Anda di halaman 1dari 24

STATUS PASIEN KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT MATA RS MATA dr. YAP YOGYAKARTA A.

. Identitas pasien Nama Umur Agama Alamat Pekerjaan Masuk RS No RM B. Anamnesis Autoanamnesis Keluhan utama : 1 mei 2012 , 15.00 PM. : Pasien mengeluh pengelihatan pada mata kanan (OD) kabur atau buram sejak 4 bulan yang lalu. Keluhan tambahan Riwayat penyakit sekarang : Pasien datang dengan keluhan pengelihatan kabur atau buram pada mata sebelah kanan (OD) sudah sejak 4 bulan yang lalu. Mata merah, berair, gatal, dan silau disangkal oleh pasien. Awal mulanya pasien mengatakan 4 bulan yang lalu ketika selesai bertani mencari rumput, dan pulang kerumah pasien mengeluh pengelihatan menjadi kurang jelas. Namun, karena merasa tidak terlalu mengganggu dan masih bisa melihat sehingga pasien tidak segera memeriksakan dirinya ke dokter, selain itu masalah keuangan juga merupakan faktor yang membuat pasien ini lambat untuk mencari pertolongan. Pasien mengatakan baru datang berobat ke RSM dr.YAP sejak 1 bulan yang lalu karena pengelihatan mata kanan makin memburuk tidak bisa membaca lagi, dokter yang memeriksa sudah menjelaskan bahwa pasien menderita penyakit katarak dan untuk menyembuhkan perlu dilakukan operasi, tetapi karena hal biaya lagi sehingga harus menunda operasi yang disarankan oleh dokter yang memeriksa. Maka dokter yang Ilmu Penyakit Mata / Katarak Page 1 : tidak ada : Tn. A.W : 60 tahun : Islam : Bangkel piyungan : Buruh tani : 1 mei 2012 , 11.30 AM. : 34.31.21 Jenis kelamin : Laki-laki

memeriksa hanya memberikan obat tetes mata berbotol putih, namun pasien tidak mengingat dan tidak membawa obat yang pernah digunakannya. Namun, setelah lewat 1 bulan sejak dikatakan menderita katarak, pasien merasa makin tidak nyaman dengan kondisi mata kanan nya yang tidak bisa melihat tulisan, dan jika mata kiri ditutup pasien ini tidak bisa melihat wajah orang yang dilihatnya, hanya tampak putih kabut, dan samar-samar wajah orang yang dilihat. Pasien mengatakan ia mendapat banyak bantuan dari keluarga dan orang-orang sekitarnya yang membuat ia bisa datang untuk memeriksakan dirinya lagi dan dirawat inap untuk menjalani operasi katarak di RSM dr.Yap. Riwayat penyakit dahulu penyakit umum : - DM - Hipertensi - Asma - Maag - Alergi : tidak ada : tidak ada : tidak ada : pernah ada : Tidak ada

Penyakit mata : tidak pernah sakit mata sebelumnya

Riwayat penyakit keluarga Di keluarga tidak ada yang menderita katarak atau keluhan yang sama. C. Pemeriksaan fisik 1. Status generalis Kondisi umum Kesadaran : Baik : Compos mentis

Tanda-tanda vital : Tekanan darah: 100/70 mmHg Nadi Suhu Pernafasan : 80 x/menit : 36,5 C : 20 x/menit : Normocephal : Tidak diperiksa : Tidak diperiksa Page 2

Kepala THT Leher

Ilmu Penyakit Mata / Katarak

Jantung/paru Abdomen 2. Keterangan OD

: Tidak diperiksa : Tidak diperiksa

Status ofthalmologikus OD OS OS

Visus Tajam penglihatan Koreksi Addisi Distansia pupil Kaca mata Kedudukan bola mata Eksoftalmus Enoftalmus Deviasi Gerakan bola mata Super silia Warna Letak Palpebra superior Edema Nyeri tekan Ektropion Entropin Blefaropasme Trikiasis Sikatriks Fisura palpebra Ptosis Hordeolum Kalazion Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada 12 mm Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada 12 mm Tidak ada Tidak ada Tidak ada Page 3 Hitam Simetris Hitam Simetris Tidak ada Tidak ada Tidak ada Baik ke segala arah Tidak ada Tidak ada Tidak ada Baik ke segala arah 1/300 Rencana operasi Tidak ada 6/30 Tidak ada Tidak ada Tidak ada

Ilmu Penyakit Mata / Katarak

Palpebra inferior Edema Nyeri tekan Ektropion Entropin Blefaropasme Trikiasis Keterangan Sikatriks Fisura palpebra Ptosis Hordeolum Kalazion Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada OD Tidak ada 12 mm Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada OS Tidak ada 12 mm Tidak ada Tidak ada Tidak ada

Konjungtiva tarsalis superior/inferior Hiperemis Folikel Papil Sikatriks Anemia Konjungtiva bulbi Injeksi konjungtiva Injeksi siliar Perdarahan subkonjungtiva Pterigium Pinguekula Nevus pigmentosus Kemosis Sistem lakrimalis Punctum lakrimalis Tes Anel Skelra Warna Ikterik Kornea Kejernihan Keruh / putih susu Sedikit Keruh di limbus Page 4 Putih Tidak ada Putih Tidak ada Terbuka Tidak dilakukan Terbuka Tidak dilakukan Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada

Ilmu Penyakit Mata / Katarak

Permukaan Ukuran Sensibilitas Infiltrat Ulkus Perforasi Arcus seniles Edema Tes Placido Bilik mata depan Kedalaman Kejernihan Hifema Hipopion Efek Tyndall Iris Warna Kriptae Bentuk Sinekia Koloboma Pupil Letak Bentuk Ukuran

Licin 12 mm Baik Tidak ada Tidak ada Tidak ada Ada Tidak ada Konsentris

Licin 12 mm Baik Tidak ada Tidak ada Tidak ada Ada Tidak ada Konsentris

Tidak dapat dinilai Keruh / putih susu Tidak ada Tidak ada Negatif

Cukup dalam Jernih Tidak ada Tidak ada Negatif

Putih susu Bulat Tidak ada Tidak ada

Coklat kehitaman Jelas Bulat Tidak ada Tidak ada

Di tengah Bulat 3 mm

Di tengah Bulat 3 mm

Keterangan

OD

OS Positif Positif

Refleks cahaya langsung Negatif Refleks cahaya tidak Negatif langsung Lensa Kejernihan Letak Shadow test Badan kaca Ilmu Penyakit Mata / Katarak keruh Negatif

Sedikit keruh Di tengah Positif

Page 5

Kejernihan Fundus okuli - Papil Bentuk Batas Warna - Makula lutea Refleks Edema - Retina Perdarahan CD ratio Ratio AV Sikatriks Palpasi Nyeri tekan Massa tumor Tensi okuli Tonometri Schiotz Keterangan Kampus visi Tes konfrontasi D. Resume

Jernih

OD tidak dilakukan -

OS Bulat Tegas Kuning kemerahan Positif Tidak ada Tidak ada 0,3 2:3 Tidak ada

Tidak ada Tidak ada 11 Tidak dilakukan OD

Tidak ada Tidak ada 13 Tidak dilakukan OS

Tidak dapat melihat

Sama dengan pemeriksa

Pasien bapak AW usia 60 tahun, datang dengan keluhan pengelihatan kabur pada mata kanan, seperti berkabut. Pasien mengatakan keluhan seperti ini dirasakan nya sejak 4 bulan yang lalu, awal nya hanya kabur biasa namun makin lama menjadi seperti berkabut hingga sekarang. 1 bulan yang lalu pernah datang memeriksakan matanya di RSM dr. YAP, didiagnosa katarak dan disarankan dokter untuk dioperasi. Pemeriksaan visus mata didapatkan OD : 1/300, OS : 6/30. E. Diagnosa kerja OD : katarak senilis matur OS : pterigium dan katarak senilis imatur

Dasar diagnosis : Ilmu Penyakit Mata / Katarak Page 6

a. OD : pasien berusia 60 tahun, dengan keluhan pengelihatan kabur, seperti berkabut. Tidak ada keluhan mata merah, berair, gatal ataupun pandangan silau ketika melihat cahaya, sehingga keluhan-keluhan tadi mengarahkan pada katarak dan menyingkirkan ada nya infeksi atau radang. Pemeriksaan visus pada OD = 1/300, sesuai dengan visus pada pasien dengan katarak senilis stadium matur. Lensa terlihat keruh, COA nya keruh, dan pemeriksaan shadow test negatif. b. OS : a. pterigium ; dari pemeriksaan ditemukan selaput membran agak kemerahan dari fisura palpebra sebelah nasal berbentuk segitiga, melewati limbus, dan memasuki kornea beberapa milimeter (kira-kira 1-2 mm). Pterigium dapat terjadi umumnya pada orang-orang yang pekerjaannya terpapar oleh debu, dan sinar matahari (iritasi kronis), seperti pada pasien ini berkerja sebagai buruh petani. b. katarak stadium imatur ; ada sedikit kekeruhan pada lensa, visus nya 6/30, dan pemeriksaan shadow test nya positif (+) F. Diagnosa banding OD : katarak senilis stadium imatur OS : a. pseudopteriugium , pinguekulum b. katarak senilis stadium matur. G. Anjuran pemeriksaan Tidak ada H. Penatalaksanaan OD Rencana Operasi : periksa anatomi dan fisiologi mata, USG mata. Cek Laboratorium pre Operasi : Complete blood count, EKG, Tekanan darah, Gula Darah Sewaktu. Pre OP : Midriaxil Effrisel LFX 4 x OD Pantocain (Anestesi injeksi peribulbar) Ilmu Penyakit Mata / Katarak Page 7

Operatif: OS Phacoemulsificasi + Intra Oculer Lens (IOL). OD : : ad bonam ad bonam ad bonam OS Ad bonam Ad bonam Ad bonam

I. Prognosis : Ad vitam Ad functionam Ad sanasionam :

Tindakan operasi fakoemulsifikasi masa penyembuhan yang relative cepat dan sedikit/ jarang menimbulkan efek samping atau komplikasi.

