Anda di halaman 1dari 457

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Lingkup Hak Cipta asal 2! 1.

Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut peraturan perundangan-undangan yang berlaku. "etentuan idana! asal #2! 1. Barangsiapa dengan sengaja melanggar dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 yat !1" atau Pasal #$ yat !1" dan yat !2" dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 !satu" bulan dan%atau denda paling sedikit &p 1.'''.''','' !satu juta rupiah", atau pidana penjara paling lama ( !tujuh" tahun dan%atau denda paling banyak &p ).'''.'''.''','' !lima miliar rupiah". 2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran hak cipta atau hak terkait sebagai dimaksud pada yat !1" dipidana dengan pidana penjara paling lama ) !lima" tahun dan%atau denda paling banyak &p )''.'''.''','' !lima ratus juta rupiah".

*ee

$R%HU "$RT%& + 2''$, *ee % *e,i -estari $ditor! Herma,an ksan roo' Reader! .enny .usuf &e/a 0una,an (esain &ampul! 1ebun ngan ,,,.kebun-angan.com Tata Letak Isi! 2re3itari "ontak (ee! .enny .usuf 452-61( $$2 6))6 7mail8 j9nnyjusuf:yahoo.com enerbit!
Bentang Pustaka ;ruedee Pustaka <ejati .l. Pandega Padma no 1$ .l. &aja,ali no 2 =ogyakarta ))62# Bandung #'16# ;elp. !'2(#" )1(9(9%>aks. !'2(#" )#1##1 ;elp%>aks. !'22" 65'522(9 7mail8 bentangpustaka:yahoo.com 7mail8 truedeepustaka:gmail.com

(istributor! ?i/an ?edia @tama .l. Cinambo !Cisaranten Aetan" no 1#5 @jung Berung B Bandung #'2$# ;elp. !'22" (61))'' % >aks. !'22' (6'2266 7mail8 mi/anmu:bdg.centrin.net.id Cetakan 28 gustus 2''$

"atalog (alam Terbitan *ee Perahu 1ertas%*ee. - Cetakan 2 - Bandung8 ;ruedee Pustaka <ejati, gustus 2''$. !Cii" 4 !###" hlm. D 2' cm 2<BE8 $(6-$($-122(-(6-'

*icetak di 2ndonesia

(a'tar Isi
;erima 1asih ... 3ii *ari mereka, para pembaca ... Ci 1. .alan yang Berputar 1 2. Pindah ke Bandung 11 9. Mother Alien 29 #. -ingkaran <uci 91 ). <ebatang Pisang <usu #1 5. Hunusan Pedang 7s #$ (. Bulan, Perjalanan, 1ita )( 6. ?emulai dari yang 1ecil 5) $. Proyek Percomblangan (2 1'. 1urator ?uda 6' 11. <akola lit 66 12. .enderal Pilik F Pasukan lit $( 19. &encana Besar Aanda 1'5 1#. Buku Harta 1arun 115 1). ?encari 1etulusan 125 15. <alah Berharap 19( 1(. ;iga 1ata <aja 1#) 16. 1epergian dan 1ehilangan 1)# 1$. ;ragedi Pesta Eoni 15# 2'. 1ebohongan 0igantis 1(2 21. Hampa yang ?enyakitkan 16' 22. Pulang ke @bud 1$' 29. ?enangkap Bintang 1$6 2#. Pembeli Pertama 2'( 2). Hadiah dari Hati 215 25. -embaran Baru 22)
3

2(. .anji dalah .anji 29# 26. dGoca*o 2#9 2$. Bumi pun Berputar 2)2 9'. gen Eon- Huarius 252 91. risan ;oilet 2(2 92. Einja smara 262 99. 1ekuatan ?encinta 2$9 9#. ?alam ;erakhir di @jung ;ahun 9'# 9). Pangeran <ejati 915 95. &euni 1elompencapir 92) 9(. ;abir yang ;ak Bisa *itembus 995 96. Penculikan Paling 2ndah 9#) 9$. 1arya Bersama 9)) #'. ?enemukan Iasis 95) #1. Buku dan Pameran 9(# #2. 1astil yang ?asih Berdiri ;egak 96) #9. Cincin *alam 1otak Perak 9$) ##. Cinta ;ak Berujung #'5 #). Bayangan 2tu Punya Eama #1# #5. Hati ;ak Perlu ?emilih #29 7pilog #99 J?elajulah Perahu 1ertasku ...K #9) *ari mereka, para pembaca ... ##1 ;entang Penulis ##9

3i

Terima Kasih
<ebagaimana pelayaran sebuah perahu dimungkinkan karena aneka faktor pendukung dan juga a,ak kapal yang andal, Perahu 1ertas ini pun tidak bisa berlayar ke genggaman nda jika saya tidak didukung dan dibantu oleh8 Igin, ;eh 7nny, dan BernaLkru kecil -igar Eya,ang yang dengan setia mengantar, menjemput, menjaga, dan membuatkan saya makanan saat menulis selama 5' hari. <iang dan malam. ;eman-teman kos di ;ubagus 2smail8 *ian, nda, dan Eurul. 2bu Einong yang sudah sudi menerima saya dan proyek JgilaK ini di rumah kosnya. Para narasumber yang sudah membantu memperkaya data yang dibutuhkan cerita iniLdari mulai bahasa Bali, bahasa Belanda, peta Pantai &anca Buaya, sampai isi perut dunia periklanan8 Eyoman <udira ?.<i., 1ib &oby F *iah, nto ?otul/, ?ulki J<eurieusK, Paul Hehu,at, .anna <oekasah, Iom Bayu <eto. Para pihak yang, tanpa ide dan pena,aran dari mereka, Perahu Kertas tidak akan tergelitik dari tidur panjangnya8 &u/ie >iru/ie, P; Hypermind !?bak Gerra, Berlin, =asmin, >arid, dan ka,an-ka,an", P; 7Ccelcomindo !?as di, dan ka,an-ka,an". *an, P; 2ndosat, yang telah meneruskan hidupnya 3ersi digital Perahu Kertas . ;eman-teman di ;ruedee8 @mmy, <igit, &uri, 7ndah, ris, <yaeful, dan =eni. ;im JpenelitiK naskah8 .enny .usufL yang sudah membantu proofreading, dan Herma,an ksanLterima kasih banyak atas editan dan sarannya yang cermat. ;im desain yang tetap setia membantu lahirnya buku-buku saya8 >ahmi beserta 1ebun ngan, dan 73i 2re3itari. 3ii

?itra penerbit yang telah sudi bersinergi dalam proyek ini, Bentang Pustaka8 <alman, Putri, ?as 0angsar, dan semua staf. Para pembaca a,al Perahu Kertas !d%h 1ugy F 1eenan"8 anak-anak kos Patrakomala )(, ?iund, rian19, 7ka <itorus, &iko J?occaK, dan seterusnyaLmaaf, saya sudah tidak ingat satu demi satu, yang jelas respons kalian yang begitu positif membuat saya terus bersemangat untuk tetap mempertahankan cerita ini. 1eluarga saya tercinta8 *M<imangunsong. ;erima kasih ekstra untuk adik saya, rina alias *ede, yang membantu menyiapkan print-out draft Perahu Kertas yang tebalnya nyaris lima senti. 1akakku, 1ey ?angunsongLyang sejak dulu imannya ekstra tebal pada naskah ini. 1eluargaku yang baru8 Papa .ohn, ?ama Aietje, <haren F 1icky. Para pengunjung blog .ournal of ))-*ays !,,,.dee))days.blogspot.com" yang sudah ikut menyaksikan proses lahirnya Perahu Kertas , para pembaca yang sudah membeli 3ersi digital, dan semua yang sudah mau bersabar menunggu 3ersi cetaknya. nakku tersayang, 1eenan 3alokita 1irana, yang sudah bersabar menunggu ibunya pulang saat harus mengetik seharian penuh di tempat kos, yang kelembutan serta keceriaannya selalu meluluhkan hati, dan tahukah kamu, bah,a namamu diambil dari tokoh utama di buku iniN <uami sekaligus sahabatku, &e/a 0una,an, yang kehadirannya tak hanya memberi inspirasi dan darah segar pada cerita ini, tapi juga penyemangat dan penyembuh selama perjalanan 5' hari yang penuh magis Eamun, terkadang begitu melelahkan. ;erima kasih untuk hadiah e-book <te3e ?anning, untuk menjadi produser dari proyek ini, untuk antusiasme dan cintanya yang tulus bagi Perahu Kertas . *an, terima kasih telah me,ujudkan sebuah hidup 3iii

penuh makna dan kejujuran yang bukan ada di negeri dongeng, melainkan di sini dan saat ini. I love you. ;erakhir, ,ahai semua teman kampusku yang namanamanya sudah saya pinjam tanpa i/in untuk diabadikan dalam cerita ini, inilah kesempatan kalian untuk numpang beken ... terima kasih kembali.

iC

(ari mereka) para pemba*a +++

,ui! <aya baca Perahu Kertas dengan nggak sengaja. <ebelumnya saya belum pernah baca karya *ee, dan jujur, Perahu Kertas adalah karya *ee yang pertama saya baca. ; P222 ... Perahu Kertas membuat saya langsung memburu karya-karya *ee yang lain. 2ni no3el inspiring banget, dan ,alaupun sudah baca, saya tetap pingin beli 3ersi cetaknya. <aya sampai sudah baca 9C sejak pertama saya dapat no3el ini di HP. Ri*as (-i Cah.o! Eangis, keta,a sendiri, senyum sendiri, saya alami saat baca no3el ini. Amazing! 1arakter tokoh yang kuat, penempatan titik emosional yang sangat baik. lur cerita yang menyayat adalah bumbu hidangan istime,a Perahu Kertas . ;ak banyak penulis yang bisa menyatupadukan cinta keluarga, sahabat, dan kekasih, menjadi sebuah hidangan ringan sekaligus padat, edukatif dan inspiratif. !o thumbs up! $makn.a /arah! -ebih JringanK dari <uperno3a dan lebih JberatK dibanding "hi"klit or teenlit. #ne thing yang aku realized , ternyata *ee juga penuh pengetahuan, ya. ;op, dah !lagi ngebayangin ,ujud 1eenan dan

Rahma.anti Husna! Perahu Kertas adalah kisah cinta yang tidak biasa. Pertama kali membaca kita menduga ceritanya akan biasa saja seperti no3el pop yang selama ini sering bermunculan, tapi semakin kita membaca, semakin dalam ... maka kita akan tahu Jkeistime,aannyaK, semakin cerita itu menjadi cerita dari seorang *e,i -estari secara keseluruhan. Tar.! Perahu Kertas membuat JkertasK menjadi istime,a karena alurnya yang menyentuh hati dan menyadarkan bah,a hidup adalah tidak hanya satu ,arna saja. $y the !ay, I love the idea that %ee used name &Keenan' in this novel. (eminds me of her lovely son. (-i %gustriani! lagi, Perahu Kertas ku selalu menyenangi tiap tulisan dari *ee. *an sekali membuatku terpikat. *ee, cara menulismu 0@7 baPerahu Kertas seperti membaca sebagian kisah hidupku. <angat mengikat secara psikologis. &ingan Eamun, begitu bermakna ....

Ci

0a.1s! Perahu Kertas hidup, alurnya memba,a kita mengalir, dan selesai membaca kita bisa dapat OsesuatuM. hat)s !hy it be"omes so interesting. *##% +#$, %,,! !o thumbs up for you! 2a''! #verall, en-oyed the story ./ 1eren, *ee ... 1eren ...

&a'ar! Perahu Kertas merupakan kekuatan yang membuat hidup menjadi tidak pernah terlambat. <emuanya hanya perputaran. <eperti yang disampaikan *ee, kita selalu menuju satu titik dengan diri kita sendiri, hanya saja terkadang kita mesti melalui berbagai jalan, termasuk menjadi bukan diri kita sendiri. &atria! ada ya, cerita yang unik giniN Hol.shine! ;ernyata menjadi diri sendiri tuh butuh banget perjuangan. Berkaca dalam cerita ini. hanks, *ee, buat ceritanya yang bikin aku jadi nangis. Night-3ug! *ee, Perahu Kertas -mu benar-benar bikin emosi naik turun ,aktu membacanya. Belum pernah aku membaca no3el yang bisa mengaduk-aduk emosi kayak gini. Benar-benar karya yang sangat enak dinikmati. ;erus berkarya, ya. Bikin lagi cerita ringan tapi sarat emosi kayak gini. (eeah &ur.a! ,al baca bagian pertama aku merasa ini bukan *ee banget. 0oz bahasanya gaya-gaya B0 gitu. tau mungkin karena tokohnya yang baru lulus <? , yaN Baca seterusnya, baru deh yakin kalau itu tulisan *ee. Bahasanya penuh makna dan berisi. .adi seru bacanya. Eggak salah kalau *ee memang benar-benar penulis terfa3orit. %stra-sima! 1ertas ... % *ijadikan ia perahu P % Perahu kertas ... % ?engalir tenang dan menyentuh ... % ?embuatmu berpikir dan berirama indah ...% Perahu kertasmu ini tak akan melepuh oleh aliran air, *ee % <elalu ada, mengena .... $t*ha! 1 kata tapi banyak alasan untuk cerita ini Q inspiring. saya untuk mengerti dan berhenti berlari, sekaligus belajar melepaskan. ?embantu

R1omentar-komentar ini diambil dari blog J.ournal of a ))-days Eo3elK. Bagi nda yang tergerak untuk ikut bersuara, silakan mampir ke ---+dee-44da.s+blogspot+*om S

Cii

1+ 2%L%N ,%N5 3$R UT%R

Amsterdam, Juni 1999 ... ;idak ada alasan untuk meninggalkan msterdam pada musim panas. 2nilah masa terbaik untuk bersepeda di sekitar -eidseplein dan *am <Huare sambil menikmati sinar matahari yang merupakan surga tahunan bagi ,arga kota. 2a masih ingin duduk di pinggir pantai Blomendahl berbekal kan3as dan alat lukis, atau menikmati salah satu kafe di $ <traatjes dari pagi hingga sore bersama buku sketsanya. <ambil mengosongkan baris terakhir bukunya dari rak yang bergantung di samping tempat tidur, pertanyaan yang sama seminggu terakhir ini berulang dalam kepalanya8 ku baru -alan delapan belas, tapi kenapa aku merasa terlalu lelah untuk semua ini1 Pintu di balik punggungnya berderit pelan. J2ee 2 , 1eenan. .angan bebani kopermu dengan buku. Biar Ima yang kirim semua bukumu ke .akarta.K
1 2

di

umur-

1opi susu atau ;idak.

"af3 latte.

1eenan tersenyum tipis, urung membereskan buku-buku tadi. Hatinya terusik. Ima mengatakan itu seolah-olah ia tak akan pernah kembali ke rumah ini. 1eenan tahu saat ini akan hadir tak terelakkan. Hanya keajaiban yang bisa membatalkannya kembali ke 2ndonesia. Bertahun-tahun, 1eenan berharap dan berdoa keajaiban itu akan datang. 1eajaiban tak datang-datang. Hanya sesekali telepon dari ?ama yang memuji sketsa-sketsa yang ia kirim, tanpa ucapan tambahan yang menyiratkan kalau ia bisa terus tinggal di msterdam, menemani Ima yang berjuang agar tidak digusur ke panti jompo karena dianggap terlalu tua untuk hidup sendiri, melukis di salah satu bangku di Gondelpark, tumbuh besar menjadi seniman-seniman yang ia kagumi dan banyak berseli,eran di kota ini. 1eajaiban yang dimiliki 1eenan punya tanggal kedalu,arsa. Cukup enam tahun saja. Irangtuanya bertengkar hebat seminggu sebelum akhirnya memutuskan bah,a ia, anak pertama mereka, dilepas ke negeri orang. Padahal 1eenan tidak merasa di negeri orang. Bukankah di kota ini mamanya dilahirkan dan menjadi pelukis, sampai akhirnya pergi ke 2ndonesia dan berhenti menjadi pelukisN 1eenan tidak tahu persis apa yang terjadi. Bagaimana mungkin orangtuanya, sumber dari bakat melukis yang mengalir dalam darahnya, justru ingin memadamkan apa yang mereka ,ariskanN Papa kha,atir msterdam akan menghidupkan seorang seniman dalam diri anaknya. Kenapa Papa takut1 dulu bertanya. Karena otakmu terlalu pintar untuk "uma -adi pelukis, ja,ab ayahnya. 1eenan pun bertanya-tanya, haruskah dia mulai menyabotase nilai-nilainya sendiri di sekolah agar papanya keliruN ;api, untungnya, sebelum itu terjadi, Papa dan ?ama sepakat. *ia dii/inkan bersekolah di msterdam untuk enam tahun. Hanya enam tahun. 2

1eenan

*ua ribu lebih hari berlalu dan 1eenan merasa enam tahun sesingkat kedipan mata. J?ungkin ini saja yang sebaiknya kamu ba,a, vent 9 ,K Ima menyerahkan dua buah buku bertuliskan 2)'' -atihan <oal @?P;E, Jsupaya -i-# bisa belajar di pesa,at.K J+a ) , Ima.K 1eenan menyambut dua buku tebal itu dan berencana untuk meninggalkannya di kolong tempat tidur begitu Ima keluar kamar nanti. JIma tunggu kamu di meja makan, ya.K Perempuan tua itu berdiri, membereskan blus motif paisley -nya yang berkerut, mengencangkan jepit yang mencapit rambutnya yang sudah putih tapi masih lebat. Ima tersenyum. 1eriput tidak menyusutkan kecantikan dari ,ajahnya. Ima sangat mirip ?ama. 1eenan mendadak merasakan kangen yang menjadikan kepulangannya ke .akarta tidak terlalu buruk. JIma jadi masakNK J$ruinebonen soep 5 dan kaas brod-e ( . <esuai pesananmu. Ima kan niet ferget 6 ,vent . Ima selalu pegang janji.K <atu malam pada musim dingin pertamanya di rumah ini, pemanas rumah mereka rusak. Ima mendekapnya dan membungkusnya dalam selimut tebal. ?ereka berdua bertahan seperti itu di sofa. ?enunggu pagi. @ntuk pertama kalinya juga mereka merasakan kedekatan seperti dua sahabat yang saling menjaga. ?alam itu, Ima janji tidak akan menangis kalau satu saat 1eenan pulang ke 2ndonesia. *an 1eenan pun ikut berjanji tanpa tahu betapa beratnya memegang janji itu.
Panggilan untuk anak laki-laki. 1amu. =a. <up kacang merah. &oti keju. ;idak bisa lupa.

9 # ) 5 ( 6

1eenan memandangi neneknya yang berjalan menuju meja makan. <udut mulut Ima selalu tampak tersenyum dan membuat air mukanya selalu ramah, langkahnya masih tegap meski memelan setahun belakangan ini. *ari celah pintu yang sedikit membuka, 1eenan memandangi Ima membereskan taplak meja yang sudah rapi dan duduk menatap sup kacang merah yang mengepul di ,ajahnya. <ekalipun samar, 1eenan dapat melihat mata tua itu berkaca-kaca, dan dalam gerakan cepat Ima tampak menyusut sesuatu dari ujung matanya. 1eenan menutup pintu kamar. ;ak lama, seluruh ruangan itu tampak kabur. Berkali-kali 1eenan mengerjapkan mata, tapi air di pelupuknya seperti tidak bisa berhenti.

Jakarta, Juli 1999 ... Ce,ek bertubuh mungil itu tak henti-hentinya bergerak, berjingkat, kadang melompat, bahkan kakinya menendangi udara. Padahal kegiatannya hanyalah mengemas buku ke dalam dus, tapi dia memutuskan untuk mengombinasikannya dengan berjoget. 1upingnya tersumbat earphone yang mengumandangkan musik ne! !ave koleksi abangnya. *ia baru lulus <? sebulan yang lalu, tapi selera musiknya sama dengan anak <? lima belas tahun yang lalu. <emua orang selalu bilang, yang namanya 1ugy itu luarannya doang up-to-date ,tapi dalamannya out-of-date . =ang dikatai malah cuek cenderung bangga. 1ugy tetap bersikeras bah,a musik tahun M6', terkecuali fashion -nya, sangat keren dan genius. &Karma-karma-karma-karma-karma 0hameleon ... you "ome and go ... you "ome and gooo ...' 1ugy mengipasngipas sebuah buku sambil menandak-nandak. 2a berusaha #

keras tidak melihat cermin karena kelebatan bayangannya saja sudah membuat ia ingin terpingkal-pingkal. banget, decaknya. ;erkagum-kagum sendiri. *ari luar, adik perempuannya, 1eshia, mengetuk-ngetuk pintu. <etelah semenit tidak ada hasil, 1eshia yang tidak sabar mulai menggedor-gedor.

+elek

da suara de,asa berceletuk pelan dari belakang, J1ak 1ugy.K ;erdengar penekanan pada kata O1akM. 1eshia melirik ibunya sambil melengos. Beliau tidak bosan-bosannya mengingatkan untuk memanggil 1ugy dengan tambahan OkakM. ?asalahnya, kelakuan kakak perempuannya yang satu itu kurang layak untuk menyandang titel OkakakM. Pintu penuh stiker di hadapan 1eshia membuka. 1ugy melongok dengan sebelah earphone -nya menjuntai. Bukannya buru-buru mengangkat telepon, dia malah menengok ke ibunya dulu, J?a, gimana kalau aku ganti nama jadi 1armaN 1an tetap dari O1M. .adi nggak menyalahi aturan rumah ini.K 1eshia ikut menengok ke ibunya dengan tatapan putus asa, J;uh, kan, ?aN *ia aneh banget, kanNK 2bunya hanya mengangkat bahu sambil terus membaca. JPunya anak lima saja manggilnya suka ketukar-tukar, apalagi ada yang mau ganti nama. ?alas, ah. Eanti saja kalau ?ama sudah tua, sudah pikun. .adi nggak ngaruh. ?au 1arma, kek, mau 1arno ... terserah.K 1eshia dibuat melongo. *ia mulai menyadari dari mana keanehan 1ugy itu berasal. *engan logat British yang dibuat-buat, 1ugy menja,ab telepon. J Karma 0hameleon speaking. 4ho is this1' da beberapa detik kosong sampai terdengar ja,aban dari ujung telepon. J0yN Eoni, nih. 7mang lu sangka siapa yang neleponN &atu 2nggrisNK )

?endengar suara Eoni, mata 1ugy langsung berbinar. Eoni adalah sahabatnya sejak kecil. *ialah orang yang paling menunggu-nunggu 1ugy selesai berkemas supaya bisa langsung cabut ke Bandung. Eoni juga orang yang paling repot, persis seperti panitia penyambutan di kampung yang mau kedatangan pejabat tinggi. *ia yang mencarikan tempat kos bagi 1ugy, menyiapkan jemputan, bahkan menyusun daftar acara mereka selama seminggu pertama. <ingkatnya, Eoni adalah seksi sibuknya. J.adi ke sini, nggakN 7ntar kamar kos lu keburu gua lego kontras menggantikan suara Boy 0eorge yang halus dari kuping 1ugy. J<antailah sedikit, Bu Eoni. -egalisasi <;;B ke sekolah aja gua belum sempat ....K JH N Irang lain tuh sudah dari berabad-abad yang lalu J2tu jelas nggak mungkin. =ang namanya <;;B baru ada ,aktu angkatan abang gua sekolah ....K J1apan mulai beres-beres, 0yN Buku-buku lu yang banyak banget itu dipaket aja ke Bandung, nggak usah ba,a sendiri. Bagasi mobilnya 7ko kan kecil, nanti nggak bakal muat. -u ba,a baju-baju aja, yaN ;iket kereta api udah pesan, belumN -agi penuh lho. Etar terpaksa beli di calo. <ayang duit.K JEon, lu tuh lebih cere,et dari tiga nyokap gua dijadiin satu. <erius.K J?inggu depan, pokoknya nggak mau tahu, lu harus udah sampai di Bandung. ?obil 7ko udah gua suruh masuk bengkel dulu biar nggak mogok pas ngejemput lu ke stasiun. Habis itu kita langsung keliling buat belanja kebutuhan lu. 1amar lu udah gua sapu-sapu dari kemarin. Pokoknya tahu beres, deh.K 5

J;api lu juga lebih rajin dari tiga pembantu gua dijadiin satu.K J1urang ajar lagi ....K J0imana sih, gua. Payah banget.K Eoni tiba-tiba terta,a. J1ok lu jadi marahin diri lu senJ2ya, yaNK 1ugy ikut terta,a. J<upaya menghemat energi lu, Eon. 1an lu udah capek bantuin gua. @dah capek ngurusin si 7ko dan >uad-nya yang ngadat melulu itu ...K date pake sepeda kumbang daripada >iat kuning itu. -ebih sering si >uad mogok daripada si 1ombi ka,in.K beranak, minimal kalian bisa jadi peternak >iat ...K 1ugy tergelak-gelak. 1omba dan 1ombi adalah pasangan hamster peliharaan Eoni dan pacarnya, 7ko. Pasangan 1omba dan 1ombi ini tidak henti-hentinya beranak sampai-sampai Eoni dan 7ko sempat punya profesi baru yakni pedagang hamster . J=a udah, minggu depan pokoknya gua tunggu di Bandung, ya. .angan lupa8 <;;B, pesan tiket 1 , pa"king ,paketin buku-buku lu, payung lipat yang dulu lu pinjam, jaket jins guaLmasih di lu kan, yaN ;erus ...K 1ugy menjauhkan gagang telepon sebentar dari kupingnya, menunggu sayup suara Eoni selesai bicara sambil pindah-pindah saluran te3e. J0yN @dah dicatat semuaN 1ugyNK

<aat pembicaraan telepon itu usai, 1ugy terkikik-kikik sendiri. <ahabatnya yang satu itu memang luar biasa. 1e(

luarganya sendiri bahkan tidak usah repot mengurus ini-itu ketika 1ugy harus bersiap kuliah di Bandung. Eoni membereskan hampir segala persiapan 1ugy dengan baik dan sukarela. *ari mereka kecil memang selalu begitu. Irangorang bilang, Eoni seperti mengasuh adik, padahal mereka seumuran. Eoni yang anak tunggal dan 1ugy yang dari keluarga besar adalah sahabat karib yang saling melengkapi sejak ;1. 1edua ayah mereka sama-sama merintis karier di perusahaan yang sama, dan hubungan kedua keluarga itu terjalin akrab semenjak hari pertama mereka berjumpa. <eperti disengaja, kedua ayah mereka pun selalu ditugaskan berbarengan. Eoni dan 1ugy tumbuh besar bersama, selalu tinggal di kompleks perumahan yang sama, pindah dari satu kota ke kota lain hampir selalu bersamaan8 @jungpandang, Balikpapan, Bontang, dan berakhir di .akarta saat mereka kelas 1 <?P. Pada tahun itu, untuk pertama kalinya mereka berpisah. yah Eoni yang duluan pensiun, memilih tinggal di <ubang untuk menghabiskan hari tuanya, dan Eoni kemudian disekolahkan di Bandung. <ementara ayah 1ugy tetap tinggal di .akarta bersama keluarganya. ?eski Eoni selalu tampak lebih de,asa dan teratur ketimbang 1ugy yang serampangan, sesungguhnya 1ugy memiliki keteguhan yang tidak dimiliki Eoni. <ejak kecil, 1ugy tahu apa yang dimau, dan untuk hal yang ia suka, 1ugy seolaholah bertransformasi menjadi sosok yang sama sekali berbeda. Pilihannya mengambil jurusan <astra adalah buah dari cita-citanya yang ingin jadi penulis dongeng. Pilihannya kuliah di kota lain adalah buah dari khayalannya untuk hidup mandiri. *i luar dari perilakunya yang serba spontan, 1ugy merencanakan dengan matang perjalanan hidupnya. 6

2a tahu alasan di balik semua langkahnya, dan benar-benar serius menangani impiannya. *ari <*, 1ugy rajin menabung, dan semua hasil tabungannya dibelikan buku cerita anak-anak, dari mulai cergam stensilan sampai buku dongeng klasik yang mahal. 1emudian in3estasi itu ia putarkan lagi melalui usaha penye,aan, sampai bukunya terus bertambah banyak. .adilah 1ugy pemilik taman bacaan termuda di kompleksnya, sekaligus yang tergalak. <eperti predator di hutan rimba, ia memburu para penye,a OnakalM dengan sepeda mininya, hingga mereka tersudut dan tidak ada cara lain agar berhenti dikejar-kejar selain mengembalikan buku. 1ugy melakoni dengan tekun segala kegiatan yang ia anggap menunjang cita-citanya. 1ugy menjadi Pemimpin &edaksi majalah sekolah dari mulai <?P sampai <? . 2a dikenal sebagai pionir dengan ide-ide segar bagi kehidupan untuk di,a,ancarai dengan pendekatan yang profesional, yang lalu dituangkan ke dalam bentuk artikel yang serius. *engan rajin ia mengikuti segala perlombaan menulis di majalah-majalah, lalu bekerja sebaik dan sekeras mungkin, untuk akhirnya keluar menjadi juara. <ampai-sampai 1ugy hafal juri-juri mana yang biasa dipakai dan bagaimana seleranya. ;idak semua orang menganggap menjadi penulis dongeng layak disebut sebagai cita-cita. 1ugy juga tahu itu. <emakin ia beranjak besar, 1ugy sadar bah,a sebuah cita-cita yang dianggap layak sama dengan profesi yang pasti menghasilkan uang. Penulis dongeng bukan salah satunya. @ntuk itu, sepanjang hidupnya 1ugy berupaya membuktikan bah,a ia bisa mandiri dari buku dan menulis. *alam kamarnya yang bergabung dengan taman bacaan di loteng rumah, 1ugy menyusun balok demi balok mimpi$

nya. <uatu hari ia bukan hanya seorang kolektor buku dongeng. 2a akan menulis dongengnya sendiri, kendati jalan yang ditempuhnya harus berputar-putar.

1'

2+ IN(%H "$ 3%N(UN5

Jakarta, Agustus 1999 ... J1eenan mana, ?aNK tanya pria itu dengan gelisah. Badannya, yang tinggi dan masih tegap untuk umurnya yang memasuki kepala lima, hanya berbalutkan kaus putih polos dan celana olahraga. -angkah-langkah beratnya hilir mudik sedari tadi. JPalingan juga masih tidur,K ja,ab istrinya santai. 1onsentrasinya lebih terpusat pada dua gelas berisi kopi susu panas yang sedang ia aduk. J0imana, sih. 1ok kayaknya kita yang lebih antusias menunggu pengumuman @?P;E daripada pesertanya sendiri,K dumel suaminya. dengar gesekan kertas koran di depan pintu. <eperti balap lari, mereka buru-buru ke pintu depan dan langsung membuka halaman tengah koran yang padat dengan barisan nama-nama. tercekat sambil menunjuk satu nama. 11

ntara percaya dan tidak, pria itu pun meyakinkan dirinya berkali-kali, bah,a memang cuma ada satu nama seperti itu8177E E.;ercetakjelas. J1ita bangunkan saja dia,K ujarnya tidak sabar. J h, nggak usah. Biar dia tidur sepuas-puasnya. 1asihan 1eenan, dari kemarin begadang terus,K istrinya menyergah dengan senyum mengembang, Jtoh hari ini dia sudah membuat kita semua lega.K Padahal 1eenan sudah tahu apa yang terjadi. ;idak mungkin menutup telinga dari suara apa pun di rumah mungil ini. <ambil meringkuk dan memeluk lutut, 1eenan menera,ang di atas tempat tidur, bertanya-tanya pada dirinya sendiri8 apakah ia salah karena tidak merasakan kebahagiaan yang samaN pakah ia puas atas kesuksesannya menyenangkan orang lainN *an apakah ia cukup berduka atas pengkhianatannya pada diri sendiriN *i depan kan3as, mata 1eenan terpaku. ?endapatkan lembar kosong itu sebagai ja,aban pertanyaan hatinya.

