Anda di halaman 1dari 40

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Blok tumbuh kembang dan geriatri adalah blok ke sembilan belas pada semester 6 dari Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus skenario C yang memaparkan kasus mengenai seorang bayi mengalami cerebral palsy tipe spastic tetra plegia ,KEP derajat sedang dan microchepaly yang disebabkan oleh asfiksia.

1.2

Maksud dan Tujuan Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini, yaitu : 1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari system pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang. 2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode analisis dan pembelajaran diskusi kelompok. 3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial.

BAB II PENDAHULUAN

2.1 Data Tutorial Laporan Tutorial 1 Skenario C

Tutor Moderator

: dr.Ardelia : Nilam Prariani

Sekretaris meja : Ike Yuni Pratiwi Sekretaris Papan : Deden Siswanto Waktu : Senin, 1 Juli 2013 Rabu, 3 Juli 2013 Rule tutorial : 1. Ponsel dalam keadaan nonaktif atau diam 2. Tidak boleh membawa makanan dan minuman 3. Angkat tangan bila ingin mengajukan pendapat 4. Izin terlebih dahulu bila ingin keluar masuk ruangan

2.2 Skenario Bebi ,perempuan ,usia 12 bulan,dibawa ke RSMP karena belum bisa duduk.Bebi baru bisa memiring miringkan badanya pada usia 6 bulan dan tengkurap usia 10 bulan.sampai saat ini belum bisa makan nasi tim ,sehingga masih diberi bubur saring dan susu.Bebi juga belum bisa makan biscuit sendiri.Bebi belum bisa m,engoceh dan meraih benda. Bebi adalah anak pertama dari ibu usia 18 tahun.Lahir spontan dengan bidan pada kehamilan 37 minggu .Selama hamil ibu tidak ada keluhan dsn periksa kehamilan 3 kali.Segera setelah lahir bayi tidak langsung menangis,skor APGAR 1 menit 2, menit ke lima 5.Berat badan waktu lahir 2.600 gram.Dirawat di RS selama 5 hari. Pemeriksaan Fisik : Berat badan 6 kg ,Panjang badan 68 cm, Lingkaran kepala 38cm. Tidak ada gambaran dismorfik .Anak sadar ,kontak mata baik,mau melihat tapi tidak mau tersenyum kepada pemeriksa.Menoleh ketika dipanggil namanya dengan keras.Tidak terdapat gerakan yang tidak terkontrol.

Pada posisi ditengkurapkan dapat mengangkat dan menahan kepala beberapa menit.Refleks Moro dan reflex menggenggam masih ditemukan. Kekuatan kedua lengan dan tungkai 3, lengan dan tungkai kaku dan susah untuk ditekuk,reflek tendon meningkat,refleks babinsky (+).Tidak ada kelainan anatomi pada kedua tungkai dan kaki.

2.3 Seven Jump step 2.3.1 Klarifikasi Istilah

1. Nasi tim

: Nasi yang dimasak dengan kandungan air lebih banyak

sehingga menghasilkan tekstur yang lebih lembek dengan berbagai campuran lauk dan sayur.

2. Gambar Dismorfik segi anatomy. 3. Refleks Moro suara dan gerakan.

: Gambaran keabnormalan/kelainan pada tubuh dilihat dari

: Refleksi tiba-tiba pada bayi baru lahir yang terjadi akibat mengejutkan .contoh: melengkungkan punggungnya

,menggenggam tanganya. 4. Refleks Babinsky : Refleks pada jari-jari kaki yang normal pada bayi ,tetapi

abnormal diatas 12 bulan.

5. Refleks Tendon

Refleks

yang

timbul

akibat

rangsangan

yang

diberikan(ketukan).Pada tendon ditempat yang tepat sehingga menimbulkan pengerutan segera otot tersebut(kontraksi). 6. Skor Apgar : Adalah suatu cara untuk menilai keadaan bayi baru lahir dengan angka

2.3.2 Identifikasi Masalah 1. Bebi ,perempuan ,usia 12 bulan,dibawa ke RSMP karena belum bisa duduk.Bebi baru bisa memiring miringkan badanya pada usia 6 bulan dan tengkurap usia 10 bulan.sampai saat ini belum bisa makan nasi tim ,sehingga masih diberi bubur saring dan susu.Bebi juga belum bisa makan biscuit sendiri.Bebi belum bisa m,engoceh dan meraih benda.

2. Bebi adalah anak pertama dari ibu usia 18 tahun.Lahir spontan dengan bidan pada kehamilan 37 minggu .Selama hamil ibu tidak ada keluhan dsn periksa kehamilan 3 kali.Segera setelah lahir bayi tidak langsung menangis,skor APGAR 1 menit 2, menit ke lima 5.Berat badan waktu lahir 2.600 gram.Dirawat di RS selama 5 hari. 3. Pemeriksaan Fisik : o Berat badan 6 kg ,Panjang badan 68 cm, Lingkaran kepala 38cm. o Tidak ada gambaran dismorfik .Anak sadar ,kontak mata baik,mau melihat tapi tidak mau tersenyum kepada pemeriksa.Menoleh ketika dipanggil namanya dengan keras.Tidak terdapat gerakan yang tidak terkontrol.

Pada posisi ditengkurapkan dapat mengangkat dan menahan kepala beberapa menit.Refleks Moro dan reflex menggenggam masih ditemukan. Kekuatan kedua lengan dan tungkai 3, lengan dan tungkai kaku dan susah untuk ditekuk,reflek tendon meningkat,refleks babinsky (+).Tidak ada kelainan anatomi pada kedua tungkai dan kaki.

2.3.3 Analisis dan Sintesis Masalah

1.

Bebi ,perempuan ,usia 12 bulan,dibawa ke RSMP karena belum bisa duduk.Bebi baru bisa memiring miringkan badanya pada usia 6 bulan dan tengkurap usia 10 bulan.sampai saat ini belum bisa makan nasi tim ,sehingga masih diberi bubur saring dan susu.Bebi juga belum bisa makan biscuit sendiri.Bebi belum bisa m,engoceh dan meraih benda.

a.Bagaimana tumbuh kembang anak 0-12 bulan menurut mile stone ? jawab: Pertumbuhan anak normal usia 0-12 bulan

Umur

Perkiraan Pertambahan BB Harian (g)

Perkiraan Pertambaha

Pertumbuha n Panjang

Pertumbuh

Pemberian

an Lingkar Kalori Harian Kepala (cm/ bulan) yang Dianjurkan ( kcal/kg/hr) 115 110 100 100

n BB per (cm/ bulan) Bulan

0-3 bln 3-6 bln 6-9 bln 9-12 bln 1-3 thn 4-6 thn

30 20 15 12

2 lb 1 lb 1 lb 13 oz

3,5 2,0 1,5 1,2

2,00 1,00 0,50 0,50

8 6

8 oz 6 oz

1,0 3 cm/ tahun

0,25 1 tahun

100 cm/ 90-100

lb itu singkatan dari pound.1 lb = 0,45 kg.

oz singkatan dari ounce. 1 ounce = 437,5 grains = 28,350 gr

Milestone perkembangan anak normal usia 0-24 bulan Saat-saat Penting Rata-rata (Milestone) Umur Pencapaian (bulan) Motorik Kasar Kemantapan duduk Menarik untuk duduk, kepala tidak 3 tertinggal Genggaman tanggan hilang Memindahkan benda dari 4 satu 5,5 kepala pada saat 2

Makna Perkembangan

Memungkinkan interaksi visual yang lebih baik Tonus otot

Pelepasan sukarela Perbandingan benda

tangan ke tangan lain Memegang benda dengan ibu jari 8 Mampu eksplorasi benda yang

dan jari lainnya Membuka lembaran buku 12

kecil Meningkatkan membaca buku otonomi saat

Mencoret-coret Membangun kubus menara dari

13 dua 15

Koordinasi visuomotor Memerlukan koordinasi

penglihatan, motorik kasar dan halus

Komunikasi dan Bahasa Tersenyum untuk merespon wajah 1,5 dan suara Mengoceh satu suku kata 6 Anak lebih aktif berpartisipasi social Bereksperimen sensasi taktil Mengikuti perintah yang disertai 7 gerakan tubuh Mengikuti perintah yang tidak 10 disertai gerakan tubuh Bicara kata yang sesungguhnya 12 pertama kali Bicara 4-6 kata Bicara 10-15 kata 15 18 Menguasai nama benda dan orang Menguasai nama benda dan orang Mulai gramatisasi, sesuai dengan perbendaharaan kata (sekitar 50 kata atau lebih) Kognitif Kemampuan verbal Mulai menyebut bahasa reseptif Komunikasi nonverbal dengan suara,

