentuk unik ini sangat digemari konsumen (harganya mahal). # Pada lobang teknik bor dijumpai fakta adanya beberapa serangga yang menempati lobang bor? # Untuk meyakinkan fenomena tersebut perlu suatu penyelidikan ekploratif agar dapat dijadikan dasar penyelidikan lebih lanjut untuk memproduksi bentukan gubal yang unik (artinya untuk mencari faktor-faktor penyebabnya)..
Metode Penelitian Pertanian
Dr. Ekaputra G (2009 - 2010)

" Pelaksanaan penelitian eksploratif, umumnya tidak mensyaratkan pengambilan sampel yang ketat dibanding penelitian deskriptif maupun eksperimental. " Teknik pengambilan sampel dapat dilakukan baik dari: ) populasi secara acak (random sampling) ) populati secara tidak acak (non random sampling) Oleh karena tidak mensyaratkan pengambilan yang ketat, penelitian eksloratif (baik percobaan maupun survei), teknik pengambilan sampelnya kebanyakan dilakukan dengan caracara non random sampling, karena dilakukan lebih mudah dan tidak menggunakan biaya dan waktu yang banyak. " Teknik non random sampling, terdiri atas: convinience sampling, judgment sampling (expert sampling atau purposive sampling), quota sampling, dan snowball sampling.
Metode Penelitian Pertanian
Dr. Ekaputra G (2009 - 2010)

" METODE PENELITIAN DESKRIPTIF dirancang untuk melakukan canderaan (deskripsi) mengenai fenomena yang ditemukan, baik yang berupa faktor penyebab maupun efek atau hasil yang ada. Data hasil penelitian disajikan apa adanya yakni hanya menggambarkan sifatsifat fenomena yang sementara berjalan pada saat penelitian dilakukan, peneliti tidak menganalisis mengapa fenomena itu dapat terjadi. ) Untuk itu pada penelitian deskriptif umumnya TIDAK DIBUTUHKAN HIPOTESIS ) Konsekuensinya TIDAK ADA UJI HIPOTESIS (ANALISIS STATISTIKA INFERENSI seperti Uji z, Uji t, Uji X2, ANOVA, regresi dsb), cukup dideskripsikan dengan STATISTIKA DESKRIPTIF (seperti sajian Tabel Distribusi Frekuensi, Histogram, Poligon, Ogive, Ukuran Tendensi Tengah, dan Ukuran Variasi). " Penelitian Deskriptif diantaranya: (a) metode survey dan (b) metode kasus.
Metode Penelitian Pertanian
Dr. Ekaputra G (2009 - 2010)

" Simak teladan berikut: 1. Studi Keunggulan Kompetitif Tanaman Pangan dan Hortikultura di Provinsi Nusa Tenggara Barat Gatra kajiannya: ) keunggulan kompetitif dari komoditas pangan (beras, ubikayu, jagung, kedelai) dan hortikultura (pisang, jeruk, mangga, kubis bunga, kangkung, kentang). ) wilayah pengembangan dan kendala-kendala yang perlu di atasi dalam proses pengembangannya. ) alternatif organisasi ekonomi yang perlu ditumbuhkembangkan dalam pengembangan komoditas tersebut.

Rumusan di atas TIDAK MEMBUTUHKAN RUMUSAN HIPOTESIS, sifatnya hanya memberikan deskriptif saja
Metode Penelitian Pertanian
Dr. Ekaputra G (2009 - 2010)

10

2. Faktor-faktor Yang Berpengaruh pada Respon Petani Dalam Mengadopsi Teknologi Pertanian Kompetitif di Provinsi NTB Gatra yang dipelajari: ) Peubah Bebas (Independen): X1 = infrastruktur teknik budidaya X2 = bimbingan penyuluh pertanian X3 = karakteristik individu petani X4 = pendidikan & pelatihan skill budidaya X5 = motivasi melakukan budidaya X6 = pengalaman budidaya X7 = pemasaran hasil budidaya ) Peubah Tak-bebas (Dependen) Y = tingkat adopsi teknologi oleh petani

Kajian deskriptif ini BUTUH HIPOTESIS

) Rumusan HIPOTESIS: diduga ketujuh peubah yang dikaji berpengaruh secara linier terhadap respon petani dalam mengadopsi teknologi pertanian kompetitif
Metode Penelitian Pertanian
Dr. Ekaputra G (2009 - 2010)

