Anda di halaman 1dari 10

DX

TUJUAN / KRITERIA HASIL Pasien akan : 1. Berpartisipasi dalam aktifitas yang menurunkan TD/ beban kerja jantung. 2. Mempertahankan TD dalam rentang individu yang dapat diterima. 3. Memperlihatkan irama dan frekuensi jantung stabil dalam rentang normal pasien.

INTERVENSI MANDIRI

RASIONAL

1. Pantau TD. Ukur pada kedua 1. Perbandingan dari tekanan memberikan gambaran yang tangan/paha untuk evaluasi awal. lengkap masalah vaskuler. Hipertensi berat diklasifikasikan pada oarng dewasa sebagai peningkatan tekanan diastolik dan sistolik. Hasil tekanan diastolik diatas 130 dan sistolik 90-115. 2. Catat keberadaan, kualitas denyutan 2. Denyutan karotis, jugularis, radialis dan femoralis sentral dan perifer. Auskultasi tonus mungkin teramati/terpalpasi. S4 umum terdengar pada jantung dan bunyi napas. pasien hipertensi berat karena adanya hipertrofi atrium (peningkatan volume/tekanan atrium). 3. Amati warna kulit, kelembaban, suhu 3. Adanya pucat, dingin, kulit lembab dan masa pengisian dan masa pengisian kapiler. kapiler lambat mungkin berkaitan dengan vasokontriksi jantung. 4. Catat edema umum/tertentu. 4. Dapat mengiindikasikan gagal jantung, kerusakan ginjal atau vaskuler. 5. Berikan lingkungan tenang, nyaman, 5. Membantu untuk menurunkan rangsang simpatis; kurangi aktifitas/keributan lingkungan. meningkatkan relaksasi. Batasi jumlah pengunjung dan lamanya tinggal. 6. Pertahankan pembatasan aktifitas, 6. Menurunkan stres dan ketegangan yang mempengaruhi seperti., istirahat di tempat tidur/kursi; tekana darah dan perjalanan penyakit hipertensi. jadwal periode istirahat tanpa gangguan; bantu pasien melakukan aktifitas perawatan diri sesuai kebutuhan. 7. Lakukan tindakan-tindakan yang 7. Mengurangi ketidaknyamanan dan dapat menurunkan nyaman seperti., pijatan punggung dan rangsang simpatis. leher, meninggikan kepala tempat tidur.

Asuhan keperawatan klien dengan gangguan hipertensi

| 12

8. Anjurkan teknik relaksasi, panduan 8. Dapat menurunkan rangsangan yang menimbulkan stres, imajinasi, aktivitas pengalihan. membuat efek tenang, sehingga akan menurunkan TD. 9. Pantau respon terhadap obat untuk 9. Respon terhadap terapi obat stepped (yang terdiri atas mengontrol tekanan darah. diuretik, inhibitor simpatis, dan vasodilator) tergantung pada individu dan efek sinergis obat. Karena efek samping tersebut, maka penting untuk menggunakan obat dalam jumlah paling sedikit dan dosis paling rendah. KOLABORASI 1. Berikan obat-obat sesuai indikasi. Misal: 1. Tiazid digunakan untuk menurunkan TD pada pasien tiazid, diuretik loop, diuretik hemat dengan fungsi ginjal normal. Diuretik loop merupakan kalium, inhibitor simpatis, vasodilator, antihipertensif efektif khususnya bagi pasien yang agen-agen antiadrenergik, bloker neuron resisten terhadap tiazid. Diuretik hemat kalium adrenergik, vasodilator kerja langsung, digunakan untuk meminimalkan kehilangan kalium. dan vasodilator oral. Inhibitor simpatis untuk mrnurunkan TD melalui efek kombinasi penurunan tahanan total perifer, menekan atifitas renin. Vasodilator untuk meningkatkan aliran darah koroner. Sebagian besar oba-obat ini berfungsi untuk meringankan kerja jantung, menurunkan TD, dan meningkatkan aliran darah. 2. Pemberian obat Bloker ganglion mis ; 2. Penggunaan inhibitor simpatis tambahan mungkin captopril. dibutuhkan bila tindakan lain gagal untuk mengontrol TD. 3. Berikan pembatasan cairan dan diit 3. Pembatasan ini dapat menangani retensi cairan dengan natrium sesuai indikasi. respon hipersensitif, dengan demikian menurunka beban kerja jantung. 4. Siapkan untuk pembedahan bila ada 4. Bila hipertensi berhubungan dengan adanya indikasi. feokromositoma, maka pengangkatan tumor akan memperbaiki kondisi.

