Anda di halaman 1dari 17

NEGARA DAN KONSTITUSI

A. Sistem Konstitusi 1. Pengertian Konstitusi Istilah konstitusi berasal dari kata constituer (Perancis), yang artinya membentuk. Dalam bahasa Latin, merupakan gabungan dari dua kata, yaitu cume yang artinya bersama-sama dengan dan statuere yang berarti berdiri, membuat sesuatu berdiri atau menetapkan. Jadi, konstitusi berarti menetapkan sesuatu secara bersama-sama. Konstitusi, oleh para pendiri negara kita (the founding fathers) diartikan sebagai hukum dasar. Undang-undang Dasar adalah hukum dasar yang tertulis, sedangkan Konstitusi adalah hukum dasar tidak tertulis. Beberapa definisi Konstitusi dari para ahli: a. Herman Heller membagi pengertian konstitusi menjadi tiga, yaitu: 1. Konstitusi dalam pengertian politis-sosiologis. Konstitusi mencerminkan kehidupan politik di dalam masyarakat sebagai suatu kenyataan. 2. Konstitusi dalam pengertian yuridis. Konstitusi merupakan suatu kesatuan kaidah yang hidup dalam masyarakat yang selanjutnya dijadikan suatu kesatuan kaidah hukum.

31

3. Konstitusi pengertiannya lebih luas dari undang-undang

dasar. Konstitusi adalah yang ditulis dalam suatu naskah


sebagai undang-undang yang tertinggi yang berlaku dalam suatu negara. b. K.C. Wheare, mengartikan konstitusi sebagai keseluruhan sistem ketatanegaraan dari suatu negara, berupa kumpulan peraturan yang membentuk, mengatur atau memerintah dalam pemerintahan suatu negara. c. C.F. Strong, mengartikan konstitusi sebagai suatu kumpulan asas-asas yang menyelenggarakan kekuasaan pemerintahan (arti luas), hak-hak dari pemerintah dan hubungan antara pemerintah dan yang diperintah (menyangkut hak-hak asasi manusia). Dengan demikian konstitusi merupakan kerangka negara yang diorganisir dengan dan melalui hukum yang menetapkan:

Pengaturan permanen;

mengenai

pendirian dari

lembagaalat-alat
sebagai

lembaga
d. Prayudi berikut:

yang

Fungsi-fungsi

perlengkapan negara;Hak-hak tertentu yang atelah ditetapkan. Atmosudirdjo,


merumuskan konstitusi

1) Konstitusi suatu negara adalah hasil atau produk sejarah dan proses perjuangan bangsa yang bersangkutan. 2) Konstitusi suatu negara adalah rumusan dari filsafat, cita-cita, kehendak, dan perjuangan bangsa Indonesia. 3) Konstitusi adalah cermin dari jiwa, jalan pikiran, mentalitas, dan keudayaan suatu bangsa.

32

Konstitusi dapat diartikan secara luas dan sempit. Konstitusi


dalam arti luas meliputi hukum dasar tertulis dan tidak tertulis. Konstitusi dalam arti sempit adalah hukum dasar tertulis yaitu undang-undang dasar. Dengan pengertian ini, undang-undang dasar merupakan konstitusi atau hukum dasar yang tertulis. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengertian konstitusi, adalah: Suatu kumpulan kaidah yang memberikan pembatasanpembatasan kekkuasaan kepada pra penguasa. Suatu dokumen tentang pembagian tugas dan sekaligus petugasnya dari suatu sustem politik. Suatu gambaran dari lembaga-lembaga negara. Suatu gambaran yang menyangkut masalah hak-hak asasi manusia. 2. Kedudukan Konstitusi Konstitusi secara umum berisi hal-hal yang mendasar dari suatu negara yang berupa aturan-aturan dasar atau norma-norma dasar yang dipakai sebagai pedoman pokok negara. Pada hakikatnya, konstitusi itu berisi tiga hal pokok, yaitu: a. Adanya jaminan terhadap hak-hak asasi manusia dan warga negaranya. b. Ditetapkan susunan ketatanegaraan suatu negara yang bersifat fundamental.