11

) MODEL KAJIAN:
Yi = 0 + 1 X1i + 2 X 2i + 3 X 3i + 4 X 4i + 5 X 5i + 6 X 6i + 7 X 7i + i

dimana: 0 : intercept 1 - 7 : koefisien regreasi i : faktor lain di luar model, i ~ NID(0, 2) ) DATA dikumpulkan dengan menggunakan kuisioner dan wawancara dengan petani responden (X1 sampai X7) dan Y diperolah dari penilaian Penyuluh Pertanian.. ) Data sikap (X1 sampai X7) dikuantitatifkan dengan skala pengukuran interval Likert (1 = sangat tidak baik, 2 = kurang baik, 3 = cukup baik, 4 = baik, dan 5 = sangat baik). Data Y juga diukur dengan skala yang sama. ) Uji hipotesis menggunakan uji-F dan uji-t pada regresi berganda.
Metode Penelitian Pertanian
Dr. Ekaputra G (2009 - 2010)

12

" Metode Survei (survey research).-) Jika kita ingin mengumpulkan data yang relatif terbatas dari sejumlah kasus yang relatif besar jumlahnya, metode yang dapat kita gunakan adalah SURVEI. ) Metode SURVEI menekankan lebih pada penentuan informasi tentang peubah dari pada informasi tentang individu. Jadi penekanannya terletak pada penelitian sejumlah kecil peubah pada unit sampel yang besar (agar errornya lebih kecil). ) Survei digunakan untuk memperoleh: (a) gambaran umum tentang obyek yang diteliti, (b) menjelaskan hubungan-hubungan dari beberapa peubah yang kedudukannya masingmasing telah dijabarkan dalam kerangka pikir teoritis, (c) menguji hipotesis-hipotesis untuk memperkuat penerimaan atau penolakan terhadap teori, (d) membuat prediksi, dan (e) membuat implikasi. ) Survei mempunyai 2 LINGKUP, yaitu: SENSUS dan SURVEI SAMPEL. SENSUS merupakan survei yang meliputi seluruh anggota populasi yang menjadi sasaran kajian/penelitian (contoh: sensus pertanian, dsb). Survei sampel hanya dilakukan pada sebagian kecil dari anggota populasi yang dikaji (misalnya: survei usahatani, survei produksi & tata niaga gula aren, dsb). ) Perlatan utamanya adalah: (a) menggunakan alat bantu penelitian berupa kuisioner, alat bantu rekam (tape, video, kamera, dsb), alat pencatat; (b) kegiatan wawancara (tanya jawab), dan (c) kegiatan pengamatan (observasi) langsung.
Metode Penelitian Pertanian
Dr. Ekaputra G (2009 - 2010)

13

" Metode Kasus (case study).-) Pada hakekatnya sama dengan metode survei, yang membedakan adalah bila metode survei dikehendaki informasi untuk memperoleh gambaran umum dari obyek yang diteliti, sedangkan dalam metode kasus ingin mendapatkan informasi yang mendalam tentang obyek yang dikaji/ diteliti. ) Jadi PEUBAH YANG DIAMATI pada metode kasus BANYAK, sedangkan pada metode survei, peubah yang diamati relatif lebih sedikit tetapi sampelnya harus cukup banyak supaya kesalahan GENERALISASI menjadi lebih kecil. ) Dalam metode KASUS, peneliti TIDAK SAHIH membuat kesimpulan untuk populasi dari sampel yang tidak representatif diwakili oleh kasus yang dipilih, sedang pada metode SURVEI dapat dibuat kesimpulan tentang populasi tergantung dari TEKNIK PENGAMBILAN SAMPELNYA. ) Peralatan utama dalam penelitian sama dengan metode survei maupun metode deskriptif lainnya. ) Contoh: studi kasus epedemi wereng cokelat di Wilayah X, dsb.
Metode Penelitian Pertanian 14

Dr. Ekaputra G (2009 - 2010)

Acak Sederhana Acak Sistematik

Acak Terbatas

Metode Penelitian Pertanian

Acak Berlapis Acak Bertahap Ganda

Metode Tetap

Acak TakTerbatas

Acak Bergerombol Acak Bergerombol Berlapis

Metode Acak

Metode Pengambilan Sampel

Sampel yang ditarik secara bertingkat

Metode Sekuensial

Sampel yang ditarik melalui pengamatan satusatu anggota populasi

Purposif Kuota Dipermudah


15

Metode Tak-Acak

Dr. Ekaputra G (2009 - 2010)

Snowball

A D G M E
A 757 D 935 G 629 M 928 E 917

B K O S J
B 687 K 867 O 476 S 168 J 011

P T

N F H Y C V
N 172 F 897 H 030 C 227 V 783

I L R U Q
I 641 L 844 R 500 U 222 Q 257

W X
P 799 T 013 W 223 Y 523 X 105

Langkah letakkan ujung pencil pada Tabel Angka Acak, misal jatuh pada baris 20 kolom 25 ambil gugus 3 angka ke arah horizontal. Kalau kita mengambil contoh berukuran 20%, dengan menetapkan pengambilan contoh dari angka acak terkecil, maka diperoleh 5 anggota contoh yang tercetak merah

Metode Penelitian Pertanian

Dr. Ekaputra G (2009 - 2010)

16

1 7 13

2 8 14

3 9 15

4 10 16

5 11 17

6 12 18

Misal n Contoh = 6 Bagi N dengan n, kelompokkan anggota populasi dalam N/n = k. Tetapkan secara acak satu anggota populasi (r) pada k1. Lakukan pola teratur r + k, 2r + k, , r + (n-1)k.

