Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

Klinik Dokter Keluarga FK UNISMA Berkas Pembinaan Keluarga

No. Berkas No. RM

: :

Nama Pasien : Ny. L

Tanggal kunjungan pertama kali

: 5 April 2013

KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA Nama Pasien Alamat Bentuk Keluarga : Ny. L : Pusdik Arhanud, Karangploso : nuclear Family

Tabel 1. Daftar anggota keluarga yang tinggal dalam 1 rumah No Nama Kedudukan L/P Umu 1 2 Tn. B Ny. L KK Istri L P r 52 thn 49 thn 3 Ny.A Anak P 28thn S! Sumber: data primer, 5 April 2013 Kesimpulan: Keluarga Ny.L adalah nuclear family yang terdiri atas 3 orang. Terdapat anggota keluarga yang menderita DF. Ny.A yang menderita DF umur 26 tahun, beralamat Pusdik Arhanud, Karangploso, Malang. Diagnosis klinis Ny.A adalahDF. pendidikan terakhir Ny.A adalah S1,
1

Pendidikan Pekerjaan SMA SMA Tukang kayu Karyawa n pabrik rokok Bekerja

Pasien Ket. klinik Tidak Ya 0 Common cold Ya DF

penderita saat ini bekerja sebagai pegawai kontrak pada PLN singosari. Ny.A tinggal bersama orang tua dan saudaranya.

STATUS PENDERITAS
A. PENDAHULUAN

Laporan ini diambil berdasarkan kasus yang diambil dari seorang pasien yang menderita penyakit demam dengue, berjenis kelamin perempuan dan berusia 28 tahun, dimana pasien tinggal di wilayah Pusdik Arhanud, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang. Dengan berbagai permasalahan yang dihadapi, tidak hanya dari segi biomedis melainkan faktor psikologis dari penderita. Mengingat kasus ini masih banyak ditemukan di masyarakat, maka penting kiranya bagi kita untuk memperhatikan dan mencermatinya, untuk kemudian bisa menjadikannya sebagai pengalaman di lapangan
B. IDENTITAS PENDERITA

Nama Umur Jenis Kelamin Pekerjaan Pendidikan Agama Alamat Status Perkawinan Suku Tanggal Periksa
C. ANAMNESA

: Ny. A : 28 tahun : perempuan : Bekerja di PLN : S1 : Islam : Pusdik Arhanud : Belum kawin : Jawa : 08 oktober 2010

1. Keluhan utama : pusing dan panas 2. Riwayat penyakit sekarang

Dua hari yang lalu sebelum masuk rumah sakit pasien sering mengeluh pusing dan badan terasa panas dengan suhu sekitar 39c. penderita juga mengeluh badan terasa pegal-pegal di seluruh tubuh, disamping itu pasien juga merasakan mual dan batuk dan terdapat bercak
2

merah di sekitar lengan dan perut pasien sehingga pasien tidak dapat melaksanakan aktivitasnya di kantor. Penderita tidak merasa muntah, sesak napas maupun kejang.
3. Riwayat penyakit Dahulu : Riwayat rawat inap (-) Riwayat hipertensi (-) Riwayat sakit gula (-) Riwayat asma (-) Riwayat alergi (-) Riwayat penyakit jantung (-) 4. Riwayat penyakit keluarga : Riwayat keluarga dengan penyakit serupa (-) Riwayat rawat inap (-) Riwayat hipertensi (-) Riwayat sakit gula (-) Riwayat asma (-) Riwayat alergi obat/makanan (-) Riwayat penyakit jantung (-) 5. Riwayat kebiasaan Riwayat merokok (-) Riwayat minum alkohol (-) Riwayat olahraga (-) Riwayat pengisian waktu luang : sering mengikuti kegiatan di kantor, jalan-jalan ke

mall bersama teman-teman


6. Riwayat Sosial Ekonomi

Penderita adalah seorang wanita yang masih single adalah anak pertama dari 3 bersaudara. Penderita saat ini bekerja di PLN cabang singosari. Saat ini penderita tinggal bersama kedua orang tuanya beserta dengan saudara kandungnya. Kebutuhan sehariharinya ditanggung bersama oleh ibu dan bapaknya. Ibunya bekerja sebagai seorang guru SD, sedangkan bapaknya bekerja sebagai TNI. Hubungan Ny A dan orang tua serta saudara kandungnya sangat akrab, saling memperhatikan dan saling pengertian.
7. Riwayat gizi

Penderita untuk makan sehari-hari biasanya tidak teratur dikarenakan kesibukan dikantor. Sehari-sehari biasanya dengan nasi dan lauk pauk seperti tempe, telur, daging. gizi kesan lebih.
D. ANAMNESIS SISTEM 1. Kulit 2. Kepala

: kulit gatal (-), bintik merah di kulit (-) :Sakit kepala (-), pusing (+), rambut tidak rontok (-), luka (-), benjolan :Pandangan mata berkunang-kunang (-), penglihatan kabur (-), : Tersumbat (-), mimisan (-) : Pendengaran berkurang (-), berdengung (-), cairan (-) : Sariawan (-), mulut hiperemis (+), lidah terasa pahit (+) : Sakit menelan (-), serak (-), minum air ada rasa tersendat : Sesak nafas (-), batuk (-), mengi (-) : Berdebar-debar (-), nyeri dada (-),

(-)
3. Mata

ketajaman penglihatan berkurang (-)