*ua belokan dari rumah 1ugy, ada sebuah kali. ?eski berair cokelat, arus kali itu mengalir lancar dan tidak mampat seperti kebanyakan kali di 1ota .akarta. 1ugy menyadari sesuatu ketika baru pindah ke .akarta, di mana pun ia tinggal, ia selalu menemukan air mengalir dekat rumahnya. <eolaholah ada yang menginginkan agar kebiasaannya yang satu itu terus berjalan. 1ugy ingat betul bagaimana sejarah kebiasaan itu bermula. Aaktu itu keluarganya masih tinggal di @jungpandang. &umah mereka yang berseberangan dengan laut membuat 1ugy kecil banyak menghabiskan hari-harinya di pantai. dalah 1arel, abangnya yang paling besar, yang pertama kali 12

memberi tahu bah,a /odiak 1ugy adalah Huarius. <imbolnya air. 1ugy kecil lalu berkhayal dirinya adalah anak buah *e,a Eeptunus yang diutus untuk tinggal di daratan. <eperti mata-mata yang rutin melapor ke markas besar, 1ugy percaya bah,a ia harus menulis surat untuk Eeptunus dan melaporkan apa saja yang terjadi dalam hidupnya. 2a mengirim suratnya yang pertama saat mulai bisa menulis sendiri. 1ugy melipat surat itu menjadi perahu lalu dihanyutkan ke laut. Hampir setiap sore 1ugy selalu mampir ke pantai, mengirimkan surat-surat berisi cerita atau gambar untuk Eeptunus. 1ugy protes keras saat keluarga mereka harus pindah kota, yang artinya tak ada pantai lagi dekat rumah. 2a ngambek berkepanjangan sampai akhirnya 1arel menjelaskan bah,a selama ada aliran air, di mana pun itu, 1ugy tetap bisa mengirim surat ke Eeptunus. <emua aliran air akan menuju ke laut, begitu kata 1arel sambil menyusutkan linangan air mata di pipi 1ugy. J ir sungai bakal sampai ke lautNK 1arel mengangguk. J ir empang bakal sampai ke lautNK 1arel mengangguk lagi. J ir selokan bakal sampai ke lautNK 1arel masih mengangguk. Barulah 1ugy teryakinkan. 1endati bukan lagi dekat laut, rumah mereka yang berpindah-pindah selalu dekat sesuatu yang mampu meyakinkan 1ugy bah,a surat-suratnya tetap sampai pada Eeptunus. ;ermasuk rumah mereka yang dekat kali di .akarta. Eamun, kebiasaan itu mengendur seiring ,aktu. 1ugy yang beranjak besar pun sadar bah,a besar kemungkinan *e,a Eeptunus itu tidak ada, bah,a surat-suratnya sampai ke laut sudah dalam bentuk serpihan mikron yang tak lagi 19

bermakna, atau bahkan tidak sampai sama sekali. Eamun, 1ugy juga tidak bisa menjelaskan bagaimana di lubuk hatinya ia masih ingin percaya. 2a tidak bisa menjelaskan bagaimana batinnya dibuat damai dengan menyaksikan perahuperahu kertas itu hanyut terba,a air. Pagi itu ia berdiri di tepi kali. Hiruk-pikuk kerumunan anak kampung dari pelosok gang berdengung di telinganya. Eamun, 1ugy tak terganggu. ?atanya tak lepas mengamati aliran air cokelat di ba,ah kakinya. Perlahan, ia mengeluarkan sesuatu dari kantong celana. <ebuah perahu kertas. 1ugy tidak ingat kapan terakhir ia menghanyutkan perahu di sana. ;erlalu lama ia lupa tugasnya sebagai mata-mata dunia air. 7ntah kenapa, kepergiannya kali ini menggerakkan ia kembali menulis. <ebuah surat pendek berisi sebaris kalimat8 2us, 5ampai ketemu. Berbarengan dengan batu, kail, daun, dan segala yang dicemplungkan tangan-tangan kecil di sebelahnya, sebuah perahu kertas melaju tak terganggu.

<eorang anak <?P berambut ikal tampak berlari dan bergegas memasuki pagar rumahnya yang terbuat dari kayu bercat putih. 0aris-garis mukanya yang tegas dan runcing dikombinasikan dengan kulit putih tapi gosong kemerahan akibat terpaan sinar matahari membuatnya persis seperti turis peselancar di pinggir Pantai 1uta. &umah asri yang terletak di daerah hijau di .akarta ;imur itu tampak le1#

ngang. nak lak-laki itu melihat sekeliling dengan kha,atir. Eapasnya baru melega ketika mobil orangtuanya ternyata masih terparkir di dalam garasi. -angkahnya pun meringan saat ia membuka pintu. memastikan. 2bunya tersenyum dan menggeleng. JBelum. ;api kamu harus mandi dulu baru bisa ikut antar abangmu ke stasiun.K 1eenan melangkah keluar dari kamarnya dan nyengir melihat adiknya yang dekil bermandikan keringat. J;api jelek-jelek gitu, .eroen banyak yang naksir, ?a.K ?uka .eroen bersemu merah. Pikirannya melayang pada surat-surat dan foto-foto yang sering diselipkan di tasnya oleh ce,ek-ce,ek di sekolah, dan ia menebak-nebak mana yang kira-kira ditemukan oleh abangnya. J@ntung kamu tidak di sini, Ean. ?ama sudah kayak resepsionis pribadi ngangkatin telepon buat dia,K celetuk ibunya lagi. *iam-diam ia mengamati kedua anak laki-lakinya yang terpaut jarak umur enam tahun, dan menyadari betapa berbeda keduanya. .eroen yang ekstro3er, atletis, diplomatis, senang bergaul dan berorganisasi, adalah cetak biru ayahnya. <ementara 1eenan yang intro3er, halus, tidak menyukai keramaian, dan lebih senang menyendiri untuk melukis, adalah cetak biru dirinya. Eamun, 1eenan dan .eroen saling menjaga dan mengagumi seperti magnet yang lekat erat. Bagi .eroen, 1eenan adalah idolanya nomor satu. *an 1eenan menyayangi .eroen lebih dari apa pun. .eroen seperti orang patah hati ketika 1eenan harus pergi ke msterdam, dan kini ia harus melepas abangnya lagi untuk bersekolah di Bandung. J?a, aku bolos sehari, deh. ku juga mau ke Bandung. 1etemu ?as 7ko,K rengek .eroen. Permohonannya sudah 1)

ditolak mentah oleh ayahnya, dan kini ia mencoba celah lain, yakni le,at ibunya. <ayang, ibunya tetap menggeleng. JEggak bisa, &oen. 1amu harus sekolah.K J?ama yakin saya dijemput 7koNK tanya 1eenan. J=a iyalah. ?ama sudah telepon langsung ke 7ko. ?emangnya kenapaNK J<aya nggak ingat mukanya, dia juga pasti sama. 1ami

1alau aku ikut, aku nanti bisa kasih tahu ?as 7ko yang mana.K 2bu mereka tersenyum melihat usaha keduanya. 7ko adalah sepupu 1eenan yang sejak <? bersekolah di Bandung dan kini mereka akan berkuliah di kampus yang sama. <emasa keduanya masih <*, sebelum 1eenan berangkat ke msterdam, 1eenan dan 7ko bersahabat karib. Baru sekarang lagi mereka akan bertemu setelah terpisah sekian lama. J lasan kamu memang masuk akal, Ean. ;api 7ko sudah ?ama pesankan untuk ba,a tulisan nama kamu. .adi, biarpun kalian tidak hafal muka, kalian pasti akan bertemu,K ja,ab ibunya sambil mengerling ke arah .eroen. ;erdengar suara pintu kamar membuka, dan melangkahlah keluar ayahnya yang masih berkemeja dan dasi lengkap. 2a pun telah minta i/in dari kantornya demi melepas 1eenan ke Bandung. J<emua barang kamu sudah siap, EanNK tanyanya sambil meraih kunci mobil dari meja. J<udah, Pa.K 1eenan berdiri di samping satu bag . J2tu sajaNK J<isanya dipaket ke Bandung,K timpal ibunya. *an ujung 15

travel

matanya menunjuk ke sudut yang penuh sesak oleh tumpukan dus berisi alat lukis. yahnya menghela napas. &iak pada air mukanya tidak bisa disembunyikan, dan 1eenan melihatnya dengan jelas. da suasana mendung yang seketika menggantung di ruangan itu. <atu demi satu pun melanjutkan kegiatannya masing-masing tanpa suara.

Bandung, Agustus 1999 ... ;idak ada yang lebih dahsyat daripada gabungan gerimis hujan di luar dan selimut hangat di dalam kamar. *emikian prinsip 1ugy. ?eringkuk di tempat tidur sepanjang sore sambil bermimpi indah adalah misinya sore itu. <ayangnya, ia lupa mengunci pintu. Cahaya dari luar seketika menerangi kamarnya yang temaram. -angkah tergesa dan suara bernada tinggi mengacaukan suasana hening yang membungkus 1ugy seperti kepompong. <elimut yang tampak menggunduk itu tak bergerak. J0y, 7ko udah di depan. <i >uad nggak bisa dimatiin, 1ugy menyahut dengan gumaman tak jelas. Eoni terpaksa mengambil tindakan lebih ekstrem. *engan gesit ia menyingkap selimut dan memercik-mercikkan air dari gelas di sebelah tempat tidur.

JEggak usah berlagak, deh. yo, bangun.K 1ugy terduduk dengan paksa, mata terpejam sebelah dan rambut semra,ut. JEon, berhubung kamar kita bakal se1(

belahan setidaknya dalam empat tahun ke depan, gua jelaskan satu aturan yang sangat penting, oke. ;idur siang adalah suk ke sini pun jalannya pake lutut dan sungkem dulu ke kaki tempat tidur ....K J1ita jemput sepupunya 7ko ke stasiun, yuk. .am lima keretanya nyampe. -u mau pakai baju yang manaN Biar gua siapin,K Eoni seperti tak mendengar khotbah penting 1ugy. 1edua mata 1ugy terbuka. JBentar ... bentar. 1enapa kok gua harus ikutN 2tu kan sepupu si 7ko, lu yang pacarnya si 7ko, kenapa gua harus dilibatkan segalaNK 1ugy berseru putus asa. J<oalnya ... <i >uad ngadat lagi. 1alo mogok harus ada yang dorong. @ntuk dorong kita butuh tenaga.K 1ugy menganga tak percaya, J.adi ... gua dibangunin dari tidur suci gua untuk jadi cadangan tenaga ngedorong si >uadNK J=a iyalah. Buat apa lagiNK anggap kuli dorong mobil ...,K sambil menggerutu 1ugy bangun. J?au pakai baju yang manaNK tubuhnya. Celana batik selutut yang sudah mengusam, dan kaus kegedean bertuliskan J-ake ;obaK yang sudah tipis dan lentur seperti lap dapur. J=ah, jangan gitu-gitu amat, dong, 0y. -u ngambek, yaNK JIh, nggak. 0ua cuma berdandan sesuai kasta gua aja. bar jaket jins di gantungan. Eoni memandang temannya dengan kha,atir. &ambut sebahu 1ugy sebagian naik ke atas seperti disasak setengah 16

jadi. Bajunya mendekati compang-camping. .aket jins kegombrongan milik 1arel yang digondol 1ugy detik-detik terakhir sebelum dia berangkat ke Bandung itu pun tentu tidak membantu. Belum lagi, jam tangan plastik 1ura-kura Einja yang nyaris tak pernah lepas dari pergelangan tangannya. -alu sandal khusus kamar mandi dari bahan plastik ber,arna pink elektrik seolah menyempurnakan JkeajaibanM penampilan 1ugy sore itu. Eamun, 1ugy berjalan mantap keluar menantang dunia, disambut 7ko yang kontan meringkuk-ringkuk terta,a melihat pemandangan nyentrik itu. bari merogoh-rogoh ransel mencari kamera. J<iap ... satu, dua, tiga, pose!' *engan cepat 1ugy langsung membengkungkan kedua lengannya seperti atlet binaraga. J<ip. 0ua cetak )&, nanti gua pajang di mading kampus.K 7ko tersenyum puas. J1'& lah, 1o. <tandar majalah, dong.K JIrang gila lu layanin, ya makin senanglah dia. -ihat tuh, mukanya hepi gitu ....K Eoni menunjuk 1ugy yang sedang mematut-matut diri di spion mobil 7ko, mulai menyadari betapa aneh dandanannya, dan mulai terta,a-ta,a bahagia tanda menikmati. ?elihat itu, 7ko juga mulai kha,atir. J-u tahu betapa gua menghargai setiap liter bensin, kan, 0yN *an gua nggak bisa matiin mesin mobil karena takut mogok. ;api gua akan merelakan lima menit buat lu untuk ganti baju. Kalau lu mau,K kata 7ko penuh penekanan. *ia sebetulnya sudah bisa menduga pilihan 1ugy. J*aripada bensin lima menit lu habiskan buat tunggu gua ganti baju, mendingan lu kon3ersi jadi duit terus beliin

1$

.a,aban tegas 1ugy menuntaskan kontro3ersi sore itu, dan meluncurlah >iat 12#< kuning itu memecah air di atas jalanan 1ota Bandung yang basah.

-autan penumpang kereta api telah mele,ati tiga seka,an itu sejak sepuluh menit yang lalu, tapi mereka belum juga menemukan objek jemputannya. Eoni dan 1ugy sudah mulai resah. J-u yakin dia pakai kereta jam limaN 1ok nggak munculmunculNK tanya 1ugy pada 7ko yang celingak-celinguk tiada henti. J0ua yakin dia pakai kereta yang ini. ?asalahnya, gua nggak tahu mukanya.K JH HNK teriak 1ugy dan Eoni hampir berbarengan. J1ok kamu nggak ba,a tulisan atau apa, kekNK cecar Eoni. 7ko nyengir masam. JHe-he, ketinggalan, Eon.K

J;enang ... muka sepupuku tuh unik, kok ... pokoknya gimana, ya ... hmm ....K J1apan kalian terakhir ketemuNK tanya 1ugy. JAaktu <*,K 7ko menja,ab setengah menggumam. 1ugy dan Eoni langsung berpandang-pandangan. Eoni memutuskan untuk lanjut mengomel, sementara 1ugy bergegas ke arah muka stasiun. sepupu luNK J177E ENK Bersamaan dengan itu muncul serombongan orang yang 2'

menghalangi pandangan keduanya. 1ugy berharap ia tak salah mendengar. J1eenan ... 1eenan ...,K ulangnya sendirian sambil terus berjalan. ;ak jauh dari sana, seseorang merasa namanya dipanggil. 1eenan merasa sumbernya adalah perempuan yang sedang bergerak ke arahnya. 1eenan mengamati dengan saksama. 2a yakin belum pernah berkenalan dengan ce,ek satu itu seumur hidupnya. ;epatnya, ia belum pernah menemukan orang dengan penampilan seaneh itu. &agu, 1eenan mendekati, menjajarkan langkahnya dengan kaki kecil yang melangkah besar-besar dan terburuburu. JPermisi ....K 1ugy berhenti, tertegun menatap orang yang tahu-tahu muncul di sampingnya dan kini mengadang persis di hadapan. 1eenan mengamati sekali lagi. Perempuan mungil setinggi dagunya, kelihatan seperti anak <?P, gaya berbusana tidak ada juntrungnya, rambut seperti orang baru kesetrum, kedua mata membelalak seperti mengancam. ?endadak 1eenan menyesal telah memanggil. J da apa, yaNK tanya 1ugy dengan suara dibesar-besarkan. Berusaha sangar. <etengah mati 1eenan menahan senyum gelinya yang spontan ingin membersit. ;ernyata ia berhadapan dengan anak kucing yang berusaha jadi singa. JEggak pa-pa. <aya salah mengenali orang. <aya pikir tadinya kamu ... emm ... maaf, ya.K 1eenan mulai bingung menjelaskan, dan akhirnya hanya tersenyum lebar lalu ambil langkah seribu. Eamun, dalam hati ia tahu, ia tidak akan pernah melupakan ,ajah itu. 1ugy pun hanya mengangguk kecil, lalu berjalan lagi ke arah bilik informasi yang menjadi tujuannya. Eapasnya baru lepas setelah ia yakin orang itu sudah hilang jauh di balik 21

punggungnya. <ejujurnya, ia tidak keberatan salah dikenali. -aki-laki tadi adalah makhluk tertampan yang pernah ia temui sejak tokoh ;herrius dalam komik Candy-Candy. Eamun, harus selalu ,aspada dengan semua makhluk sok akrab, tegas 1ugy dalam hati. -ebih baik konsentrasi mencari sepupu 7ko nan malang, ia pun memoti3asi diri. Berusaha melupakan apa yang baru ia lihat.

22

6+

MOTHER AL E!

Eoni dan 7ko, yang mulai putus asa menunggu di tempat sama, akhirnya berjalan ke teras depan stasiun. <uasana mulai lengang, tinggal segelintir orang yang tersisa. J ku coba telepon ke rumah tanteku, deh. <iapa tahu memang dia pakai kereta yang lain. Pinjam HP ya, Eon. Pulsa cekak, nih.K <ambil memberengut, Eoni menyerahkan ponselnya. Eamun, tangannya tergantung di udara, karena tiba-tiba terdengar suara yang sangat ia kenal bergaung le,at speaker seantero stasiun. JPanggilan untuk 1eenan penumpang 1 Parahyangan dari .akarta, sekali lagi, saudara 1eenan, sepupu dari 7ko 1urnia,an, ditunggu oleh saudara 7ko yang ciri-cirinya sebagai berikut8 rambut cepak berjambul ;intin, tinggi 1() cm, kulit cokelat sedang, mata besar bulu mata lentik, pakai kaus -impbi/kit, ditemani oleh dua ce,ek cakep ....K Eoni dan 7ko melongo. 1eduanya menoleh ke belakang, melihat 1ugy di bilik informasi sedang menguasai mikrofon. ;ak lama seorang petugas datang tergopoh-gopoh untuk me29

ngendalikan situasi. <eorang anak kurang ajar rupanya telah menjajah daerah kekuasaannya saat ia pergi sebentar ke kamar mandi barusan. ;ak hanya Eoni dan 7ko yang ikut menoleh, seorang pemuda yang berdiri tak jauh dari mereka pun ikut melongok. *an kini orang itu yakin bah,a perempuan aneh yang kini tengah diusir petugas itu memang orang sama yang memanggil namanya tadi. <ambil terta,a riang, 1ugy menghampiri Eoni dan 7ko. JHa-ha ... salah sendiri posnya ditinggal ....K *ari arah lain, tampak satu sosok mendekati mereka bertiga. Baru saja 1eenan mau mengucap JpermisiK untuk yang kedua kalinya, matanya tertumbuk pada ,ajah yang kali ini rasanya ia sungguhan kenal. J7koNK panggilnya setengah meragu. J1eenanNK 7ko membalas sama ragunya. 1eduanya tercenung memandangi satu sama lain. *alam koridor memori masing-masing, ingatan mereka berkejaran menuju ke sembilan tahun lalu. *alam ingatan 1eenan, 7ko adalah anak berbadan besar cenderung tambun, periang, bermata cantik seperti anak perempuan dengan bulu mata lebat dan lentik. *alam ingatan 7ko, 1eenan adalah anak bule berambut kecokelatan, kurus dengan tungkai-tungkai panjang, bersorot mata teduh dan selalu tersenyum ramah, tapi jarang bicara. *an sekarang 1eenan menjulang tinggi dan tegap, rambutnya yang diikat tak lagi cokelat melainkan hitam pekat, tampak terjurai sedikit mele,ati pundak. Hanya sorot matanyalah yang tak berubah, yang sejak kecil membuat 1eenan tampak lebih de,asa dari umurnya. 1eenan pun tak akan mengenali sepupunya jika saja tidak menemukan kedua mata bundar yang dinaungi bulu-bulu lentik yang sejak dulu menjadi ciri khas 7ko, yang mem2#

buatnya dulu dipanggil O<i Co,ok CantikM. <ekarang sepupunya sudah tidak bulat lagi seperti bola, malah lebih mirip pelatih . .arak sembilan tahun itu seketika melumer ketika keduanya berdekapan sambil terta,a bersama, menyadari bah,a sejak tadi mereka ternyata berdiri bersisian. JBener juga kata ;ante -ena, lu udah makin kayak seniJ1enalin, Ean. 2ni ce,ek gua, Eoni. *an ini sahabatnya Eoni ....K Hanya 1ugy yang tampak menyimpan kepanikan saat berkenalan dengan 1eenan. Aajahnya bersemburat merah saat ia mengulurkan tangan, JHai. 1ugy ....K 1eenan tersenyum lebar menyambut tangan mungil dengan muka yang kini merunduk malu itu. Betulan seperti anak kucing. JHai. khirnya kenalan juga.K J?emangnya kalian udah ketemuNK komentar 7ko melihat pemandangan ganjil itu. 1ugy yang tahu-tahu melempem seperti kerupuk disiram air, sementara ekspresi 1eenan seperti orang yang menangkap basah sesuatu. berpandangan lalu terta,a. reka terta,a lagi. J0imana, sihNK 7ko dan Eoni mulai merasa ada konspirasi di balik ini semua. J?ungkin kita sudah ketemu di kehidupan lampau ....K timpal 1ugy cepat. J6up. *an dulu dia galak sekali.K 1eenan ikut menambahkan, mantap. 7ko melengos melihat keduanya, malas mempermasalahkan apakah dua orang itu serius atau bercanda. J*ari dulu

2)

dia udah hancur gini belum dandanannyaNK celetuknya sambil menunjuk 1ugy. 1ugy ikut mengekeh, bangga. Percaya dirinya sudah kembali. <eketika ada keakraban yang juga mencairkan jarak dan ,aktu di antara mereka berempat, seolah mereka telah berkenalan jauh lebih lama dan bukannya barusan. ;ak lama kemudian, hujan kembali mengguyur 1ota Bandung. <ebuah >iat ,arna kuning terang tampak berusaha keras keluar dari parkiran stasiun. Eoni di belakang kemudi, sementara ketiga temannya mendorong di belakang. ;ubuh mungil 1ugy diapit oleh kedua lelaki besar di kiri-kanan, tapi jelas suara lantangnya yang berfungsi sebagai mandor. 2a berteriak-teriak sekuat tenaga untuk membakar semangat, sampai akhirnya >iat itu berhasil kembali melaju dengan tenaga mesin. Bukan manusia.

*ering telepon meraung-meraung di koridor kos-kosan itu sejak tadi, bersahutan dengan derap kaki yang berlari dan

1ugy menyambar kop telepon dan terengah menyapa, JHalo ....K JHai, <ayang.K JHai, .os ....K J1amu baru -ogging1 ;umben rajin.K JBukan. Baru dorong mobil.K JHahNK JHujan-hujanan lagi. 0ede banget.K JH HN 1ok bisaNK JBiasa. >uad lagi penyakitan, sementara 7ko harus jem25

put sepupunya ke stasiun, yang dari Belanda itu lho, terus mereka butuh aku untuk dorong mobil kalau-kalau mogok. 7eeh ... dasar si >uad, beneran mogok dia.K yang mereka andalkanN *i stasiun kan banyak kuli. Bayar kek buat dorong mobil, ngemodal dikit. Eanti kalau kamu bisa gantiin kamu kuliahNK J.os, nggak pa-pa, kok. =ang dorong beneran kan 7ko sama sepupunya. ku cuma nyumbang spirit sama akting ngedorong doang.K J;api tetap hujan-hujanan, kanNK J2ya, siiih ....K mengalir tanpa jeda. 1ugy menunggu sambil memanyunkan mulut dan memeras ujung-ujung kausnya yang basah. 2a memang tak akan pernah bisa menang jika beradu mulut dengan .oshua, pacarnya sejak dua tahun terakhir. 1endati begitu, .oshua pun seringkali mati kutu jika berhadapan dengan 1ugy. Buktinya, dia harus merelakan namanya yang indah OdirusakM menjadi JIjosK, dan hanya 1ugy satu-satunya di dunia yang berani melakukan itu. Bagi 1ugy, ungkapan opposite attra"t adalah yang paling sempurna untuk menggambarkan dinamikanya dengan Ijos. ;ak ada satu pun temannya yang percaya bah,a keduanya bisa jadian, begitu juga dengan teman-teman Ijos. 1eduanya bertolak belakang hampir dalam segala hal. Ijos yang necis dan jago basket adalah pujaan banyak ce,ek di sekolah karena kegantengannya, mobilnya yang keren, dan sikapnya yang sesuai primbon Prin"e 0harming . ?embukakan pintu, memba,akan seikat bunga, dan makan malam di restoran me,ah bertemankan sinar lilin, adalah standar prosedur 2(

Ijos. *i sisi yang berbeda, 1ugy pun termasuk sosok populer di sekolah karena akti3itas dan pergaulannya yang luas. ;api 1ugy berasal dari kutub yang berbeda. 1ugy dikenal dengan julukan Mother Alien. 2a dianggap duta besar dari semua makhluk aneh di sekolah. <emuanya tak habis pikir, bagaimana mungkin Prin"e 0harming dan Mother Alien bisa bersatuN ;idak juga Ijos, atau 1ugy, tahu ja,abannya. ?ungkin karena 1ugy begitu berbeda dengan semua ce,ek yang pernah dipacarinya, Ijos begitu terkesima melihat bagaimana 1ugy begitu santai dan berani menjadi dirinya sendiri, sementara ce,ek-ce,ek lain sibuk mencari muka hanya supaya Ijos mau mengajak mereka makan atau nonton barang sekali saja. 1ugy sendiri tak pernah menganggap Ijos serius mendekatinya karena menyadari betul perbedaan mencolok di antara mereka berdua. 1ugy tak sadar, sikapnya justru membuat Ijos semakin penasaran. 1ugy tak akan pernah lupa hari mereka jadian. Pada sore itu, hujan pun turun sama lebatnya. *an Ijos keburu menerima tantangan 1ugy untuk bertandang ke rumahnya pakai kendaraan umum. *atanglah Ijos di depan pintu, basah kuyup karena gengsi ba,a payung, rambut rapinya layu ditimpa air hujan, dan seikat ma,ar putihnya berantakan tergencet punggung orang di ?etro ?ini. *an kali itu, 1ugy melihat Ijos dengan pandangan lain, bukan lagi anak manja yang dipuja-puja satu sekolah, melainkan seseorang yang siap berkorban demi pilihan hatinya. *an hati 1ugy pun akhirnya memilih. Hampir dua tahun mereka pacaran, dan mereka tetap dua manusia yang bertolak belakang. *i mata 1ugy, Ijos yang perhatian dan cere,et kadang-kadang berfungsi sebagai penata hidupnya dan kaki-kaki yang membantunya menjejak bumi saat terlalu lama berada di dunia khayal. *i mata 26

Ijos, 1ugy yang cuek dan seenaknya terkadang menjadi pengingat bagi dirinya untuk bersikap santai dan terbuka bagi segala kejutan dalam hidup. Cukup banyak penyesuaian yang mereka pelajari selama dua tahun ini. <alah satu trik yang dipelajari 1ugy kalau Ijos sedang kambuh cere,etnya adalah menjauhkan sedikit gagang telepon lalu mencari kesibukan lain, dan kini ia masih asyik memeras ujung-ujung bajunya. J0yN 1ugyN *enger nggakNK 1ugy tersadar dan buru-buru mendekatkan gagang telepon. J1enapaN <ori tadi kresek-kresek ....K J;adi aku bilang, lain kali kamu naik taksi aja ke manamana, jangan percaya deh sama si >uad. @dah sering kamu dikerjain mobil satu itu.K JIgah, ah. Eaik taksi mahal. 1alau dorong >uad, udahannya malah suka dijajanin minum sama 7ko.K Ijos menghela napas. Putus asa. J=a udah. ;erserah. 0anti baju gih, nanti masuk angin. Ih, ya, kapan dong kamu beli HP baruN ?asa kalau mau telepon harus ke kosan terus. 1an enakan ngobrol di kamar.K Ponsel 1ugy, produk se"ond keluaran empat tahun yang lalu, sudah tak berfungsi lagi layarnya. <elama ini ia terpaksa menggantungkan nasib pada feeling, dari mulai urusan memencet nomor sampai menerima telepon. lhasil, 1ugy kehabisan banyak pulsa karena salah sambung, dan tak berhasil menghindari telepon-telepon yang tak diinginkan karena tidak tahu siapa gerangan yang meneleponnya. J ku nabung dulu, ya, .os. ku lagi bikin cerpen, nih. 1ali ini aku mau coba kirim ke majalah. .adi ada penghasilan. ?alu minta sama Bokap. -agian kalo buat HP kayaknya nggak akan dikasih.K J1amu lagi bikin cerita apaNK

2$

J ku lagi bikin cerpen cinta gitu. 1alau dimuat, honornya cukupan beli HP baru.K JPasti dimuat. 1amu kan hebat. Ce,eknya siapa dulu ...K JIh, ya, aku juga lagi bikin dongeng tentang sayursayuran. .adi gini, tokoh utamanya Pangeran -obak dari kerajaan @mbi, lalu tokoh antagonisnya penyihir namanya Eyi 1unyit dari negeri &empah ...K Ijos punya trik jika 1ugy sedang berceloteh tentang dunia khayal yang tak ia mengerti, yakni menjauhkan gagang telepon sedikit dan mencari kesibukan lain. Ijos mulai membuka-buka tumpukan majalah otomotif di hadapannya, sementara mulutnya sesekali membuka, JIh, yaN Hmm. Iooh. =a, ya. Hmm. Ih, yaN Hmm ....K J<eru, kanN Hebat nggak ceritakuN .osN HaloNK Ijos tersadar dan buru-buru mendekatkan gagang gih. Besok aku telepon lagi ya, <ayang. $ye!'

berdiri, tahu-tahu selembar handuk telah dilemparkan ke pangkuannya. J*iomelin sama Ijos, yaNK tanya Eoni yang sudah berdiri di depan 1ugy. J=ah, biasalah. 1ayak nggak tahu aja. *ia kan jelmaan lu dalam bentuk laki-laki,K ujar 1ugy sambil terkekeh. JEanti malam diajak makan sama 7ko. 0abung, yuk.K 1ugy menelan ludah. JPakai >uad lagiNK J>uad te,as. Besok masuk bengkel dulu. &encananya 7ko dan 1eenan mampir ke sini pakai angkot, nanti kita jalan kaki aja cari yang dekat-dekat, atau pesan makanan le,at telepon.K

pintu kamar mandi. 9'

7+ LIN5"%R%N &UCI

*i ruangan tamu yang digunakan bersama itu, tampak karton pipih lebar bekas pi//a menganga terbuka. <ebuah te3e yang tak ditonton menyala dengan suara sayup. 7mpat orang duduk di lantai, berbincang asyik sambil terta,a-ta,a, dengan dus pi//a kosong sebagai pusat bagaikan ka,anan 2ndian yang mengelilingi api unggun. J1ugy ... giliran lu kasih ide.K JIke,K 1ugy berdehem, Jdi lingkaran suci ini, sebutkan hal paling aneh yang pernah kita lakukan. yo, yang jujur, J?aaf, sebetulnya gua kurang setuju,K Eoni angkat tangan, Jkarena bagi 1ugy semua hal nggak ada yang aneh, termasuk yang paling aneh sekalipun untuk ukuran orang normal.K ?ereka tergelak-gelak, termasuk 1ugy. J2tu memang apesnya lu aja, Eon. *an untung di gua,K celetuk 1ugy. Eoni berpikir sejenak. JAaktu <* gua pernah ikut drama sekolah, dan dapat peran jadi .... Pak &aden. -engkap dengan kumis palsu.K 91

<emua terkikik-kikik. J;api karakter pas banget.K 0iliran 1eenan. JHmm. 7ipsyn" lagu ?eggy T. -engkap dengan joget.K Pengakuan 1eenan disambut sunyi. <emua terlongo, takjub. ?elihat reaksi itu, 1eenan merasa perlu memberikan penjelasan. J.adi, ,aktu itu ada malam kesenian di sekolah gua di msterdam, dan karena mereka tahu gua dari 2ndonesia, gua diminta menyumbangkan satu kesenian yang khas 2ndonesia. =ah, cuma itu yang gua bisa. ;api mereka suka banget. <atu sekolah ikut joget.K J-agu yang manaNK J<akit 0igi.K <unyi lagi. ;iba-tiba terdengar suara tepuk tangan yang diprakarsai oleh 7ko. ;ak lama, yang lain mengikuti. J;erima kasih, terima kasih,K 1eenan membungkuk hormat. 0iliran 1ugy. nak itu berpikir keras. Betul kata Eoni, pikirnya, berhubung hampir semua yang ia lakukan cenderung aneh, susah sekali memilih satu. J yo, dong. -ama banget, sih,K desak 7ko tak sabar. JBentar, bentar. <usah banget, nih,K gumam 1ugy. ?ukanya berkerat-kerut tanda berpikir keras. J?au dibantu, 0yNK ;ahu-tahu Eoni memberi usul. JPlease .K J1ugy suka kirim surat ke *e,a Eeptunus,K ungkap Eoni sambil menahan geli. lis 1eenan seketika bertemu. J0imana caranyaNK JIh, gampang. *ulu, ,aktu rumah gua masih di dekat pantai, ya gua hanyutkan di laut. <esudah itu dihanyutkan saja di segala aliran air, karena semua aliran air bermuara 92

ke laut.K 1ugy langsung duduk tegak dan menjelaskan dengan semangat. J;erus, tujuannya lu kirim surat apaNK 7ko bertanya. J;eman-teman, sudah saatnya kalian tahu bah,a gua ini sebetulnya ...,K 1ugy menahan napas, suaranya bergetar J... alien.' <unyi yang lebih mencekam, atau tepatnya mencekik, seketika memberangus mereka. 7ko sudah mau mati menahan semburan ta,a. J0ua sebetulnya anak buah Eeptunus yang dikirim ke Bumi untuk jadi mata-mata,K papar 1ugy lagi, Jdan, <7C & 17B7;@- E <71 -2, /odiak gua Huarius. jaib, kanNK tambahnya dengan mata berbinar-binar. J<ama, dong. 0ua juga Huarius,K sahut 1eenan. &6o! $rotha)!' 1ugy kontan menjabat tangan 1eenan. 7ko membelesakkan kepalanya ke dalam bantal. ;erta,a terpingkal-pingkal. J1ok gua serasa ada di tengah nation gini, yaNK cetusnya dari dalam benaman bantal. JBetul, kanN ;antangan ini memang nggak rele3an buat si 1ugy,K kata Eoni lagi, Jayo, giliran kamu, 1o.K J*engan segala hormat, tapi hal paling aneh yang pernah gua lakukan adalah ... naksir 1ugy.K 1eenan terbahak keras, diikuti 1ugy yang sampai terguling di lantai. <ementara mulut Eoni menganga tak percaya, J1amu pernah naksir 1ugyN 1aLkapanNK J=ah, ,aktu aku kelasnya sebelahan sama dialah, pas kelas 2 <?P. @ntung kamu udah keburu pindah, <ayang. .adi nggak perlu ikut menyaksikan aib ini,K 7ko menepuk bahu Eoni, Jtenang, Eon. -angsung menyesal, kok. *ulu aku sering ke taman bacaannya 1ugy. Bisa naksir karena setiap ketemu 1ugy selalu pas dia lagi baca buku. Begitu ngobrol alien

99

J;erus, kok kalian bisa ... jadianNK 1eenan perlahan menunjuk 7ko dan Eoni. 7ko langsung pasang tampang serius. J<ebetulnya cinta sejati gua adalah Eoni, Ean. 0ua udah naksir dia dari kelas 1 <?P ....K kan kenal aku justru setelah aku pindah. 0ara-gara pernah ketemu aku di rumah 1ugy, kanN =ang mungkin ,aktu itu kamu masih jadi pelanggan setia taman bacaannya dalam aku dari kelas 1, padahal aku yakin kamu tahu aku aja nggak,K cerocos Eoni sengit. J=aMelah, Eon. *endam banget, sih. Eamanya juga usaha. Bokis dikit kan biasa. =ang penting hasilnya ...K 7ko membujuk-bujuk. J.adi kalian dicomblangin 1ugyNK tanya 1eenan lagi. 1ugy menggeleng, J<ori. ku paling anti percomblangan dan segala usaha perjodohan lainnya,K sahutnya kalem. J<i <emprul satu ini justru orang yang paling menghalang-halangi, tahu nggakNK sambar 7ko lagi. J?asa dia pernah bilang ke Eoni kalo gua itu spesies berbahayaNK J=ah, gua kan cuma menganalisa dari statistik pengembalian buku lu, 1o. *an judul-judul apa yang lu pinjam. hard feeling, dong.K

2o

hancurkan gara-gara tra"k re"ord kartu anggota taman bacaanNK J?emangnya 7ko pinjam buku apa ajaNK tanya 1eenan pada 1ugy. Betulan penasaran. J*ua tahun jadi anggota masa cuma pinjam *odam si Putera Petir N *an lebih dari sepuluh kali dia pinjam yang judulnya nak &abaan <etan,K ja,ab 1ugy, Jterakhir-ter9#

rigaNK ?enyusul seketika ledakan ta,a 1eenan dan Eoni. Aajah 7ko merah padam. 1ali ini ia terpaksa bungkam. 1ugy berdehem lagi. JEah. Berhubung segala sesuatu yang berhubungan dengan gua adalah keren adanya, jadi gua nggak aneh. *an 7ko, yang harusnya lebih aneh karena bisa suka sama orang aneh bahkan jadi anggota perpustakaan orang aneh dengan pilihan buku yang aneh, akhirnya juga jadi nggak aneh. 1alau begitu, pemenang lingkaran suci kali ini adalah ....K ?alam itu ditutup dengan 1eenan yang memperagakan lipsyn" lagu <akit 0igi-nya ?eggy T.

