Anda di halaman 1dari 27

BAB I LANDASAN TEORI MENARIK DIRI

A. MASALAH UTAMA : Isolasi Sosial : Menarik diri. B. PROSES TERJADINYA MASALAH 1. Pengertian Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Rawlins,1993). Terjadinya perilaku menarik diri dipengaruhi oleh faktor predisposisi dan stressor presipitasi. Faktor perkembangan dan sosial budaya merupakan faktor predispoisi terjadinya perilaku menarik diri. Kegagalan perkembangan dapat mengakibatkan individu tidak percaya diri, tidak percaya orang lain, ragu, takut salah , pesimis, putus asa terhadap hubungan dengan orang lain, menghindar dari orang lain, tidak mampu merumuskan keinginan, dan merasa tertekan. Keadaan menimbulkan perilaku tidak ingin berkomunikasi dengan orang lain, menghindar dari orang lain, lebih menyukai berdiam diri sendiri, kegiatan sehari-hari hampir terabaikan. Gejala Klinis (Budi Anna Keliat, 1998) : a) Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul. b) Menghindar dari orang lain (menyendiri). c) Komunikasi kurang/tidak ada. Klien tidak tampak bercakap-cakap dengan klien lain/perawat. d) Tidak ada kontak mata, klien sering menunduk. e) Berdiam diri di kamar/klien kurang mobilitas. f) Menolak berhubungan dengan orang lain, klien memutuskan percakapan atau pergi jika diajak bercakap-cakap. g) Tidak melakukan kegiatan sehari-hari. h) Posisi janin saat tidur.

2. Penyebab dari Menarik Diri Salah satu penyebab dari menarik diri adalah harga diri rendah. Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Dimana gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai keinginan. Gejala Klinis ( Budi Anna Keliat, 1999) : a) Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan terhadap penyakit (rambut botak karena terapi). b) Rasa bersalah terhadap diri sendiri (mengkritik/menyalahkan diri sendiri). c) Gangguan hubungan sosial (menarik diri). d) Percaya diri kurang (sukar mengambil keputusan). e) Mencederai diri (akibat dari harga diri yang rendah disertai harapan yang suram, mungkin klien akan mengakiri kehidupannya. 3. Akibat dari Menarik Diri Klien dengan perilaku menarik diri dapat berakibat adanya terjadinya resiko perubahan sensori persepsi (halusinasi). Halusinasi ini merupakan salah satu orientasi realitas yang maladaptive, dimana halusinasi adalah persepsi klien terhadap lingkungan tanpa stimulus yang nyata, artinya klien menginterprestasikan sesuatu yang nyata tanpa stimulus/rangsangan eksternal. Gejala Klinis : a) Bicara, senyum dan tertawa sendiri. b) Menarik diri dan menghindar dari orang lain. c) Tidak dapat membedakan tidak nyata dan nyata. d) Tidak dapat memusatkan perhatian. e) Curiga, bermusuhan, merusak (diri sendiri, orang lain dan lingkungannya), takut. f) Ekspresi muka tegang, mudah tersinggung. (Budi Anna Keliat, 1999)

C. POHON MASALAH Resiko Perubahan Halusinasi .. Sensori-persepsi :

Isolasi sosial : menarik diri

Core Problem

Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah ( Budi Anna Keliat, 1999) Resiko menciderai diri, orang lain, lingkungan Tidak efektifnya Penatalaksanaan Regiment terapeutik Tidak efektifnya Koping keluarga: Ketidakmampuan Keluarga merawat Anggota keluarga Yang sakit Gangguan Harga Diri Rendah Isolasi sosial : Menarik Diri Menurunnya Motivasi Perawatan Diri Resiko Persepsi sensori Halusinasi Defisit Perawatan diri

D. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI 1. Masalah Keperawatan a) Resiko perubahan persepsi - sensori : halusinasi b) Isolasi Sosial : menarik diri c) Gangguan konsep diri : harga diri rendah 2. Data yang perlu dikaji a) Resiko perubahan persepsi - sensori : halusinasi 1) Data Subjektif Klien mengatakan mendengar bunyi tanpa ada yang stimulus nyata. Klien mengatakan melihat gambaran tanpa ada stimulus yang nyata. Klien mengatakan mencium bau tanpa stimulus. Klien merasa makan sesuatu. Klien merasa ada sesuatu pada kulitnya. Klien takut pada suara/bunyi/gambar yang dilihat dan didengar. Klien ingin memukul/melempar barang-barang. 2) Data Objektif sesuatu. Klien berhebti bicara ditengah kalimat untuk mendengarkan sesuatu. b) 1) Data Subyektif Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apaapa, bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri. 2) Data Obyektif Disorientasi. Isolasi Sosial : menarik diri Klien berbicara dan tertawa sendiri. Klien bersikap seperti mendengar/melihat

Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan, ingin mencederai diri/ingin mengakhiri hidup. c) Gangguan konsep diri : harga diri rendah Data subyektif: Klien mengatakan: saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apaapa, bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri. Data obyektif: Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan, ingin mencederai diri / ingin mengakhiri hidup. 3. Diagnosa keperawatan a) Resiko perubahan persepsi sensori: halusinasi ... berhubungan dengan menarik diri. b) Isolasi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah. 4. Rencana Tindakan Keperawatan a) Diagnosa 1 Tujuan Umum : Klien dapat berinteraksi dengan orang lain sehingga tidak terjadi halusinasi Tujuan Khusus : 1) Klien dapat membina hubungan saling percaya Rasional : Hubungan saling percaya merupakan landasan utama untuk hubungan selanjutnya. Tindakan: Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik dengan cara : Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal. Perkenalkan diri dengan sopan. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai.

Jelaskan tujuan pertemuan. Jujur dan menepati janji. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya. Berikan perhatian kepada klien dan perhatian kebutuhan dasar klien.

2) Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri Rasional : Memberi kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya dapat membantu mengurangi stres dan penyebab perasaaan menarik diri. Tindakan : Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda-tandanya. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan penyebab menarik diri atau mau bergaul. Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, tandatanda serta penyebab yang muncul. Berikan pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya 3) Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain. Rasional : Untuk mengetahui keuntungan dari bergaul dengan orang lain, Untuk mengetahui akibat yang dirasakan setelah menarik diri. Tindakan : Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan keuntungan berhubungan dengan orang lain. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain. Diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan dengan orang lain.

Beri

reinforcement

positif

terhadap

kemampuan

mengungkapkan perasaan tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain. Kaji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak berhubungan dengan orang lain. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan dengan orang lain. Biskusikan Beri bersama klien positif tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain. reinforcement terhadap tentang kemampuan tidak mengungkapkan perasaan kerugian

berhubungan dengan orang lain. 4) Klien dapat melaksanakan hubungan sosial. Rasional : Mengeksplorasi perasaan klien terhadap perilaku menarik diri yang biasa dilakukan. Untuk mengetahui perilaku menarik diri yang dilakukan dan dengan bantuan perawat bisa membedakan perilaku konstruktif dan destruktif. Tindakan : Kaji kemampuan klien membina hubungan dengan orang lain. Dorong dan bantu kien untuk berhubungan dengan orang lain melalui tahap : KP K P P lain K P P lain K lain K Kel/Klp/Masyarakat

Beri reinforcement positif terhadap keberhasilan yang telah dicapai. Bantu klien untuk mengevaluasi manfaat berhubungan. Diskusikan jadwal harian yang dilakukan bersama klien dalam mengisi waktu.

Motivasi klien untuk mengikuti kegiatan ruangan. Beri reinforcement positif atas kegiatan klien dalam kegiatan ruangan. 5) Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan orang lain. Rasional : cara yang Tindakan : Dorong klien untuk mengungkapkan klien positif tentang atas perasaannya perasaan bila berhubungan dengan orang lain. Diskusikan Beri lain. 6) Klien dapat memberdayakan sistem pendukung atau keluarga. Rasional : memberikan penanganan bantuan terapi melalui pengumpulan data yang lengkap dan akurat kondisi fisik dan non fisik klien serta keadaan perilaku dan sikap keluarganya. Tindakan : Bina hubungan saling percaya dengan keluarga : Salam, perkenalan diri. Jelaskan tujuan. Buat kontrak. Eksplorasi perasaan klien. Perilaku menarik diri. Penyebab perilaku menarik diri. Akibat yang terjadi jika perilaku menarik diri tidak ditanggapi. Cara keluarga menghadapi klien menarik diri. dengan masnfaat klien berhubungan dengan orang lain. reinforcement kemampuan mengungkapkan perasaan manfaat berhubungan dengan orang Dapat membantu klien dalam menemukan dapat menyelesaikan masalah.