Ilmu Penyakit Mata / Katarak

Page 8

TINJAUAN PUSTAKA KATARAK A. Definisi Katarak berasal dari yunani Katarrhakies, inggris cataract, dan latin cataracta yang berarti air terjun. Dalam bahasa Indonesia disebut bular dimana pengelihatan seperti tertutup air terjun akibat lensa yang keruh. Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa terjadi akibat kedua-keduanya. B. Etiologi Katarak umumnya merupakan penyakit pada usia lanjut, akan tetapi dapat juga akibat kelainan congenital, atau penyulit penyakit mata local menahun. Bermacam-macam penyakit mata dapat mengakibatkan katarak seperti glaucoma, ablasi, uveitis, dan retinitis pigmentosa. Katarak dapat berhubungan dengan proses penyakit intraocular lainnya. Katarak dapat disebabkan oleh bahan toksisk khusus (kimia dan fisik). Keracunan beberapa jenis obat dapat menimbulkan katarak, seperti ; eserin (0,25%-0,5%), kortikosteroid, ergot, dan asetilkolinesterase topical. Kelainan sistemik atau metabolic yang dapat menimbulkan katarak adalah diabetes militus, galaktosemia, dan distrofi miotonik. Katarak dapat ditemukan dalam keadaan tanpa adanya kelainan mata atau sistemik (katarak senile, juvenile, dan herediter) atau kelainan congenital mata. Katarak dapat disebabkan oleh berbagai factor seperti : fisik, kimia, penyakit predisposisi, genetic dan gangguan perkembangan, infeksi virus dimasa pertumbuhan janin, dan usia. C. Klasifikasi katarak menurut usia : KATARAK DEVELOPMENTAL Katarak Kongenital

Katarak kongenital adalah katarak yang ditemukan pada bayi ketika lahir (atau beberapa saat kemudian) dan berkembang pada tahun pertama dalam hidupnya. Katarak kongenital bisa merupakan penyakit keturunan (diwariskan secara autosomal dominan) atau bisa disebabkan oleh infeksi kongenital, seperti campak Jerman, Ilmu Penyakit Mata / Katarak Page 9

berhubungan dengan penyakit anabolik, seperti galaktosemia. Katarak kongenital dianggap sering ditemukan pada bayi yang dilahirkan oleh ibu-ibu yang menderita penyakit misalnya Diabetes Melitus. Jenis katarak ini jarang terjadi. Faktor risiko terjadinya katarak kongenital adalah penyakit metabolik yang diturunkan, riwayat katarak dalam keluarga, infeksi virus pada ibu ketika bayi masih dalam kandungan. Kekeruhan pada katarak kongenital dijumpai dalam berbagai bentuk, antara lain : a.Katarak Hialoidea yang persisten Arteri hialoidea merupakan cabang dari arteri retina sentral yang memberi makan pada lensa. Pada usia 6 bulan dalam kandungan, arteri hialoidea mulai diserap sehingga pada keadaan normal, pada waktu bayi lahir sudah tidak nampak lagi. Kadang-kadang penyerapan tidak berlangsung sempurna, sehingga masih tertinggal sebagai bercak putih dibelakang lensa, berbentuk ekor yang dimulai diposterior lensa. Gangguan terhadap visus tidak begitu banyak. Visus biasanya 5/5, kekeruhan nya statisioner, sehingga tidak memerlukan tindakan. b. Katarak Polaris Anterior Berbentuk piramid yang mempunyai dasar dan puncak, karena itu disebut juga katarak piramidalis anterior. Puncaknya dapat kedalam atau keluar. Keluhan terutama mengenai penglihatan yang kabur waktu terkena sinar, karena pada waktu ini pupil mengecil, sehingga sinar terhalang oleh kekeruhan dipolus anterior. Sinar yang redup tidak terlalu mengganggu, karena pada cahaya redup, pupil melebar, sehingga lebih banyak cahaya yang dapat masuk. Pada umumnya tiddak menimbulkan gangguan stationer, sehingga tidak memerlukan tinakan operatif. Dengan pemberiann midriatika, seperti sulfasatropin 1% atau homatropin 2% dapat memperbaiki visus, karena pupil menjadi lebih lebar, tetapi terjadi pula kelumpuhan dari Mm. Siliaris, sehingga tidak dapat berakomodasi. c. Katarak Polaris Posterior Kekeruhan terletak di polus posterior. Sifat-sifatnya sama dengan katarak polaris anterior. Juga stationer, tidak menimbulkan banyak ganggan visus, sehingga tidak memerlukan tindakan operasi.Tindakan yang lain sama dengan katarak polaris anterior. d. Katarak Aksialis Kekeruhan terletak pada aksis pada lensa. Kelainan dan tindakan sama dengan katarak Polaris posterior Ilmu Penyakit Mata / Katarak Page 10

