Anda di halaman 1dari 31

ASUHAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA LANSIA KLIMAKTERIUM DI PUSKESMAS NARMADA

OLEH KELOMPOK III : SRI HIDAYATI FITRIA YULIANA DEWI KESUMAWATI NI WYN SUARTINI BUAN SUKMA NI LUH WERTI SWASTINI ATUN RAHMIATUN ROSITA SURIANI Z. NINI MARSINI THAHRIYAH RUSMIATI

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PROGRAM KHUSUS D III KABUPATEN LOMBOK BARAT POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM JURUSAN KEBIDANAN T.A. 2012

KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan Puji dan Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat-Nya lah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Klimakterium dalam bentuk dan isinya yang sangat sederhana. Harapan kami semoga makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan, pengalaman dan informasi bagi para pembaca sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini agar kedepannya lebih baik lagi.Kami mengakui bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki masih sangat kurang. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik, saran dan masukan dari para pembaca untuk kesempurnaan makalah ini.

Narmada, Juni 2012

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... KATA PENGANTAR .......................................................................................

i ii

DAFTAR ISI....................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ A. Latar Belakang ................................................................................. B. Tujuan .............................................................................................. BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... A. Definisi Klimakterium ..................................................................... B. Tanda-tanda awal dari Klimakterium ............................................... C. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan usia lanjut ................ 1 1 3 4 4 6 8

D. Gangguan Klimakterium ................................................................... 12 E. Manajemen Kebidanan Klimakterium ............................................. 14 F. Hak-hak wanita usia lanjut ............................................................... 15 BAB III PENUTUP .......................................................................................... 16 A. Kesimpulan ...................................................................................... 16 B. Saran ................................................................................................ 16 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang


Sampai akhir abad ke 21 di Indonesia akan di jumpai sekitar 8 10 % lansia dan wanita lebih banyak di bandingkan dengan pria kesehatan mereka harus mendapat perhatian. Dalam pejalanan hidupnya seorang wanita yang mencapai umur 45 tahun mengalami penuaan indung telur sehingga tidak sanggup memenuhi hormon estrogen. Sistem hormonal seluruh tubuh mengalami kemunduran pada kelenjar tiroid dengan hormone tiroksin untuk metabolism umum dan kemunduran kelenjar paratiroid yang mengatur metabolism kalsium. Terdapat peningkatan hormone FSH dan LH. Perubahan pengeluaran hormone menyebabkan berbagai perubahan pada fisik dan psikis. Usia Lanjut yang dianggap lanjut usia ( lansia) adalah setelah mencapai usia 60 tahun. Inilah masa yang paling rentan diserang berbagai penyakit degeneratif dan penyakit berat lainnya. Sangat penting bagi wanita untuk melakukan pemeriksaan kesehatannya secara teratur. Prioritas utamanya adalah menjaga agar tubuh tetap sehat dengan mengatur pola makan yang benar, dan minum suplemen yang dibutuhkan tubuh. Selain itu olahraga ringan dan tetap aktif secara intelektual. (Hardywinoto dan Setiabudhi, 1999;8). Pengawasan wanita lansia memerlukan pengetahuan dan pendidikan khusus sehingga dapat menanganinya secara multidisiplin. Dengan demikian setiap klinik yang ingin memberikan pelayanan untuk lansia memerlukan kerjasama berbagai disiplin ilmu sehingga dapat melihat dan menanganinya bersama secara holistik.

Adapun data jumlah Lansia di Puskesmas Narmada sebagai berikut :


JUMLAH SASARAN 50-69 TH L 22 53 22 64 20 17 35 17 48 30 10 P 50 39 46 90 17 28 35 21 46 16 12 L 21 16 13 32 18 14 23 17 21 12 10

NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

NAMA KELOMPOK TANAK BEAK BATU KUTA BADRAIN SEMBUNG NARMADA LEMBUAK KRAMA JAYA GERIMAK INDAH DASAN TERENG NYURLEMBANG MEKAR SARI

45-59 TH L 25 30 9 8 25 25 12 5 11 8 12 P 26 53 22 64 39 41 5 15 23 30 19

> 70 TH P 21 24 54 40 19 26 23 11 14 26 17

JUMLAH

170

337

338

403

280

290

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan diatas tadi, maka alasan penulis melakukan asuhan kesehatan reproduksi di Puskesmas Narmada karena kesehatan reproduksi bukan hanya membahas masalah kehamilan atau persalinan tetapi mencakup seluruh siklus kehidupan wanita yang salah satunya adalah masa menopause yaitu suatu masa yang dimulai pada akhir masa reproduksi dan berakhir pada masa senium ( Lanjut usia ), yaitu pada usia 40-65 tahun. Pada usia ini akan banyak muncul masalah kesehatan karena masalah kesehatan sangat erat kaitannya dengan peningkatan usia.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Kesehatan Reproduksi Untuk memperoleh gambaran tentang kesehatan reproduksi wanita usia lanjut

2. Tujuan Khusus

Untuk memahami pengertian kesehatan reproduksi usia lanjut dan faktor faktor yang mempengaruhi kesehatan usia lanjut

Untuk memahami perubahan yang terjadi setiap tahap Untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi mahasiswa tentang kesehatan reproduksi wanita usia lanjut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi


Klimakterium adalah dalam bahasa yunani tangga, merupakan masa peralihan antara masa reproduksi dan masa senium. Masa hidup Fisiologi : : Klimakterium (46 50th) Fungsi ovarium turun, estrogen/

progesterone berfluktuasi. Menstruasi tidak teratur rangsangan Gambaran klinis normal : estrogen dominan. Gejala defisiensi hormone estrogen: Patologi : psikologis takut tua, tidak menarik, cepat marah, sukar tidur;

Kardiovaskuler: berdebar, semburat panas di pipi dan tengkuk; Degenerasi ganas: karsinoma porsio, keganasan payudara, karsinoma korpus. Jinak: mioma uteri, kista ovarii Menopouse adalah haid terakhir atau saat terjadinya haid terakhir. Bagian klimakterium sebelum menopause di sebut pra menopause. Masa hidup Fisiologi : : Menopause (50 60)th Ovarium tak berfungsi, kadar estrogen makin menurun. Menstruasi berhenti dispareunia. Gambaran klinis normal : Gejala psikosomatik: alat kelamin

Patologi

dapat mengalami kering tanpa lendir, pengecilan ukuran rahim.