Diskusikan dengan anggota keluarga tentang :

Dorong anggota keluarga untuk memberikan dukungan kepada klien untuk berkomunikasi dengan orang lain. Anjurkan anggota keluarga secara rutin dan bergantian menjenguk klien minimal satu kali seminggu. Beri reinforcement positif positif atas hal-hal yang telah dicapai oleh keluarga. b) Diagnosa 2 Tujuan umum : Klien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal. Tujuan khusus : 1) Klien dapat membina hubungan saling percaya Rasional : Hubungan saling percaya merupakan dasar untuk kelancaran hubungan interaksi selanjutnya Tindakan : Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik : sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal Perkenalkan diri dengan sopan Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien Jelaskan tujuan pertemuan Jujur dan menepati janji Tunjukan sikap empati dan menerima klien apa adanya Beri perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien. 2) Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki. Rasional : Diskusikan tingkat kemampuan klien seperti menilai realitas, kontrol diri atau integritas ego diperlakukan sebagai dasar asuhan keperawatannya.

Reinforcement positif akan meningkatkan harga diri klien. Pujian yang realistik tidak menyebabkan klien melakukan kegiatan hanya karena ingin mendapatkan pujian.

Tindakan: Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien. Setiap bertemu klien hindarkan dari memberi penilaian negatif. Utamakan memberikan pujian yang realistik.

3) Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan. Rasional : Keterbukaan dan pengertian tentang kemampuan yang dimiliki adalah prasyarat untuk berubah. Pengertian tentang kemampuan yang dimiliki diri memotivasi untuk tetap mempertahankan penggunaannya. Tindakan: Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan selama sakit. Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaannya. 4) Klien dapat (menetapkan) merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Rasional : Membentuk individu yang bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Klien perlu bertindak secara realistis dalam kehidupannya. Contoh peran yang dilihat klien akan memotivasi klien untuk melaksanakan kegiatan. Tindakan: Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan. Kegiatan mandiri. Kegiatan dengan bantuan sebagian. Kegiatan yang membutuhkan bantuan total.

10

Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan.

5) Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya. Rasional : Memberikan kesempatan kepada klien mandiri dapat meningkatkan motivasi dan harga diri klien. Reinforcement positif dapat meningkatkan harga diri klien. Memberikan kesempatan kepada klien ntk tetap melakukan kegiatan yang bisa dilakukan. Tindakan: Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan. Beri pujian atas keberhasilan klien. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah.

6) Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada. Rasional: Mendorong keluarga untuk mampu merawat klien mandiri di rumah. Support sistem keluarga akan sangat berpengaruh dalam mempercepat proses penyembuhan klien. Meningkatkan peran serta keluarga dalam merawat klien di rumah. Tindakan: Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien dengan harga diri rendah. Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.

11

BAB II ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. M DENGAN ISOLASI SOSIAL DI RUANG RAJAWALI RUMAH SAKIT JIWA SUNGAILIAT PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG I. PENGKAJIAN Pengkajian dilakukan pada tanggal 3 Desember 2012 pada jam 10. 00 WIB A. IDENTITAS KLIEN 1. M 2. tahun 3. 4. : Buruh harian 5. : Klien sendiri dan Buku list klien 6. No. Rekam Medis : 002981 B. PENANGGUNG JAWAB : 1. Nama 2. Umur 3. Alamat 4. Pekerjaan 5. Hubungan dgn klien C. ALASAN MASUK : Tuan K : 46 tahun : Jebus : Buruh harian : Kakak Kandung Informan Alamat Pekerjaan : Jebus Umur : 43 Inisial klien : Tuan