e. Katarak Zonularis Mengenai daerah tertentu, biasanya disertai kekeruhan yang lebih padat, tersusun sebagai garia-garis yang mengelilingi bagian yang keruh dan disebut riders, merupakan tanda khas untuk katarak zonularis. Paling sering terjadi pada anak-anak, kadang herediter dan sering disertai anamnesa kejang-kejang. Kekeruhannya berupa cakram (diskus), mengelilingi bagian tengah yang jernih. f. Katarak Stelata Kekeruhan terjadi pada sutura, dimana serat-serat dari substansi lensa bertemu, yang merupakan huruf Y yang tegak di depan dan huruf Y terbalik di belakang. Biasanya tidak banyak mengganggu visus, sehingga tidak memerlukan pengobatan. g. Katarak kongenital membranasea Terjadi kerusakan dari kapsul lensa, sehingga substansi lensa dapat keluar dan di serap, maka lensa semakin menadi tipis dan akhirnya timbul kekeruhan seperti membran. h. Katarak kongenital total Katarak kongenital total disebabkan gangguan pertumbuhan akibat peradangan intrauterin. Katarak ini mungkin herediter atau timbul tanpa diketahui sebabnya. Lensa tampak putih, rata, keabu-abuan seperti mutiara Pengobatan pada katarak congenital : Tindakan pengobatan pada katarak kongenital adalah operasi. Operasi katarak kongenital dilakukan bila reflek fundus tidak tampak. Biasanya bila katarak bersifat total, operasi dapat dilakukan pada usia 2 bulan atau lebih muda bila telah dapat dilakukan pembiusan. Pengobatan katarak bergantung pada : 1.Katarak total bilateral, dimana sebaiknya dilakukan pembedahan secepatnya segera katarak terlihat. 2.Katarak total unilateral, dilakukan pembedahan 6 bulan sesudah terlihat atau segera sebelum terjadinya juling, bila terlalu muda akan mudah terjadi ambliopia bila tidak dilakukan tindakan segera. 3.Katarak total atau katarak unilateral, mempunyai prognosis yang buruk, karena mudah sekali terjadinya ambliopia, karena itu sebaiknya dilakukan pembedahan secepat mungkin, dan diberikan kacamata segera. Ilmu Penyakit Mata / Katarak Page 11

4.Katarak bilateral partial, biasanya pengobatan lebih konservatif sehingga sementara dapat dicoba dengan kacamata atau midriatika, bila terjadi kekeruhan yang progresif disertai dengan mulainya tanda-tanda juling dan ambliopia maka dilakukan pembedahan, biasanya prognosis yang lebih baik. Tindakan pengobatan pada katarak kogenital yang umum dikenal : 1.Disisio lensa 2.Ekstraksi linier 3.Ekstraksi dengan aspirasi. Katarak juvenile Katarak yang lembek dan terdapat pada orang muda, yang mulai terbentuknya pada usia kurang dari 9 tahun dan lebih dari 3 bulan. Katarak juvenile biasanya merupakan kelanjutan katarak congenital. Katarak juvenile biasanya merupakan penyakit sistemik ataupun metabolic dan penyakit lainnya seperti : 1. Katarak metabolic ; a. Katarak diabetic dan galaktosemia (gula) b. Katarak hipokalsemik c. Katarak defisiensi gizi d. Katarak aminoasiduria (termasuk sindrom lowed an homosistinuria) e. Penyakit Wilson f. Katarak berhubungan dengan kelainan metabolic 2. Otot : distrofi miotonik 3. Katarak traumatic 4. Katarak komplikata a. Kelainan congenital dan herediter (siklopia, koloboma, mikroftalmia, aniridia, pembuluh hialoid persisten, heterokromia iridis.). b. Katarak degenerative (dengan myopia dan distrofia vitreoretinal), seperti wagner dan retinitis pigmentosa dan neoplasma) Ilmu Penyakit Mata / Katarak Page 12

c. Katarak anoksik d. Toksik (kortikosteroid sistemik atau topical, ergot, naftalein, dinitrofenol, triparanol (MER-29), antikholinesterase, klorpromazin, miotik, busulfan, dan besi). e. Lain-lain kelainan congenital, sindrom tertentu, disertai kelainan kulit (sindermatik), tulang (disostosis kraniofasial, osteogenesis imperfekta, khondrodistrofia kalsifikans kongenita pungtata), dan kromosom. f. Katarak radiasi. KATARAK DEGENERATIF Katarak degeneratif dibagi menjadi 2, katarak primer dan komplikata : Katarak degenerative primer ; Katarak senilis Katarak senilis semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut, yaitu diatas usia 50 tahun keatas. Katarak senilis merupakan katarak yang sering dijumapai. Satu-satunya gejala adalah distorsi penglihatan dan pengihatan yang semakin kabur. Katarak ini biasanya berkembang lambat selama beberapa tahun, dan pasien mungkin meninggal sebelum timbul indikasi pembedahan. Apabila diindikasikan pembedahan, maka ekstraksi lensa secara definitif akan memperbaiki ketajaman penglihatan pada lebih dari 90% kasus. Sisanya (10%) mungkin telah mengalami kerusakan retina atau mengalami penyulit pasca bedah serius misalnya glaukoma, ablasi retina, perdarahan korpus vitreum, infeksi atau pertumbuhan epitel ke bawah kamera okuli anterior yang menghambat pemulihan visual.