Bicara kalimat yang terdiri dari dua 19 kata

Menatap sebentar pada titik tembat 2 suatu objek menghilang

Tidak mengingat objek ( hilang dari pandangan, hilang dari

pikiran) Menatap sebentar pada titik tembat 2 suatu objek menghilang Tidak mengingat objek ( hilang dari pandangan, hilang dari

pikiran) Menatap tangannya sendiri Membanting dua kubus Menemukan sebelumnya mainan melihat 4 8 (setelah 8 mainan Penemuan diri, sebab dan akibat Aktif membandingkan objek Mengingat objek

tersebut disembunyikan) Permainan pura-pura egosentris (misalnya, pura-pura minum dari cangkir) Menggunakan tongkat atau batang 17 untuk meraih mainan Bermain pura-pura dengan boneka 17 Mampu menghubungkan tindakan untuk menyelesaikan masalah Pemikiran simbolik 12 Mulai berpikir simbolis

b.Bagaimana interpretasi bebi usia 12 bulan belum bisa duduk? jawab: interpretasinya abnormal. telah terjadi gangguan pada gerak kasar,karena normalnya terjadi pada usia 6-9 bulan.

c. Apa saja penyebab gangguan perkembangan anak dari usia 0-12 bulan? Jawab: Secara garis besar faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya GPN dapat dibagi menjadi 3 : 1. Faktor pranatal Termasuk dalam golongan ini adalah faktor-faktor genetik yaitu defek gen/kromosom, misalnya trisomi 21 pada sindrom Down.1,5 Terdapat banyak defek kromosom yang dapat menyebabkan GPN. Penyimpangan-penyimpangan ini sudah ada sejak dini dan dalam bermacam-macam fase, yang dapat menyebabkan malformasi serebral tergantung gen/ kromosom yang bersangkutan.1,5,11 Kesehatan ibu selama hamil, keadaan gizi dan emosi yang baik, ikut mempengaruhi keadaan bayi sebelum lahir. Faktor pranatal lain yang dapat mempengaruhi terjadinya GPN adalah penyakit menahun pada ibu hamil seperti : tuberkulosis, hipertensi, diabetes mellitus, anemia ; termasuk pula penggunaan narkotika, alkohol serta merokok yang

berlebihan. Usaha menggugurkan kandungan sering berakibat bayi yang lahir cacat, yang selanjutnya dapat menyebabkan GPN. Infeksi virus pada ibu hamil seperti rubella, sitomegalovirus (CMV) dan toksoplasmosis dapat mengakibatkan kerusakan otak yang potensial sehingga otak berkembang secara abnormal. Anoksia dalam kandungan, terkena radiasi sinar-X dalam kehamilan, abruptio placenta, plasenta previa juga dapat mempengaruhi timbulnya GPN.

2. Faktor perinatal Keadaan-keadaan penting yang harus diperhatikan pada masa perinatal berkaitan dengan GPN adalah : a. Asfiksia Asfiksia neonatorum adalah suatu keadaan dimana bayi tidak dapat bernafas secara spontan, teratur dan adekuat pada saat lahir atau beberapa saat setelah lahir. Bila keadaan ini berat dapat menyebabkan kematian atau kerusakan permanen otak, sehingga bayi dapat mengalami GPN bahkan menderita cacat seumur hidup. b. Trauma lahir Beberapa faktor risiko terjadinya trauma lahir antara lain : primigravida, partus presipitatus, letak janin abnormal, penilaian feto-pelvik yang meragukan dan oligohidramnion. Demikian pula dengan cara dan jenis persalinan akan turut menentukan berat ringannya trauma lahir. Trauma lahir merupakan salah satu faktor potensial terjadinya GPN karena terdapat risiko terjadinya kerusakan otak terutama akibat perdarahan. c. Hipoglikemia Dikatakan hipoglikemia bila kadar glukosa darah <45 mg/dL (2,6 mmol/L) atau pendapat lain mengatakan bila kadar glukosa darah <20 mg% pada bayi preterm atau <30 mg% pada bayi aterm. Keadaan ini bila tidak ditanggulangi dengan segera dapat menyebabkan kerusakan otak berat bahkan kematian. d. Bayi berat lahir rendah (BBLR/berat lahir <2500 gram) BBLR tergolong bayi risiko tinggi karena mempunyai angka morbiditas dan mortalitas tinggi. Prognosis tumbuh-kembang termasuk perkembangan neurologis pada bayi kecil untuk masa kehamilan (KMK) lebih jelek dibanding bayi sesuai masa kehamilan (SMK). Hal ini disebabkan pada KMK telah terjadi retardasi pertumbuhan sejak didalam kandungan, terlebih jika

tidak mendapat nutrisi yang baik sejak lahir. e. Infeksi Bayi baru lahir terutama BBLR sangat peka terhadap infeksi termasuk potensi untuk terjadinya infeksi intrakranial. Infeksi pada bayi umumnya merupakan infeksi berat dengan mortalitas tinggi, sehingga pencegahan menjadi hal yang sangat penting. Pencegahan dititikberatkan pada cara kerja aseptik, memberi kesempatan ibu untuk menyusui seawal mungkin dan melaksanakan rawat gabung. Infeksi berat dapat memberi dampak gejala sisa neurologis yang jelas seperti : hidrosefalus, buta, tuli, cara bicara yang tidak jelas dan retardasi mental. Gejala sisa yang ringan seperti gangguan penglihatan, kesukaran belajar dan kelainan tingkah laku dapat pula terjadi. f. Hiperbilirubinemia Hiperbilirubinemia akan berpengaruh buruk apabila bilirubin indirek telah melalui sawar otak, sehingga terjadi ensefalopati biliaris (Kernicterus) yang dapat mengakibatkan kematian atau GPN dikemudian hari.

3. Faktor Pasca natal Banyak faktor pasca natal yang dapat menimbulkan kerusakan otak dan selanjutnya mengakibatkan terjadinya GPN, diantaranya adalah infeksi (meningitis, ensefalitis, meningoensefalitis dan infeksi pada bagian tubuh lain yang menahun), trauma kapitis, tumor otak, gangguan pembuluh darah otak, epilepsi, kelainan tulang tengkorak (misalnya kraniosinostosis), kelainan endokrin dan metabolik, keracunan otak, sosial ekonomi rendah, tidak adanya rangsangan mental serta malnutrisi. Pada penelitian neuropatologis, didapatkan otak anak dengan malnutrisi lebih kecil daripada otak normal seumurnya, jumlah sel neuron berkurang dan jumlah lemak otak juga berkurang. Namun umur yang paling rentan terhadap terjadinya GPN belum diketahui pasti.

d. Apa makna bebi baru bisa memiringkan badan pada 6 bulan dan tengkurap pada usia 10 bulan? jawab:

Menandakan adanya keterlambatan motorik kasar, dimana memiringkan badan normalnya sudah bisa dilakukan anak pada usia 3 bulan. Menandakan adanya keterlambatan motorik kasar, dimana tengkurap normalnya sudah bisa dilakukan anak pada usia 4 bulan.