JHai. Boleh masukNK 1ugy yang sedang mengetik di komputer terkejut melihat 1eenan muncul di pintu kamarnya yang setengah terbuka. J-ho. Belum pulangNK tanya 1ugy sambil melirik jam yang sudah menunjukkan pukul sepuluh le,at. JPinginnya, sih. ;api nggak enak ganggu yang pacaran. Cuma bingung juga bengong di luar.K 1ugy pun segera membukakan pintu. J<ilakan masuk, Meneer.' 1eenan melihat sekitar, tampak terkesan. J1enapaN 1amarku rapi, yaN Eggak mat"hing sama yang punya.K J2ya. <aya nggak sangka,K ja,ab 1eenan jujur. ?atanya lalu berlabuh pada sebuah pigura berisikan foto keluarga 1ugy. J1eluarga besarku. he 8K) family. -ima bersaudara. 9)

Eama depannya dari O1M semua,K 1ugy menjelaskan, J2ni abangku paling besar, 1arel. 1akak perempuanku, 1arin. 2ni abangku yang cuma beda setahun sama aku, 1e3in. *an adik bungsuku, 1eshia.K JEama kamu yang paling unik, ya.K J;epatnya, yang paling aneh,K 1ugy tergelak, Jkayaknya ,aktu itu orangtuaku habis bahan. ?asih untung nggak jadi 1arbol.K J;api kamu yang paling cantik.K ?endadak kerongkongan 1ugy seperti tercekat. ;angannya serta-merta menunjuk ke arah rak buku tempat koleksi komik dan buku dongengnya berbaris rapi, demi mengalihkan pembicaraan. J2ni sebagian kecil koleksiku. =ang di rumah jauh lebih banyak.K J1ata 7ko, kamu suka nulis dongeng, yaNK J2ya. Hobi sejak kecil.K J;ulisan kamu udah banyakNK J1alau kuantitas sih banyak, tapi pembaca nggak ada. *an bukannya tulisan baru bermakna kalau ada yang bacaNK 1ugy terta,a kecil, J<ejauh ini sih cuma dinikmati sendiri aja.K J1enapa gituNK J<iapa sih yang mau baca dongengNK 1ugy terkekeh lagi. J?ungkin aku harus jadi guru ;1 dulu, supaya punya pembaca. ?inimal dongengku bisa dibacakan di kelas.K JBanyak penulis cerita dongeng yang bisa terkenal, dan nggak harus jadi guru ;1 dulu untuk punya pembaca.K <enyum simpul mengembang di ,ajah 1ugy, seolah-olah hendak menja,ab pertanyaan klasik yang sudah ia hafal mati ja,abannya. J1eenan, umurku 16 tahun, kuliah jurusan <astra, kepingin jadi penulis serius dan dihargai sebagai penulis serius. Irang-orang di lingkunganku kepingin jadi juara menulis cerpen di majalah de,asa, atau juara lomba 95

no3el *e,an 1esenian .akarta, dan itu menjadi pembuktian yang dianggap sah. <ementara isi kepalaku cuma Pangeran -obak, Peri <eledri, Penyihir Eyi 1unyit, dan banyak lagi tokoh-tokoh sejenis. *i umurku, harusnya aku nulis kisah cinta, kisah remaja, kisah de,asa ....K JBanyak cerita dongeng yang isinya kisah cinta.K J2ntinya adalah8 semua itu nggak mat"hing! ntara umurdan isi kepala ini.K J<aya masih nggak ngerti.K 1eenan melipat tangannya di dada. JAaktu aku kecil, punya cita-cita ingin jadi penulis dongeng masih terdengar lucu. Begitu sudah besar begini, penulis dongeng terdengar konyol dan nggak realistis. <etidaknya, aku harus jadi penulis serius dulu. Baru nanti setelah mapan, lalu orang-orang mulai percaya, aku bisa nulis dongeng sesuka-sukaku.K J.adi ... kamu ingin menjadi sesuatu yang bukan diri kamu dulu, untuk akhirnya menjadi diri kamu yang asli, begituNK J=ah, kalau memang harus begitu jalannya, kenapa nggakNK JBukannya itu yang nggak mat"hing1' tanya 1eenan lagi, tajam. J sal kamu tahu, di negara ini, cuma segelintir penulis yang bisa cari makan dari nulis tok. 1ebanyakan dari mereka punya pekerjaan lain, jadi ,arta,an kek, dosen kek, "opy !riter di biro iklan kek. palagi kalau mau jadi penulis nulis dongeng bukan pekerjaan OseriusM. Eggak bisa makan.K J;adi kamu makan pi//a. Eggak ada masalah, kanN rtinya kamu bisa makan.K 9(

J ku harus bisa mandiri, punya penghasilan yang jelas, baru setelah itu ... ;7&-<7-& H,K nada suara 1ugy mulai tinggi, Jaku nggak tahu kamu selama ini ada di planet mana, tapi di planet bernama &ealitas ini, aturan mainnya ya begitu.K 1eenan terdiam. *i kepalanya melintas gulungan-gulungan kan3as bertorehkan lukisan yang ia tinggalkan di msterdam. JBetul. ?emang begitu aturan mainnya,K gumamnya. 1eduanya membisu, cukup lama hingga suasana di kamar itu terasa menjengahkan. J<aya tunggu di luar, ya. <iapa tahu 7ko bentar lagi mau pulang.K 1eenan pun berjalan ke arah pintu. J<ebentar,K sergah 1ugy, Jaku mau kasih pinjam kamu sesuatu.K 2a lalu membuka lemari kecil di bagian ba,ah meja belajarnya dan mengeluarkan bundel tebal berukuran -# yang dijilid ring logam. 1eenan menerima bundel yang disodorkan padanya. *i sampul depannya tertulis8 J1umpulan *ongeng *ari Peti jaibLIleh8 1ugy 1armachameleonK. J ku punya peti kuno, dikasih sama 1arel, abangku. Bentuknya kayak peti harta karun yang ada di komik-komik. 1arel bilang, peti itu diambil dari perahu karam, dan isinya gulungan-gulungan naskah sejarah yang jadi hancur karena terendam air laut. ku senang sekali dapat peti itu, dan aku bertekad untuk mengisinya ulang dengan naskah-naskah dongeng buatanku, supaya peti itu kembali berisikan sesuatu. ku menulis dengan super semangat. Bertahun-tahun. *an jadilah bundel itu. <ilakan kamu baca-baca. 1amu bisa kembalikan kapan pun kamu mau.K 1eenan menatap 1ugy, kehilangan kata-kata. *iusapnya sampul depan bundel itu dengan hati-hati. JBarang itu belum pernah berpindah tangan sebelumnya. 96

ku juga nggak tahu kenapa bisa tergerak meminjamkannya sama orang yang baru aku kenal tadi sore,K ucap 1ugy pelan. J?akasih. *an maaf kalau tadi saya ....K JBaru beberapa tahun yang lalu aku tahu kalau peti itu dibeli 1arel dan ayahku di toko barang antik, di .alan <urabaya, di .akarta. Peti itu bukan peti harta karun. Bukan juga dari kapal karam. <ama seperti Eeptunus yang tidak ada, dan surat-suratku yang mungkin cuma jadi mainan ikan, atau jadi sampah yang bikin sungai banjir,K 1ugy menatap 1eenan tajam, Jdan itulah kenyataan di planet bernama &ealitas ini.K 1eenan kembali kehilangan kata-kata. 1eheningan kembali membungkus ruangan itu. Eamun, ada satu hal yang mengusik 1eenan, dan ia memutuskan untuk bertanya. JEama lengkap kamu 1ugy 1armachameleonNK JBukan. 1ugy lisa Eugroho.K J.auh, yaNK

?alam itu, 1eenan terjaga hingga larut. 2a tenggelam dalam dunia khayal 1ugy yang memba,anya jauh ke Eegeri ntigra3itia yang menggantung di selapis langit sebelum bulan, ke ba,ah tanah tempatnya .oni 0orong si undur-undur penggali, ke dunia sayur-mayur tempat Aortelina menjadi penari balet yang ternama. 1eenan menyadari betapa berharganya bundel yang ada di tangannya itu. <etiap helai bernapaskan semangat dan rasa percaya yang begitu kuat. <ebagian besar naskah itu ditulis 1ugy menggunakan komputer, tapi ada banyak juga yang ia tulis dengan tangan. Bahkan beberapa kali 1ugy ke9$

dapatan mencoba menggambar, membuat ilustrasi atas tokoh-tokohnya sendiri. da rasa haru yang spontan membersit ketika 1eenan melihat usaha 1ugy itu. nak ini adalah penulis yang luar biasa, tapi dia sama sekali tidak bisa menggambar, komentarnya dalam hati. 1eenan lalu meraih buku sketsanya yang masih baru, meraih peralatannya yang masih tersimpan di dalam tas, dan ia mulai menggambar dengan tekun. <epanjang malam, 1eenan membuat puluhan sketsa sekaligus. <aat ayam berkokok dari kejauhan, 1eenan baru berhenti. ;ersadar bah,a baru kali itulah ia menggambar begitu banyak untuk seseorang yang baru dikenalnya tadi sore.

#'

4+ &$3%T%N5 I&%N5 &U&U

Bandung, "e#tem$er 1999 ... *ari kejauhan 1ugy seketika bisa mengenali sosok itu. ;ubuh yang menjulang tinggi dengan rambut mele,ati bahu yang diikat satu. *i punggungnya tergandul ransel merah marun dengan emblem huruf J1K ,arna hitam yang dijahit di tengah-tengah. *ia satu-satunya yang berambut gondrong di tengah anak-anak angkatan baru yang dipotong cepak gara-gara ikut opspek. *ia memilih tidak ikut opspek daripada kehilangan kuncirnya ituLsatu-satunya peninggalan otentik dari msterdam yang terba,a sampai ke Bandung, katanya begitu. &9ey, Kay ....' &9ey ... another Kay.' 1eenan terta,a lebar sambil sekilas mengacak rambut 1ugy. JBaru mandi, yaNK 1ugy langsung manyun. J<egitu kelihatannyakahNK JIh, jelas sekali. &ambut kamu masih basah, dan kamu kelihatan agak cemerlang dari biasa.K 1ugy manyun lagi. J;umben aku ketemu kamu di kam#1

pus. 1alau bukan kita berempat punya ritual nonton night setiap <abtu, kayaknya aku nggak akan ketemu kamu di mana-mana lagi. <ibuk, yaNK 1eenan menebarkan pandangannya ke sekitar, mengangkat bahu sekilas. J<aya di kampus hanya seperlunya aja. Eggak terlalu suka nongkrong-nongkrong.K 1ugy ingin berceletuk8 pantas saja. Hampir setiap hari ia mele,ati >akultas 7konomi, tempat 1eenan berkuliah. *an hampir setiap hari ia melongok untuk melihat keberadaan ransel merah marun bertuliskan huruf J1K itu. 1ugy bahkan sempat curiga jangan-jangan 1eenan sebetulnya kuliah le,at jalur @ni3ersitas ;erbuka. J1alau makan siang di kampusLmasih berminatNK tanya 1ugy. J;ergantung siapa yang ngajak.K 1ugy menggelengkan kepala, J.a,aban yang salah. Harusnya8 tergantung siapa yang bayar.K J.adi, saya bakal ditraktir, nihNK J da satu tempat makan yang ,ajib dijajal. .angan ngaku anak kampus deh kalau belum pernah ke sana ....K J7nak banget, yaNK JBukan. ?urah banget.K JIh. Pantesan nraktir ...,K gumam 1eenan sambil mengekeh pelan.

mid-

Aarung nasi dengan dinding bambu itu tampak padat. Irang-orang berderet memilih makanan yang disajikan prasmanan. 1eenan berhenti sejenak untuk membaca plang yang tergantung di pintu8 JAarteg Pemadam 1elaparanK. ?ereka lalu duduk di pojok dekat jendela, bersebelahan dengan pisang susu yang digantung bertumpuk. #2

1eenan sungguhan terpana melihat nasi yang menggunung sampai nyaris tumpah dari pinggiran piring 1ugy. J1ecil-kecil makannya banyak juga, ya,K komentarnya. J?enurut sur3ei8 selain narik becak dan gali kubur, pekerjaan mengkhayal dan menulis ternyata juga butuh asupan kalori tinggi,K sahut 1ugy, lalu mencabut dua pisang susu yang bergantung di sebelah kepalanya. 1eenan menatap adegan itu dengan decak kagum. J1amu memang makhluk penuh kejutan.K

&9andphone1'

1eenan memicingkan mata.

penku dimuat. Honornya cukup buat beli HP baru dan traktir kamu makan siang sekarang.K JAah, kejutan baru lagi. <elamat, ya,K 1eenan menyalami 1ugy, Jmau baca cerpennya, dong.K 1ugy tampak gelagapan. ?endadak ia merasa gugup. <esungguhnya, salah satu alasan ia sering le,at-le,at fakultas 1eenan adalah untuk memberikan majalah yang memuat cerpennya, yang sudah ia siapkan di dalam ranselnya dan ia ba,a setiap hari. 1ugy lalu membongkar tasnya dan menyerahkan majalah yang sudah agak ringsek itu. J2ni, aku sudah siapkan satu untuk kamu.K 1eenan menerimanya dengan mata berbinar. J1ugy 1armachameleon ... jadi penulis betulan. Hebat.K 1ugy tergelak, J ku memang sudah mengusulkan ke mamaku untuk ganti nama jadi 1arma. ;api belum ada tanggapan.K J<aya boleh kasih tahu kamu sesuatuN ?enurut saya, kamu penulis yang sangat bagus.K ?uka 1ugy memerah. JBaca aja belum, kok bisa bilang bagus ....K #9

J<aya bukan ngomongin cerpen kamu, tapi dongengdongeng kamu.K ?endadak 1ugy merasa mati gaya. ?ati langkah. 2a tersadar, satu hal langka telah terjadi8 dirinya salah tingkah. Benar-benar tidak tahu harus merespons apa. khirnya 1ugy mencomot satu lagi pisang susu. ?engunyahnya lahap. J1amu terakhir makan kapan, sihN -apar berat, yaNK J ku suka lukisan-lukisan kamu.K J?emangnya kamu udah lihatNK JBelum. .ustru itu. Belum lihat aja suka, apalagi kalau udah lihat,K 1ugy terkekeh sendiri. 2a merasa ,ajahnya semakin panas, dan omongannya semakin ngaco. J1alau gitu, habis makan siang, kita ke tempat saya, yuk. <aya mau kasih lihat lukisan-lukisan saya.K 1ugy mengangguk. da senyum spontan yang tak bisa ia tahan. ?endadak ia mensyukuri celetukan asalnya tadi. ?endadak ia ingin cepat-cepat menuntaskan makan siang ini.

;empat kos 1eenan terletak agak jauh dari kampus mereka. <ebuah rumah peninggalan /aman Belanda yang dikelilingi pepohonan rindang. Berbeda dengan tempat kos 1ugy dan Eoni yang padat, tempat kos 1eenan hanya diisi oleh beberapa orang saja. 1amar-kamarnya berukuran luas dengan langit-langit yang tinggi. Eapas 1ugy seketika tertahan ketika pintu besar itu terbuka dan 1eenan menyalakan sakelar lampu. &el-rel ka,at bersaling silang di ba,ah plafon dengan lampu-lampu halogen kecil yang bergantungan menerangi beberapa spot tempat lukisan-lukisan 1eenan yang terpaku di dinding atau didirikan begitu saja di atas lantai. 1amar dengan ubin abuabu itu tampak lengang karena tidak banyak perabot. Hanya ##

satu tempat tidur, lemari pakaian kecil yang di atasnya diletakkan sebuah mini "ompo , dan meja belajar besar tempat alat-alat gambar 1eenan berjajar rapi. JEan ..., harusnya kamu bukan kuliah ?anajemen, tapi <eni &upa ...,K gumam 1ugy sambil pelan-pelan melangkah masuk, Jdan ini lebih pantas disebut galeri ketimbang kamar kos ....K 1eenan memba,a 1ugy berkeliling melihat lukisan-lukisannya, seperti orang pameran. J2ni judulnya8 5unset from the (ooftop ... ini judulnya8 9eart of $liss ... yang ini8 he 5hady Morning ... yang ini8 5ilent 0onfession ... dan ini ....K J=ang ini yang paling aneh,K potong 1ugy, menunjuk lukisan yang hanya seperti gradasi ,arna dan garis-garis halus seperti larik-larik kapas. J=ang lain ada gambar orangnya semua. Cuma ini yang nggak ada.K J;ebak judulnya apa.K J0ila, itu sih mission impossible , namanya. ?ana mungkin ketebak.K J-ukisan yang satu ini jangan dipikir, tapi harus dirasa. pa perasaan yang muncul ketika kamu lihat lukisan iniN 2tulah judulnya.K 1ugy menatap lukisan itu lekat-lekat. -alu ia memejamkan mata. -ama. -antas terdengar napasnya mengembus, dan setengah berbisik ia mengucap, JBebas.K 0iliran 1eenan yang terpaku. Perlahan, ia membalik lukisan yang berdiri di lantai itu, dan menunjuk judul yang tertera di baliknya. 1ugy melongo. &:reedom1' J<umpah ... saya sama sekali nggak sangka kamu bisa menebak setepat itu,K 1eenan garuk-garuk kepala, Jini kebetulan yang aneh.K 1ugy menggeleng, J ku nggak percaya kebetulan. 2ni pasti karena kita dulunya sama-sama utusan Eeptunus. Aak#)

tu itu, kita dibekali telepati. Cuma, sebelum dikirim ke Bumi, kita dibikin amnesia. <upaya seru,K katanya mantap. 1eenan manggut-manggut. JBisa jadi. Boleh juga teorinya.K J7hm, tapi untuk pertanyaan yang satu ini aku nggak mau menggunakan kemampuan telepati,K 1ugy nyengir, Jsebetulnya ini gambar apa, yaNK J-ukisan ini menggambarkan sudut pandang seekor burung di angkasa saat terbang. *ia tidak melihat batas apaapa, tidak melihat perintang apa-apa, tidak terikat oleh Bumi. Bebas. ;otal.K Pandangan 1ugy yang tadi melekat pada lukisan perlahan beralih pada 1eenan, ia seperti tergerak untuk menanyakan sesuatu. JBoleh tahu kapan kamu melukisnyaNK JAaktu tahu saya lolos @?P;E.K J1amu ... sebetulnya ... terpaksa kuliah di sini, yaNK ucap 1ugy hati-hati. ;idak yakin apakah pertanyaan itu pantas diajukan, tapi mulutnya seperti tak bisa ditahan. 1eenan menatap 1ugy balik, tebersit senyum getir di ,ajahnya. JEggak mat"hing ,K ujarnya pendek, Jantara minat, cita-cita, dan keinginan orangtua. Harus membuktikan bah,a saya bisa mandiri le,at melukis, sementara kesempatannya tidak pernah dikasih.K 2a lalu mengangkat bahu, J?ungkin harus dengan cara yang kamu bilang dulu. Berputar menjadi sesuatu yang bukan kita, demi bisa menjadi diri kita lagi.K 2ngatan 1ugy kembali ke momen di kamar kosnya dulu. Barulah ia mengerti, sesungguhnya ,aktu itu 1eenan membicarakan dirinya sendiri. *an kesunyian yang sama kembali hadir di antara mereka. J*an ... karena kamu sudah berhasil menebak judul lukisan ini, saya mau kasih hadiah.K ir muka 1eenan kembali menghangat. #5

JEggak percaya kalau kita bisa telepati, yaN ku tuh bukan nebak, tauk ... tapi ...K celotehan 1ugy tahu-tahu berhenti. *i hadapannya terbentang lembar pertama buku sketsa yang dibuka 1eenan. Perlahan, 1ugy meraih buku itu. ?embuka lembar demi lembar. J2ni ...NK 1eenan menunjuk satu per satu sketsa tersebut. JPangeran -obak ... Peri <eledri ... Aortelina ... Eyi 1unyit ... .oni 0orong ... Hopa-Hopi ... dan ini lembah tempat mereka tinggal ...K dengan asyik 1eenan menjelaskan. <etetes air tiba-tiba jatuh di lembar sketsanya. 1eenan kontan terdiam dan mendongak, mendapatkan 1ugy yang sudah berlinangan air mata. J duh. ?aaf. 0ambarnya kena, yaN <ori ...,K 1ugy sibuk menyeka air mata di pipinya. JEggak pa-pa, nggak masalah, kok. .ustru ... kamu nggak pa-paNK tanya 1eenan kha,atir. 1ugy terisak, antara terta,a dan menangis. JHi-hi. ku cengeng, yaN ;api ... seumur hidup belum pernah ada yang membuatkan ilustrasi buat dongengku ... bagus banget lagi ... aku ... nggak tahu harus ngomong apa ....K 1eenan tersenyum. JCerita kamu yang bagus. 2nspiratif. ?akanya saya tergerak untuk bikin sketsa.K J2ni ... boleh aku pinjam duluNK 1ugy mendekap buku itu di dadanya dengan penuh harap. JBuku itu buat kamu, 0y. mbil aja.K ;ak ada yang bisa menahan 1ugy untuk memeluk 1eenan, tidak juga dirinya sendiri. Pelukan spontan itu hanya berlangsung dua detik karena 1ugy langsung beringsut mundur dengan muka merah padam. J?akasih ...,K bisiknya nyaris tak terdengar. 1eduanya diam bergeming, antara rikuh dan tak tahu harus berbuat apa. <ampai akhirnya 1ugy memecah kekakuan itu dengan merogoh saku celananya. #(

J@ntuk sementara ... aku cuma bisa kasih kamu ini.K 1eenan menerima benda yang disodorkan 1ugy. <ebatang pisang susu yang diba,a dari Pemadam 1elaparan. JIke. <aya anggap kita impas,K ucapnya sambil tersenyum kecil.

#6

8+ HUNU&%N $(%N5 $&

>iat kuning itu berdesakan dengan mobil-mobil lain yang menyusuri .alan *ago pada malam ?inggu. 1ugy dan 1eenan di bangku belakang. 7ko mengemudi, di sampingnya ada Eoni yang tengah bertelepon dengan seseorang. Eoni mematikan ponselnya dengan lega. J *uys, ?as 2tok berhasil dapat empat tiket, barisan agak depan, sih. ;api lumayan daripada lu manyun.K J<ebagai geng midnight yang profesional, kita memang 7ko. kang. <epuluh menit kemudian, mobil itu memasuki parkiran Bandung 2ndah Pla/a. *an keempatnya pun langsung bergegas ke lantai paling atas. <eorang pria kurus berkacamata menyambut mereka, ?as 2tok, penjaga toko kaset langganan 7ko yang suka menyambi menjadi pengantre tiket bioskop buat mereka. J2ni buat ?as 7ko sama ?bak Eoni,K ia menyerahkan dua tiket, Jnah, ini buat ?as 1eenan dan pacarnya ....K #$

1eempatnya saling berpandangan, lalu terta,a bersama. ?as 2tok menerima honornya lalu berlalu dari sana, tanpa tahu apa yang membuat keempat anak itu terta,a. J0a,at,K komentar 7ko geli. J0ara-gara keseringan nonton midnight bareng, kita berempat nanti bisa jadi date beneran.K

double

7mpat-empatnya terta,a lagi. ;api 1ugy sedikit merasa terusik dengan celetukan itu. *iam-diam, ia melirik 1eenan yang berjalan di sampingnya. ?encari sesuatu, mencari semacam petunjuk entah apa. 2a sendiri tak mengerti. ;ahutahu 1eenan meliriknya balik. Cepat-cepat 1ugy membuang muka ke sembarang arah, menemukan mesin pop"orn sebagai objek perhatian baru yang lebih aman. J?au pop"orn , 0yNK 1eenan bertanya. 1ugy merasa tak punya pilihan selain mengangguk. J1o, lu duluan aja. 0ua beli pop"orn dulu bareng 1ugy,K kata 1eenan pada 7ko yang berjalan di depannya. teater bersama Eoni. J=uk,K 1eenan berujar ringan pada 1ugy, lalu menggandeng tangannya. 1ugy tak yakin apakah 1eenan menyadari perubahan yang terjadi. *alam hati, sungguh 1ugy berharap langkahnya yang berubah tersendat dan otot tangannya yang berubah tegang tidak terdeteksi.

Jakarta, Okt%$er 1999 ... <udah cukup lama perempuan itu berdiri dekat pesa,at telepon di ruang tamunya sendiri. ;angannya memegang sebuah buku telepon yang terbuka, jemarinya bergerak-gerak tanda )'

gelisah. Kalau bukan demi sopan santun, sebetulnya aku tidak harus melakukan ini, pikirnya. Puluhan tahun telah berlalu, tapi tetap ia merasa hal ini tidak mudah. <ambil menelan ludah, akhirnya ia membulatkan tekad dan memencet tombol-tombol itu8 '-9-5-1 .... JHalo, selamat sore.K ;erdengar suara laki-laki remaja di ujung sana. J<elamat sore. Bisa bicara dengan Pak AayanN 2ni dari 2bu -ena, .akarta.K ;ak lama terdengar sayup suara itu memanggil, J yaaan ... $ ada telepon dari .akartaaa ....K ;elepon itu kembali diangkat dan kali ini terdengar suara lelaki menyapa. JAayanNK panggilnya hati-hati. <ejenak sunyi. J-enaNK <uara lelaki itu terdengar tak yakin. J2ya, ini -ena. pa kabarNK J1abar baik. ;umben sekali kamu telepon.K <etiap kata dilontarkan dengan kaku. J ku mau bicara soal 1eenan. *i liburan semesternya nanti, dia kepingin sekali pergi ke tempatmu di @bud ....K J1eenan sudah lama bilang. <ejak dia masih di msterdam, dia juga pernah meneleponku soal itu,K potong Aayan. J;api aku tidak enak kalau tidak langsung minta i/in sama kamu.K J1eenan sudah kuanggap seperti anakku sendiri. 2ni rumahnya juga. 1apan pun dia ingin kemari, sudah pasti kuterima.K Eada itu berubah tegas. J?udah-mudahan dia tidak akan merepotkan ....K J1eenan tidak pernah merepotkan. <eluruh keluargaku di

Po-

Poyan8 Panggilan singkat untuk paman yang bernama Aayan.

)1

sini malah senang kalau dia datang.K -agi-lagi nada itu tegas memotong, seolah Aayan ingin percakapan itu cepat usai. -ena menghela napas. J;erima kasih kalau begitu.K JCuma satu yang ingin aku pastikan. yahnya memberi i/in 1eenan kemari, kanNK J<udah. dri sudah kasih i/in ...K JIke. ;idak ada masalah lagi kalau begitu.K <unyi lagi. -ena pun tahu sudah saatnya pembicaraan itu disudahi.

Bandung, Okt%$er 1999 ... 1eenan menaiki anak tangga eskalator sekaligus dua-dua, menyusuli orang-orang yang berdiri diam di kanan-kiri, berusaha tiba di lantai paling atas secepat-cepatnya. <aat ia sampai, sudah ada 7ko dan Eoni berdiri sambil mengacungkan tiga lembar tiket bioskop. JMy man. (ight on time. Pintu bioskopnya udah dibuka, J;enang. ?inuman buat lu udah gua beliin,K kata Eoni, menunjukkan sekantong plastik berisi minuman kotak dan makanan ringan. J<ori banget telat, ya. ;adi gua ketiduran,K ujar 1eenan dengan napas yang masih terengah. ;iba-tiba ia tersadar sesuatu. da yang kurang di situ. J<i 1ecil manaNK J1ugy kedatangan tamu agung dari .akarta. Biasaaa ...,K seloroh Eoni. 1ening 1eenan berkerut. J;amu agungN ?aksudnyaNK JCo,oknya dia, si Ijos, lagi ngapelin dia ke Bandung. .adi nggak mungkinlah gabung sama geng midnight kita ini,K timpal 7ko. J1alau Ijos sih pasti "andle light dinner gitu, deh ....K )2

J2ya. <atu-satunya kesempatan 1ugy naik kasta dari Pemadam 1elaparan,K 7ko terkekeh. 1eenan terdiam sejenak. J0ua baru tahu 1ugy punya pacar. *i .akartaNK Eoni mengangguk, JPacarnya dari <? .K J0alak,K 7ko menambahkan. JEggak, ah ...,K sanggah Eoni. J1e semua teman ce,eknya nggak. 1e semua teman co,oknyaN Auiiih ... galakan Ijos daripada men,a kampus.K JPengalaman pribadi, yaN 2tu karena Ijos bisa mendeteksi, co,ok-co,ok mana yang diam-diam naksir 1ugy, tauk,K ledek Eoni sambil menoyor bahu 7ko. cuma galak kayak men,a, tapi juga sensi kayak herdernya polisi ....K Percakapan itu berlanjut terus hingga keduanya memasuki ruangan bioskop, dan 1eenan hanya mengikuti dari belakang dengan mulut terkunci.

