Anda di halaman 1dari 2

MENJAGA JARAK,MENJAGA DIRI. KB ISLAMI, ADAKAH?

Bila kita mendengar pokok bahasan tentang menjaga jarak kelahiran, pastilah kita terhubung dengan pokok bahasan tentang Keluarga Berencana atau lazim disingkat KB. Keluarga Berencana atau KB merupakan istilah yang sudah sangat akrab ditelinga sebagian besar warga masyarakat. KB sendiri selalu dihubungkan dengan berbagai metode atau alat yang digunakan untuk upaya-upaya mencegah terjadinya kehamilan. Hakekatnya seorang wanita yang menjaga jarak kelahiran telah melakukan suatu upaya untuk menjaga diri sendiri utamanya kesehatan reproduksinya. Andai seorang wanita tidak menjaga jarak kelahirannya sepanjang kurun reproduksinya dalam perkawinan patut diduga akan menuai berbagai permasalahan reproduksi yang ujung-ujungnya mempengaruhi kualitas kehidupannya ssebagai seorang ibu. Timbul pertanyaan adakah upaya-upaya menjaga jarak kelahiran yang tidak bertentangan dengan Islam atau apakah Islam bertentangan dengan upaya-upaya menjaga jarak kelahiran. Banyak hal mengenai ini yang masih diperdebatkan atau menimbulkan ketidaksepakatan diantara kita.Secara medis wacana menjaga jarak kelahiran meliputi tiga periodisasi yaitu upaya menunda, menjarangkan, dan mengakhiri kelahiran. Barangkali kita tidak sepakat dengan menunda dan mengakhiri, namun upaya menjarangkan kelahiran merupakan suatu yang sudah selayaknya dilakukan oleh setiap pasangan. Adakah metode yang benar-benar sesuai dengan syaiat Islam? Pada dasarnya sesuatu yang sunatullah pastilah Islami. Pengaturan jarak kelahiran yang sunatullah pastilah tidak menimbulkan kerugian terhadap kesehatan reproduksi maupun kerugian terhadap kesehatan secara keseluruhan. Dan sesuatu yang sunatullah tentunya sesuatu yang mempunyai implikasi baik ditinjau dari segi apapun, sebagai missal dari segi teknik medik tentunya mudah dikerjakan, dari segi ekonomi tentunya murah, dari segi syarI tentunya tidak bertentangan, dan masih banyak segi-segi yang lain. Menyusui adalah perilaku seorang ibu yang sesuai dengan sunatullah. Seorang ibu yang menyusui bayinya berarti dia menunaikan kewajibannya dan disatu sisi dia telah juga memberikan hak bayinya. Menyusui andai ditunaikan secara baik dan benar bukan saja memberikan implikasi yang luar biasa terhadap kesehatan ibu maupun bayinya. Perilaku menyusui adalah investasi kesehatan masa depan utamanya bagi si bayi. Implikasi parilaku menyusui yang baik dan benar juga berakibat dapat tertundanya proses

ovulasi (pelepasan telur) dari wanita sehingga dengan sendirinya dapat menjarangkan jarak kelahiran. Bagaimanakah menyusui yang baik dan benar? Ada tiga kunci menyusui yang baik dan benar. Pertama melakukan inisiasi menyusu dini, yaitu ketika bayi baru lahir segera diupayakan kontak fisik dengan ibunya (disebut kontak kulit ke kulit).Kedua konsisten member hanya asi kepada bayinya selama enam bulan pertama kehidupan bayi atau yang disebut menyusu secara eksklusif.Ketiga mengupayakan menyusui selama dua tahun. Dengan ketiga kunci tersebut menyusui juga berfungsi menjaga jarak kelahiran yang cukup efektif.Hal itu bisa dilakukan dengan mudah, murah, dan tentunya Islami. Hanya perlu kemauan yang sungguh-sungguh dan konsisten dalam menjalankan. Cara lain yang sesuai syariat adalah dengan metode pantang berkala. Sama seperti menyusui metode pantang berkala membutuhkan kemauan yang sungguh-sungguh dan konsisten dalam menjalankan. Kaidah utama metode tersebut adalah tidak melakukan hubungan badan suami istri ketika istri dalam kedaan subur. Bagaimana mengetahui bahwa isteri dalam keadaan subur? Pada lazimnya kesuburan wanita dalam masa reproduksi terjadi pada masa pertengahan siklus haidnya, walaupun hakekatnya kesuburan itu terjadi hanya beberapa jam, namun kapan terjadinya sulit dipastikan. Oleh karena itu diambil rentang waktu sekitar tujuh hari untuk tidak melakukan hubungan suami istri di masa pertengahan siklus haidnya. Upaya ini bisa dipertajam dengan mengenali salah satu tanda waktu suburnya wanita, yaitu adanya pengeluaran lendir dari liang sanggama yang encer dan berlebihan. Metode lain yang dapat dianggap sebagai upaya menjaga jarak kelahiran adalah metode sanggama terputus. Hanya saja keberhasilan metode ini sangat tergantung kesungguhan pihak pria dalam pengedalian diri. Ketiga metode tersebut bila dilakukan dengan baik dan benar dapat menjadi metode menjaga jarak kelahiran yang cukup efektif, terlebih bila saling digabungkan, misalnya melakukan metode pantang berkala dan metode sanggama terputus, atau metode menyusui dengan sanggama terputus. Hal tersebut jelas akan meningkatkan efektifitas upaya menjaga jarak kelahiran. Metode-metode tersebut dapat dijalankan dengan mudah, murah, dan tentu saja Islami demi kebaikan keluarga.

Anda mungkin juga menyukai