19

20

21

22

23

24

Populasi (N) 1 r
Metode Penelitian Pertanian

N r+ (n-1)k
Dr. Ekaputra G (2009 - 2010)

r+k

r+ 2k Contoh (n)

17

Aras Populasi (Population level) Aras Kesamaan (Equalization level)

Strata 1 Strata 2 Strata 3 Strata 2 Strata 3

Strata 1

Contoh diambil secara acak Aras Pengacakan (Randomization level) Aras Data (Data level)
Metode Penelitian Pertanian

Contoh diambil secara acak

Contoh diambil secara acak

Total Contoh dari ketiga Strata Data dikoleksi dari Contoh ini
Dr. Ekaputra G (2009 - 2010)

18

Proporsional Aras Populasi (Population level) Aras Stratifikasi (Stratification level)

: Strata 1 : Strata 2 : Strata 3

Aras Pengacakan
(Proportional stratified sample, sebesar 25%)

Data dikoleksi dari Contoh terpilih

Aras Data (Data level)


Metode Penelitian Pertanian

Dr. Ekaputra G (2009 - 2010)

19

Aras Populasi (Population level)

Aras Pengacakan
(Penarikan sample, sebesar 40%)

Metode Penelitian Pertanian

Satu Tahap

Data di koleksi dari Contoh terpilih

Aras Data (Data level)

Dr. Ekaputra G (2009 - 2010)

20

Tahap-1 (Kab/Kec)
Aras Populasi

Tahap-2 (Kec/Desa)
(Aras Pengacakan-1, 30%)

(Aras Pengacakan-2, 30%)

Aras Data (Data level)


10

10

Metode Penelitian Pertanian

Dua Tahap

Dr. Ekaputra G (2009 - 2010)

Data di koleksi dari Contoh terpilih


21

" Penelitian eksperimental adalah suatu penyelidikan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan SEBAB-AKIBAT serta berapa besar hubungan sebab-akibat tersebut dengan cara memberikan perlakuan-perlakuan tertentu pada satuan/unit percobaan dan menyediakan kontrol untuk pembandingan. " Jika dibandingkan dengan metode deskriptif, ada 2 hal utama yang membedakannya yaitu:
) Pada metode eksperimental terdapat KONTROL, sedang pada metode deskriptif TIDAK ADA. Kontrol dapat berupa manipulasi fisik, stratifikasi lahan percobaan (blocking), seleksi terhadap penggunaan cara, alat, maupun material percobaan, dsb. ) Pada metode eksperimental, peneliti melakukan MANIPULASI terhadap PEUBAH, sedang pada metode deskriptif PEUBAH YANG DITELITI sebagaimana adanya. Manipulasi dilakukan pada PEUBAH BEBAS (obyek/unit percobaan) sedangkan pada metode deskriptif obyek penelitian bersifat ex post facto (kausal-komparatif)

" Langkah penelitian mengikuti metode ilmiah (lihat Handout-03).


Metode Penelitian Pertanian
Dr. Ekaputra G (2009 - 2010)

22

Pada metode eksperimental terdapat 3 hal penting yang perlu dipahami hubungannya: Rancangan Perlakuan - Rancangan Percobaan - Rancangan Respons
Tujuan Umum Penelitian Keragaman Yang Mengganggu

Tujuan Percobaan

Keragaman Antar Unit Percobaan

Masalah Pengukuran/ Penilaian

Rancangan Perlakuan

Percobaan

Rancangan Percobaan

Rancangan Respons

Pengumpulan DATA

Analisis DATA

Generalisasi Metode Penelitian Pertanian

KESIMPULAN
Dr. Ekaputra G (2009 - 2010)

23

PERCOBAAN.-- Dimensi percobaan meliputi: ) merupakan suatu cara/prosedur dalam melakukan penelitian ) untuk mempelajari bagaimana respon yang akan diberikan satuan/unit percobaan pada berbagai keadaan tertentu yang ingin diperhatikan. ) bermakna keadaan tertentu sengaja diciptakan atau dibuat melalui pemberian perlakuan dan pengaturan lingkungan. Replikasi Percobaan Yang Baik Pengacakan Pengawasan Galat
Metode Penelitian Pertanian