<uara yang ia kenal. Eada ceria yang ia hafal. *erap langkah setengah berlari yang khas. Eamun, entah kenapa, kali ini 1eenan agak enggan menoleh ke belakang. *itariknya napas dalam-dalam sebelum ia akhirnya membalikkan punggung. JHai, 0y.K nyaN Eoni sampai kemimpi-mimpi gitu. <ori ya, aku nggak gabung. @dah makan malam belumN Pemadam 1elaparan yuk ...,K dengan semangat tinggi 1ugy menyerocos. )9

J<aya masih kenyang, dan harus cepat pulang. Banyak tugas. Eggak pa-pa, yaNK 1eenan menimpali ringkas. &2o problemo,' 1ugy tersenyum lebar, Jsebetulnya sih aku kepingin ngobrol, tapi ya udah, nanti-nanti aja.K J;entangNK J?mm ...,K 1ugy berpikir sejenak, Judah hampir dua minggu aku kasih majalah yang ada cerpenku itu, tapi ... he-he ... kok, kamu belum komentar,K 1ugy mesem-mesem, Jnggak maksa, sih ... cuma penasaran aja.K 1eenan menarik napas panjang untuk kedua kali. JBoleh jujurNK tanyanya. J<aya nggak suka.K -etupan dalam hati 1ugy mendadak seperti dibanjur air dingin. Padam. ir mukanya seketika berubah, meski ia berusaha tampil tenang. JBuat orang yang nggak tahu kamu, cerpen itu mungkin bagus. ;api saya merasa dongeng-dongeng kamu jauh lebih otentik, lebih orisinal, dan lebih mencerminkan kamu yang sebenarnya. *alam cerpen itu, saya tidak menemukan diri kamu. =ang saya temukan adalah penulis yang pintar merangkai kata-kata, tapi nggak ada nya,a,K sambung 1eenan lagi. <eluruh persendian tubuh 1ugy serasa dikunci. 1ata-kata 1eenan seolah menyulapnya menjadi patung. 2a cuma bisa merasakan air ludahnya tertelan seperti bola bakso yang tak sempat terkunyah. J?aaf ya, 0y. 1alau memang kamu kepingin saya jujur, ya itulah opini saya. Eggak kurang, nggak lebih.K 1ugy mengangguk kecil. J?akasih udah jujur,K ucapnya pelan. ;ak lama kemudian, 1eenan pamit pulang, dan 1ugy tetap berdiri di tempatnya. ?erenungi kata demi kata yang )#

menusuknya bagai hunusan pedang es. ?enyakitkan sekaligus membekukan. ?embuatnya bungkam tanpa bisa mela,an.

?alam itu 1ugy terjaga lama di tempat tidur. ;elentang menghadap langit-langit kamar kosnya dengan pikiran yang terus berputar dan hati yang teraduk-aduk. 2a tak mengerti mengapa komentar 1eenan meninggalkan dampak yang begitu dalam. 2a juga tak mengerti mengapa ia begitu menunggu-nunggu pendapat 1eenan, seolah pendapat manusia satu itulah yang terpenting. 2ronisnya, semua orang terdekatnya, termasuk Ijos, menyukai dan memuji-muji cerpennya. Hanya 1eenan yang begitu tegas dan tanpa tedeng alingaling menyatakan tidak suka. <eharian 1ugy bertanya dan bertanya8 apa yang salahN Bagaimana mungkin 1eenan menyebutnya penulis yang cuma pintar merangkai kata tapi tak bernya,aN Padahal ia setengah mati mengerjakan cerita pendek itu. <etiap kata dipilihnya dengan cermat dan teliti. 2a menulis dengan plot momen yang sudah diperhitungkan. 2a hafal mati formula dan teori dari pedoman membuat cerita yang baik dan benar. ?ungkinkah selera 1eenan yang OsalahMN 1ugy terduduk tegak. ?embuka majalah yang memuat cerpennya, dan mulai membaca dari a,al hingga akhir. -alu ia menyalakan komputer, membuka salah satu dongengnya, dan juga membacanya saksama. 1ugy mulai menyadari sesuatu. *alam dongengnya, ia seolah berlari bebas, sesuka hati. *alam cerpen itu, ia seperti berjalan meniti tali, berhati-hati dan penuh kendali. *an ada satu perbedaan yang kini menjadi sangat jelas baginya8 dalam dongengnya ia ber))

cerita untuk memuaskan dirinya sendiri, sementara dalam cerpennya ia bercerita untuk memuaskan orang lain. 2ngatannya pun kembali mundur ke siang tadi, dan kembali ia rasakan perih sayatan kata-kata 1eenan. Eamun, kali ini 1ugy ikut merasakan kebenarannya.

)5

#+ 3UL%N) $R2%L%N%N) "IT%

Bandung, &esem$er 1999 ... ;empat kos yang lengang itu semakin terasa sepi karena hampir semua penghuninya sudah kembali ke kota masingmasing untuk menikmati liburan semester. Hanya segelintir yang tersisa. 1eenan memasukkan barang-barang terakhirnya sebelum tas itu resmi diamankan dengan gembok kecil. Pintu kamarnya yang setengah terbuka tahu-tahu terbuka lebar. Bimo, teman kosnya, muncul sambil menenteng bag. JHai, Ean. .adi mau ikut ke .akarta pakai mobil gua, nggakN ?asih ada tempat untuk satu lagi.K 1eenan menggeleng. JEggak, Bim. 0ua pakai kereta api nanti sore. @dah beli tiket. <alam buat anak-anak, deh.K Bimo yang sudah mau beranjak pergi mendadak menahan langkahnya, seperti teringat sesuatu. JIh, ya ... selamat, ya.K J@ntukNK J1ata anak-anak, 2P lu tertinggi satu angkatan. Eggak )(

travel

percuma lu disebut <iluman 1ampus, kerjanya pulang melulu, ngerem di kamar kayak beruang,K Bimo terkekeh. 1eenan hanya tersenyum sekilas, entah harus merasa bangga atau tersindir. ;api ia cukup suka sebutan itu. luman Kampus.

5i-

Begitu >iat kuning itu menepi, 1eenan yang sudah menunggu di teras depan langsung menghampiri bagasi mobil dan memasukkan tasnya. Baru setelah membuka pintu, ia tersadar akan satu sosok yang tidak ia duga kehadirannya. J1ugyN 1amu ke .akarta hari ini jugaNK tanya 1eenan heran. JHai, Ean. ku tukeran tiket sama 7ko,K ja,ab 1ugy berseri-seri. 1eenan ganti menatap 7ko, J0ua pikir, >uad dititip ke Eoni dan lu pulang ke .akarta hari ini sama gua.K J;ernyata gua baru bisa ke <ubang lusa, Ean. .adi 7ko nemenin gua dulu di Bandung,K Eoni menjelaskan. JIh. Ike.K 1eenan berkata pendek. <ebersit perasaan aneh menyusupi hati 1ugy, yang melengkapi kecurigaannya selama ini. ;adinya 1ugy berasumsi bah,a sebulan ini 1eenan banyak menyendiri karena belajar mati-matian, dan itu memang dibuktikan oleh 2P tertinggi yang diraihnya. ;api baru sore ini 1ugy merasakan adanya alasan lain. 2a merasa dihindari oleh 1eenan. ;anpa banyak bicara, 1eenan mengempaskan tubuhnya di jok belakang. ;ungkai kakinya yang panjang membuat lututnya selalu nyaris beradu dengan jok depan. *engan ekor matanya, 1ugy mengamati. <ebagaimana ia mengamati sepatu 1eenan yang kali ini tampak baru dicuci bersih, sebagaimana ia tahu 1eenan sedang mengenakan kemeja jins )6

lengan panjang yang dulu dipakai saat menggandeng tangannya di bioskop, sebagaimana ia hafal aroma sampo yang meruap dari rambut 1eenan yang tergerai. 1ugy mengamati dan mengingat itu semua. @ntuk apa, ia pun tak mengerti. Eamun, semua itu melekat dalam memorinya, telah lama menghantuinya, tanpa bisa ia kendalikan.

1eenan memejamkan matanya sejak sepuluh menit pertama kereta api itu bertolak dari <tasiun Bandung. 2a terbangun oleh karena haus yang menggigit dan hening yang dirasakan terlalu lama dari seharusnya. <aat matanya membuka, kereta itu memang sedang berhenti di sebuah stasiun kecil. *an 1ugy tidak ada di sebelahnya. *ari kasak-kusuk orang di sekeliling, 1eenan menyimpulkan bah,a kereta itu sudah berhenti lama di sana, dan keterlambatan ini mulai menggelisahkan banyak penumpang. Penasaran, 1eenan pun memutuskan untuk keluar dan bertanya langsung pada petugas. JMuhun. da kereta yang anjlok, 0ep. .adi kita tertahan di sini, mungkin setengah jam sampai sejam. Belum ada pemberitahuan.K Petugas stasiun itu menjelaskan. *i atas kepalanya tergantung plang8 <tasiun Citatah. 1ereta itu bahkan belum menempuh separuh perjalanan. -angit mulai remang, pertanda sore mulai menua. ,an mendung yang sejak tadi bergelantungan mulai merintikkan selapis gerimis tipis. ?eski dianjurkan menunggu di dalam kereta, 1eenan merasa tak ingin kembali ke sana cepatcepat. 2a mengedarkan pandangan, mencari sesuatu yang sekiranya membuat perasaannya tertarik. *an matanya tertumbuk pada pelataran depan stasiun. &0ep! )$

<ayup, 1eenan mendengar petugas tadi memperingatkannya. Eamun, ia merasa kakinya terundang untuk keluar, menuju jalanan pedesaan yang setengah becek, berhiaskan satu-dua ,arung kopi yang mulai menyalakan lampu petromaksnya untuk menyambut gelap malam. *i sebuah ,arung, 1eenan berhenti. neka gorengan yang terpajang di sana tampak menarik, belum lagi bersisirsisir pisang susu yang kuning masak tampak bergelantung di kayu penyangga tendanya. &Mangga, ngopi dulu, %en.' 2bu tua pemilik ,arung menyapa ramah. Baru saja 1eenan hendak duduk di bangku kayu itu, tibatiba dari sisi seberangnya muncul kepala dan kedua tangan mungil yang sedang meraih pisang susu. J1ugyNK heran bukan main. JHmm. &adar EeptunusLmungkinNK cetus 1eenan, antara geli dan takjub. 2a pun duduk di sebelah 1ugy dan memesan secangkir kopi panas. 1eduanya langsung mengobrol dan terta,a-ta,a, tak habis pikir bagaimana mereka bisa berakhir di tempat yang sama tanpa janjian. J<ebentar ... sebentar ...K tiba-tiba 1ugy memotong pembicaraan. Aajahnya tampak siaga seolah-seolah sesuatu akan menyeruak muncul. J da apaNK 1eenan ikut melihat ke sekeliling. JBau ini ... kamu cium, nggakNK 1ugy mengendusendus. J1amu kentutNK kena hujan ... kecium, nggakNK 1ugy lantas menghirup napas dalam-dalam, berkali-kali, dan mukanya seperti orang ekstase. J<edaaaaap ...,K gumamnya. 5'

1eenan ikut mengendus, dan mulai ikut menghirup. J0y ... tambah lagi ,angi kopi, nih ... hmmm ... enaaak ....K 1ugy mencomot kulit pisang, J;ambah lagi nih ,angi pisang ... asoooy ....K 1eduanya sibuk membaui ini-itu, tanpa menyadari ibu pemilik ,arung sudah mulai ,as,as melihat kelakuan mereka. J0erimis, ,angi tanah kena hujan, kopi, dan pisang ... dahsyat. ku nggak bakal lupa kombinasi ini.K 1ugy tersenyum lebar, kilau di matanya kian bersinar tertimpa sinar lampu. J<tasiun Citatah, ,arung, lampu templok, dan ... kamu. <aya juga nggak bakal lupa.K ?endengar itu, 1ugy termangu. 2a merasa tergerak untuk mengatakan sesuatu, tapi lidahnya kelu. 2a ingin bertanya, apakah intuisinya benarN Bah,a 1eenan dengan halus telah menghindarinya. Bah,a ada keanehan yang terjadi antara mereka berdua, tapi entah apa. Eamun, 1ugy tak tahu harus memulai dari mana. 1embali dalam keheningan, mereka duduk diam. 1eenan menyeruput kopinya perlahan. Begitu juga 1ugy dengan teh panasnya. Eamun, kali ini hening itu tidak menjengahkan. <etiap detik bergulir sejuk dan khidmat, seperti tetes hujan yang kini turun satu-satu. JEan ... kamu benar soal cerpenku itu,K tiba-tiba 1ugy memecah sunyi, Jaku nggak menjadi diriku sendiri. ku bikin cerita itu untuk cari duit, untuk cari pengakuan doang ....K 1eenan mengangkat kepalanya, menatap balik pada 1ugy yang tengah menatapnya lekat-lekat. J?akasih, ya. 1alau bukan karena kamu berani jujur sama aku, mungkin aku nggak akan menyadari itu semua. Eggak berarti aku bakal berhenti nulis cerpen sama sekali, 51

sih. ;api sekarang aku bisa melihat diriku apa adanya, di mana kelemahanku, dan di mana kekuatanku.K <enyum mengembang di ,ajah 1eenan. Hangat. J0y, jalan kita mungkin berputar, tapi satu saat, entah kapan, kita pasti punya kesempatan jadi diri kita sendiri. <atu saat, kamu akan jadi penulis dongeng yang hebat. <aya yakin.K 1ugy menghela napas, pandangan matanya mengembara. J0erimis, melukis, menulis ... satu saat nanti, kita jadi diri kita sendiri,K gumamnya lambat, seperti mengeja. <eperti mengucap doa. *ari jauh terdengar pengumuman bah,a kereta api akan segera diberangkatkan. ?ereka berdua pun beranjak dari sana. ;anpa terburu-buru. ?enapaki tanah becek dengan hati-hati. ;epat sebelum kereta berjalan, kaki mereka menjejak gerbong. *i gang antargerbong yang sempit dan berguncang keras, keduanya berdiri sejenak. 1ugy bisa merasakan jarak 1eenan yang begitu dekat di punggungnya, membaui aroma minyak ,angi yang samar tercium dari kemejanya, dan terasa sesekali ,ajah 1eenan menyentuh rambutnya. ?eski tempat mereka berdiri sangat berisik, 1ugy dapat mendengar 1eenan berbisik di sela-sela rambutnya yang berkibar ditiup angin. 7ntah 1eenan berbisik untuknya, untuk dirinya sendiri, atau untuk mereka berdua. Eamun, dengan jelas 1ugy menangkap tiga kata yang dibisikkan 1eenan8 JBulan, perjalanan, kita ....K Baru ketika duduk di bangkunya yang bersebelahan dengan jendela, 1ugy menyadari bah,a bulan bersinar benderang di angkasa. ;anpa bisa ditahan, 1ugy merasa pelupuk matanya menghangat, dan pandangannya berkaca-kaca. 2ngin rasanya ia membungkus bisikan 1eenan tadi, menyimpannya di hati. ;iga kata yang tak sepenuhnya ia pahami, tapi nyata ia alami saat ini. Bulan. Perjalanan. ?ereka berdua. 52

<udah sejam Ijos menunggu di kafe itu, segala macam minuman dan donat aneka rasa sudah ia pesan sampai perutnya penuh sesak. *an akhirnya bergaunglah pengumuman bah,a kereta api Parahyangan yang ditumpangi 1ugy telah tiba. <egera ia beranjak dari sana dan menunggu di mulut pintu keluar. *ari jauh Ijos sudah bisa mengenali sosok mungil itu. &ambut sebahunya yang tergerai beradu dengan ransel besar yang seolah menenggelamkan tubuh kecilnya, belum lagi jaket jins yang sudah bisa dipastikan hasil minjam saking kebesarannya. Eamun, sesuatu di balik kekacauan berbusana itulah yang membuat sosok itu mencuat di mana pun ia berada. *ari jarak seperti ini pun Ijos bahkan sudah bisa melihat hidupnya binar kedua mata itu, merasakan hangat kehadirannya, ta,anya yang lepas tanpa beban ... kening Ijos tahu-tahu berkerut. ?atanya memicing. da seseorang yang berjalan di sebelah 1ugy. Irang yang tidak ia kenal. <aksama, Ijos mengamati, seperti menjalankan s"anning. ningnya semakin berkeriut. setengah berlari. &9i, $abe,' Ijos meraih pinggang 1ugy, dan mengecupnya di pipi. <igap, ia melepaskan ransel dari bahu 1ugy lalu menyampirkan barang besar itu di bahunya. J.os, kenalin. 2ni sepupunya 7ko ....K J1eenan.K 1eenan langsung mengulurkan tangan dan tersenyum ramah. JHai. .oshua.K Ijos menyambut tangan itu. <ebelah tangannya tak lepas merangkul 1ugy. J<ampai ketemu semester depan, ya, 0y. <elamat menulis.K 59

1e-

J<elamat melukis. .angan lupa ....K 1ugy menempelkan kedua telunjuknya di ubun-ubun seperti antena. <eketika 1eenan terta,a renyah. J&adar Eeptunus ...,K ia lalu ikut menempelkan kedua telunjuk di ubun-ubun. ?ata Ijos tak lepas mengamati itu semua, bahkan ketika 1eenan sudah pamit pulang dan membalik pergi. da gelombang yang tertangkap oleh radarnya. 0elombang yang mengisyaratkan ketidakberesan, situasi yang tidak aman. *an Ijos tidak merasa nyaman.

5#

9+ 0$0UL%I (%RI ,%N5 "$CIL

?eja makan dengan empat kursi itu baru diisi tiga orang, satu kursi masih kosong. ?eski hanya bertiga, suasana di meja makan itu terasa semarak. *ua bersaudara laki-laki itu mengobrol tanpa henti seolah sudah tahunan tak bertemu. 2bu mereka sesekali menimpali, atau ikut terta,a bersama. ;erdengar suara pintu depan terbuka, dan seseorang memasuki ruang makan, duduk di kursi keempat. JHai, Pa ...,K .eroen dan 1eenan menyapa. J?aaf ya, kalian jadi menunggu. ;amu itu sudah Papa suruh datang ke kantor saja, tapi dia maksa datang ke sini karena udah nggak ada ,aktu lagi, katanya.K &It)s okay.' -ena tersenyum sambil menuangkan teh panas ke cangkir suaminya. J1eenan punya pengumuman buat kamu, tuh.K JIh, yaN pa, EanNK tanya ayahnya sambil meminum teh itu sedikit demi sedikit. 1eenan melirik ibunya, seperti ragu untuk bicara. J?mm ... 2P saya 9,( semester ini.K J;ertinggi di angkatannya,K -ena menambahkan dengan senyum berseri. 5)

JBagus,K sahut ayahnya datar, ditambah sedikit manggutmanggut. Eamun, ada kepuasan yang tak bisa disembunyikan membersit di ,ajahnya. J<udah kubilang kamu memang cocok kuliah di 7konomi. ',9 lagi untuk 2P sempurna, semester depan kira-kira bisaNK J?ungkin,K ja,ab 1eenan pendek. J pa pun yang kamu butuh, komputer baru, buku-buku referensi ... bilang saja. Eanti Papa siapkan.K J<aya mau minta ,aktu.K Cangkir teh itu segera diletakkan di meja. J?aksud kamuNK J<aya minta ekstra seminggu dari jatah liburan kuliah.K J*ia minta ,aktu lebih lama di @bud ...K -ena berusaha menjelaskan. J ku ngerti maksudnya,K potong ayahnya tajam. J1amu minta i/in seminggu bolos kuliah, gituNK 1eenan mengangguk. JBuat Papa, kuliah kamu harus jadi prioritas. *an kamu sudah membuktikan itu di semester ini. -alu ... kamu malah minta hadiah berupa ... bolos kuliahNK 1eenan mengangguk lagi. J neh. Eggak ngerti,K ayahnya geleng-geleng kepala, Jlalu, barusan kamu bilang mau meningkatkan 2P kamu sampai #, gimana itu bisa terjadi kalau belum apa-apa langsung bolos semingguNK J<aya kan nggak janji, Pa. <aya cuma bilang8 mungkin.K JEan, jangan mulai sok pintar, ya ....K JPa, saya nggak minta macam-macam. <aya nggak minta kendaraan. <aya nggak minta komputer baru. <aya nggak minta buku apa-apa. <aya cuma minta ,aktu tambahan satu minggu di tempat Pak Aayan.K Eada bicara 1eenan mulai mengeras. J;api minta bolos itu namanya Omacam-macamM. <e55

@budNK J<aya udah kasih enam bulan buat Papa. *an sekarang saya cuma minta satu minggu ....K J?emangnya kamu kuliah buat sayaNK sergah ayahnya. 1eenan tak menja,ab, hanya menghela napas, seolah menghadapi pertanyaan retoris yang semua orang di situ tahu ja,abnya. ;a,a canda yang tadi semarak seperti menguap tanpa bekas, berganti dengan ketegangan yang sunyi. 7mpat orang duduk kaku tanpa suara. J ku yakin 1eenan nanti bisa mengejar ketinggalan satu minggunya,K akhirnya -ena berkata. J;erserah,K sahut suaminya setengah menggumam, lalu berdiri dan pergi.

<emua perlengkapannya sudah terkemas rapi. Begitu juga dengan .eroen yang bahkan sudah siap pa"king sejak dua hari yang lalu. *ia akan menemani abangnya beberapa hari di @bud, sebelum menyusul teman-temannya yang study tour di 1uta. .eroen mengaku bisa mati bosan di @bud yang sepi, tapi ia rela mengorbankan beberapa hari liburannya demi menghabiskan ,aktu bersama 1eenan. Hanya ada satu hal yang 1eenan ingin lakukan sebelum dia pergi ke bandara sebentar lagi. *ibukanya buku kecil berisikan daftar nomor telepon teman-temannya, mencari satu nama. JHalo ....K <uara remaja ce,ek menyambutnya. J<elamat pagi, bisa bicara dengan 1ugyNK <uara dari ujung sana terdengar riuh, berlatar belakang

5(

puan yang menyahut. laki-laki menimpali. -alu terdengar langkah kaki berderap menuruni tangga.

JHalo,K akhirnya terdengar suara 1ugy menyapa. JHai, 0y.K ?ata 1ugy membundar seketika. J1eenanNK J2ya. &ame banget di rumah kamu. -agi ada acaraNK JIh, nggak. ;iap hari memang begini,K 1ugy terta,a kecil, Jkamu ... apa kabarN 1ok, tumben teleponN He-he, bukannya nggak boleh, lho. Cuma aneh aja. Bukan aneh gimana, sih. Cuma ... yah ....K 1ugy mulai salah tingkah. J<aya mau ke Bali, mungkin sampai sebulan. ?au pamitan.K JIh ....K JHabis ini saya juga mau telepon 7ko atau Eoni. Pamitan juga,K gugup 1eenan menambahkan. J?au oleh-oleh apaNK JHmm. pa, yaNK 1ugy berpikir-pikir, J1aus barong udah punya lima, sarung pantai ada tiga, miniatur papan ada satu ....K J1acang asinNK beli.K J.adi dicuriNK 1ugy tergelak, JBukan. <esuatu yang harus dibikin.K JIke,K 1eenan tersenyum, Jsaya janji.K ;erasa ada sesuatu yang mengaliri darahnya. 1ugy merasa hangat. ;erasa ada sesuatu yang menariki kedua ujung bibirnya. 1ugy merasa ingin terus tersenyum. <ekilas 1ugy 56

melihat bayangannya di lemari kaca, dan merasa tolol sendiri. J0y ... udah harus cabut, nih. <ori nggak bisa telepon lama-lama. Baik-baik, ya. <ampai ketemu semester depan.K J<ip. <ampai ketemu semester depan.K *an telepon itu ditutup dari ujung sana. 1ugy meletakkan gagang telepon dengan hati-hati, lalu terduduk lama. Percakapan telepon barusan tak sampai dua menit, tapi serasa ,aktu telah melemparkan jangkarnya dan berhenti di sana. *an kini perlahan 1ugy mencabut jangkar tadi, kembali ke ruang keluarga rumahnya, kembali bersama kegaduhan yang rutin berlangsung di sana.

'$ud, &esem$er 1999 ... ?eski terletak di *esa -odtunduh yang agak jauh dari pusat kota, semua orang di @bud tahu keberadaan kompleks keluarga satu itu. *i sana tinggallah Pak Aayan dan keluarga besarnya, di sebuah tanah berbukit-lembah yang dile,ati sungai dengan luas hampir lima hektar. <emua anggota keluarga itu menjadi seniman-seniman besar. da yang mendalami lukis, ukir, patung, tari, bahkan perajin perhiasan. <eolah-olah semua ragam seni di Bali memiliki ,akilnya masing-masing di keluarga tersebut. <atu bulan di tempat keluarga Pak Aayan membayar seluruh kerinduan 1eenan terhadap seni, sekaligus mengisi baterainya untuk berbulanbulan ke depan. 2bunya adalah sahabat lama Pak Aayan, dan 1eenan mengenal sosok pria itu sejak kecil. Pertemuannya dengan Pak Aayan terbilang jarang, tapi amat membekas di hati. 2a bertemu dengan pria itu hanya jika ibunya mengunjungi pameran lukisan Pak Aayan di galeri di .akarta. 2nilah kun5$

jungan pertamanya ke *esa -odtunduh, tempat yang selama ini cuma ia lihat dari foto-foto yang dikirimi Pak Aayan. 1eenan langsung jatuh cinta pada tempat itu. 2a merasa bisa tinggal selamanya di sana. <ejak pindah ke msterdam, baru kali inilah 1eenan bertemu langsung dengan Pak Aayan lagi. 1eduanya tak berhenti berkorespondensi. 1eenan selalu mengirimkan fotofoto lukisannya, begitu juga dengan Pak Aayan. 1eenan bahkan berkorespondensi dengan beberapa keponakan Pak Aayan yang seumur dengannya, dan mereka akrab seperti saudara meski belum pernah bertemu langsung. 1edatangannya kali ini memang lebih terasa seperti mengunjungi keluarga di kampung halaman. ;idak setiap hari 1eenan menghabiskan ,aktunya untuk melukis, terkadang ia merasa cukup puas hanya menontoni aneka kegiatan seni yang dilakukan sanak-saudara itu. <eharian ini ia cuma menguntit Banyu, salah satu keponakan Pak Aayan, yang sedang mengerjakan pesanan patung. Pak Aayan berdiri tak jauh dari sana, tempat 1eenan jongkok di sebelah Banyu dengan mata nyaris tak berkedip. J;ertarik belajar mahat, EanN <erius sekali.K 1eenan terta,a ringan. JCuma mengagumi, Poyan. <aya belum pernah coba. Poyan sendiriLbisa memahatNK Pak Aayan gantian terta,a sambil memampangkan kedua telapaknya, J2ni jari kuas. Bukan jari perkakas. Biar sajalah itu jadi jatahnya Banyu dan bapaknya.K J*icoba saja, Ean. <iapa tahu cocok ...,K Banyu ikut menimpali. 1eenan melihat sekelilingnya. Bonggol-bonggol kayu dan perkakas pahat yang berserakan. ir mukanya mulai menunjukkan ketertarikan. J<udah, tunggu apa lagiN ?umpung bapaknya si Banyu ('

juga lagi di sini. .adi kamu bisa tanya-tanya. 1arya mereka ini bahkan disegani di *esa ?as, pusatnya seni patung,K Pak Aayan ikut memanas-manasi. JIke, oke. Hari ini saya nonton dulu aja, Poyan ,K sambil mesem-mesem 1eenan berkata. 2a pun kembali menontoni Banyu dengan setia.

?enjelang petang, 1eenan kembali masuk ke studio patung keluarga Pak Putu. 1ali ini ia cuma sendirian di sana. *i studio itulah Pak Putu dan anaknya, Banyu, biasa bekerja. Hanya terpisahkan sepetak taman dengan studio lukis Pak Aayan. da banyak bahan mentah berbagai ukuran yang teronggok di sana. 1eenan mengenali beberapa. da kayu sonokeling, kayu kamboja, kayu suar, kayu belalu, kayu ketapang, dan beberapa elemen tambahan seperti akar, serat, serta ranting-ranting. <etelah membolak-balik beberapa bahan, 1eenan akhirnya mengambil sepotong kayu yang berukuran agak kecil. ?emulai dari yang kecil, pikirnya. ;ak lama kemudian, 1eenan mengambil posisi, menyiapkan perkakas yang ia butuhkan, dan mulai memahat. <ampai larut malam ia tak keluar-keluar dari sana.

(1

9+ R:,$" $RC:03L%N5%N

Jakarta, &esem$er 1999 ... 1ugy punya kesibukan baru sekarang. 2a kembali seperti anak sekolah yang punya tugas prakarya. 2a memfotokopi semua sketsa dari 1eenan, lalu memotongnya menjadi kotak-kotak. Printer kecil di kamarnya tak henti-henti berbunyi, mencetak seluruh dokumen dongengnya. <etelah semua siap, 1ugy mulai menggabungkan teks-teks dongengnya dengan sketsa-sketsa 1eenan, membuat semacam buku buatan tangan. *an ia mengerjakan setiap detail dengan sepenuh hati. da satu tanggal yang menginspirasinya untuk membuat buku itu. ;anggal itu jugalah yang mendorongnya untuk bekerja dengan semangat penuh. 1ugy sudah melingkari tanggal itu di kalendernya. ;anggal yang hanya terpaut sehari dari ulang tahunnya sendiri.

(2

Kuta, malam tahun $aru ())) ... 1eenan memutuskan keluar dari Ogua beruangM-nya, turun gunung dari @bud. ?alam ini ia ikut dengan Banyu dan gung ke 1uta untuk bertahun baru. .alan -egian penuh sesak dengan orang-orang, mobil-mobil bahkan nyaris tak bergerak. Hampir setiap kafe dipadati pengunjung yang sampai tumpah ruah ke trotoar jalan. ?ereka bertiga bahkan harus bicara dengan berteriak-teriak. J.adi, kita mau ke manaNK seru Banyu pada keduanya. ?obil mereka sudah diparkir di sebuah rumah dan mereka memutuskan untuk jalan kaki. 1eenan mengangkat bahu, berdiri di pinggir jalan saja sudah terasa sedang berpesta saking ramainya. <ejujurnya, ia malah ingin cepat pulang ke -odtunduh. gung menunjuk satu kafe di pojokan jalan. J1e situ

?ereka bertiga akhirnya bergerak menuju kafe temaram berhiaskan ornamen-ornamen Buddha yang hanya beberapa puluh meter dari tempat mereka berdiri tadi. Eamun, langkah 1eenan sempat tersendat ketika ia melihat ,artel kecil yang menyempil di antara toko-toko. seru 1eenan sambil memasuki ,artel itu. da satu bilik yang kosong. 1eenan segera merogoh dompetnya, mencari catatan kecil yang ia selipkan. Eomor telepon seluler yang ia hubungi tersambung ke kotak suara. 2a mencoba satu nomor lagi. JHalo ....K 1eenan masih ingat suara itu. <uara yang juga mengangkat telepon darinya terakhir kali. JHalo, bisa bicara dengan 1ugyNK (9

J<ebentar, ya,K suara itu menyahut manis. *an saat kop telepon dijauhkan, suara manis itu berubah menjadi teriakan

telepon aku sih dari tadiNK nyahut. J*asar B0. 7ntar tuaan dikit kamu bakal males terima telepon, tauk.K J1alo teleponnya buat orang lain melulu, nggak usah nunggu tua, sekarang juga udah males.K -alu terdengar suara derap kaki menuruni tangga. <ejenak kemudian telepon itu berpindah tangan. JHaloNK 1eenan spontan tersenyum. <epotong OhaloM yang baru saja ia dengar sudah cukup membuat suasana hatinya kembali cerah. J1amar kamu di lantai atas, yaN <aya selalu dengar kamu lari-lari turun tangga.K J1eenanNK 1ugy hampir melonjak dari tempat duduknya. J1abar baik. <aya lagi di 1uta, mau tahun baruan dengan keponakan-keponakannya Pak Aayan. ;adi tiba-tiba inget kamu, dan kepingin nelepon. <aya pikir kamu nggak bakal ada di rumah. Eggak ada acaraNK J;a,aran banyak, tapi aku tolak semua,K 1ugy terkekeh. J da acara di rumahNK JEggak juga. ku lagi ada kerjaan.K ?ata 1eenan membesar, J<ebegitu pentingnya sampai mele,atkan tahun baruan segalaNK JHmm ... begitulah,K ja,ab 1ugy sambil melirik jemarinya yang masih bersaputkan sisa lem akibat kegiatan tempel menempelnya sejak beberapa hari terakhir. (#

J*i sini kan lebih a,al sejam, dan sebentar lagi udah mau jam 12. .adi ... selamat tahun baru, ya, 1ecil. .angan cepat gede, nanti nggak seru lagi.K 7ntah mengapa, omongan 1eenan yang setengah bercanda itu malah membuat 1ugy terharu. J?akasih. <elamat tahun baru juga,K ucapnya setelah menelan ludah terlebih dulu. J<aya sebetulnya pingin cerita banyak. ;api begitu nelepon, malah bingung. ?ungkin nanti aja kalau kita ketemu di Bandung lagi, ya.K *alam hati, 1ugy merasakan sebersit kece,a. gaknya percakapan telepon ini tidak akan lebih dari dua menit lagi. JIleh-oleh buatkuLnggak lupa, kanNK J1aus barongNK gurau 1eenan, yang langsung disahut gelak ta,a di ujung sana. <ementara itu pikirannya melayang pada satu benda yang hampir tak lepas dari tangannya beberapa hari terakhir ini, yang membuat Pak Aayan dan Banyu geleng-geleng kepala saking seriusnya 1eenan mengulik benda satu itu, bolak-balik dihaluskan dan disempurnakan setiap hari. JPokoknya kamu utang Pemadam 1elaparan kalau sampai nanti cuma ba,ain kaus barong, atau sarung pantai, atau miniatur papan ....K J1acang asinNK J<eneng amat sih sama kacang asin.K J<aya bakal ba,ain itu semua, plus sesuatu yang saya bikin. .adi, kita tetap ngedate ke Pemadam 1elaparan. 0imanaNK J<etuju,K ujar 1ugy berseri-seri. ;ak lama kemudian, telepon itu disudahi. 1embali 1ugy melirik jam. *ugaannya benar. ;elepon dua menit itu kembali terjadi. *an kembali <ang Aaktu membuang sauhnya, berhenti di sana. *an kembali 1ugy mendapatkan dirinya ()

tertambat dalam ruang dan ,aktu yang membeku, tempat segala kenangan tentang mereka dikristalkan.

