Anda di halaman 1dari 3

PROSEDUR PENATALAKSANAAN STANDAR SKIZOFRENIA

SKIZOFRENIA DENGAN KOMORBIDITAS A.TUJUAN 1. Mengatasi gejala-gejala kondisi komorbid (coexisting symptoms) dalam penatalaksanaan skizofrenia. 2. Memulihkan kemampuan fungsi perawatan diri sehari-hari. Instalasi Rawat Inap (Ruang perawatan) 1. Skizofrenia dengan komorbiditas gejala-gejala depresi, termasuk gangguan depresi paska-skizofrenia. 2. Skizofrenia dengan komorbiditas gejala-gejala agresi/hostilitas yang persisten. 3. Skizofrenia dengan komorbiditas gangguan penyalahgunaan zat psikoaktif. 4. Gangguan psikotik non-organik lainnya, termasuk gangguan skizoafektif, gangguan skizotipal, gangguan waham menetap dengan komorbiditas . 1. Wawancara meliputi Auto-anamnesis dan/atau Allo-anamnesis oleh Dokter Umum, SpKJ. 2. Pemeriksaan Tanda Vital (Kesadaran, Tekanan darah, Frekuensi nadi, Pernapasan, Suhu) oleh Dokter Umum, SpKJ. 3. Pemeriksaan Kondisi Medis Umum (Pemeriksaan fisik internistik dan neurologik) oleh Dokter Umum, SpKJ. 4. Bila dijumpai kelainan internistik maupun neurologik, maka dikonsulkan kepada SpPD dan/atau SpS untuk ditentukan apakah perlu penatalaksanan Rawat Bersama. 5. Pemeriksaan Status Psikiatrik minimal terdiri dari: kesan umum, perilaku psikomotor, mood-afek, persepsi, bentuk/proses pikir, dengan dilengkapi instrumen alat ukur penunjang: BPRS, PANSS, ESRS/AIMS, HDRS dan/atau instrumen pelengkap lainnya 6. Pemeriksaan penunjang yang dianggap perlu: Laboratorium klinik (Darah rutin, Fungsi Hati, Fungsi Ginjal, Kadar Gula Darah, Urinalisa), Indeks Massa Tubuh (IMT), Radiologik (Foto Toraks, CT-Scan Kepala), EKG (Bagi penderita berusia diatas 40 tahun atau terdapat riwayat gangguan kardiovaskuler), Pemeriksaan kadar zat psikotropika-narkotika dalam urin (atas indikasi). 7. Penegakan diagnosis setelah melalui proses pemeriksaan diatas sesuai dengan Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ III). 8. Persetujuan tindakan medik ( Informed consent) secara lisan maupun tertulis dilakukan bila akan dilakukan tindakan medik tertentu. 9. Semua catatan medik diatas didokumentasikan dalam Rekam