Pasca menopause adalah suatu masa 12 bulan setelah menstruasi terakhir atau sebelum memasuki masa senium. Masa hidup Fisiologi Gambaran klinis normal Patologi : : : : Pasca menopause > 55 tahun 1 tahun setelah berhenti menstruasi Kadar estrogen sangat rendah Mulai adaptasi terhadap keadaan

estrogen rendah Senium adalah masa sesudah pasca menoupose, ketika telah tercapai keseimbangan baru dalam kehidupan wanita, sehingga tidak ada lagi gangguan vegetative maupun psikis. Masa hidup Fisiologi : : Senium (>60)th Beradaptasi terhadap hidup estrogen. Gejala psikosomatik menonjol. Gambaran klinis normal Patologi : Gejala oesteoporosis karena tulang : tipis dan keropos mudah terjadi patah tulang terutama tulang paha. Gejala pada IQ; cepat lupa, ingatan berkurang, tidak terasa bila berkemih atau devekasi sulit melakuakan tanpa

aktivitas kerja Kelompok lanjut usia adalah kelompok penduduk yang berusia 60 tahun ke atas (Hardywinoto dan Setiabudhi, 1999;8). Pada lanjut usia akan terjadi proses menghilangnya kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi

normalnya secara perlahan-lahan sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang terjadi (Constantinides, 1994). Karena itu di dalam tubuh akan menumpuk makin banyak distorsi metabolik dan struktural disebut penyakit degeneratif yang menyebabkan lansia akan mengakhiri hidup dengan episode terminal (Darmojo dan Martono, 1999;4). Penggolongan lansia menurut Depkes dikutip dari Azis (1994) menjadi tiga kelompok yakni : a) Kelompok lansia dini (55 64 tahun), merupakan kelompok yang baru memasuki lansia. b) Kelompok lansia (65 tahun ke atas) c) Kelompok lansia resiko tinggi, yaitu lansia yang berusia lebih dari 70 tahun. B. Tanda Tanda Awal Dari Klimakterium Dan Menopause Tanda awal klimakterium Masa ini ditandai dengan berbagai macam keluhan endokrinologis dan vegetatif, yaitu : 1. Terjadi perubahan pada ovarium seperti sclerosis pembuluh darah, berkurangnya jumlah folikel dan menurunnya sintesis steroid seks lalu berhenti haid. 2. Dan ditandai dengan turunnya kadar estrogen dan meningkatnya pengeluaran gonadotropin Tanda awal menopause 1. Perubahan Kejiwaan Perubahan kejiwaan yang di alami seorang wanita menjelang menopause meliputi merasa tua tidak menarik lagi, rasa tertekan karena takut menjadi tua, mudah tersinggung, mudah terkejut sehingga jantung berdebar, takut tidak dapat memenuhi kebutuhan seksual suami, rasa takut bahwa suami akan menyeleweng, keinginan seksual menurun dan sulit mencapai kepuasan (orgasme). Mereka juga merasa sudah tidak berguna dan tidak menghasilkan sesuatu, merasa memberatkan keluarga dan orang lain. 2. Perubahan Fisik

Pada perubahan fisik, seorang wanita mengalami perubahan kulit. Lemak bawah kulit berkurang sehingga kulit menjadi kendur. Kulit mudah terbakar sinar matahari dan menimbulkan pigmentasi dan menjadi hitam. Pada kulit tumbuh bintik hitam. Otot bawah kulit wajah mengendur sehingga jatuh dan lembek. Kelenjar kulit kurang berfungsi, sehingga kulit menjadi kering dan keriput. Perubahan metabolisme tubuh di tandai dengan menurunnya hormone tiroksin dan insulin, pembakaran, dan keperluan tubuh menjadi menurun. Untuk dapat menyesuaikan penurunan metabolisme di lakukan penurunan pola makan dan di sesuaikan dengan kebutuhan. Bila pola makan, tetap bebas seperti usia sekitar 30 tahun, kelebihan bahan nutrisi akan di simpan dalam bentuk lemak dan gula. Akibatnya akan terjadi kegemukan, deposit lemak terdapat pada bokong, payudara, dan perut. Kelebihan gula (makanan yang mengandung banyak gula) dapat menyebabkan gangguan metabolism gula yang akan menjurus pada penyakit kencing manis (diabetes mealitus). Perubahan pola makanan di anjurkan kearah makanan yang mengandung banyak serat. Juga terjadi perubahan pada kerja usus halus dan usus besar. Menurunnya estrogen dapat menimbulkan perubahan kerja usus menjadi lambat. Kemampuan merabsobpsi sari makanan makin berkurang. Kerja usus halus dan besar yang lambat menimbulkan gangguan buang air besar. Berupa obstipasi (sembelit) Perubahan system jantung dan pembuluh darah terjadi karena adanya perubahan metabolisme, menurunnya estrogen, menurunnya pengeluaran hormon paratiroid.

Meningkatkan hormon FSH dan LH serta rendahnya estrogen dapat menimbulkan pembuluh darah. Melebarnya pembuluh darah pada wajah, leher dan tengkuk menimbulkan rasa panas yang disebut HOT FLUSES, bagian terasa panas. Penimbunan kolesterol pada pembuluh darah menimbulkan penyakit jantung koroner. Perubahan yang terjadi pada alat genetalia meliputi liang senggama tersa kering, lapisan sel liang senggama menipis yang menyebabkan mudah terjadi infeksi kandung kemih dan liang senggama. Daerah sensitife makin sulit untuk di rangsang. Saat berhubungan seksual dapat menjadi nyeri.

