Djaja Surya Atmadja Dep. Ked. Forensik dan Medikolegal FKUI, Jakarta
Kelamin dalam:
Vagina Rahim Kandung telur (ovarium)
Persetubuhan
Penetrasi: yang dianggap penetrasi adalah minimal kepala penis terselip di bibir kecil Pada kondisi tsb, selaput dara utuh dan penis belum masuk ke dalam vagina Tanda penetrasi: * tak ada jejas * ada jejas: kemerahan, lecet, memar, robek selaput dara sampai ke dasar, robekan vagina
Persetubuhan (2)
Eyakulasi: boleh ada atau tidak Komponen yang diperiksa: *Cairan mani: ada pada semua ejakulasi *Sel sperma: hanya ada jika ada ejakulasi dan pelaku tidak mandul (azoospermia) atau pasca sterilisasi
Pelacakan pelaku
Korban sempat melawan: kerokan kuku (mencakar), rambut (menjambak) Eyakulasi: TKP, sprei, kertas tissue, usap vagina, bilas vagina Data yang mungkin diperoleh:
Cairan mani (dan sperma) positip Golongan darah: pada golongan sekretor DNA: menunjuk siapa pelakunya
Kekerasan
Kekerasan fisik: hanya kekerasan khas yang menunjukkan perlawanan (bekap, cekik, pukulan, dsb)
Bukan cedera akibat foreplay, seperti cupang, gigitan erotis atau gemas dsb
Kekerasan (2)
Pasal 89 KUHP: membuat orang pingsan atau tidak berdaya = kekerasan Ini artinya: bisa saja tidak ada luka, tetapi ada kekerasan, misalnya:
Dibius Diberi obat tidur atau penenang Dihipnotis Diancam
DAMPAK KEKERASAN
Perkosaan, persetubuhan terhadap wanita pingsan/tidak berdaya dan wanita dibawah 15 tahun: unsur pemberat pidana
Kekerasan menyebabkan luka: 12 tahun Kekerasan menyebabkan mati: 15 tahun
Usia korban
Dibawah 12 tahun: bukan delik aduan Belum pantas dikawin / dibawah 15 tahun:
Belum mens pertama: belum bisa hamil Tanda kelamin sekunder: belum ada Pertumbuhan gigi geraham (gigi 7 dan 8)
Pasal dan hukuman berbeda Adanya persetujuan dianggap tidak punya arti
Perzinahan
Prinsip awal: BW pasal 27
Pada waktu yang sama seorang pria hanya boleh kawin dengan satu wanita dan sebaliknya
Kategori zinah:
Pria kawin vs wanita Wanita kawin vs pria Pria kawin vs wanita kawin
Perbuatan cabul
Pasal 289 KUHP: Barangsiapa Dengan kekerasan atau ancaman kekerasan Memaksa seseorang Untuk melakukan atau membiarkan dilakukan perbuatan cabul
Perbuatan cabul
Dengan kekerasan/ancaman kekerasan ( 289 KUHP, 9 thn) Terhadap orang pingsan/tak berdaya (290(1) KUHP, 7 thn) Terhadap korban < 15 tahun (290(2) KUHP, 7 thn), dengan bujuk (290(3) KUHP, 7 thn), dengan pemberian janji, wibawa dan penyesatan (293 KUHP, 5 thn)
Masalah pembuktian DS
Keutuhan (originalitas) barang bukti Tehnis pengumpulan barang bukti (BB) Tehnis kedokteran forensik dan lab Pengetahuan dokter Pengetahuan aparat penegak hukum
Tehnis pengumpulan BB
Jenis BB yang dicari Cara pengambilan BB Cara pengemasan BB, labelling
Tergantung pengetahuan, pengalaman dan ketelitian petugas
Pengetahuan dokter
Pemeriksa SpF: orientasi pembuktian Pemeriksa non SpF: orientasi lebih ke klinis Umumnya pemeriksa SpOG:
Kekerasan fisik: Cuma di sekitar kelamin Robekan selaput dara: robekan lama Pemeriksaan sperma langsung saja Hamil, penyakit kelamin Biasanya tidak mencari pelaku
Beberapa prinsip
Ada SPV dari penyidik Korban sebaiknya diantar penyidik Pemeriksaan sedini mungkin Informed consent (persetujuan tindakan medis) dari korban Pemeriksaan disaksikan perawat wanita Pencatatan lengkap, VER segera dibuat
Penutup
Delik susila mutlak memerlukan bantuan dokter Pemeriksa sebaiknya SpF Orientasi pembuktian, khususnya mengenai persetubuhan atau perbuatan cabul, kekerasan, usia dan pelacakan pelaku Pembuktian pelaku yang paling tepat: pemeriksaan DNA
Terima kasih