4. Hidung 5. Telinga 6. Mulut 7. Ternggorokan 8. Pernafasan 9. Kardiovaskuler

10. Gastrointestinal : Mual (+), muntah (-), diare (-), nafsu makan kurang, nyeri perut (+),

BAB normal
11. Genitourinaria 12. Neurologic

: BAK normal : Kejang (-), lumpuh (-), kaki kesemutan (-)

13. Muskuluskeletal : Kaku sendi (-), nyeri sendi pinggul (-), nyeri tangan dan kaki (-),

nyeri otot (+ )
14. Ekstremitas atas : Bengkak (-), sakit (-), ujung jari tangan hangat (+), telapak tangan

pucat (-)
15. Ekstremitas bawah: bengkak (-), sakit (-), ujung jari tangan hangat (+), 16. Psikiatrik

: emosi stabil (+), mudah tersinggung (+)

E. PEMERIKSAAN FISIK 1. Keadaan umum

: tampak sakit, kesadaran compos mentis ( GCS E4V5M6), status gizi

kesan lebih
2. Tanda Vital BB TB BMI

: 71 Kg : 162 cm : BB/TB = 27, 3 overwieght


4

Tensi : 110/80 Nadi Suhu

: 96/menit : 38,8c

3. Kulit

Sawo matang, turgor baik, ikterik (-), sianosis (-), pucat (-), venektasi (-), petechie (+), spider nevi (-)
4. Kepala

Bentuk mesocephal, luka (-), rambut tidak mudah dicabut, keriput (-), macula (-), atrofi m. temporalis (-), papula (-), nodula (-), kelainan mimic wajah/ bells palsy (-)
5. Mata

Conjunctiva hiperemis (+/+), Sklera ikterik (-/-), pupil isokor (+/+), reflek kornea (+/ +), warna kelopak coklat kehitaman.
6. Hidung

Napas cuping hidung (-), secret (-), epistaksis (-), deformitas hidung (-), hiperpigmentasi (-)
7. Mulut

Bibir hiperemis (+), bibir kering (-), lidah kotor (-), papil lidah atrofi (-), tremor (-), gusi berdarah (-)
8. Telinga

Nyeri tekan mastoid (-), secret (-), pendengaran berkurang (-), cuping telinga dalam batas normal
9. Tenggorokan

Tonsil membesar (-), pharing hiperemis(-)


10. Leher

Trakea di tengah, pembesaran kelenjar tiroid (-), pembesaran kelenjar limfe (-), lesi pada kulit (-)
11. Thoraks

Normochest, simetris, pernapasan thoracoabdominal, retraksi (-), spdernevi (-), sela iga melebar (-) Cor : Inspeksi : ictus cordis tidak tampak Palpasi : ictus cordis tidak kuat angkat
5

Perkusi

: batas kiri atas Batas kanan atas Batas kiri bawah Pinggang jantung

: SIC II Linea para sternalis sinistra : SIC II Linea para sternalis dekstra : SIC V 1 cm medial lineo medio clavicularis sinistra : SIC II linea para sternalis sinistra (batas jantung kesan tidak melebar)

Batas kanan bawah : SIC IV linea para sternalis dekstra

Auskultasi Pulmo :

: bunyi jantung I-II intensitas normal, regular, bising (-)

Statis (depan dan belakang) Inspeksi : pengembangan dada kanan sama dengan kiri Palpasi Perkusi : fremitus raba kiri sama dengan kanan : sonor / sonor

Auskultasi: suara tambahan (-) Dinamis Inspeksi : pengembangan dada kanan sama dengan kiri Palpasi Perkusi
12. Abdomen

: fremitus raba kiri sama dengan kanan : sonor / sonor

Auskultasi: suara tambahan (-) Inspeksi : dinding perut sejajar dengan dinding dada, venektasi (-) Palpasi Perkusi : supel, nyeri epigastrium (+) : Tympani

Auskultasi: bising usus (+)


13. System collumna vertebralis

Inspeksi : deformitas (-), skoliosis (-), kiphosis (-), lordosis (-) Palpasi : nyeri tekan (-)
14. Ekstremitas: palmar eritema (-/-)

Akral dingin
6

Oedem

Status lokalis : regio coxae dextra et sinistra L : deformitas (-), luka (-), F : nyeri tekan (-), krepitasi (-) M : dalam batas normal
15. System genetalia : dalam batas normal 16. Pemeriksaan neurologis

Kesadaran Fungsi luhur N N N N fungsi sensorik

: GCS E4V5M6 : dalam batas normal

Fungsi vegetative : dalam batas normal

fungsi motorik 5 5 N N N 5 5 N N N
7

Kekuatan Penampilan Kesadaran Afek Psikomotor Proses pikir

tonus

RF

RP

17. Pemeriksaan psikiatrik

: Perawatan diri baik : kualitatif tidak berubah, kuantitatif kompos mentis : Appropriate : normoaktif : bentuk: realistic Isi : waham (-), ilusi (-), halusinasi (-) Arus : koheren

Insight Hb leukosit

: baik : 12,8 g / dl (12-16 g / dl ) : 6000 (4000-10.000)

Pemeriksaan Laboratorium

trombosit : 131.000 (150.000-400.000) hematokrit: 39,1 % ( 37%- 48%) eritrosit : 4,37 ( 4-5,5 juta) : : 1(1-3) :1 (0-1) ::79 (50-70) : 11 (20-40) : 8 (0-8) :

Hitung jenis
EOS BAS ST SEG LYM MO

Widal

Typhus O : negatif Typhus H : negatif Paratyph A Paratyph B

: negatif : negatif

F.

RESUME Sejak dua hari yang lalu sebelum masuk rumah sakit, Ny. A mengeluh panas dan pusing.

