Anda di halaman 1dari 10

28

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah observatif analitik yaitu untuk mengetahui hubungan atau korelasi dari sebuah variabel resiko dengan variabel yang lain. Penelitian ini untuk mengetahui perbedaan faal paru antara Polisi Lalu Lintas dan Polisi yang bekerja di dalam ruangan.22

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian 1) Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada bulan November 2013 2) Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Ditlantas Polresta Bandar Lampung

3.3 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional, yaitu suatu penelitian yang mengumpulkan variabel bebas dan variabel terikat pada waktu yang

bersamaan. Dimana variabel bebas dalam penelitian ini serta variabel terikatnya dikumpulkan secara bersamaan kemudian dicari hubungannya (point time approach). 22

28

29

3.4 Subjek Penelitian 3.4.1 Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota Polisi Lalu Lintas di Ditlantas Polresta Bandar Lampung berjumlah 72 orang. 3.4.2 Sampel Sampel penelitian adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang di teliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Besar jumlah sampel adalah banyaknya anggota yang akan dijadikan sampel dilakukan dengan menggunakan metode total populasi, yaitu sebanyak 25 orang anggota Polisi Lalu Lintas dan 16 orang Polisi yang di dalam ruangan 22. Dengan kriteria sebagai berikut : a. Kriteria Inklusi Laki-laki umur 20-55 tahun, lama kerja sebagai Polisi Lalu Lintas minimal 1 tahun dan kebiasaan olahraga teratur. b. Kriteria Eksklusi Sedang dalam perawatan medis, merokok, asthma, mengkonsumsi obat-obatan atau jamu, dan tidak sedang dalam perawatan pasca operasi thorak. Berdasarkan lokasi kerja dibagi dalam 2 kelompok besar dengan ketentuan sebagai berikut:

30

Kelompok 1: Responden yang bekerja di lapangan (jalan raya, pos polisi). Kelompok 2: Responden yang bekerja di dalam ruangan tertutup (kantor). Teknik sampling yang dilakukan adalah dengan teknik Simple random sampling. Yaitu dengan pendataan populasi aktual kemudian dihitung jumlah sampel yang diambil dengan menggunakan rumus di bawah. Setelah jumlah sampel diketahui jumlahnya maka setiap individu dalam populasi akan diambil secara acak. Jumlah sampel yang akan diambil dari populasi diambil dengan rumus sebagai berikut:23 N n= 1 + N (d2) Keterangan: n = sampel yang diperlukan N = populasi studi d = derajat kemaknaan Maka dapat dihitung jumlah sampel. Jumlah Polisi Lalu Lintas di Kota Bandar Lampung yang memenuhi kriteria sebesar 72 dan derajat kemaknaan 5 % sehingga diperoleh jumlah sampel 61 orang. Dan dari jumlah tersebut yang secara sukarela mengikuti penelitian berjumlah 41 orang. Maka total sampel yang ada adalah 41 orang yang terdiri atas 16 Polisi Lalu Lintas yang bekerja di kantor dan 25 polisi yang bekerja di lapangan (pos polisi).

31

3.5 Variabel Penelitian Variabel mengandung pengertian ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggotaanggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain. Dalam penelitian ini penulis membedakan antara dua variabel yaitu: a. Variabel Profil Faal Paru (Dependent/Terikat) Faal paru merupakan volume dan kapasitas paru yang menggambarkan faal dan volume paru dalam sistem pernafasan. Faal paru diukur dengan Spirometer yang dapat diukur dengan alat Autospirometer dengan satuan mililiter (mL). Hasil pengukuran Fungsi paru dalam penelitian ini adalah FEV1 dan FVC dengan satuan mililiter (mL) dan kemudian dihitung persentasenya berdasarkan nilai acuan normal kapasitas paru dan

kemudian hasilnya akan didapatkan dalam %FVC. Dalam Pengukuran ini hasil pengukuran Fungsi paru dibagi dalam 3 kriteria yaitu : 1) Gangguan restriksi : Vital Capacity (VC) <80% nilai prediksi; FVC < 80% nilai prediksi 2) Gangguan obstruksi : FEV1 < 80% nilai prediksi; FEV1/FVC < 75% nilai prediksi 3) Gangguan campuran : FVC < 80% nilai prediksi; FEV1/FVC < 75% nilai prediksi

Sehingga skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio.

32

b. Variabel Paparan Debu (Independent/Bebas) Polusi Udara merupakan konsentrasi setiap partikel atau zat tertentu yang disebut dengan polutan di udara baik di luar maupun di dalam ruangan dalam jumlah yang melebihi ambang keamanan yang bisa mempengaruhi faal paru. Konsentrasi dapat diukur dengan alat penguji kualitas udara AQMS dengan satuan g/m3 atau ppm dan pengukuran dilakukan selama minimal 1 jam pengukuran pada setidak-tidaknya 2 titik pada suatu wilayah. Pada penelitian ini hasil pengukuran yang diperoleh dalam g/m 3 atau ppm akan dihitung dan dikonversikan ke dalam skala ISPU sehingga bisa diketahui tingkat polusi udara dan bisa dikategorikan dalam 2 kelompok yaitu: 1) Kelompok 1 kualitas udara Baik jika konsentrasi parameter polusi 10 mg/m3 NAB 2) Kelompok 2 kualitas udara Buruk jika konsentrasi parameter polusi > 10 mg/m3 NAB Dari hasil pengukuran tersebut maka skala pengukuran tingkat polusi udara ini adalah skala ordinal.