Tujuannya untuk : (a) pendugaan galat, (b) meningkatkan presisi percobaan, (c) memperluas cakupan kesimpulan, dsb Tujuannya untuk : (a) meminimisasi bias, (b) memperoleh pengamatan yang tidak berkorelasi (independen), dsb. Dapat dilakukan dengan: (a) melakukan stratifikasi (pengelompokan/blok), (b) menggunakan pengamatan pengiring, (c) mengatur ukuran & bentuk unit percobaan, (d) pemilihan rancangan percobaan & analisis data yang sesuai, dan sebagainya.
Dr. Ekaputra G (2009 - 2010)

24

Apa itu treatment design?

strategi peneliti untuk memilih atau menetapkan perlakuan-perlakuan apa saja yang akan digunakan dalam percobaannya? sangat bergantung pada tujuan penelitian

Perlakuan
Metode Penelitian Pertanian

a. tak - terstruktur: fixed-treatments dan random-treatments b. terstruktur: nested-treatments, berfaktor, dan regresi
Dr. Ekaputra G (2009 - 2010)

25

Apa itu experimental design?

merupakan pengaturan pemberian perlakuan pada unit-unit percobaan, dengan maksud agar keragaman respons akibat keadaan lingkungan dan heterogenitas materi percobaan dapat diminimisasi

Rancangan Percobaan

a. Rancangan Faktor Tunggal: RAL, RAK, RBL, Lattice seimbang, Lattice seimbang sebagian. b. Rancangan Faktor Ganda: percobaan faktorial, Split Plot Design, Strip Plot Design, Split Block Design, Split-split Plot Design, Lattice seimbang, Lattice seimbang sebagian
Dr. Ekaputra G (2009 - 2010)

Metode Penelitian Pertanian

26

Apa itu response design?

pemilihan sifat atau karakteristik yang akan digunakan untuk menilai perlakuan rancangan mengenai bagaimana cara mengukur atau menilai atau mengolong-golongkan sifat/ karakteristik tersebut

konsep-1 instrumen-1 konsep-2 konsep-3


Metode Penelitian Pertanian

hasil ukur nominal ordinal selang instrumen-2 nisbah


Dr. Ekaputra G (2009 - 2010)

27

Teknik Percobaan Lapang


Hal penting yang perlu diperhatikan:
Teknik Pengambilan Contoh

Heterogenitas Materi Percobaan

Percobaan Lapang

Pengaruh Kompetisi

Kesalahan Mekanik

Metode Penelitian Pertanian

Dr. Ekaputra G (2009 - 2010)

28

Heterogenitas Materi Percobaan:


I. Memilih Lokasi Percobaan:
Penyebab Keragaman di Area Percobaan: a. Adanya keragaman kesuburan tanah dan kemiringan tanah (soil and slope variation).

(a)

(b)

(c)

b. Adanya keragaman perolehan air irigasi (irrigation variation) c. Adanya ragam akibat teknik pelaksanaan percobaan, termasuk ragam penggunaan alat-alat percobaan, dsb. (implement variation). d. Adanya ragam akibat serangan patogen/hama/gulma (pathogen/ insect/weed variation).
Metode Penelitian Pertanian
Dr. Ekaputra G (2009 - 2010)

29

Kriteria Lokasi Percobaan yang baik: a. Hindari penggunaan lahan yang miring. b. Hindari lokasi pertanaman yang sebelumnya banyak melibatkan perlakuan tentang: pemupukan yang intensif, varietas yang masa pertumbuhannya berbeda, perbedaan jarak tanam. c. Hindari lokasi percobaan yang lama tidak dimanfaatkan untuk budidaya. d. Hindari lokasi percobaan yang sebelumnya mempunyai parit-parit saluran air yang tidak ada tanamannya. Kalau terpaksa maka pertahankan ukuran, bentuk, dan arah petak pada percobaan sebelumnya. e. Carilah lokasi percobaan yang mempunyai catatan jelas tentang pemanfaatannya (historical use) untuk keperluan budidaya. f. Hindari lokasi percobaan yang merupakan hasil perataan tanah. g. Hindari lokasi percobaan yang di sekitarnya banyak tanaman tinggi dan besar. h. Hindari lokasi percobaan yang marginal (tidak produktif).
Metode Penelitian Pertanian
Dr. Ekaputra G (2009 - 2010)

30

Meminimisasi Efek Heterogenitas: Adanya efek heterogenitas (akibat kurang baiknya kontrol lokal) Galat percobaan (JKG) akan membesar atau meningkat