Panas dirasakan terus menerus.. penderita juga mengeluh badan terasa pegal-pegal di seluruh tubuh, disamping itu pasien juga merasakan mual dan batuk. Penderita tidak merasa muntah, sesak napas maupun kejang. Jika menderita sakit, penderita sering memeriksakan dirinya ke bidan atau puskesmas terdekat. Dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit, kesadaran compos mentis, status gizi kesan lebih. Hasil pemeriksaan darah lengkap menunjukkan Hb 12,8 g / dl, leukosit 6000, trombosit 131.000, hematokrit 39,1 % , eritrosit 4,37 juta, Hitung jenis: EOS 1, BAS 1, SEG 79, LYM 11, MO 8, tes widal : Typhus O negatif, Typhus H negatif, Paratyph A negatif, Paratyph B negative. Berdasarkan hasil anamnesa, pemeriksaan fisik serta laboratorium didapatkan data :
Anamnesa:

Pasien mengeluh panas sejak 2 hari yang lalu dan pusing disertai rasa mual dan pasien merasakan badannya terasa pegal-pegal diseluruh tubuh.
Pemeriksaan fisik didapatkan :

Nyeri perut dan adanya ruam pada tubuh pasien.


pemeriksaan laboratorium : trombositopenia (131.000), tes widal (-)

G. DIGNOSTIK HOLISTIK

Ny. A dengan usia 28 tahun adalah penderita DF yang tinggal dalam nuclear family. Hubungan Ny. A dengan keluarganya berjalan dengan harmonis dan dalam kehidupan social, Ny. A adalah anggota masyarakat biasa dalam kehidupan masyarakat. Sedangkan ibunya adalah pemimpin anggota pengajian di tempat tinggal mereka.
1. Diagnosis dari segi biologis

Penderita menderita DF. Diagnosis Demam dengue pada: Demam dengue (DD) merupakan penyakit akut selama 2-7 hari ditandai dengan dua atau lebih manifestasi klinis sebagai berikut
Nyeri kepala Nyeri retro-orbital Mialgia atau atralgia Ruam kulit Manifestasi perdarahan ( petekie atau uji bending positif) 9

Leucopenia Trombositopenia

2. Diagnosis dari segi psikologis

Hubungan Ny. A dengan keluarganya sangat harmonis, saling mendukung dan saling pengertian. Hubungan dengan adik-adiknya pun berjalan dengan akrab.
3. Diagnosis dari segi social

Penderita hanya anggota masyarakat biasa, namun jarang mengikuti aktivitas atau kegiatan yang dilaksanakan dilingkungannya.
H.

PENATALAKSANAAN Edukasi Edukasi terhadap pasien dan keluarga mengenai: Penyakit DHF yaitu tentang patofisiologi atau perjalanan penyakit Makna perlunya pengendalian dan pemberantasan sarang nyamuk melalui 3M (menguras, mengubur dan menutup tempat penampungan air) Perjalanan penyakit serta prognosa DHF Intervensi farmakologik dan non farmakologik.

1. Non medikamentosa a.

b. Tirah baring

Penderita sebaiknya tidur cukup 6-8 jam setiap harinya dan tidak memaksakan diri dalam melakukan aktivitas sehari-hari karena kesibukan Ny. A sebagai pegawai swasta.
c.

Diet makanan lunak dengan TKTP dan bila belum nafsu makan diberi minum 1,5-2 liter dalam 24 jam (susu, air dengan gula, atau sirup) atau air tawar ditambah garam.

d. Latihan jasmani

Dilakukan setelah pasien keluar dari rumah sakit dan dinyatakan sembuh oleh dokter, karena untuk menjaga kondisi pasien agar tidak mudah terkena penyakit.
e.

Mengurangi stress dan beban pikiran

10

Mengurangi/ menghindari stress dengan lebih mendekatkan diri kepada Allah, bersabar atas penyakit yang diderita serta tidak gampang putus asa terhadap penyakit yang dihadapi pasien. Lebih banyak kegiatan positif di waktu luang, sehingga stress tidak berlebihan.
2. Medikamentosa

Penatalaksanaan Penderita
1. Infus Ringer Lactate atau Ringer Acetate atau NaCl 0,9%. Cairan oral sebanyak

mungkin. Larutan Oralit lebih baik


2. Obat-obat

simtomatik hanya diberikan bila benar-benar diperlukan, seperti

parasetamol atau Xylomidon atau Novalgin injeksi bila suhu tubuh 38,50C dan Metoklopramide bila terjadi muntah-muntah.
3. Infus trombosit diberikan bila ada penurunan jumlah trombosit yang menyolok

disertai dengan tanda-tanda perdarahan masif. Bila terjadi perdarahan yang masif dengan penurun kadar Hb dan Ht, segera beri tansfusi Whole blood.
4. Bila keadaan syok masih belum teratasi dengan pemberian cairan yang cukup sesuai

perhitungan, tanda-tanda perdarahan tidak nyata, dan pemantauan laboratorium tidak menunjukkan perbaikan, maka pilihan kita adalah pemberian FFP (Fresh Frozen Plasma) atau Plasma biasa. Dalam kasus ini diberikan pengobatan: IVFD RA : 33 tts/mnt Ceftriaxon : 2x1g Medixon : 3x125 mg Vometron : 2x8 mg Pamol 3x500 mg/hari Ezygag 2x1 Psidii 3x2 Silex 3x1/2 cth FOLLOW UP
a. b. c. d. e. f. g. h. I.

