Test Darah

Most patients suspected of having appendicitis would be asked to do a blood test. Sebagian besar pasien yang diduga menderita apendisitis akan diminta untuk melakukan tes darah. 50% of the times, the blood test may be normal. 50% dari kali, tes darah mungkin normal. So it is not fool proof in diagnosing appendicitis. Jadi itu adalah bukti tidak bodoh dalam mendiagnosis usus buntu. Two form of blood tests commonly done: Dua bentuk tes darah yang umum dilakukan:

FBC (Full blood count) or CBC (Complete blood count), depending on which side of the Atlantic you live in) is an inexpensive and commonly requested blood test. FBC (Full hitung darah) atau KBK (hitung darah lengkap), tergantung pada sisi Atlantik Anda tinggal di) adalah umum diminta tes darah dan murah. It involves the blood measured for its richness in red blood cells as well as the number of the various white blood cell constituents in it. Ini melibatkan darah diukur untuk kekayaan dalam sel darah merah serta jumlah sel darah putih berbagai unsur di dalamnya. The number of white cells in the blood is a usually less than 10,000cells per cubic millimetre. An abnormal rise in the number of white blood cells in the blood is a crude indicator of infection or inflammation going on in the body . Jumlah sel darah putih dalam darah biasanya kurang dari 10.000 sel per milimeter kubik. Sebuah kenaikan abnormal dalam jumlah sel darah putih di dalam darah merupakan indikator yang kasar dari infeksi atau peradangan terjadi di dalam tubuh. Such rise is not specific to appendicitis alone. kenaikan tersebut tidak spesifik untuk usus buntu sendirian. If it is abnormally elevated, with a good history and examination findings pointing towards appendicitis, the likelihood of having the disease is higher. Jika abnormal ditinggikan, dengan sejarah yang baik dan temuan pemeriksaan menunjuk ke arah usus buntu, kemungkinan memiliki penyakit ini lebih tinggi. In pregnancy, there may be a normal elevation of white blood cells, without any infection present . Dalam kehamilan, mungkin ada ketinggian normal sel darah putih, tanpa ada infeksi.

CRP is an acronym for Cryo-Reactive Proteins. CRP adalah singkatan untuk CryoReaktif Protein. It is an acute phase response protein produced by the liver in response to any infection or inflammatory process in the body. Itu adalah respon protein fase akut yang dihasilkan oleh hati sebagai jawaban atas infeksi atau proses inflamasi dalam tubuh. Again, like the FBC, it is not a specific test. Sekali lagi, seperti DPL, bukan merupakan tes khusus. It is another crude marker of infection or inflammation. Ini merupakan suatu tanda mentah infeksi atau peradangan. Inflammation at ANY site can lead to the CRP to rise. Peradangan di situs APAPUN dapat mengarah pada CRP meningkat.

A significant rise in CRP with corresponding signs and symptoms of appendicitis is a useful indicator in the diagnosis of appendicitis. Kenaikan signifikan dalam CRP dengan sesuai tanda-tanda dan gejala dari apendisitis merupakan indikator yang berguna dalam diagnosis apendisitis. It is said that if CRP continues to be normal after 72 hours of the onset of pain, it is likely that the appendicitis will resolve on its own without intervention . Dikatakan bahwa jika CRP terus menjadi normal setelah 72 jam setelah onset nyeri, ada kemungkinan bahwa usus buntu akan hilang dengan sendirinya tanpa intervensi. A worsening CRP with good history is a sure signal fire of impending perforation or rupture and abscess formation. Sebuah memburuk CRP dengan sejarah baik adalah api sinyal yakin perforasi yang akan datang atau pecah dan pembentukan abses.

Urine Test Test Urine

Urine test in appendicitis is usually normal. tes urin di apendisitis biasanya normal. It may however show blood if the appendix is rubbing on the bladder, causing irritation. Namun ini mungkin menunjukkan darah jika usus buntu adalah menggosok pada kandung kemih, menyebabkan iritasi. A urine test or urinalysis is compulsory in women, to rule out pregnancy in appendicitis, as well to help ensure that the abdominal pain felt and thought to be acute appendicitis is not in fact, due to ectopic pregnancy. Sebuah tes urine atau urine adalah wajib pada wanita, untuk menyingkirkan kehamilan di usus buntu, juga untuk membantu memastikan bahwa sakit perut merasa dan dianggap apendisitis akut tidak sebenarnya, karena kehamilan ektopik.

