Anda di halaman 1dari 4

ILMU DIAGNOSTIK FISIK

OLEH : dr. Harsinen Sanusi

PENDAHULUAN

Ilmu diagnostik fisik adalah ilmu yang mempelajari tentang pemeriksaan badan penderita
sehingga penyakit dari penderita dapat dikena (diagnose ditegakkan).
Hippocrates adalah bapak Ilmu Kedokteran yang hidup pada tahun 460-367 SM,
mendapat gelar ini berkat kehebatannya dalam diagnostik, karakternya, kehebatannya sebagai
guru dan ketelitian dalam hal penyakit-penyakit.
Bagaimanakah Hippocrates pada zaman itu mendiagnosis penyakit ? pertama-tama beliau
mengadakan anamnesa secara teliti mengenai riwayat umur, pekerjaan, kebiasaan makanan dan
tempat tinggalnya.
Sesudah melakukan pertanyaan-pertanyaan pada penderita barulah memeriksa penderita,
tidak hanya secara inspeksi akan tetapi juga melakukan pemeriksaan palpasi, perkusi dan
auskultasi. Di samping itu Hippocrates juga memeriksa tinja dan air seni.
Pengambilan anamnesa (riwayat penyakit yang teliti dan pemeriksaan badan yang
seksama merupakan dasar untuk mengenal suatu penyakit.
Anamnesa mendapatkan dan membahas keluhan (manifestasi subjektif) si sakit. Sedang
pemeriksaan badan menunjukkan gejala-gejala (tanda-tanda objektif) sesuatu penyakit.
Oleh karena itu maka seorang dokter saat ini membuat diagnosa penyakit terutama harus
didasarkan atas pemeriksaan :
1. Anamnesa
a. Keluhan utama
b. Anamnesa terpimpin
c. Anamnesa sistematis
d. Anamnesa pribadi
e. Anamnesa keluarga
f. Anamnesa penyakit terdahulu
g. Anamnesa lain-lain.
2. Pemeriksaan Fisis
a. Inspeksi
b. Palpasi
c. Perkusi
d. auskultasi

ANAMNESA

Anamnesa harus secara sistematis. Oleh karena riwayat penyakit dari seseorang penderita
kadang-kadang lebih menentukan dari pada pemeriksaan fisis, kadang-kadang keduanya saling
membantu. Pada penderita datang ke dokter dengan keluhan utama.

Keluhan Utama
Ditanyakan saudara sakit apa, mengapa masuk rumah sakit/berobat ke dokter ? Keluhan utama
yaitu gangguan terpenting yang dirasakan penderita sehingga datang ke dokter. Sebaiknya
diucapkan dengan kata-kata sendiri sehingga jelas artinya.
Dalam anamnesa harus dipertimbangkan adanya 3 kemungkinan penyakit :
1. Kemungkinan penderita datang dengan penyakit fungsional
2. Penyakit organis, atau
3. Penyakit psikogenik
Oleh karena itu sesudah anamnesa tentang keluhan utama perlu anamnesa terpimpin.
Anamnesa terpimpin

Penderita ditanya mengenai sesuatu yang ada sangkut pautnya dengan keluhan utama. Dengan
anamnesa terpimpin maka kita akan lebihterarah kearah suatu diagnosa penyakit. Ditanyakan
secara sistematis dan kronologik. Tidak boleh ada unsur penekanan atau paksaan. Penderita
dibiarkan menceritakan riwayat penyakitnya dan pemeriksa membuat catatan yang diperlukan.

Anamnesis sistematis

Bagaimana keluhan umum seperti demam, menggigil,sesak kejang, keringat malam, lemah, dan
lain-lain. Bila ada keluhan ditulis (+) dan sebaliknya, bila tidak ada keluhan ditulis (-).
Selanjunya ditanyakan mengenai :
Kepala
Apa ada keluhan sakit kepala, pingsan, trauma, pusing, nyeri sinus, dan lain-lain.
Mata
Nyeri, secret, kelainan penglihatan, penglihatan kurang jelas, kaca mata.
Telinga
Nyeri, secret, nyeri tekan di daerah mastoid, tinnitus, gangguan/kehilangan pendengaran.
Hidung
Trauma, nyeri, secret, epistaksis, gejala penyumbatan, pilek post nasal drips, kelainan alat
pembau.
Mulut
Gigi geligi, bibir, gusi, selaput lendir pipi, lidah, kelainan mengecap atau mengunyah,
sekresi ludah, stomatitis.
Tenggorokan
Nyeri tenggorokan, tonsillitis, abses peritonsil, laryngitis, kelainan suara, tak bersuara.
Leher
Pembesaran kelenjar gondok dan limfe, tanda-tanda radang.
Jantung/paru-paru
Nyeri dada, berdebar, sesak napas, batuk, sianosis, orthopnea, edema, bronchitis,
serangan asma, pilek, batuk darah, berkeringat pada malam hari.
Lambung usus
Kembung, mual, muntah, rasa kurang enak dan nyeri, disfagia, muntah darah, kolik,
icterus, hemorrhoid, sifat tinja, diare, tinja berdarah, hitam seperti aspal atau putih seperti
dempul, obstipasi.
Alat kelamin/kencing
Dysuria, polyuria, nocturia, polakisuria, hematuria, kencing batu, pasir, kencing nanah,
ngompol, kolik ginjal atau ureter, oligouria, anuria, kencing menetes, inkontinensia,
penyempitan uretra, prostatitis.
Haid
Haid pertama, tanggal haid terakhir, teratur atau tidak, lamanya dan banyaknya, nyeri,
sakit kepala, leucorrhoea, kelainan haid, gejala climacterium, perdarahan sesudah
climacterium.
Saraf dan otot
Anestesi, parastesi, otot lemah atau lumpuh, pingsan, tidak sadar, kedut, kejang, tinnitus,
vertigo, pusing, afasia, gangguan bicara, sukar mengingat, amnesia, ataksia, gangguan
berkemih, kerusakan saraf kepala I XII.
Kejiwaan
Perangai stabil atau labil.
Berat badan
Berat badan rata-rata, berat badan yang tertinggi, kapan. Menurunnya berat badan terjadi
dalam waktu berapa bulan. Berapa berat badan sekarang.

Anda mungkin juga menyukai