Perubahan pada tulang terjadi oleh karena kombinasi rendahnya hormone paratiroid. Tulang mengalami pengapuran artinay kalium menurun sehingga tulang kropos dan mudah terjadi patah tulang terutama terjadi pada persendian paha. C. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan Usia Lanjut 1. Usia Lanjut a) Faktor hormone Hormone disini yang dimaksud adalah hormone estrogen terapinya adalah HRT (hormone repleasing teraphy) yang berfungsi : 1) Membuat awet muda 2) Mengencangkan kulit yang kendur 3) Mencegah osteoporosis 4) Membuat payudara menjadi kencang 5) Menjadikan hubungan pasutri menjadi harmonis b) Kejiwaan Untuk mencapai hidup sehat bukan hanya kesehatan fisik saja yang harus diperhatikan, tetapi juga mental dan bathin. Cara cara yang dapat dilakukan untuk menjaga agar mental dan bathin tenang dan seimbang adalah: 1. Lebih mendekatkan diri kepada Tuhan YME dan menyerahkan diri kita sepenuhnya kepadaNya. Hal ini akan menyebabkan jiwa dan pikiran menjadi tenang. 2. Hindari stres, hidup yang penuh tekanan akan merusak kesehatan, merusak tubuh dan wajahpun menjadi nampak semakin tua. Stres juga dapat menyebabkan atau memicu berbagai penyakit seperti stroke, asma, darah tinggi, penyakit jantung dan lain-lain. Tersenyum dan tertawa sangat baik, karena akan memperbaiki mental dan fisik secara alami. Penampilan kita juga akan tampak lebih menarik dan lebih disukai orang lain. Tertawa membantu memandang hidup dengan positif dan juga terbukti memiliki kemampuan untuk

menyembuhkan. Tertawa juga ampuh untuk mengendalikan emosi kita yang tinggi dan juga untuk melemaskan otak kita dari kelelahan. Tertawa dan senyum murah tidak perlu membayar tapi dapat menadikan hidup ceria, bahagia, dan sehat Untuk menghilangkan kelelahan setelah beraktivitas selama seminggu maka dilakukan rekreasi. Rekreasi tidak harus mahal, dapat disesuaikan denga kondisi dan kemampuan. Rekreasi dapat dilakukan di pantai dekat rumah, taman dekat rumah atau halaman rumah jika mempunyai halaman yang luas bersama keluarga dan anak cucu, duduk bersantai di alam terbuka. Rekreasi dapat menyegarkan otak, pikiran dan melemaskan otot yang telah lelah karena aktivitas sehari-hari. Pertahankan hubungan yang baik dengan keluarga dan teman-teman, karena hidup sehat bukan hanya sehat jasmani dan rohani tetapi juga harus sehat sosial. Dengan adanya hubungan yang baik dengan keluarga dan teman-teman dapat membuat hidup lebih berarti yang selanjutnya akan mendorong seseorang untuk menjaga, mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya karena ingin lebih lama menikmati kebersamaan dengan orangorang yang dicintai dan disayangi. c) Lingkungan Yang dimaksud dengan menjaga kebersihan disini bukan hanya kebersihan tubuh saja, melainkan juga kebersihan lingkungan, ruangan dan juga pakaian dimana orang tersebut tinggal. Yang termasuk kebersihan tubuh adalah: mandi minimal 2 kali sehari, mencuci tangan sebelum makan atau sesudah mengerjakan sesuatu dengan tangan, membersihkan atau keramas minimal 1 kali seminggu, sikat gigi setiap kali selesai makan, membersihkan kuku dan lubang lubang (telinga, hidung, pusar, anus, vagina, penis) memakai alas kaki jika keluar rumah dan pakailah pakaian yang bersih. Kebersihan lingkungan, dihalaman rumah, jauh dari sampah dan genangan air. Di dalam ruangan atau rumah, bersihkan dari debu dan kotoran setiap hari, tutupi makanan di meja makan. Pakain, sprei, gorden, karpet, seisi rumah, termasuk kamar mandi dan WC harus dibersihkan secara periodik.

Namun perlu diingat dan disadari bahwa kondisi fisik perlu medapat bantuan dari orang lain, tetapi bila lansia tersebut masih mampu diusahakan untuk mandiri dan hanya diberi pengarahan. d) Pola makan 1. Makan Makanan yang Bergizi dan Seimbang Banyak bukti yang menunjukkan bahwa diet adalah salah satu faktor yang mempengaruhi kesehatan seseorang. Dengan tambahnya usia seseorang, kecepatan metabolisme tubuh cenderung turun, oleh karena itu, kebutuhan gizi bagi para lanjut usia, perlu dipenuhi secara adekuat. Kebutuhan kalori pada lanjut usia berkurang, hal ini disebabkan karena berkurangnya kalori dasar dari kegiatan fisik. Kalori dasar adalah kalori yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan tubuh dalam keadaan istirahat, misalnya: untuk jantung, usus, pernafasan, ginjal, dan sebagainya. Jadi kebutuhan kalori bagi lansia harus disesuaikan dengan kebutuhannya. Petunjuk menu bagi lansia adalah sebagai berikut (Depkes, 1991): a) Menu bagi lansia hendaknya mengandung zat gizi dari berbagai macam bahan makanan yang terdiri dari zat tenaga, pembangun dan pengatur. b) Jumlah kalori yang baik untuk dikonsumsi lansia 50% adalah hidrat arang yang bersumber dari hidrat arang komplex (sayur sayuranan, kacang- kacangan, biji bijian). c) Sebaiknya jumlah lemak dalam makanan dibatasi, terutama lemak hewani. d) Makanan sebaiknya mengandung serat dalam jumlah yang besar yang bersumber pada buah, sayur dan beraneka pati, yang dikonsumsi dengan jumlah bertahap. e) Menggunakan bahan makanan yang tinggi kalsium, seperti susu non fat, yoghurt, ikan. f) Makanan yang mengandung zat besi dalam jumlah besar, seperti kacang kacangan, hati, bayam, atau sayuran hijau. g) Membatasi penggunaan garam, hindari makanan yang mengandung alkohol. h) Makanan sebaiknya yang mudah dikunyah.