e.Bagaimana tahapan pemberian nutrisi pada anak usia 0-12 bulan? Jawab: USIA 0-6 BULAN : HANYA ASI (ASI EKSKLUSIF) ATAU DITAMBAH PASI BILA ASI TIDAK MENCUKUPI, JUMLAH ASI+PASI SEKITAR 750800 CC PERHARI,MAKANAN TAMBAHAN DIBERIKAN USIA 6 BULAN. USIA 6- 8 BULAN : WAKTU 05.00 06.00 ASI SUSU FORMULA 08.00 BUBUR SUSU JUMLAH 150-180 CC 6-9 SENDOK MAKAN (SDM) 11.00 JUICE ATAU BUAH 75-125 CC, 6-8 SDM 13.00 NASI TIM SARING 6-8 SDM 15.00 ASI-SUSU FORMULA 150-180 CC 16.00 BISKUIT 1-3 KEPING 18.00 BUBUR SUSU, USIA 7 BULAN DIGANTI NASI TIM SARING 6-8 SDM 21.00 22.00 ASI SUSU FORMULA 150-180 CC 22.00 06.00 BILA BERAT BADAN NORMAL DAN JUMLAH MINUM SUSU SIANG HARI BANYAK (120-180) CC TIAP MNUM) SEBAIKNYA MALAM HARI TIDAK MINUM SUSU BILA BERAT BADAN KURANG, MINUM SUSU SIANG SEDIKIT (120 CC TIAP MINUM SUSU), DIANJURKAN MINUM SUSU MALAM HARI 2-3 KALI 22.00 06.00 BILA BERAT BADAN NORMAL DAN JUMLAH MINUM SUSU SIANG HARI BANYAK (120-180) CC TIAP MNUM) SEBAIKNYA MALAM HARI TIDAK MINUM SUSU BILA BERAT BADAN KURANG, MINUM SUSU SIANG SEDIKIT (120 CC TIAP MINUM SUSU), DIANJURKAN MINUM SUSU MALAM HARI 2-3 KALI USIA 9 12 BULAN : DIET

10

WAKTU 05.00 06.00 08.00 11.00 13.00 15.00 16.00

DIET JUMLAH ASI SUSU FORMULA 180 CC NASI TIM 9-12 SDM JUICE ATAU BUAH 125-180 CC, 9-12 SDM NASI TIM 9-12 SDM ASI-SUSU FORMULA 150-180 CC BISKUIT,AGAR-AGAR SUSU, HUNGKWE,BUAH ATAU 1-3 KEPING SNACK LAINNYA 18.00 NASI TIM 9-12 SDM 21.00 22.00 ASI SUSU FORMULA 180 CC 22.00 06.00 BILA BERAT BADAN NORMAL DAN JUMLAH MINUM SUSU SIANG HARI BANYAK (150-180 CC TIAP MNUM) SEBAIKNYA MALAM HARI TIDAK MINUM SUSU BILA BERAT BADAN KURANG, MINUM SUSU SIANG SEDIKIT (120 CC TIAP MINUM SUSU), DIANJURKAN MINUM SUSU MALAM HARI 2-3 KALI JUMLAH SUSU DALAM SEHARI BILA BERAT BADAN NORMAL : 650 750 ml setiap (ASI+PASI) hari BILA BERAT BADAN KURANG : 800 900 ml setiap hari BILA BERAT BADAN NORMAL : 650 750 ml setiap hari BILA BERAT BADAN KURANG : 800 900 ml setiap hari

JUMLAH SUSU DALAM SEHARI (ASI+PASI)

11

PENTING HARUS DIKETAHUI :

SEBAIKNYA JANGAN MEMBERI AIR PUTIH DALAM GELAS ATAU BOTOL, KARENA AIR PUTIH LEBIH SEGAR, BAYI AKAN LEBIH MEMILIH AIR PUTIH DIBANDINGKAN SUSU, AKIBATNYA ASUPAN SUSU AKAN BERKURANG, AIR PUTIH TIDAK BERGIZI SEHINGGA SERINGKALI MENGGANGGU KENAIKKAN BERAT BADAN (SULIT BAB, BIBIR KERING & LIDAH PUTIH BUKAN KARENA KURANG AIR PUTIH) CERMATI PERKEMBANGAN BERAT BADAN BAYI MELALUI GRAFIK BERAT BADAN SETIAP BULAN, WASPADAI KESULITAN MAKAN DAN GANGGUAN KENAIKKAN BERAT BADAN BAYI SETELAH USIA 6 BULAN SERINGKALI DISEBABKAN KARENA KETIDAK COCOKAN AKIBAT PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN, GEJALA KETIDAK COCOKAN MAKANAN (REAKSI SIMPANG MAKANAN : ALERGI, INTOLERANSI, COELIAC): BAB 3 KALI PERHARI, SULIT BAB (NGEDEN) TIDAK TIAP HARI, FESES : BULAT, BERWARNA HITAM ATAU HIJAU TUA DAN BERBAU TAJAM, MUAL ATAU MUNTAH, AIR LIUR BERLEBIHAN (NGILER).TIDUR MALAM HARI SERING BOLAK-BALIK, GELISAH SEPERTI KEHAUSAN, MENANGIS ATAU MENGIGAU, SERINGKALI TERBANGUN, GANGGUAN KULIT : PUTIH SEPERTI PANU, BIANG KERINGAT, BISUL,KEMERAHAN DI SELANGKANGAN, BENTOL MERAH DAN MEMBEKAS HITAM SEPERTI DIGIGIT NYAMUK/SERANGGA, HIDUNG BUNTU, NAPAS BERBUNYI (GROK-GROK), BATUK RINGAN MALAM HARI BILA BERAT BADAN NORMAL SEBAIKNYA TIDAK DIBERIKAN SUPLEMEN VITAMIN (KRN VITAMIN DAN MINERAL DARI ASI DAN PASI SUDAH MENCUKUPI) PEMBERIAN VITAMIN PADA BAYI MENINGKATKAN RESIKO ALERGI DAN ASMA DIKEMUDIAN HARI. DALAM KEADAAN TERTENTU ATAU BILA BERAT BADAN KURANG MUNGKIN BISA DITAMBAH SUPLEMEN VITAMIN YANG TIDAK BERAROMA RASA.(PUYER)

MAKANAN BAYI UMUR 0 6 BULAN 1. Pemberian kolostrum Kolostrum adalah ASI yang keluar pada hari-hari pertama, kental dan berwarna kekuningkuningan. Kolostrum mengandung zat-zat gizi dan zat kekebalan yang tinggi. 2. Pemberian ASI saja/ ASI Eksklusif Kontak fisik dan hisapan bayi akan merangsang produksi ASI terutama pada 30 menit pertama setelah lahir. Pada periode ini ASI saja sudah dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi. Perlu diingat bahwa ASI adalah makanan terbaik untuk bayi. Menyusui sangat baik untuk bayi dan ibu. Dengan menyusui akan terbina hubungan kasih sayang antara ibu dan anak. B. MAKANAN BAYI UMUR 6 BULAN 1. Pemberian ASI diteruskan

12

2. Bayi mulai diperkenalkan dengan makanan pengganti ASI atau MP-ASI berbentuk lumat halus karena bayi sudah memiliki reflek mengunyah. Contoh MP-ASI berbentuk halus antara lain : bubur susu, biskuit yang ditambah air atau susu, pisang dan pepaya yang dilumatkan. Berikan untuk pertama kali salah satu jenis MP-ASI, misalnya pisang lumat. Berikan sedikit demi sedikit mulai dengan jumlah 1-2 sendok makan, 1-2 kali sehari. Berikan untuk beberapa hari secara tetap, kemudian baru dapat diberikan jenis MP-ASI yang lainnya. 3. Perlu diingat tiap kali berikan ASI lebih dulu baru MP-ASI, agar ASI dimanfaatkan seoptimal mungkin. MP-ASI berbentuk cairan diberikan dengan sendok, jangan sekali-kali menggunakan botol dan dot. Penggunaan botol dan dot berisiko selain dapat pula menyebabkan bayi mencret itu dapat mengakibatkan infeksi telinga. 4. Memberikan MP-ASI dengan botol dan dot untuk anak baduta sambil tiduran dapat menyebabkan infeksi telinga tengah, apabila MP-ASI masuk keruang tengah. 5. Memperkenalkan makanan baru pada bayi, namun jangan dipaksa. Kalau bayi sulit menerima, ulangi pemberiannya pada waktu bayi lapar, sedikit demi sedikit dengan sabar, sampai bayi terbiasa dengan rasa makanan tersebut. C. MAKANAN BAYI UMUR 6 9 BULAN 1. Pemberian ASI pada bayi tetap dilanjutkan 2. Pada umur 6 bulan keadaan alat cerna sudah semakin kuat oleh karena itu, bayi mulai diperkenalkan dengan MP-ASI lumat 2 x sehari. 3. Untuk mempertinggi nilai gizi makanan, nasi tim bayi dapat ditambah sedikit demi sedikit sumber zat lemak, yaitu santan atau minyak kelapa/margarin. Bahan makanan ini dapat menambah kalori makanan bayi, disamping memberikan rasa enak juga mempertinggi penyerapan vit A dan zat gizi lain yang larut dalam lemak. 4. Setiap kali makan, berikanlah makanan pengganti ASI bayi dengan takaran paling sedikit sebagai berikut : - Pada umur 6 bulan beri 6 sendok makan - Pada umur 7 bulan beri 7 sendok makan - Pada umur 8 bulan beri 8 sendok makan - Pada umur 9 bulan beri 9 sendok makan Bila bayi meminta lagi, ibu dapat menambahnya D. MAKANAN BAYI UMUR 9 12 BULAN 1. Pada umur 10 bulan bayi mulai dikenalkan dengan makanan keluarga secara bertahap. Karena merupakan makanan peralihan ke makanan keluarga, bentuk dan kepadatan nasi tim bayi harus diatur secara berangsur, lambat laun mendekati bentuk dan kepadatan makanan keluarga.