Tanggal 8 oktober 2010 S O : panas (-) : keadaan umum baik ( GCS E4V5M6) Tanda vital: T N S Status generalis : 120/80 mmHg : 84/menit : 39 C : dalam batas normal
11

Status lokalis Status neurologis Status mentalis A P : OF et causa DF

: dalam batas normal : dalam batas normal : dalam batas normal

: terapi medikamentosa dilanjutkan

Tanggal 9 oktober 2010 S O : keluhan (-) : keadaan umum baik ( GCS E4V5M6) Tanda vital: T N S Status generalis Status lokalis Status neurologis Status mentalis A P : DF + ISPA : terapi medikamentosa dilanjutkan : 110/70 mmHg (pkl 06.00), 120/80 mmHg (pkl 12.00) : 88/menit (pkl 06.00), 80/menit (pkl 12.00) : 36 C : dalam batas normal : dalam batas normal : dalam batas normal : dalam batas normal

Tanggal 10 oktober 2010 S O : keluhan (-) : keadaan umum baik ( GCS E4V5M6) Tanda vital: T N S Status generalis Status lokalis Status neurologis Status mentalis A P : DF : terapi medikamentosa dilanjutkan : 120/70 mmHg (pkl 06.00), 130/80 mmHg (pkl 12.00), : 80/menit (pkl 06.00), 80/menit (pkl 12.00) : 36 C : dalam batas normal : dalam batas normal : dalam batas normal : dalam batas normal

Tanggal 11 oktober 2010 S : keluhan (-)


12

: keadaan umum baik ( GCS E4V5M6) Tanda vital: T N S Status generalis Status lokalis Status neurologis Status mentalis : 90/60 mmHg (pkl 06.00), 120/80 mmHg (pkl 12.00), : 80/menit (pkl 06.00), 72/menit (pkl 12.00) : 36 C : dalam batas normal : dalam batas normal : dalam batas normal : dalam batas normal

A P

: DF : pamol di hentikan pemberiaannya, biocurliv 3x1, terapi medikamentosa yang lain dilanjutkan

Tanggal 12 oktober 2010 S O : keluhan (-) : keadaan umum baik ( GCS E4V5M6) Tanda vital: T N S Status generalis Status lokalis Status neurologis Status mentalis A P : DF : terapi medikamentosa dilanjutkan : 120/90 mmHg (pkl 06.00), 110/70 mmHg (pkl 12.00), : 80/menit (pkl 06.00), 84/menit (pkl 12.00) : 36 C : dalam batas normal : dalam batas normal : dalam batas normal : dalam batas normal

Tanggal 13 oktober 2010 S O : keluhan (-) : keadaan umum baik ( GCS E4V5M6) Tanda vital: T N S Status generalis Status lokalis Status neurologis : 120/80 mmHg (pkl 06.00), 130/80 mmHg (pkl 12.00), : 84/menit (pkl 06.00), 84/menit (pkl 12.00) : 36 C : dalam batas normal : dalam batas normal : dalam batas normal
13

Status mentalis A P
I.

: dalam batas normal

: DF : Difluxin 1x1, Aviter 1x1, Psidii 3x2, Omexazon 1x1 Suhu Ny. A sudah menurun Sudah tidak keluhan lagi FLOW SHEET Tanggal Vital sign BB/T B 71/16 2 BMI 27,3 Hasil lab Hb : 12,8 g / dl leukosit : 6000 trombosit : 131.000 hematokrit: 39,1 % eritrosit : 4,37 Hitung jenis EOS : 1 BAS :1 ST : SEG :79 LYM : 11 MO : 8 Widal : Typhus O : negatif Typhus H : negatif Paratyph A : negatif Paratyp B : negative keluhan Demam, batuk, pusing, mual Rencana
1. Tirah baring 2. Mengurangi

Kesimpulan :

N o 1

8 oktober T:120/70 2010 mmHg RR: tidak dilakukan N : 84x/mnt S : 390C

stress dan beban pikiran 3. Minum air putih 2-3 liter/hari 4. Diet TKTP Penunjang Dx: DL Terapi medikamentos a: - IVFD RA : 33 tts/mnt - Ceftriaxon - medixon - vometron Po: pamol 3x500 mg/hari -Ezygag 2x1 -Psidii 3x2 -silex 3x1/2 cth Penunjang Dx:DL Terapi medikamentos a dilanjutkan: Terapi medikamentos a: - IVFD RA :

9 oktober T:110/70 2010 mmHg RR: tidak dilakukan N : 80x/mnt S : 360C

Hb : 13,7 g / dl leukosit : 4800 trombosit : 85.000 hematokrit : 42,2% eritrosit : 4,7 juta
14

Keluhan (-)

33 tts/mnt ceftriaxon medixon vometron

10 oktober 2010

T:120/70 mmHg RR: tidak dilakukan N : 80x/mnt S : 360C

Hb : 13,2 g / dl leukosit : 6900 trombosit: 66.000 hematokrit: 40,3 % eritrosit : 4,57 juta Hitung Jenis EOS : 1 (1-3) BAS :1 (0-1) ST ; 0 (2-6) SEG : 81 (5070) LYM:12 (20-40) MO : 5 (2-8)

11 oktober

T:120/70 mmHg

Hb dl
15

: 14,9 g /

Keluhan (-)