Asuhan keperawatan klien dengan gangguan hipertensi

| 13

DX
II

TUJUAN/KRITERIA HASIL Pasien akan : 1. Berpartisipasi dalam aktifitas yang diinginkan. 2. Melaporkan penigkatan dalam toleransi aktifitas yang dapat diukur. 3. Menunjukan penurunan dalam tanda-tanda fisiologi

INTERVENSI

RASIONAL

1. Menyebutkan parameter membantu dalam mengkaji 1. Kaji respon pasien terhadap aktivitas, dalam respon fisiologi terhadap stres aktivitas dan perhatikan frekuensi nadi lebih dari 20x/m bila ada, merupakan indikator dari kelebihan yang daiatas frekuensi istirahat; peningkatan TD berkaitan dengan tingkat aktivitas. yang nyata selama/sesudah aktivitas, nyeri dada, dispnea, keletihan dan kelemahan yang berlebihan, diaforesis, pusing atau pingsan. 2. Instruksikan pasien tentang teknik penghematan energi, mis: menggunakan kursi 2. Teknik menghemat energi mengurangi penggunaan energi, juga membantu keseimbangan antara suplai saat mandi, duduk saat menyisir rambut atau dan kebutuhan oksigen. menyikat gigi, melakukan aktivitas dengan perlahan. 3. Berikan dorongan untuk melakukan 3. Kemajuan aktivitas bertahap mencagah peningkatan aktivitas/perawatan diri bertahap jika dapat kerja jantung tiba-tiba. Memberikan bantuan hanya ditoleransi. Berikan bantuan sesuai sebatas kebutuhan akan mendorong kemandirian kebutuhan. dalam melakukan aktivitas.

Asuhan keperawatan klien dengan gangguan hipertensi

| 14

DX
III

TUJUAN/KRITERIA HASIL

INTERVENSI MANDIRI

RASIONAL

Pasien akan : 1. Mempertahankan tirah baring selama fase 1. Melaporkan nyeri / akut. ketidaknyamanan hilang / terkontrol. 2. Berikan tindakan nonfarmakologi untuk menghilangkan sakit kepala, mis: kompres 2. Mengungkapkan metode dingin pada dahi, pijat punggung dan leher, yang memberikan redupkan lampu kamar, teknik relaksasi, pengurangan. distraksi, dan aktivitas waktu senggang. 3. Hilangkan atau minimalkan aktivitas vasokontriksi yang dapat meningkatkan 3. Mengikuti regimen sakit kepala, mis: mengejan saat BAB, fermakologi yang batuk panjang, dan membungkuk. diresepkan 4. Bantu pasien dalam ambulasi sesuai kebutuhan.
5. Berikan cairan, makanan lunak, perawatan

1. Meminimalkan stimulasi/meningkatkan relaksasi.

2. Tindakan yang menurunkan tekanan

vaskulersereblal dan yang memperlambat/memblok respon simpatis efektif dalam menghilangkan sakit kepala dan komplikasinya. 3. Aktivitas yang meningkatkan vasokontriksi menyebabkan sakit kepala pada adanya peningkatan tekanan vaskular serebral.
4. Pusing dan penglihatan kabur sering berhubungan

mulut yang teratur bila terjadi pendarahan hidung atau kompres hidung dilakukan untuk menghentikan perdarahan. KOLABORASI 6. Berikan sesuai indikasi : analgesik. 7. Antiansietas mis : lorazepam, diazepam.

dengan sakit kepala. Pasien juga dapat mengalami episode hipotensi postural. 5. Meningkatkan kenyamanan umum. Kompres hidung dapat mengganggu menelan atau membutuhkan nafas dengan mulut, menimbulkan stagnasi sekresi oral dan mengeringkan membran mukosa. 6. Menurunkan atau mengontrol nyeri dan menurunkan rangsang sistem saraf simpatis. 7. Dapat mengurangi tegangan dan ketidaknyamanan yang diperberat oleh stres.

