Anda di halaman 1dari 16

PENATALAKSANAAN KEMOTERAPI PADA CA PARU

PENATALAKSANAAN KEMOTERAPI PADA CA PARU

DISUSUN OLEH INDIRA NUGRAHA ENDANG WIDIANTARI ERVIKA DESTINA IRENA TARA ULI RIRIN MARPAUNG 99310133 07310079 07310085 07310122 07310284

PEMBIMBING Dr. SUPIONO, Sp.P

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI BANDAR LAMPUNG SMF ILMU PENYAKIT PARU RUMAH SAKIT HAJI MEDAN SUMATERA UTARA 2013

KKS SMF ILMU PENYAKIT PARU 2013

Page 1

PENATALAKSANAAN KEMOTERAPI PADA CA PARU

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT berkat rahmat dan karuniaNya yang tak terkira sehingga makalah ini guna memenuhi persyaratan kepaniteraan Klinik Senior di Bagian Ilmu penyakit paru Rumah Sakit Haji Medan dengan judul penatalaksanaan kemoterapi pada ca paru. Terimakasih kepada Dr. Supiono, Sp.P selaku dokter pembimbing selama mengikuti Kepainteraan Klinik Senior di Bagian Ilmu penyakit paru Rumah Sakit Haji Medan atas bimbingan yang telah diberikan. Penyusun menyadari makalah ini masih sangat jauh dari sempurna dan banyak kekurangan. Untuk itu, penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran agar penyusun menjadi lebih baik dalam penyusunan makalah. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak umumnya dan bagi penyusun khusunya.

Medan, September 2013

Penyusun

KKS SMF ILMU PENYAKIT PARU 2013

Page 2

PENATALAKSANAAN KEMOTERAPI PADA CA PARU

DAFTAR ISI COVER KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB III KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA 4 5-14 15 16

KKS SMF ILMU PENYAKIT PARU 2013

Page 3

PENATALAKSANAAN KEMOTERAPI PADA CA PARU

BAB I PENDAHULUAN

Lebih dari 90% tumor paru-paru primer merupakan tumor ganas dan sekitar 95% tumor ganas ini termasuk karsinoma bronkogenik. Bila mana kita menyebut kanker paru-paru maka yang dimaksudkan adalah karsinoma bronkogenik, karena kebanyakan tumor ganas primer dari sistem pernapasan bagian bawah bersifat epitelial dan berasal dari mukosa percabangan bronkus. 1 Meskipun pernah dianggap sebagai suatu bentuk keganasan yang jarang terjadi, insidens kanker paru-paru di negara industri telah meningkat sampai tahap epidemik sejak 1930. Sebagian statistik yang mengejutkan itu disebutkan pada bagian awal dari bagian ini. Kanker paru-paru sekarang telah menjadi sebab utama dari kematian akibat kanker pada pria maupun wanita. Insidens tertinggi terjadi pada usia antara 55-65 tahun. peningkatan ini dipercaya ada hubunganya dengan makin tingginya kebiasaan merokok sigaret yang sebenarnya sebagian dapat dihindari.1 Data yang dibuat WHO menunjukan bahwa kanker paru adalah jenis penyakit keganasan yang menjadi penyebab kematian utama pada kelompok kematian akibat keganasan, bukan hanya pada laki laki tetapi juga pada perempuan. Buruknya prognosis penyakit ini mungkin berkaitan erat dengan jarangnya penderita datang ke dokter ketika penyakitnya masih berada dalam stadium awal penyakit.2

KKS SMF ILMU PENYAKIT PARU 2013

Page 4

PENATALAKSANAAN KEMOTERAPI PADA CA PARU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. DEFINISI KEMOTERAPI Secara definisi kemoterapi adalah pengobatan atau pengontrol kanker menggunakan obat anti kanker yang mempunyai sifat toksik dan menghancurkan sel kanker dengan menghambat proliferasi sel-sel kanker. Kemoterapi ini biasanya diberikan pada pasien kanker yang tidak bisa dioperasi (imoperable) dan juga untuk tujuan paliatif (mengurangi keluhan). Pada kanker paru sebagai kanker yang masih menjadi mesin pembunuh no.1 telah diusahakan berbagai clinical trial untuk mendapatkan obat/ cara yang paling ampuh untuk menyembuhkan kanker ini. Walaupun saat ini kombinasi pembedahan, radioterapi dan kemoterapi masih dianggap pengobatan terbaik yang dapat diberikan pada kanker paru. Tetapi pada kondisi tertentu kombinasi tersebut tidak dapat dilakukan karena pertimbagan berbagai macam faktor seperti efektivitas, biaya, dan stadium kanker.