Po: - pamol 3x500 mg/hari -Ezygag 2x1 -Psidii 3x2 -silex 3x1/2 cth selain itu diberikan pula terapi non medikamentos a (bed rest dan diet TKTP dan minum air putih 2-3 liter/hari) Terapi medikamentos a dilanjutkan Terapi medikamentos a: - IVFD RA : 33 tts/mnt - ceftriaxon - medixon - vometron Po: - pamol 3x500 mg/hari -Ezygag 2x1 -Psidii 3x2 -silex 3x1/2 cth selain itu diberikan pula terapi non medikamentos a (bed rest dan diet TKTP dan minum air putih 2-3 liter/hari) Penunjang Dx:DL

2010

RR: tidak dilakukan N : 80x/mnt S : 360C

leukosit : 12.400 trombosit : 22.000 hematokrit : 45,7% eritrosit : 5.09 juta SGOT : 76 U/L SGPT : 56 U/L

12 oktober 2010

T:90/60 mmHg RR: tidak dilakukan N : 72x/mnt S : 360C

Hb: 14,7 g / dl Keluhan leukosit : 21.800 (-) trombosit: 14.000 hematokrit: 45,0 % eritrosit : 5.02 juta

Terapi medikamentos a dilanjutkan: Terapi medikamentos a: - IVFD RA : 33 tts/mnt - ceftriaxon - medixon - vometron Po ; -Ezygag 2x1 -Psidii 3x2 -silex 3x1/2 cth - biocurliv 3x1 selain itu diberikan pula terapi non medikamentos a (bed rest dan diet TKTP dan minum air putih 2-3 liter/hari) Penunjang Dx:DL Terapi medikamentos a dilanjutkan: Terapi medikamentos a: - IVFD RA : 33 tts/mnt - ceftriaxon - medixon - vometron Po: -Ezygag 2x1 -Psidii 3x2 -silex syr -biocurliv 3x1 selain itu diberikan pula terapi non medikamentos a (bed rest dan

16

13 oktober 2010

T:120/80 mmHg RR: tidak dilakukan N : 84x/mnt S : 360C

Hb : 14,7 g / dl Keluhan leukosit : 12.300 (-) trombosit: 23.000 hematokrit: 44,2 % eritrosit : 4,92juta

diet TKTP dan minum air putih 2-3 liter/hari) Penunjang Dx:DL Terapi medikamentos a dilanjutkan: Terapi medikamentos a: - IVFD RA : 33 tts/mnt - ceftriaxon - medixon - vometron Po: -Ezygag 2x1 -Psidii 3x2 -silex syr -biocurliv 3x1 - BIEPL -aviter 1x1 sacl -omeksazon -difloxin selain itu diberikan pula terapi non medikamentos a (bed rest dan diet TKTP dan minum air putih 2-3 liter/hari)

IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI DALAM KELUARGA


A. 1.

FUNGSI HOLISTIK Fungsi biologis Keluarga ini terdiri dari 5 orang anggota keluarga. Ny. A adalah anak pertama dari 3 bersaudara. Keluarga ini menganggap penting penyakit demam berdarah sehingga diperlukan penanganan yang serius. Untuk itu Ny A di antar ke rumah sakit untuk memeriksakan dirinya.

2.

Fungsi Psikologis

17

Hubungan Ny. A dengan anggota keluarga sangat baik, dimana satu sama lain saling mendukung,
3.

memperhatikan dan saling pengertian.

Hubungan antara saudara

kandungnya juga berjalan dengan akrab. Fungsi Sosial Keluarga ini mempunyai kedudukan social di masyarakat. Dimana ibu dari Ny. A adalah menjadi pemimpin pengajian yang sering diadakan di kampung tersebut. Hubungan dengan tetangga sangat baik dan rukun. Namun Ny. A kurang memperingati tradisi atau budaya jawa, hal ini dapat dilihat jika ada perkumpulan di kampung Ny. A kurang aktif mengikuti kegiatan tersebut.
B.

FUNGSI FISIOLOGIS DENGAN APGAR SCORE


Adaptation

Kemampuan anggota keluarga tersebut beradaptasi dengan anggota keluarga yang lain, serta penerimaan, dukungan dan saran dari anggota keluarga yang lain.
Partnership

Menggambarkan komunikasi, saling membagi, saling mengisi antara anggota keluarga dalam segala masalah yang dialami oleh keluarga tersebut
Growth

Menggambarkan dukungan keluarga terhadap hal-hal baru yang dilakukan anggota keluarga tersebut
Affection

Menggambarkan hubungan ksih saying dan interaksi antar anggota keluarga


Resolve

Menggambarkan kepuasan anggota keluarga tentang kebersamaan dan waktu yang dihabiskan bersama anggota keluarga yang lain. Ny. A (28 tahun) Apgar Ny. A terhadap keluarga 0 A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga saya bila saya menghadapi masalah P Saya puas dengan cara keluarga saya membahas dan membagi masalah dengan saya G Saya puas dengan cara keluarga saya menerima dan mendukung keinginan saya untuk melakukan kegiatan baru atau arah hidup yang baru A Saya puas dengan cara keluarga saya mengekspresikan kasih sayangnya dan merespon smosi saya seperti kemarahan, perhatian dll
18

1 2 X X X X

R Saya puas dengan cara keluarga saya dan saya membagi waktu bersamasama Untuk Ny A apgar score dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Adaptation

Ny. A sangat mendapat dukungan , saran dan bantuan dari keluarganya tempat Ny. A tinggal. Jika menghadapi suatu masalah dan memerlukan bantuan, Ny. A biasanya menceritakan keluhan tersebut kepada teman-temannya dibandingkan kepada keluarganya. Score : 1
2. Partnership

Hubungan Ny. A dengan keluarganya sangat akrab. Jika ada suatu masalah Ny. A tidak selalu menceritakan masalah tersebut pada keluarganya. Score : 1
3. Growth

