Anda di halaman 1dari 1

Sajak: Taman Merdeka Ratna Laila Sahidin Anak-anak tercinta Kita buka daun tingkap sejarah sebagai saksi

i Di taman merdeka yang sebelumnya sentosa terpelihara sebenarnya sarat dengan tragedi nestapa Kelopak bunga yang wangi itu pernah dirobek dan hancur di tangan manusia durjana Pohon yang tegap merimbun pernah dicantas ranting dan dahannya tersungkur layu menyembah bumi bertuah Rumput yang hijau telah layu kekuningan dipijak dan diinjak... Maruah kemanusiaan jadi rakus diperkosa Mereka angkuh bertopengkan pengaruh kuasa dan senjata Dengan ledakan bom dan dentuman peluru bangsaku rebah bermandi darah mencium debu tanah Mari kita pelihara taman merdeka ini wahai anak Meski nenek moyang kita pernah berpimpin tangan membinanya seluruh kesentosaan Menanam benih dengan sepenuh kudrat dan segenap upaya Menyiram bunga-bungaan dengan keringat dan air mata Sederap kekuatan mereka memagari seluruh inci taman memastikan agar tidak ada sedikitpun ruang yang bisa lolos Dan damai sebuah peradaban Biar wanginya harum mekar di pancaindera Biar suburnya terkenal jauh di peta dunia Biar kukuhnya tegap terpacak tegak memuncak Santun sahsiah membangun dari silara ke akarnya Wahai anak, kalian adalah generasi pewaris taman merdeka ini Sebenarnya telah terpalit angkara kecemaran budaya Mereka bukan menyergah kamu dengan serangan senjata semata tetapi menyaji hidangan juadah kebebasan ideologi Dengan derap perlahan dengan lihai strategi menyusup dan menyagat keaslian pohon jatidiri Kalian jadi kembali terjajah tanpa maruah peribadi Taman merdeka ini wahai anak Taman setia bakti warisan pusaka nenek moyang jangan sampai kita sendiri yang menggadai harga diri Jangan sampai tangan kita yang merobek musnah seluruh isi Membangunkan keindahan sebuah taman merdeka adalah mengangkat makna maruah bangsa yang berdaulat dan mulia.

Anda mungkin juga menyukai