33

c. Adanya pembagian dan pembatasan tugas ketatanegaraan yang juga bersifat fundamental. Pada umumnya, konstitusi dalam setiap negara di dunia memiliki kedudukan formal yang sama yaitu sebagai (a) hukum dasar, dan (b) hukum tertinggi. Konstitusi sebagai Hukum Dasar, karena berisi aturan dan ketentuan tentang hal-hal yang mendasar dalam kehidupan suatu negara. Jadi, konstitusi menjadi (a) dasar adanya dan (b) sumber kekuasaan bagi setiap lembaga negara, serta (c) dasar adanya dan sumber bagi isi aturan hukum yang ada dibawahnya. Konstitusi sebagai Hukum Tertinggi, aturanaturan yang terdapat dalam konstitusi, secara hirarkis mempunyai kedudukan lebih tinggi terhadap aturan-aturan lainnya. Oleh karenanya, aturan-aturan lain dibuat oleh pembentuk undangundang harus sesuai atau tidak bertentangan dengan undangundang dasar. Menurut Miram Budiardjo, konstitusi atau undang-undang dasar itu memuat ketentuan-ketentuan sebagai berikut: a. Organisasi negara, misalnya pembagian kekuasaan antara badan eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Dalam negara federal, pembagian kekuasaan antara pemerintah federal (pusat) dengan pemerintah daerah (negara bagian), prosedur penyelesaian masalah pelanggaran yiridiksi lembaga negara. b. Hak-hak asasi manusia. c. Prosedur mengubah undang-undang dasar.

34

d. Adakalanya memuat larangan untuk mengubah sifat-sifat tertentu dari undang-undang dasar. Misalnya: dalam UUD 1945 dilarang mengubah bentuk negara Kesatuan. Konstitusi di suatu negara itu mempunyai sifat membatasi kekuasaan pemerintah dan menjamin hak-hak dasar warga negara. Oleh karena itu, konstitusi memiliki tujuan sebagai berikut: a. Memberi pembatasan sekaligus pengawasan terhadap kekuasaan politik; b. Melepaskan kontrol kekuasaan dari penguasa sendiri; c. Memberi batasan-batasan ketetapan bagi para penguasa negara dalam menjalankan kekuasaannya. d. Konstitusi negara memiliki fungsi, sebagai berikut: e. Sebagai penentu atau pembatas kekuasaan negara. f. Sebagai pengatur hubungan kekuasaan antarorgan negara. g. Sebagai pengatur hubungan kekuasaan antara organ negara dengan warga negara. h. Sebagai pemberi atau sumber legitimasi terhadap kekuasaan negara ataupun kegiatan penyelenggaraan kekuasaan negara. i. j. Sebagai penyalur atau pengalih kewenangan dari sumber kekuasaan yang asli kepada organ negara. Sebagai sarana pemersatu (symbol of unity), sebagai rujukan identitas dan keagungan kebangsaan (identity of

nation) serta sebagai center of ceremony.

35

k. Sebagai sarana pengendalian masyarakat (social control), baik di bidang politik maupun bidang sosial-ekonomi. l. Sebagai sarana perekayasaan dan pembaruan masyarakat (social engineering dan social reform). 3. UUD 1945 sebagai Konstitusi Negara Indonesia Konstitusi negara Indonesia adalah UUD 1945, yang disyahkan oleh PPKI pada 18 Agustus 1945. Konstitusi yang pernah berlaku di Indonesia: a. UUD 1945: periode 18 Agustus 194527 Desember 1949. (pembukaan, 16 bab, 37 pasal, 4 pasal aturan peralihan, 2 ayat aturan tambahan, dan bagian penejlasan) b. UUD RIS: periode 27 Desember 194917 Agustus 1950. (6 bab, 197 pasal, dan beberapa bagian) c. UUDS 1950: periode 17 Agustus 19505 Juli 1959. (6 bab, 146 pasal, dan beberapa bagian) d. UUD 1945: pepriode 5 Juli 1959 sekarang. Khusus periode keempat, berlaku UUD 1945, dengan pembagian sebagai berikut: a. UUD 1945 sebelum diamandemen. b. UUD 1945 sesudah diamandemen: 1) Amandemen ke-1, pada sidang umum MPR, disahkan pada 19 Oktober 1999; (yang diubah sebanyak 9 pasal)

36

2) Amandemen ke-2, pada sidang umum MPR, disahkan pada 18 Agustus 2000; (yang diubah sebanyak 25 pasal) 3) Amandemen ke-3, pada sidang umum MPR, disahkan pada 10 Nopember 2001; (yang diubah sebanyak 23 pasal) 4) Amandemen ke-4, pada sidang umum MPR, disahkan pada 10 Agustus 2002. (yang diubah sebanyak 13 pasal, 3 pasal aturan peralihan, 2 pasal aturan tambahan). Amandemen atas UUD 1945 tersebut tidak mengakibatkan konstitusi yang asli (UUD yang asli) tidak berlaku lagi, karena sistem perubahan UUD 1945 adalah dengan addendum, yaitu menyisipkan bagian perubahan ke dalam naskah UUD 1945. Dengan demikian naskah UUD 1945, terdiri atas: a. Naskah asli UUD 1945; b. Naskah perubahan pertama UUD 1945; c. Naskah perubahan kedua UUD 1945; d. Naskah perubahan ketiga UUD 1945; e. Naskah perubahan keempat UUD 1945.

B. Sistem politik dan ketatanegaraan Indonesia

37

A. Negara 1. Pengertian Negara Kata negara berasal dari kata state (Inggris), staat (Belanda), etat (Perancis) yang berasal dari kata Latin status atau

statum yang artinya keadaan yang tegak dan tetap atau sesuatu
yang memiliki sifat-sifat yang tegak dan tetap. Istilah itu umumnya diartikan sebagai kedudukan (standing, station). Misalnya: status

civitatis (kedudukan warganegara), status republicae ( kedudukan


negara). Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian negara itu ada dua, yaitu: pertama, negara adalah organisasi di suatu wilayah yang mempunyai kekuasaan tertinggi yang sah dan ditaati rakyatnya; kedua, negara adalah kelompok sosial yang menduduki wilayah atau daerah tertentu yang diorganisasi di bawah lembaga politik dan pemerintah yang efektif, mempunyai satu kesatuan politik, berdaulat sehingga berhak menentukan tujuan nasionalnya. Negara adalah suatu organisasi kekuasan dari sekelompok atau beberapa kelompok manusia yang bersama-sama mendiami satu wilayah tertentu dan mengakui adanya satu pemerintahan yang mengurus tata tertib serta keselamatan sekelompok atau beberapa kelompok manusia tersebut. Beberapa ahli mengertikan negara sebagai berikut: a. Aristoteles (384-322 SM), merumuskan negara dalam bukunya Politica, sebagai negara polis, karena negara masih

38

berada dalam suatu wilayah yang kecil sehingga warga negara dapat diikutsertakan dalam musyawarah (ecclesia). b. Agustinus, membedakan negara dalam dua pengertian, yaitu civitas dei yang artinya negara Tuhan, dan civitas

terrena atau civitas diaboli yang artinya negara duniawi.