Ny. A sering mendapat dukungan dari anggota keluarganya untuk melakukan hal-hal yang baru dan positif. Misalnya dalam hal kuliah dan bekerja, Ny. A di dukung oleh keluarganya dalam hal memilih jurusan dan tempatnya bekerja.
4. Affection

Antara anggota keluarga saling menyayangi dan saling memberikan perhatian. Score : 2
5. Resolve

Ny. A merasa puas dengan kebersamaan dan waktu yang diberikan oleh keluarganya untuknya. Hal ini bisa dilihat jika ada waktu luang yang dimiliki oleh keluarga Ny. A maka mereka sering kumpul bersama atau pergi rekreasi. Score : 1 Total APGAR score Ny. A=7 ( fungsi keluarga dalam keadaan baik) Ny. M (53 tahun) APGAR Ny. M terhadap keluarga Apgar Ny. M terhadap keluarga 0 A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga saya bila saya menghadapi masalah P Saya puas dengan cara keluarga saya membahas dan membagi masalah 1 2 X

19

dengan saya G Saya puas dengan cara keluarga saya menerima dan mendukung keinginan saya untuk melakukan kegiatan baru atau arah hidup yang baru A Saya puas dengan cara keluarga saya mengekspresikan kasih sayangnya dan merespon smosi saya seperti kemarahan, perhatian dll R Saya puas dengan cara keluarga saya dan saya membagi waktu bersamasama Untuk Ny M apgar score dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Adaptation

X X X

Ny. M sangat mendapat dukungan , saran dan bantuan dari keluarganya tempat Ny. M tinggal. Jika menghadapi suatu masalah dan memerlukan bantuan, Ny. M biasanya menceritakan keluhan tersebut kepada keluarganya terutama kepada suami dan Ny. A sehingga masalah yang dihadapi bisa dipecahkan bersama-sama. Score : 2
2. Partnership

Hubungan Ny. M dengan keluarganya sangat akrab. Jika ada suatu masalah Ny. M hanya menceritakan masalah tersebut pada Ny.A dan suaminya, jarang di ceritakan kepada anak-anaknya yang lain. Score : 1
3. Growth

Ny. M sering mendapat dukungan dari anggota keluarganya untuk melakukan hal-hal yang baru dan positif. Misalnya dalam hal kuliah untuk menyelesaikan program khusus, Ny M mendapat dukungan dari suami serta anak-anaknya..
4. Affection

Antara anggota keluarga saling menyayangi dan saling memberikan perhatian. Score : 2
5. Ny. M merasa puas dengan kebersamaan dan waktu yang diberikan oleh keluarganya

untuknya. Hal ini bisa dilihat jika ada waktu luang yang dimiliki oleh keluarga Ny. M maka mereka sering kumpul bersama atau pergi rekreasi. Score : 2 Total APGAR score Ny. A=9 ( fungsi keluarga dalam keadaan baik)

Sdr. R (13 tahun) APGAR score sdr R terhadap keluarga


20

Apgar Sdr. R terhadap keluarga 0 A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga saya bila saya menghadapi masalah P Saya puas dengan cara keluarga saya membahas dan membagi masalah dengan saya G Saya puas dengan cara keluarga saya menerima dan mendukung keinginan saya untuk melakukan kegiatan baru atau arah hidup yang baru A Saya puas dengan cara keluarga saya mengekspresikan kasih sayangnya dan merespon emosi saya seperti kemarahan, perhatian dll R Saya puas dengan cara keluarga saya dan saya membagi waktu bersamasama Untuk Sdr. R apgar score dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Adaptation

1 2 X X X X X

Sdr. R mendapat dukungan , saran dan bantuan dari keluarganya tempat Ny. A tinggal. Jika menghadapi suatu masalah dan memerlukan bantuan, Sdr biasanya menceritakan keluhan tersebut kepada keluarganya terutama kepada ibunya masalah yang dihadapi bisa dipecahkan bersama-sama. Score : 1
2. Partnership

Hubungan Sdr. R dengan keluarganya sangat akrab. Jika ada suatu masalah Sdr. R jarang menceritakan masalah tersebut pada keluarganya. Score : 1
3. Growth

Sdr R sering mendapat dukungan dari anggota keluarganya untuk melakukan hal-hal yang baru dan positif. Misalnya dalam hal melanjutkan pendidikan Sdr. R selalu mendapat dukungan dari orang tua serta saudaranya...
4. Affection

Antara anggota keluarga saling menyayangi dan saling memberikan perhatian. Score : 2
5. Sdr. R merasa puas dengan kebersamaan dan waktu yang diberikan oleh keluarganya

untuknya. Hal ini bisa dilihat jika ada waktu luang yang dimiliki oleh keluarga Sdr. R maka mereka sering kumpul bersama atau pergi rekreasi. Score : 2 Total APGAR score Sdr R = 8 ( fungsi keluarga dalam keadaan baik)

21

Tn. T (57tahun) APGAR score Tn T terhadap keluarga Apgar Tn. T terhadap keluarga 0 A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga saya bila saya menghadapi masalah P Saya puas dengan cara keluarga saya membahas dan membagi masalah dengan saya G Saya puas dengan cara keluarga saya menerima dan mendukung keinginan saya untuk melakukan kegiatan baru atau arah hidup yang baru A Saya puas dengan cara keluarga saya mengekspresikan kasih sayangnya dan merespon smosi saya seperti kemarahan, perhatian dll R Saya puas dengan cara keluarga saya dan saya membagi waktu bersamasama Untuk Tn. T apgar score dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Adaptation