i) Bahan makanan sebagai sumber zat gizi sebaiknya dari bahan bahan yang segar dan mudah dicerna. j) Hindari makanan yang terlalu manis, gurih, dan goreng gorengan. k) Makan disesuaikan dengan kebutuhan 2. Minum Air Putih 1.5 2 liter Manusia perlu minum untuk mengganti cairan tubuh yang hilang setelah melakukan aktivitasnya, dan minimal kita minum air putih 1,5 2 liter per hari. Air sangat besar artinya bagi tubuh kita, karena air membantu menjalankan fungsi tubuh, mencegah timbulnya berbagai penyakit di saluran kemih seperti kencing batu, batu ginjal dan lain lain. Air juga sebagai pelumas bagi fungsi tulang dan engselnya, jadi bila tubuh kekurangan cairan, maka fungsi, daya tahan dan kelenturan tulang juga berkurang, terutama tulang kaki, tangan dan lengan. Padahal tulang adalah penopang utama bagi tubuh untuk melakukan aktivitas. Manfaat lain dari minum air putih adalah mencegah sembelit. Untuk mengolah makanan di dalam tubuh usus sangat membutuhkan air. Tentu saja tanpa air yang cukup kerja usus tidak dapat maksimal, dan munculah sembelit. Dan air mineral atau air putih lebih baik daripada kopi, teh kental, soft drink, minuman beralkohol, es maupun sirup. Bahkan minuman-minuman tersebut tidak baik untuk kesehatan dan harus dihindari terutama bagi para lansia yang mempunyai penyakit-penyakit tertentu seperti DM, darah tinggi, obesitas dan sebagainya. e) Aktifitas fisik Olah raga teratur sesuai usia bertambah, tingkat kesegaran jasmani akan turun. Penurunan kemampuan akan semakin terlihat setelah umur 40 tahun, sehingga saat lansia kemampuan akan turun antara 30 50%. Oleh karena itu, bila usia lanjut ingin berolahraga harus memilih sesuai dengan umur kelompoknya, dengan kemungkinan adanya penyakit. Olah raga usia lanjut perlu diberikan dengan berbagai patokan, antara lain beban ringan atau sedang, waktu relatif lama, bersifat aerobik dan atau kalistenik, tidak kompetitif atau bertanding. Beberapa contoh olahraga yang sesuai dengan batasan diatas yaitu, jalan kaki, dengan segala bentuk permainan yang ada unsur jalan kaki misalnya golf, lintas alam, mendaki bukit, senam

dengan faktor kesulitan kecil dan olah raga yang bersifat rekreatif dapat diberikan. Dengan latihan otot manusia lanjut dapat menghambat laju perubahan degeneratif. Istirahat, Tidur yang Cukup, Sepertiga dari waktu dalam kehidupan manusia adalah untuk tidur. Diyakini bahwa tidur sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan dan proses penyembuhan penyakit, karna tidur bermanfaat untuk menyimpan energi, meningkatkan imunitas tubuh dan mempercepat proses penyembuhan penyakit juga pada saat tidur tubuh mereparasi bagian bagian tubuh yang sudah aus. Umumnya orang akan merasa segar dan sehat sesudah istirahat. Jadi istirahat dan tidur yang cukup sangat penting untuk kesehatan. D. Ganguan Klimakterium dan Menopause 1. Gangguan pada Klimakterium

Gangguan neurovegetatif, yang di sebut juga gangguan vasomotorik dapat muncul sebagai gejolak panas ( Hot Flushes ), keringat banyak, rasa kedinginan, sakit kepala, desing dalam telinga, tekanan darah yang goyah, berdebar-debar, susah bernafas, jarijari atrofi dan gangguan usus

Gangguan psikis muncul dalam bentuk mudah tersinggung, depresi, kelelahan, semangat berkurang, dan susah tidur. Gangguan somatic, selain gangguan haid atau amenorea, mencakup pula kolpitis atrofikans, ektropium treter, osteoporosis, atritis, aterosklerosis, sclerosis koroner, dan adipositas.

2. Gangguan Menopause a. Menopause premature


Terhentinya haid pada umur 40 tahun Terdapat gejala Hot Flushes, kenaikan gonadotropin

b. Menopause terlambat

Berhentinya haid setelah 55 tahun Terdapat gejala menopause

c. Kelainan Organik Masa Menopause

Dengan rangsangan estrogen terus menerus tanpa selingan progesterone memberikan peluang terjadinya keadaan patologis organ tujuan estrogen dalam bentuk : 1. perdarahan disfungsional semakin meningkat 2. terjadi perubahan alat genetalia menjadi tumor jinak, mioma uteri, polip endometrial, polip servikal. 3. karsinoma korpus uteri 4. keganasan payudara d. Gangguan Masa Senium 1. Osteoporosis

Terjadi akibat reabsorbsi kalsium dari tulang. Gejala klinik: sakit pinggang, kifosis, fraktur,dsb Terapi : Estrogen dapat mengurangi keluhan subyektif penderita

2. Atrofi Mukosa Vagina

Estrogen atrofi epitel vagina dgn hanya lapisan sel basal; vagina menjadi kering dispareunia

Mudah timbul infeksi dan vaginitis senilis dgn gejala fluor yg kadang becampur darah, rasa nyeri dan gatal.