12

Menurut catatan medis klien datang diantar keluarganya dengan keluhan klien mengamuk, curiga, melihat bayangan, mendengar suara-suara bisikan, dan sering menyendiri. D. FAKTOR PREDISPOSISI 1. Klien mengatakan sering bingung, suka menyendiri, dan stres. Masalah keparawatan : Koping individu tidak efektif. 2. Klien mengatakan pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu dan sudah keluar- masuk Rumah Sakit Jiwa sebanyak 5 kali. Masalah Keperawatan : Regimen terapeutik inefektif. 3. Klien mengatakan pernah putus obat selama 1 bulan karena klien kurang mengetahui manfaat obat dan kerugian jika putus obat. Masalah Keperawatan: a) Kurang pengetahuan. b) Regimen terapeutik inefektif. a) Pengobatan sebelumnya b) Pernah mengalami penyakit fisik Klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit fisik. c) Riwayat Psikososial 1) Aniaya fisik 2) Aniaya seksual 3) Penolakan 5) Tindakan Kriminal d) Riwayat Penyakit Keluarga Klien mengatakan tidak ada keluarganya yang mengalami gangguan jiwa seperti dirinya. E. FISIK 1. Keadaan umum Klien tampak tenang, terlihat agak rapi, dan tidak ada cacat fisik. : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : Kurang Berhasil

4) Kekerasan dalam keluarga: Tidak ada

13

2. b) Nadi c) Suhu d) Pernafasan 3.

Tanda vital a) Tekanan darah : 130/ 80 mmHg : 84 x/ m : 36, 6 c : 22 x/ m Ukur a) Tinggi badan b) Berat badan : 168 cm : 65 kg

4.

Keluhan fisik Klien mengatakan tidak ada keluhan fisik seperti demam, batuk, pilek, mual, muntah dan lainnya. Klien juga dalam keadaan sehat secara jasmani.

F. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL 1. Genogram

Keterangan / /
43

: Laki- laki/ Perempuan : Meniggal Dunia : Klien : Cerai / putus hubungan

14

: Tinggal Serumah Klien merupakan anak ke dua dari sembilan bersaudara, mempunyai 5 saudara laki- laki dan 4 saudara perempuan. Dalam keluarga klien, tidak ada yang menderita gangguan jiwa seperti klien. Dalam pengambilan keputusan dan pola asuh didalam keluarga yaitu ibu nya. Klien mempunyai 6 orang anak dan sudah cerai dengan istrinya.

2. Konsep diri a) Citra tubuh : Klien mengatakan menyukai semua bagian tubuhnya terutama bagian kepala yaitu rambut. b) Identitas : Klien mengatakan sebelum dirawat klien sebagai ayah dan hanya sekolah sampai SMP karena tidak ada uang. Klien merasa puas sebagai seorang laki laki. c) Peran : Klien mengatakan kalau klien adalah

seorang suami dan seorang ayah. Klien tidak mampu menyekolahkan anaknya karena tidak ada uang dan merasa malu kepada keluarga.
Masalah keperawatan Gangguan konsep diri : Harga diri rendah

d) Ideal diri

Klien mengatakan ingin sembuh dan keluar dari Rumah Sakit Jiwa, dan keluarga bisa menerimanya kembali.

e) Harga diri

Klien

mengatakan

tidak

mampu

15

menyekolahkan anaknya karena tidak ada uang dan merasa malu kepada keluarga dan klien tidak terlalu suka dengan orang yang ada disekitarnya, klien lebih suka hanya menyendiri sedangkan dirumah

membantu ibu di dapur, menyapu dan jarang berinteraksi dengan tetangga dan lingkungan sekitarnya. Masalah keperawatan : 1. Isolasi Sosial 2. Gangguan konsep diri : harga diri rendah 3. Hubungan sosial Klien mengatakan ibu adalah orang yang terdekat dengan dirinya dan Klien mengatakan jarang terlibat dalam aktivitas kelompok di lingkungan masyarakat. Masalah Keperawatan : Isolasi sosial; menarik diri 4. Spiritual Klien mengatakan beragama islam, sebelum sakit jiwa klien mengatakan sering sholat, tetapi setelah Sakit Jiwa klien mengatakan jarang sholat/ beribadah. G. STATUS MENTAL 1. Penampilan : Penampilan klien terlihat lumayan rapi, rambut rapi, dan menggunakan pakaian yang sesuai waktu.

2. Pembicaraan

Pada saat pengkajian klien tampak jarang berbicara dan berbicara hanya seperlunya dan tampak menyendiri duduk sambil

16

bersandar di dinding kamar klien. Masalah Keperawatan : Isolasi sosial

3. Aktifitas Motorik

Pada saat pengkajian klien tampak lesu, jarang bergaul dan jarang berbicara

4. Alam perasaan

dengan orang lain. Masalah keperawatan : Isolasi Sosial : Pada saat pengkajian klien tampak putus asa karena tidak dapat menyekolahkan anaknya dan tampak lesu. Masalah Keperawatan Gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah

5. Afek

: Afek klien datar, tidak ada perubahan roman muka pada saat ada stimulus yang menyenangkan/ menyedihkan.