Beberapa cara pendekatan untuk meminimisasi efek heterogenitas: a. Jika mungkin lakukan percobaan uniformitas sebelum percobaan sesungguhnya. Percobaan uniformitas ditujukan untuk memetakan aras kesuburan tanah (soil gradient). b. Pilih rancangan percobaan yang tepat sesuai peta atau arah heterogenitas tanah. c. Pilih ukuran dan bentuk petak unit percobaan (experimental unit) yang sesuai. d. Pilih orientasi petak dan blok percobaan yang tepat.
Metode Penelitian Pertanian
Dr. Ekaputra G (2009 - 2010)

31

ORIENTASI PENATAAN BLOK : salah benar

benar I II
arah heterogenitas

III

II III

II

III
(untuk sejarah penggunaan lahan yang tidak jelas)
Metode Penelitian Pertanian

II

III

salah
Dr. Ekaputra G (2009 - 2010)

32

ORIENTASI UNIT PERCOBAAN (PETAK) arah heterogenitas salah benar D C D A C B A B


arah heterogenitas e. Gunakah jumlah ulangan (replication) yang sama.
Metode Penelitian Pertanian
Dr. Ekaputra G (2009 - 2010)

33

Ukuran Petak dan Bentuknya: ditentukan oleh: 1. Tipe Percobaan (ditinjau dari gatra tindak budidaya) Ukuran petak percobaan pemupukan lebih besar dari ukuran petak pengujian daya hasil varietas, demikian pula untuk percobaan irigasi, penyemprotan pestisida/herbisida, percobaan jarak tanam, dan sebagainya. 2. Heterogenitas tanah Bila korelasi produktivitas antara dua petak (unit) percobaan yang berdekatan kecil, maka dapat menggunakan petak percobaan yang ukurannya lebih besar. 3. Efek tepi (border effect) Jika efek ini cenderung ada dalam percobaan, maka petak persegi (bujur sangkar) yang disarankan untuk digunakan, sebab petak persegi mempunyai keliling minimum. 4. Keterbatasan materi/bahan percobaan (tanah, biaya, waktu, tenaga kerja, dsb)
Metode Penelitian Pertanian
Dr. Ekaputra G (2009 - 2010)

34

5. Karakter/komponen/parameter agronomi yang akan diukur (misalnya untuk pengukuran daya hasil dan komponen lainnya mempunyai ukuran-ukuran petak yang harus benar-benar dapat mencerminkan performa sesungguhnya terhadap parameter yang diukur). 6. Jenis tanaman yang dijadikan unit percobaan: Untuk tanaman semusim dan tahunan mempunyai ukuran pertak yang berbeda. Misal untuk tanaman padi ukuran petak yang sering digunakan 3 m x 6 m, tanaman semusim lainnya berkisar antara luas 100 - 400 m2. Sedang untuk tanaman tahunan minimal terdapat 10 batang tanaman tahunan per petak, tergantung jarak tanamnya. 7. Pilihan terhadap rancangan perlakuan (treatment designs) yang digunakan. Seperti dalam split plot experiment ada pengaruh utama yang dipentingkan (ditempatkan di anak petak) dan ada pengaruh utama yang dikorbankan (ditempatkan pada petak utama), sehingga ukuran petak untuk pengaruh utama yang ditempatkan di petak utama lebih besar dari ukuran petak di anak petak.
Metode Penelitian Pertanian
Dr. Ekaputra G (2009 - 2010)

35

Jumlah Ulangan (Replikasi): ditentukan oleh: 1. derajat bebas galat percobaan sebaiknya 20 2. besarnya galat baku (standard error) rerata perlakuan atau besarnya beda rerata perlakuan yang dapat dideteksi. Tabel 1 dan Tabel 2 memperjelas pernyataan Butir-2 ini. Tabel 1
Jumlah Ulangan (r) 2 3 4 5 6 7 8
Metode Penelitian Pertanian

CV = 8% 5,7 4,6 4,0 3,6 3,3 3,0 2,8

Galat Baku (%) CV = 10% CV = 12% 7,1 8,5 5,8 6,9 5,0 6,0 4,5 5,4 4,1 4,9 3,8 4,5 3,5 4,2

CV = 14% 9,9 8,1 7,0 6,3 5,7 5,3 5,0


36

Dr. Ekaputra G (2009 - 2010)

Tabel 2
Jumlah Ulangan (r) 2 3 4 5 6 7 8 CV = 8% 18,1 13,7 11,6 10,3 9,3 8,6 8,0 Beda Rerata Terdeteksi (%) CV = 10% CV = 12% 22,6 27,1 17,2 20,6 14,5 17,4 12,9 15,4 11,6 14,0 10,7 12,9 10,0 12,0 CV = 14% 31,7 24,0 20,3 18,0 16,3 15,0 14,0

