Anda di halaman 1dari 5

LANDASAN TEORI RETENSIO PLASENTA

Pengertian Retenslo plasenta adalah tertahannya atau belum lahirnya plasenta hingga atau melebihi waktu 30 menit setelah bayi lahir ( Sarwono Prawirohardjo, 2002 ). enis retensio plasenta ! ! ! ! ! Plasenta adhesiva adalah implantasi yang kuat dan jonjot korion plasenta sehingga menyebabkan kegagalan mekanisme separasi "isiologis. Plasenta akreta adalah implantasi jonjot korion plasenta hingga memasuki Sebagian lapisan miometrium. Plasenta inkreta adalah implantasi jonjot korion plasenta hingga men#apai$memasuki miometrium. Plasenta perkreta adalah implantasi jonjot korion plasenta yang menembus apisan otot hingga men#apai apisan serosa dinding uterus. Plasenta inkarserata adalah tertahannya plasenta di dalam ka%um uteri. disebabkan oleh konstriksi ostium uteri. &ambaran dan #iri ' #iri retensio Plasenta
&ejala Separasi/akreta parsial (enyal Sepusat +oskoid Sedang-banyak )erjulur sebagian )erbuka Plasenta inkarserata keras 2 jari bawah pusat ,gak globuler sedang terjulur (ontraksi #ukup sepusat diskoid Sedikit$tidak ada )idak terjulur )erbuka Plasenta akreta

! (onsistensi
uterus

! )inggi "undus ! *entuk uterus ! Pendarahan ! )ali pusat ! .stium uteri ! Separasi plasenta ! Syok

/epas sebagian sering

Sudah lepas jarang

0elekat seluruhnya arang sekali ke#uali akibat

in%ersion oleh tarikan kuat pada tali pusat. Retenslo plasenta dengan separasi parsial ! ! ! )entukan jenis retensio yang terjadi karena berkaitan dengan tindakan yang akan diambil. Regangkan tali pusat dan minta pasien untuk mengedan. *ila ekspulsi plasenta tidak terjadi #obakan traksi terkontrol tali pusat. pasang in"us oksitosin 20 unit dalam 100 ## 2S3$R/ dengan 40 tetesan per menit. *ila perlu. kombinasikan dengan misoprostol 400 mg rektal (sebaiknya tidak menggunakan ergometrin karena kontraksi tonik yang timbul dapat menyebabkan plasenta terperangkap dalam ka%um uteri). ! *ila traksi terkontrol gagat untuk melahirkan plasenta. lakukan manual plasenta (3ihat Prosedur klinik plasenta manual) se#ara hati-hati dan halus (melepaskan plasenta yang melekat erat se#ara paksa, dapat meryebabkan perdarahan atau per"orasi). ! ! ! ! Restorasi #airan untuk mengatasi hipo%olernia. /akukan trans"usi darah apabila diperlukan. *eri antibiotika pro"ilaksis (ampisilin 2 g 35$oral 6 metronida7ol 3 g supositoria$ oral. Segera atasi bila terjadi kompilkasi perdarahan hebat, in"eksi, syok neurogenik ,pabila plasenta belum lahir setengah jam setelah janin lahir, hal itu dinamakan retensio plasenta. Sebab-sebabnya ialah8 a) plasenta belum lepas dari dinding uterus! atau b) plasenta sudah lepas, akan tetapi belum dilahirkan. ika plasenta belum lepas sama sekali, tidak terjadi perdarahan! jika lepas sebag9: terjadi perdarahan yang merupakan indikasi untuk mengeluarkannya. Plasenta belum lepas dari dinding uterus karena8 a) kontraksi uterus kurang kuat untuk melepaskan plasenta ( plasenta adhesi%a)! b) plasenta melekat erat pada

dinding uterus oleh sebab %illi korialis menembus desidua sampai miometrium sampai di bawah peritoneum ( plasenta akreta ' perkreta ). Plasenta yang sudah lepas dari dinding uterus makin tetapi belum keluar, disebabkan oleh tidak adanya usaha untuk melahirkan atau karena salah penanganan kala 333, sehingga terjadi lingkaran konstriksi pada bagian bawah uterus yang menghalangi keluarnya plasenta (inkarserasio plasenra).