c. Nicollo Machiavelli (1469-1527) merumuskan negara sebagai negara kekuasaan, dalam bukunya Il Principle. Ia terkenal karena ajarannya tentang tujuan yang dapat menghalalkan segala cara. d. Georg Jellinek, mengatakan bahwa negara adalah organisasi kekuasaan dari sekelompok manusia yang telah berkediaman di wilayah tertentu. e. Kranenburg, negara adalah organisasi yang timbul karena kehendak dari suatu golongan atau bangsanya sendiri. f. Roger F. Soultau, negara adalah alat (agency) atau wewenang (authority) yang mengatur atau mengendalikan persoalan bersama atas nama masyarakat. g. Harold J. Lasky, negara adalah suatu masyarakat yang diintegrasikan karena mempunyai wewenang yang bersifat memaksa dan yang secara sah lebih agung dari pada individu atau kelompok, yang merupakan bagian dari masyarakat itu. h. George Wilhelm Frerdrich Hegel, negara merupakan organisasi kesusilaan yang muncul sebagai sintesis dari kemerdekaan individual dan kemerdekaan universal.

39

i.

John Locke (1632-1704) dan Rousseau (1712-1778), dalam


buku Ilmu Negara (1993) mengatakan negara adalah suatu badan atau organisasi hasil dari pada perjanjian masyarakat.

j.

Max Weber, mengatakan bahwa negara adalah suatu


masyarakat yang mempunyai monopoli dalam penggunaan kekerasan fisik secara sah dalam suatu wilayah.

k. Mc. Iver, menjelaskan negara adalah asosiasi yang menyelenggarakan penertiban di dalam suatu masyarakat dalam suatu wilayah dengan berdasarkan sistem hukum yang diselenggarakan oleh suatu pemerintah yang demi maksud tersebut diberi kekuasaan memaksa. l.

Jean Bodin, negara adalah persekkutuan keluarga dengan


segala kepentingannya yang dipimpin oleh akal dari suatu kuasa yang berdaulat.

m. Soenarko, negara adalah organisasi kekuasaan masyarakat yang mempunyai daerah tertentu di mana kekuasaan negara berlaku sepenuhnya sebagai sovereign. n. R. Djokosoetono, negara ialah suatu organisasi masyarakat atau kumpulan manusia yang berada di bawah suatu pemerintahan yang sama. o. Miriam Budiardjo, negara adalah suatu daerah teritorial yang rakyatnya diperintah (governed) oleh sejumlah pejabat dan berhasil menuntut dari warga negaranya ketaatan pada peraturan perundang-undangannya melalui

40

penguasaan (kontrol) monopolistis dan kekuasaan yang sah. 2. Unsur-unsur Negara Berdasarkan beberapa pengertian mengenai negara yang dikemukakan oleh para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa semua negara memiliki unsur-unsur yang mutlak harus ada, yaitu:

wilayah atau daerah teritorial yang sah, rakyat, sebagai pendukung


pokok adanya negara dan tidak terbatas pada salah satu jenis etnis saja, dan pemerintahan yang berdaulat. Unsur-unsur tersebut dapat dijelaskan sbb: e. Wilayah, adalah daerah yang menjadi kekuasaan negara serta menjadi tempat tinggal bagi rakyat negara. Wilayah juga menjadi sumber kehidupan rakyat negara. Wilayah negara mencakup darat, laut, dan udara. b. Rakyat, adalah orang-orang yang bertempat tinggal di wilayah itu, tunduk pada kekuasaan negara dan mendukung negara yang bersangkutan. c. Pemerintahan yang berdaulat, adalah adanya penyelenggara negara yang memiliki kekuasaan menyelenggarakan pemerintahan di negara tersebut. Pemerintah tersebut memiliki kedaulatan baik ke dalam mau pun ke luar. Kedaulatan ke dalam berarti negara memiliki kekuasaan untuk ditaati oleh rakyatnya. Kedaulatan ke luar berarti negara mampu mempertahankan diri dari serangan dari negara lain.