Misal merancang suatu percobaan dengan jumlah perlakuan (t) = 6, beda rerata diinginkan sebesar 13%, dan diketahui CV = 10%, maka dari Tabel 2 di peroleh bahwa jumlah ulangan (r) yang digunakan sebanyak 5 ulangan. Jika rancangan perlakuan itu di-check db- Galatnya, diperoleh: RAK db Galat = (t-1)*(r-1) = (6 - 1)*(5 - 1) = 20 (memenuhi syarat Butir-1)
Metode Penelitian Pertanian
Dr. Ekaputra G (2009 - 2010)

37

Artinya: dengan t = 6 dan r = 5 jika diperoleh rerata perlakuan terendah sebesar 6 ton ha-1 maka dengan selang kepercayaan 95% diperoleh beda rerata perlakuan = 0,13 * 6 ton ha-1 = 0,78 ton ha-1. Efek Tepi (border effect) adalah: efek yang menimbulkan beda performa tanaman yang berada pada beberapa baris (row) dan lajur (column) tanaman yang di tepi petak, dibandingkan dengan performa tanaman di baris dan lajur tengah petak. Beberapa efek tepi yang dapat berpengaruh terhadap parameter tanaman: 1. Efek tepi dari petak yang tidak ditanami. 2. Efek kompetisi varietas. 3. Efek kompetisi pemupukan. Meminimisasi efek tepi, melalui: 1. Hindari penggunaan parit antar petak > 40 cm. 2. Gunakan guludan antar petak percobaan yang dikenakan perlakuan
Metode Penelitian Pertanian
Dr. Ekaputra G (2009 - 2010)

38

pemupukan yang berbeda, agar dimungkinkan tidak terjadinya pengaruh korelasi antar petak berdekatan. 3. Bila tepi keliling area percobaan yang tidak ditanami tanaman lebih besar dari tepi antar petak percobaan, maka performa tanaman yang ada di beberapa baris keliling area percobaan akan berbeda dibanding yang ada di tengah petak . 4. Hindari sekurangnya dua baris ditepi petak untuk diperhitungkan dalam analisis data. II. Pengaruh Persaingan: Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merancang percobaan yang baik khususnya tentang pengaruh persaingan ini, antara lain: 1. Adanya pinggiran area percobaan yang tanpa tanaman. 2. Adanya persaingan antar varietas (untuk itu perlu pemahaman tentang deskripsi varietas tanaman). 3. Adanya persaingan tanaman terhadap aplikasi pemupukan. 4. Adanya rumpun/tanaman yang hilang/mati. Minimisasi pengaruh ini dapat dilakukan dengan MENGABAIKAN TANAMAN PINGGIR.
Metode Penelitian Pertanian
Dr. Ekaputra G (2009 - 2010)

39

III. Kesalahan Mekanik:


Beberapa kesalahan mekanik yang dapat menyebabkan besarnya nilai kuadrat tengah galat (KTG), antara lain: 1. Kesalahan membuat unit (petak) percobaan (ukuran dan bentuk), penataan petak, proses pengacakan, maupun pemasangan label/kode/etiket perlakuan. 2. Alokasi pengaturan jarak tanam (baris maupun lajur). 3. Pemilihan benih (kemurnian benih) atau bibit tanaman. 4. Tindak budidaya (penjarangan tanaman, pindah tanam dan sebagainya) 5. Aplikasi pemupukan (jenis, takaran, cara pemberian, dan sebagainya). 6. Pengumpulan data: - kesalahan pengukuran (cara pengukuran, alat yang digunakan, dan sebagainya). - kesalahan mencatat/menyalin data.

Metode Penelitian Pertanian

Dr. Ekaputra G (2009 - 2010)

40

IV. Teknik Pengambilan Contoh (sampling technique): Ukuran petak dalam percobaan lapang (seperti telah dibicarakan di depan) biasanya dipilih untuk memperoleh SUATU DERAJAT KETEPATAN PENGUKURAN TERTENTU berdasarkan sifat/karakteristik/ parameter tanaman yang akan diukur/ditentukan. Derajat ketepatan ini juga sangat ditentukan oleh jumlah dan teknik pengambilan contoh (sample) tanaman yang hendak diukur. Suatu contoh yang BAIK, jika contoh itu dapat memberikan suatu pendugaan atau nilai yang sedekat mungkin dengan nilai yang diperoleh bila keseluruhan tanaman dalam petakan diukur (yang merupakan NILAI PETAKAN). Adanya PERBEDAAN antara NILAI PENGUKURAN CONTOH dengan NILAI PETAKAN ini disebut NILAI GALAT PENARIKAN CONTOH. Sehingga suatu teknik pengambilan contoh yang baik akan memberikan GALAT CONTOH KECIL. Untuk itu seorang peneliti harus secara jelas menyatakan KOMPONEN PENTING suatu TEKNIK PENGAMBILAN CONTOH, meliputi: SATU AN PENARIKAN CONTOH, UKURAN CONTOH, dan RANCANGAN PENARIKAN CONTOH.
Metode Penelitian Pertanian
Dr. Ekaputra G (2009 - 2010)