Terapi : Estrogen: salep maupun oral

3. Uretritis dan Sistitis


Estrogen atrofi mukosa kandung kencing dan uretra timbul sistitis dan uretritis. Gejala klinik: rasa ingin kencing dan nyeri ketika miksi tanpa adanya piuria

E. Manajemen Kebidanan Klimakterium dan Menopause Bagaimana bidan menghadapi masalah klimakterium ditengah masyarakat. Seperti dikemukakan bahwa hanya sekitar 25% wanita mengeluh karena terjadi penurunan estrogen tubuh dan memerlukan tambahan hormone sebagai substitusi. Pemberian substitusi hormone tanpa di ikuti pengawasan ketat adalah berbahaya, karena bidan dapat mengambil langkah :

1. Melakukan KIE sehingga wanita dengan keluhan menopause dapat memeriksakan diri ke dokter puskesmas. 2. Bidan berkonsultasi dengan dokter puskesmas atau dokter ahli 3. Setelah pengobatan, bidan dapat meneruskan pengawasan 4. Bidan dapat merujuk penderita ke rumah sakit F. Hak Hak Wanita Usia Lanjut Perlu Memperoleh : 1. Berhak untuk akses pelayanan kesehatan yang maksimal agar kesehatannya terjamin 2. Berhak untuk mendapatkan bimbingan tentang tuntutan agama untuk bekal di akhirat nanti 3. Berhak untuk mendapat dukungan moral dan perlakuan yang wajar dari keluarga dekat 4. Berhak untuk menjalani hari tua dengan tenang damai. Karena pada wanita usia lanjut mereka berhak untuk tidak bekerja mencari nafkah karena itu waktunya untuk istirahat total. Menata diri kejalan allah SWT.

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan


Usia Lanjut yang dianggap lanjut usia ( lansia) adalah setelah mencapai usia 60 tahun. Inilah masa yang paling rentan diserang berbagai penyakit degeneratif dan penyakit berat lainnya. Sangat penting bagi wanita untuk melakukan pemeriksaan kesehatannya secara teratur. Prioritas utamanya adalah menjaga agar tubuh tetap sehat dengan mengatur pola makan yang benar, dan minum suplemen yang dibutuhkan tubuh. Selain itu olahraga ringan dan tetap aktif secara intelektual. Kelompok lanjut usia adalah kelompok penduduk yang berusia 60 tahun ke atas (Hardywinoto dan Setiabudhi, 1999;8). Pada lanjut usia akan terjadi proses menghilangnya kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya secara perlahan-lahan sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang terjadi (Constantinides, 1994). Karena itu di dalam tubuh akan menumpuk makin banyak distorsi metabolik dan struktural disebut penyakit degeneratif yang menyebabkan lansia akan mengakhiri hidup dengan episode terminal (Darmojo dan Martono, 1999;4).

B. Saran
Pada wanita yang sudah berusia lanjut sebaiknya tidak diharuskan untuk bekerja memenuhi kebutuhan hidupnya, seharusnya wanita lansia tersebut duduk manis istirahat di rumah dan lebih mendekatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk bekal di akhirat nanti. Dan lebih banyak mengikuti kegiatan keagamaan untuk mendapatkan siraman rohani.

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Judul Pokok Bahasan Waktu Durasi Tempat Sasaran

: Kesehatan Reproduksi Pada Lansia : Klimakterium : Kamis, 07 Juni 2012 : 1 x 15 menit : Rumah Kepala Dusun Batu Kuta : Karang Lansia Dusun Batu Kuta

A. 1.

TUJUAN PENYULUHAN Tujuan Penyuluhan Umum (TPU)

Setelah mengikuti penyuluhan selama 2 x 15 menit peserta penyuluhan dapat memahami tentang klimakterium 2. Tujuan Penyuluhan Khusus (TPK)

Setelah dilakukan penyuluhan selama 2 x 15 menit diharapkan klien dapat menjelaskan: a. b. c. d. e. Pengertian klimakterium Fase-fase klimakterium Gejala-gejala klimakterium Faktor-faktor yang mempengaruhi klimakterium Cara penanganan gejala umum klimakterium

B.

MATERI PENYULUHAN Pengertian klimakterium Fase-fase klimakterium Gejala-gejala klimakterium Faktor-faktor yang mempengaruhi klimakterium Cara penanganan gejala umum klimakterium

A.

KEGIATAN PENYULUHAN

Tahap Kegiatan Pembukaan (5 menit)

Kegiatan penyaji Salam pembuka Menjelaskan maksud dan tujuan penyuluhan.

Kegiatan peserta Memperhatikan mendengarkan

Metode dan Media

dan Ceramah

Penyajian (10 15 menit )

Menyampaikan materi :

Memperhatikan

dan Ceramah dengan media Leaflet

Menjelaskan mendengarkan tentang Klimakterium Menjelaskan tentang Klimakterium Menjelaskan tentang Klimakterium Menjelaskan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi Klimakterium Menjelaskan cara penanganan gejala umum klimakterium gejala-gejala Fase-fase Pengertian keterangan

Penutup ( 5 10 menit )

Memberikan Bertanya kesimpulan dan bertanya Menjawab pertanyaan pada Audien Mengevaluasi hasil penyuluhan dan salam penyuluhan

Tanya jawab

B.

MEDIA DAN ALAT Leaflet

C.

METODE

Metode yang digunakan oleh penyuluh adalah : 1. 2. Ceramah Tanya jawab

D.

EVALUASI : Post Test : Pertanyaan Secara Lisan

Prosedur Jenis tes

Butir butir pertanyaan : 1. 2. 3. 4. 5. Apakah yang dimaksud dengan klimakterium? Sebutkan fase-fase klimakterium? Sebutkan gejala-gejala klimakterium? Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi klimakterium? Jelaskan cara penanganan gejala umum klimakterium!

MATERI PENYULUHAN

A.

PENGERTIAN KLIMAKTERIUM

Klimakterium merupakan periode peralihan dari fase reproduksi menuju fase usia tua (senium) yang terjadi akibat menurunnya fungsi generatif ataupun endokrinologik dari ovarium. (Baziad, 2003, hal 1)

Klimakterium yaitu fase peralihan antara pramenopause dan pascamenopause. (Baziad, 2003, hal 1) Klimakterium adalah fase terakhir dalam kehidupan wanita atau setelah masa reproduksi berakhir. (Kasdu, 2002, hal 2 )

Klimakterium adalah masa peralihan yang dilalui seorang wanita dari periode reproduktif ke periode non reproduktif. (Kasdu, 2002, hal 2 )

Klimakterium adalah masa yang bermula dari akhir masa reproduksi sampai awal masa senium dan terjadi pada wanita berumur 40 65 tahun.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa klimekterium adalah periode peralihan dari akhir masa reproduksi sampai awal masa senium yang terjadi akibat menurunnya fungsi generatif ataupun embriologik dari ovarium dan terjadi pada wanita berumur 40 -65 tahun.

