Anda di halaman 1dari 21

ANESTESI

INHALASI
Disusun oleh
Ahmad Meidiansyah, S.Ked
Pembimbing :
dr. Budi Hartanto, Sp.An

29/01/2020 1
DEFINISI
Anestesi inhalasi merupakan teknik yang paling sering digunakan pada general
anestesi.
Obat-obatan anestesi inhalasi adalah obat-obat anesthesia yang berupa gas atau
cairan mudah menguap, yang diberikan melalui pernapasan pasien.
Obat anestesi inhalasi biasanya dipakai untuk pemeliharaan pada anestesi umum,
akan tetapi juga dapat dipakai sebagai induksi.

29/01/2020 2
CARA PEMBERIAN ANESTESI INHALAN
Open drop
Penderita menghirup masker atau kain kasa yang ditetesi dengan obat anestesia.

Semi closed
Penderita menghirup obat anestesia dari suatu alat ( emo,mesin anestesi lain,dsb)

Closed system
Dengan suatu alat, obat anestesia yang dikeluarkan oleh penderita dapat dihirup
kembali. Sehingga cara ini menghemat pemakaian obat anestesia.

29/01/2020 3
SEJARAH

Obat anestesi inhalasi pertama kali : N2O (nitrous oksida)

Dalam praktek anestesiogi masa kini, obat-obatan anestetik inhalasi yang umum
digunakan untuk praktek klinik ialah N2O , halotan, enfluran, isofluran, desfluran,
dan sevofluran.

Obat-obatan lain sudah ditinggalkan, karena efek sampingnya yang tidak


dikehendaki (eter, kloroform, etil-klorida, dll)

29/01/2020 4
FARMAKOKINETIK ANESTESI INHALASI
Faktor yang menentukan kecepatan transfer anestetik di jaringan otak ditentukan
oleh:
Kelarutan zat anestetik
Kadar anestetik dalam udara yang dihirup pasien (tekanan parsial anestetik)
Ventilasi paru
Aliran darah paru
Perbedaan antara tekanan parsial anestetik di darah arteri dan di darah vena

29/01/2020 5
FARMAKODINAMIK ANESTESI INHALASI

Dasar dari terjadinya stadium anesthesia adalah adanya perbedaan kepekaaan


berbagai bagian SSP terhadap zat anestetik inhalan.
Derajat potensi ini ditentukan oleh Kadar Alveolus Minimal (KAM) atau
MAC (Minimum Alveolar Concentration).
Mac ialah kadar minimal zat tersebut dalam alveolus pada tekanan satu atmosfir
yang diperlukan untuk mencegah gerakan pada 50% pasien yang
dilakukan insisi standar.
Makin tinggi mac, maka makin rendah potensi zat anestesi tersebut

29/01/2020 6
PEMBAGIAN OBAT ANESTESI INHALASI
Berupa cairan yang mudah menguap:
a. Derivat halogen hidrokarbon. BERUPA GAS:
A. NITROUS OKSIDA (N2O)
- Halothan B. SIKLOPROPAN
- Trikhloroetilen
- Khloroform

b. Derivat eter.
- Dietil eter
- Metoksifluran
- Enfluran
- Isofluran

29/01/2020 7
HALOTAN
Secara fisik : cairan tidak berwarna, baunya enak, tidak mudah terbakar dan tidak merangsang jalan
nafas.

Dosis
Dosis untuk induksi inhalasi adalah 2-4%
Dosis untuk induksi anak 1.5 – 2
Dosis untuk pemeliharaan adalah 1 – 2%,
Dosis pemeliharaan pada anak 0.5 – 2%.

Absorbsi, Distribusi, Metabolisme, Dan Eliminasi


Di absorbsi di paru
Di distribusikan ke seluruh tubuh.
Metabolisme obat anestesi inhalasi secara oksidasi dan reduksi di dalam hepar.
29/01/2020 8
Eliminasi sebagian besar secara ekshalasi lewat paru, sebagian kecil melalui urin.
HALOTAN
EFEK FARMAKOLOGI
Terhadap SSP
-Menimbulkan depresi pada SSP di semua komponen otak.
-Terhadap pembuluh darah otak menyebabkan vasodilatasi.
Terhadap sistem kardiovaskular
Pada sistem kardiovaskular tergantung dosis, tekanan darah menurun akibat depresi pada otot
jantung, makin tinggi dosisnya depresi makin berat.
Terhadap sistem respirasi
Pada konsentrasi tinggi, menimbulkan depresi pusat nafas.

29/01/2020 9
ENFLURAN
 Dibanding halotan:
- Lebih iritatif.
- Efek depresi nafas lebih kuat.
- Depresi terhadap sirkulasi lebih kuat tapi lebih jarang menimbulkan aritmia.
- Efek relaksasi terhadap otot lurik lebih baik dibanding halotan.
- Induksi dan pulih dari anestesia lebih cepat

Dosis
Untuk induksi, konsentrasi:
pada udara inspirasi : 2-3% bersamaan dengan N2O.
Untuk pemeliharaan dengan pola nafas spontan: 1-2,5%,
Untuk pemeliharaan dengan nafas kendali: 0,5-1%.