13

2. Pemberian makanan selingan 1 kali sehari. Pilihlah makanan selingan yang bernilai gizi tinggi, seperti bubur kacang ijo, buah, dll. usahakan agar makanan selingan dibuat sendiri agar kebersihannya terjamin. 3. Anak bayi perlu dikenalkan dengan beraneka ragam bahan makanan. Campurkanlah ke dalam makanan lembik berbagai lauk pauk dan sayuran secara bergantian. Pengenalan berbagai bahan makanan sejak usia dini akan berpengaruh baik terhadap kebiasaan makan yang sehat

f. Bagaimana dampak keterlambatan perkembangan pada bebi? jawab: Proses tumbuh-kembang tiap anak harus berjalan optimal. Penyimpangan, gangguan, atau kelainan pada proses tumbuh-kembang anak akan merugikan dan menurunkan kualitas sumber daya manusia.jika hal ini terus dibiarkan akan menyebabkan
keterlambatan perkembangan mental dan jika terus dibiarkan kelak dewasa akan mengalami depresi yang mengarah keretardasi mental.

g. Apa penyebab bebi belum bisa mengkonsumsi nasi tim? jawab: Gangguan gerakan motorik kasar disekitar mulut karena gangguan

neurologist,kelainan congenital yang mengganggu system pencernaan dan bisa gangguan otak sperti cerebal palsy. gangguan proses makan di mulut gerakan motorik kasar disekitar mulut susunan saraf pusat : Penderita alergi Gangguan neurologis Penderita autism,ADHD Gangguan perilaku lainnya.

Kelainan kongenital : Kelainan mulut, tenggorok dan esophagus serta hidung Kelainan paru, jantung ginjal dan organ lainnya Gangguan fungsi otak : Cerebral palsy Miastenia gravis poliomyelitis

14

gangguan pada proses mekanik makan (memasukkan makanan ke mulut, mengunyah , menelan) koordinasi gerakan menggigit, mengunyah dan menelan dilakukan oleh otot di rahang atas dan bawah , bibir, lidah (mengunyah) serta palsi area supranuklear bulbar (menelan), pada kasus terjadi gangguan motorik yang membatasi gerakan pada otot oral-facial (oromotor dysfunction) kesulitan makan (gangguan menelan) tidak bisa makan nasi.

h. Apa makna belum bisa mengoceh dan meraih benda? Jawab: Bebi, 12 bulan belum bisa mengoceh. Seharusnya, pada usia 6 bulan Bebi sudah bisa mengoceh, menyebutkan mama-papa tidak spesifik. Yang artinya, bebi mengalami gangguan perkembangan komunikasi dan bicara

i.Bagaimana tindakan kita sebagai dokter umum dalam menangani keterlambatan tumbuh kembang anak? jawab: Melakukan kpsp merujujuk ke rumah sakit/atau ahlinya jika kpsp rendah.

2. Bebi adalah anak pertama dari ibu usia 18 tahun.Lahir spontan dengan bidan pada kehamilan 37 minggu .Selama hamil ibu tidak ada keluhan dsn periksa kehamilan 3 kali.Segera setelah lahir bayi tidak langsung menangis,skor APGAR 1 menit 2, menit ke lima 5.Berat badan waktu lahir 2.600 gram.Dirawat di RS selama 5 hari. 1. a. Apa hubungan dari riwayat bebi anak pertama dari ibu usia 18 tahun dengan keterlambatan tumbuh kembang? jawab: Primipararesiko partus lamasuplai oksigen ke janin menurun hipoksia asfiksia neonatorumkerusakan SSPgg.TK Usia yang terlalu mudaresiko asfiksia meningkat asfiksia neonatorum kerusakan SSP gg. TK

15

b. Bagaimana dampak pemeriksaan kehamilan hanya 3 kali? jawab: Umur Ibu Bagian komponen dari status reproduksi adalah umur ibu dan jumlah paritas atau jumlah
persalinan. Menurut Chi, dkk., pada kelompok ibu berumur 20-30 tahun angka kematian ibu lebih rendah dibanding dengan kelompok ibu berumur kurang dari 20 tahun, dan dibanding dengan kelompok ibu berumur 35 tahun atau lebih.Umur, tinggi badan dan berat badan wanita merupakan risiko kehamilan.Wanita yang berumur 15 tahun atau lebih muda meningkatkan risiko preeklamsi (sebuah tipe tekanan darah tinggi yang berkembang selama kehamilan).Wanita yang berumur 35 tahun atau lebih meningkat risikonya dalam masalah-masalah seperti tekanan darah tinggi, gestasional diabetes (diabetes yang berkembang pada saat kehamilan) dan komplikasi selama kehamilan. 24 Pada umur kurang dari 20 tahun, organ-organ reproduksi belum berfungsi dengan sempurna, sehingga bila terjadi kehamilan dan persalinan akan mudah mengalami komplikasi. Selain itu, kekuatan otot-otot perineum dan otot-otot perut belum bekerja secara optimal.

KEBIJAKAN PROGRAM 1. Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan 4 kali selama kehamilan (Saifudin,

2006), yaitu: 1. 2. 3. Satu kali trimester pertama Satu kali trimester kedua Dua kali trimester ketiga.

KRITERIA KETERATURAN ANC 1. Pemeriksaan kehamilan di lakukan berulang-ulang dengan ketentuan sbb : Pemeriksaan pertama kali yang ideal adalah sedini mungkin ketika haidnya

terlambat satu bulan. 2. 3. Periksa ulang 1 x sebelum sampai kehamilan 7 bulan. Periksa ulang 2 x sebulan sampai kehamilan 9 bulan.

16

4. 5.

Periksa ulang setiap minggu sesudah kehamilan 9 bulan Periksa khusus bila ada keluhan-keluhan. Salah satu tujuan pemeriksaan ANC untuk memantau kemajuan kehamilan dan

untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi. Jadi pada kasus ini melakukan pemeriksaan ANC hanya tiga kali bisa berdampak tidak bisa mendeteksi dini kelainan yang diderita ibu dan janin, tidak bisa memantau perkembangan janin, sulit untuk melakukan perbaikan kondisi ibu atau janin jika terjadi kelainan, meningkatnya angka mortalitas dan morbiditas ibu.

c.Apa makna bebi segera setelah lahir tidak langsung menangis dengan skor APGAR 1 menit 2, menit kelima 5? jawab: Maknanya menjelaskan menit pertama aksfiksia berat,menit kelima asfiksia sedang d. Apa dampak skor APGAR yang rendah terhadap tumbuh kembang anak? jawab: Setelah lahir tidak langsung menangis, skor APGAR 1 menit = 2 ; 5 menit = 5 Bebi tidak langsung menangis saat lahir dan skor APGAR 1 pada menit pertama menunjukkan Bebi mengalami Asfiksiaa berat. Dan pada menit kelima, skor APGAR= 5 menunjukkan Bebi masih mengalami asfiksia tetapi derajat sedang. Aspiksia menyebabkan rendahnya supali oksigen pada otak bayi pada periode lama, anak tersebut akan mengalami kerusakan otak yang dikenal hipoksia iskemik encephalophati. Angka mortalitas meningkat pada kondisi aspiksia berat, tetapi beberapa bayi yang bertahan hidup dapat menjadi Cerebral palsy.

17

e. Mengapa skor APGAR 1 menit 2 menit kelima 5? jawab: karena resusitasi yang kurang adekuat sehingga mempengaruhi skor APGAR f. Apa kemungkinan penyakit sehingga bebi dirawat dirumah sakit selama 5 hari? Jawab: Perawatan nonatus karena mengalami asfiksia neonatorum sehingga dikhawatirkan mengalami gangguan makan karena daya hisap yang lemah dan dapat dipantau perkembangan kondisi bayi agar dapat diketahui komplikasi yang akan terjadi selanjutnya jika terjadi.