Gambar 1. Katarak senilis Perubahan lensa pada usia lanjut : Kapsul : menebal dan kurang elastis (1/4 dibanding anak), mulai presbiopia, bentuk lamelkapsul berkurang atau kabur, terlihat bahan granular. Ilmu Penyakit Mata / Katarak Page 13

Epitel makin tipis : sel epitel pada equator bertambah berat dan besar Serat lensa : lebih iregular, pada korteks jelas kerusakan serat sel, brown slerosis nucleus, sinar UV lama kelamaan merubah protein nukleus lensa, korteks tidak bewarna. 1. Stadium insipien Pada stadium ini akan terlihat kekeruhan mulai dari tepi ekuator berbentuk jeriji menuju korteks anterior dan posterior (katarak kortikal). Vakuol mulai terlihat didalam korteks, katarak subkapsular posterior, kekeruhan mulai terlihat anterior subkapsular posterior, celah terbentuk antara serat lensa dan korteks berisi jaringan degenerative (benda morgagni) pada katarak insipient. Kekeruhan ini dapat menimbulkan poliopia oleh karena indeks refraksi yang tidak sama pada semua bagian lensa. Bentuk ini kadang-kadang menetap untuk waktu yang lama. 2. Stadium imatur Sebagian lensa keruh tetapi belum mengenai seluruh lapis lensa. Visus pada stadium ini 6/60 - 1/60. Kekeruhan ini terutama terdapat dibagian posterior dan bagian belakang nukleus lensa. Kalau tidak ada kekeruhan di lensa, maka sinar dapat masuk ke dalam mata tanpa ada yang dipantulkan.Oleh karena kekeruhan berada di posterior lensa, maka sinar oblik yang mengenai bagian yang keruh ini, akan dipantulkan lagi, sehingga pada pemeriksaan terlihat di pupil, ada daerah yang terang sebagai reflek pemantulan cahaya pada daerah lensa yang keruh dan daerah yang gelap, akibat bayangan iris pada bagian lensa yang keruh. Keadaan ini disebut shadow test (+). Pada stadium ini mungkin terjadi hidrasi korteks yang mengakibatkan lensa menjadicembung, sehingga indeks refraksi berubah karena daya biasnya bertambah dan mata menjadi miopia. Keadaan ini dinamakan intumesensi. Dengan mencembungnya lensa iris terdorong kedepan, menyebabkan sudut bilik mata depan menjadi lebih sempit, sehingga dapat menimbulkan glaukoma sebagai penyulitnya. 3. Stadium matur

Ilmu Penyakit Mata / Katarak

Page 14

Kekeruhan telah mengenai seluruh massa lensa, sehingga semua sinar yang melalui pupil dipantulkan kembali ke permukaan anterior lensa. Kekeruhan bisa terjadi akibat deposit dari ion Ca yang menyeluruh, kekeruhan seluruh lensa yang bila lama akan mengakibatkan kalsifikasi lensa. Visus pada stadium ini 1/300. Bilik mata depan akan berukuran kedalaman normal kembali, tidak terdapat bayangan iris pada lensa yang keruh, sehingga ujibayangan iris negatif (shadow test (-) ). Di pupil tampak lensa seperti mutiara. 4. Stadium hipermatur Katarak hipermatur, katarak yang mengalami proses degenerasi lanjut, dapat menjadi keras atau lembek dan mencair. Massa lensa yang berdegenerasi keluar dari kapsul lensa sehingga lensa menjadi mengecil, berwarna kuning kering, pada pemeriksaan terlihat bilik mata dalam dan lipatan kapsul lensa. Kadang-kadang pengkerutan berjalan terus sehingga hubungan dengan zonula zinn menjadi kendor. Bila proses katarak berjalan lanjut disertai dengan kapsul yang tebal, maka korteks yang berdegenerasi dan cair tidak dapat keluar. Maka korteks akan memperlihatkan bentuk sekantong susu disertai dengan nucleus yang terbenam didalam korteks lensa karena lebih berat. Keadaan ini disebut katarak morgagni. Katarak komplikata Katarak komplikata nerupakan katarak akibat penyakit mata lain seperti radang dan proses degenerasi seperti ablasi retina, retinitis pigmentosa, glaucoma, tumor intra okuler, iskemia ocular, nekrosis segmen anterior, buftalmos, akibat suatu trauma dan pasca bedah mata. Katarak komplikata dapat juga disebabkan oleh penyakit sistemik endokrin (diabetes mellitus, hipoparatiroid, galaktosemia dan miotoni distrofi) dan keracunan obat (tiotepa intravena, steroid local lama, steroid sistemik, oral kontra septic dan miotika antikolinesterase). Katarak komplikata memberikan tanda khusus dimana mulai katarak selamanya dibawah kapsul atau pada lapis korteks, kekeruhan dapat difus, pungtata atau linier. Dapat berbentuk rosete, reticulum dan biasanya terlihat vakuol. Dikenal 2 bentuk yaitu bentuk