33

3.6 Definisi Operasional. Definisi operasional adalah batasan pada variabel-variabel yang diamati atau diteliti untuk mengarahkan kepada pengukuran atau pengamatan terhadap variable-variabel yang bersangkutan serta pengembangan instrumen atau alat ukur.23 Tabel 2.3 Definisi Operasional
No 1 Variabel Paparan debu Definisi Operasinal Kadar debu total di lingkungan kerja yang dikatakan berdebu bila NAB > 10 mg/m3 dan tidak dikatakan berdebu bila NAB<10mg/m3 Alat Ukur Alat uji kualitas udara (Low Volume Dust Sampler) Cara ukur Pengukuran paparan debu dengan menggunakan dust sampler yang diukur volume paparan debunya minimal 1 jam pengukuran Responden diminta menarik nafas dalam-dalam sebelum mouth piece dimasukkan ke mulut dan dihembuskan secara maksimal. Hasil Ukur Buruk, di atas NAB, jika hasil pengukuran > 10 mg/m3 1. Baik, di bawah NAB, jika hasil pengukuran 10 mg/m3 Angka dalam satuan persen (%) 0. Skala Ordinal

Profil faal paru polisi lalu lintas

Profil faal paru polisi yang bekerja dalam

kondisi fungsi paru Anggota Kepolisian yang dinilai dengan menggunakan parameter prosentase Forced Vital Capacity (FVC), dan Forced Expiratory Volume in One Second (FEV1) per FCV. Gangguan yang terjadi pada fungsi paru yang dikategorikan sebagai ada gangguan/sakit. kondisi fungsi paru Anggota Kepolisian yang dinilai dengan menggunakan parameter prosentase Forced Vital

Spirometri

Rasio

Spirometri

Responden diminta menarik nafas dalam-dalam sebelum mouth piece dimasukkan

Angka satuan (%)

dalam persen

Rasio

34

ruangan

Capacity (FVC), dan Forced Expiratory Volume in One Second (FEV1) per FCV. Gangguan yang terjadi pada fungsi paru yang dikategorikan sebagai ada gangguan/sakit.

ke mulut dan dihembuskan secara maksimal.

3.7 Teknik Pengumpulan Data Prosedur pengumpulan data ini menggunakan sumber data primer yaitu merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara). Data primer dapat berupa opini subjek (orang) secara individual atau kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian. Metode yang digunakan untuk mendapatkan data primer yaitu metode survei.22 1. Metode Survei (Survey Methods) Metode Survei (Survey Methods): 23 a. Metode survei merupakan metode pengumpulan data primer yang menggunakan pertanyaan lisan dan tertulis. b. Metode ini memerlukan adanya kontak atau hubungan antara peneliti dengan subjek (responden) penelitian untuk memperoleh data yang diperlukan.

35

c. Data yang diperoleh sebagian besar merupakan data observatif, untuk mendapatkan informasi dan memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada, serta menghubungkan antara sebab dan akibat tersebut. d. Umumnya digunakan untuk mengumpulkan data yang sama dari banyak subjek. e. Teknik yang digunakan adalah (1) wawancara, dan (2) kuesioner.

2. Kuesioner (Questionnaires) Teknik ini memberikan tanggung jawab kepada responden untuk membaca dan menjawab pertanyaan. Kuesioner dapat didistribusikan dengan berbagai cara, antara lain : secara langsung disampaikan oleh peneliti, dikirim bersama paket atau majalah, diletakkan di tempat-tempat ramai, melalui pos faksimile atau komputer.23

3.8 Pengolahan Data Agar data yang diolah dapat sesuai dengan rancangan analisis, maka sebelum dianalisis dilakukan langkah-langkah pengolahan data sebagai berikut :22 1. Editing, yaitu memeriksa kelengkapan data, kesinambungan data dan keseragaman data, apakah sudah sesuai seperti yang diharapkan atau tidak. 2. Scoring, yaitu penilaian data dengan memberikan skor pada pertanyaan yang berkaitan dengan pengetahuan responden.

36

3. Coding, yaitu, menyederhanakan jawaban atau data yang dilakukan dengan memberikan suatu simbol tertentu (biasanya dalam bentuk angka) untuk setiap jawaban 4. Tabulating, yaitu mengelompokkan data ke dalam suatu tabel tertentu menurut sifat-sifat yang dimilikinya sesuai dengan tujuan penelitian 5. Procesing, jawaban dari responden yang telah diterjemahkan menjadi bentuk angka, maka langkah selanjutnya adalah memproses data agar dapat dianalisis 6. Cleaning, pembersihan data merupakan kegiatan pemeriksaan kembali data yang sudah di entry, apakah ada kesalahan atau tidak.

3.9 Tenik Analisa data 3.9.1 Analisa Univariat Teknik analisis data yang dipergunakan guna analisis univariat, data yang sejenis digabungkan, yang kemudian dibuat tabel distribusi frekuensi untuk dipresentasikan. 3.9.2 Analisa Bivariat Analisa bivariat dalam penelitian ini menggunakan uji independent-T test bebas yaitu untuk mengetahui mean dua kelompok data independent.23 Rumus T-Test yang digunakan adalah: Keterangan : t : t-test X1 : Rata-rata sampel 1 X2 : Rata-rata sampel 2 2 S1 : Varians sampel 1 2 S2 : Varians sampel 2

37

Ketetapan uji analisis : Syarat/asumsi yang harus dipenuhi: a. Data berdistribusi normal b. Kedua kelompok data independent c. Variabel yang dihubungkan berbentuk numerik dan kategori (dua kelompok). Derajat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 95% dengan taraf kebebasan dan = 0,05 jika, p value 0,05 artinya tidak ada perbedaan secara statistik atau Ho gagal ditolak.23

Anda mungkin juga menyukai