X Ray X - Ray
In 10% of patients with appendicitis, plain abdominal x-ray may demonstrate hard formed faeces in the lumen of the appendix (Faecolith). Pada 10% dari pasien dengan radang usus buntu, perut polos x-ray dapat menunjukkan tinja terbentuk keras dalam lumen usus buntu (Faecolith). It is agreed that the finding of Faecolith in the appendix on X ray alone is a reason to operate to remove the appendix , because of the potential to cause worsening symptoms. Disepakati bahwa temuan Faecolith dalam lampiran pada X - sinar saja alasan untuk beroperasi untuk menghapus lampiran, karena berpotensi menyebabkan gejala memburuk. In this respect, a plain abdominal X-ray may be useful in the diagnosis of appendicitis, though plain abdominal x- ray is no longer requested routinely in suspected cases of appendicitis. Dalam hal ini, sebuah perut polos X-ray mungkin berguna dalam diagnosis usus buntu, meski perut x-ray polos tidak lagi diminta secara rutin dalam kasus-kasus yang dicurigai apendisitis.

An abdominal X ray may be done with a barium enema contrast to diagnose appendicitis. X perut sinar - dapat dilakukan dengan kontras barium enema untuk mendiagnosis apendisitis. Barium enema is whitish toothpaste like material that is passed up into the rectum to act as a contrast. Barium enema adalah pasta gigi putih seperti bahan yang dilewati sampai ke dalam rektum untuk bertindak sebagai sebuah kontras. It will usually fill the whole of the large bowel. Biasanya akan mengisi seluruh usus besar. In normal appendix, the lumen will be present and the barium fills it up and is seen when the x-ray film is shot. Dalam apendiks normal, lumen akan hadir dan barium mengisi itu dan terlihat ketika film x-ray akan ditembak. In appendicitis, the lumen of the appendix will not be visible on the barium film. Dalam usus buntu, lumen apendiks tidak akan terlihat pada film barium.

Ultrasound Scan Scan USG

The normal appendix is not frequently visible on ultrasound scan. Lampiran normal tidak sering terlihat pada USG scan. If seen, it is most likely that the appendix is inflamed. Jika dilihat, maka kemungkinan besar adalah radang usus buntu. Ultra sound scan may demonstrate free fluid around a swollen appendix. Ultra sound scan dapat menunjukkan fluida bebas sekitar usus buntu membengkak. An outer thickness of greater than 7mm on scan is also highly suggestive of inflammation of the appendix. Sebuah ketebalan luar lebih besar dari 7mm di scan juga sangat sugestif peradangan usus buntu. Graded Compression Ultrasound greatly improves the sensitivity of ultrasound scan in the diagnosis of appendicitis in all age groups and sex. Kompresi dinilai USG sangat meningkatkan sensitivitas USG scan di diagnosis usus buntu dalam semua kelompok umur dan jenis kelamin. Graded Compression Ultrasound has been demonstrated to have a sensitivity of 100% and specificity of 96 % and accuracy of 98% in the diagnosis of appendicitis during pregnancy (Lim et al , 1992). Kompresi dinilai Ultrasonografi telah ditunjukkan memiliki sensitivitas 100% dan spesifisitas 96% dan 98% akurasi dalam diagnosis apendisitis selama kehamilan (Lim et al, 1992).

CT Scan CT Scan

CT scan or computed tomography scan is a specialised form of x-ray. CT scan atau scan tomografi dihitung adalah bentuk khusus dari x-ray. The patient is passed through a big doughnut-like machine and x-rays 400 times the normal is used to look at the body in slices of

about 5millimeter thickness. Pasien dilewatkan melalui mesin donat seperti besar dan sinar-x 400 kali biasa digunakan untuk melihat tubuh di iris sekitar ketebalan 5millimeter. It is used in a very wide selection of medical cases. Hal ini digunakan dalam seleksi sangat luas kasus medis. It is not advised to be used in pregnancy, except where the benefit strongly out weighs the risk. Hal ini tidak disarankan untuk digunakan pada kehamilan, kecuali menguntungkan sangat luar risiko berat. A dye may be given to help improve the visibility of tissues, by acting as a contrast. pewarna A dapat diberikan untuk membantu meningkatkan visibilitas jaringan, dengan bertindak sebagai sebuah kontras. Helical CT scan has greatly improved the diagnosis of appendicitis. Helical CT scan telah sangat meningkatkan diagnosis apendisitis. It is rapidly becoming the only diagnostic tool with some certainty. Hal ini dengan cepat menjadi satu-satunya alat diagnostik dengan pasti beberapa. The future will tell if it will be able to diagnose appendicitis with 100% accuracy. Masa depan akan tahu apakah akan dapat mendiagnosa apendisitis dengan akurasi 100%.