2. INDIKASI Kemoterapi merupakan pilihan utama untuk small cell lung cancer (SCLC) dan bebrapa tahun sebelumnya diberikan sebagai terapi paliatif untuk non small cell lung cancer (NSCLC) stage lanjut. Tujuan pemberian kemoterapi paliatif adalah mengurangi atau menghilangkan gejala yang diakibatkan oleh perkembangan sel kanker tersebut sehingga diharapkan akan dapat meningkatkan kualitas hidup penderita.

KKS SMF ILMU PENYAKIT PARU 2013

Page 5

PENATALAKSANAAN KEMOTERAPI PADA CA PARU

INDIKASI PEMBERIAN KEMOTERAPI PADA KANKER PARU : 1. Penderita kanker paru jenis small cell lung cancer (SCLC) tanpa atau dengan gejala. 2. Penderita dengan kanker paru jenis non small cell lung cancer (NSCLC) yang inoperabel (stage IIIB dan IV) jika memenuhi syarat dapat dikombinasi dengan radioterapi, secara konkuren, sekuensial atau alternating kemoradioterapi. 3. Kemoterapi adjuvan yaitu kemoterapi pada penderita kanker paru jenis NSCLC stage I, II, III, yang telah dibedah. 4. Kemoterapi neoadjuvan yaitu kemoterapi pada penderita stage IIIA dan beberapa kasus stage IIIB yang akan menjalani pembedahan. Dalam hal ini kemoterapi merupakan terapi multi modaliti.

KKS SMF ILMU PENYAKIT PARU 2013

Page 6

PENATALAKSANAAN KEMOTERAPI PADA CA PARU

Kemoterapi

Kemoterapi dapat diberikan pada semua kasus kanker paru. Syarat utama harus ditentukan jenis histologis tumor dan tampilan (performance status) harus lebih dan 60 menurut skala Karnosfky atau 2 menurut skala WHO. Kemoterapi dilakukan dengan menggunakan beberapa obat antikanker dalam kombinasi regimen kemoterapi. Pada keadaan tertentu, penggunaan 1 jenis obat anti kanker dapat dilakukan.

Prinsip pemilihan jenis antikanker dan pemberian sebuah regimen kemoterapi adalah: 1. Platinum based therapy ( sisplatin atau karboplatin) 2. Respons obyektif satu obat antikanker s 15% 3. Toksisiti obat tidak melebihi grade 3 skala WHO 4. harus dihentikan atau diganti bila setelah pemberian 2 sikius pada penilaian terjadi tumor progresif.

Regimen untuk NSCLC adalah : 1. Platinum based therapy ( sisplatin atau karboplatin) 2. PE (sisplatin atau karboplatin + etoposid) 3. Paklitaksel + sisplatin atau karboplatin 4. Gemsitabin + sisplatin atau karboplatin 5. Dosetaksel + sisplatin atau karboplatin 3. PRINSIP KEMOTERAPI Sel kanker memiliki sifat perputaran daur sel lebih tinggi dibandingkan sel normal. Dengan demikian tingkat mitosis dan proliferasi tinggi. Sitostatika kebanyakan efektif terhadap sel bermitosis, semakin aktif sel-sel kanker tersebut berproliferasi maka semakin peka terhadap sitostatika hal ini disebur kemoresponsif, sebaliknya semakin lambat proliferasinya maka kepekaan semakin rendah, hal ini disebut kemoresisten. Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi kegagalan pencapaian target pengobatan antara lain :