Bandung, Januari ())) ... ;iga orang itu menduduki meja kebangsaan mereka dengan memba,a piring masing-masing. 1etiganya juga memba,a kisah masing-masing seputar kegiatan mereka selama liburan semester. 7ko memulai dengan menceritakan program penyembuhan yang telah dijalani >uad. J>uad udah ganti mesin, ibarat orang nya,anya diganti baru. <ekarang >uad bodinya J=ang dalam bahasa 2ndonesia artinya adalah ...NK J<tatistik mogok >uad akan menurun dan hidup kalian lebih tenteram,K demikian penutup dari 7ko. J-u ngapain aja, 0yNK tanya Eoni. J0ua banyak di rumah. ?erenungi nasib.K JEggak ada yang lebih menarikNK 7ko melengos. J0ua juga lagi bikin ....K 1ugy terdiam sejenak, merasa tidak perlu melanjutkan. J0antung amat,K celetuk Eoni. J-u ngapain aja, EonNK 1ugy balas bertanya, cepat-cepat mengalihkan bola panas itu. Aajah Eoni seketika cerah seperti disorot lampu, seperti hendak menyampaikan berita spektakuler yang disimpannya sejak tadi. J0ua udah cerita dikit ke 7ko soal ini, dan dia juga setuju kalo rencana ini sangat brilian.K ?ata 1ugy ikut berbinar. *uduknya menegak. J1ayaknya seru, nih ...,K desisnya penasaran. J*imulai dengan -atar Belakang ?asalah,K celetuk 7ko. (5

JIke. -atar Belakang ?asalah. 7hm. .adi begini,K Eoni mulai memaparkan, Jselama ini ada ketimpangan di geng kita. -u punya pacar, gua punya pacar, cuma 1eenan doang yang jomblo. *an anak itu kayaknya terlalu antisosial untuk cari pacar sendiri. .adi ....K Eapas 1ugy mendadak tertahan. J.adi ... Eeng satu ini mau mencoba peruntungannya jadi ?ak Comblang,K timpal 7ko seraya menyentuh sekilas ujung hidung Eoni. J0ua punya saudara, sepupu nggak langsung sih, tapi hubungan kita lumayan deket. *ia lama tinggal di ?elbourne. <ekarang ini dia lagi cuti kuliah, pulang ke 2ndonesia buat magang di perusahaan bokapnya. *ia mau main ke Bandung minggu depan. Pas banget momennya dengan 1eenan pulang dari Bali,K Eoni melanjutkan. Badan 1ugy rasanya semakin tidak rileks. J;erusNK tanyanya. J;erus ... ya, mereka berdua mau dipertemukan, gitu lho, .eng 1ugy,K 7ko menyambar. J?emangnya 1eenan mau dicomblangin gituN 1ok gua nggak yakin,K kata 1ugy. 2a sungguh tidak bisa memaksakan diri untuk tampak antusias dengan proyek Eoni. J.angan ketahuan, dong. <emuanya harus na-tu-ral,K Eoni mengeja, Jyang tahu percomblangan ini cukup kita bertiga doang.K J1alian berdua aja, deh. 0ua nggak bakat nyomblangin orang. <tatistik kegagalan gua seratus persen,K sahut 1ugy malas. ;ubuhnya yang tadi tegak kini kembali bersandar ke kursi. J-u kok pesimis gitu, 0y,K tukas 7ko. JBayangkan, nanti kita bisa triple-date . 0ua dan Eoni, lu dan Ijos, 1eenan danLsiapa namanyaNK JAanda.K ((

J dan Aanda. <eru, kanNK J=ah, gua hargai optimisme lu. ;api udahlah, mereka berdua ketemu aja belum. Belum tentu nyantol. Eggak usah mengkhayal triple-date dulu,K kata 1ugy, hampir tak bisa menutupi nada suaranya yang berubah ketus. JBukannya lu yang selama ini seorang pengkhayal profesionalN neh,K komentar 7ko. Eoni terkekeh, J1alo cuma soal nyantol, gua yakin mereka bakal nyantol.K JIh, yaNK 1ugy menyahut sangsi. J-ihat aja nanti,K Eoni tersenyum simpul.

Bukan hanya karena pembicaraan di Pemadam 1elaparan tadi siang, sudah beberapa minggu belakangan ini 1ugy merasa ada yang tidak beres dengan dirinya. ?eski rasanya sudah di ujung lidah, 1ugy belum bisa menguraikan apa yang sesungguhnya terjadi. ;idak juga pada dirinya sendiri. 2a merasa sudah saatnya bicara dengan seseorang. 1ugy berharap bisa memperoleh kejelasan dengan setidaknya memberanikan diri untuk bercerita. *iketuknya pintu Eoni yang setengah terbuka, JEon ... lagi sibukNK Eoni tengah berbicara dengan seseorang di ponselnya. Eamun, isyarat tangannya menyuruh 1ugy untuk masuk. 1ugy pun duduk menunggu di sudut tempat tidur. JIke ... !eekend depan udah pasti, yaN Perlu dijemputN =a. Eanti aku sama 7ko jemput kamu ke hotelmu aja, baru kita jalan bareng. 2ya ... nanti ada teman-temanku juga. Ike. ake "are ... bye!' Eoni meletakkan ponselnya, J<ori, 0y. 0ua baru teleponan sama Aanda. 4hat)s up1' (6

?endengar nama itu, kembali rasa tidak nyaman merambati tubuh 1ugy. 2a merasa makin tidak beres. *itatapnya Eoni yang juga menatapnya dengan tatapan menunggu. 7ntah kenapa, tiba-tiba 1ugy merasa Eoni bukanlah orang yang tepat untuk diajak bicara masalah ini, tidak dengan adanya proyek percomblangan yang sepertinya betul-betul diseriusi sahabatnya itu. J1enapa, 0yNK Eoni bertanya lagi. JEggak. Eggak jadi. 0ua lupa mau ngomong apa. He-he. <ori,K 1ugy pun bangkit berdiri. J=akinNK Eoni mengamati air muka sahabatnya. JHari ini lu banyak gantung, deh.K J?ungkin udah saatnya gua bertobat dan banyak berbuat baik,K cetus 1ugy asal sambil ngeloyor pergi. J*asar gila,K Eoni nyengir, lalu menutup pintu kamarnya.

($

10+ "UR%T:R 0U(%

-e,at pukul lima, 1ugy baru sampai ke tempat kosnya. 2a baru saja kembali dari pertemuan 1lub 1akak suh yang mengundangnya untuk menjadi pengajar sukarela di sebuah sekolah dasar darurat. <ekolah itu akan dinamai J<akola litK dan akan mengambil tempat di alam terbuka di daerah perbukitan Bojong 1oneng. ;epatnya, mereka tak punya dana cukup untuk menye,a bangunan dan terpaksa melaksanakan kegiatan belajar mengajar di saung-saung ladang atau di ba,ah pohon. J1amu nggak percaya kan di kota secanggih Bandung ini masih ada anak-anak yang nggak bisa baca tulis, padahal umur mereka sudah sembilan-sepuluh tahunNK kata mi pada 1ugy di pertemuan tadi. J.adi, kita harus mulai dari manaNK 1ugy bertanya. J1ita akan bagi tiap kelas sesuai kemampuan mereka masing-masing. 1elas paling dasar hanya akan belajar membaca, menghitung, dan menggambar. Persis pelajaran anak ;1. ;api dalam satu kelas umurnya bisa ber3ariasi, dari mulai empat tahun sampai sepuluh tahun.K 6'

1ugy terdiam mendengar penjelasan itu. ?atanya tak lepas mengamati foto-foto anak-anak yang akan dibina oleh mi dan teman-temannya. J1amu pikirkan dulu aja, 0y. 1ita berkomitmen mengajar mereka empat hari seminggu. .adi lumayan menyita ,aktu.K JBerapa sukarela,an yang sudah terkumpul sekarangNK J*ua orang, termasuk aku.K J nak yang harus diajarNK J*ua puluh dua.K 1ugy terdiam lagi. JIke, aku kabari dalam minggu ini, ya.K <epanjang perjalanan pulang, 1ugy tak bisa menanggalkan ,ajah anak-anak itu dari ingatannya. Perhatiannya baru teralih saat ia membuka pintu kamar dan melihat ada setumpuk benda asing di tempat tidur. 1ugy menyalakan lampu. ;erdengar ada suara yang menyahut dari kamar sebelah. ;ak lama, Eoni muncul di pintu. J1eenan ke siniNK tanya 1ugy segera. J2ya, tadi dia mampir sama 7ko, cari lu, tapi nggak ada. *ia titip oleh-oleh, tuh. @dah lihat, yaNK 1ugy mengangguk, menatap kaus putih bergambar barong dan sarung hitam bercorak yang terlipat rapi. *i atasnya tergeletak papan mini dan sekotak kacang asin. JEanti malam gua sama 7ko janjian mau ke tempat kosnya. ?au ikut, nggakNK gup menyembunyikan kegembiraan yang membeludak. 1etika Eoni sudah keluar, 1ugy membuka laci meja belajarnya. <ekadar mengecek buku buatan tangannya yang kini sudah rampung. <esuatu serasa merekah di hatinya. ;ak sabar rasanya menanti malam datang. 61

J@dah siap, 0yNK Eoni melongok ke kamar 1ugy dan sedikit terperanjat, Jtumben lu agak cakepan.K JEggak ... biasa aja, kok.K 0ugup, 1ugy merapikan baju terusan hitam selututnya. Baju terbaik yang pernah ia miliki dan tak pernah keluar lemari saking istime,anya. ;ahutahu, 1ugy menyambar jaket jins 1arel dan buru-buru mengenakannya. J=aaah ... rusak lagi, deh,K 7ko terta,a, Jtapi lebih sesuai ;iba-tiba sesosok perempuan tak dikenal muncul di balik punggung 7ko dan Eoni. ;ubuh semampai itu melangkah anggun dalam jins ketat dan tank-top .<epatu !edge tebal dan trendi tampak serasi dengan tas kecil yang ia pegang. &ambut panjang itu tampak tertata rapi seperti baru keluar dari salon. <emilir parfum tercium di udara tiap kali perempuan itu bergerak. *an semua itu membuat 1ugy terpaku. J0y, kenalin. 2ni sepupu gua, Aanda,K Eoni berkata. JAanda,K ia mengulang namanya dengan nada merdu bak resepsionis kantor. 1ugy menerima uluran tangan Aanda. ;ampak barisan kuku terlapis cat biru metalik yang berkilau tertimpa sinar lampu. 1ugy pun menyadari, bola mata Aanda dilapisi lensa kontak biru yang serasi dengan ,arna kukunya. <etiap inci penampilan Aanda seperti direncanakan dengan matang. <atu hal yang rasanya mustahil dilakukan 1ugy. JEon, shall !e1' Aanda memutar tubuhnya menghadap Eoni. J0ua nyusul bentar lagi. 1alian duluan aja ke depan,K ujar 1ugy. *an ketika tiga orang itu pergi, 1ugy mengempaskan tubuhnya ke tempat tidur. Perasaannya campur aduk. 62

yang

da kegelisahan yang nyaris tak bisa ia tahankan. <egala sesuatu tentang Aanda, rencana Eoni, dan aneka kemungkinan yang bisa terjadi malam ini, seperti melumpuhkan sistemnya. *an 1ugy akhirnya memutuskan sesuatu. 2a berlari ke depan, menemui teman-temannya yang sudah menunggu di mobil, membuat alasan palsu yang membatalkan kepergiannya ke tempat kos 1eenan. <ebagai ganti, 1ugy meringkuk di tempat tidurnya semalaman.

*ari dalam kamar, 1eenan sudah bisa mendengar >uad menepi. ;ak lama, ia mendengar langkah-langkah kaki mendekati kamarnya. 1eenan pun segera berdiri, membuka pintu. <ejenak ia menyadari detak jantungnya yang sedikit bertambah cepat, seolah mengantisipasi sesuatu. Pintu terbuka. ;ampak Eoni dan 7ko nyengir selebarlebarnya. J<i 1ecil manaNK tanya 1eenan langsung. ;erdengar suara hak sepatu beradu dengan ubin dari kejauhan, menuju arah mereka. &5orry, guys. I -ust dropped my "onta"t. @ntung ketemu lagi ....K 1eenan terheran-heran melihat seorang ce,ek tinggi tak dikenal berjalan ke arah mereka dengan mata berkedipkedip seperti orang kelilipan. 2a ganti menatap Eoni dan 7ko, meminta penjelasan. JEan, ini Aanda. <epupu gua dari ?elbourne. 1amu pernah dengar 0aleri Aarsita di ?enteng, nggakN Eah, ayah Aanda itu pemiliknya. Aanda senang lukisan juga. *ia pokoknya ngerti banget soal yang seni-seni gitu. 0ua bilang juga ke dia kalo lu hobi melukis. Aanda ceritanya lagi hunting lukisan di Bandung, lho,K Eoni menyerocos seperti tukang obat sedang promosi. 69

*engan gestur agak kaku, 1eenan berkenalan dengan Aanda. <ementara di belakang punggung Aanda, 7ko mendelik-delik penuh maksud, meminta diundang masuk. JIh, sori. ?asuk, yuk ...,K gelagapan 1eenan menyilakan sambil membuka pintunya lebar. J?aaf agak berantakan, ya. Belum sempat beres-beres setelah pulang dari Bali ....K ;anpa menunggu penjelasan 1eenan selesai, Aanda langsung menerobos masuk. ?atanya sudah terkunci pada lukisan-lukisan yang menyebar di seluruh penjuru ruangan itu. Bak seorang kurator profesional, ia menelaah lukisan demi lukisan dengan teliti. Perhatiannya begitu terpusat seolah yang lain sudah melesak ke perut Bumi dan tinggal ia sendiri bersama lukisan-lukisan 1eenan. *engan bingung 1eenan memandangi kegiatan Aanda yang menekuni lukisannya seperti hendak menelanjangi. <ementara dilihatnya 7ko dan Eoni mesem-mesem di pojok kamar. 1eenan merasakan banyak tanda tanya di udara malam ini. J1amu sudah pernah pameranNK tanya Aanda pada 1eenan, sementara matanya terus terpaku pada lukisan. JBelum ....K J-ukisan kamu sudah pernah masuk galeriNK JBelum ....K 1eenan menggeleng lagi. J<aya melukis hanya karena hobi aja, masih iseng-iseng.K &Ah. 5u"h a shame,' Aanda tersenyum tipis, Jkamu sangat, sangat berbakat.K JIh, yaNK lis 1eenan mengangkat. J?enurut kamuL lukisan-lukisan ini cukup layak masuk galeriNK J-ayakNK kali ini Aanda mendongak menatap 1eenan, tergelak halus, Jharusnya kamu cari nafkah dari melukis.K ir muka 1eenan berubah seketika. 2a mulai melangkah mendekati Aanda dan menyimak ucapannya sungguh-sungguh. 6#

J1amu pelukis potret yang sangat bagus. <emua objek kamu hidup, mendetail, guratan dan garis kamu tegas, akurat. *an uniknya, kamu menggabungkan lukisan potret dengan abstrak dalam satu frame. bstrak kamu juga sangat kuat. Biasanya, pelukis hanya kuat di salah satu, tapi kamu kuat di keduanya. Impressive ,K tutur Aanda dengan decak kagum. 1eenan menelan ludah. Baru kali itu seseorang mengomentari lukisannya dengan sangat serius. 1unjungan ini mendadak menjadi menarik. ?alam itu, Eoni dan 7ko terpaksa menggantungkan nasib perut mereka pada ?as-?as pengantar pi//a. Aanda dan 1eenan mengobrol soal dunia lukisan dengan asyiknya hingga tak menggubris desakan Eoni dan 7ko untuk makan malam di luar. <ambil menyuap potongan pi//a ke mulut, Eoni menjulurkan sebelah tangannya diam-diam, mengajak 7ko bersalaman. ?isi mereka berhasil.

<ejak tadi, 1ugy tetap terjaga di kamar. Berbagai kegiatan sudah ia lakukan untuk mendistraksi, tapi pikirannya tetap terikut dengan >uad, menuju tempat kos 1eenan, dan menciptakan seribu satu skenario tentang apa gerangan yang terjadi malam ini. idak mungkin ada "o!ok normal yang tidak tertarik dengan 4anda ... tapi Keenan mungkin beda, dia melihat kualitas yang lain ... tapi "o!ok tetap sa-a "o!ok ... tapi mungkin 4anda membosankan, nggak seru, dan nggak nyambung ... tapi kalau se"antik itu, siapa lagi yang peduli soal seru dan nyambung ... dan benak 1ugy pun tak berhenti berceloteh. <aat pintu kamar sebelahnya kedengaran membuka, me6)

lonjaklah 1ugy dari tempat tidur. Berdiri di dekat pintu kamarnya dengan lagak malas-malasan. JBelum tidur, 0yN ;adi katanya banyak kerjaan, terus sakit perut, terus mau tidur cepat,K kata Eoni sambil melirik 1ugy yang bersandar di dinding sambil menguap-nguap dan garuk-garuk kepala. JBaru mau tidur, nih. ;adi nulis dulu,K 1ugy menguap lagi, Jgimana debut ?ak Comblang kitaN <uksesNK J*ari skala 1-1'', nilai gua $). =ang ) sisanya hanya untuk jaga-jaga siapa tahu 1eenan atau Aanda mendadak amnesia,K cetus Eoni mantap. 1ugy terkekeh, JIptimis banget sih ente. 7mangnya 1eenan mau sama tipe ce,ek Barbie kayak Aanda gituNK J1ugy darling , Aanda itu kurator muda. Bokapnya yang punya 0aleri Aarsita di ?enteng,K jelas Eoni dengan senyum kemenangan, Ja,alnya memang si 1eenan kayak sedikit alergi, tapi begitu Aanda mulai ngomentarin lukisannya ... reka berdua ngobrol, yang ada kita batal makan ke luar, cuma order pi//a, dan gua sama 7ko akhirnya minggat ke ,arnet. 0ila, kita dianggurin kayak tembok.K 1ugy ikut terta,a. Eamun, terasa ta,ar dan sumbang. -idahnya seperti kelu untuk memberikan tanggapan apa pun. khirnya ia memilih permisi tidur. da sesuatu yang remuk di hati 1ugy, dan pecahan-pecahannya seolah menyebar ke seluruh tubuh, membuatnya meringkuk memeluk guling menahan pedih. *an segala keresahan dan kebingungannya selama ini juga ikut memuncak, meledak, hingga kesedihan itu tak tertanggungkan lagi. Butir demi butir air mata pun mulai melelehi pipinya. <ejenak 1ugy mengangkat mukanya, melirik buku dongeng buatannya yang kini tergeletak di meja. 2a langsung mengernyit. ?endadak ia merasa bodoh. Buku itu tampak 65

buruk. *an 1ugy pun membenamkan mukanya kembali ke dalam guling. .engah melihat hasil karyanya sendiri. *alam benaman guling itu, untuk pertama kalinya 1ugy menyadari ... ia telah jatuh cinta pada 1eenan.

Pagi itu, 1ugy bangun dengan mata sembap. ;erpaksa ia membungkus es batu dalam sapu tangan lalu mengompreskannya ke mata. *engan satu mata yang terbuka, ia membuka catatannya lalu memencet sederet nomor di ponselnya. J miN Hai, ini 1ugy. ku udah memutuskan ... iya ... aku mau jadi pengajar di <akola lit. ?ulai secepatnya bisaN 2ya ... aku siap, kok.K <etelah pembicaraan itu selesai, 1ugy mengembuskan napas lega. 2a harus berbuat sesuatu. 2a harus mencari kesibukan. 2a ingin melupakan pedih itu, apa pun caranya. *an ta,aran mi mendadak menjadi tiket keluar yang paling baik. 2a lalu teringat sesuatu. <ebuah benda buatannya yang sudah terbungkus rapi dengan kertas kado. 1ugy mengambilnya dari dalam laci. ?embuka lemari pakaiannya yang bergabung dengan beberapa dus kecil berisi barang-barang bekas. 1ugy membuka salah satu dus lalu menjebloskan benda itu di sana. Belum cukup puas, dibenamkannya lagi dus kecil itu di dalam tumpukan benda lain. <ementara ini, 1ugy ingin sekali melupakan benda itu. Perasaan itu.

6(

11+ &%":L% %LIT

ngkutan kota Colt --9'' yang sudah tua dan kepayahan nanjak itu hanya mengantarkan mereka bertiga sampai di mulut sebuah jalan setapak. ?atahari pagi terasa hangat menyentuh kulit muka setelah sekian lama mereka terperangkap dalam mobil. 1ugy, mi, dan 2cal sejenak saling berpandangan sebelum mereka menuruni jalan tanah itu. 2ni adalah hari pertama mereka resmi mengajar di <akola lit. ;idak ada yang bisa membayangkan apa yang akan mereka hadapi. <ambil menenteng masing-masing sebuah papan tulis kecil dan menyandang ransel yang penuh sesak dengan alat tulis dan buku-buku, ketiga orang itu mulai melangkah memasuki jalan menurun yang dinaungi rimbunan pohon bambu di kirikanan. <etelah kurang lebih setengah jam berjalan kaki, sampailah mereka di sebuah masjid. Banyak anak kecil berlarian di sekitarnya. <eorang bapak berpeci yang sedang duduk sambil merokok, cepat-cepat bangkit berdiri dan menyambut mereka. 66

JEeng mi ... kumaha 1 ' , EengN %amang 1 11K Bapak itu menjulurkan ujung tangannya untuk menyalami mi. JPak <omad, kenalkan, ini teman-teman saya yang nanti ikut ngajar,K mi memperkenalkan ketiga temannya satu per satu, JPak <omad ini yang membantu mengumpulkan anakanak dari kampung sini,K mi lalu gantian mengenalkan. JMuhun 12 ,K sahut Pak <omad, Jhari ini baru ada lima belas anak, Eeng. <isanya mungkin baru besok atau lusa. ?aklum, banyak yang sambil kerja juga.K JEggak apa-apa, Pak. 1ita mulai sekarang aja. <aungnya di sebelah mana, yaNK 1 9 *iantar JIh, mangga, mangga. ku $apa 1 # ,K buru-buru Pak <omad mematikan rokok kreteknya lalu mulai memanggili anak-anak yang tercerai-berai di sekitar masjid. ;ak lama, mereka pun berjalan beramai-ramai menuju sebuah saung yang berukuran cukup besar di pinggir ladang cabai. <ekumpulan anak itu akhirnya dibagi dalam tiga kelas. mi kebagian di saung besar, 2cal mendapat tempat di sebuah saung agak kecil yang terpisah sekitar seratus meter, dan 1ugy kebagian di ba,ah pohon. 1ugy pun bergegas menyiapkan Oruang kelasM-nya. ?enggelar tikar plastik untuk mereka semua duduk, menyandarkan papan tulisnya di pohon, dan membagikan buku serta alat tulis. *i hadapannya kini sudah ada lima anak dari mulai umur empat sampai sembilan tahun. <emuanya mengaku tidak bisa membaca dan menulis. <ejenak 1ugy menghela napas, mereka-reka harus memulai dari mana.
1' 11 12 19 1#

Bagaimana. <ehat. Betul. <ilakan, silakan. Ileh Bapak.

6$

J<elamat pagi,K sapa 1ugy semanis mungkin. ;ak ada yang menja,ab. da yang asyik mencari kutu di kepala temannya, ada yang langsung merobek kertas dari bukunya dan bikin kapal-kapalan, ada yang kerjanya teriak-teriak terus memanggili temannya di saung sebelah, dan ada juga yang menatapnya bergeming seperti melihat hantu. 1eringat dingin 1ugy menetes.

-aki-laki setengah baya itu berjalan menuju ruang kantornya yang terletak di bilangan ?enteng, .akarta Pusat. 2a hanya mengenakan kemeja linen dan celana kain, dan begitulah ia biasa berkantor sehari-hari. 1antornya hanya satu ruangan dari keseluruhan galeri yang luas itu. 0aleri miliknya memang galeri terbesar di .akarta. 2a menjalankannya hanya berdua dengan sahabatnya, <yahrani, yang juga sudah puluhan tahun menjadi kolektor karya seni, dan akhirnya menikah dengan seorang perupa terkenal yang karya patungnya pun menghiasi berbagai sudut galeri itu. J<elamat pagi, Pak Hans,K sekretarisnya menyapa. JPagi, ?ia. Aanda sudah di dalamNK J<udah, Pak. *ari setengah jam yang lalu.K -aki-laki itu melirik jam tangannya, JAah, rajin banget dia. Pantas tadi langsung hilang dari rumah sehabis sarapan.K &Morning, Hans. Morning, ?ia,K seorang ibu berkacamata menghampiri mereka. ?eski nyaris polos tanpa riasan, ,ajahnya tampak cerah. Hanya seoles tipis lipstik merah tua me,arnai bibirnya. <elendang batik membungkus lehernya seperti syal. J?et pagi, &an. 0imana pameran patung ;eguh di .ermanN <uksesNK Hans menyapa mitranya. $'

&4onderful. hey love it, those strange bule s,' <yahrani terta,a ringan, &so, ho!)s our young and beautiful "urator1 *ia nelepon aku semalam. <epertinya dia semangat banget, tuh. 1atanya banyak dapat lukisan bagus di Bandung.K J;api kali ini dia agak aneh,K Hans geleng-geleng kepala, Jdia bahkan nggak mau kasih aku sneak previe! kami sarapan bareng di rumah, lalu dia langsung menghilang. ;ernyata sudah duluan kemari, dari setengah jam yang lalu malah.K JIh, yaN 7et)s see !hat she got, then.' . ;adi pagi

<yahrani ter-

senyum dan menggosokkan kedua telapak tangannya seolah hendak mengantisipasi sebuah kejutan. Hans pun membuka pintu kantornya yang sedari tadi tertutup, melangkah masuk bersama mitranya. Aanda menyambut keduanya dengan senyum merekah. <emuanya tampak sudah rapi ia persiapkan, termasuk proyektor yang sudah menyala dan terhubung ke laptop- nya. Aanda langsung menghampiri <yahrani dan memeluknya, J;ante &ani, I miss you so mu"h ....' &Miss you too, dear. Papimu cerita, kamu semangat banget mau presentasi pagi ini,K kata <yahrani sambil menja,il pipi Aanda. Aanda mengangguk mantap, lalu tanpa banyak bicara ia langsung memulai mempresentasikan slide-slide foto lukisan yang sudah ia persiapkan. Aanda memulai dengan karya pelukis paling senior terlebih dahulu, hingga foto demi foto berlalu, dan Aanda tiba pada koleksi terakhirnya. Eapasnya sejenak dihela sebelum mulai memberikan ulasan. Aanda tampak sedikit tegang. J=ang ini adalah karya pelukis muda. ?enurut saya dia sangat gifted . 1aryanya segar, otentik. *engan manajemen yang baik, menurut saya dia bisa punya prospek luar biasa.K

$1

J<iapa namanyaN 1eenanNK tanya <yahrani sambil membaca-baca arsip yang sudah dipersiapkan Aanda di meja. J2ya. *ia yang temannya Eoni di Bandung itu, Papi.K Aanda berkata sambil melirik ayahnya. J<udah pernah pameranNK tanya ayahnya. Aanda menghela napas. 2a sudah menduga pertanyaan itu pasti muncul. JBelum,K ja,abnya. JPernah masuk di galeri manaNK <yahrani ikut bertanya. Pertanyaan kedua yang pasti muncul. JBelum pernah,K ja,ab Aanda lagi. <yahrani dan Hans berpandang-pandangan. &4ell,' Hans berdehem, Jkalau soal dia berbakat, saya setuju. ItentikN Bisa jadi. ;api, anak ini kelihatannya masih berproses dan belum mencapai titik kematangannya sebagai pelukis. <aya lihat dia seperti masih mencari identitas. 1asih satu-dua tahun lagi, mungkin dia baru layak masuk ke Aarsita.K 7kspresi Aanda seketika berubah. ?ulutnya mengerut. JPapi, tapi saya yakin dia punya sesuatu. 9e)s like a ra! diamond ....' JPersis,K sahut ayahnya santai, J ra! Lmentah. *ia bagus, tapi mentah.K J<aya setuju dengan semua poin kamu, Hans,K <yahrani angkat bicara, Jtapi ada faktor lain yang bisa jadi pertimbangan, yaitu kejelian Aanda melihat talenta baru. Aarsita memang terkenal dengan koleksi karya-karya pelukis mapan, tapi nggak ada salahnya galeri ini juga memulai membuka peluang untuk pelukis baru. 2ni bisa jadi kredit buat kita jika kelak pelukis ini berkembang bagus.K Hans tersenyum kecil, J<udah ada berapa puluh pelukis baru yang antre ingin masuk sini dan kita tolak, lalu kenapa yang satu ini bisa mendapat perkecualianNK J1arena dia berbeda, Papi,K Aanda menyambar tegas. <yahrani sekilas memeriksa arsip 1eenan sekali lagi. da $2

selembar foto 1eenan di samping lukisannya yang ikut dilampirkan di sana. J1arena ... I think our Aanda him.' ?uka Aanda langsung merah padam. ?ulutnya siap membuka, tapi ia kehilangan kemampuannya berkata-kata. JBercanda, <ayang,K cepat <yahrani menambahkan sambil terta,a halus. J nak ini memang berbakat. *an saya pikir dia layak diberi kesempatan.K Hans mengangkat bahunya ringan. JIke. 1ita lihat saja nanti perkembangannya.K Eapas Aanda melega. ?eski ia masih terusik dengan apa yang dilontarkan padanya barusan, senyum puas yang menyembul di ,ajahnya sungguh tak bisa ia tahan.

likes

Bandung, *e$ruari, ())) ... &asa pegal yang mulai menyerang kakinya menunjukkan bah,a sudah cukup lama ia berdiri di sana. 1eenan mulai berpikir barangkali sudah saatnya ia menyerah dan pulang. Eamun, ia mengedarkan pandangannya sekali lagi, meneliti ,ajah-,ajah yang lalu-lalang di sekitarnya. khirnya, tampak sekelebat siluet yang ia cari. &ambut sebahu yang tergerai, jaket jins yang hampir setiap hari dipakai, ransel yang tampak tidak proporsional karena ukurannya terlalu besar =ang dipanggil malah terus berjalan. ;erpaksa 1eenan mengejar dan menarik tangannya. 1ugy memejamkan mata sebelum berbalik dan menyetel 1eenan menatapnya tak percaya. J1amu ke mana ajaNK J da ...,K ja,ab 1ugy bergumam. J0y, saya tuh nggak pernah betah lama-lama di kampus. $9

;api gara-gara nyariin kamu, hampir setiap hari saya nongkrong di sini, nunggu di tempat yang sama, dan kamu nggak pernah nongol,K ujar 1eenan. J1amu sibuk banget, yaNK Baru pertama kali itu 1ugy mendengar nada bicara 1eenan terdengar agak emosional, tidak lagi kalem seperti biasa. *ia seperti orang yang sungguh-sungguh kehilangan. J=ah, lumayan sibuk ...,K 1ugy kembali menja,ab dengan suara berkumur. J@lang tahun kamu udah le,at,K kata 1eenan dengan nada menyesal. J@lang tahun kamu juga,K balas 1ugy pelan. J?aaf ya, nggak sempat kasih selamat. ;api ,aktu itu aku udah titip pesan ke 7ko.K JEggak bisa ngomong sendiriNK 1ugy menelan ludah. Pertanyaan itu dilontarkan dengan halus, tapi sorot mata 1eenan begitu menusuk, dan 1ugy merasa seperti tertuduh. JAaktu itu kan pas Aanda lagi datang ke Bandung, dan aku nggak mau ganggu. 1alian berempat kan ada acara sendiriL J*an saya ngundang kamu juga,K potong 1eenan, Jsaya nggak pernah bikin acara itu untuk eksklusif berempat, kok. 0y, kamu sahabat saya, nggak mungkin sayaL JEan, kadang-kadang sahabat yang baik itu justru harus tahu diri,K 1ugy gantian menyambar, Jaku kan udah bilang, karena justru nggak mau ganggu makanya akuL J1amu sebetulnya kesal sama saya, yaNK J1esalLsoal apaNK tanya 1ugy tegang. 1eenan mengangkat bahu, JEggak tahu. =ang jelas alasan Onggak mau gangguM itu kok kedengarannya agak basi, ya.K 1ugy terdiam. ?ana mungkin bisa jujur, batinnya. .ustru alasan jujurnya yang bakal jadi juara basi. J<aya sebetulnya punya sesuatu buat kamu. ;adinya saya mau kasih untuk hadiah ulang tahun kamu ....K $#

&It)s okay, Ean. 1apan-kapan aja,K sahut 1ugy cepat, sambil mengusahakan senyum lebar di mulutnya. J?alam minggu ini kita mau nonton midnight kayak biasa. 2kut, yuk. 1amu selalu ditanyain sama ?as 2tok, tuh.K J1itaLberempatNK 1ugy bertanya hati-hati. J?ungkin berlima. 1atanya !eekend ini Aanda mau datang lagi ke Bandung.K J-ihat nanti, ya. ku usahain,K ucap 1ugy dengan nada yang dibuat serileks mungkin. %ua ratus persen pasti nggak bakalan ikut, sambungnya dalam hati. J-ukisan saya bakal masuk ke 0aleri Aarsita,K 1eenan menambahkan, Jgara-gara itu Aanda bolak-balik terus ke Bandung.K sungguhan tulus mengatakannya. J1eenan Huaneptuniamania ... jadi pelukis beneran. Hebat.K 1eenan tergelak. J<ejak kapan nama saya jadi 1eenanL apa tadiN 1leptomaniaNK J Huaneptumania. &esmi ditahbiskan barusan,K 1ugy nyengir. JBeneran ... aku ikut senang. 1amu memang pantas kok masuk galeri seperti Aarsita. Cuma masalah ,aktu.K J?akan bareng, yuk. <aya traktir. Pemadam 1elaparanNK 1ugy menghela napas. Perutnya sudah keroncongan sejak tadi. *an tidak ada manusia lain yang paling ideal untuk menemaninya makan siang selain 1eenan. JHmm ... sori. ku harus cabut, ada janji dengan mi dari 1lub 1akak suh. 1apan-kapan, yaNK 1eenan sejenak terdiam mendengar respons 1ugy. J@dah dua kali kamu ngomong Okapan-kapanM ke saya hari ini. ?oga-moga nggak ada yang ketiga kali,K ucapnya pelan. 1ugy tak berani menatap 1eenan langsung. Perasaan seperti tertuduh itu kembali menyerangnya. J*uluan, ya,K $)

kembali setengah berkumur 1ugy berkata, dan cepat-cepat ia berlalu dari sana. 1akinya melangkah besar-besar, matanya terus menekuni aspal. Kalau nggak begini, kamu akan ter-ebak terus, Kugy. <eperti merapal mantra, 1ugy mengulang-ulang kalimat itu dalam hatinya.