Scoring Systems in Appendicitis Sistem Penilaian dalam Apendisitis

In the diagnosis of appendicitis, some physicians have come up with a scoring system, which compiles all the clinical signs and symptoms a patient have, gives it a mathematical number, and if the score reaches a particular total or threshold, a diagnosis of appendicitis is said to be very likely. Dalam diagnosis usus buntu, beberapa dokter telah datang dengan sistem penilaian, yang mengkompilasi semua tanda-tanda klinis dan gejala pasien telah, memberikan nomor matematika, dan jika skor mencapai total tertentu atau batas, diagnosis apendisitis adalah dikatakan sangat mungkin. Scoring systems are not frequently used, but the following are the available scoring systems in appendicitis diagnosis. sistem Scoring tidak sering digunakan, namun berikut ini adalah sistem skoring yang tersedia di diagnosis usus buntu.

MANTRELS or Alvarado Scoring . MANTRELS atau Alvarado Scoring. The Alvarado scoring system in appendicitis, also called the MANTRELS scoring, makes use of clinical signs, symptoms and laboratory findings. The Alvarado scoring system di usus buntu, juga disebut MANTRELS scoring, yang menggunakan tanda-tanda klinis, gejala dan temuan laboratorium. Each of the alphabets represents a sign or symptom, and a score of 1 is award to each, where they exist, except T and S that are scored 2 each. Setiap huruf merupakan tanda atau gejala, dan skor 1 adalah penghargaan untuk masingmasing, di mana mereka ada, kecuali T dan S yang masing-masing mencetak 2. The components are as follows: Komponen adalah sebagai berikut:

M = Movement of pain to the right iliac fossa M = Gerakan rasa sakit untuk fosa iliaka kanan A = Anorexia A = Anorexia N = Nausea and Vomiting N = Mual dan Muntah T = Tenderness in the right iliac fossa T = Kelembutan dalam fosa iliaka kanan R = Rebound tenderness R = Rebound kelembutan E = Elevated temperature and E = Peningkatan suhu ... dan ... L = Leucocytosis greater than 10,000/mm2 L = leukositosis lebih besar dari 10.000 / mm2 S = Shift in white blood cell count to the right. S = Shift dalam jumlah sel darah putih ke kanan. A total score of 10 is the maximum that can be accumulated. Skor total 10 adalah maksimum yang dapat diakumulasikan. A score of 8 10 is said to be highly predictive of appendicitis and is a call for immediate appendicectomy or operation for the removal of the appendix. Skor 8 - 10 adalah dikatakan sangat prediktif radang usus buntu dan panggilan untuk apendisektomi langsung atau operasi untuk menghilangkan lampiran. A score of 7 8 is indicative of appendicitis. Skor 7 - 8 adalah indikasi radang usus buntu. 5 6 means there is the possibility of appendicitis, and 1 4 makes the diagnosis of appendicitis unlikely. 5-6 berarti ada kemungkinan radang usus buntu, dan 1-4 membuat diagnosis apendisitis tidak mungkin. Any one scoring 5 8 needs regular clinical re-evaluation and re-assessment with a view to confirming the diagnosis and operate. Setiap satu skor 5-8 kebutuhan evaluasi ulang biasa-klinis dan penilaian kembali dengan tujuan untuk mengkonfirmasikan diagnosis dan beroperasi. A score of greater than 6 in children makes the possibility of appendicitis up to 100% likely . Sebuah skor yang lebih besar dari 6 pada anak-anak membuat kemungkinan apendisitis hingga 100% kemungkinan.

The Paediatric Appendicitis Scoring abbreviated PAS Scoring in children is another predictive scoring system used in the diagnosis of appendicitis. The Pediatrik