6. Interaksi wawancara

selama : Saat pengkajian kontak mata kurang,klien pun tidak menujukan curiga kepada perawat dan cukup kooperatif.

7. Persepsi

Klien mengatakan sebelum masuk rumah sakit pernah mendengar suara bisikan, setelah dirumah sakit Klien mengatakan tidak pernah lagi mendengar suara bisikan tersebut.

17

8. Proses Pikir

Pada

saat

pengkajian

proses

pikir

sirkumstansial yaitu pembicaraan yang berbelit-belit tapi sampai pada tujuan pembicaraan.

9. Isi Pikir

: Pada

saat

pengkajian

klien

tidak

mengalami gangguan isi pikir, terbukti ketika diberi pertanyaan klien dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh perawat.

10. Tingkat kesadaran :

Pada saat pengkajian klien sadar dan keadaan klien baik (composmentis), klien mampu mengingat waktu,orang,dan tempat dengan jelas di buktikan klien tahu bahwa sekarang di rumah sakit jiwa,klien tahu sekarang pagi hari dan klien tahu nama perawat yang mengkajinya yaitu perawat Z.

11. Memori

: Saat pengkajian klien tampak tidak ada gangguan memori terbukti ketika di tanyakan oleh perawat, klien dapat menjawab tentang kejadian yang terjadi di masa lalu, siapa yang membawa klien ke rumah sakit jiwa dan nama-nama teman satu kamarnya.

12. Tingkat konsentrasi

18

berhitung

Pada saat pengkajian klien mampu untuk berkonsentrasi penuh dan klien mampu berhitung sederhana di hubungkan dengan klien dapat menyebutkan perhitungan 5x5= 25

13. Kemampuan penilaian : Klien tidak ada masalah pada kemampuan penilaian, terbukti dengan pada saat diberi pilihan mau makan sebelum mandi/ mandi setelah makan, klien memilih makan setelah mandi

14. Daya tilik diri

Pada saat pengkajian klien mengetahui bahwa dirinya sekarang berada di RSJ ruangan rajawali dan klien sedang sakit jiwa serta harus minum obat secara teratur.

H. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG 1. Makan Klien mengatakan sebelum masuk rumah sakit jiwa klien makan 3 x sehari tanpa bantuan orang lain. Selama dirumah sakit jiwa klien makan 3x sehari sesuai dengan porsi dan waktu yg diberikan pihak rumah sakit.

2. BAB& BAK Klien mengatakan sebelum masuk rumah sakit jiwa klien BAB dan BAK dilakukan di kamar mandi dan mampu membersihkan diri.

19

Selama dirumah sakit jiwa klien BAB dan BAK di lakukan ditempat yang telah disediakan dan mampu membersihkan diri. 3. Mandi Klien mengatakan sebelum masuk rumah sakit jiwa klien mandi 2 kali sehari yaitu pagi dan sore hari, klien menggosok gigi dan menggunakan sabun disesuaikan dengan kebutuhan. Selama dirumah sakit jiwa klien ,mandi 2 x sehari menggunakan sabun dan menggosok gigi. 4. Berpakaian Klien mengatakan sebelum masuk rumah sakit jiwa klien mampu berpakaian sendiri tanpa harus di bantu dan mengganti baju 2 x sehari. Selama dirumah sakit jiwa klien berpakaian klien tampak lumayan rapi dan berganti baju setiap pagi dan sore. 5. Istirahat Klien mengatakan sebelum masuk rumah sakit jiwa klien tidur malam hari pukul 21.00-06.00 dan jarang tidur siang. Selam di rumah sakit jiwa klien tidur malam hari pukul 22.00 06.00 dan klien jarang tidur siang. Kegiatan klien sebelum dan sesudah tidur tidak ada. 6. Penggunaan obat Klien mengatakan sebelum masuk rumah sakit, klien pernah putus obat selama 1 bulan. Selama dirumah sakit klien minum obat sesuai jadwal yang telah di tentukan dan klien mampu minum obat sendiri yaitu : a) Trihexiphenidyl 2 mg 2x1 b) Chlorpromazine 100 mg 0 - 0 c) Haloprenidyl 5 mg 2x1 (tablet) (tablet) (tablet)