KKS SMF ILMU PENYAKIT PARU 2013

Page 7

PENATALAKSANAAN KEMOTERAPI PADA CA PARU

a. Resistensi terhadap sitostatika (obat kemoterapi) b. Penurunan dosis sitostatika dimana penuruan dosis sebesar 20% akan menurunkan angka harapan sembuh sekitar 50% c. Penurunan intensitas obat dimana jumlah obat yang diterima selama kurun waktu tertentu kurang. Untuk mengatasi hal tersebut diatas, dosis obat harus diberikan secara optimal dan sesuai jadwal pemberian, kecuali terjadi hal-hal yang jika diberikan sitostatika akan lebih membahayakan jiwa. Penggunaan resimen kemoterapi agresif (dosis tinggi) harus didampingi dengan rescue sel induk darah yang berasal dari sumsum tulang atau darah tepi yang akan menggantikan sel induk darah akibat mieloblatif. Kemoterapi digunakan sebagai terapi baku untuk pasien mulai dari stadium IIIA dan untuk pengobatan paliatif. Kemoterapi adjuvan diberikan mulai dari stadium II dengan sasaran lokoregional tumor dapat direseksi lengkap, cara pemberian diberikan setelah terapi lokal definitif dengan pembedahan, radioterapi atau keduanta. Kemoterapi neoadjuvan diberikan mulai dari stadium II dengan sasaran lokoregional tumor dapat direseksi lengkap. Terapi definitif dengan pembedahan, radioterapi, atau keduanya diberikan diantara siklus pemberian kemoterapi. Kemoradioterapi konkomitman, bertujuan untuk meningkatkan kontrol lokoregional, radioterapi mulai dari stage III (unresectable locoregional). Pemberian kemoterapi bersamasama radioterapi.

Pemilihan obat Kebanyakan obat sitostatik mempunyai aktivitas cukup baik pada NSCLC dengan tingkat respons antara 15 - 33%, walaupun demikian penggunaan obat tunggal tidak mencapai remisi komplit. Keombinasi beberapa sitostatistik telah banyak diteliti untuk meningkatkan tingkat respin yang akan berdampak pada harapan hidup. Obat kemoterapi ada beberapa macam, diantaranya adalah :
KKS SMF ILMU PENYAKIT PARU 2013

Page 8

PENATALAKSANAAN KEMOTERAPI PADA CA PARU

1. Obat golongan alkylating agent, platinum compouns, dan antibiotik antthrasiklin obat golongan ini bekerja dengan mengikatDNA di inti sel, sehingga sel-sel tersebut tidak melakukan replikasi. 2. Obat golongan antimetabolit, bekerja langsung pada molekul basa inti sel, yang berakibat menghambat sintesis DNA. 3. Obat golongan topoisomerase-inhibitor, vinca alkaloid dan taxanes bekerja pada gangguan pembentukan tubulin, sehingga terjadi hambatan mitosis sel. 4. Obat golongan enzim seperti L-asparginase bekerja dengan menghambat sintesis protein, sehingga timbul hambatan dalam sintesis DNS dan RNA dari sel-sel kanker tersebut. Syarat standar yang harus dipenuhi sebelum kemoterapi 1. Tampilan > 70-80, pada penderita dengan PS < 70 atau usia lanjut, dapat diberikan obat antikanker dengan regimen tertentu dan/atau jadual tertentu. 2. Hb > 10 g%, pada penderita anemia ringan tanpa perdarahan akut, meski Hb < 10 g% tidak pertu tranfusi darah segera, cukup diberi terapi sesuai dengan penyebab anemia. 3. Granulosit > 1500/mm3 4. Trombosit > 100.000/mm3, leukosit > 5000/mm3 5. Fungsi hati baik 6. Fungsi ginjal baik (creatinin clearance lebih dari 70 ml/menit)

4. TUJUAN PENGOBATAN KANKER

Pengobatan Paliatif Hal yang perlu ditekankan dalam terapi paliatif adalah tujuannya untuk meningkatkan kualitas hidup penderita sebaik mungkin. Gejala dan tanda karsinoma bronkogenik dapat dikelompokkan pada gejala bronkopulmoner, ekstrapulmoner intratorasik, ekstratoraksik non metastasis dan ekstratorasik metastasis. Sedangkan keluhan yang sering dijumpai adalah batuk, batuk darah, sesak napas dan nyeri dada. Pengobatan paliatif untuk kanker paru meliputi radioterapi, kemoterapi, medikamentosa, fisioterapi, dan psikososial. Pada beberapa keadaan intervensi bedah, pemasangan stent dan cryotherapy dapat dilakukan.
KKS SMF ILMU PENYAKIT PARU 2013

Page 9

PENATALAKSANAAN KEMOTERAPI PADA CA PARU

Rehabilitasi Medik Pada penderita kanker paru dapat terjadi gangguan muskuloskeletal terutama akibat metastasis ke tulang. Manifestasinya dapat berupa inviltrasi ke vetebra atau pendesakan syaraf. Gejala yang tirnbul berupa kesemutan, baal, nyeri dan bahkan dapat terjadi paresis sampai paralisis otot, dengan akibat akhir terjadinya gangguan mobilisasi/ambulasi.

paya rehabilitasi medik tergantung pada kasus, apakah operabel (layak dilakukan pembedahan) atau tidak. Bila operabel tindakan rehabilitasi medik adalah preventif dan restoratif. Bila non-operabel tindakan rehabilitasi medik adalah suportif dan paliatif.

Untuk penderita kanker paru yang akan dibedah perlu dilakukan rehabilitasi medik prabedah dan pascabedah, yang bertujuan membantu memperoleh hasil optimal tindakan bedah, terutama untuk mencegah komplikasi pascabedah (misalnya: retensi sputum, paru tidak mengembang) dan mempercepat mobilisasi. Tujuan program rehabilitasi medik untuk kasus yang nonoperabel adalah untuk memperbaiki dan mempertahankan kemampuan fungsional penderita yang dinilai berdasarkan skala Karnofsky. Upaya ini juga termasuk penanganan paliatif penderita kanker paru dan layanan hospis (dirumah sakit atau dirumah).

KKS SMF ILMU PENYAKIT PARU 2013

Page 10

PENATALAKSANAAN KEMOTERAPI PADA CA PARU

5. Evaluasi hasil pengobatan Umumnya kemoterapi diberikan sampai 6 sikius/sekuen, bila penderita menunjukkan respons yang memadai. Evaluasi respons terapi dilakukan dengan melihat perubahan ukuran tumor pada foto toraks PA setelah pemberian (sikius) kemoterapi ke-2 dan kalau memungkinkan menggunakan CT-Scan toraks setelah 4 kali pemberian. Evaluasi dilakukan terhadap Respons subyektif yaitu penurunan keluhan awal Respons semisubyektif yaitu perbaikan tampilan, bertambahnya berat badan Respons obyektif Efek samping obat

Hal lain yang perlu diperhatikan datam pemberian kemoterapi adalah timbulnya efek samping atau toksisiti. Berat ringannya efek toksisiti kemoterapi dapat dinilai berdasarkan ketentuan yang dibuat WHO. Respons obyektif dibagi atas 4 golongan dengan ketentuan 1. Respons komplit (complete response , CR) : bila pada evaluasi tumor hilang 100% dan keadan ini menetap lebih dari 4 minggu. 2. Respons sebagian (partial response, PR) : bila pengurangan ukuran tumor > 50% tetapi < 100%. 3. Menetap {stable disease, SD) : bila ukuran tumor tidak berubah atau mengecil > 25% tetapi < 50%. 4. Tumor progresif (progresive disease, PD) : bila terjadi petambahan ukuran tumor > 25% atau muncul tumor/lesi baru di paru atau di tempat lain.

KKS SMF ILMU PENYAKIT PARU 2013

Page 11

PENATALAKSANAAN KEMOTERAPI PADA CA PARU

PROGNOSIS SMALL CELL LUNG CANCER (SCLC) Dengan adanya perubahan terapi dalam 15-20tahun belakangan ini kemungkinan hidup rata-rata (median survival time) yang tadinya < 3 bulan meningkat menjadi 1 tahun. Pada kelompok limited disease kemungkinan hidup rata-rata naik menjadi 1-2 tahun, sedangkan 20% daripadanya tetap hidup dalam 2 tahun. 30% meninggal karena komplikasi 70% meninggal karena karsinomatosis 50% bermetastasis ke otak (autopsi)

NON SMALL CELL LUNG CANCER (NSCLC) Yang terpenting pada prognosis kanker paru ini adalah menentukan stadium dari penyakit. Dibandingkan dengan jenis lain dari NSCLC, karsinoma skuamosa tidaklah seburuk yang lainya. Pada pasien yang dilakukan tindakan bedah, kemungkinan hidup 5 tahun setelah operasi adalah 30%. Survival setelah tindakan bedah, 70% pada occult carcinoma, 30-40% pada stadium I, 10-15% pada stadium II dan kurang dari 10% pada stadium III. 75% karsinoma skuamosa meninggal akbiat komplikasi torakal, 25% karena eksta torakal, 2% diantaranya meninggal karena gangguan sistem saraf sentral. 40% adeokarsinoma dan karsinoma sel besar meninggal akibat komplikasi torakal, 55% karena ekstra torakal. 15% adenokarsinoma dan karsinoma sel besar bermetastasis ke otak san 8-9% meninggal karena kelainan sistem saraf sentral. Kemungkinan hidup rata-rata pasien tumor metastasis bervariasi, dari 6 bulan sampai dengan tahun, dimana hal ini sangat tergantung pada : 1. Performance status (skala karnofsky) 2. Luasnya penyakit 3. Adanya penurunan berat badan dalam 6 bulan terakhir.

KKS SMF ILMU PENYAKIT PARU 2013

Page 12

PENATALAKSANAAN KEMOTERAPI PADA CA PARU

Performance status berdasarkan skala WHO dan skala Karnofsky Performance status Skala WHO Skala karnofsky

Aktivitas normal Keluhan (+), berjalan dan merawat diri sendiri Cukup Aktif, Namun Kadang Memerlukan Bantuan Kurang Aktif, Perlu Rawatan Di tempat tidur Tidak Sadar

0 1

90-100 70-80

50-60

3 4 -

30-40 10-20 0-10

Dikutip dari international union againts cancer. Current treatment of cancer. Lung tumors.

KKS SMF ILMU PENYAKIT PARU 2013

Page 13

PENATALAKSANAAN KEMOTERAPI PADA CA PARU

ALUR PENATALAKSANAAN KANKER PARU JENIS KARSINOMA BUKAN SEL KECIL (NSCLC)

KKS SMF ILMU PENYAKIT PARU 2013

Page 14

PENATALAKSANAAN KEMOTERAPI PADA CA PARU

KESIMPULAN Pemeriksaan diagnosis paru adalah menentukan : 1. Jenis histopatologi kanker, lokasi kanker, serta penderajatanya yang selanjutnya diperlukan untuk menetapkan pengobatan. 2. Deteksi dini Pengobatan ca paru adalah combined modality therapy (multi-modaliti terapi) kenyataanya pada saat pemilihan terapi, sering bukan hanya dihadapkan pada jenis histologi, derajatt dan tampilan penderita saja tetapi juga kondisi on-medis seperti fasilitas yang dimiliki rumah sakit dan ekonmi pendetrita juga merupakan faktor yang amat menentukan. Pembedahan : NSCLC stage I dan II Pada penderita yang inoperabel maka radioterapi atau kemoterapi dapat diberikan. Radioterapi pada ca paru dapat bersifat terapi kuratif atau paliatif. Pada terapi kuratif, radioterapi menjadi bagian dari kemoterapi neoadjuvan untuk NSCLC stage IIIA. Kemoterapi dapat diberikan pada semua kasus ca paru.

KKS SMF ILMU PENYAKIT PARU 2013

Page 15

PENATALAKSANAAN KEMOTERAPI PADA CA PARU

DAFTAR PUSTAKA

1.

Price, S.A & wilson L.M. 2006. Patofisiologi : konsep klinis proses-proses penyakit. Edisi 6. Vol 1. EGC. Jakarta.

2.

Aru W.S bambang, S.Idrus, A. Et all. 2006. Buku ajar ilmu penyakit dalam unversitas indonesia. Departemen ilmu penyakit dalam fakultas kedoteran indonesia. Jakarta.

3. 4.

Pedoman penatalaksanaan kanker paru diindonesia. Scrib.com/doc/2012/ca paru/pdf. Diaskes 4 september 2013 pukul 09.00WIB

KKS SMF ILMU PENYAKIT PARU 2013

Page 16

Anda mungkin juga menyukai