3. Pemeriksaan Fisik : o Berat badan 6 kg ,Panjang badan 68 cm, Lingkaran kepala 38cm. o Tidak ada gambaran dismorfik .Anak sadar ,kontak mata baik,mau melihat tapi tidak mau tersenyum kepada pemeriksa.Menoleh ketika dipanggil namanya dengan keras.Tidak terdapat gerakan yang tidak terkontrol.

Pada posisi ditengkurapkan dapat mengangkat dan menahan kepala beberapa menit.Refleks Moro dan reflex menggenggam masih ditemukan. Kekuatan kedua lengan dan tungkai 3, lengan dan tungkai kaku dan susah untuk ditekuk,reflek tendon meningkat,refleks babinsky (+).Tidak ada kelainan anatomi pada kedua tungkai dan kaki.

a Bagaimana interpretasi dan mekanisme dari Panjang badan ,berat badan,dan lingkar kepala? Jawab: Umur Berat badan (kg) 3.0 4.3 3.6 5.2 4.2 6.0 Panjang (cm) 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 49.8 54.6 52.8 58.1 55.5 61.1 badan Lingkar kepala (cm) 33 39 35 41 37 43

18

4 Bulan 5 Bulan 6 Bulan 7 Bulan 8 Bulan 9 Bulan 10 Bulan 11 Bulan 12 Bulan

4.7 6.7 5.3 7.3 5.8 7.8 6.2 8.3 6.6 8.8 7.0 9.2 7.3 9.5 7.6 9.9 7.8 10.2

57.8 63.7 59.8 65.9 61.6 67.8 63.2 69.5 64.6 71.0 66.0 72.3 67.2 73.6 68.5 74.9 69.6 76.1

38 44 39 45 40 46 40.5 46.5 41.5 47.5 42 48 42.5 48.5 43 49 43.5 49.5

Pada kasus BB 6 kg : Abnormal Tinggi Badan 68 cm : abnormal Lingkaran Kepala 38 cm : Abnormal ( mikrochepali)

19

Derajat malnutrisi Normal Ringan Sedang Berat

BB/U (wasting)

TB/U (stunting)

BB/TB

>90 75 90 60 74 < 60

> 95 90 94 85 89 < 85

> 90 81 90 70 80 < 70

Interpretasi dilihat dari Growth Chart yaitu: 1. BB 6 kg umur 12 bulan BB/U x 100% = 6 kg / 10,2 x 100 % = 58 ( wasting berat)

2.

PB 68 cm umur 12 bulan PB/U x 100% = 68 cm / 74 x 100% = 91 (ringan)

3.

BB/TB BB/TB x 100 % = 6 kg / 8 x 100% = 75 (moderate/sedang) Menurut Klasifikasi KEP menurut WHO-CDC :

KEP ringan : 81-90% BB ideal terhadap TB (WHO-CDC) KEP sedang : 70-80% BB ideal terhadap TB (WHO-CDC) KEP berat : < 70% BB ideal terhadap TB (WHO-CDC)

Interpretasi : KEP sedang. Interpretasi dari lingkar kepala 38 cm menurut WHO-CDC, yaitu Mikrochepali. Normalnya pada umur 12 bulan yaitu 44-48,5 cm.

20

Interpretasi dari lingkar kepala 38 cm menurut WHO-CDC, yaitu Mikrochepali. Normalnya pada umur 12 bulan yaitu 44-48,5 cm.

b.Apa makna mau melihat tapi tidak mau tersenyum kepada pemeriksa,menoleh ketika dipanggil namanya dengan keras ,tidak terdapat gerakan yang tidak terkontrol? Jawab: maknanya telah tejadi gangguan pendengaran,sehingga bebi akan menoleh setelah dipanggil dengan suara keras.

Tidak ada gambaran dismorfik : Normal Anak sadar : Normal

21

Kotak mata baik mau melihat tidak mau tesenyum kepada pemeriksa:Normal Menoleh dipanggil namanya dengan keras : Abnormal

Adanya kerusakan area auditory (area broadman 41-42) lobus temporal N. VIII

c.Bagaimana interpretasi dari kekuatan kedua lengandan tungkai 3,lengan dan tungkai kaku dan susah untuk diketuk,refleksi tendon meningkat,reflex babinsky (+)? Jawab:

Gangguan motorik berupa kelainan fungsi dan lokalisasi serta kelainan bukan motorik yang menyulitkan gambaran klinis CP. Kelainan fungsi motorik terdiri dari : (Anonim, 2002) 1. Spastisitas Terdapat peninggian tonus otot dan refleks yang disertai dengan klonus dan refleks Babinski yang positif. Tonus otot yang meninggi itu menetap dan tidak hilang meskipun penderita dalam keadaan tidur. Peninggian tonus ini tidak sama derajatnya pada suatu gabungan otot, karena itu tampak sikap yang khas dengan kecemderungan terjadi kontraktur, misalnya lengan dalam aduksi, fleksi pada sendi siku dan pergelangan tangan pronasi, serta jarijari dalam fleksi sehingga posisi ibu jari

22

melintang di telapak tangan. Tungkai dalam sikap aduksi, fleksi pada sendi paha dan lutut, kaki dalam fleksi plantar dan telapak kaki berputar ke dalam. Tonic neck reflex dan refleks neonatal menghilang pada waktunya. Kerusakan biasanya terletak di traktus kortikospinalis. Golongan spastisitas ini meliputi penderita CP. Bentuk kelumpuhan spastisitas tergantung pada letak dan besarnya kerusakan, yaitu: Monoplegia / monoparesis : kelumpuhan pada keempat anggota gerak, tetapi salah satu anggota gerak lebih hebat dari yang lainnya. Hemiplegia / hemiparesis : kelumpuhan lengan dan tungkai di pihak / belahan tubuh yang sama Diplegia / diparesis : kelumpuhan pada keempat anggota gerak, tetapi tungkai lebih hebat daripada lengan Tetraplegia / tetraparesis : kelumpuhan pada keempat anggota gerak, tetapi lengan lebih atau sama hebatnya dibandingkan dengan tungkai. 2. Tonus otot yang berubah Bayi pada golongan ini pada bulan pertama kehidupannya tampak flasid dan berbaring seperti kodok terlentang, sehingga tampak seperti kelainan

23

pada lower motor neuron. Menjelang usia 1 tahun terjadi perubahan tonus otot dari yang rendah hingga tinggi. Bila dibiarkan berbaring akan tampak flasid dan seperti kodok terlentang, tetapi apabila dirangsang atau mulai diperiksa tonus ototnya berubah menjadi spastis. 3. Koreoatetosis Kelainan yang khas ialah sikap yang abnormal dengan pergerakan yang terjadi dengan sendirinya (involuntary movement). Pada 6 bulan pertama tampak bayi flasid, tetapi setelah itu barulah muncul kelainan tersebut. Refleks neonatal menetap dan tampak adanya perubahan tonus otot. Dapat timbul juga gejala spastisitas dan ataksia. Kerusakan terletak di ganglia basal dan disebabkan oleh asfiksia berat atau kernikterus pada masa neonatus. Golongan ini meliputi 5 15 % dari kasus CP. 4. Ataksia Ataksia ialah gangguan koordinasi. Bayi dalam golongan ini biasanya flasid dan menunjukkan perkembangan motorik yang terlambat. Kehilangan keseimbangan tampak bila mulai belajar duduk. Mulai berjalan 30 sangat lambat dan semua pergerakan canggung dan kaku. Kerusakan terletak di serebelum. Terdapat kirakira 5 % dari kasus CP. 5. Gangguan pendengaran Terdapat pada 5 10 % anak dengan CP. Gangguan berupa kelainan neurologen terutama persepsi nada tinggi, sehingga sulit menangkap