A. 1.

Gejala-gejala Klimakterium Pra Menopause

Masa Pra-menopause / Perimenopause hanya dialami oleh kaum perempuan. Bila anda seorang wanita pada umur sekitar 40 tahun, Anda mungkin akan mengalami perubahan fisik dan emosional, misalnya perubahan siklus menstruasi. Hal ini dikenal sebagai masa PraMenopause.Pra-menopause / Perimenopause adalah suatu masa transisi alami menjelang berhentinya menstruasi / Menopause. Pada masa ini (2 8 tahun), kadar estrogen dan progesteron didapati tidak stabil, sehingga menyebabkan timbulnya beberapa gejala, yaitu: a. Periode menstruasi yang tidak teratur, interval yang kadang memanjang atau memendek,

dan jumlah darah yang dapat banyak atau pun hanya bercak saja b. Hot flashes (rasa terbakar / panas), keringat malam dan adanya gangguan tidur.

Macam-macamhotflush >>Hot flush standar. Biasanya berlangsung singkat. Mencapai intensitas panas maksimal dalam beberapa detik dan bertahan selama 2-3 menit, lalu menghilang perlahan-lahan. >>Hot flush lambat. Berlangsung selama 30 menit sampai satu jam.Intensitas panasnya lebih rendah tetapi bertahan lama. Hot flush yang umum terjadi berlangsung dari 30 detik hingga 5 menit.Makin banyaknya hormon estrogen yang terkuras, makin banyak pula gangguan yang dirasa. Biasanya penderita akan mengalami gangguan tidur yang dapat mempengaruhi mood, konsentrasi dan berpotensi memicu sejumah masalah fisik lainnya. c. Biasanya tidak terlalu banyak perubahan pada aktivitas seksual, namun kadang

ditemukan adanya kekeringan pada vagina dan adanya penurunan libido. d. Berkurangnya massa otot tubuh disertai peningkatan kadar lemak tubuh, sehingga badan

terlihat "lembek" namun terjadi penebalan pada daerah pinggang dan perut. e. Perubahan kadar kolesterol, Berkurangnya estrogen akan merubah kadar kolesterol

dalam darah dan meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) yang mengakibatkan risiko terkena penyakit jantung. Sedangkan HDL atau kolesterol baik, menurun sesuai pertambahan usia. f. g. h. i. Berkurangnya elastisitas kulit. Adanya gangguan menahan kencing dan mudahnya terkena infeksi saluran kemih. Mengalami pengeroposan pada tulang Emosi yang tidak stabil, depresi dan mudah tersinggung. Namun hal ini juga dapat

karena adanya perubahan lingkungan social di sekitar misalnya anak meninggalkan rumah untuk sekolah, perubahan karir, atau masalah rumah tangga. Tidak semua gejala dapat terjadi pada seorang wanita.Ada yang timbulnya ringan atau pun ada yang berat. Beberapa wanita yang mulai memasuki masa pra-menopause biasanya langsung menghentikan penggunaan kontrasepsi. Hal ini tidak dianjurkan, walaupun kemungkinan untuk hamil mulai berkurang, karena dua dari tiga wanita usia 40 - 44 tahun masih berovulasi / mengeluarkan sel telur secara teratur setiap bulan.

Faktor risiko pada wanita sehingga mempercepat proses pra-menopause adalah: a. b. c. d. Faktor keturunan ; bila dari pihak ibu mengalami masa pra-menopause < 45 tahun Kebiasaan merokok mempercepat pra-menopause 1 - 2 tahun Telah dilakukan pengangkatan sebagian atau seluruh rahim Gizi yang kurang.

2.

Menopause

Menopause adalah berhentinya haid pertama kali dan merupakan fase terakhir dimana perdarahan haid seorang wanita berhenti sama sekali.Fase ini terjadi secara berangsur- angsur yang semakin hari semakin jelas penurunan fungsi kelenjar indung telurnya

(ovarium).Selama

masaperalihan

dari siklus haid yang rutin setiap bulan ke masa

menopause terjadi perubahan-perubahan fisik dan juga kejiwaan pada seorang wanita. Sehubungan dengan terjadinya menopause pada wanita, biasanya diikuti dengan berbagai gejolak atau perubahan yang meliputi aspek fisik maupun psikologis yang dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan wanita tersebut

Fisiologi Menopouse Pada usia rata-rata sekitar 45 sampai 50 tahun kehidupan seksual biasanya tidak teratur dan ovulasi tidak terjadi selama beberapa siklus. Setelah beberapa bulan sampai beberapa tahun siklus berhenti samas ekali, penghentian siklus ini dinamakan menopause.

Pada wanita usia 45 tahun hanya beberapa folikel yang masih tertinggal untuk dirangsang oleh FSH(FollicleStimulatingHormone) dan LH(LuteinisingHormone) serta pembentukan estrogen oleh indung telur akan berkurang oleh karena berkurangnya jumlah darah yang dikeluarkan dan ovulasi tidak terjadi selama beberapa siklus.Setelah beberapa bulan sampai beberpa tahun jumlah folikel yang masih tersisa mengalami atresi akibatnya produksi estrogen mendekati titik kritis sampai hampir nol. Dengan kadar estrogen yang mendekati nol tersebut tidak mampu lagi merangsang endometrium untuk menimbulkan haid dan akhirnya tidak haidlagi

Tanda dan Gejala Menopause a. Beberapa keluhan fisik yang merupakan tanda dan gejala darimenopauseyaitu:

1) Ketidakteraturan siklus haid Tanda paling umum adalah fluktuasi dalam siklus haid kadang kala haid muncultepat waktu, tetapi tidak pada siklus berikutnya. Ketidakteraturan inisering disertai dengan jumlah darah yang sangat banyak, tidak seperti volume perdarahan haid yang normal.