Apendisitis Scoring disingkat PAS Scoring pada anak-anak lain sistem penilaian prediksi yang digunakan dalam diagnosis apendisitis. This scoring system is designed for use in children between the ages of 4 15 years. Sistem skoring dirancang untuk digunakan pada anak-anak antara usia 4 - 15 tahun. It is more or less a modified Alvarado or MANTRELS scoring. Hal ini lebih atau kurang sebuah Alvarado dimodifikasi atau MANTRELS mencetak gol. It uses 8 variables (laboratory findings as well as sighs and symptoms), to which a score is of 1 or 2 is given to each variable, where they exist. Menggunakan 8 variabel (temuan laboratorium serta mendesah dan gejala), yang nilai adalah dari 1 atau 2 diberikan untuk setiap variabel, di mana mereka ada. The maximum score that can be accumulated is 10. Skor maksimum yang dapat akumulasi adalah 10. The presence of Anorexia, Pyrexia, Nausea or Vomiting, Leucoystosis greater than 10,000, migration of pain, and high neutrophils are given a score of 1 each. Kehadiran Anorexia, Pireksia, Mual atau Muntah, Leucoystosis lebih besar dari 10.000, migrasi dari rasa sakit, dan neutrofil tinggi diberi skor 1 masing-masing. Tenderness on coughing, hopping or percussing the abdomen is given a score of 2. Kelembutan pada batuk, melompat atau percussing perut diberi skor 2. So too is the presence of tenderness in the right lower abdominal region. Demikian juga adalah adanya kelembutan di daerah perut kanan bawah. A Paediatric Appendicitis Score of 6 and above is highly indicative of appendicitis in children. Sebuah Pediatrik Apendisitis Skor 6 dan di atas sangat menunjukkan apendisitis pada anak-anak.

Tzanakis Scoring . Tzanakis Scoring. Tzanakis and colleagues, in 2005 published a simplified system, now called the Tzanakis scoring system for appendicitis, to aid the diagnosis of appendicitis. Tzanakis dan rekan, pada tahun 2005 menerbitkan sebuah sistem sederhana, sekarang disebut Tzanakis scoring system untuk usus buntu, untuk membantu diagnosis apendisitis. It incorporates the presence 4 variables made up of specific signs and symptoms (presence of right lower abdominal tenderness = 4points and rebound tenderness = 3), laboratory findings (presence of white blood cells greater than 12,000 in the blood = 2) as well as ultrasound findings (presence of positive ultrasound scan findings of appendicitis = 6), to which scores are allocated, in the computing of a scoring to predict the presence of appendicitis. Ini mencakup kehadiran 4 variabel terdiri dari tanda-tanda spesifik dan gejala (kehadiran kelembutan perut kanan bawah = 4points dan kelembutan rebound = 3), laboratorium temuan (adanya sel darah putih lebih besar dari 12.000 dalam darah = 2) serta USG temuan (adanya ultrasound scan temuan positif apendisitis = 6), yang skor dialokasikan, dalam komputasi suatu penilaian untuk memprediksi adanya radang usus buntu. A total score of 15 is the maximum that can be scored. A total skor 15 adalah maksimum yang dapat mencetak gol. Where a patient scores 8 or more points, there is greater than 96 percent chance that appendicitis exists. Dimana pasien skor 8 atau lebih, ada kesempatan yang lebih besar dari 96 persen yang ada radang usus buntu.

Fine Catheter Peritoneal Cytology Fine peritoneal Pembelahan Sel Kateter

This is a rather old fashioned test for appendicitis, and it is hardly used today for the diagnosis of appendicitis. Ini adalah tes model agak lama untuk usus buntu, dan itu hampir tidak digunakan saat ini untuk diagnosis apendisitis. Abbreviated FCPC, fine catheter peritoneal cytology when used, has a high predictive value for diagnosing appendicitis. Disingkat FCPC, kateter halus sitologi peritoneal bila digunakan, memiliki nilai prediktif tinggi untuk mendiagnosis usus buntu. It involves the introduction of a fine catheter into the abdominal cavity below the level of the umbilicus or navel, and then the catheter is directed to the right iliac fossa and peritoneal fluid aspirated, and stained in the lab with Giemsa stain. Ini melibatkan pengenalan kateter halus ke dalam rongga perut di bawah tingkat umbilikus atau pusar, dan kemudian kateter diarahkan ke fosa iliaka kanan dan cairan peritoneal disedot, dan diwarnai di laboratorium dengan Giemsa stain. If over half of the cells in the aspirate are white blood cells (neutrophils), the test is said to be positive, and appendicitis is most likely. Jika lebih dari setengah dari sel-sel dalam aspirasi adalah sel-sel darah putih (neutrofil), tes dikatakan positif, dan kemungkinan besar radang usus buntu. The draw back of this test is in women where a positive test can also occur with a pelvic inflammatory disease . Penarikan kembali dari tes ini adalah pada wanita di mana tes positif juga dapat terjadi dengan penyakit radang panggul .