24

katakata. Terdapat pada golongan koreoatetosis. 6. Gangguan bicara Disebabkan oleh gangguan pendengaran atau retardasi mental. Gerakan yang terjadi dengan sendirinya di bibir dan lidah menyebabkan sukar mengontrol otototot tersebut sehingga anak sulit membentuk katakata dan sering tampak anak berliur. 7. Gangguan penglihatan Gangguan mata biasanya berupa strabismus konvergen dan kelainan refraksi. Pada keadaan asfiksia yang berat dapat terjadi katarak. Hampir 25 % penderita CP menderita kelainan mata. Pada posisi tengkurap dapat mengangkat dan menahan kepala beberpa detik: Normalnya perkembangan seorang anak pada posisi tengkurap dapat mengangkat dan menahan kepala beberapa detik ini mulai terjadi pada usia 3 bulan Interpretasinya : Perkembangan ini baru muncul pada Bebi pada usia 10bulan menunjukkan adanya keterlambatan perkembangan motorik kasar pada Bebi Pada kasus masih ditemukan Refleks moro (+) Normalnya ada sampai usia 3-5 bulan, Interpetasi : menandakan adanya defek neurologis.(cerebral palsy) Pada kasus masih ditemukan Refleks mengenggam (+) Normalnya ada sampai usia 5-6 bulan, Interpretasi : menandakan adanya defek neurologis.(cerebral palsy) Kekuatan lengan dan tungkai 3: Dimana dalam praktek sehari-hari, tenaga otot dinyatakan dengan menggunakan angka 05. (0 berarti lumpuh sama sekali, dan 5 berarti normal) 0 1 : Tidak didapatkan sedikitpun kontraksi otot; lumpuh total : Terdapat sedikit kontraksi otot, namun tidak didapatkan gerakan pada

25

persendian yang harus digerakkan oleh otot tersebut 2 : Didapatkan gerakan, tetapi gerakan ini tidak mampu melawan gaya berat (gravitasi) 3 : Dapat mengadakan gerakan melawan gaya berat (gravitasi)

4 : Di samping dapat melawan gaya berat (gravitasi) ia dapat pula mengatasi sedikit tahanan yang diberikan 5 : Tidak ada kelumpuhan (normal) Interpretasinya : Cukup kuat untuk mengatasi gravitasi Lengan dan tungkai kaku dan susah untuk ditekuk Interpretasinya: Menandakan adanya defek neurologis (cerebral palsy) Refleks tendon meningkat: Adanya lesi pada UMN Refleks Babinsky (+): adanya defek neurologi ( cerebral palsy) Tidak ada kelainan anatomi pada kedua tungkai dan kaki : Normal

d.Apa saja reflex fisiologi pada bayi? jawab: refleks primitive dan refleks postural(prenatal post natal) Pada periode perkembangan pasca natal, perkembangan motorik awal pada bayi adalah refleks primitif dan refleks postural. Refleks primitif timbul sejak masa 4 bulan terakhir masa pranatal sampai 4 bulan postnatal, mulai menghilang dalam umur 3 bulan, diganti oleh refleks postural yang terdiri dari refleks righting yang mulai muncul pada umur 3-9 bulan serta refleks proteksi dan keseimbangan pada umur 6-18 bulan, dan akhirnya berkembang menjadi gerak yang sempurna. Refleks tersebut berasal dari daerah subkorteks yaitu, medula spinalis dan batang otak. Gerak bersifat cepat, difus, involunter, tidak bertujuan dan stereotipi. Fungsi refleks primitif terutama untuk survival. Refleks ini akan menghilang dan digantikan oleh refleks postural yang

merupakan dasar untuk perkembangan gerak volunter yang dikontrol korteks serebri. Reflek ini melatar belakangi perkembangan motorik anak seperti berguling, duduk, merangkak, berdiri, dll.

26

Refleks primitif dan refleks postural penting untuk menentukan tingkat kematangan susunan saraf pusat. Pada perkembangan normal, reflek primitif spinal dan batang otak akan berkurang secara bertahap seiring perkembangan kemampuan lokomosi dan reaksi keseimbangan yang terbentuk kemudian. Bila kontrol inhibisi dari pusat yang lebih tinggi mengalami kerusakan atau keterlambatan maka pola primitif akan tetap mendominasi sensori motor. Refleks-refleks yang menetap, tidak

muncul, lemah atau asimetri menunjukkan adanya gangguan perkembangan susunan saraf pusat sehingga memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.

Pada tahun pertama, fungsi motorik sebagian dipusatkan pada kontak komunikasi afektif dengan ibu melalui gerakan wajah, bunyi dan tubuh. Dalam perkembangan lanjut akan terjadi konsep motorik atau perencanaan motorik yang dipergunakan dalam gerakan atau tindakan kompleks.25 Perkembangan motorik bayi mengikuti hukum sefalokaudal, artinya dimulai dari bagian atas tubuh yaitu kepala, leher, batang tubuh, sampai ke kaki. Selain itu perkembangan motorik juga mengikuti pola proksimodistal yang berhubungan dengan perkembangan ketrampilan motorik halus seperti meraih menggenggam dan menjimpit dengan jari (princer grasp). Awalnya kontrol tangan dimulai dari bahu yang menghasilkan gerak lengan yang kasar, secara bertahap menjadi gerak siku yang baik dan akhirnya gerak pergelangan tangan dan jari-jari sehingga gerakan motorik menjadi halus dan akurat. Perkembangan motorik juga mengalami diferensiasi dan integrasi. Diferensiasi berarti kemajuan dari gerakan motorik yang kasar dan kurang terkontrol menjadi gerakan yang halus, terkontrol dan akurat. Integrasi berarti seiring dengan maturitas susunan saraf, maka gerakan yang berjalan sendiri-sendiri akan menjadi simultan.

Perkembangan motorik kasar pada bayi mengalami beberapa tahapan, yaitu : (1)peningkatan tonus otot dan kontrol kepala maksimal usia 3-4 bulan (2) hilangnya refleks primitif pada usia 4-6 bulan (3) duduk pada usia 6 bulan (4) pola lokomotor pada usia 10-12 bulan. Perkembangan motorik halus dan penglihatan mendasari kemampuan yang lebih kompleks, dimana tahapannya terdiri dari : (1) kemampuan fiksasi, mengikuti obyek dan respon terhadap cahaya pada usia 6 minggu sampai 2 bulan ; (2) mengamati tangan pada usia 3-4 bulan ; (3) memegang, meraih, mengambil benda dengan ibu

27

jari dan telunjuk, serta menunjuk obyek dengan telunjuk pada usia 6-10 bulan ; (4) memegang obyek dengan kedua tangan, membenturkan obyek dan memindahkan obyek pada usia 6 bulan ; (5) memanipulasi obyek yang kecil, menulis, membangun balok, menggunting dan berpakaian.

e.Apa hubungan dari interpretasi seluruh pemeriksaan reflex pada bebi dengan keterlambatan tumbuh kembangnya? jawwab: refleks-refleks primitive seharusnya telah diganti dengan perkembangan motorik yang lebih tinggi atau setingkat korteks namun karena perkembangan motorik yang lebih tinggi itu terlambat maka refleks primitive akan dipertahankan sampai digantikan oleh motorik yang lebih tinggi tersebut. f.Bagaimana makna tidak ada kelainan anatomi pada kedua tungkai dan kaki? Jawab: Tidak ada kelainan anatomi pada tungkai dan kakimenyingkirkan adanya gangguan otot dan tulang

4. Bagaimana Diagnosis banding pada kasus ini?

CP tipe spastic

Sindrom down

CP tipe diskinetic

CP tipe ataxic

DMD(duscent muscle distropy

28

Jenis kelamin

Laki-laki 58,3%> perempuan

Laki-laki/wanita

Laki-laki 58,3%>perempuan

Laki-laki 53,8%>perempuan

Motorik kasar (duduk dan merangkak)

Terlembat dan statis

Terlambat/normal

Terlambat dan statis

Terlambatdan statis

Normal/sedikit terlambat padaawal umur, selanjutnya mengalami kemunduran progresif

Motorik kasar (duduk dan merangkak)

Terlembat dan statis

Terlambat/normal

Terlambat dan statis

Terlambatdan statis

Normal/sedikit terlambat padaawal umur, selanjutnya mengalami kemunduran progresif

Usia kehamilan

75% aterm/preterm

aterm

75% aterm/preterm

75% aterm/preterm

aterm

29

Motorik kasar (duduk dan merangkak)

Terlembat dan statis

Terlambat/normal

Terlambat dan statis

Terlambatdan statis

Norm

terlam

padaa

umur

selan

meng

kemu

progr

APGAR Motorik halus(belum bisa makan nasi)