1 2 X X X X X

Tn. T sangat mendapat dukungan , saran dan bantuan dari keluarganya tempat Tn.T tinggal. Jika menghadapi suatu masalah dan memerlukan bantuan, Tn. T biasanya menceritakan keluhan tersebut kepada keluarganya terutama kepada istrinya sehingga masalah yang dihadapi bisa dipecahkan bersama-sama. Score : 1
2. Partnership

Hubungan Tn. T dengan istrinya berjalan baik. Namun terhadap anaknya Tn. T terkesan kaku dan pendiam. Jika ada suatu masalah Tn. T tidak selalu menceritakan masalah tersebut pada keluarganya. Score : 1
3. Growth

Tn. T mendapat dukungan dari anggota keluarganya untuk melakukan hal-hal yang baru dan positif. Score : 1
4. Affection

Antara anggota keluarga saling menyayangi dan saling memberikan perhatian. Score : 2
5. Tn. T merasa puas dengan kebersamaan dan waktu yang diberikan oleh keluarganya

untuknya. Hal ini bisa dilihat jika ada waktu luang yang dimiliki oleh keluarga Tn. T maka mereka sering kumpul bersama atau pergi rekreasi.
22

Score : 2 Total APGAR score Tn T= 7 ( fungsi keluarga dalam keadaan baik) Tn. P (19 tahun) APGAR score Tn. P terhadap keluarga Apgar Tn. P terhadap keluarga 0 A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga saya bila saya mengahadpi masalah P Saya puas dengan cara keluarga saya membahas dan membagi masalah dengan saya G Saya puas dengan cara keluarga saya menerima dan mendukung keinginan saya untuk melakukan kegiatan baru atau arah hidup yang baru A Saya puas dengan cara keluarga saya mengekspresikan kasih sayangnya dan merespon emosi saya seperti kemarahan, perhatian dll R Saya puas dengan cara keluarga saya dan saya membagi waktu bersamasama Untuk Tn. P apgar score dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Adaptation

2 X

X X X X

Tn. P sangat mendapat dukungan, saran dan bantuan dari keluarganya tempat Tn. P tinggal. Jika menghadapi suatu masalah dan memerlukan bantuan, Tn. P biasanya menceritakan keluhan tersebut kepada keluarganya terutama kepada ibunya masalah yang di hadapi bisa dipecahkan bersama-sama. Score : 2
2. Partnership

Hubungan Tn. P dengan keluarganya sangat akrab. Namun, Jika ada suatu masalah Tn. P tidak selalu menceritakan masalah tersebut pada keluarganya. Score : 1
3. Growth

Tn. P kurang mendapat dukungan dari anggota keluarganya untuk melakukan hal-hal yang baru dan positif. Misalnya dalam hal melanjutkan pendidikan Tn. P didikte untuk melanjutkan ke jurusan tertentu. Score : 1
4. Affection

Antara anggota keluarga saling menyayangi dan saling memberikan perhatian. Score : 2
23

5. Tn. P merasa jarang menghabiskan waktu bersama keluarganya. Hal ini bisa dilihat

jika ada waktu luang yang dimiliki oleh keluarga Tn. P jarang berkumpul bersama atau pergi rekreasi. Score : 1 Total APGAR score Tn. T = 7 ( fungsi keluarga dalam keadaan baik)
C. FUNGSI PATOLOGIS DENGAN ALAT SCREEM

Fungsi patologis dari keluarga Ny. A dinilai dengan menggunakan alat S.C.R.E.E.M sebagai berikut: SCREEM keluarga Ny. A Social Culture Religious Economic Educational Medical Sumber Ikut berpartisipasi dalam kegiatan di lingkungannya Menggunakan adat-istiadat Jawa dalam kehidupan seharihari Anggota keluarga menjalankan sholat 5 waktu di rumah Penghasilan keluarga yang relatif tidak stabil Tingkat pendidikan keluarga yang lumayan cukup, Ny. A lulusan s1 Dalam mencari pelayanan kesehatan, keluarga Ny. A pergi ke bidan, atau puskesmas terdekat, sangat memperhatikan jika ada yang terkena penyakit Kesimpulan: Dalam keluarga Ny. A ditemukan satu fungsi patologis yaitu social. Dimana Ny.A kurang berpartisipasi aktif dalam mengikuti aktivitas yang dilaksanakan di tempat tinggalnya karena kesibukan Ny. A bekerja di kantor.
D. GENOGRAM DALAMA KELUARGA

Patologis + -

24

Keterangan: = laki-laki
X

= penderita

= perempuan Kesimpulan: DF tidak ditemukan pada anggota keluarga lainnya.

= telah meninggal

E. INFORMASI POLA INTERAKSI KELUARGA

Keterangan: : hubungan baik : hubungan tidak baik : laki-laki : perempuan

Kesimpulan: hubungan Ny. A dengan setiap anggota keluarga yang tinggal bersamanya cukup baik IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN
A. IDENTIFIKASI FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU KELUARGA 1. Factor Perilaku Keluarga a.

Pengetahuan Keluarga ini memiliki pengetahuan yang baik tentang kesehatan karena memiliki tingkat pengetahuan yang relative tinggi. Menurut pendapat semua anggota keluarga, yang dimaksud kondisi dimana seseorang tidak menderita penyakit sehingga bisa melakukan aktivitasnya dengan baik. Penderita dan keluarganya
25

sudah banyak mengetahui tentang penyakit demam berdarah, sehingga ketika Nn.A mengalami gejala yang mirip dengan demam segera membawa Nn.A ke rumah sakit.
b.

berdarah, maka keluarga Nn.A

Sikap Keluarga ini sangat peduli terhadap kesehatan penderita maupun anggota keluarga yang lain. Jika ada anggota keluarga yang menderita sakit, maka langsung diperiksakan ke bidan atau puskesmas di sekitar rumah mereka

c.