Ilmu Penyakit Mata / Katarak

Page 15

yang disebabkan kelainan pada polus posterior mata dan akibat kelainan polus anterior mata. Katarak pada polus posterior terjadi akibat penyakit koroiditis, retinitis pigmentosa, ablasi retina, kontusio retina dan miopi tinggi yang mengakibatkan kelainan badan kaca, biasanya kelainan ini berjalan aksial yang biasanya tidak berjalan cepat didalam nucleus, sehingga sering terlihat nukelus lensa tetap jernih. Katarak akibat myopia tinggi dan ablasi retina memberikan gambaran agak berlainan. Katarak akibat kelainan polus anterior bola mata biasanya akibat kelainan kornea berat, iridosiklitis, kelainan neoplasma, dan glaucoma. Pada iridosiklitis akan mengakibatkan katarak subkapsularis anterior. Pada katarak akibat glaucoma akan terlihat katarak disiminata pungtata subkapsularis anterior (katarak vogt). Katarak komplikata selamanya mulai di daerah korteks atau dibawah kapsul yang menuju didaerah korteks atau dibawah kapsul yang menuju daerah sentral. Katarak komplikata akibat hipokalsemia berkaitan dengan tetani infantile, hipoparatiroidism. Pada lensa terlihat kekeruhan titik subkapsular yang sewaktuwaktu menjadi katarak lamellar. Pada pemeriksaan daerah terlihat kadar kalsium turun. D. PATOFISIOLOGI Terdapat 2 teori yang menyebabkan terjadinya katarak yaitu teori hidrasi dan sklerosi 1. Teori hidrasi terjadi kegagalan mekanisme pompa aktif pada epitel lensa yang beradadi subkapsular anterior, sehingga air tidak dapat dikeluarkan dari lensa. Air yang banyak ini akan menimbulkan bertambahnya tekanan osmotik yang menyebabkan kekeruhan lensa. 2. Teori sklerosis lebih banyak terjadi pada lensa manula dimana serabut kolagen terus bertambah sehingga terjadi pemadatan serabut kolagen di tengah. Makin lama serabut tersebut semakin bertambah banyak sehingga terjadilah sklerosis nukleus lensa. Perubahan yang terjadi pada lensa usia lanjut: 1.Kapsula a. Menebal dan kurang elastic. b. mulai presbiopi Ilmu Penyakit Mata / Katarak Page 16

c. Bentuk lamel kapsul berkurang atau kabur d. Terlihat bahan granular 2. Epitel-makin tipis a. Sel epitel (germinatif pada ekuator bertambah besar dan berat) b. Bengkak dan vakuolisasi mitokondria yang nyata 3. Serat lensa. a. serat irregular b. Pada korteks jelas kerusakan serat sel c. Brown sclerotic nucleus, sinar UV lama kelamaan merubah protein nukelus lensa, sedang warna coklat protein lensa nucleus mengandung histidin dan triptofan disbanding normal d. Korteks tidak berwarna karenai kadar asam askorbat tinggi dan menghalangi foto oksidasi. Sinar tidak banyak mengubah protein pada serat muda. Perubahan fisik dan kimia dalam lensa mengakibatkan hilangnya transparasi, akibat perubahan pada serabut halus multipel yang memanjang dari badan siliar ke sekitar daerah di luar lensa, misalnya menyebabkan penglihatan mengalami distorsi. Pada protein lensa menyebabkan koagulasi, sehingga mengakibatkan pandangan dengan penghambatan jalannya cahaya ke retina. E. Gejala Klinis

Gambaran klinik dari penyakit katarak meliputi gejala subjektif dan objektif, antara lain: Gejala Subjektif Penglihatan seperti berasap dan tajam penglihatan yang mnurun secara progresif Penurunan tajam penglihatan tergantung dari tipe katarak: o Katarak polar kortikal dan anterior kelainan tampak mencolok namun gangguan penglihatan biasanya ringan o Katarak polar posterior dan subkapsul posterior kelainan tampak ringan,gangguan penglihatan biasanya berat o Katarak sklerosis nukleus menyebabkan peningkatan miopia

Ilmu Penyakit Mata / Katarak

Page 17

Peningkatan sensitivitas terhadap cahaya: terutama pada katarak subkapsular posterior dan katarak kortikal Pergeseran miopi (myopic shift) , perjalanan katarak dapat meningkatkan kekuatan dioptri lensa sehingga menyebabkan terjadinya miopia ringan sampai sedang atau pergeseran miopia.

Pada pasien dengan presbiopi bisa terjadi peningkatan kemampuan membaca dekat sehingga tidak memerlukan kacamata bacanya, disebut second sight Penglihatan ganda (diplopia) monokular Rabun senja

Gejala objektif Tampak kekeruhan lensa dalam bermacam bentuk dan tingkat.Kekeruhan ini juga ditemukan pada berbagai lokalisasi di lensa seperti korteks dan nukleus. F. Pemeriksaan katarak

Pemeriksaan Fisik Setelah anamnesis yang teliti, pemeriksaan fisik harus dilakukan untuk menyingkirkan penyakit sistemik yang berpengaruh pada mata dan juga perkembangan katarak. Pemeriksaan Oftalmologis Pemeriksaan mata lengkap dimulai dari pemeriksaan visus. Jika pasien mengeluhkan glare,visus juga harus diperiksa di ruangan yang sangat terang. Pemeriksaan sensitivitas terhadap kontras juga harus dilakukan, terutama jika ada keluhan. Tes shadow akan menunjukkan hasil positif pada stadium katarak imatur. Pemeriksaan slit lamp tidak hanya dikonsentrasikan untuk melihat kekeruhan lensa, namun juga menilai struktur okular lainnya seperti konjungtiva, kornea, iris dan bilik mata depan. Penampakan lensa harus dilihat secara seksama sebelum dan sesudah dilatasi pupil. Posisi lensa dan keutuhan serat zonular juga harus diperiksa karena subluksasio lensa dapat mengindikasikan trauma pada mata sebelumnya, kelainan metabolik, atau katarak hipermatur. Pemeriksaan Lain Diagnosis katarak senilis dibuat berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan oftalmologis. Pemeriksaan laboratorium diperlukan sebagai bagian skrining preoperative untuk mendeteksi penyakit penyerta (misalnya diabetes mellitus, hipertensi dan kelainan jantung). Ilmu Penyakit Mata / Katarak Page 18