41

Satuan Penarikan Contoh: Satuan Penarikan Contoh adalah satuan dimana pengukuran yang sebenarnya dilakukan oleh peneliti. Satuan Penarikan Contoh yang umum dipakai peneliti dalam percobaan dengan pengukuran berulang (repeated measurements) adalah selembar daun tanaman, satu tanaman, sekelompok tanaman atau satu satuan luas. Hal-hal penting tentang satuan penarikan contoh, antara lain: a. Kemudahan dalam pengenalan.-- Satuan contoh yang hendak diukur (apalagi membutuhkan pengukuran berulang) harus mudah dikenal, untuk itu satuan contoh hendaknya diberi tanda pengenal. b. Kemudahan dalam pengukuran.-- Pemilihan satuan contoh harus yang posisinya mudah diukur. c. Ketepatan (akurasi) yang tinggi dan biaya murah.-- Satuan contoh yang dipilih harus dapat memberikan nilai pengukuran yang tinggi agar galat penarikan contoh kecil. Ketepatan biasanya diukur melalui kebalikan ragam (variance) suatu pendugaan contoh. Ragam yang kecil memberikan akurasi yang tinggi. Sedang biaya biasanya diukur dari jumlah waktu yang dipakai untuk pengukuran.
Metode Penelitian Pertanian
Dr. Ekaputra G (2009 - 2010)

42

Ukuran Contoh: Ukuran Contoh merupakan banyaknya satuan penarikan contoh yang dipilih dari populasi (suatu petak). Dalam percobaan dengan pengukuran berulang, UKURAN CONTOH merupakan jumlah tanaman per petak yang digunakan untuk pengukuran, misalnya tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, jumlah cabang, jumlah rumpun/anakan, bobot biomasa basah, biomassa kering, dan sebagainya. Ukuran Contoh sangat ditentukan oleh: a. Ukuran keragaman antar satuan penarikan contoh dalam petakan yang sama (ragam penarikan contoh). b. Derajat ketepatan yang diharapkan untuk sifat/karakteristik/parameter yang diamati. Untuk itu peneliti biasanya menggunakan dasar pengambilan ukuran contoh pada GALAT LIMIT yang berbasis RERATA PETAKAN (lihat rumus di Halaman 44).
Metode Penelitian Pertanian
Dr. Ekaputra G (2009 - 2010)

43

Rumus Galat Limit berbasis Rerata Petakan: standard deviasi CV = 100% 2 rerata CV Z 2 n = , dan atau

dimana:

KTG CV = 100% Y

n = jumlah contoh yang diambil Z 2 = dicari dari tabel Z dengan = 5%, 1% atau 10% (tergantung peneliti) CV = coefficient of variation yaitu tingkat persentase keragaman antar petak percobaan dalam suatu aktivitas percobaan. Untuk kajian pertanian CV umumnya berkisar antara 10-25%. Untuk padi, percobaan varietas berkisar antara 6-8%, untuk pemupukan antara 10-12%, dan 1315% untuk percobaan insektisida/herbisida. d = perbedaan dengan rerata sesungguhnya yang diinginkan peneliti. KTG = kuadrat tengah galat (varians galat percobaan) Ybar = rerata umum percobaan (grand total dibagi perlakuan kali ulangan)
Metode Penelitian Pertanian
Dr. Ekaputra G (2009 - 2010)

44

Teladan: Seorang peneliti ingin mengambil banyaknya contoh (n) dari suatu unit percobaan (petak) dengan besarnya beda atau galat limit (d) yang diinginkan sebesar 10% dari rerata parameter (petak) sesungguhnya, dugaan CV percobaan sebesar 12% dan aras signifikansi yang digunakan adalah 5%, maka:

1,96 0,12 n = 0,10 = 2,352 2 = 5,5 (= 6 tanaman contoh dibulatkan)

Metode Penelitian Pertanian

Dr. Ekaputra G (2009 - 2010)