Asuhan keperawatan klien dengan gangguan hipertensi

| 15

DX
IV

TUJUAN/KRITERIA HASIL Pasien akan : 1. Mengidentifikasi hubungan antara hipertensi dan kegemukan.

INTERVENSI 1. Bicarakan pentingnya menurunkan masukan kalori dan batasi masukan lemak, garam, dan gula sesuia indikasi.

RASIONAL 1. Kesalahan kebiasaan makan menunjang terjadinya aterosklerosis dan kegemukan, yang merupakan predisposisi untuk hipertensi dan komplikasinya. Kelebihan masukan garam memperbanyak volume cairan intravaskular dan dapat merusak ginjal, yang lebih memperburuk hipertensi. 2. Motivasi untuk penurunan BB adalah internal. Individu harus berkeinginan untuk menurunkan BB. Bila tidak maka program sama sekali tidak berhasil.

2. Menunjukan perubahan pola makan, mempertahankan berat badan yang diinginkan dengan pemeliharaan kesehatan optimal. 3. Melakukan atau mempertahankan program olah raga yang tepat secara individual.

2. Tetapkan keinginan pasien menurunkan berat badan.

3. Kaji ulang masukan kalori harian dan pilihan diet. 4. Tetapkan rencana penurunan berat badan yang realistik dengan pasie, mis: penurunan BB 0,5 perminggu.

3. Mengidentifikasi kekuatan/kelemahan dalam progarm diit terakhir. Membantu dalam menentukan kebutuhan individu untuk penyesuaian/penyuluhan. 4. Penurunan masukan kalori seseorang sebanyak 500 kal perhari secara teori dapat menurnkan BB 0,5 kg/minggu. Penurunan BB yang lambat mengindikasikan kehilangan lemak melalui kerja otot

Asuhan keperawatan klien dengan gangguan hipertensi

| 16

5. Dorong pasien untuk mempertahankan masukan makanan harian termasuk kapan dan dimana makan dilakukan dan lingkungan dan perasaan sekitar saat makan. 6. Instruksikan dan bantu memilih 6. Menghindari makanan tinggi lemak jenuh dan kolesterol makanan yang tepat, hindari makanan pebting dalam mencegan perkembangan aterogenesis yang mengandung lemak jenuH tinggi dan kolestrol. KOLABORASI 7. Rujuk ke ahli gizi sesuai indikasi 7. Memberikan konseling dan bantuan dengan memenuhi kebutuhan diet individual.

dan umumnya denga cara mengubah kebiasaan makan. 5. Memberikan data dasar tentang keadekuatan nutrisi yang dimakan, dan kondisi emosi saat makan. Membantu untuk memfokuskan perhatian pada faktor mana pasien tela/dapat mengontrol perubahan.

DX

TUJUAN/KRITERIA HASIL

INTERVENSI MANDIRI

RASIONAL

Pasien akan: 1. Mengidentifikasi perilaku koping efektif dan konsekuensinya. 2. Menyatakan kesadaran kemampuan koping / kekuatan pribadi. 3. Mengidentifikasi potensial situasi stres dan mengambil langkah

1. Kaji keefektifan strategi koping dengan

mengobservasi perilaku, mis: keinginan berpartisipasi dalam rencana pengobatan. 2. Catat laporan gangguan tidur, peningkatan keletihan, kerusakan konsentrasi,sakit kepala, ketidakmapuan untuk mengatasi masalah. 3. Bantu pasien untuk mengidentifikasi stresor spesifik dan kemungkinan strategi untuk mengatasinya. 4. Libatkan pasien dalam perencanaan

1. Mekanisme adaptif perlu untuk mengubah pola hidup seseoramg, mengatasi hipertensi kronik dan mengintegrasi terapi yang diharuskan. 2. Manifestasi mekanisme koping maladptif mungkin merupakan indikator marah yg ditekan dan diketahui telah menjadi penentu uatama TD diastolik.