$5

12+ 2$N($R%L ILI" ; %&U"%N %LIT

Bandung, Maret ())) ... Pria berkacamata itu sudah siaga berdiri dengan empat tiket bioskop di tangan. da beberapa helai tiket lagi tersimpan di kantong belakang kiri dan kanan. 2ni sudah menjadi pekerjaan tetapnya hampir setiap malam ?inggu. <ejak 7ko sering menitip beli tiket midnight , banyak teman-teman 7ko lainnya yang juga ikut memakai jasanya, sampai-sampai dia harus mulai mengerahkan beberapa teman untuk ikut membantu. Pria itu menoleh. ;ampak rombongan 7ko muncul di tangga eskalator. JEah, ini buat ?as 7ko dan ?bak Eoni, ini buat ?as 1eenan dan ... ?bak Pacar Baru.K ;anpa beban, 2tok menyerahkan tiket itu masing-masing dua lembar ke tangan 7ko dan 1eenan. ?ereka berempat spontan terta,a. JEama saya Aanda, ?as. ;api nggak pa-pa juga kalau $(

disebut O?bak Pacar BaruM,K celetuk Aanda sambil mengerling ke arah 1eenan yang berdiri di sebelahnya dengan muka memerah. J?bak 1ugy nggak pernah ikut lagi, ya, ?as 1eenanN &esmi putus nih ceritanyaNK 2tok mesem-mesem dengan tatapan haus gosip. J?as 2tok, jangan aneh-aneh, deh. Beliin tiket bioskop aja,K 7ko mulai protes. JHebat ?as 1eenan, ya. ?entang-mentang ganteng, pacarnya ganti-ganti, cantik-cantik lagi,K 2tok masih terus berkomentar. ;ransaksi pun berjalan seperti biasa, dan cepat-cepat mereka berlalu dari hadapan ?as 2tok sebelum manusia itu terus mengorek-ngorek info tidak penting. J?emangnyaLkamu pernah pacaran sama 1ugyNK tanya Aanda pelan. 1eenan hanya menggeleng. 7ntah kenapa, ia tidak berselera untuk panjang lebar menjelaskan. J1ugy dan 1eenan pacaran itu selamanya hanya akan ada di otak ?as 2tok seorang,K 7ko menambahkan sambil terkekeh. *alam hatinya, 1eenan merasa tersentil dengan ucapan 7ko, sekalipun tahu bah,a temannya hanya bercanda. J;auk tuh 1ugy. <ibuk banget sekarang. *ia jadi guru rela,an buat sekolah darurat gitu, hampir tiap hari ngajar. Pulangnya sore terus, habis itu nggak pernah keluar kamar,K Eoni bercerita. J neh. 7mangnya dia ngajar sampai malamN ?emangnya ada layar tancap midnight di Bojong 1onengN 1alo kata gua, ada faktor sibuk dan sok sibuk,K 7ko menimpali lagi. JEan , are you okay1' 1eenan tersentak dengan pertanyaan Aanda yang tibatiba, dan ia pun tersadar bah,a Aanda memperhatikannya $6

saksama sejak tadi. <ebagai ja,aban, 1eenan tersenyum sekilas. JBeli pop"orn , yuk,K Aanda tahu-tahu menggamit tangannya, dan mereka berdua berjalan menuju mesin pop"orn di dekat sana. 1eenan seolah terempas ke lorong ,aktu. <emua ini terasa seperti de-avu . 2a mengenal adegan ini. ?alam ?inggu, tempat yang sama, mesin pop"orn yang sama. Bedanya, orang yang bergandengan dengan tangannya ,aktu itu adalah 1ugy.

Bandung, A#ril ())) ... <ambil rebahan di atas karpet, Ijos mengamati ,ajah pacarnya sejak tadi. &ambutnya yang semakin panjang, kaus J-ake ;obaKseragam tidur fa3oritnyaLsudah semakin lusuh, celana pendek batiknya yang berkeriut-keriut, mata bundarnya tampak serius menekuni buku ..&.&. ;olkien yang tebalnya minta ampun. Ijos pernah bercanda, buku setebal itu lebih cocok buat senjata mela,an anjing galak ketimbang buat bacaan. <eumur hidupnya, Ijos tak membayangkan akan bisa membaca sepuluh persen saja dari jumlah buku yang dibaca 1ugy. ?ulai merasa diamati, 1ugy pun mengangkat mukanya. J?au baca juga, .osN ku ada *onal Bebek ....K Ijos menggeleng. 1ugy pun kembali pada bacaannya. Ijos kembali mengamati. &uangan itu kembali hening. -ama. J0y ....K JHmmNK &Are you okay1' 1ugy menatap Ijos, &I)m okay. 1enapa, .osNK $$

J1amu jadi lebih diam akhir-akhir ini. da yang kamu pikirinNK 1ugy seperti terusik mendengar pertanyaan itu, tapi cepat ia tersenyum. JEggak ada. Paling-paling soal <akola lit. ?urid kita tambah banyak sekarang.K J1amu sibuk banget ngurusin sekolah itu.K J ku betah ngajar di sana. nak-anak itu ....K 1ugy berdecak, Jkadang-kadang aku yang merasa banyak belajar dari mereka.K J;api kamu sekali-sekali harus memperhatikan diri kamu juga, dong. 1amu tambah kurus.K J?akanku tetap sadis, kok.K J2ya, tapi akti3itas kamu juga gila-gilaan. 1amu harus istirahat. Badan kamu sampai habis, gitu.K JBukan. 2tu karena anakonda di perutku juga tambah besar ....K J0y, aku serius.K J.os, I)m okay,'

tandas 1ugy, J

... okeNK ;ak lama, 1ugy

kembali tenggelam dalam bacaannya, dan ruangan itu kembali hening. J0y ....K JHmmNK J1amu butuh liburan.K J-iburan apaNK J1ita ke <ingapur, yuk. 4eekend aja. Imku baru beli stay di sana.K

apartemen di daerah Irchard. 1ita bisa JEggak punya uang.K J ku bayarin.K

JEggak mau.K JAaktu kamu dari <enin sampai .umat dihabiskan buat anak-anak itu. ku cuma minta satu sih kamu nggak bisa kasihNK !eekend doang. ?asa

1''

J.os, hari ini malam ?inggu, dan aku bareng sama kamu. pa bedanyaNK J1amu nggak bareng sama aku,K Ijos berkata pedas, meninggalkan ruang itu dan 1ugy yang termangu.

Hari ?inggu pagi. ;idak biasanya Ijos bangun sepagi itu. ;api karena dia janji menemui Eoni yang rutin lari pagi di 0asibu, Ijos pun dengan terpaksa menyeret badannya untuk menyetir ke daerah 0edung <ate. Eongkrong di dekat penjual minuman sambil menunggu Eoni menyelesaikan putaran terakhirnya. ;ak lama, Eoni datang menghampiri, langsung menenggak air mineral botol yang sudah disediakan Ijos. JHebat banget sih lu, Eon. Baru malamnya nonton midnight, kok bisa paginya udah -ogging lagi,K komentar Ijos. J?asih kurang kurus nih, .os. *ua kilo lagi, deh. -agi kejar target.K Ijos melengos. J pa lagi sih yang mau dikurusinN *asar ce,ek-ce,ek. Eggak ngerti gue. ;emen lu tuh yang jadi kurus padahal nggak -ogging .K J?aksud luL1ugyNK J2tu dia yang pingin gue tanya sama lu, sampai gue belabelain bangun nyubuh begini,K air muka Ijos berangsur serius. J*ia kenapa sih, EonNK J1enapa memangnyaNK J-u kan tiap hari ketemu dia. ?erasa ada yang aneh nggak, sihNK Eoni berpikir sejenak. J?mm. *ia memang jarang jalan sama kita akhir-akhir ini. <ibuk sama mi di <akola lit.

1'1

;iap hari kayaknya dia kecapean kali, ya. <ama gua aja jadi jarang ngobrol. 1alo ada yang penting-penting doang.K J<elain <akola lit, kira-kira ada faktor lain nggakNK Eoni berpikir lagi, lalu mengangkat bahu. J*ia ...,K Ijos seperti berat mengatakannya, Jnggak lagi dekat sama co,ok lain, kanNK 1ening Eoni kontan berkerut. JCo,ok lainN <etahu gua nggak ada.K Ijos kelihatan menimbang-nimbang, seperti ingin mengungkapkan sesuatu yang lebih berat lagi. J1alo dengan 1eenan ... dia nggakL <pontan, Eoni tergelak, sampai hampir tersedak. J duuuh ... lu kena sindrom ?as 2tok juga ternyata.K J<iapa tuh ?as 2tokNK &2ever mind,' Eoni mengibaskan tangannya, Jsetahu gua, mereka berdua memang dekat, nyambung, tapi nggak ada apa-apa. 1eenan malah lagi naksir-naksiran sama sepupu gua yang dari ?elbourne itu.K JIh, yaN ?ereka udah jadianNK JBelum, sih. Paling bentar lagi,K Eoni terkekeh, Jgua lho ?ak Comblang-nya.K ;ak lupa ia menambahkan dengan nada bangga. 2nformasi Eoni terasa memba,a sedikit ketenangan bagi Ijos, tapi kecemasan itu tak sepenuhnya hilang. J0ue titip 1ugy, ya, Eon. 1alau ada ada apa-apa, tolong kabarin gue.K J-u tenang aja, .os. ?ungkin 1ugy memang lagi fokus banget ke kegiatan barunya itu. 1an dia memang gitu anaknya. 1alo udah suka sesuatu, suka jadi asyik sendiri.K Eamun, ingatan Ijos kembali ke adegan di <tasiun 0ambir malam hari itu. <orot mata 1ugy, sorot mata 1eenan, dan gaya antena yang seolah-olah merupakan bahasa sandi antara mereka berdua. *alam hatinya, Ijos yakin ia tak pernah salah. &adarnya tak pernah salah. 1'2

*ibutuhkan ,aktu delapan kali pertemuan untuk meluluhkan hati mereka, murid-murid 1ugy yang kini berjumlah sebelas orang itu. <edikit di antara mereka yang lancar berbahasa 2ndonesia. Hampir semuanya terus-terusan menggunakan bahasa <unda. <ementara 1ugy sama sekali tidak bisa berbahasa <unda. <etelah dua minggu, masing-masing pihak mulai saling mempelajari. 1ini, anak-anak itu mau lebih banyak memakai bahasa 2ndonesia, dan 1ugy pun diajari secara tidak langsung istilah-istilah <unda oleh anakanak itu. lhasil, bahasa <unda 1ugy yang centang perenang menjadi salah satu hiburan fa3orit mereka. <elain menjadikan dirinya sendiri dagelan, 1ugy akhirnya menemukan cara lain untuk memoti3asi mereka belajar membaca. ,alnya, 1ugy memba,a setumpuk buku-buku dongeng klasik, termasuk koleksi *onal Bebeknya yang berjubel. ;erkaget-kagetlah 1ugy ketika mengetahui bah,a anak-anak itu tidak mengetahui sama sekali keberadaan ;humbelina, Putri <alju, Cinderella, Prajurit ;imah, dan tokoh-tokoh dongeng klasik lainnya. *onal Bebek dan ?ickey ?ouse pun hanya sebatas tahu gambar di kaus saja. *an tersadarlah ia, bah,a dunia kanak-kanaknya dan dunia anak-anak di <akola lit sangat jauh berbeda. 1ugy akhirnya membuat perjanjian dengan anak-anak itu, setiap kali mereka berhasil naik tingkat membaca, maka 1ugy membuatkan dongeng tentang mereka. <eluruh tokohnya diambil dari masing-masing anak, lengkap dengan ornamenornamen pendukung yang ada dalam kehidupan mereka. acungkan tangannya sambil membusungkan dada ketika 1ugy pertama kali menceritakan rencananya itu di depan kelas. 1'9

*alam hatinya, 1ugy bersorak gembira. nak itu, Pilik, adalah anak yang paling tua dan disegani di antara muridmurid lain. @sianya sembilan tahun, dan belum bisa baca tulis. <eminggu pertama, 1ugy habis dipelonco oleh Pilik. 2a tak berhenti-henti berceletuk, terta,a keras-keras, mengomentari 1ugy dengan bahasa <unda yang tak dimengertinya, dan 1ugy sadar sedang diperolok-olok. Aalau sempat mangkel luar biasa, 1ugy tahu anak itu sesungguhnya cerdas dan berji,a pemimpin. ;ak heran, Piliklah yang paling bersemangat menyambut ide dongeng 1ugy, dengan catatan8 ia harus jadi tokoh utama, alias jadi .enderal. nya 1ugy pada semua. ?elihat Pilik begitu antusias, yang lain pun langsung ikut mengajukan diri. ?aka hari itu, terbentuklah8 .enderal Pilik dan Pasukan lit. da juga Hogi si yam Pelung 1eramat, Palmo si 1ambing Eekat, 0ogog si njing .ago &enang, dan tokoh-tokoh he,an yang diadopsi dari peliharaan mereka di rumah. <etiap hari sepulang sekolah, 1ugy menyempatkan diri bermain bersama mereka di kampung. *an setiap hari pula, ia menuliskan petualangan mereka dalam sebuah buku tulis. 1endati dengan kemampuan baca yang terbata-bata, anak-anak itu selalu riuh bersorak-sorai dan bertepuk tangan menyemangati satu sama lain ketika mereka bergiliran membaca dongeng mereka sendiri. <ejak hari itu, Pilik menjadi sahabat setianya. *an 1ugy menjadi idola mereka semua. <ore itu, setelah semua muridnya pulang, kembali 1ugy duduk di saung kecilnya, menuliskan kisah petualangan .enderal Pilik dan Pasukan lit. *ari kejauhan terdengar kokok ayam pelung yang lantang dan panjang. JHogi ...,K gumam 1ugy. *an tangannya spontan mencoret-coret 1'#

gambar ayam jantan dengan bulu-bulu hitam berkilau yang mekar sempurna. ;iba-tiba tangannya berhenti. J-ho ... kok jadi kayak <tegosaurus ...,K gumamnya sendirian. JEgapain, 0yNK 1ugy terlonjak kaget mendengar suara yang tiba-tiba muncul dari belakang. J7h, si 2cal. 0ua pikir Pak <omad lagi ra/ia saung,K 1ugy terkekeh, Jgua lagi iseng-iseng bikin ilustrasi. ;api gagal total.K J=a, kata mi, metode dongeng lu sukses berat,K puji 2cal, lalu matanya melirik coretan tangan 1ugy, Jtapi jangan dipaksain pakai gambar, deh.K 1ugy tergelak. J@ntuk soal satu itu, gua tahu diri, kok. 0ambar ayam purbakala ini cukup gua, lu, dan ;uhan aja yang tahu.K J0ua punya teman, jago banget ngegambar. ?ungkin dia bisa sekali-sekali kita undang jadi guru gambar di sini.K J nak <eni &upaN 2;BNK JBukan. nak kampus kita, kuliah di ?anajemen. *ia satu kos sama Bimo, sobat gua.K .antung 1ugy seketika seperti ditusuk. JEanti gua coba hubungi le,at Bimo, deh. <iapa juga yang nggak terketuk hatinya lihat gambar lu itu, 0y,K ujar 2cal geli. 1ugy ikut tersenyum, tapi senyuman itu sudah berubah masam. <epertinya ia tahu siapa yang 2cal maksud. <usah payah ia berlari, menghindar, dan menenggelamkan diri dalam dunia baru ini. ;iba-tiba saja, orang itu akan diundang lagi untuk bergabung. 1alau sampai itu terjadi, 1ugy tak tahu harus lari ke mana lagi.

1')

16+ R$NC%N% 3$&%R <%N(%

Jakarta, Mei ())) ... 1ugy tidak bisa lari kali ini. 0ara-gara pulang ke .akarta nebeng >uad yang kini sudah bisa menempuh perjalanan luar kota, 1ugy tak bisa menghindar ketika Eoni mengajaknya mampir ke 0aleri Aarsita. J pa maksud dan tujuan kita ke sana, sihNK 1ugy bertanya setengah protes, JBeli lukisanN 1agak mampu. -ihat lukisan 1eenanN @dah sering. .adi, apaNK J2ni namanya8 support, <ayang. 1ita harus menunjukkan dukungan kita pada 1eenan. 2ni hari bersejarah buat dia,K Eoni berpidato, Jbayangin, pertama kali lukisannya masuk galeri, eeh ... langsung ke galeri besar kayak gitu. Eggak semua pelukis muda bisa punya kesempatan kayak 1eenan. ?asa kita nggak bangga sebagai sahabat-sahabatnyaNK ?eski mukanya kurang rela, dalam hati 1ugy setuju dengan semua yang diucapkan Eoni. 2a hanya malas menghadapi adegan-adegan yang sekiranya bakal pedas di mata. J1ita cuma mampir bentar, kanN Egelihat lukisannya dipajang terus kita pulangNK 1ugy memastikan sekali lagi. 1'5

7ko sedikit terbatuk, J.adi gini, 0y. <ore ini akan ada acara high tea di galeri untuk memperkenalkan koleksi barunya Aarsita, salah satunya lukisan 1eenan. Eanti bakal ada pelukis-pelukis, ,arta,an, kolektor, kurator ....K

1epala 7ko langsung menoleh ke belakang. J-u adalah manusia paling cuek dan pe-de yang gua tahu. ?asa gentar sama acara gitu doangN Bukan acara besar, kok. 1ata Aanda, cuma sekitar lima puluh orang yang diundang ....K J-ima puluhNK 1ugy setengah berteriak. J0ua pokoknya J=ah ... jangan gitu, dong, 0y. -u kelihatan oke, kok ....K

Eamun, bukan jatahnya 1ugy untuk bisa kabur hari ini. <aat >uad tiba di pelataran parkir galeri, mereka bertiga langsung disambut oleh Aanda dan 1eenan yang datang semobil dan juga baru parkir. &9i, guys. hanks ya udah mampir,K Aanda menyapa mereka. 1ali ini baju Aanda serba silver, serasi dengan tas, sepatu, dan kuku-kuku. &iasan ,ajahnya lengkap seperti penyanyi mau pentas. 1ugy melirik bajunya sendiri. da sebersit penyesalan di hatinya. 1alau saja ia tahu akan diba,a ke 0aleri Aarsita dulu, ia pasti akan lebih membenahi dandanannya. Eamun, bukan jatahnya untuk tampil siap hari ini. 2a harus pasrah dengan kaus eks-panitia >un Bike yang sablonannya sudah memudar dan resmi tercantum dalam daftar Jcalon lap mobilK Ijos yang siap diculik dari lemari pakaiannya setiap saat. 1eenan langsung menghampiri 1ugy dengan sumringah, JHai, 0y. <aya nggak nyangka kamu ikut.K 1'(

J ku juga nggak,K 1ugy tersenyum masam. &asanya ingin ia menciut jadi semut lalu minggat dari situ. ?inggat dari Aanda yang seperti artis 2bu 1ota siap naik panggung, dari 1eenan yang berkemeja rapi dan terlihat sangat tampan, dari pemandangan jemari Aanda yang melingkar di lengan 1eenan, dari Eoni dan 7ko yang tampaknya sangat bangga dengan keberhasilan proyek perjodohan mereka. Eamun, bukan jatahnya untuk bisa minggat hari ini.

*i pojokan itu, terdapat meja besar tempat berbagai aneka teh dan minuman dihidangkan, lengkap dengan penganan kecil yang ditata apik di nampan-nampan perak. *i sanalah 1ugy bercokol, meminum bercangkir-cangkir teh dan mengenyangkan perutnya dengan kue-kue yang tinggal comot dari tempat ia berdiri. J?emang kamu nggak boleh dikasih makan gratis, bikin rugi panitia.K 1ugy menoleh, mendapatkan 1eenan yang sudah berdiri di sampingnya. J2ni modus operasi standar mahasis,a kurang gi/i ...,K 1ugy menyahut susah payah, mulutnya masih penuh dengan kue. 1eenan menatapnya hangat, J<aya senang kamu bisa datang.K 1ugy mau tak mau tersenyum. <elalu ada kesejukan yang mengaliri tubuhnya tiap kali melihat tatapan itu. J ku terharu lihat lukisan kamu dipajang tadi. Buatku, lukisan kamu yang paling bagus dari semua yang ada di galeri ini,K ucap 1ugy polos, Jmmm ... tapi aku nggak ngerti apa-apa soal lukisan. 2ni sih cuma selera, dan mungkin, yah, karena kamu sahabatku,K tambahnya sambil mesem-mesem.

1'6

1eenan balik tersenyum, J1amu nggak perlu ngerti lukisan untuk suka lukisan. Cukup pakai hati aja.K ?endengar kalimat 1eenan, napas 1ugy langsung menghela. J<etuju. Pakai hati saja,K ia pun menimpali pelan. J?as 2tok nyangka kita putus.K ;eh yang baru diseruput 1ugy nyaris tersembur lagi keluar dari mulutnya. JHa-ha-ha ... di jagat raya ini mungkin cuma ?as 2tok yang tahu kapan kita jadian. 1ita berdua aja nggak tuh ....K J<ekarang, dia nyangka saya pacaran sama Aanda.K ;a,a 1ugy masih berlanjut, tapi berangsur hambar, hingga akhirnya surut sama sekali. J<iapa tahu ?as 2tok itu sebenarnya cenayang. *ia bisa melihat apa yang terjadi di masa depan ...K 1ugy menelan ludah, J1amuLnggak tertarik pacaran sama AandaNK 1eenan tak langsung menja,ab. ?atanya beralih pada Aanda yang berdiri di ujung ruangan dan tampak sibuk berbicara dengan orang-orang. 1ugy mengikuti arah mata 1eenan. *an kini mereka berdua menatap objek yang sama. J1alo aku jadi co,ok ..., bego banget kalo nggak suka sama Aanda ...K gumam 1ugy. J?ungkin aja co,ok sebego itu ada,K gumam 1eenan balik. *arah 1ugy terasa berdesir. da yang melonjak dalam hatinya. J.adi ... kamuL Eamun, arah mata 1eenan mendadak berubah. J1eluarga saya datang. <ori, saya tinggal dulu, ya, 0y ....K 1ugy terpaksa mengangguk, menelan apa yang ingin ia ucapkan, dan membiarkan 1eenan melesat ke arah pintu depan. ?atanya ikut mengamati. 1ugy sudah pernah melihat keluarga 1eenan dari foto, tapi baru kali inilah ia melihat langsung. 2bunya yang orang Belanda tampak lebih cantik 1'$

dari foto, berbaju serba putih, dengan rambut panjang yang digelung ke atas. yahnya menjulang tinggi seperti 1eenan, juga tampak gagah dengan jas biru tua yang dipadu dengan jins. da seorang anak remaja laki-laki berambut ikal yang ikut bersama mereka, mukanya mirip 1eenan tapi dengan kulit lebih gelap. J.eroen ...,K desis 1ugy sendirian. Bersamaan dengan itu, tampak seseorang yang ikut bergabung, menyalami mereka satu-satu dengan senyuman cantik. 4anda. ?ulut 1ugy langsung manyun. ;ahu-tahu tangan 1ugy ada yang menarik. J2tu ortunya 1eenan. <ini, gua kenalin,K kata 7ko yang muncul di sampingnya bersama Eoni. J;ante -ena, Im dri, .eroen, apa kabarNK 7ko menyapa ketiganya. JHai, 7ko,K sapa -ena sambil memeluk keponakannya, Jhai, Eoni ....K J2ni 1ugy, ;ante. <ahabatnya Eoni,K 7ko memperkenalkan 1ugy yang berdiri di belakangnya. -ena langsung menoleh ke arah 1eenan, JIoh ... ini yang namanya 1ugyNK 1etiga anak itu, plus Aanda, langsung berpandang-pandangan mendengar nada mencurigakan yang terlontar dari ibunya 1eenan. J1eenan cerita banyak tentang kamu, 1ugy. 1atanya kamu suka menulis cerita, yaN 1ugy nyengir lebar, antara gugup dan senang, J2ya, ;ante ....K J1eenan kagum sekali dengan cerita-cerita buatan kamu.K 1ugy pun kontan berdehem. J7hm. *ia memang fans saya, ;ante. ;api sayangnya sampai sekarang cuma dia doang yang nge-fans, yang lain nggak ... ha-ha ....K <emua orang di situ ikut terta,a, kecuali Aanda. J;ante, Im, mari saya antar keliling,K ajaknya sambil menarik le11'

ngan 1eenan hingga semua orang terpaksa ikut bergerak. ?ata 1ugy tak bisa lepas dari kuku-kuku bercat perak yang melingkar erat di lengan 1eenan bagaikan rantai besi. ;ibalah mereka di depan empat lukisan 1eenan yang sudah terbingkai indah dan tergantung rapi di panel. 1eempatnya tampak berkilau disorot oleh lampu halogen. ;erdengar suara -ena yang tercekat, dan mata itu berkaca-kaca. <ementara suaminya hanya berdiri bergeming. <eketika -ena merangkul 1eenan dan berbisik, &Ik ben erg trots op -ou. ?ama bangga sekali, vent. K J da agenda apa lagi, yaN 1ita harus ke mana lagi sekarangNK tanya ayah 1eenan pada Aanda. Aanda menatapnya bingung. J?mm ... nggak ada apaapa lagi, Im. <ilakan saja lihat-lihat. ?ungkin Im dan ;ante mau minumN 1ita ada teh, !ine ....K J?aaf, saya nggak bisa terlalu lama,K ujar ayah 1eenan lagi, J-ena, lima belas menit lagi kita jalan, yaNK J?ama bisa pulang dengan saya. 1alau Papa mau duluan, silakan saja,K sambar 1eenan. da ketegangan yang seketika merembet dan menginfeksi semua. J.eroen, kamu nanti ikut sayaNK tanya ayahnya. .eroen tampak gelagapan, J?mm ... aku mau jalan-jalan sama ?as 7ko dulu, Pa.K <uasana tak nyaman itu diselamatkan oleh seorang pelayan yang hadir di antara mereka dan mena,arkan makanan dan minuman. 7ko, Eoni, 1ugy, dan .eroen langsung menyibukkan diri dengan kegiatan mengunyah. J1amu duluan saja, *ri. ku nanti ikut 1eenan,K -ena berkata pada suaminya, Jaku mau lihat-lihat lebih lama di sini.K

1)

1)

<aya selalu bangga padamu

111

JEaik apa kalian nantiN ?emangnya 1eenan ada kendaraanNK JEanti pakai mobil saya, Im,K Aanda cepat menimpali. 1unyahan 1ugy langsung berhenti mendengar itu. JIke. ;erserah kalian,K kata ayahnya singkat. ;ak lama, ia benar-benar berlalu dari tempat itu. ?eski 1eenan berusaha bersikap ,ajar, semua yang di sana merasakan perubahan sikapnya. <eolah ada a,an mendung yang menggantungi 1eenan dan tak kunjung-kunjung pergi, bahkan hingga acara sore hari itu selesai.

Aanda tak langsung beranjak sesudah mengantar ibu dan adik 1eenan pulang. 2a dan 1eenan duduk di beranda depan, di ba,ah pergola yang beratapkan tanaman merambat ?ande3illa dengan bunga-bunga putih yang menjuntai, bertemankan dua gelas air yang sedari tadi tak mereka sentuh. JPapa kamu nggak setuju kamu melukis, yaNK tanya Aanda memecah keheningan. 1eenan menggeleng. J*ari kecil, yang saya suka cuma melukis. ;api, nggak tahu kenapa, Papa kayak alergi sama segala sesuatu yang ada hubungannya dengan lukisan. ?ama juga dulu pelukis, tapi sejak menikah ?ama berhenti. Papa nggak kepingin saya tinggal terus di msterdam karena takut saya jadi seniman. Papa pikir dengan saya kuliah ?anajemen, hobi melukis bisa hilang dengan sendirinya. ;ahunya ....K J1amu malah ketemu aku,K Aanda menyambung. 1eenan menghela napas. 0etir. J*an ketika lukisan saya bisa masuk ke galeri seperti Aarsita, saya yakin Papa ?ungkin dia merasa terancam.K 112

sho"k .