45

Rancangan Penarikan Contoh: Ada beberapa teknik pengambilan contoh (dapat dibaca pada Gomez dan Gomez, 1984), pada kesempatan ini akan dijabarkan dua teknik pengambilan contoh acak yaitu: pengambilan contoh acak sederhana dan pengambilan contoh acak secara sistematik. Pengambilan Contoh Acak Sederhana: Misal jumlah tanaman (populasi) per petak adalah 20 tanaman per baris dan 16 tanaman per lajur 320 tanaman. Ukuran contoh (n) = 6 tanaman (dihitung seperti di Halaman 44-48). Penentuan tanaman yang menjadi contoh dapat dilakukan dengan 2 cara berikut. 1. Menggunakan Angka Acak: a. Dua baris dan dua lajur tanaman dari pinggir petak tidak digunakan sebagai wilayah populasi tanaman yang akan dijadikan contoh. Hal ini untuk menghindari pengaruh efek tepi. b. Beri nomor dari perpotongan baris dan lajur ketiga (lihat Gambar di Halaman 48). Terdapat 192 tanaman yang berpeluang sama untuk dipilih. c. Pilih gugus 3-angka pada Tabel Acak ke arah horizontal. Gugus angka acak pertama terlebih dahulu ditetapkan dengan menempatkan ujung pensil secara acak ke Tabel Angka Acak.
Metode Penelitian Pertanian
Dr. Ekaputra G (2009 - 2010)

46

d. Gugus-3 angka acak yang terpilih lalu diberi peringkat dari angka terkecil. e. Setelah angka acak itu diberi peringkat maka pilihlah 6 angka teratas dari kolom peringkat sebagai contoh terpilih. (Lihat Tabel di bawah ini).
No. Urut Tanaman 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Angka Acak 182 736 495 682 395 208 496 350 142 46 768 453 621 523 284 Peringkat Angka Acak 35 149 101 141 81 47 102 71 24 4 153 93 126 108 62

M
178 179 180 181 182 183 184 185 186 187 188 189 190 191 192

M
510 238 177 201 84 234 148 915 498 949 117 939 265 262 196

M
105 52 33 42 11 51 26 172 103 179 19 175 57 56 40

Nomor Tanaman Contoh yang dipilih adalah 6 Nomor Peringkat Acak di atas yang sekaligus merupakan Nomor Urut Tanaman Contoh Terpilih (lihat yang ada dalam kotak garis putus-putus dan Gambar di Halaman 48).
Metode Penelitian Pertanian
Dr. Ekaputra G (2009 - 2010)

47

Pengambilan Contoh dengan Angka Acak : 16


tidak diikutkan dalam calon contoh

1 17

x
81

35

47

x x
141

101

149

192

tidak diikutkan dalam calon contoh


Metode Penelitian Pertanian

x: tanaman contoh
Dr. Ekaputra G (2009 - 2010)

48

2. Menggunakan teknik pasangan acak: a. Langkah 1-a dan 1-b di Halaman 46 tetap diikuti. Terdapat 192 tanaman (16 tanaman dalam setiap baris dan 12 tanaman dalam setiap lajur) yang berpeluang sama untuk dipilih menjadi tanaman contoh. Jumlah tanaman contoh (n) yang akan dipilih adalah 6. b. Untuk mendapatkan 6 tanaman contoh pilihlah 6 pasangan yang merupakan koordinat (baris-lajur) secara acak. Untuk baris dipilih secara acak dari 1 12 dan untuk lajur dipilih dari 1 - 16. c. Misal dari hasil pengacakan baik untuk baris dan lajur diperoleh pasangan koordinat baris-lajur sebagai berikut: pasangan koordinat (baris, lajur) = (7, pasangan koordinat (baris, lajur) = (6, pasangan koordinat (baris, lajur) = (2, pasangan koordinat (baris, lajur) = (3, pasangan koordinat (baris, lajur) = (9, pasangan koordinat (baris, lajur) = (4,
Metode Penelitian Pertanian

6) 14) 3) 9) 15) 10)


Dr. Ekaputra G (2009 - 2010)

49

Teknik Pasangan Acak :


Lajur-1 Lajur-16 tidak diikutkan dalam calon contoh (3,9)

Baris-1

(2,3)

x
(7,6)

x(4,10)
(6,14)

x
Baris-12

(9,15)

tidak diikutkan dalam calon contoh


Metode Penelitian Pertanian

x: tanaman contoh
Dr. Ekaputra G (2009 - 2010)

50

Pengambilan Contoh Secara sistematik


a. Langkah 1-a dan 1-b di Halaman 46 tetap diikuti. b. Cara kerjanya sama dengan Halaman 17.

Metode Penelitian Pertanian

Dr. Ekaputra G (2009 - 2010)

51

Anda mungkin juga menyukai