Anda di halaman 1dari 5

itu masih ada, orang-orang dari kalangan kesusastraan banyak yang tinggal di situ apabila datang ke New York.

Menurut berita yang kubaca dalam surat kabar itu, untuk peresmian hotel yang baru akan diadakan pesta besar, dan kemungkinannya Gubernur New York juga akan hadir." "Kapan peresmiannya?" kata Jupe. "Besok malam," jawab Bob. "Jika Gubernur jadi datang, televisi pasti akan meliputnya." Jupiter mengangguk. "Dan FBI mestinya bisa mengatur agar kita mendapat undangan," katanya. Lebih bagus lagi jika kita bisa pindah ke Hotel itu, dan tidak cuma hadir dalam pesta peresmiannya. Karena dengan begitu Sabel dan Bartlett akan tahu di mana kita bisa ditemukan." Ia berdiri lalu menghampiri pria tegap yang berjas biru tua. . "Adakah kemungkinan bahwa FBI bisa mengusahakan agar kami menghadiri pesta peresmian Hotel The New Windsor besok malam?" katanya pada orang itu. Yang diajak bicara begitu kaget karena tahu-tahu disapa, sehingga es krimnya terlepas dari pegangan. "Peristiwa itu pasti akan diliput televisi dan ditayangkan dalam warta berita," kata Jupiter lalu pura-pura tidak melihat bahwa es krim yang jatuh tadi mengotori sepatu orang itu. "Jika kami diwawancarai oleh reporter televisi, mungkin nanti salah seorang dari kami bisa mengatakan bahwa kami menginap di hotel itu. Dengan demikian Edgar Snabel akan bisa mengetahui di mana ia bisa menemukan kami. Jadi Anda tidak perlu repot lagi terus membuntuti kami berkeliling New York."

Agen FBI itu nampaknya sudah pulih dari kekagetannya tadi. Ia menarik napas, dan hendak mengatakan sesuatu. Tapi tidak jadi. Ia mengangguk. "Kalian akan kami beri kabar," katanya, lalu pergi. Jupe kembali ke teman-temannya. "Mereka akan memberi kabar," katanya melaporkan. "Sementara itu kita dibiarkan sendiri di sini tanpa perlindungan," kata Mr. Peck. "Aduh, Kakek, janganlah berlagak tidak berdaya," kaia Pete mengomel. "Kalau bicara soal perlindungan, Kakek ini bisa disamakan dengan tank Sherman. Si Snabel itu akan setengah mati kerepotan, jika sampai berhadapan lagi dengan Kakek!" Kata-kata cucunya itu menyebabkan. Mr. Peck gembira lagi. Malam itu telepon di hotel berdering. Mr. Peck yang menerimanya. Ternyata yang menelepon Mr. Anderson, dan ia menyarankan agar. mereka berkemas-kemas, karena ada kemungkinan keesokan harinya pindah ke The New Windsor "Dan Anda serta anak-anak membawa setelan atau jas model sport berwarna gelap?" tanya Mr. Anderson. Jika rencana kalian hendak tampil di televisi, mestinya penampilan kalian seolah-olah datang ke New York ini dengan maksud menghadiri pesta hebat!" "Wah," kata Mr. Peck agak kaget. "Anda tidak usah cemas tentang itu, karena akan kami sediakan," kata Anderson lagi. (Oo-dwkz-oO)

Hotel baru itu belum seluruhnya selesai. Ruang lobi yang luas masih berbau cat. Bob sewaktu naik lift berjumpa dengan seorang pelayan kamar yang memegang gambar denah ruangan. Rupanya ia belum hafal. lika-liku hotel tempatnya bekerja. Suite yang disediakan bagi Mr. Peck dan anak-anak lebih kecil ukuran daripada kamar-kamar mereka di Hotel Riverview. Tapi letaknya di lantai tiga puluh dua, dan dari kamar tidur Mr. Peck, mereka bisa melihat kapal-kapal di East River. Ketika Mr. Peck dan anak-anak masuk ke hotel itu sekitar pukul lima sore, para awak TV nampak sibuk memasang peralatan mereka di lobi. Ketika keempat orang yang datang dari California itu turun lagi pukul 6:45 dengan memakai jas biru tua, yang disediakan oleh FBI untuk mereka, lobi sudah terang-benderang karena lampu-lampu sorot. Mr. Anderson menunggu mereka dekat meja penyampaian pesan. Ia langsung memperkenalkan mereka kepada reporter yang akan meliput acara pesta malam itu. Reporter itu tampan dan bertubuh jangkung dengan deretan gigi yang sangat putih serta rambut yang ditata rapi. Ia bersalaman dengan Mr. Peck, sementara tatapan matanya terarah sedikit menyamping dari telinga kiri kakek Pete. Kemudian ia melangkah dengan mengitari Mr. Peck untuk menyalami seorang wanita yang saat itu masuk lewat pintu putar. Wanita itu berbusana semarak, serba kemilau. Kemudian lampu merah yang ada pada kamera TV menyala. Seorang pria yang berdiri di pinggir dengan alat pendengar terpasang pada telinga memberi isyarat pada reporter tadi, yang dengan segera berbicara sambil menghadap ke depan kamera. Ia mengatakan bahwa ia berada di ruang lobi The New Windsor, dan Mrs. Jasper Harris Wheatly ada bersamanya. Mrs. Wheatly sengaja datang dengan pesawat terbang dari Roma, Italia untuk