Retensio Plasenta 0ungkin saja tidak ada perdarahan dengan retensio plasenta Plasenta atau bagian-bagiannya dapat tetap berada dalam uterus setelah bayi lahir. ! ika plasenta terlihat dalam vagina, mintalah ibu untuk mengedan. ika ,nda dapat merasakan plasenta dalam vagina, keluarkan plasenta tersebut. ! ! Pastikan kandung kemih sudah kosong. ika diperlukan. lakukan kateterisasi kandung kemih. ika plasenta belum keluar, berikan oksitosin ;0 unit 30. jika belum dilakukan pada penanganan akti" kala tiga. angan berikan ergometrin karena dapat menyebabkan kontraksi uterus yang tonik, yang bisa memperlambat pengeluaran ! ika plasenta belum dilahirkan setelah ! menit pemberian oksitosin dan uterus terasa berkontraksi, lakukan penarikan tali pusat terkendali (hal. N19). "atatan8 <indari penarikan tali pusat dan penekanan "undus yang terlalu kuat karena dapat menyebabkan in%ersi uterus. ! ika traksi tali pusat terkendali belum berhasil , #obalah untuk melakukan pengeluaran plasenta se#ara manual (hal. P42). "atatan# Plasenta yang melekat dengan kuat mungkin merupakan plasenta akreta. =saha untuk melepaskan plasenta yang melekat kuat dapat mengakibatkan perdarahan berat atau per"orasi uterus, yang biasanya membutuhkan tindakan histerektomi. ! ika perdarahan terus berLangsung, lakukan uji pembekuan darah sederhana (hal. M-3). (egagalan terbentuknya pembekuan setelah > menit

atau adanya bekuan lunak yang dapat pe#ah dengan mudah menunjukkan adanya koagulopati (hal. M-23). ! ika terdapat tanda$tanda in%eksi (demam, se %agina yang berbau), berikan antibiotika untuk metritis (hal. M-92).

penanganan
,pabila plasenta belum lahir ? am setelali anak lahir, harus diusahakan untuk mengeluarkannya. +apat di#oba dahulu perasat menurut @rede. )indakan ini sekarang tidak banyak dianjurkan karena memungkinkan terjadinya in%ersio uteri! tekanan yang keras pada uterus dapat pula menyebabkan perlukaan pada otot uterus dan rasa nyeri keras dengan kemungkinan wok. ,kan tetapi, dengan teknik yang sempurna hal-hal itu dapat dihindarkan. Salah satu #ara lain untuk membantu pengeluran plasenta adalah #ara *randt. +engan salah satu tangan, penolong memegang tali pusat dekat %ul%a. )angan yang lain diletakkan pada dinding perut di atas sim"isis sehingga permukaan palmar jari-jari tangan terletak di permukaan depan rahim, kira-kira pada perbatasan segmen bawah dan badan rahim. +engan melakukan tekanan ke arah atas belakang, maka badan rahim akan terangkat. ,pabila plasenta telah lepas, maka tali pusat tidak tertarik ke atas. (emudian tekanan di atas sim"isis diarahkan ke bawah belakang, ke arah %ul%a. Pada saat inii dilakukan tarikan ringan pada tali pusat untuk membantu mengeluarkan plasenta. Aang selalu tidak dapat di#egah ialah bahwa plasenta tidak dapat dilahirkan seluruhnya, melainkan sebagian masih ketinggalan yang harus dikeluarkan dengan tangan. Pengeluaran plasenta dengan tangan kiri dianggap #ara yang paling baik. +engan tangan kiri menahan "undus uteri supaya uterus jangan naik ke atas, tangan kanan dimasukkan ke dalam ka%um uteri. +engan mengikuti tali pusat, tangan itu sampai pada plasenta dan men#ari pinggir plasenta. (emudian jari-jari tangan itu dimasukkan antara pinggir plasenta dan dinding uterus. *iasanya tanpa kesulitan plasenta sedikit demi sedikit dapat dilepaskan dan dinding uterus untuk kemudian dilahirkan. *anyak kesulitan dialami dalam pelepasan plasenta pada plasenta akreta. Plasenta hanya dapat dikeluarkan sepotong demi sepotong dan bahaya perdarahan serta per"orasi mengan#am. ,pabila berhubungan dengan kesulitan-kesulitan

tersebut di atas akhirnya diagnosis plasenta inkreta dibuat, sebaiknya usaha mengeluarkan plasenta se#ara bimanual dihentikan, lalu diakukan histerektomi. Pada plasenta yang sudah lepas, akan tetapi terhalang untuk dilahirkan karena lingkaran konstriksi (inkarserasio plasenta) tangan kiri penolong dimasukkan ke dalam %agina dan ke bagian bawah uterus dengan dibantu oleh anestesia umum untuk melonggarkan konstriksi. +engan tangan tersebut sebagai petunjuk dimasukkan #unam o%um melalui lingkaran konstriksi untuk memegang plasenta, dan perlahan-lahan plasenta sedikit demi sedikit ditarik ke bawah melalui tempat sempit itu.

Anda mungkin juga menyukai