20

7. Pemeliharaan kesehatan Setelah di rawat klien mendapatkan pengobatan teratur, klien mau mengikuti berbagai terapi yang ada di Rumah Sakit Jiwa. 8. Kegiatan di dalam rumah Klien mengatakan kegiatan di dalam rumah di laksanakan lumayan baik, yakni membantu ibu di dapur dan menyapu rumah. 9. Kegiatan di luar rumah Klien mengatakan sebelum mengalami gangguan jiwa, klien pernah melakukan pekerjaan sebagai pengumpul timah. setelah mengalami gangguan jiwa klien jarang melakukan kegiatan diluar rumah dan lebih sering melakukan kegiatan rumah seperti membantu ibu di dapur dan menyapu rumah. I. MEKANISME KOPING Adaptif: Klien cukup kooperatif terbukti klien mampu menjawab pertanyaan yang diberikan oleh perawat Z. Maladaptif: Klien lebih banyak menyendiri dirumah dan jarang berinteraksi di lingkungan masyarakat. Masalah keperawatan : isolasi sosial J. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN 1. Masalah berhubungan dengan lingkungan Klien mengatakan jarang berinteraksi dengan lingkungan masyarakat dan hanya menyendiri dirumah. Masalah keperawatan : Isolasi sosial 2. Masalah dengan pendidikan Klien mengatakan sekolah hanya lulusan SMP karena tidak ada uang.

21

3. Masalah dengan pekerjaan Klien mengatakan sebelum masuk rumah sakit, klien pernah melakukan pekerjaan sebagai pengumpul timah. setelah mengalami gangguan jiwa klien jarang melakukan pekerjaan. 4. Masalah dengan ekonomi: klien mengatakan setelah berhenti bekerja, klien tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya.

K. POHON MASALAH

22

ISOLASI SOSIAL

Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah

Regimen Terapeutik Inefektif

Kurang Pengetahuan

Koping individu tidak efektif

1. ANALISA DATA

23

NO 1 a. Subjektif -

DATA Data Klien mengatakan tidak terlalu suka dengan orang yang ada disekitarnya, menyendiri klien mengatakan lebih suka menyendiri sedangkan dirumah hanya membantu ibu di dapur, menyapu dan jarang berinteraksi dengan tetangga dan lingkungan sekitarnya. b. Data Objektif Klien tampak menyendiri Klien tampak jarang berbicara Kontak mata kurang Klien terlihat makan sendiri di klien lebih suka

MASALAH KEPERAWATAN

Isolasi Sosial : Menarik Diri

2.

kamar a. Data Subjektif Klien mengatakan sekolah Harga Diri Rendah sampai SMP karena tidak ada uang Klien mengatakan tidak mampu menyekolahkan anaknya karena tidak ada uang. b. Data Objektif Klien terlihat mengkritik diri sendiri Klien merasa tidak mampu menyekolahkan anaknya

24

3.

a. Data Subjektif - Klien mengatakan sering bingung, suka menyendiri dan stress b. Data Objektif Klien masuk rumah sakit jiwa lagi Koping Individu Tidak Efektif

a. Data Subjektif Klien mengatakan pernah putus obat selama 1 bulan. b. Data Objektif lagi Klien masuk rumah sakit jiwa Regimen Terapeutik Inefektif

5.

a. Data Subjektif Klien mengatakan pernah putus obat selama 1 bulan karena klien kurang mengetahui manfaat obat dan kerugian jika putus obat. Kurang pengetahuan b.Data Objektif - klien tampak belum mengerti manfaat minum obat dan kerugian jika putus obat

2. ASPEK MEDIK :

25

DIAGNOSA MEDIK : SKIZOPRENIA PARANOID TERAPI MEDIK : Trihexiphenidyl 2 mg 2x1 Chlorpromazine 100 mg 0 - 0 Haloperidol 5 mg 2x1 (tablet) (tablet) (tablet)

3. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN a) Isolasi Sosial : Menarik Diri b) Harga Diri Rendah c) Koping Individu Tidak Efektif d) Regimen Terapeutik Inefektif e) Kurang pengetahuan

26

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN A. Isolasi Sosial : Menarik Diri

27

Anda mungkin juga menyukai