2)

Gejolak rasa panas

Arus panas timbul pada saat darah haid mulai berkurang dan berlangsung sampai haid benarbenar berhenti. Munculnyahot flusesinisering diawali pada daerah dada,leher atau wajah

dan menjalar ke beberapa daerah tubuh yang lain.Hal ini berlangsung selama dua sampai tiga menit yang disertai pula oleh keringat yang banyak.

3) Kekeringan vagina Kekeringan vagina ini disebabkan karena kekurangan estrogen yang menyebabkan liang vagina menjadi lebih tipis, lebih kering, dan kurang elastis. Alat kelamin mulai mengerut, lian gsenggama kering sehingga menimbulkan nyeri pada sakit saat kencing. saat senggama, keputihan, rasa

4)

Perubahan kulit

Estrogen berperan dalam menjaga elastisitas kulit, ketika menstruasi berhenti maka kulit akan terasa lebih tipis, kurang elastic terutama pada daerah sekitar wajah, leher dan lengan.

5) Keringat di malam hari

6) Sulit tidur Insomnia lazim terjadi pada masa menopause, tetapi hal ini mungkin ada kaitannya dengan rasa tegang akibat berkeringat di malam hari, wajah memerah dan perubahan yang lain.

7) Perubahan pada mulut Kemampuan mengecap pada wanita menopause berubah menjadi kurang peka, sementara yang lain mengalami gangguan gusi dan gigi menjadi lebih mudah tanggal.

8) Kerapuhan tulang Rendahnya kadarestrogen merupakan penyebab proses osteoporosis (kerapuhantulang). Paling banyak menyerang wanita yang telah menopause. Menurunnya kadar estrogen akan diikuti dengan penurunan penyerapan kalsium yang terdapat dalam makanan. Kekurangan kalsium oleh tubuh diatasi dengan menyerap kembali kalsium pada tulang dan akibatnya tulang menjadi keropos dan rapuh.

9) Badan menjadi gemuk Rasa letih yang biasanya dialami pada masa menopause, diperburuk lagi dengan perilaku makan yang sembarangan. Banyak wanita yang bertambah berat badannya pada masa menopause, hal ini disebabkan oleh factor makanan ditambah lagi kurang berolahraga.

10) Penyakit Ada beberapa penyakit yang sering dialam oleh wanita menopause. Dari sudut pandang medic ada 2 perubahan paling penting yaitu: meningkatnya kemungkinan terjadi penyakit jantung pembuluh darah serta hilangnya mineral dan protein di dalam tulang (osteoporosis).

b.

Beberapa keluhan psikologis yang merupakan tanda dan gejala dari menopause yaitu:

1) Ingatan menurun Gejala ini terlihat bahwa sebelum menopause wanita dapat mengingat dengan mudah, namun sesudah mengalami menopause terjadi kemunduran dalam mengingat, bahkan sering lupa padahal- hal yang sederhana.

2) Kecemasan Banyak wanita-wanita yang mengeluh setelah menopause menjadi pencemas .Kecemasan yang timbul sering dihubungkan dengan adanya kekhawatiran dalam menghadapi situasi yang sebelumnya tidak pernah dikhawatirkan.

3) Mudah tersinggung Perasaannya menjadi sensitive terhadap sikap dan perilaku orang- orang disekitarnya, terutama jika sikap dan perilaku tersebut dipersepsikan penerimaan yang sedang terjadi dalam dirinya. sebagai menyinggung proses

4) Stress Tidak ada orang yang bias lepas sama sekali dari rasa was-was dan cemas,termasuk wanita menopause.Stress atau ketegangan selalu beredar dalam lingkungan pekerjaan,

pergaulansosial, kehidupan rumah tangga dan bahkan menyelusup kedalam tidur. Kalau tidak ditanggulangi stress dapat menyita energi, mengurangi produktivitas kerjadan menurunkan kekebalan terhadap penyakit.

5) Depresi Dari penelitian-penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat dan Eropa diperkirakan bahwa 9% sampai dengan 26% wanita menderita penyakit depresi yang gawat dalam kehidupan mereka. Wanita yang mengalami depresi sering merasa sedih, karena kehilangan

kemampuan untuk bereproduksi,sedih karena kehilangan kesempatan untuk memiliki anak,

sedih karena kehilangan daya tarik.

Factor-faktor yang mempengaruhi menopause Tidak ada umur yang pasti dimana wanita akan memasuki masa menopause, namun dapat ditunjukkan umur dimana gejala-gejala menopause nampak,yaitu kira-kira 45-50 tahun,walaupun ada wanita yang mengalami menopause diatas umur 50 tahun. Waktu terjadinya menopause dipengaruh ioleh: 1) Keturunanataufaktor genetik. 2) Kesehatan umum: stress, berat badan kurang atau lebih besar dari normal, penyakit tertentu misalnya keganasan pada uterus atau payudara, penyakit metabolisme seperti diabetesmellitus. 3) Pola kehidupan:obat-obatan,kebiasaan merokok.

3.

Pasca Menopause

Postmenopause adalah masa dimana seorang wanita sudah mencapai menopause. Pada tahapan ini seorang wanita akan rentan terhadap osteoporosis dan penyakit jantung, Selain itu, mereka berisiko lebih besar terserang penyakit alzheimer, stroke, mata kering, kanker usus, dan lain-lain.

Gejala-gejala yang terjadi pada fase pasca menopause dihubungakan dengan atrofi genitalia dan osteoporosis. Seiring dengan penurunan kadar estrogen, epitel vagina menipis dan pH vagina meningkat sehingga menimbulkan kekeringan, rasa terbakar, iritasi, dan dipareunia. Pada beberapa wanita, penyusutan uterus, vulva, dan bagian distal uretra enimbulkan gejalagejala yang mengganggu meliputi sering berkemih, dysuria, prolapse uterus, stress inkontinensia, dan konstipasi.Rasa gatal di sekitar vulva timbul karena vulva menjadi lebih tipis, kurang elastis, dan lebih rentan terhadap peradangan.

Dyspareunia (nyeri saat hubungan sexual yang menimbulkan rasa nyeri) dapat terjadi karena vagina menjadi lebih kecil, dinding vagin menjadi lebih tipis, dan lebih kering, dan lubrikasi selama stimulasi seksual berlangsung lebih lama yang dapat menyebabkan perdarahan saat berhubungan sexual.

