Anda di halaman 1dari 1

Prasarana Kota : Kasus Persampahan

Nama : Syahrir Rahman NIM : 21040112140032

Persampahan di London, Tokyo dan Jakarta Persampahan merupakan salah satu masalah perkotaan yang terjadi hampir di setiap negara, baik negara maju maupun berkembang, tidak terkecuali di Inggris, Jepang, dan Indonesia. Negara-negara tersebut memiliki ibukota yang memiliki penduduk yang tergolong padat sehingga menghasilkan sampah yang sangat banyak setiap harinya, yaitu London, Tokyo, dan Jakarta. Meskipun sama-sama merupakan ibukota negara, ketiga kota besar ini memiliki perbedaan yang mencolok mengenai prasarana persampahannya. Di Jakarta, sarana dan prasana persampahan dapat dikatakan kurang memadai jika dibandingkan dengan London dan Tokyo. Berdasarkan film dokumenter produksi BBC yang dipublish tahun 2012 terlihat bahwa terdapat perbedaan yang mencolok pada sarana dan prasarana pengelolaan sampah di London dan Jakarta. Di London, terdapat tempat sampah yang telah membedakan sampah organik dan non-organik serta sampah yang dapat didaur ulang dan yang tdak dapat di daur ulang, selain itu terdapat pula truk pengangkut sampah yang telah dilengkapi dengan alat pengolah sampah didalamnya. Sistem pembuangan sampah juga telah terlaksanan dengan baik sehingga tidak terdapat sampah yang menumpuk dimana warga telah memilah dan memasukkan sampah sesuai jenisnya kedalam kantong-kantong plastik sehingga petugas tinggal mengangkut dan membawanya ke tempat pengolahan sampah. Sedangkan di Jakarta sampah masih bercampur antara yang organik dan non-organik serta sampah yang dapat didaur ulang dan yang tidak dapat di daur ulang, selain itu, kendaraan pengangkut sampah di Jakarta juga masih terbatas pada gerobak tarik yang mengandalkan tenaga manusia sebagai penggeraknya. TPS di Jakarta juga berbeda dengan London dan Tokyo, jika diluar negeri tidak terlihat tumpukan sampah sebagai TPS, namun di Indonesia terlebih di Jakarta, sampah-sampah yang menumpuk dan berserakan dapat mudah ditemukan pada TPS-TPS. Kurangnya sarana tempat sampah serta kesadaran masyarakat tidak dapat dipungkiri menjadi salah satu penyebab terjadinya tumpukan sampah yang tidak diinginkan ini. Di Tokyo, Jepang sampah dari semua sampah yang ada, 75% diantaranya diolah dengan cara dibakar, pengolahan dilakukan di TPS (Tempat Pengolahan Sampah). Meskipun TPS ini terletak dekat dengan pemukiman penduduk, namun hal ini tidak menjadi masalah karena cerobong TPS hanya mengeluarkan asap tipis yang tidak berwarna dan tidak berbau, masyarakat juga dilibatkan dalam pembicaraan sebelum dilakukan pembangunan TPS tersebut. Bahkan masyarakat sekitar telah meminta standar polusi udara yang lebih ketat dari pada standar dari Peraturan Pemerintah. Pada dinding pabrik dan atap pabrik di hiasi dengan tanaman bunga dan tanaman hijau yang sejenis sehingga berkesan ramah lingkungan. Berbeda dengan TPS di Jakarta yang berupa tumpukan sampah yang berbau dan buruk bagi lingkungan maupun kesehatan masyarakat sekitar TPS. Selain membakar sampah-sampah, TPS di Jepang juga mengolah sampah yang masih berair atau basah. Air dari sampah-sampah tersebut dipisahkan untuk kemudian disaring dan kembali dialirkan ke sungai. Dengan adanya prasarana pengolahan sampah seperti ini, pemerintah Jepang dapat menekan tingkat timbunan sampah dan tetap menjaga lingkungan kotanya. Berdasarkan uraian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa sarana dan prasarana persampahan di Jakarta masih jauh tertinggal jika dibandingkan dengan dua ibukota negara lainnya, yaitu London dan Tokyo. Oleh karena itu, diperlukan peran pemerintah untuk meningkatkan keadaan prasarana persampahan di Jakarta khususnya maupun Indonesia pada umumnya. Selain peran pemerintah, peran masyarakat juga sangat dibutuhkan, karena sebagai penghasil sampah, kepedulian dan kesadaran masyarakat untuk menjaga dan mencintai lingkungan dengan mengelola sampah produksi pribadi akan sangat membantu menjaga lingkungan dan menciptakan kenyamanan di masyarakat itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai