PEMERIKSAAN FORENSIK LINTAS NEGARA

BUDI SAMPURNA 16 Desember 2004

ILUSTRASI KASUS:
SEORANG W.N.I. MENINGGAL DALAM PESAWAT UDARA R.I. SEWAKTU DALAM PENERBANGAN DALAM WILAYAH UDARA NEGARA R. PESAWAT MENDARAT DI NEGARA B JENASAH DITANGANI PETUGAS PENEGAK HUKUM NEGARA B

RUMUSAN MASALAH UTAMA:

1. APAKAH NEGARA B BERWENANG MELAKUKAN PEMERIKSAAN FORENSIK TERHADAP JENASAH ? 2. APAKAH HASIL PEMERIKSAANNYA SAH DAN DAPAT DITERIMA (ADMISSIBLE) DI PENGADILAN R.I.? 3. ATAU ADAKAH PROSEDUR KHUSUS UNTUK MENCAPAI ADMISSIBLE ?
Tulisan ini dimaksudkan hanya untuk merangsang diskusi

KEBERLAKUAN HUKUM PIDANA ?

SEBAGAI DASAR DARI TINDAKAN PENYIDIKAN DAN PENUNTUTAN ?

KEBERLAKUAN HUKUM PIDANA NEGARA R.I.

ASAS TERITORIALITAS :
DI DALAM PESAWAT R.I., DI UDARA NEGARA R (saat meninggal) HUKUM PIDANA NEGARA R DAPAT DIBERLAKUKAN (?) MENURUT PASAL 3 KUHP YANG MEMPERLUAS KETENTUAN DALAM PASAL 2 KUHP, MAKA HUKUM PIDANA R.I. BERLAKU PADA KASUS TERSEBUT

 PASAL 2 KUHP
KETENTUAN PIDANA DALAM PERUNDANG-UNDANGAN INDONESIA DITERAPKAN BAGI SETIAP ORANG YANG MELAKUKAN SESUATU TINDAK PIDANA DI INDONESIA

PASAL 3 KUHP (UU 4 / 1976)

KETENTUAN PIDANA DALAM PERUNDANG-UNDANGAN INDONESIA BERLAKU BAGI SETIAP ORANG YANG DI LUAR WILAYAH INDONESIA MELAKUKAN TINDAK PIDANA DI DALAM KENDARAAN AIR ATAU PESAWAT UDARA INDONESIA

KEBERLAKUAN HUKUM PIDANA NEGARA B:

ASAS TERITORIALITAS:
SEANDAINYA TINDAK PIDANA DILAKUKAN DI PESAWAT UDARA R.I. YG SEDANG BERLABUH DI WILAYAH NEGARA B, MAKA HUKUM PIDANA NEGARA B DAPAT DIBERLAKUKAN (HR 20 APRIL 1948)

ASAS PERSONALITAS:
SEANDAINYA PELAKUNYA W.N. B, MAKA NEGARA B MAKA HUKUM PIDANA NEGARA B DAPAT DIBERLAKUKAN.

KEWENANGAN MELAKUKAN PEMERIKSAAN FORENSIK

SEBAGAI BAGIAN DARI PENYELIDIKAN (PRELIMINARY INVESTIGATION) YANG TIDAK TERLEPAS DARI PENYIDIKAN ?

DASAR PEMIKIRAN
PADA KASUS TEMUAN MAYAT KADANG-KADANG PENYIDIK BELUM DAPAT MENENTUKAN APAKAH TELAH TERJADI TINDAK PIDANA SEBELUM DIKETAHUI PENYEBAB KEMATIANNYA, OLEH KARENA ITU PEMERIKSAAN FORENSIK DISINI DILAKUKAN PADA MASA PRAPENYIDIKAN.

KEWENANGAN NEGARA B:
KEMUNGKINAN, PEMERIKSAAN YANG DILAKUKAN SAAT ITU BERSIFAT PENYELIDIKAN , YAITU UNTUK MENGETAHUI SEBAB KEMATIAN ? DENGAN CATATAN BAHWA SETELAH DITEMUKAN ADANYA BUKTI ADANYA TINDAK PIDANA, MAKA NEGARA B WAJIB MENYERAHKAN BERKAS KEPADA R.I. DAN MENYERAHKAN PENYIDIKAN DAN PENUNTUTAN KEPADA R.I. SEBAGAI NEGARA YG BERWENANG.

FORENSIC AUTOPSY
(N.F.I., April 2002, pp 4-5)
THAT UNCERTAINTY WITH REGARD TO THE CAUSE OF DEATH ON THE PART OF THE PATHOLOGIST AND POLICE WILL MAKE A FORENSIC AUTOPSY NECESSARY. THE PUBLIC PROSECUTOR DECIDES WHETHER TO ORDER A FORENSIC AUTOPSY ON THE BASIS OF THE REPORT ISSUED BY THE PATHOLOGIST AND THE POLICE. THE FAMILYS PERMISSION IS NOT NEEDED FOR A FORENSIC AUTOPSY.

BERLAKUKAH HASIL PEMERIKSAAN FORENSIK NEGARA B DI PENGADILAN INDONESIA ?

ADMISSIBILITY

PERTIMBANGAN
KETENTUAN HUKUM KREDIBILITAS AHLI DAN INSTITUSI PEMERIKSA FORENSIK KREDIBILITAS PRODUK (PEMERIKSAAN FORENSIK)
MATERIEL (SUBSTANSIEL) FORMIEL (PROSEDURIEL)

KETENTUAN HUKUM
KUHAP TIDAK MEMBATASI KEWARGANEGARAAN AHLI KUHAP TIDAK MEMBATASI LOKASI INSTITUSI PEMERIKSA FORENSIK

PASAL 1 BUTIR 28 KUHAP

Keterangan ahli adalah keterangan yang diberikan oleh seorang yang memiliki keahlian khusus tentang hal yang diperlukan untuk membuat terang suatu perkara pidana guna kepentingan pemeriksaan

PASAL 133 (1) KUHAP

Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang korban baik luka, keracunan ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang merupakan tindak pidana, ia berwenang mengajukan permintaan keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter dan atau ahli lainnya

PASAL 187 huruf c KUHAP

Surat sebagaimana tersebut pada pasal 184 ayat (1) huruf c, dibuat atas sumpah jabatan atau dikuatkan dengan sumpah, adalah:
c. Surat keterangan dari seorang ahli

yang memuat pendapat berdasarkan keahliannya mengenai sesuatu hal atau sesuatu keadaan yang diminta secara resmi daripadanya.

MENILAI KREDIBILITAS AHLI

LATAR BELAKANG PENDIDIKAN LATAR BELAKANG PEKERJAAN PENGALAMAN DI BIDANG KEAHLIANNYA PENGALAMAN DI BIDANG KASUS YG DIPERIKSA REPUTASI REGIONAL & INTERNASIONAL

MENILAI KREDIBILITAS INSTITUSI

KOMPETENSI KEWENANGAN AKREDITASI REPUTASI

KUALITAS PRODUK
PROSEDURAL:
KEWENANGAN PEMINTA PEMERIKSAAN PROSEDUR PENGADAAN CHAIN OF CUSTODY

SUBSTANSI:
METODOLOGI PEMERIKSAAN INTERPRETASI HASIL PENYIMPULAN

MASALAH PROSEDUR
PERMINTAAN:
OLEH SIAPA / INSTANSI MANA?
KEDUBES R.I. DI NEGARA B SELAKU REPRESENTASI PEMERINTAH R.I. ? KEPOLISIAN R.I. MELALUI KERJASAMA INTERPOL ? KEJAKSAAN AGUNG ? DEPARTEMEN KEHAKIMAN ?

WAKTU DIAJUKANNYA PERMINTAAN ?

MEMINTA KETERANGAN HASIL ATAU MEMINTA PEMERIKSAAN ?

MASALAH PROSEDUR 2
PRODUK:
TIDAK MENJAWAB SURAT PERMINTAAN
MELAINKAN MENJAWAB PERMINTAAN PEJABAT NEGARA YBS

TIDAK DALAM BAHASA INDONESIA

HARUSKAH DITERJEMAHKAN ?

AHLI TIDAK DISUMPAH MENURUT U.U. YG BERLAKU DI R.I. PERLUKAH PENGESAHAN DOKUMEN ? BILA YA, OLEH SIAPA DAN BAGAIMANA ?

SEMA No 1 TAHUN 1985

tentang Kekuatan Pembuktian BAP Saksi dan Visum et Repertum yang dibuat di Luar Negeri oleh Pejabat Asing

VISUM ET REPERTUM YANG DIBUAT OLEH PEJABAT DARI NEGARA ASING, BARU MEMPUNYAI KEKUATAN SEBAGAI ALAT BUKTI YANG SAH APABILA VISUM ET REPERTUM TERSEBUT DISAHKAN OLEH KEDUTAAN BESAR / PERWAKILAN R.I. DI NEGARA YANG BERSANGKUTAN
MASIH BERLAKUKAH SEMA 1 / 1985 ?

MASALAH LAIN;
BAGAIMANA APABILA PEMERIKSAAN FORENSIK TERSEBUT OLEH NEGARA B TIDAK DISEBUT SEBAGAI VISUM ET REPERTUM ?
APAKAH DIBENARKAN DIGUNAKAN ANALOGI ?

HARUSKAH DIPERKUAT DENGAN B.A.P. SAKSI AHLI PEMERIKSANYA ?

MASALAH SUBSTANSI:
HARUSKAH INSTITUSI PENEGAK HUKUM R.I. MENGAKUI KEBENARAN HASIL PEMERIKSAAN FORENSIK NEGARA B ?
INGAT ASAS RESIPROSITAS

PERLUKAH R.I. MELAKUKAN PEMERIKSAAN KONFIRMASI ATAU SECOND OPINION ?

MASALAH SUBSTANSI 2:
PERLUKAH DIBUAT B.A.P SAKSI AHLI NEGARA R.I. YANG ME-REVIEW HASIL PEMERIKSAAN FORENSIK YANG DIBUAT PEJABAT ASING ?
ATAU PERLUKAH PENGADILAN R.I. MENGHADIRKAN PEMERIKSA DARI NEGARA B ?

DISKUSI DIHARAPKAN DAPAT MENJAWAB PERTANYAAN2 TADI

PARTISIPASI ANDA SEMUA DALAM DISKUSI SANGAT DIHARAPKAN TERIMA KASIH BUDI SAMPURNA