Dua gangguan kesehatan yang dapat terjadi setelah menopause adalah: Osteoporosis. Hormon estrogen yang dihasilkan oleh indung telur membantu mengontrol regenerasi (pertumbuhan dan perbaikan) tulang. Pada masa menopause, hormon estrogen menurun produksinya sehingga menyebabkab tulang menjadi mudah keropos. Tulang menjadi lemah dan mudah patah. Kondisi ini disebut osteoporosis. Tatalaksana dari osteoporosis adalah pencegahan terjadinya patah tulang dengan cara memperlambat hilangnya sel-sel tulang dan meningkatkan densitas serta kekuatan tulang. Diantaranya adalah perubahan gaya hidup termasuk berhenti merokok, minum minuman alkohol, berolahraga teratur, dan

mengkonsumsi makanan bernutrisi seimbang dengan kalsium dan vitamin D yang adekuat. Obat-obatan yang dapat menghentikan kehilangan sel-sel tulang dan meningkatkan kekuatan tulang dapat didiskusikan dengan dokter anda. Penyakit Jantung. Perubahan kadar estrogen dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah dan berat badan yang mengakibatkan peningkatan risiko untuk penyakit jantung dan pembuluh darah.

B.

Cara Penanganan Gejala Umum Klimakterium

Cara yang sederhana untuk mengurangi ketidak enakan badan, tebal atau tipisnya pakaian yang dikenakan harus cocok, tidak minum arak dan makan hidangan pedas, banyak mengkonsumsi makanan berbahan kedelai atau ekstrak wijen hitam, semuanya itu dapat meredakan gejala tersebut.

Modifikasi Gaya Hidup Modifikasi gaya hidup dapat mengurangi ketidaknyamanan yang dialami akibat gejala yang terjadi dan membuat tubuh terasa lebih sehat. Modifikasi gaya hidup yang disarankan adalah : Nutrisi yang cukup. peningkatan risiko osteoporosis dan penyakit jantung meningkat pada saat menopause, karena itu diet yang sehat dengan mengkonsumsi makanan rendah lemak dan kaya serat seperti buah-buahan, sayuran, dan roti gandum sangat dianjurkan. Tambahkan makanan yang kaya akan kandungan kalsium atau tambahkan suplemen kalsium. Hindari alcohol dan kafein yang dapat memicu terjadinya hot flashes. Bila merokok, usahakan untuk berhenti Olahraga teratur. aktivitas fisik yang teratur membantu untuk menurunkan berat badan, memperbaiki kualitas tidur, menguatkan tulang, dan meningkatkan mood. Jalan cepat, aerobic low impact, dan

menari adalah contoh olahraga yang dapat menguatkan tulang. Cobalah berolahraga dengan intensitas sedang sekitar 30 menit per hari Mengurangi stress. berlatihlah secara teratur cara untuk mengurangi stress. Meditasi atau yoga dapat membantu untuk relaksasi dan menyesuaikan diri dengan gejala yang dialami pada periode peralihan Mengatur pola makan sehat dengan ( rendah lemak / kolesterol, cukup vitamin A, C, D, E dan cukup serat) Mengkonsumsi makanan yang mengandung fitoestrogen : Isiflavon Lignan Caumestran : terdapat pada kacang-kacangan : terdapat pada padi, sereal dan sayur-sayuran : terdapat pada daun semanggi

Mengkonsumsi makanan dengan kadar gula rendah dan tidak berlebihan. Tambahan Asupan Kalsium 1000-15000 mg / hari dan vitamin D Masalah Seksualitas Pendapat bahwa hubungan seks tidak mungkin dilakukan lagi pada masa klimakterium. Pendapat ini tidak benar, hubungan seks tetep dapat dilakukan meskipun usia telah lanjut. Klimakterium hanyalah akhir dari kesuburan wanita. Hormonal. Selama fase perimenopause, beberapa dokter menyarankan untuk menggunakan pil kontrasepsi untuk mengurangi gejala yang terjadi.Ketika masuk ke dalam fase menopause, apabila gejala-gejala tersebut semakin mengganggu maka dapat disarankan untuk terapi hormonal menggunakan hormon estrogen dan progesterone bila masih memiliki rahim atau hormone estrogen bila sudah tidak memiliki rahim.Terapi hormonal ini dapat mengurangi gejala yang terjadi di masa menopause dan mencegah keroposnya tulang. Sayangnya, hanya sedikit perempuan di Asia yang menjalani pengobatan efektif untuk menopause, aku Profesor Dr Med Ali Baziad, SpOG(K) dalam acara media edukasi bertema Terapi Sulih Hormon Meringankan Gejala Menopause, Tingkatkan Kualitas Hidup di Jakarta, Kamis lalu.Wanita paska menopause yang mengkonsumsi estrogen tanpa progesteron memiliki resiko menderita kanker endometrium. Resiko ini berhubungan dengan dosis dan lamanya pemakaian estrogen.Jika terjadi perdarahan abnormal dari vagina, dilakukan biopsi lapisan rahim. Mengkonsumsi progesteron bersamaan dengan estrogen dapat mengurangi resiko terjadinya kanker endometrium. Sebelum mencoba Terapi Sulih Hormon, masih banyak terapi alternatif lain yang dapat Anda lakukan untuk membantu mengurangi gejala pra-menopause. Gaya hidup sehat dengan

diet, tidak merokok, berolah-raga dengan teratur, minum air putih, istirahat / tidur yang teratur ( 8 jam per hari), tehnik relaksasi misalnya yoga meditasi, konsumsi vitamin terutama vitamin E, C, D, Asam folat, Seng dan selenium serta suplemen dari tumbuhtumbuhan, seperti kacang kedelai. Dan yang paling penting adalah selalu berfikir positif sehingga dapat lebih menghargai diri sendiri dan dapat lebih menikmati indahnya dunia walaupun Anda dalam masa pra-menopause.

Anda mungkin juga menyukai