JPapa kamu pasti punya bisnis sendiri, yaNK J2ya, dia punya perusahaan trading , ekspor-impor. *ia bangun semuanya sendiri dari nol. 1ok, kamu tahuNK JPapiku juga sama. *an aku anak tunggal. I kno! the pressure,' Aanda tersenyum, Juntungnya, aku suka dengan bisnisnya Papi. *an aku pingin banget serius di bisnis seni. ;api tetap saja, aku juga harus kerja keras membuktikan sama Papi dan ;ante &ani kalau aku sanggup ikut menjalankan Aarsita.K Perlahan, Aanda meletakkan tangannya di atas tangan 1eenan, J1ita sebetulnya senasib,K ucapnya setengah berbisik. JEan, kalau boleh aku tahu, apa yang sebenarnya paling kamu inginkanNK 1eenan menoleh, menatap Aanda lekat-lekat. J?enjadi diri saya sendiri,K ja,abnya tegas. JBegitu ada kesempatan, saya nggak takut ninggalin ini semua. <atu-satunya yang bikin saya bertahan cuma karena saya masih bergantung pada Papa. <aya belum mandiri.K J*engan melukis, kamu bisa mandiri. ku yakin sama kemampuan kamu. Cuma masalah ,aktu.K 1eenan tersenyum sekilas. J=ah, berarti tinggal tunggu siapa yang mau beli lukisan-lukisan itu, kanNK &6ou)re absolutely right,' Aanda mengangguk. 2a lantas terdiam dan matanya menera,ang, tapi otaknya berputar keras memikirkan sesuatu. <ekembalinya dari rumah 1eenan, semalaman Aanda terbaring di tempat tidurnya. Berpikir dan berpikir. ;ersusunlah sebuah rencana yang akan ia jalankan secepatnya. Aanda tak sabar menunggu pagi tiba.

*ari pukul setengah sepuluh pagi, Aanda sudah tiba di galeri. ?enelusuri daftar panjang jaringan kolektor dan pe119

langgan Aarsita, menandai sederet nama. .emarinya yang lentik mulai menari-nari di atas tuts telepon, menghubungi nama-nama itu satu per satu. JIm HalimN 2ni Aanda, Im. 1atalog Aarsita yang baru sudah diterimaN *i bagian belakang ada koleksi dari pelukis baru, namanya 1eenan, sudah sempat dilihatN 2ya, dia memang masih baru, Im. ;api prospeknya bagus, kok ....K J pa kabar, ;ante -ienN 2ni Aanda dari Aarsita. *ari katalog baru kita, kira-kira sreg sama yang mana, ;anteN 1alau aku sih rekomen pelukis baru, yang namanya 1eenan, ada di bagian belakang. ?mm. Belum, ;ante, dia belum pameran, tapi ....K <eharian, Aanda dengan tekun meneleponi satu-satu orang yang ada dalam daftarnya, hingga akhirnya ia menyerah. ;ak satu pun dari mereka yang tertarik untuk berin3estasi pada lukisan 1eenan. lasannya semua sama, 1eenan masih terlalu muda dan belum punya rekor yang meyakinkan. Aanda menelaah daftarnya sekali lagi. <emua orang yang ia kontak adalah pemain-pemain lama yang sudah terbiasa mengoleksi lukisan pelukis ternama. Barulah Aanda menyadari tantangan yang dimaksud ayahnya. yahnya benar. 0aleri Aarsita bukanlah tempat yang cocok untuk lukisan 1eenan, setidaknya untuk masa sekarang ini. Aanda menggigiti bibirnya, otaknya pun berputar lagi. 2a harus mengubah strateginya. .emarinya kembali menari di atas tuts telepon, tapi kali ini ia tak lagi melihat daftar yang sudah disusunnya. 2a meneleponi teman-temannya sendiri. JPasha, ini gue, Aanda. 0ue minta tolong, yaN 0ue cuma butuh data lo doang buat "ustomer list gue. Eggak ... lo nggak perlu beli lukisan ... tapi ceritanya elo yang beli. Boleh, ya, <ayN hanks ....' 11#

JGirnaN %ear, !ould like to ask you for a favor mau beli lukisan, tapi gue nggak bisa pakai data gue sendiri. .adi, atas nama lo boleh, yaN 0ue cuma pinjam data doang, kok ....K *alam ,aktu singkat, empat lukisan 1eenan terjual sudah. *ibeli oleh empat orang yang berbeda. Eamun, kesemuanya dibayar oleh satu orang yang sama8 Aanda.

.0ue

11)

17+ 3U"U H%RT% "%RUN

Bandung, Juni ())) ... .ip C.-6 yang dikendarai Bimo dan 1eenan berhenti di sebuah puskesmas kecil yang punya parkiran cukup untuk satu mobil. J0ila, ini sih tempat gua biasa pergi off-road sama anakanak klub,K celetuk Bimo sambil mengedarkan pandangan. ?atanya berhenti di satu bukaan jalan. <empit dan curam. J1ata 2cal, kita ikutin jalan ini, kira-kira setengah jam, terus nanti ada masjid. 2cal nunggu kita di sana,K ujarnya seraya sesekali menyibak dedaunan bambu yang menggempur mereka dari kiri-kanan. *i kepalanya, 1eenan membayangkan si kecil 1ugy yang menempuh jalan ini setiap harinya demi mengajar. Hatinya mendadak terenyuh. *i masjid yang dimaksud, 2cal sudah menunggu mereka. *an mereka berjalan kaki lagi menuju ladang cabai tempat saung mereka mengajar. ;ak lama, mereka tiba di sebuah saung bambu. da mi yang langsung menyambut 1eenan dan Bimo. 115

J2tu tempat gua ngajar,K 2cal menunjuk saung kecil yang terletak di tengah bukit. J1ugy ngajar di sana,K tangan 2cal lalu menunjuk pohon beringin besar yang di ba,ahnya terdapat sepuluhan anak lesehan di atas tikar. *ari kejauhan, 1eenan bisa melihat siluet 1ugy yang memunggunginya. ;angan kecilnya bergerak-gerak lincah seperti sedang memperagakan sesuatu. J1ita nggak ada ikatan apa-apa, lho, Ean. 1arena ceritanya kamu pengajar tamu, kapan pun kamu mau ngajar, kamu bisa datang. ;idak ada keharusan ,aktu atau apa pun,K mi menjelaskan. J nak-anak ini semangat banget pingin belajar gambar, tapi kita satu pun nggak ada yang bisa. sal lu muncul sekalisekali aja, mereka pasti udah senang,K 2cal menambahkan. J<aya ngajar di kelas siapa dulu, nihNK tanya 1eenan seraya menyandangkan ransel berisi peralatan gambar yang sudah ia ba,a. 2cal dan mi saling berpandangan. JBebas. ;erserah kamu aja,K ja,ab mi. J<aya ke sana dulu, ya,K 1eenan menunjuk ke arah pohon beringin. ;empat yang paling ingin ia datangi sejak tadi.

1eenan muncul tepat saat 1ugy sedang beraksi sebagai domba 0arut siap ngamuk yang ceritanya akan dikalahkan oleh .enderal Pilik dan Pasukan lit. ?asih dalam posisi menungging dengan kedua tangan membentuk tanduk, 1ugy terpaku saat mengenali ransel marun berinisial J1K yang tahu-tahu muncul di depan mukanya. <epasang sepatu yang ia kenal. 1edua tungkai kaki yang rasanya tak asing. Cepat-cepat, 1ugy berdiri, mendapatkan 1eenan yang tersenyum simpul sambil membuat tanda antena dengan kedua jarinya. 11(

J gen 1eenan 1lappertaartmania siap beroperasi,K sapa 1eenan dengan posisi tegap seperti per,ira. J1ata sandiNK tanya 1ugy. ?ukanya serius. JPisang susu.K 1ugy tampak berpikir keras. JHmm. Baiklah. <ilakan bergabung.K ?ukanya berubah cerah seperti biasa, J nak-

1eenan mengernyit. Eama itu terdengar aneh di kupingnya. &(angginang 1 5 1' <eorang anak berceletuk, disambut pekik ta,a yang lain. J7h, Pilik. 1amu belum tahu 1ang 1eenan ini bisa apa. *ia bisa gambar apa saja yang kalian mauLdalam ,aktu ti1eenan mengernyit lagi. J<atu menit teh sakumaha ; <1' Pilik bertanya kembali. J<atu menit itu enam puluh detik. .adi kalian harus berhitung satu sampai enam puluh, bareng-bareng semuanya. =ang belum bisa, ikuti saya. ;api semua harus ikut menghitung. <iaaapNK J1alian mau dibuatkan gambar apa, ayoNK 1eenan bertanya seraya bersiaga di samping kertas besar dan spidol yang sudah berdiri tegak di atas sandaran kayu yang ia ba,a. 1eenan mengernyit untuk yang ketiga kali. J pa tuh OHogiMNK bisiknya pada 1ugy. J yam jago, besar, hitam, pokoknya ganteng. IkeNK 1ugy

15 1(

<ejenis makanan ringan khas .a,a Barat terbuat dari beras. <eberapa.

116

lalu beralih lagi pada murid-muridnya, J<iap berhitung, barudak 16 Beramai-ramai mereka menghitung sampai enam puluh. *i hitungan keempat puluhan, 1eenan sudah ongkangongkang kaki. 0ambar ayam pesanan mereka sudah siap. ;ercenganglah anak-anak itu melihat gambar ayam yang tampak hidup muncul di hadapan mereka dalam ,aktu singkat. ?ereka bersorak-sorai kesenangan. -angsung terlontarlah bertubi-tubi permintaan berikutnya untuk 1eenan.

<eharian itu 1eenan meladeni permintaan mereka. ;iap gambar selalu disambut cengangan kagum dan sorak-sorai. Hari itu, kehadiran 1eenan di tengah mereka bak seorang superstar di antara para pemuja . 0ambar-gambar yang ia buat terpaksa dibagi-bagikan untuk mereka ba,a pulang. *an mereka menerimanya dengan bangga seolah baru menJ1ang 1eenan sering-sering datang, yaNK pinta Pilik sambil memasukkan gulungan gambar dari 1eenan ke dalam tasnya yang terbuat dari karung bekas tepung terigu. JEanti bikinin gambar saya sama Pasukan lit.K 1eenan tak sepenuhnya paham apa yang dimaksud Pilik, tapi tak urung ia mengangguk. JIh, ya. <aya .enderal Pilik. ong hilap 1 $!' Pilik membusungkan dadanya lalu menjabat tangan 1eenan dengan mantap. 2a lantas berlari-lari kecil menyusul teman-temannya. JPasukaaan ... dagoan euy! 2 ' ' 1eenan menoleh ke arah 1ugy. J<aya nggak ngerti, entah
16 1$ 2'

nak-anak. .angan lupa. ;unggu, dong.

11$

kamu yang selalu berhasil membuat orang-orang jadi keba,a aneh, atau memang kamu selalu berjodoh dengan orang-orang aneh.K 1ugy terkikik. J nak itu memang OajaibM. *ulu kami sempat jadi musuh bebuyutan. ;api begitu berhasil kutaklukkan, sekarang malah jadi kompak banget sama aku. <atu kelas juga ikutan kompak, karena mereka semua nurut sama Pilik.K J pa rahasianya, gen 1armachameleonNK 1eenan bertanya dengan tampang serius. *engan tak kalah serius, 1ugy menyambar sesuatu dari dalam tasnya bagaikan menghunus pedang. J2ni rahasianya, sebuah buku tulis lecek. J pa ituN ?anual ?anusia nehNK 1ugy langsung duduk di samping 1eenan. ?atanya berkilat-kilat pertanda semangatnya menyala-nyala. J-ihat, Ean. 2ni adalah seri petualangan yang kubuat selama aku mengajar di sini. ;okohnya adalah murid-muridku sendiri. *ulu mereka males banget belajar baca, terus aku bikin perjanjian dengan mereka. ku janji akan membuatkan dongeng tentang mereka, tapi mereka harus mau belajar baca, supaya nanti mereka bisa baca kisah petualangan mereka sendiri. *an jadilah ide ini8 .enderal Pilik dan Pasukan lit. <emua tokoh dalam serial ini aku ambil dari kehidupan mereka sendiri. Eih, ada Hogi si yam Pelung 1eramat ... Palmo si 1ambing Eekat ... 0ogog si njing .ago &enang ... <omad <ang Pendekar ;anpa ;anda-;anda ....K 1ugy memperlihatkan halaman demi halaman dengan semangat, Janak-anak ini nggak kenal yang namanya ;eddy Bear, Barney, atau 7lmo. *an mereka cuma bengong ,aktu aku kasih tahu soal <no, Ahite, Peter Pan, &ed &iding Hood ... tapi, begitu aku bisa membuat sesuatu dari dunia mereka 12'

sendiri, sesuatu yang mereka kenal, mendadak kayak ada sesuatu yang dihidupkan dalam diri mereka. <eperti ada kebanggaan, harapan, semangat ...,K 1ugy sampai berhenti mengatur napasnya, Jseperti ada keajaiban.K 1eenan pun menghela napas panjang. ;ersadar bah,a napasnya sedari tadi ikut tertahan karena terhanyut cerita 1ugy. J1amu hebat,K decaknya, Jitu memang keajaiban. <aya bisa merasakan, anak-anak tadi nyaman banget dengan diri mereka sendiri. 1amu berhasil memancing karakter mereka keluar. ?ereka jadi percaya diri, punya harga diri. Punya kebanggaan.K 1ugy menggeleng, J?ereka yang hebat. ku cuma saksi mata yang kebetulan numpang le,at. Eggak tahu <akola lit bisa bertahan di sini sampai kapan. ;api aku merasa bersyukur banget punya kesempatan ini.K 1eenan menatap kilauan di bola mata 1ugy. *an 1ugy menatap balik kedua mata jernih itu tanpa ada rasa jengah. -ama mereka terdiam. Hanya angin yang berbunyi le,at gemerisik daun. Hanya serangga-serangga pohon yang terdengar bersahut-sahutan. ?ereka berdua hanya saling menatap tanpa suara. J<aya kehilangan kamu,K ucap 1eenan akhirnya, nyaris berbisik. 1ugy merasa matanya akan berkaca-kaca, seiring dengan arus perasaan yang begitu kuat, yang seolah hendak menjebol dadanya. *an, sungguh, ia tidak tahu harus merespons apa. <orot mata 1eenan seperti merenggut semua perbendaharaan kata di benaknya. khirnya, 1ugy memilih untuk menunduk. J<esama agen harus saling mendukung. <ebentar lagi kamu bakal jadi pelukis profesional. Aaktu aku di Aarsita, aku sempat dengar Aanda cerita. *ia bilang, kalo kamu memang ingin serius jadi pelukis, kamu harus meluangkan 121

,aktu banyak untuk nambah koleksi lukisan kamu. ;erus, kamu harus pameran, keliling-keliling. 1amu nggak akan sempat lagi gambar di ba,ah pohon seperti begini,K tutur 1ugy dengan nada yang dibuat setenang mungkin, Jperjalananku masih panjang dibanding kamu. 1amu sudah ketemu orang yang bisa mendukung impian kamu,K 1ugy mulai merasa kata-kata itu membebani mulut, tapi ia harus tetap mengucapkannya, Jcita-cita hidup kamu lebih penting dari apa pun. 1ita ini punya misi, Ean. ?akanya kita dikirim ke sini oleh Eeptunus. *an sebentar lagi kamu berhasil. .angan sampai rusak di tengah jalan hanya gara-gara kita cuma menuruti keinginan sendiri doang,K 1ugy menelan ludah, tak tahu harus bilang apa lagi, Jyang namanya bus satu perusahaan itu tidak boleh saling menyalip.K ;iba-tiba 1ugy merasa dagunya diangkat. 1embali menemukan tatapan 1eenan yang menembus jantung. J0y, saya nggak ngerti kamu ngomong apa,K ucap 1eenan lembut, Jmakasih kamu udah mau ngertiin soal impian saya, cita-cita saya, dan kesempatan yang sekarang ini sedang datang untuk saya. ;api di luar itu semua, saya kehilangan kamu. 1amu menghilang akhir-akhir ini.K Halus, 1ugy menjauhkan ,ajahnya, hingga genggaman jari 1eenan di dagunya lepas. J ku nggak ke mana-mana, kok,K ja,ab 1ugy lirih sembari mengusahakan sebuah senyum, Jsekarang kamu tahu di mana markasku. ;inggal cari aku di ba,ah pohon ini.K ;erdengar suara langkah kaki mendekati mereka. mi muncul dari arah belakang. J0y, Ean, pulang, yukN ?umpung Bimo masih nungguin di depan. 1ita sesak-sesakan aja berlima kayak pindang,K ajak mi sambil terkekeh. ;ahu-tahu tangan 1eenan menahannya. J<aya dan 1ugy

122

pulang naik angkot, ?i. 1alian duluan aja pakai mobil Bimo. .adi nggak perlu kayak pindang. IkeNK J=akinNK tanya mi lagi. *ilihatnya kontras antara 1eenan yang tampak yakin dan 1ugy yang ragu. <ebetulnya 1ugy sudah ingin protes, tapi genggaman tangan 1eenan yang mencengkeram kuat di pergelangannya seperti mengisyaratkan dia untuk diam di tempat. J=akin. 1ita naik angkot aja,K 1ugy akhirnya bersuara. <etelah bayangan mi menjauh, 1eenan melepaskan genggamannya. J<ebagai upah kamu ngilang, hari ini saya mau seharian booking kamu.K JCoba kontak ke manajer saya dulu, namanya ?ami Eoni. ?umpung sekarang lagi lo!-season , jadi bisa dapat harga murah,K 1ugy nyengir sambil mendorong bahu 1eenan pelan. <isa hari itu mereka habiskan di jalan, bersama-sama. ?ereka berjalan-jalan ke toko buku, iseng-iseng ke 1ebun Binatang di ;aman <ari, ngopi sore di .alan *ago, hingga akhirnya 1eenan mengantar 1ugy pulang ke kosannya. *i depan gerbang besi bercat putih itu mereka berdua berdiri. -angit mulai gelap dan lampu-lampu di taman depan mulai menyala. <ahut-sahutan serangga malam lamatlamat terdengar. J1ecil, saya pulang dulu, ya. Hari ini sangat, sangat menyenangkan. ?akasih untuk semuanya,K ucap 1eenan. Eadanya terasa berat. 1akinya terasa berat untuk bergerak. J<ebagai bonus sudah booking aku seharian ini, aku ada kenang-kenangan untuk kamu,K 1ugy menyerahkan buku lecek berisikan kisah petualangan Pilik. 1eenan tampak terkejut menerimanya. J0y ... tapi ini harta karun kamu ....K

129

JEggak pa-pa. Buku itu udah habis. ku lagi nulis di buku baru.K J;api ... masa buku yang lama ini dikasih ke sayaNK 1eenan masih tak percaya. JCuma itu yang bisa aku kasih. ku juga seneng banget hari ini,K ucap 1ugy berseri-seri. <erta-merta lengan 1eenan terentang, dan 1ugy terpana ketika ia sudah ada dalam rengkuhan 1eenan. <ejenak sekujur tubuh 1ugy kaku bagai papan. ?atanya pun masih membelalak. Pikirannya bertanya-tanya, apa gerangan yang terjadiN Hingga perlahan panas tubuh 1eenan mulai merambat, mencairkan otot-otot 1ugy yang tadi terkunci, memejamkan kelopak matanya yang tadi terbuka, dan dengan segenap hati ia mulai meresapi bah,a dirinya sedang dipeluk. Beberapa detik kemudian, pelukan itu melonggar, lalu lepas. 1eenan tersenyum samar dan mengacak rambut 1ugy sekilas. ?ulai salah tingkah. J1amu baik-baik, ya, 1ecil,K gumam 1eenan. Cepat, ia membalikkan punggung dan pergi. J1amu juga,K 1ugy menggumam balik. ;idak yakin 1eenan mendengar suaranya atau tidak. Eamun, ia yakin degup jantungnya terdengar saat tubuhnya direngkuh oleh 1eenan tadi, sebagaimana ia juga mendengar degup jantung 1eenan.

*i ba,ah sinar lampu mejanya, 1eenan membuka buku tulis pemberian 1ugy. Berderetlah tulisan tangan kecil-kecil dan rapi seperti dicetak. 2a membaca kisah demi kisah. ;ergelakgelak sendiri. ;ulisan 1ugy mampu menghadirkan pertunjukan sinema di otaknya, yang memutar alur cerita dan menghidupkan tokoh-tokohnya seolah mereka semua me,ujud nyata. 1eenan tak bisa berhenti membaca. 12#

Perhatiannya tahu-tahu tertumbuk pada coretan tangan 1ugy. 1eenan tak bisa menebak makhluk apa itu yang berusaha digambar 1ugy kalau saja ia tak melihat tulisan JHogiK di ba,ahnya. *i beberapa halaman berikutnya, tampak 1ugy mencoba lagi. ?enggambar manusia berpeci dengan struktur tak proporsional, dan di ba,ahnya tercantum keterangan J<omad <ang PendekarK. *ari guratannya, 1eenan bisa membayangkan betapa 1ugy berusaha keras untuk menggambar. 2a bisa membayangkan air muka 1ugy yang serius, seolah sedang mencipta lukisan mahakarya. &asa haru tahu-tahu merembesi hati 1eenan. Buku itu pun ditutup. -alu 1eenan menggeser kursinya ke depan kan3as kosong yang stand by di sebelah meja. <udah lama kan3as itu kosong. <ejak ia pulang ke 2ndonesia, belum pernah lagi 1eenan tergerak untuk membuat lukisan baru. Eamun, malam ini ia merasakan dorongan itu. <eolah ada sesuatu yang meminta dijemput olehnya. pa itu, 1eenan tak tahu pasti. 2a hanya memasrahkan tangan-tangannya bergerak, menari dan menoreh di atas kekosongan, hingga sesuatu itu me,ujud perlahan di atas kan3asnya. 1eenan melukis dan melukis, hingga pagi tiba.

12)

14+ 0$NC%RI "$TULU&%N

Pukul dua siang. -a/imnya, kos-kosan baru kembali berpenghuni setelah sore. 7ko tidak kaget melihat betapa sepinya tempat kos itu, apalagi penghuninya memang cuma lima orang. =ang aneh justru ketika salah satu penghuni di kosan itu malah ada di tempat. Bahkan sudah berhari-hari tidak muncul di kampus sama sekali. Pintu kamar itu dibukakan dari dalam. 1eenan berdiri di hadapannya, masih dengan rambut acak-acakan dan mata setengah terbuka. J0ile. Baru bangun luNK JHmm,K 1eenan menggumam, lalu kembali mengempaskan tubuhnya ke tempat tidur. J1ata Bimo udah beberapa hari ini lu nggak kuliah. 1enapa bisa gitu, BosNK ;angan 1eenan menunjuk ke arah kan3as. JAo,. -ukisan baruN Ck-ck-ck ... sadis. -ukisan keren gila,K 7ko berdecak kagum. J=ang itu belum selesai ....K JAah. -ukisan belum selesai yang keren gila,K 7ko cenge125

ngesan. &Any!ay, gua datang ke sini sebetulnya sebagai pengantar pesan dari Aanda yang udah beberapa hari ini nyariin elu. *ia bilang, dia punya kabar superpenting buat lu, tapi lu nggak bisa dihubungi. *ia juga bilang, udah saatnya lu punya HP. *an, sore ini Aanda bakal datang ke Bandung khusus buat nemuin lu.K J da apa, yaNK 7ko mengangkat bahu. J?ana gua tahu. ;api kayaknya penting banget. .adi, siang ini gua nganterin lu ke toko HP, okeNK JIgah,K 1eenan menja,ab dengan suara berkumur karena mulutnya masih membenam di bantal. J*asar seniman gaptek. *i era milenium ini, sungguh absurd adanya kalo lu nggak punya HP.K J?ales. Belum butuh.K JAny!ay yang kedua8 lu sebetulnya udah jadian belum sama AandaNK 1ali ini 1eenan melepaskan mukanya dari bantal. Perlahan, ia duduk tegak di atas tempat tidur. JIke, oke. 0ua ralat pertanyaan gua. <ebetulnya, lu suka nggak sih sama diaNK 7ko bertanya lagi. J0ua sebetulnya lebih tertarik dengan ... kenapa lu bisa tahu-tahu nanya gituNK 1eenan bertanya balik. &4ell, udah hampir lima bulan kalian kenal dan jalan bareng. .elas-jelas kalian nyambung. .elas-jelas dia selalu bela-belain nemuin lu, bahkan dialah orang yang paling ber1urang apa lagi sih ce,ek satu ituN Co,ok sehat mana yang nggak ngiler ngacak-ngacak tanah lihat diaNK tutur 7ko berapi-api. &5ooo1' &5o=!hat1' 1eenan menyahut polos. 1ening 7ko kontan berkerut. JEan, udah saatnya lu jujur sama gua. Are you straight1' 12(

1eenan tergelak pelan, J;erakhir gua cek sih iya.K JHarus ada sesuatu yang nggak beres kalo lu sampe nggak suka sama Aanda.K J0ua bukannya nggak suka. <ama sekali gua nggak ada masalah dengan Aanda. *ia baik, pintar, de,asa, dan lu bener, untuk urusan seni, gua ngerasa nyambung banget. *ia juga banyak bantu gua. 0ua sadar itu. @rusan cantikN Eggak usah diperdebatkan. Irang buta juga mungkin tahu kalo dia cantik. ;api ... untuk jadian ...,K 1eenan menghela napas, Jnggak tahu, ya. da sesuatu tentang dia yang gua belum yakin.K 7ko menatapnya tak percaya. &Man! 1alo ternyata lu bukan gay, lu adalah co,ok hetero yang sangat nggak tahu Bandung ngapelin luN -u bertapa di gua beruang berapa hari doang aja, dia yang bela-belain nyusulin. pa yang bikin lu nggak yakin, sihNK 1eenan menggeleng, JEggak tahu. Pokoknya ada sesuatu yang rasanya belum ... pas.K 7ko mengangkat kedua tangannya tinggi-tinggi. JEyerah, ternyata nggak punya feeling sama dia, jangan juga lu ngegantungin, apalagi ngasih harapan. Eggak fair buat Aanda.K <iang itu, akhirnya 1eenan pergi makan ditemani sepupunya. ?ereka tak lagi membahas masalah tadi. Eamun, sepulangnya 7ko, barulah 1eenan termenung di kamarnya. kibat pembicaraan itu, ia jadi terpicu untuk merenungkan lebih dalam perihal hubungannya dengan Aanda. @ntuk pertama kalinya 1eenan dipaksa berhadapan dengan perasaannya.

126

?alam itu, Aanda memberanikan diri untuk pergi ke tempat 1eenan sendirian tanpa dipandu 7ko dan Eoni. <epanjang jalan, ia berharap-harap cemas tidak tersasar. *an akhirnya ia berhasil. Aanda tersenyum sendiri saat tiba di depan pintu gerbang tempat kos 1eenan. ;ak sabar rasanya ia mengumumkan kabar baik itu. ;ak lupa, Aanda mengecek bayangannya di kaca sebelum masuk. Bajunya kali ini serba merah, dengan rok jins mini yang memamerkan tungkainya yang jenjang. &iasannya masih sempurna. <emuanya tampak beres. *iketuknya pintu itu hati-hati. J1eenanN It)s me. Aanda,K panggilnya merdu. Beberapa detik kemudian, pintu itu terbuka. 1eenan, yang mengenakan kemeja putih dengan ,ajah bersih sehabis mandi, menyambutnya dengan senyum lebar. Eapas Aanda sontak tertahan. JHai, Aanda. 1amu cantik banget,K puji 1eenan tulus. Aanda tersipu, senyum senangnya tak bisa dibendung. &6ou look very handsome as !ell,' ucapnya malu-malu. J*an kalo digabung, kita berdua kayak bendera. <iap dikerek,K 1eenan terta,a renyah, Jmasuk, yuk. <aya ada kejutan buat kamu.K Aanda memekik kecil, J1ejutan buatkuNK 1eenan tak menja,ab. 2a hanya menangkupkan kedua tangannya di atas mata Aanda, lalu mengarahkan langkah gadis itu ke hadapan kan3as. <etelah itu, barulah 1eenan melepaskan tangannya. -ama Aanda mematung. ?enatap lukisan di hadapannya tanpa berkedip. J1amu sukaN Baru banget saya selesaikan.K JEan ... this is it,' bisik Aanda, &this is the real 6#>.' J?aksud kamuNK Aanda memegangi dadanya yang sesak oleh rasa kagum, 12$

&#h, gosh . Papi pasti akan berkomentar lain kalau lihat lukisan kamu yang ini ....K J?emangnya Papi kamu sempat berkomentar apa soal lukisan sayaNK JIh, nggak, Papi suka lukisan kamu, tapi Papi bilang kamu masih harus menggali potensi kamu lagi untuk menemukan ... apa, yaNK Aanda langsung kelihatan gelisah, J?mm ... your signature. 6our 8?) fa"tor. <esuatu yang benar-benar menjadi kekuatan kamu. *an menurutku, kamu menemukannya di lukisan ini.K J1amu kok nggak pernah cerita soal ituNK Cepat Aanda mengutas sebuah senyum lalu menggenggam tangan 1eenan, &4ell, aku punya kabar yang lebih penting lagi buat kamu. (eady1' 1eenan mengangguk. 1aki Aanda pun berjinjit, dan ia berbisik tepat di kuping 1eenan, J-ukisan kamu di Aarsita ... laku terjual. 7mpatempatnya.K *i tangan 1eenan, Aanda menyelipkan selembar cek atas nama 0aleri Aarsita. 1ali ini 1eenan yang mematung lama. Berusaha mencerna kata-kata Aanda yang rasanya sangat sulit dipercaya. 1eenan mengulang-ulang kalimat itu dalam hatinya. 7ukisannya ... empat-empatnya ... laku ter-ual. 2a tahu betul apa artinya itu. ;ak ada yang bisa mengukur kebahagiaan yang ia rasakan. -angkah terakhir menuju impiannya ter,ujud sudah. Perlahan, 1eenan melepaskan jemarinya yang digenggam Aanda. <ebagai ganti, ia mendekap Aanda sepenuh hati. J?akasih untuk kesempatan yang kamu kasih,K desisnya, Jsaya nggak bisa bilang apa-apa lagi.K Aanda merapatkan tubuhnya, tenggelam lebih dalam ke pelukan 1eenan. J2ni sudah lebih dari cukup,K bisiknya lembut. 19'

1eenan dan Aanda memilih makan malam di salah satu restoran di puncak 1ota Bandung, di daerah pegunungan yang berpemandangan lampu kota. ?eski duduk di bagian dalam restoran, angin dingin tetap terasa menusuk saat semilirnya menyentuh kulit. J1amu kedinginanNK tanya 1eenan kha,atir. <edari tadi dilihatnya Aanda mengusap-usap lututnya yang terbuka. J-umayan,K Aanda mengangguk, Jaku boleh pindah duduk di dekat kamu, ya.K <ebelum diiyakan, Aanda sudah duluan beranjak ke sebelah 1eenan. *i bangku panjang itu, Aanda leluasa menumpangkan setengah tubuhnya, dan tanpa ragu lengannya langsung melingkar memeluk pinggang 1eenan. <aat itu juga 1eenan langsung merasa tubuhnya berubah kaku. &isi dengan posisi Aanda yang tahu-tahu menempel seperti anak kanguru. J7hm. ?aksud saya, kalau memang kamu kedinginan, kamu bisa pakai jaket saya,K ujar 1eenan kikuk. &2ever mind. Begini lebih hangat,K sahut Aanda seraya mempererat pelukannya. 1eenan kehilangan argumen. Eamun, poros tubuhnya tetap tegang pertanda tak nyaman. Aanda mulai merasakan sinyal itu. Pelukannya pun melonggar. &Are you okay1 1amu risi ya kalo pacaran di depan umumNK <eketika 1eenan melepaskan lengan-lengan Aanda yang membelit tubuhnya. JAanda, sori banget. <aya nggak mau kamu salah paham. ;api ... rasanya, kita belum pernah sepakat untuk pacaran,K ucapnya hati-hati. ir muka Aanda langsung berubah. ;ubuhnya beringsut menjauh. &4ell ... nggak semua pacaran harus dimulai de191

ngan proses nyatain, kanN ku pikir, selama ini kita berdua ... memang ....K 1alimat Aanda mulai tersendat, matanya berkaca-kaca. &9ave I been embarassing myself1 .adi ... kamu ... nggak suka sama akuNK JBukan gitu,K sergah 1eenan cepat, Jgimana mungkin saya nggak suka sama kamuN 1amu baik, kamu perhatian, kamu banyak banget bantuin saya ... tapi, memangnya kita harus langsung pacaranNK Bibir Aanda kontan mengatup, rahangnya tampak mengeras. JEan, aku udah kerja keras untuk kamu dan lukisan kamu. <emua ucapan kamu barusan bikin hati aku sakit.K ?endengar itu, serta-merta 1eenan merangsak mendekat. Aanda sampai terlonjak kaget. ;ak siap mengantisipasi. *itatapnya mata Aanda dalam-dalam sambil bertanya, J<elama ini kamu bantu saya karena lukisan sayaLatau karena saya1' Aanda menelan ludah, gugup. Eamun, ia berusaha keras mengendalikan kegentarannya. J1eenan, I)m a professional,' desisnya. J-ukisan kamu sangat bagus, prospek kamu luar biasa, bahkan lebih dari yang kamu sadari. ;api itu semua nggak ada hubungannya dengan perasaan aku.K ;atapan 1eenan yang menghunjam sama sekali tidak berkurang intensitasnya. J;erus, perasaan kamu sendiri gimanaNK tanyanya. ;enang dan tajam. Aanda pun memberanikan diri menentang sorot mata 1eenan. <udah tak bisa mundur, pikirnya. &I)m in love !ith you,' ia akhirnya berkata. .elas dan tegas. <esuatu terasa bergetar dalam hati 1eenan. ;atapan matanya melunak. -ama sudah 1eenan berusaha menyelami dua bola mata yang selalu dilapisi lensa kontak ber,arna-,arni itu, mencari sesuatu yang selama ini belum ia temukan. 1etulusan. <ekalipun masih samar, 1eenan merasa ada sesuatu yang barusan muncul dalam diri Aanda. <esuatu yang be192

lum pernah ia temui sebelumnya. Barangkali, itulah ketulusan yang dicarinya. J;erus, perasaan kamu sendiri gimanaNK Aanda mengulang pertanyaan persis sama yang diajukan 1eenan tadi. Bedanya, ia mengutarakannya dengan lebih tenang dan percaya diri. 0iliran 1eenan yang menelan ludah.

