Anda di halaman 1dari 9

TELKOMSEL

Syndicate 1 Tita Gracia Yosheko (29111317) Julia Kunti Mekarsari (29111319) Imelda Febrina (29111346) Yandri Harianda (29111307) Willy Harnawan (29111347) Fadli Felldo (29111396)

Company Profile

UU Kepailitan
Kreditor adalah orang yang mempunyai piutang karena

perjanjian atau Undang-Undang yang dapat ditagih di muka pengadilan.


Debitor adalah orang yang mempunyai utang karena

perjanjian atau undang-undang yang pelunasannya dapat ditagih di muka pengadilan.


Debitor yang mempunyai dua atau lebih Kreditor dan tidak

membayar lunas sedikitnya satu utang yang telah jatuh waktu dan dapat ditagih, dinyatakan pailit dengan putusan Pengadilan, baik atas permohonannya sendiri maupun atas permohonan satu atau lebih kreditornya.

History
Adanya perjanjian kerjasama antara pihak PT Prima dan Telkomsel.
PT Telkomsel berkewajiban menyediakan kartu voucher isi ulang

sebanyak Rp120 juta setiap tahunnya. Dengan nominal Rp25 ribu dan Rp50 ribu, selama dua tahun dari tahun 2011 sampai 2013.
Juni 2012 PT Telkomsel melakukan pemutusan secara sepihak.

PT Prima (pemohon) mengajukan purchase order kepada PT

Telkomsel untuk mengambil kartu. Ternyata, purchase order tersebut ditolak oleh Telkomsel dengan alasan belum mendapat instruksi lebih lanjut dari pimpinan.

Lawsuit
PT Prima Jaya Informatika menggugat PT Telkomsel atas piutang

sebesar Rp5,3 miliar.


PT Prima Jaya juga menyertakan fakta hutang Telkomsel dengan

perusahaan lain, yaitu PT Extend Media Indonesia mencapai Rp 50 miliar


Pengadilan mempertimbangkan bahwa PT Telkomsel telah

memenuhi unsur Pasal 2 ayat (1) UU Kepailitan yang menyatakan bahwa debitur yang memiliki utang kepada minimal dua orang kreditur dan memiliki satu utang yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih, dapat dinyatakan pailit.
Pengadilan mengeluarkan putusan pailit terhadap Telkomsel.

Upaya hukum yang dapat diajukan terhadap putusan atas

permohonan pernyataan pailit adalah kasasi ke Mahkamah Agung. (Pasal 11 UU Kepailitan)

Cassation
Pihak Telkomsel mengajukan kasasi atas putusan ini.
Alasannya, dalam kontrak kerjasama, ada kewajiban yang

harus dipenuhi yakni PT Prima memenuhi target yang diinginkan oleh Telkomsel, menjual sebanyak 120 juta voucher isi ulang dan 10 juta kartu perdana bergambar atlit Indonesia setiap tahunnya. Namun, pada kenyataannya PT. Prima hanya mampu menjual 524.000 voucher isi ulang dan kartu perdana.

Conclusion of the Lawsuit


Telkomsel berhasil memenangkan perkara pailit yang

diajukan PT. Prima Jaya Informatika Mahkamah Agung menolak pengajuan pailit PT. Prima Jaya Informatika.

Perjanjian kerjasama antara Telkomsel dan Prima Jaya yang

dimulai pada 1 Juni 2011 dan harusnya berakhir Juni 2013, diputus oleh Telkomsel pada Juni 2012. Itu karena Prima Jaya dianggap tidak memenuhi aturan yang dipersyaratkan Telkomsel. Sedangkan Prima Jaya menganggap sisa kontrak yang diputus Telkomsel senilai Rp 5,3 miliar merupakan utang Telkomsel.

Anda mungkin juga menyukai