Pemeriksaan radiologis seperti USG, CT Scan dan MRI diperlukan jika dicurigai adanya kelainan di daerah posterior dan kurangnya gambaran pada bagian belakang mata karena katarak yang sudah sangat padat. Pemeriksaan ini membantu dalam perencanaan tatalaksana bedah. G. Penatalaksanan

Non-Bedah Hanya efektif dalam memperbaiki fungsi isual untuk sementara waktu.Di samping itu,walaupun banyak penelitian mengenai tatalaksana medikamentosa bagi pebderita katarak, hingga saat ini belum ditemukan obat-obatan yang mampu memperlambat atau menghilangkan pembentukan katarak pada manusia.Bebebrapa agent yang mungkin dapat memperlambat pertumbuhan katarak adalah penurunan kadar sorbitol,pemberian aspirin,antioksidan vitamin c dan E Bedah Indikasi Operasi Katarak Meningkatkan fungsi penglihatan merupakan indikasi paling umum untuk ekstraksi katarak, walaupun kepentingannya bersifat individual. Misalnya, seorang petugas perpustakaan dengan katarak subkapsular posterior membutuhkan operasi bila penglihatan jarak dekat terganggu dan seorang petani membutuhkan penglihatan jauh. s Indikasi medis adalah bila katarak tersebut mempengaruhi kondisi kesehatan mata seperti menyebabkan glaukoma fakolitik atau glaukoma sudut tertutup sekunder karena lensa intumesen. Indikasi kosmetik yaitu mengangkat katarak matur pada mata yang buta untuk menunjukkan kembali pupil yang hitam. Refraksi optimal pasca operasi tergantung pada kebutuhan pasien akan koreksi monookular atau binokular. Bila pasien membutuhkan koreksi monookular dengan keadaan sebelah mata memiliki visus yang buruk karena katarak pekat atau amblyopia. Refraksi pasca operasi yang terbaik pada keadaan ini adalah -1D. Koreksi ini cukup bagi pasien untuk mengerjakan pekerjaan sehari-hari tanpa menggunakan kacamata dan bila perlu penglihatan lebih jelas dapat menggunakan kacamata bifokal. Beberapa pasien yang tidak puas adalah pasien miopia yang menjadi hipermetrop setelah implantasi IOL. Apabila diperlukan koreksi binokular, perbedaan refraksi ke-2 mata tidak boleh lebih dari 3D. hal ini karena pasien dapat mengalami penglihatan ganda ketika melihat keatas dan ke bawah. Apabila pasien memiliki penglihatan Ilmu Penyakit Mata / Katarak Page 19

dengan visus normal di mata yang tidak dioperasi refraksi pasca operasi di mata yang dioperszasi seharusnya berada dalam perbedaan antara 1-2 D dengan mata yang tidak dioperasi Indikasi medis adalah bila katarak tersebut mempengaruhi kondisi kesehatan mata seperti menyebabkan glaukoma fakolitik atau glaukoma sudut tertutup sekunder karena lensa intumesen. Indikasi kosmetik yaitu mengangkat katarak matur pada mata yang buta untuk menunjukkan kembali pupil yang hitam. Refraksi optimal pasca operasi tergantung pada kebutuhan pasien akan koreksi monookular atau binokular. Bila pasien membutuhkan koreksi monookular dengan keadaan sebelah mata memiliki visus yang buruk karena katarak pekat atau amblyopia. Refraksi pasca operasi yang terbaik pada keadaan ini adalah -1D. Koreksi ini cukup bagi pasien untuk mengerjakan pekerjaan sehari-hari tanpa menggunakan kacamata dan bila perlu penglihatan lebih jelas dapat menggunakan kacamata bifokal. Beberapa pasien yang tidak puas adalah pasien miopia yang menjadi hipermetrop setelah implantasi IOL. Apabila diperlukan koreksi binokular, perbedaan refraksi ke2 mata tidak boleh lebih dari 3D. hal ini karena pasien dapat mengalami penglihatan ganda ketika melihat keatas dan ke bawah. Apabila pasien memiliki penglihatan dengan visus normal di mata yang tidak dioperasi refraksi pasca operasi di mata yang dioperasi seharusnya beradadalam perbedaan antara 1-2 D dengan mata yang tidak dioperasi. Teknik Operasi Terapi definitif dari katarak senilis adalah ekstraksi lensa. Terdapat 3 prosedur yang biasa digunakan yaitu ekstraksi katarak intrakapsular, ekstraksi katarak ekstrakapsular dan fakoemulsifikasi. Pada ekstraksi katarak intrakapsular, seluruh lensa diekstraksi, termasuk kapsula posterior. Pada teknik ini tidak perlu dikhawatirkan terjadinya kekeruhan kapsular. Teknik ini juga tidak memerlukan peralatan yang canggih dan dapat dilakukan tanpa mikroskop operatif. Namun terdapat sejumlah kerugian dan komplikasi post-operatif seperti lamanya penyembuhan, lamanya rehabilitasi penglihatan, astigmatisme yang signifikan, inkarserasi iris, kebocoran luka post-operasi, inkarserasi vitreus serta edema kornea. Ditambah lagi, kehilangan sel endotelial pada ekstraksi intrakapsular lebih besar dibandingkan ekstrakapsular. Teknik ini juga lebih sulit karena penempatan lensa intraokular tidak semudah apabila diletakkan pada kantung kapsular. Walaupun banyak komplikasi yang menurunkan kepopuleran penggunaan metode ini, teknik ini masih dapat digunakan jika keutuhan zonular sangat terganggu sehingga lensa dapat dikeluarkan dengan sempurna. Ilmu Penyakit Mata / Katarak Page 20