3. Pengenalan terhadap stresor adalah langkah pertama dalam mengubah respon seseorang terhadap stresor. 4. Keterlibatan memberikan pasien perasaan kontrol diri yang

Asuhan keperawatan klien dengan gangguan hipertensi

| 17

untuk menghindari / mengubahnya.

perawatan dan beri dorongan partisipasi maksimum dalam rencana pengobatan. 5. Dorong pasien untuk mengevaluasi tujuan hidup. 6. Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan mulai merencanakan perubahan hidup yang perlu.

berkelanjutan dan meningkatkan kerjasama dengan regimen terpeutik. 5. Fokus perhatian pasien pada realitas situasi yang ada relatif terhadap pendanga psien tentang apa yang diinginkan. 6. Perubahan yang perlu diprioritaskan secara realistik untuk menghindari rsa tidak menentu dan tida berdaya.

DX

TUJUAN/KRITERIA HASIL

INTERVENSI

RASIONAL

VI

MANDIRI Pasien akan : 1. Kaji kesiapan dan hambatan dalam 1. Menyatakan belajar. Termasuk orang terdekat. pemahaman tentang proses penyakit dan regimen pengobatan. 2. Tetapkan dan nyatakan batas TD normal, jelaskan tentang hipertensi dan 2. Mengidentifikasi efeknya. efek samping obat dan kemungkinan komplikasi yang perlu diperhatikan. 3. Hindari istilah TD normal dan gunakan 3. Mempertahankan istilah terkontrol dengan baik. TD dalam parameter normal. 4. Bantu pasien dalam mengidentifikasi faktor risiko kardiovaskuler: mis kegemukan, pola hidup monoton/stres,

1. Bila pasien tidak menerima realitas bahwa membutuhkan pengobatan kontinu, maka perubahan perilaku tidak akan dipertahankan. 2. Memberikan dasar pemahaman tentang peningkatan TD dan mengklarifikasi istilah medis yang sering digunakan.

3. Karena pengobatan untuk hipertensi adalah sepanjang kehidupan, maka dengan penyampaian ide terkontrol akan membantu pasien untuk memahami kebutuhan untuk melanjutkan medikasi. 4. Faktor-faktor resiko ini telah menunjukan hubungan dalam menunjang hipertensi dan penyakit kardiovaskuler.

Asuhan keperawatan klien dengan gangguan hipertensi

| 18

5.

6.

7. 8.

kolesterol. Atasi masalah dengan pasien untuk mengidentifikasi cara dimana perubahan gaya hidup yang tepat dan dapat dibuat untuk mengurangi faktorfaktor diatas. Bahas pentingnya menghentikan merokok dan bantu pasien dalam membuat rencana untuk berhenti merokok. Beri penguatan pentingnya kerja sama dalam regimen pengobatan. Instruksikan peragaan dan pemantauan TD mandiri.

5. Faktor-faktor resiko dapat meningkatkan proses penyakit atau memperburuk gejala. Dengan mengubah perilaku yang membrikan rasa aman dan menyusahkan. 6. Nikotin meningkatkan pelepasan katekolamin, mengakibatkan peningkatan frekuensi jantung, TD, dan vasokontriksi, mengurangi oksigenisasi jaringan, dan meningkatkan beban miokardium. 7. Kurangnya kerjasama adalah alasan umum kegagalan terapi antihipertensif. 8. Mengajarkan pasien atau orang terdekat untuk memantau TD adalah meyakinkan untuk pasien, karena hasilnya memberikan penguatan visual/positif akan upaya pasien. 9. Dengan mengindividualisasikan jadwal pengobatan sehingga sesuai dengan kebutuhan pribadi pasien dapat memudahkan kerjasama dengan regimen jangka panjang. 10. Informasi yang adekuat dan pemahaman bahwa efek samping adalah dan sering menghilang dengan berjalannya waktu. Dengan demikian meningkatkan kerjasama pengobatan. 11. Menurunkan bendungan vena perifer yang dapat ditimbulkan oleh vasodilator dan duduk/berdiri terlalu lama. 12. Mencegah vasodilatasi yang tak perlu dengan bahaya efeksamping yaitu pngsan dan hipotensi. 13. Tindak kewaspadaan penting dalam pencegahan interaksi obat yang kemungkinan berbahaya. Setiap obat yang mengandung stimulan saraf simpatis dapat meningkatkan TD atau dapat melawan efek anti hipertensif.