29/01/2020 10
ENFLURAN
EFEK FARMAKOLOGI
Terhadap SSP
Pada dosis tinggi menimbulkan “twitching” (tonik-klonik) pada otot muka dan anggota gerak.
Terhadap system kardiovaskular
Menimbulkan depresi kontraktilitas miokard. Hipotensi dapat terjadi
Terhadap ginjal
Menurunkan aliran darah ginjal, menurunkan laju filtrasi glomerolus dan akhirnya menurunkan
diuresis
Terhadap respirasi
Pada system respirasi tidak meningkatkan sekresi bronchial dan ludah

29/01/2020 11
ISOFLURAN
 Isofluran adalah obat anestesi isomer dari enfluran, merupakan cairan tidak
berwarna dan berbau tajam, menimbulkan iritasi jalan nafas jika dipakai
dengan konsentrasi tinggi

Dosis
Untuk induksi, konsentrasi yang diberikan pada udara inspirasi adalah 2-3%
bersamasama dengan N2O.
Untuk pemeliharaan dengan pola nafas spontan konsentrasinya berkisar antara
1-2,5%, sedangkan untuk nafas kendali berkisar antara 0,5-1%.

29/01/2020 12
ISOFLURAN
EFEK FARMAKOLOGI
Terhadap sistem kardiovaskular
Efek depresinya pada otot jantung dan pembuluh darah lebih ringan dibanding dengan obat anesetesi
volatil yang lain
Terhadap sistem respirasi
Menimbulkan depresi pernafasan yang derajatnya sebanding dengan dosis yang diberikan
Terhadap otot rangka
Menurunkan tonus otot rangka melalui mekanisme depresi pusat motorik pada serebrum.
Terhadap ginjal
Pada dosis anestesi, isofluran menurunkan aliran darah ginjal dan laju fitrasi glomerulus sehingga
produksi urin berkurang.

29/01/2020 13
SEVOFLURAN
 Dikemas dalam bentuk cairan, tidak berwarna, tidak eksplosif,
tidak berbau, tidak bersifat iritatif terhadap jalan nafas 
digemari untuk induksi inhalasi disamping halotan.
 Induksi dan pulih dari anestesi lebih cepat dibandingkan
isofluran.

Dosis:
Untuk induksi, konsentrasi pada udara inspirasi : 3-5%
bersamaan N2O.
Untuk pemeliharaan dengan pola nafas spontan: 2-3%, dan
untuk nafas kendali: 0,5-1%.

29/01/2020 14
SEVOFLURAN
EFEK FARMAKOLOGI
 Efek terhadap kardiovaskular cukup stabil, jarang menyebabkan aritmia.

 Efek terhadap sistem saraf pusat seperti isofluran (dapat meningkatkan


tekanan intrakranial) dan belum ada laporan toksik terhadap hepar.

 Setelah pemberian dihentikan  sevofluran cepat dikeluarkan oleh badan.

 Eliminasi oleh paru-paru kurang cepat dibandingkan desfluran, tetapi masih


lebih cepat dibanding isofluran, enfluran dan halotan.

29/01/2020 15
DESFLURAN
Mudah menguap, potensinya rendah (MAC 6%).
Bersifat simpatomimetik  takikardia dan hipertensi.
Efek klinis mirip isofluran.
Efek terhadap respirasi : bersifat iritatif ≠ untuk induksi.

29/01/2020 16
N 2O
(Laughing Gas, Nitrous Oxide, Dinitrogen Monoksida)
Berbentuk gas tidak berwarna, bau manis, tak iritasi, tak terbakar dan beratnya 1,5x berat
udara.

Obat dasar dari anestesia umum inhalasi, Selalu dikombinasikan dengan O2 minimal 25% :

N2O : O2
70 : 30
60 : 40
50 : 50
Bersifat anestetik lemah, analgesinya kuat.
Perlu konsentrasi besar (>65%)  efektif.
Dikombinasikan dengan salah satu anestetik lainnya seperti halotan, dsb, sesuai dengan target
“trias anestesia” yang ingin dicapai.

29/01/2020 17
N2O
(Laughing Gas, Nitrous Oxide, Dinitrogen Monoksida)
Terhadap sistem saraf pusat
Peningkatan konsentrasi menyebabkan penurunan sensasi perasaan khusus
Khasiat analgesianya relatif lemah akibat kombinasinya dengan oksigen.
Terhadap sitem kardiovaskuler
N2O tidak menyebabkan perubahan laju jantung dan curah jantung secara langsung.
Terhadap sistem respirasi
Pengaruh terhadap sistem pernapasan minimal

29/01/2020 18
TABEL 1: SIFAT FISIK DAN KIMIA ANESTETIK INHALASI

29/01/2020 19
TABEL 2: FARMOKOLOGI KLINIK ANESTETIK INHALASI

29/01/2020 20
29/01/2020 21

Anda mungkin juga menyukai