Anda di halaman 1dari 3

UJI APUNG PARU

Uji ini harus dilakukan dengan teknik tanpa sentuh (no touch technique), paru-paru tidaK disentuh untuk
menghindari kemungkinan timbulnya artefak pada sediaan histopatologik jaringan paru akibat
manipulasi berlebihan.

Lidah dikeluarkan seperti biasa di bawah rahang bawah, ujung lidah dijepit dengan pinset atau klem,
kemudian ditarik ke arah ventrokaudal sehingga tampak palatum mole. Dengan scalpel yang tajam,
palatum mole disayat sepanjang perbatasannya dengan palatum durum. Faring, laring, esofagus
bersama dengan trakea dilepaskan dari tulang belakang. Esofagus bersama dengan trakea diikat di
bawah kartilago krikoid dengan benang. Perngikatan ini dimaksudkan agar pada manipulasi berikutnya
cairan ketuban meconium atau benda asing lain tidak mengalir keluar melalui trakea, bukan untuk
mencegah masuknya udara ke dalam paru.

Pengeluaran organ dari lidah sampai paru dilakukan dengan forsep atau pinset bedah atau scalpel, tidak
boleh dipegang dengan tangan. Kemudian esofagus diikat di atas diafragma dan dipotong di atas ikatan.
Pengikatan inin dimkasudkan agar udara tidak masuk ke dalam lambung dan uji apung lambung-susu
(Uji Bresiau) tidak memberikan hasil yang meragukan.

Seelah semua organ leher dan dada dikeluarkan dari tubuh, lalu dimasukkan ke dalam air dan dilihat
apakah mengapung atau tenggelam. Kemudian paru-paru kiri dan kanan dilepaskan dan dimasukkan
kembali ke dalam air, dan dilihat apakah mengapung atau tenggelam. Setelah itu tiap lobus dipisahkan
dan dimasukkan ke dalam air, dan dilihat apakah mengapung atau tenggelam. 5 potong kecil dari bagian
perifer tiap lobus dimasukkan ke dalam air, dan diperhatikan apakah mengapung tau tenggelam.

Hingga tahap ini, paru bayi yang lahir mati masih dapat mengapung karena kemungkinan adanya gas
pembusukan. Bila potongan kecil itu mengapung, letakkan di antara 2 karton dan ditekan (dengan arah
tekanan yang tagk lurus, jangan bergeser) untuk mengeluarkan gas pembusukan yang terdapat pada
jaringan interstitial paru, lalu masukkan kemabli ke dalam air dan diamati apakah masih mengapung
atau tenggelam. Bila masih mengapung berarti paru tersebut berisi udara residu yang tidak akan keluar.

Kadang-kadang dengan penekanan, dinding alveoli pada mayat bayi yang telah membusuk lanjut akan
pecah juga dan udara residu keluar dan memperlihatkan hasil uji apung paru negative.

Uji apung paru hars dilakuan menyeluruh sampai potongan kecil paru mengingat kemungkinan adanya
pernapasan sebagian (partial respiration) yang dapat bersifat buatan (pernapasan buatan) ataupun
alamiah (vagitus uterinus atau vagitus vaginalis, yaitu bayi sudah bernapas walau kepala masih dalam
uterus atau dalam vagina).

Hasil negatif belum berarti pasti lahir mati karena adanya kemungkinan bayi dilahirkan hidup tapi
kemudian berhenti bernapas meskipun jantung masih berdenyut, sehingga udara dalam alveoli
diresorpsi. Pada hasil uji negatif ini, pemeriksaan histopatologik paru harus dilakukan untuk memastikan
bayi lahir mati atau lahir hidup.
Bila sudah jelas terjadi pembusukan, maka uji apung paru kurang dapat dipercaya, sehingga tidak
dianjurkan untuk dilakukan. Biasanya paru dengan parangai makroskopik lahir mati akan memberikan
hasil uji apung paru negatif (tenggelam).