41

Unsur wilayah, rakyat dan pemerintahan yang berdaulat tersebut merupakan unsur konstitutif atau unsur pembentuk yang harus dipenuhi agar terbentuk negara. Selain unsur konstitutif ada juga unsur deklaratif, yaitu: a. adanya tujuan negara; b. adanya undang-undang dasar; c. adanya unsur pengakuan dari negara lain, baik secara de jure maupun de facto yang sifatnya menyatakan, bukanlah unsur yang mutlak; d. Masuknya negara tersebut ke dalam PBB. Sebagai organisasi kekuasaan, negara memiliki sifat memaksa, monopoli, dan mencakup semua. a. Memaksa, artinya negara dapat memaksakan kehendak dan kekuasaannya untuk menyeleng-garakan ketertiban baik dengan memakai kekerasan fisik maupun melalui jalur hukum (legal); b. Monopoli, artinya negara memiliki hak menetapkan tujuan bersama masyarakat. Negara memiliki hak untuk melarang sesuatu yang bertentangan dan menganjurkan sesuatu yang dibutuhkan masyarakat. c. Mencakup semua (totaliter), artinya semua peraturan dan kebijakan negara berlaku untuk semua orang tanpa kecuali. 3. Teori Terjadinya Negara Secara teoretis, proses terjadinya negara dapat diuraikan sebagai berikut:

42

a. Teori Kenyataan: timbulnya suatu negara itu adalah soal kenyataan. b. Teori Hukum Alam: Plato dan Aristoteles pada masa itu memikirkan: terjadinya negara adalah suatu yang alamiah, menurut hukum alam, yaitu mulai dari lahir, berkembang, mencapai puncaknya, layu, dan akhirnya mati. Negara terjadi secara alamiah, bersumber dari manusia sebagai makhluk sosial yang memiliki kecenderungan berkumpul dan saling berhubungan untuk mencapai kebutuhan hidupnya. c. Teori Ketuhanan: timbulnya negara karena kehendak Tuhan, didasari oleh kepercyaan bahwa segala sesuatu berasala dari Tuhan dan terjadi atas kehendak Tuhan, atas berkat rahmat Allah sebagai penjelmaan by the grace of God Tuhan kekuasaan dari Tuhan. Tokoh memiliki kekuasaan mutlak di dunia. Negara dianggap penganjur teori ini: Frederich Julius stahl, Thomas Aquinas, Agustinus. d. Teori Perjanjian: negara timbul karena perjanjian yang diadakan antara orang-orang agar kepentingan bersama dapat terpelihara dan terjamin, agar tidak terjadi homo

homini lupus, menurut Thomas Hobbes.


e. Teori Penaklukan: negara timbul karena serombongan manusia menaklukkan daerah dari serombongan manusia lain. Selain itu ada juga proses peleburan, pemisahan diri, dan pendudukan.

43

Negara terbentuk bukan saja disebabkan oleh teori-teori sebagaimana disebutkan di atas. Negara-negara di dunia ini terbentuk melalui sebuah proses. Proses itu antara lain: penaklukan, fusi, pemecahan, pemisahan, revolusi, pemberian, pendudukan. a. Penaklukan atau occupatie, adalah suatu daerah yang tidak dipertuan kemudian diambil alih dan didirikan negara di wilayah itu. Misal: negara Liberia. b. Fusi atau peleburan, adalah suatu penggabuangan dua atau lebih negara menjadi negara baru. Misal: Jerman Barat dan Jerman Timur. c. Pemecahan, adalah terbentuknya negara-negara baru akibat terpecahnya negara lama sehingga negara sebelumnya menjadi tidak ada lagi. Misal: Yugoslavia, menjadi Serbia, Bosnia, Montenegro. Uni Sovyet, menjadi banyak negara baru. Cekoslovakia, menjadi Ceko dan Slovakia. d. Pemisahan diri, adalah meisahnya sauatu bagian wilayah negara kemudian terbentuk negara baru. Misal: India yang kemudian menjadi: India, Pakistan, dan Bangladesh. e. Revolusi atau perjuangan, merupakan hasil dari rakyat suatu wilayah yang umumnya dijajah negara lain kemudian memerdekakan diri. Misal: Indonesia. f. Pemberian atau penyerahan, adalah pemberian kemerdekaan kepada suatu koloni oleh negara lain yang