menghadiri pesta peresmian The New Windsor, kata reporter televisi itu. Ia tidak menjelaskan kenapa Mrs. Wheatly dianggap penting; menurut dugaan anak-anak para pirsawan pasti semuanya tahu, meski mereka sendiri tidak. Senyuman Mrs. Wheatly kelihatan begitu dipaksa, sehingga Pete sudah khawatir saja bahwa wajah wanita itu nanti retak. Mrs. Wheatly mengucapkan beberapa patah kata, lalu melangkah dengan anggun ke dalam lobi . Tiba-tiba reporter tadi menuju ke arah Mr. Peck dan anak-anak. Tangannya teracung ke depan dengan sikap mengajak bersalaman, sementara kamera dengan lampu merah menyala diarahkan pada mereka. "Dan inilah Mr. Bennington Peck'" kata reporter itu dengan nada seolaholah tidak menyangka bahwa Mr. Peck juga ada di situ. Tamu yang betul-betul istimewa-yang datang dan daerah barat Amerika Serikat, khusus untuk menghadiri acara ini." Mr. Peck menatap kamera sambil tersenyum lebar. Dipegangnya tangan reporter itu dan tidak dilepaskannya lagi, sementara ia mengatakan sambil menatap kamera bahwa ia dan menatap kamera bahwa ia dan mendiang istrinya biasa menginap di Hotel Westmore yang lama. "Ketika kami berbulan madu," kata Mr. Peck. "Hotel Windsor," kata reporter itu membetulkan, sambil berusaha melepaskan tangannya yang dipegang Mr. Peck, tapi ia tidak berhasil. Ya, seperti saya katakan tadi, Hotel Windsor," kata Mr. Peck dengan suara lantang "Kami sering menginap. Ia berdiri lurus-lurus. "Saya sangat terpukul ketika Hotel Westmore terbakar tapi yang. baru ini benar-benar hebat. Agak lembab, tapi itu pasti akan bisa diatasi jika pemanasan

udah berjalan. Saya dan anak-anak -" kamera digeserkan untuk mengambil wajah Jupe, Bob dan Pete yang tersenyum - "sangat menikmati semuanya, dan kami akan tinggal di sini paling tidak sampai akhir minggu ini. Keasyikannya tidak kalah dibandingkan dengan naik roller coaster yang berputar-putar seperti spiral di Taman Hiburan Coney Island." Akhirnya reporter itu berhasil melepaskan diri dari pegangan Mr. Peck. Ia melangkah mundur sambil terus memamerkan gigi dengan senyuman profesional. Ia mengucapkan terima kasih kepada Mr. Peck dan anakanak, dan wawancara singkat itu selesai. Mr. Peck terhuyung pergi sambil mengelap kening dengan saputangan. "Bagaimana tadi katanya pada anakanak. "Apa saja yang kukatakan?" "Wah, hebat, Kakek!" kata Pete. "Semua yang perlu Kakek katakan - dengan lantang dan jelas. "Bagus!" kata Mr. Peck. "Dengan begitu Snabel bajingan itu kini bisa mengetahui di mana kita berada." Setelah itu diajaknya anak-anak makan malam di sebuah restoran Skandinavia di Gedung City corp, karena mereka tidak diundang untuk hadir dalam perjamuan makan dan resepsi yang diadakan di taman yang terdapat di atap hotel. Mr. Peck merasa puas. Ia telah menunaikan tugasnya. Yang menjadi pertanyaan kini, berapa lama mereka harus menunggu sampai Snabel muncul? (Oo-dwkz-oO) Bab 17 TERJEBAK!

Anda mungkin juga menyukai