B. RUANG LINGKUP C. URAIAN UMUM

D. PROSEDUR

Medik. 10. Medikasi farmakologis pada Skizofrenia dengan komorbiditas gejala-gejala depresi: Obat Anti Psikotik (OAP) Atipikal: (pilih salah satu) a) Risperidon tablet 2 6 mg/hari (2 x 1-3 mg) b) Olanzapine tablet 5 10 mg/hari (1 x 5-10 mg) c) Quetiapine tablet 50 600 mg/hari (2-3 x 25-200 mg) d) Aripiprazole tablet 10 30 mg/hari (1-2 x 10-15 mg) e) Zotepin tablet 75 300 mg/hari (3 x 25-100 mg) Atau Obat Anti Psikotik (OAP) Tipikal: (pilih salah satu) a) Haloperidol tablet 6 30 mg/hari (3 x 2-10 mg) b) Pherphenazin tablet 8 24 mg/hari (2-3 x 4-8 mg) c) Trifluoperazine tablet 5 30 mg/hari (2-3 x 2,5-10 mg) d) Klorpromazin tablet 300 600 mg/hari (3 x 100-200 mg) Dengan pemberian Obat Anti Depresan: (pilih salah satu) Obat Anti Depresan (SEDATIF): a) Amitriptyline tablet 75-300 mg/hari (3 x 25-100 mg) b) Imipramine tablet 75-300 mg/hari (3 x 25-100 mg) c) Maproptiline tab 75-225 mg d) Clomipramine tablet 75-225 mg e) Mianserine tab 20-60 mg (1X 20-60) f) Mirtazapine 30 (1X 30 mg) Atau Obat Anti Depresan (NON-SEDATIF) a) Tianeptine 37,5-75 (3X12,5-25) b) Moclobemide 300-600 (1-2X300) c) Sertraline 50-150 (1 X 50-150) d) Fluoxetine 20-60 ( 1X20-60) e) Flluvoxamine 50-150 (1X50-150) f) Citalopram 50-150 (1X50-150) 11. Medikasi farmakologis pada Skizofrenia dengan komorbiditas gejala-gejala agresi/hostilitas yang persisten: Obat Anti Psikotik (OAP) Atipikal: (pilih salah satu) a) Risperidon tablet 2 6 mg/hari (2 x 1-3 mg) b) Olanzapine tablet 5 10 mg/hari (1 x 5-10 mg) c) Quetiapine tablet 50 600 mg/hari (2-3 x 25-200 mg) d) Aripiprazole tablet 10 30 mg/hari (1-2 x 10-15 mg) e) Zotepin tablet 75 300 mg/hari (3 x 25-100 mg) Atau Obat Anti Psikotik (OAP) Tipikal: (pilih salah satu) a) Haloperidol tablet 6 30 mg/hari (3 x 2-10 mg) b) Pherphenazin tablet 8 24 mg/hari (2-3 x 4-8 mg) c) Trifluoperazine tablet 5 30 mg/hari (2-3 x 2,5-10 mg) d) Klorpromazin tablet 300 600 mg/hari (3 x 100-200 mg)

Dengan pemberian Mood-stabilizer: (pilih salah satu) a) Lithium Karbonat tablet 400 1200 mg/hari (2-3 x 200-400 mg) dengan monitoring rutin kadar konsentrasi serum lithium setiap 3 bulan (efek toksik lithium pada level serum >1,5 mmol/L) b) Karbamazepin tablet 400 800/hari (2-3 x 200-400 mg) c) Asam valproat tablet 750 2000 mg/hari (3-4 x 250-500 mg) 12. Medikasi farmakologis pada Skizofrenia dengan komorbiditas gangguan penyalahgunaan zat psikoaktif: Obat Anti Psikotik (OAP) Atipikal: (pilih salah satu) a) Olanzapine tablet 5 10 mg/hari (1 x 5-10 mg) b) Clozapin tablet 50 300 mg/hari (2-3 x 25-100 mg) dengan monitoring rutin hitung jumlah lekosit dalam darah setiap minggu selama 6 bulan pertama pemberian Clozapin (Hentikan pemberian OAP Clozapin bila hitung jenis lekosit <3000/mm3). c) Aripiprazole tablet 10 30 mg/hari (1-2 x 10-15 mg) Pemberian psikofarmaka tambahan disesuaikan dengan jenis zat psikoaktif yang digunakan: Lihat Prosedur Penatalaksanaan Standar Napza. Obat Anti Anxietas: (pilih salah satu) a) Clonazepam tablet 1 5 mg/hari (1-2 x 1-2 mg) b) Alprazolam tablet 0,75 4 mg/hari (3 x 0,25-2 mg) c) Lorazepam tablet 1 6 mg/hari (2-3 x 0,5-2 mg) 13. Penatalaksanaan non-farmakalogis: Terapi suportif terhadap pasien Terapi perilaku terhadap pasien Intervensi Psikososial terhadap keluarga pasien ( care-giver): Edukasi keluarga, Kunjungan rumah oleh pekerja-sosial. Bila penilaian evaluasi klinis dan dengan menggunakan instrumen PANSS telah dijumpai perbaikan klinis maka pasien masuk Fase Stabilisasi/Rehabilitasi alih rawat ke Ruang Rehabilitasi.

Anda mungkin juga menyukai