44

umumnya bekas jajahannya. Inggris dan Perancis yang memiliki jajahan di Afrika, banyak memberikan kemerdekaan kepada bangsa di daerah tersebut. Misalnya: Kongo dimerdekakan oleh Perancis. g. Pendudukan, adalah negara yang terjadi atas wilayah yang ada penduduknya, tetapi tidak ada pemerintahan sebelumnya. Misalnya: Australia adalah daerah baru yang ditemukan Inggris meskipun di sana trdapat penduduk suku Aborigin. Daerah Australia selanjutnya dibuat kolonaikoloni di mana penduduknya didatangkann dari daratan Eropa. B. Bangsa dan Negara Indonesia 1. Hakikat Negara Indonesia Gagasan membentuk satu bangsa yaitu bangsa Indonesia, terwujud dalam ikrar Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928, satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa, yaitu Indonesia. Meskipun, para pemuda yang berikrar berbeda-beda suku, adat, budaya, ras, keyakinan, dan daerah, tetapi bersedia menyatakan diri sebagai satu bangsa, yaitu bangsa Indonesia. Faktor-faktor pembentuk bangsa Indonesia, antara lain: a. Adanya persamaan nasib, yaitu penderitaan bersama di bawah penjajahan bangsa asing lebih kurang 350 th. b. Adanya keinginan bersama untuk merdeka, melepaskan diri dari belenggu penjajahan.

45

c. Adanya kesatuan tempat tinggal, yaitu wilayah nusantara yang membentang dari Sabang sampai Merauke. d. Adanya cita-cita bersama untuk mencapai kemakmuran dan keadilan sebagai suatu bangsa. Faktor pembentukan identitas kebangsaan Indonesia itu merupakan faktor historis dan etis. Historis, karena bangsa Indonesia bersatu bukan karena kesatuan bahasa, suku, budaya dan agama, melainkan sejarah yang dialami bersama, yaitu penderitaan, penindasan, perjuangan ke-merdekaan, dan tekad untuk kehidupan bersama. Sehingga berhasil mewujudkan terbentuknya negara Indonesia Merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945. Hakikat Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara kebangsaan yang pembentukannya didasarkan pada semangat kebangsaan dan tekad suatu masyarakat untuk membangun masa depan bersama dalam satu negara yang sama, meski berbeda-beda agama, ras, etnik, dan golongan. 2. Proses Terjadinya Negara Indonesia Proses terjadinya negara Indonesia tidak dimulai dari proklamasi, melainkan adanya pengakuan akan hak setiap bangsa untuk memerdekakan dirinya. Bangsa Indonesia memiliki tekad kuat untuk menghapus segala penindasan dan penjajahan suatu bangsa atas nama bangsa lain. Inilah yang menjadi sumber motivasi perjuangan (alinea I Pembukaan UUD 1945).

46

Adanya perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajahan. Perjuangan panjang bangsa Indonesia menghasilkan proklamasi. Proklamasi barulah mengantarkan ke pintu gerbang kemerdekaan. Jadi, dengan proklamasi tidaklah selesai kita bernegara. Negara yang kita cita-citakan adalah menuju pada keadaan merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur (Alinea II Pembukaan UUD

1945)
Terjadinya negara Indonesia adalah kehendak bersama seluruh bangsa Indonesia, sebagai suatu keinginan luhur bersama. Di samping itu adalah kehendak dan atas rahmat Allah Yang Maha Kuasa. Ini membuktikan bangsa Indonesia adalah bangsa yang religius dan mengakui adanya motivasi spirituil (Alinea III

Pembukaan UUD 1945).


Negara Indonesia perlu menyusun alat-alat perlengkapan negara yang meliputi tujuan negara, bentuk negara, sistem pemerintahan negara, UUD negara, dan dasar negara. Dengan demikian, semakin sempurna proses terjadinya negara Indonesia (alinea IV Pembukaan UUD 1945)

47

Anda mungkin juga menyukai