Pembimbing :
dr. Damai Suri, Sp.An
Diajukan Oleh:
Pramudita Widiastuti
J510 1650 56
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017
LEMBAR PENGESAHAN
CASE REPORT
REGIONAL ANASTESI PADA TINDAKAN APPENDICTOMY PASIEN
WANITA USIA 38 TAHUN DENGAN APPENDISITIS AKUT DI RSUD
KARANGANYAR
Diajukan Oleh :
Pramudita Widiastuti
J510 1650 56
Telah disetujui dan disahkan oleh Bagian Program Pendidikan Profesi Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada hari
Pembimbing :
dr. Damai Suri, Sp.An (..................................)
Dipresentasikan di hadapan :
dr. Damai Suri, Sp.An (..................................)
BAB I
STATUS PASIEN
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. S
No.RM : 37.XX.XX
Jenis Kelamin : Wanita
Masuk Tgl : 14 Maret 2017
Umur : 38 tahun
Pekerjaan :-
Agama : Islam
Alamat : Tasikmadu
Dokter Anestesi : dr. Damai Suri, Sp.An
Dokter Bedah : dr. Bakri, Sp. B
II. Anamnesa :
a. A (Alergy)
Tidak ada alergi terhadap obat-obatan, makanan dan asma.
b. M (Medication)
Tidak sedang menjalani pengobatan
c. P (Past Medical History)
Riwayat DM (-), hipertensi (-), sakit yang sama dan riwayat operasi (-)
d. L (Last Meal)
Pasien puasa 6 jam
e. E (Elicit History)
Seorang pasien wanita usia 38 tahun datang ke RSUD Karanganyar
dengan keluhan nyeri perut kanan bawah sejak 5 hari sebelum masuk
rumah sakit. Pasien sudah membawanya ke dokter dekat rumahnya
tetapi tidak berkurang. Pasien tidak disertai dengan adanya demam
sebelumnya.
III. Keluhan Utama : nyeri perut kanan bawah
Status lokalis :
Regio iliaka dextra
a. Inspeksi : perut distensi (-),darm contour (-),darm steiffung
(-) massa(-), bekas luka operasi (-)
c. Perkusi : timpani
d. Palpasi : defans muskuler (-), nyeri tekan perut kanan bawah.
X. Pemeriksaan penunjang
1. Laboratorium
2. Foto Rontgen
XI. DIAGNOSIS
Appendisistis akut
XII. TERAPI
Pro apendictomy
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
Appendicitis adalah peradangan yang terjadi pada
Appendix vermicularis, dan merupakan penyebab abdomen akut yang paling
sering pada anak-anak maupun dewasa.
2. Insidensi
Insidensi Appendisitis akut di negara maju lebih tinggi daripada di negara
berkembang, tetapi beberapa tahun terakhir angka kejadiannya menurun
secara bermakna. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya penggunaan makanan
berserat dalam menu sehari-hari. Appendisitis dapat ditemukan pada semua
umur, hanya pada anak kurang dari satu tahun jarang dilaporkan. Insidensi
tertinggi pada kelompok umur 20-30 tahun, setelah itu menurun. Insidensi
pada laki-laki dan perempuan umumnya sebanding, kecuali pada umur 20-30
tahun, insidensi lelaki lebih tinggi.
3. Etiologi
1. Puasakan
2. Berikan analgetik dan antiemetik jika diperlukan untuk
mengurangi gejala
3. Penelitian menunjukkan bahwa pemberian analgetik tidak akan
menyamarkan gejala saat pemeriksaan fisik.
4. Berikan antibiotika IV pada pasien dengan gejala sepsis dan yang
membutuhkan Laparotomy
Antibiotika preoperative
1. Pemberian antibiotika preoperative efektif untuk menurunkan
terjadinya infeksi post opersi.
2. Diberikan antibiotika broadspectrum dan juga untuk gram negative
dan anaerob
3. Antibiotika preoperative diberikan.
4. Antibiotik profilaksis harus diberikan sebelum operasi dimulai.
Biasanya digunakan antibiotik kombinasi, seperti Cefotaxime dan
Clindamycin, atau Cefepime dan Metronidazole. Kombinasi ini
dipilih karena frekuensi bakteri yang terlibat, termasuk Escherichia
coli, Pseudomonas aeruginosa, Enterococcus, Streptococcus
viridans, Klebsiella, dan Bacteroides
J. Komplikasi
1. Appendicular infiltrat
Infiltrat / massa yang terbentuk akibat mikro atau makro perforasi
dari Appendix yang meradang yang kemudian ditutupi oleh omentum,
usus halus atau usus besar.
2. Appendicular abscess
Abses yang terbentuk akibat mikro atau makro perforasi dari
Appendix yang meradang yang kemudian ditutupi oleh omentum, usus
halus, atau usus besar.
3. Perforasi
4. Peritonitis
5. Syok septik
6. Mesenterial pyemia dengan Abscess Hepar.
7. Ileus
Regional Anestesia
A. Definisi
Anestesi regional adalah hambatan impuls nyeri suatu bagian tubuh
sementara pada impuls saraf sensorik, sehingga impuls nyeri dari satu bagian
tubuh diblokir untuk sementara (reversibel). Fungsi motorik dapat
terpengaruh sebagian atau seluruhnya. Tetapi pasien tetap sadar.
B. Persiapan Regional Anestesi
Persiapan anestesi regional sama dengan persiapan anestesi umum karena
untuk mengantisipasi terjadinya reaksi toksik sistemik yg bisa berakibat fatal,
perlu persiapan resusitasi. Misalnya: obat anestesi spinal/epidural masuk ke
pembuluh darah kolaps kardiovaskular sampai cardiac arrest. Juga untuk
mengantisipasi terjadinya kegagalan, sehingga operasi bisa dilanjutkan dg
anestesi umum.
C. Anestesi Spinal
Anestesi spinal ialah pemberian obat anestetik lokal ke dalam ruang
subarachnoid. Anestesi spinal diperoleh dengan cara menyuntikkan anestetik
lokal ke dalam ruang subarachnoid. Anestesi spinal/subaraknoid disebut juga
sebagai analgesi/blok spinal intradural atau blok intratekal.
Medula spinalis berada didalam kanalis spinalis dikelilingi oleh cairan
serebrospinal, dibungkus oleh meningens (duramater, lemak dan pleksus
venosus). Pada dewasa berakhir setinggi L1, pada anak L2 dan pada bayi L3.
Oleh karena itu, anestesi/analgesi spinal dilakukan ruang sub arachnoid di
daerah antara vertebra L2-L3 atau L3-L4 atau L4-L5.
Indikasi:
1. Bedah ekstremitas bawah
2. Bedah panggul
3. Tindakan sekitar rektum perineum
4. Bedah obstetrik-ginekologi
5. Bedah urologi
6. Bedah abdomen bawah
7. Pada bedah abdomen atas dan bawah pediatrik biasanya
dikombinasikan dengan anestesi umum ringan
BAB IV
KESIMPULAN
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
Himendra, A. 2004. Teori Anestesiologi:Yayasan Pustaka Wina:Bandung.
Jaideep J Pandit. Intravenous Anaesthetic Drug. 2007. Anaesthesia And Intensive
http://www.philippelefevre.com/downloads/basic_sciences_articles/iv-
anaesthetic-agents/intravenous-anaesthetic-agents.pdf
Latief, SA, Suryadi, KA, Dachlan, R.2007. Petunjuk Praktis Anestesiologi edisi
ketiga. Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia: Jakarta.
Mangku G,dkk. 2010. Buku Ajar Ilmu Anasthesia dan Reanimasi. Cetakan