Asfiksia berat terlambat

-/+ Normal/+ klo ada kelainan kongengital lain

Asfiksia berat terlambat

Asfiksia berat terlambat

-/+

Norm

terlam

padaa

umur

selan

meng

kemu

progr

Bicara bahasa

Resiko bertambah pada quadriplegi

terganggu

Bisaa terjadi karena otot orofaring terkena

normal

terga

30

pertumbuhan

Terganggu karna gangguan otot pencernaan (otot orofaring),susah menelan

-/+

Terganggu karena gangguan otot pencernaan(otot orofaring)

normal

-/+

Gambaran dismorfik

Gerakan

yang

-/+

tidak terkontrol (choreoathetosis

Refleks primitif (moro, menggenggam, tendon meningkat) Kekuatan kedua lengan tungkai dan

-/+

-/+

menurun

Normal/menurun

menurun

menurun

menu

Lengan tungkai

dan kaku

+ rigiditas + rigiditas

-/+ -/+

_ _

_ _

-/+ -/+

dan susah untuk ditekuk

31

Kedua tungkai saling menyilang pada posisi vertikal

rigiditas

5.Bagaimana pemeriksaan penunjang pada kasus ini? jawab: a. Anamnesis Riwayat kehamilan dan perinatal b. Pemeriksaan fisik Anak termasuk KEP derajat sedang (bila dilihat dari BB dan PB nya) Mikrosefali Refleks primitive masih ada ketika usia 12 bulan Terdapat penghambatan tumbuh dan kembang Terdapat tanda-tanda spastic dan diskinetik (lengan tungkai kaku, susah untuk ditekuk, reflex tendon meningkat) Usia kehamilan 37 minggu Usia ibu 18 tahun Asfiksia, tidak menangis spontan

c. Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan mata dan pendengaran segera dilakukan setelah diagnosis CP ditegakkan. Foto kepala (X-ray) dan CTScan. MRIuntuk melihat infark yang terjadi di otak Penilaian psikologik perlu dilakukan untuk menentukan tingkat pendidikan yang diperlukan. Pemeriksaan endokrin (TSH, T4) untuk menyingkirkan hipotiroid

32

6.Bagaimana diagnosis pada kasus ini? Jawab: cerebral palsy tipe spastic tetra plegia kep derajat sedang dan microchepaly 7.Bagaimana Penatalaksanaan pada kasus ini? jawab: Cerebral palsy Tujuan pengobatan adalah mengembangkan sisa kemampuan yang ada pada anak tersebut seoptimal mungkin sehingga diharapkan anak dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa bantuan atau dengan bantuan yang minimal. Medikamentosa Obat-obatan : diberikan obat yang sesuai dengan kebutuhan anak, seperti obatobatan untuk relaksasi otot, antikejang, dan lain-lain. Untuk mengatasi spastisitas dapat digunakan natrium dantrolen, benzodiazepin, dan baklofen. Nonmedikamentosa Terapi bedah ortopedi : tujuannya adalah untuk stabilitas, melemahkan otot yang terlalu kuat, menghilangkan nyeri, dan lain-lain. Fisioterapi : latihan luas gerak sendi, latihan penguatan dan peningkatan daya tahan otot, latihan duduk, latihan berdiri, latihan pindah, latihan jalan Terapi okupasi : untuk latihan melakukan aktivitas sehari-hari, evaluasi penggunaan alat-alat bantu, latihan keterampilan tangan, dan lain-lain. Ortotik : dengan menggunakan brace dan bidai, tongkat ketiak, tripod, walker, kursi roda, dan lain-lain. Terapi wicara

Kekurangan Energi Protein (KEP) KEP Sedang Rawat jalan : Nasehat pemberian makanan dan vitamin serta teruskan ASI, selalu dipantau kenaikan BB Tidak rawat jalan Rawat inap : Dapat dirujuk ke puskesmas untuk penanganan masalah gizi : Makanan tinggi energi dan protein dengan kebutuhan energi 20-50% diatas AKG. Diet sesuai dengan penyakitnya dan

dipantau berat badannya setiap hari, beri vitamin dan

33

penyuluhan gizi. Setelah

penderita sembuh dari penyakitnya,

tapi masih menderita KEP ringan atau sedang rujuk ke puskesmas untuk penanganan masalah gizinya. Mikrosefali Tak satupun bentuk mikrosefali dapat diobati, pengobatan yang dilakukan yaitu simptomatik. Untuk kejang diberi antikonvulsan. Selanjutnya dilakukan.

a) Fisioterapi Meliputi: 1. Teknik tradisional

Meliputi latihan gerak sendi, latihan penguatan dan peningkatan daya tahan otot, serta latihan duduk, berdiri dan jalan. 2. Motor function training

Dengan menggunakan sistem khusus dengan prinsip beberapa bentuk stimulasi akan menimbulkan reaksi otot yang dikehendaki dan bila dilakukan secara berulang-ulang akan berintegrasi kedalam pola gerak motorik yang bersangkutan b) speech therapy dan sebagainya.

8.Bagaimana komplikasi pada kasus ini? jawab: Pulmonal: disfungsi oromotor, bronchopulmonary dysplais GI: reflux, dysphagia Retardasi mental Hearing loss Scoliosis dan kifosis Dislokasi sendi panggul Malnutrisi dan gagal tumbuh Osteoporosis

1.

Ataksi 2. 3. Katarak Hidrosepalus

34

4.

Retardasi Mental IQ di bwh 50, berat/beban dari otak motoriknya IQ rendah nya, dengan suatu ketegangan [menyangkut] IQ yang yang lebih rendah.

5.

Strain/ ketegangan Lebih sering pada qudriplegia dan hemiplegia

6.

Pinggul Keseleo/ Kerusakan Sering terjadi pada quadriplegia dan paraplegia berat.

7.

Kehilangan sensibilitas Anak-anak dengan hemiplegia akan kehilangan sensibilitas.

8.

Hilang pendengaran Atrtosis sering terjadi terpasang, tetapi bukan pada anak spaskis.

9.

Gangguan visual Bermata juling, terutama pada anak-anak prematur dan quadriplegia.

10. Kesukaran untuk bicara Penyebab: disartria, Retardasi mental, hilang pendengaran, atasi kortikal, gangguan emosional dan mungkin sebab gejala lateralisasi pada anak hemiplagia. 11. Lateralisasi Dominan pada anak [sebelum/di depan] [yang] normal nya dan yang di / terpengaruh oleh gejala hemiplegia, kemudian akan ada berbagai kesulitan untuk pindah;gerakkan pusat bicara 12. Inkontinensia RM, dan terutama oleh karena berbagai kesulitan pada pelatihan kamar kecil. 13. Penyimpangan Perilaku Tidak suka bergaul, dengan mudah dipengaruhi dan mengacaukan ketidaksuburan/kemandulan 9.Bagaimana prognosis pada kasus ini? jawab: dubia. semakin ringan gejala semakin baik tetapi semakin banyak gejala semakin buruk atau malam

10. Bagaimana Kompetensi dokter umum pada kasus ini?

35

11. Bagaimana pandangan islam pada kasus ini? jawab:

2.3.4

Simpulan

Bebi perempuan,12 bulan mengalami cerebral palsy tipe spastic tetra plegia ,kep derajat sedang dan microchepalyyang disebabkan oleh asfiksia.