9. Bantu pasien untuk mengembangkan jadwal yang sederhana, memudahkan untuk minum obat. 10. Jelaskan tentang obat yang diresep bersamaan dengan rasional, dosis, efek samping yang diperkirakan serta efek yang merugikan. 11. Sarankan untuk sering mengubah posisi, olahraga kaki saat berbaring. 12. Rekomendasikan untuk menghindari mansdi air panas, ruang penguapan, dan penggunaan alkoho yang berlebihan. 13. Anjurkan pasien untuk berkonsultasi dengan pemberi perawatan sebelum menggunakan obat-obatan yang diresepkan atau tida diresepkan.

Asuhan keperawatan klien dengan gangguan hipertensi

| 19

14. Instruksikan pasien tentang peningkatan masukan makanan/cairan tinggi kalium. 15. Riviu tanda dan gejala yang memerlukan pelaporan pada pemberi asuhan kesehatan mis: sakit kepala yang terjadi saat bangun. 16. Jelaskan rasional regimen diit yang diharuskan. 17. Bantu pasien untuk mengiidentifikasi sumber masukan natrium mis: makanan bergaram. 18. Dorong pasien untuk menurunkan/ menghilangkan kafein mis: kopi, teh. 19. Tekankan pentingnya perencanaan / penyelesian periode istirahat harian. 20. Anjurkan pasien untuk memantaurespon fisiologi sendiri terhadap aktivitas. Mis: frekuensi nadi, sesak nafas. 21. Dorong pasien untuk membuat program olahraga sendiri seperti olahraga aerobik( berjalan, berenang) yang mampu dilakukan. 22. Peragakan kompres es pada punggung leher dan tekanan pada sepertiga ujung hidung, dan anjurkan pasien menundukan kepala kedepan bila terjadi perdarahan hidung. 23. Berikan informasi tentang sumbersumber dimasyarakat dan dukungan

14. Diuretik dapat menurunkan kadar kalium.penggantian diet lebih baik daripada diet dan semua ini diperlukan untuk mempengaruhi kekurangan. 15. Deteksi dini terjadinya komplikasi, penurunan fektifitas atau reaksi yang merugikan dari regimen obat memungkinkan untuk intervensi. 16. Kelebihan lemak jenuh, kolersterol, alkohol, natrium, dan kalori telah didefinisikan sebagai risiko nutrisi dalam hipertensi. 17. Diit rendah garam selama 2 tahun mungkin sudah mencukupi untuk mengontrol hipertensi sedang atau mengurangi jumlah obat yang dibutuhkan. 18. Kafein adalah stimulan jantung dan dapat memberikan efek merugikan pada fungsi jantung. 19. Dengan menyelingi aktivitas dan sitirahat akan meningkatkan toleransi terhadap kemajuan aktivitas. 20. Keterlibatan pasien dalam memantau toleransi aktivitasnya sendiri penting untuk keamanan dan memodifikasi aktifvitas kehidupan sehari-hari. 21. Selain membantu menurunkan TD, aktivitas aerobik merupakan alat yang menguatakan sitem kardiovaskuler. 22. Kapiler nasal dapat ruptur sebagai akibat dari tekanan vaskuler berlebihan. Dingin dan tekanan mengkontriksikan kapiler yang melambatkan perdarahan. Menundukan kedepan menurunkan jumlah darah yang tertelan. 23. Sumber-sumber di masyarakat seperti Yayasan Jantung Indonesia, klinik berhenti merokok, rehabilitasi alkohol,

Asuhan keperawatan klien dengan gangguan hipertensi

| 20

pasien dalam membuat perubahan pola hidup. Lakukan untuk rujukan bila ada indikasi.

progaram penurunan BB, dan pelayanan konseling dapat membatu pasien dalam upaya mengawali dan mempertahankan perubahan pola hidup.

Asuhan keperawatan klien dengan gangguan hipertensi

| 21

Anda mungkin juga menyukai