Pada ekstraksi ekstra kapsular, nukleus dan korteks dikeluarkan dengan cara membuka kapsula anterior(anterior capsulectomy)meninggalkan kapsula posterior yang utuh. Operasi jenis ini terutama dilakukan pada negara maju dengan tersedianya mikroskop operatif yang baik. Kelebihan teknik ini adalah insisi yang lebih kecil sehingga kemungkinan terjadinya trauma pada endotel kornea lebih kecil.Penempatan lensa intraokuler juga dapat dilakukan dengan lebih baik. Syarat untuk melakukan teknik ini adalah keutuhan zonular.

gambar 4. Ekstraksi katarak ekstrakapsular Pada fakoemulsifikasi (disintegrasi ultrasonic dari nukleus) dilakukan insisi kecil(3mm) untuk mengeluarkan lensa(gambar 5). Teknik ini memerlukan jarum yangdiarahkan dengan gelombang ultrasonik ke arah nukleus untuk mengaspirasi substratlensa .Teknik ini memiliki beberapa kelebihan dibandingkan ekstraksi ekstrakapsular yaitu insisi lebih kecil, rehabilitasi yang

Ilmu Penyakit Mata / Katarak

Page 21

lebih cepat dan komplikasi post operatif yang lebih jarang. Namun operasi ini tergantung mesin dan operator serta lebih mahal.

Gambar 5 fakoemulsifikasi

Komplikasi post-operatif Walaupun operasi katarak secara umum mudah dan efektif, sejumlah komplikasi post-operatf dapat terjadi. Komplikasi yang paling serius adalah endoftalmitis yang dapat berakibat kebutaan. Sumber infeksi biasanya idiopatik, diduga flora yang terdapat pada palpebra sebelah luar, konjungtiva dan aparatus lakrimal. Sumber lain diduga adalah kontaminasi saat operasi. Dapat diatasi dengan pemberian pengobatan pra operasi padainfeksi di sekitar mata, desinfeksi yang benar dan injeksi antibiotik pascaoperasi. Interval waktu antara ekstraksi katarak dengan onset endolftalmitis berguna dalam memprediksi kemungkinan organisme penyebab. S. aureus dan organisme gram negatif biasanya timbul antara hari pertama sampai ketiga pasca operasi dengan gejala yang berat.S.epidermidis biasanya mulai muncul antara hari ke-4 sampai ke-10 pasca operasi dengangejala yang ringan. Penatalaksanaan dimulai dengan identifikasi Ilmu Penyakit Mata / Katarak Page 22

organisme penyebab dengan pemeriksaan sampel akueus dan vitreus. Walaupun demikian hasil kultur yang negatif tidak menyingkirkan diagnosis. Sampel harus diambil dalam ruang operasi.Vitrektomi dapat berguna hanya pada infeksi sangat berat dan visus yang menurun sampai persepsi cahaya. Apabila pasien masih dapat melihat lambaian tangan, vitrektomi tidak diperlukan. Antibiotik yang efektif untuk eradikasi bakteri gram positif dan gram negatif harus diberikan. Jenis antibiotik yang direkomendasikan sekarang iniadalah amikacin atau ceftazidim untuk gram positif dan negatif serta vankomisin untuk kokus koagulase negatif dan koagulase positif. Amikasin bekerja secara sinergis dengan fbbvakomisin, namun lebih potensil untuk menjadi retinotoksik dibanding ceftazidim yangtidak sinergis dengan vankomisin. Terapi dengan steroid tidak akan berpengaruh terhadap kontrol infeksi bilaorganisme penyebab sensitif terhadap antibiotik tersebut. dapat diberikan dalam bentuk injeksi periokular, sistemik atau topikal. Komplikasi lain mencakup glaukoma, astigmatisme yang parah, kekeruhankapsula posterior, edema retina dan ablasio retina. Dapat pula terjadi perdarahan suprakoroidal masif yaitu terdapatnya darah dalam jumlah besar dalam ruang suprakoroid yang dapat menyebabkan pendorongan keluar kandungan intraokular atau pergeseran permukaan retina

Ilmu Penyakit Mata / Katarak

Page 23

DAFTAR PUSTAKA
1. Vaughan D. Ophtalmologi Umum. Edisi 14.Widya Medika.Jakarta.2000. hal 169176. 2. Ilyas,Sidharta.Ilmu Penyakit Mata. Cetakan ketiga.Balai Penerbitan FKUI.jakarta.2006. hal 200-10 3. Suhardjo ; Hartono . Ilmu Kesehatan Mata. Cetakan pertama.Bagian Ilmu Penyakit Mata FK UGM. 2007. Hal 85-101 4. Raferat katarak, diunduh dari http://www.scribd.com/brenwarin/d/68844014REFERAT-KATARAK-MATA. pada tanggal 30 april 2012.

Ilmu Penyakit Mata / Katarak

Page 24

Anda mungkin juga menyukai