Anda di halaman 1dari 40

Cairan tubuh, elektrolit dan pengaturannya

dr.dini Sri Damayanti,M.Kes

Pendahuluan
Cairan tubuh kita terdiri dari air dan zat yang terlarut seperti elektrolit, yang berperan penting dalam fungsi tubuh kita Fungsi cairan tubuh : - Berperan dalam termoregulasi - Sebagai pelindung dan lubrikan - Sebagai pelarut - Sebagai media transport - Sebagai reactan

Pergerakan cairan antar kompartemen


Pergerakan cairan antar kompartemen ditentukan oleh tekanan hidrostatik dan tekanan osmotik. Hukum starling : keseimbangan antara besarnya tekanan hidrostatik dan tekanan osmotik. Tekanan hidrostatik menyebabkan terjadinya pergerakan cairan ke luar dari kapiler arteri, sedangkan tekanan osmotik menyebabkan gerakan cairan masuk ke dalam kapiler vena

Pergerakan cairan contoh di otot


a
Interstisiel P = 1

Hd 37

Oncotik P=25 Hd 17

Gaya yang menyebabkan terjadinya cairan keluar dari kapiler arteri 37-1-25= 11 Karena hasilnya tekanan hidrostatik lebih besar , maka terjadi pergerakan cairan ke luar dari kapiler arteri

Gaya yang menyebabkan cairan masuk di kapiler vena: 25-1-17= 9 Karena tekanan osmotik lebih besar, maka terjadi pergerakan cairan masuk ke kapiler vena cairan yang keluar ke interstisiel 85% akan diserap kembali ke kapiler vena sedangkan sisanya masuk ke pembuluh limfe selanjutnya menuju vena

Keseimbangan cairan
Mekanisme pengaturan keseimbangan cairan intake dan output melalui mekanisme feedback negatif yang melibatkan sistem endokrine dan sistem asaraf autonomik Total cairan tubuh orang dewasa sehat adalah 40 liter atau 60%BB. Jumlah ini akan selalu diatur dalam kondisi konstan.

Osmolaritas cairan tubuh


Osmosis : pergerakan air dari konsentrasi rendah ke konsentrasi yang lebih tinggi Bila jumlah zat terlarut dalam darah meningkat maka akan terjadi peningkatan osmolaritas. Peningkatan osmolaritas akan merangsang pengeluaran ADH Bila kita mendapat infus cairan yan bersifat isotonis, tidak akan terjadi perubahan osmolaritas Bila mendapat infus cairan hipotonis, osmolaritas menurun, maka akan terjadi perpindahan air dari kapiler ke jaringan interstisiel sehingga terjadi odem dan sel membengkak Bila mendapat infus hipertonis, osmolaritas meningkat, sehingga terjadi penarikan air ke dalam pembuluh darah dan sel akan mengkerut

Mekanisme pengaturan keseimbangan cairan intake dan output


Melalui 4 mekanisme : 1. ADH 2. Mekanisme haus 3. Aldosteron 4. Saraf simpatis

Gangguan akibat kelebihan/kekurangan cairan dan elektrolit

Keterangan:

Cairan dan bahan terlarut


Hipervolume (Infus hipertonis) Hipovolume (perdarahan)

Cairan

kelebihan

Overhidrosis (terlalu banyak minum) Dehidrosis (diare, muntah, berkeringat banyak)

hilang

Pengaturan tekanan darah


Jangka pendek:
Tekanan darah turun

Baroreseptor di a.carotis/aorta

otak Kontraksi jantung meningkat dan vasokonstriksi pembuluh darah

Tekanan darah meningkat / normal

Jangka panjang
Volume darah turun, tekanan darah turun, ANP turun
Aliran darah ke ginjal turun renin

aldosteron Penyerapan air dan natrium di ginjal meningkat Volume darah meningkat

angiotensin

Pusat haus di hipotalamus


ADH

vasokonstriksi

Urin sedikit dan haus

Tekanan darah meningkat

Keseimbangan kalium
Ganguan konsentrasi kalium akan mengganggu resting membran sel Hipokalemi : penurunan kadar kalium dalam darah akan menyebabkan terjadinya kram, palpitasi, kelelahan karena penurunan resting membran Hiperkalemi: peningkatan kadar kalium dalam darah menyebabkan terjadinya henti jantung karena hiperpolarisasi berlebihan

Kadar kalium diatur oleh


Hormon aldosteron. Tingginya aldosteron akan meningkatkan ekskresi kalium di ginjal Diet p H darah. Pada saat terjadi asidosis, ion H menggantikan ion K dan disekresikan untuk ditukar dengan natrium

interstisiel

Sel tubulus ginjal

Lumen tubulus

Na

Na
K CO2+H20

H2CO3 K HCO3HCO3 H+ Na H

Tempat pengaturan kalium


Pengaturan terjadi di ductus kolectivus cortikalis. Peningkatan kadar kalium dalam darah akan menyebabkan peningkatan sekresi dan ekskresi kalium melalui ginjal, sedangkan rendahnya kalium dalam darah akan menghambat sekresi dan ekskresi melalui ginjal, dengan demikian akan terjadi keseimbangan. Pengaturan kadar kalium terutama tergantung dari hormon aldosteron

Kalsium
Kalsium penting untuk pengaturan kontraksi otot, maupun reaksi biokimiawi dalam sel Hipokalsemi di otot akan menyebabkan peningkatan permeabilitas membran terhadap Na+ sehingga terjadinya kontraktur Hiperkalsemi akan menyebabkan penurunan permeabilitas membran terhadap Na sehingga terjadi penghambatan impuls saraf.

Regulasi pembentukan tulang

Kadar kalsium bebas dalam darah

calsitonin
Glukokortikoid Paratyroid hormon

Saluran cerna

Ginjal

Tulang

Dengan bantuan vit. D, meningkatkan reabsorbsi kalsium dan fosfat dari makanan

Meningkatkan reabsorbsi kalsium di tubulus ginjal

mengaktifkan osteoclas sehingga terjadi demineralisasi dan menghambat osteoblast mensintesa kolagen

Regulasi anion clorida


Clorida merupakan anion yang utama di CES Pengaturan kadar ion CL terjadi di ginjal pada kondisi pH normal Pada kondisi asidosis ion Clorida sedikit di reabsorbsi sehingga akan banyak keluar dalam urin.

Anda mungkin juga menyukai