PEMERIKSAAN MIKROSKOPIK PARU

Setelah paru dikeluarkan dengan teknik tanpa sentuh, dilakukan fiksasi dengan larutan formalin 10%.
Sesudah 12 jam, dibuat irisan-irisan melintang untuk memungkinakan cairan fiksatif meresap dengan
baik ke dalam paru. Setelah difiksasi 48 jam, dibat sediaan hsitopatologi. Biasanya digunakan pewarnaan
HE dan bila paru telah membusuk digunakan pewarnaan Gomori atau Ladewig.

Struktur seperti kelenjar bukan merupakan ciri paru bayi yang belum bernapas, tetapi merupakan ciri
paru janin yang belum mencapai usia gestasi 26 minggu. Tanda khas untuk paru bayi belum bernapas
adalah adanya tonjolan (projection), yang berbentuk seperti bantal (cushion-like) yang kemudian akan
bertambah tinggi dengan dasar menipis sehigga tmapak seperti gada (club-like). Pada permukaan ujung
bebas projection tampak kapiler yang berisi banyak darah. Pada paru bayi belum bernapas yang sudah
membusuk, dengan pewarnaan Gomori atau Ladewig, tampak serabut-serabut retikulin pada ermukaan
dinding alveoli berkelok-kelok seperti rambut yang keriting, sedangkan pada projection berjalan di
bawah kapiler sejajar dengan permukaan projection dan membentuk gelung-gelung terbuka (open
loops).

Serabut-serabut elastin pada dinding alveoli belum terwarnai dengan jelas, masuh merupakan fragmen-
fragmen yang tersusun dan belum membentuk satu lapisan yang mengelilingi seluruh alveoli. Serabut
tersebut tegang, tidak bergelombang dan tidak terdapat di daerah basis projection.

Pada paru bayi mati mungkin pula ditemukan tanda inhaslasi cairan amnion yang luas karena asfiksia
intrauterine, misalnya akibat tertekannya tali pusat atau solusio plasenta sehingga terjadi pernapasan
janin premature (intrauterine submersion). Tampak sel-sel verniks akibat deskuamasi sel-sel permukaan
kulit, berbentuk persegi panjang dengan inti piknotik berbentuk huruf “S”, bila dilihat dari atas samping
terlihat seperti bawang (onion bulb). Juga tampak sedikit sel-sel amnion yang bersifat asidofilik dengan
batas tidak jelas dan inti terletak eksentrik dengan batas yang juga tidak jelas.

Daun telinga pada bayi lahir cukup bulan, menunjukkan pembentukan tulang
rawan yang keras pada bagian dorsokranialnya dan bila dilipat cepat kembali ke
keadaan semula
- Puting susu pada bayi yang sudah matur, sudah berbatas tegas, areola
menonjol
di atas permukaan kulit dan diameter tonjolan susu 7 mm atau lebih
- Kuku jari tangan sudah panjang, melampaui ujung jari, ujung distalnya tegas
dan
relative keras sehingga terasa bila digarukkan pada telapak tangan
- Terdapat garis-garis pada seluruh telapak kaki dari depan hingga tumit, yang
dinilai garis yang relatif lebar dan dalam
- Keadaan genitalia eksterna: bila telah terjadi descencus testiculorum maka
hal ini
dapat diketahui dari terabanya tetstis pada scrotum, demikian pula halnya
dengan
keadaan labia mayora apakah telah menutupi labia minora atau belum; testis
yang telah turun serta labia mayora yang telah menutupi labia minora terdapat
pada anak cukup bulan dalam kandungan ibu.
- Rambut kepala relatif kasar, masing-masing helai terpisah satu sama lain dan
tampat mengkilat, batas rambut pada dahi jelas
- Skin opacity cukup tebal sehingga pembuluh darah yang agak besar pada dinding
perut tidak tampak atau tampak samar-samar
- Processus xyphoideus membengkok ke dorsal, sedangkan bayi premature
membengkok ke ventral atau satu budang dengan korpus manubrium sterni.
- Alis mata sudah lengkap, yakni bagian lateralnya sudah ada.

Anda mungkin juga menyukai