36

2.3.5

Kerangka Konsep Usia yang terlalu muda primipara

ANC 3x

APGAR menit kesatu 2, menit kelima 5

Asfiksia neonatorum

Pertumbuhan dan perkembangan otak terganggu

Mengalami brain injury

mikrosefali

CP tipe spastic quadriplegia

Asupan nutrisi terganggu

Stunting dan wasting serta KEP sedang

Global development delayed

Gangguan oromotor

Gangguan motorik

Gangguan bahasa dan sosial

Gangguan kemandirian

Belum bisa berjalan, mengambil mainan

Belum bisa mengoceh

Belum bisa makan biscuit sendiri

37

2.3.6

Learning Issue

1.Tumbuh kembang anak 2.score APGAR 3.Asfiksia neonatorum 4.Cerebral palsy 5.Refleks fisiologis dan patologis 6.Pandangan Islam

2.3.7

Daftar Pustaka

Bertram, G, Katzung. 1994. Farmakologi Dasar dan klinis. Edisi 4. Jakarta : EGC. Guyton, Hall.1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta:EGC. Konsil Kedokteran Indonesia, Standar Kompetensi Dokter, Jakarta : Konsil Kedokteran Indonesia, 2006, h. 44; 81. Price, Sylvia A. dan Lorraine M. Wilson. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Volume 2 .Edisi 6. Jakarta: EGC. Supono, Ilmu Kebidanan Bagian Patologi, Ed. 1, Palembang : Bagian Obstetri dan Ginekologi RSU FK Universitas Sriwijaya, 1982, h. 303 308. Wiknjosastro, Hanifa, Abdul Bari Saifuddin, Trijatmo Rachimhadhi (ed.), Ilmu bedah Kebidanan, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2000, h. 188 197. Wiknjosastro, Hanifa, Abdul Bari Saifuddin, Trijatmo Rachimhadhi (ed.), Ilmu Kebidanan, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2005, h. 587-648

38

Manten GT, Vander Hoek YY, Marko Sikkema J et al: The role of lipoprotein (a) in pregnancies complicated by pre eclampsia. Med Hypothesis 64:162,2005 Redman CWG, Sargent IL: Pre-eclampsia, the placenta and maternal systemic inflamatory response- a review. Placenta 17:S21, 2003 Ness RB, Markovic N, Bass D et al: Familly history of hypertension, heart disease and stroke among women who develop hypertension in pregnancy. Obstet Gynecol 102:1326,2003

Dekker GA, Sibai BM : Etiology and pathogenesis of preeclampsia: Current concepts. Am J Obstet Gynecol 179:1359, 1998 Yoneyama Y, Suzuki S, Sawa R,et al: Relation between adenosine and T-helper 1/ T helper 2 imbalance in women with preeclampsia. Obstet Gynecol 99:641,2002 Moehyi S. Bayi sehat dan cerdas melalui gizi dan makanan pilihan : pedoman asupan gizi untuk bayi dan balita. Jakarta : Pustaka Mina; 2008. Mutalazimah. Hubungan lingkar lengan atas (LILA) dan kadar hemoglobin (Hb) ibu hamil dengan berat bayi lahir di RSUD dr. Moewardi Surakarta. Jurnal penelitian sains dan teknologi. 2005; 6(2) : 114-26. Damanik SM. Klasifikasi bayi menurut berat lahir dan masa gestasi. Dalam (Kosim MS, Ari Y, Rizalya D, Gatot IS, Ali U). Buku ajar neonatologi. Jakarta : Ikatan Dokter Indonesia; 2010. hlm. 11-29. Saifuddin AB, George A, Gulardi HW, Djoko W. Buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Jakarta : JNPKKR-POGI; 2002. Depkes RI. Profil kesehatan Indonesia. Jakarta : Depkes RI; 2008. Kliegman RM. Bayi beresiko tinggi. Dalam (Behrman RE, Robert K, Ann MA). Ilmu kesehatan anak Nelson ed 15 vol 1. Jakarta : EGC; 2000. hlm. 558-73. Sistiarani C. Faktor maternal dan kualitas pelayanan antenatal yang beresiko terhadap kejadian berat badan lahir rendah (BBLR) studi pada ibu yang periksa hamil ke tenaga kesehatan

39

dan melahirkan di RSUD Banyumas tahun 2008. Tesis, Universitas Diponegoro Semarang; 2008.

40

Anda mungkin juga menyukai

  • 11.img 0012
    11.img 0012
    Dokumen1 halaman
    11.img 0012
    Yeyen Jaejoong
    Belum ada peringkat
  • 11.img 0008
    11.img 0008
    Dokumen1 halaman
    11.img 0008
    Yeyen Jaejoong
    Belum ada peringkat
  • 11.img 0009
    11.img 0009
    Dokumen1 halaman
    11.img 0009
    Yeyen Jaejoong
    Belum ada peringkat
  • 11.img 0011
    11.img 0011
    Dokumen1 halaman
    11.img 0011
    Yeyen Jaejoong
    Belum ada peringkat
  • 11.img 0010
    11.img 0010
    Dokumen1 halaman
    11.img 0010
    Yeyen Jaejoong
    Belum ada peringkat
  • 11.img 0007
    11.img 0007
    Dokumen1 halaman
    11.img 0007
    Yeyen Jaejoong
    Belum ada peringkat
  • 11.img 0003
    11.img 0003
    Dokumen1 halaman
    11.img 0003
    Yeyen Jaejoong
    Belum ada peringkat
  • 11.img 0003
    11.img 0003
    Dokumen1 halaman
    11.img 0003
    Yeyen Jaejoong
    Belum ada peringkat
  • 11.img 0006
    11.img 0006
    Dokumen1 halaman
    11.img 0006
    Yeyen Jaejoong
    Belum ada peringkat
  • 11.img 0005
    11.img 0005
    Dokumen1 halaman
    11.img 0005
    Yeyen Jaejoong
    Belum ada peringkat
  • 11.img 0002
    11.img 0002
    Dokumen1 halaman
    11.img 0002
    Yeyen Jaejoong
    Belum ada peringkat
  • 11.img 0001
    11.img 0001
    Dokumen1 halaman
    11.img 0001
    Yeyen Jaejoong
    Belum ada peringkat
  • 11.img 0004
    11.img 0004
    Dokumen1 halaman
    11.img 0004
    Yeyen Jaejoong
    Belum ada peringkat
  • 11.img 0000
    11.img 0000
    Dokumen1 halaman
    11.img 0000
    Yeyen Jaejoong
    Belum ada peringkat
  • PSIKOLOGI Anak Dan Lansia 2013
    PSIKOLOGI Anak Dan Lansia 2013
    Dokumen14 halaman
    PSIKOLOGI Anak Dan Lansia 2013
    Maiia Dwinta Sentani
    Belum ada peringkat
  • Tutorial TUMBANG Pediatric
    Tutorial TUMBANG Pediatric
    Dokumen29 halaman
    Tutorial TUMBANG Pediatric
    Yoga Alfian Noor
    Belum ada peringkat
  • Bahan Tutorial Skenario 2 Geriatri
    Bahan Tutorial Skenario 2 Geriatri
    Dokumen5 halaman
    Bahan Tutorial Skenario 2 Geriatri
    Qonita S Janani
    Belum ada peringkat
  • Laporan Tutorial Pediatri 2
    Laporan Tutorial Pediatri 2
    Dokumen48 halaman
    Laporan Tutorial Pediatri 2
    Yeyen Jaejoong
    Belum ada peringkat
  • SKNR.C BlokXIx Tutr 6
    SKNR.C BlokXIx Tutr 6
    Dokumen41 halaman
    SKNR.C BlokXIx Tutr 6
    AnggunP.Oktaviani
    Belum ada peringkat
  • Laporan Tutorial Ske C Blok 4
    Laporan Tutorial Ske C Blok 4
    Dokumen29 halaman
    Laporan Tutorial Ske C Blok 4
    Pii Lyra Ramadati
    Belum ada peringkat
  • Laporan
    Laporan
    Dokumen43 halaman
    Laporan
    Daniel Parks
    Belum ada peringkat
  • Laporan Skenario B
    Laporan Skenario B
    Dokumen47 halaman
    Laporan Skenario B
    VeRa IrawaNda
    Belum ada peringkat
  • Fix 19
    Fix 19
    Dokumen42 halaman
    Fix 19
    Yeyen Jaejoong
    Belum ada peringkat
  • Laporan Sken A 19
    Laporan Sken A 19
    Dokumen53 halaman
    Laporan Sken A 19
    Yeyen Jaejoong
    Belum ada peringkat
  • Laporan Tutorial II Inkontinensia
    Laporan Tutorial II Inkontinensia
    Dokumen15 halaman
    Laporan Tutorial II Inkontinensia
    Dhilah Harfadhilah Fakhirah
    Belum ada peringkat
  • Laporan Ske.c Tutor 4
    Laporan Ske.c Tutor 4
    Dokumen50 halaman
    Laporan Ske.c Tutor 4
    VeRa IrawaNda
    Belum ada peringkat
  • Laporan A
    Laporan A
    Dokumen39 halaman
    Laporan A
    VeRa IrawaNda
    Belum ada peringkat
  • Tutorial
    Tutorial
    Dokumen30 halaman
    Tutorial
    Stephanie Quinn
    Belum ada peringkat