Tindakan Keluarga langsung mengantarkan Ny. A untuk berobat ke rumah sakit ketika Ny. A mendapat gejala panas dan pusing. Disamping itu, mereka sangat menjaga kesehatan kesehatan lingkungan. Namun Ny. A mempunyai pola makan yang kurang teratur sehingga sering di paksa ibunya untuk makan.

d.

Faktor Non Perilaku Faktor non perilaku yang mempengaruhi kesehatan masyarakat adalah lingkungan hidup. Lingkungan hidup adalah segala sesuatu baik benda maupun keadaan yang berada disekitar manusia, yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia dan masyarakat, yaitu lingkungan biologi, lingkungan fisik, lingkungan ekonomi dan lingkungan social (Entjang, 2000). Keadaan perumahan adalah salah satu faktor yang menentukan keadaan hygiene dan sanitasi lingkungan. Perumahan yang terlalu padat dan sempit mengakibatkan tingginya kejadian penyakit, kecelakaan dan lain-lain. Rumah yang sehat menurut Winslow adalah yang mampu memenuhi kebutuhan fisiologis, psikologis, menghindari terjadinya kecelakaan, dan menghindari terjadinya penyakit (Sukarni 1994). a. Lingkungan Sampai laporan ini disusun, kami belum sempat melakukan home visit, karena ada anggota keluarga penderita ibu, ikut menunggu dan menemani di rumah sakit. Sedangkan keluarga penderita yang lain sibuk dengan pekerjaan dan urusannya masing-masing. b. Pelayanan kesehatan Menurut pengakuan ibu penderita, rumah mereka cukup dekat dengan puskesmas dan tempat praktek bidan. Sehingga jika sakit, penderita dan keluarga bisa segera mendatangi tempat pelayanan kesehatan tersebut. c. Keturunan
26

Tidak ada faktor keturunan untuk sakit yang diderita pasien saat ini. Diagram factor perilaku dan non perilaku

Kesimpulan: Identifikasi faktor perilaku dan faktor non perilaku keluarga NY. A cukup mendukung kesehatan NY.A karena cukup memahami tentang masalah kesehatan, kepedulian keluarga terhadap penyakit yang diderita Ny,A serta tempat pelayanan kesehatan yang cukup dekat dengan tempat tinggal Ny. A Denah rumah keluaarga Ny. A

27

DAFTAR MASALAH A. MASALAH MEDIS Dengue Fever


B. MASALAH NON MEDIS 1. Ny. A tidak teratur dalam menjaga pola makannya 2. Ny. A sangat mudah tersinggung 3. Ny. A mengahadapi stress ketika memikirkan pekerjaan di kantor yang belum selesai,

namun Ny. A masih dalam kondisi sakit


C. DIAGRAM PERMASALAHAN KELUARGA

28

KESIMPULAN DAN SARAN


A. KESIMPULAN HOLISTIK

Diagnose holistic : Ny. A (28 tahun) adalah penderita DF dalam nuclear family dengan kondisi keluarga yang sangat harmonis, status ekonomi menengah, pendidikan yang tinnggi dan merupakan anggota masyarakat biasa dalam kehidupan masyarakat dan sering mengikuti beberapa aktivitas pada tempat Ny. A bekerja.
1. Segi Biologis

Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang didapatkan hasil bahwa Ny. W ( 28 tahun ) menderita dengue fever.
2. Segi psikologis

Ny. A memiliki APGAR score 7 menunjukkan fungsi keluarga yang baik. Hubungan antar keluarga berjalan sangat harmonis, adanya perhatian dan kasih saying yang lebih terutama dari ibunya. Hubungan antara Ny.A dan saudaranya juga saling mendukung, memperhatikan dan saling pengertian.
3. Segi sosial

Keluarga ini memiliki status ekonomi menengah, tingkat pendidikan dalam keluargan Ny, A juga tinggi, di samping itu ibu Ny. A adalah pemimpin kelompok pengajian yang berada di tempat tinggal mereka.
B. SARAN KOMPREHENSIF

Ny. A perlu diberikan edukasi mengenai penyakit Dengue fever disamping itu, agar menjaga pola makannya dengan teratur. Selain itu penderita melakukan diet tinggi kalori dan tinggi protein. Dan meneruskan terapi yang diberikan. Membatasi aktivitas fisik yang diberikan serta melakukan aktivitas olahraga yang teratur.
1. Promotif

Edukasi penderita dan keluarga mengenai Dengue fever beserta komplikasi yang ditimbulkan. Segera Memeriksakan diri ke dokter atau puskesmas terdekat jika menderita sakit yang serupa.
2. Preventif

Tetap menjaga kondisi tubuh disamping itu menjaga pola makan dengan diet tinggi kalori dan tinggi protein, disamping itu memperbanyak minum air putih dan menghindari diri stress yang berlebihan.
3. Kuratif 29

Obat penurun panas Antibiotik 4. Rehabilitative

Edukasi dan motivasi kepada pasien bahwa penderita Dengue Fever sebaiknya membatasi aktivitas dan menambah waktu istirahat serta pola makan penderita harus teratur.

30

Anda mungkin juga menyukai