Cahaya lilin yang kekuningan menerpa ,ajah 1ugy. 1ombinasi antara langit malam, remang kafe tenda itu, dan cahaya lilin, membuat ia tampak sangat cantik di mata Ijos yang tak lepas mengamati sejak tadi. Aajah pacarnya itu juga kelihatan sendu. <orot matanya melayang jauh entah ke mana. J?ikirin apa, sihNK 1ugy sedikit tersentak. Eamun, senyumnya berangsur terbit melihat tampang Ijos yang cemberut. J1enapaN ku sering ngelamun, yaN ?aaf, ya, .os. khir-akhir ini aku memang lagi agak tulalit.K J1amu ada masalahNK JEggak,K 1ugy menggeleng, Jtepatnya, nggak tahu. Perasaanku suka agak aneh aja belakangan ini.K J da hubungannya dengan akuNK 1ugy lama menatap Ijos sebelum akhirnya menja,ab, JEggak.K J0y, aku merasa kita kurang banget @uality time Pingin banget deh kita jalan bareng ke mana, liburan kek ....K J?aksud kamu ke <ingapurNK 1ugy melengos, J ku kan udah bilang, aku nggak mau.K JEggak ..., nggak harus <ingapur. 1alo ke Bali aja, gi199

berdua.

manaNK JBerduaNK J1ita bisa pergi rame-rame. nak-anak di .akarta pada pingin cabut, kok. =ang jelas, di sana kita berdua bisa bener-bener rileks, have fun L J ku nggak punya uang,K potong 1ugy, Jtabunganku sih ada, tapi bukan buat liburan. ku mau nabung beli laptop. K ;iba-tiba, Ijos meletakkan sesuatu di atas meja. ?ata 1ugy memicing. *ua lembar tiket pesa,at. J.os ... kamu beliin aku tiketNK JEggak ada lagi alasan untuk kamu ngomong nggak. IkeNK tegas Ijos dengan senyum mengembang. J?emangnyaLmau berangkat kapanNK J1ita berangkat a,al bulan depan. Cabut hari .umat, pulang ?inggu. Eanti aku langsung antar kamu ke Bandung pakai mobil. Pokoknya semua beres, aku yang arrange. 1amu tinggal ba,a tas sama badan doang.K 1ugy menghela napas. *ilihatnya ekspresi Ijos yang sangat berharap. ;ak habis akal, Ijos lantas mengambil tiket itu dari meja lalu menempelkannya di jidat. ?emasang muka memelas seperti anak anjing hilang induk. &Please , 0yN Auf ... ,uf ... ,uf ....K 1ugy pun terta,a, dan mengangguk.

Hampir tengah malam saat sedan hitam itu kembali memasuki halaman parkir hotel di daerah Ciumbuleuit tempat Aanda menginap. 1eenan menemaninya berjalan hingga ke lobi. Perapian yang menyala di sana tampak mulai menyurut apinya. <ofa-sofa kosong tanpa tamu. Piano grand yang semalaman tadi berdenting pun sudah terkunci. J1amu ke kamar aja duluan. <aya tunggu di sini. Bentar 19#

hitam

lagi taksi saya juga datang,K kata 1eenan. Aanda menggeleng. J ku mendingan kedinginan di sini, daripada kehilangan momen sama kamu,K ujarnya pelan. J-ain kali, ingat-ingat kalo ini 1ota Bandung. Pakai rok mini malam-malam gini hanya disarankan bagi yang udah kebal dan terlatih nahan angin kayak bencong di .alan Geteran.K J1amu tuh, kok nggak romantis banget sih sama aku,K rajuk Aanda manja, Jmasa aku malah disamain sama bencongNK J-ho, siapa yang nyamainNK 1eenan tergelak pelan, JCuma ngingetin aja, lain kali kamu lebih baik pakai celana panjang, ba,a jaket atau s!eater .K J-ain kali itu kapanNK pancing Aanda lagi. 1eenan pura-pura berpikir dengan muka jahil. J?mm. ?alam ?inggu depanNK Aanda langsung berseri-seri. 1akinya berangsur maju, kedua tangannya lantas digantungkan di leher 1eenan, kitaLpacaranNK 1eenan tersenyum simpul. -embut, ia menarik lepas tangan Aanda, mengecup jemarinya pelan. J1ita jalani pelanpelan, ya.K ?eski api perapian berada beberapa meter di belakang, tampak jelas mata Aanda berbinar benderang. *inginnya malam bahkan sirna. <eluruh tubuhnya dijalari ha,a bahagia yang terasa begitu hangat. ;erdengar suara mobil memasuki pelataran lobi. ;aksi yang dipesan 1eenan sudah datang. Baru saja ia mau berbalik melangkah, tahu-tahu tangannya ditahan. &6ou kno! !hat1' Aanda berkata lirih, J1amu nggak perlu pulang malam ini ke kos. 1amu bisa di sini sama aku.K 1eenan hanya tersenyum lalu mengecup halus keningnya, 19)

&5o,

JPelan-pelan, Aanda.K ;ak lama, taksi itu melaju pergi meninggalkan hotel. Aanda masih terpaku di tempatnya. &asanya ingin ia melesat menembus atap saking gembiranya. ;iba-tiba ia teringat seseorang. Eoni. 2a harus menelepon Eoni. ?alam ini juga.

195

18+ &%L%H 3$RH%R%

1ugy merogoh kantongnya dan mengambil anak kunci kecil itu, membuka sendiri gembok pagar tempat kosnya. 2a sudah mengantisipasi kepulangannya yang larut malam dan sudah mengajukan dirinya sebagai juru kunci malam ini. *eretan kamar di koridor itu sudah gelap, tirai-tirai sudah tertutup. Eamun, dilihatnya lampu kamar Eoni masih menyala, bahkan terdengar suara bernada tinggi khas Eoni yang sedang mengobrol dengan terpekik-pekik. Baru saja tangannya mau mendarat di handel pintu kamarnya, pintu Eoni terbuka. ?ata sahabatnya itu membela-

aduh, nggak boleh berisik, yaN Eggak kuat niiih ...K J-u kebelet pipisNK tanya 1ugy, melihat Eoni yang sampai membungkuk-bungkuk seperti menahan sesuatu. JBukan, gila. 0ua baru ditelepon sama Aanda. duuuh ... seneng banget gua ....K Eoni terkikik-kikik sendiri, J;adi Aanda sama 1eenan kencan berdua, gitu. ;erus, nggak tahu gimana, pokoknya Aanda akhirnya nembak si 1eenan ... 19(

monyong, yaN *asar co,ok-co,ok sekarang. Bikin susah aja. 1ok bukan si 1eenan yang nembak duluan, cobaN 7mang dia makhluk aneh sih, kayak elu. Eggak bisa ditebak maunya apa. ;erus ....K Eoni mengambil napas, mengatur antara ta,a dan kata-kata yang berbalapan di mulutnya. <ementara itu mulut 1ugy seperti memahit. .antungnya terasa berdebar lebih kencang menunggu kelanjutan cerita Eoni. J;erus, habis ditembak gitu, 1eenan ngomong gini ke Aanda8 Onggak mungkin saya nggak suka sama kamu.M =a ;erus, mereka pulang ke hotelnya Aanda. #h my *od gila, ini romantis banget ....K Eoni menempelkan kedua tangannya di pipi, J*i dekat perapian, 0y ... nggak ada siapaEggak pernah ngajak gua ke tempat kayak gitu. =ang ada J;erus, EonNK desak 1ugy, mulai tak sabar. ...

lalu menari-nari kecil. 1ugy merasa sebagian dari dirinya menguap. Hampa. J;erusNK tanyanya lagi. J0y, lu kok nggak kasih selamat atau apa gitu ke guaNK Eoni bertanya heran melihat reaksi 1ugy yang dingin. &0ongrats, ?ak Comblang ?ilenium. ;erus, apa lagi ceritanyaNK J-u bayangin aja sendiri. *i tempat yang segitu romantis, pakai perapian segala, cuma berdua, lagi jatuh cinta. Egapain lagi gua tanya-tanyaNK ujar Eoni se,ot. J-u kok nggak antusias, sihN 2ni kan proyek kita bersama.K 1ugy menggeleng kecil. J<eingat gua, itu proyek lu dan 7ko. ;api apa pun yang terjadi gua ikut senang,K tuturnya 196

ringkas. J0ua masuk duluan, ya. Capek banget. 2ite, nite.' ;anpa menunggu reaksi lebih panjang lagi dari Eoni, 1ugy langsung melangkah masuk ke kamarnya. ?enutup pintu. Bahkan untuk menyalakan lampu saja, 1ugy tak punya daya. *alam gelap, ia berdiri mematung. ;erlintas jelas di kepalanya sore hari di 0aleri Aarsita, saat 1eenan dan ia sama-sama memandangi Aanda dari kejauhan, dan terdengar jelas di kupingnya ,aktu itu, apa yang diucapkan 1eenan .... 1ugy menggeleng, barangkali ,aktu itu ia salah menangkap, atau ia salah berharap ... melintas jelas di kepalanya siang hari di ba,ah pohon beringin dekat ladang cabe, saat 1eenan berkata bah,a ia kehilangan dirinya, 1ugy takkan lupa cara 1eenan menatapnya .... 1ugy pun menggeleng, barangkali ,aktu itu ia salah melihat, atau lagilagi salah berharap. *an terlintaslah petang di pintu gerbang, saat ia mendapatkan dirinya dipeluk, degup jantung yang terasa berdenyut bersama .... 1ugy pun menggeleng, barangkali ,aktu itu ia salah. <elama ini ia salah. ;erakhir, ingatannya berlabuh pada bisikan 1eenan yang ia simpan, yang ia kenang hampir setiap malam. ;iga kata yang selalu menjadi penyejuk bagi hatinya. $ulan, per-alanan, kita. 1ugy menggeleng lagi. Bulan yang sama ada di angkasa malam ini. Eamun, rasanya lain sekali. ?embayangkannya saja terasa begitu pedih di mata. 1ugy mengusap matanya yang basah. <ekali. *ua kali. *an berapa kali pun ia mengusap, air mata itu tak kunjung berhenti mengalir.

Jakarta, Juli ())) ... -ayar ponselnya yang ber,arna tiba-tiba menyala. Aajah Aanda sekonyong-konyong cerah bagai matahari siang bo19$

long. <igap, ditutupnya pintu kamarnya yang tadi setengah membuka. 2a ingin menikmati telepon itu tanpa diganggu. JHai, <ayang. 1amu lagi ngapainN I miss you already. ku lagi bengong di kamar. 1amu ke sini, dong,K Aanda terta,a ringan, J -ust kidding, 5!eetie. 1amu harus rajin melukis di Bandung. 1arena, bentar lagi aku mau atur supaya kamu bisa pameran.K *i ujung sana, 1eenan pun terta,a. J.ustru karena itu saya telepon kamu sekarang.K ;a,a Aanda pudar. J.adi, kamu telepon aku untuk urusan bisnis doangNK 1eenan kontan nyengir. J.angan sensitif gitu, dong. 1atanya profesional.K J=a, udah. ?au ngomongin apaNK tanya Aanda ketus. J<aya kepikir apa yang pernah kamu bilang, bah,a di lukisan saya yang terbaru ada karakter yang berbeda dengan lukisan saya yang lain. <aya juga ngerasa gitu. <aya cuma mau minta pendapat kamu aja, kalau saya bikin lukisan serial dengan tema yang sama, gimanaNK J2de bagus,K komentar Aanda pendek. J<ejak tahu lukisan saya laku, perspektif saya benarbenar berubah. <aya merasa makin yakin untuk mengambil jalan ini.K *uduk Aanda menegak, J.alan apa maksud kamuNK J<aya cuma mau melukis. ?ungkin sudah saatnya saya mempertimbangkan untuk benar-benar mandiri. <elesai semester ini saya akan coba bicara sama Papa untuk nggak usah meneruskan kuliah.K J1amu tahu apa artinya itu, kan, EanNK ujar Aanda dengan penekanan, J1amu akan menggantungkan diri sepenuhnya ke penjualan lukisan kamu. 1amu nggak bisa main-main.K J<aya memang nggak main-main,K tegas 1eenan. 1#'

J*an aku juga nggak main-main soal pameran. 1amu harus siapkan dua puluhan lukisan, tiga puluh lebih bagus,K sambung Aanda. Bayangan akan pameran membuat darah 1eenan terpompa adrenalin. <emangatnya memuncak. JIke, siap,K ja,abnya mantap. J ku kasih kamu ,aktu enam bulan. *emi kamu, aku mau panjangin cuti kuliahku satu semester lagi.K ;erdengar napas panjang 1eenan mengembus. JAanda, kamu udah banyak banget bantuin saya ... kadang-kadang, saya ngerasa nggak enak ....K JEan, this is ho! I am,' potong Aanda, Jkalo aku sayang dan yakin sama seseorang, aku nggak akan tanggung-tanggung. 1amu nggak perlu merasa nggak enak. ku nggak minta apa-apa, -ust ... love me. #kay1' ;erdengar sunyi di ujung sana. JEanNK panggil Aanda. J1amu mau ngomong sesuatu ... atau ... spee"hless1' J<ori, saya beneran nggak tahu mau ngomong apa,K ja,ab 1eenan akhirnya. JEggak pa-pa. -ama-lama aku biasa, kok. ?ungkin kamu ekspresifnya hanya di depan kan3as. ;api nggak di depan aku,K Aanda berkata, separuh menyindir. <unyilagidiujungsana. Aanda melengos. J=a udah, kayaknya aku malah bikin kamu nggak nyaman. 1ita ngomongin yang lain aja kalo gitu.K ;anpa menunggu terlalu lama, pembicaraan mereka lancar lagi seperti aliran sungai. *an ,alau akhirnya percakapan telepon itu ditutup dengan manis, Aanda sedikit gondok. 2a mulai terganggu dengan sikap 1eenan yang seolah jengah setiap kali percakapan mereka mulai menyinggung soal perasaan. <eolah-olah kata OcintaM dan OsayangM ada dalam daftar tabu 1eenan. *ari pertama kali mereka 1#1

dekat hingga resmi jadian pun, belum pernah satu kali pun 1eenan mengungkapkan perasaannya secara terbuka. Ponsel Aanda berdering lagi. J=a, GirnaN 4hat)s up1 Hmm. <ori, gue emang lagi bete. tambah bete, deh ....K 4hat1 *uh, lo bikin gue

J<ori banget, ya,K sahut Girna, Jgue bener-bener nggak ada tempat buat nyimpan lukisan itu. <ebetulnya Pasha juga sama. *ia nggak enak aja sama lo. .adi kita berdua samasama nggak bisa nampung, <ay.K Aanda berdecak kesal. JCuma nitip gitu aja masa nggak bisa, sihN -o taro di kamar tidur lo, kek. 0antung di kamar mandi, kek.K J-o pikir itu poster ukuran 9N -agian dinding rumah gue itu dikuasai nyokap gue. *ia nggak demen lukisan modern. ;ahu sendiri seleranya kayak apa, lukisan kudalah ... ikan koi ... nenek-kakek gue ...,K Girna membela diri, Jdi tempat lo masa nggak ada spa"e N &umah lo kan segede-gede apaan tauk.K JBukan gitu. ?asalahnyaL Aanda cepat-cepat menelan kembali kata-katanya. Perihal ini cukup dia sendiri yang tahu. J=a udah. It)s okay. Besok gue suruh orang untuk ambil lagi, deh. <ekalian lukisan yang ada di Pasha.K <elepas telepon dari Girna usai, Aanda berkeliling rumahnya sendiri. ?encari Otempat persembunyianM yang aman. *an pencariannya pun berakhir di kamarnya sendiri8 kolong tempat tidur.

*i saung tempat mi mengajar, ketiganya berkumpul. mi bahkan seperti ingin menangis ketika hendak menyampaikan kabar yang sudah ia simpan sejak tadi.

1#2

J1ugy, 2cal ... <akola lit akhirnya diloloskan untuk ikut perlombaan antar-<* se-1ecamatan.K 1ugy dan 2cal langsung melonjak kegirangan. 2cal bahkan sampai berlari mengelilingi saung sambil bersorak-sorai. 1ugy pun tak kalah, ikutan di belakangnya. J ku tahu, kita dii/inkan ikut karena mereka simpati, atau kasihan, atau karena mereka juga yakin kita nggak bakal menang,K mi terkekeh, Jaku nggak ambil pusing. 2ni bukan soal kalah dan menang. ;api ketika anak-anak lit bisa partisipasi dan ketemu dengan peserta dari sekolah lain, pasti semangat mereka terpacu lagi untuk serius sekolah. 2ni akan menjadi pengalaman yang baru buat mereka. .adi, kita akan ikut lomba baca puisi, lomba menyanyi pupuh <unda, dan lomba mengarang. Hari ini kita tentukan siapa-siapa yang ikutan, ya,K lanjut mi lagi. mana, ?iNK JHari <abtu minggu depan. *i ;aman -alu -intas.K ?ereka semua pasti senang banget bisa sekalian main di sana.K Beberapa saat kemudian, ekspresi mukanya berubah. 1ugy teringat sesuatu. J<ebentar ... <abtu depanNK J2ya, 0y. 1enapaNK J kuLada janji mau ke luar kota.K mi menggigit bibirnya. JAah. 1alau tanpa kamu, kita berdua pasti kerepotan. Bukan cuma soal menemani, tapi kalau anak-anak tahu kamu nggak akan ikut, mereka pasti nggak semangat. 1amu tuh panutan mereka, 0y.K 1ugy berpikir keras. J1asih ,aktu sampai <enin, ya. ;api aku usahakan banget untuk ikut.K &Please , ya, 0y. 1arena hari <enin kita udah harus mulai nyiapin anak-anak,K kata mi penuh harap. 1ugy melirik jam tangannya. Ijos sedang dalam per1#9

jalanan ke Bandung. .ika ia memutuskan untuk membatalkan kepergiannya ke Bali, entah apa yang akan terjadi malam ini.

1eenan berdiri memandangi lukisannya sendiri. -ukisan dengan objek sebelas anak kecil. <epuluh sedang berbaris melingkar, dan seorang anak dengan topi caping hadir di depan barisan sebagai pemimpin. *i bagian belakang kan3as, 1eenan menuliskan judul8 J.enderal Pilik dan Pasukan litK. 1eenan memperhatikan guratan kuasnya sendiri. 2ni bukan masalah teknik, pikirnya. da sesuatu dalam objekobjek itu yang membuat lukisan yang satu ini mencuat dibandingkan lukisan-lukisannya yang lain. <esuatu yang meremangkan bulu kuduk. <esuatu yang membangkitkan gejolak dalam batin siapa pun yang melihatnya. 2a melangkah mundur, mengamati sekali lagi. Kehidupan. 1eenan akhirnya menyimpulkan dalam hati. -ukisan ini begitu berenergi. da kehidupan yang dipancarkan dengan sangat kuat dan menyentuh. ?atanya lantas tertumbuk pada satu benda di meja belajarnya. Buku tulis kumal yang diberikan 1ugy beberapa bulan yang lalu. 1eenan teringat apa yang pernah ia ucapkan, bah,a buku tulis itu merupakan harta yang harusnya disimpan 1ugy sendiri. ;ak pernah ia sangka, dirinyalah yang menjadi penemu harta karun itu. 1ugy telah me,ariskan sesuatu yang sangat berharga, melebihi perkiraan mereka berdua.

1##

1#+ TI5% "%T% &%2%

>ilm komedi yang ditonton mereka barusan bahkan tak sanggup membuat ta,anya lepas seperti biasa. <epanjang malam, dari mulai saat perjalanan, makan malam, sampai bubaran bioskop, 1ugy berada dalam status siaga. ;erus meraba-raba momen yang kira-kira tepat untuk menjadi celahnya bicara pada Ijos. nya. 1ugy menoleh. ?as 2tok, agen pengantre tiket langganannya 7ko, melambaikan tangan dengan ta,a lebar. 1ugy pun balas melambai. J1e mana aja, ?bakN 1ok udah nggak pernah nonton midnight rame-rame lagiN ?as 7ko seringnya berdua doang sama ?bak Eoni.K J1ita udah ganti akti3itas, ?as. <ekarang seringnya main gapleh rame-rame,K ja,ab 1ugy asal. gara-gara ?bak 1ugy sama ?as 1eenan putus, terus pada punya pacar baru, kelompoknya jadi pecah. 2ni pacar barunya, ?bakNK 1#)

Ijos dan 1ugy serentak membeku kaku mendengar omongan ?as 2tok yang tanpa tedeng aling-aling itu. JBunyudahi, lalu menggandeng tangan Ijos pergi dari situ. <epanjang perjalanan, Ijos memasang muka cemberut. Bungkam seribu bahasa. <aat mobilnya sampai di depan tempat kos 1ugy, barulah Ijos bersuara. J da sesuatu yang belum pernah kamu bilang ke aku, dan aku perlu tahuNK tanyanya. J;entang apaNK balas 1ugy pelan. Perasaannya mulai tidak enak. J0y, ?as 2tok itu mungkin orang paling sok tahu sedunia, tapi aku yakin dia punya alasan sampai bisa bilang begitu. ?emangnya ada apa antara kamu dan 1eenanNK 1ugy diam sejenak. JEggak ada apa-apa,K ja,abnya pendek. Ijos menggeleng. J0ue mungkin orang paling cemburuan di dunia, tapi radar gue nggak pernah salah. @dah, deh. .ujur aja. -o suka sama dia, kanN *ia juga suka sama loNK Hati 1ugy terasa menciut. 1alau Ijos sudah mulai memakai Ogue-loM padanya, berarti anak itu marah betulan. J.os, 1eenan udah punya pacar. ku juga udah punya pacar. 1ami berdua cuma sahabatan. Eggak lebih, nggak kurang.K J<uka ya suka aja. Eggak ada urusan punya pacar atau nggak,K tandas Ijos lagi. J ku nggak bisa ikut ke Bali,K tiba-tiba 1ugy menceplos. 2a bahkan kaget sendiri begitu kata-kata itu terlontar begitu saja dari mulutnya. &4hat1' Ijos tersentak. J<akola lit ikut perlombaan antar-<* hari <abtu depan. Eggak mungkin kalau aku sampai nggak ikut. ku tahu kamu udah beli tiket dan udah siapin semuanya. ;api aku benarbenar nggak bisa. 1ita liburannya kapan-kapan aja yaL 1#5

J0ue kok nggak yakin yang namanya Okapan-kapanM itu bakal ada,K potong Ijos dengan nada tinggi. 1ugy terdiam. Banyak hal berkecamuk di benaknya, tapi lidahnya seperti kelu. ;idak tahu harus bereaksi apa. ;erdengar Ijos menghela napas berat. J0ue capek jadi nomor kesekian dalam hidup lo. <ejak lo di Bandung, gue ngerasa makin terpinggir. -o kayak punya dunia sendiri. 1ayaknya cuma gue yang usaha buat ngertiin lo, 0y. Cuma gue yang usaha buat kita berdua.K ?ata 1ugy mulai terasa panas. *adanya mulai terasa sesak. J*ari pertama kita jadian, gue selalu berusaha ngejar dunia lo. ;api lo bukan cuma lari, lo tuh terbang. *an lo suka lupa, gue masih di Bumi. 1aki gue masih di tanah. 0imana kita bisa terus jalan kalo tempat kita berpijak aja beda,K tutur Ijos getir. ir mata 1ugy mulai merembesi pipi. <atu demi satu. Eamun, mulutnya masih belum bisa berkata-kata. J-o suka sama 1eenan, 0yN -o jatuh cinta sama diaNK -inangan air mata di pipi 1ugy makin deras. Perlahan, ia menggeleng, J pa pun perasaanku sama 1eenan, aku sayang banget sama kamu ....K J2ni memang bukan cuma soal 1eenan, tapi prioritas buat gue di hidup elo. <ekarang, kita bikin semuanya sederhana aja, 0y. Berangkat hari .umat depan sama gue, atau lo tetap di Bandung. Pilih yang manaNK Ijos bertanya lugas. Eamun, nada itu terdengar perih, suara itu bergetar. J;api ... tapi aku bener-bener nggak bisa berangkat. <abtunya kan aku harus ... apa kita nggak bisa pergi hari lainL J<ederhana, kan, 0yN -agi-lagi gue yang harus berkorban,K gumam Ijos pahit.

1#(

1ugy terdiam lagi. Hanya terdengar isakan pelan. JPergi dengan gue hari .umat, atau semuanya selesai sampai di sini,K Ijos menandaskan ulang. J1enapa harus pakai ultimatum begini, sihN 1enapa nggak bisa diundur ajaN 2ni bukan pilihan, .os. 2ni namanya Ijos menatap pacarnya dalam-dalam, lalu berkata pelan, J1arena kalo lo emang sayang sama gue, sekarang juga lo bisa tahu ja,abannya. Bahkan dari tadi harusnya lo udah tahu. Pembicaraan ini nggak perlu ada, 0y.K ?eski keduanya sama-sama membisu, suasana di dalam mobil itu pengap oleh berbagai macam emosi dan perasaan. khirnya, Ijos membukakan pintu 1ugy. J0ue tunggu lo di airport hari .umat siang. Pesa,at kita take-off jam tiga. 1alo lo nggak datang, berarti semuanya selesai,K ucapnya lirih. <ebelum keluar dari mobil, 1ugy menatap Ijos sekali lagi dengan matanya yang basah. *alam ,aktu yang sedemikian singkat, semua kenangan mereka selama hampir tiga tahun terkilas balik. 1ugy pun berlari masuk, menerobos kamarnya. <esak di dadanya tak tertahankan lagi, dan 1ugy menangis sepuasnya. 2a sudah tahu apa yang akan ia putuskan. *an ia menangis untuk perpisahan yang belum terjadi. Eamun, akan terjadi.

1edua pasangan itu akhirnya memutuskan untuk menghabiskan malam ?inggu mereka dengan berkumpul bersama di tempat kos 1eenan. *ua kotak martabak asin dan manis yang sudah hampir ludes isinya mengambil tempat di tengah lingkaran mereka duduk. Eoni dan Aanda tampak serius 1#6

berdiskusi. Eoni berencana untuk merayakan ulang tahunnya yang ke-2' bulan <eptember depan di rumah Aanda. &umah di daerah 1ebayoran Baru itu punya taman yang luas, cocok dengan konsep garden party yang ingin dibuat Eoni. 1arena acara itu cukup besar, Eoni mempersiapkan dari jauh-jauh hari, dibantu oleh Aanda yang terkenal sebagai party maker andal. Aanda sibuk mencatat ini-itu, lalu menyerahkan catatannyapadaEoni. JBuset ... lu gape banget, sih,K Eoni terkagum-kagum membaca catatan Aanda. JBikin acara beginian doang sih makanan gue sehari-hari. Hampir semua acara di Aarsita gue yang koordinasi. Eggak perlu se,a 7I,K Aanda tersenyum bangga. JPokoknya kalo lo ada detail tambahan lagi, kabarin aja, nanti gue yang atur.K <ambil memetik gitar dan berselonjor santai, 7ko pun ikut berceletuk, J*iam-diam ternyata Aanda punya bakat mandor. Penampilannya juga makin lama makin kayak mandor.K &,A"use me1' Aanda mendelik, JCoba perjelas, apa yang dimaksud dengan Openampilan mandorMNK Permainan gitar 7ko langsung memelan. ;ersadar bah,a dirinya baru saja menyenggol da,ai Aanda yang paling sensitif, yakni masalah penampilan. Eamun, mulut jahil 7ko tak sanggup diberangus. J?mm ... gua perhatiin, makin hari dandanan lu makin santai, sementara dulu kan lu ?iss ?atching abis,K 7ko cengengesan, Jkuku lu udah nggak ,arna-,arni, terus sekarang baju lu kayaknya kegedean semuaLkalo dulu kekecilan, he-he. 1aus gede banget itu lu dapet dari mana, cobaNK JPunya 1eenan.K J.aket yang tadi lu pake punya siapaNK 1#$

JPunya 1eenan.K Eoni pun tak dapat menahan ta,a kecilnya. JHi-hi ... bener banget kata 7ko, sebetulnya gua juga udah pingin komentar. *andanan lu makin mirip 1ugy, Aan. Pantes aja, 7kspresi Aanda berubah drastis. palagi melihat 7ko yang langsung terbahak-bahak mendengar celetukan Eoni. ?elihat itu, 1eenan cepat-cepat berusaha menetralisasi, J<ebetulnya gua yang minta ke Aanda, kalau di Bandung mendingan pakai baju yang praktis-praktis aja, kan dingin ....K berdandan a la 1ugy. 1alo kata gua, dia lebih cocok di kategori yang kedua,K 7ko ngakak-ngakak lagi. ?uka Aanda kontan memerah. ?eski ia berusaha ikut terta,a, suasana hatinya rusak berantakan sudah. <epanjang sisa malam itu, tinggal 1eenan yang kena getahnya, sementara 7ko dan Eoni pamit pulang duluan. fashion. 1ayak dia aja yang paling bener pakai baju. Eoni juga, nyama-nyamain aku sama 1ugy. ?emangnya aku separah ituNK gerutu Aanda panjang lebar. 1eenan tak berkomentar dan membiarkan Aanda melampiaskan kekesalannya. 2a memilih membuka buku sketsa lalu asyik mencorat-coret. ?enjadi pendengar sekaligus tempat sampah yang baik. Eamun, Aanda seperti tak mau berhenti. J ku cuma sekali-sekali doang pakai baju kamu. 2tu juga kalo memang kepepet. <ementara kalo 1ugy itu udah jadi style, jadi trademark! K cibirnya se,ot. J2nget nggak ,aktu 1ugy datang ke AarsitaN 7mangnya mungkin aku pakai baju kayak gituN 2dih. 0ila aja ....K JEgapain sih masalah gitu doang diributinNK 1eenan mendongak, mukanya menunjukkan bah,a ia mulai terganggu. <udah hampir sejam topik omelan Aanda tidak berubah. 1)'

Aanda terdiam. ?erajuk. J ku cuma sebel aja. 1ok, dibandinginnya sama 1ugy. 1ugy kan ancur bangetL JBuat saya, dia baik-baik aja,K potong 1eenan tegas. JBuat saya, kamu juga baik-baik aja. ?au ?iss ?atching, mau nggak, saya nggak ambil pusing.K J;api 1ugy kanL J<ebenarnya kamu ada apa sih sama 1ugyNK 1eenan bertanya agak keras. J1amu ada apa sama 1ugyNK Aanda malah bertanya balik. 1eenan mengerutkan kening. J ku udah lihat judul lukisan kamu yang baru. O litM itu nama sekolah tempat 1ugy ngajar, kanN 1amu terinspirasi gara-gara diaN Hebat banget itu anak sampai dibikinkan lukisan segala,K ujar Aanda sinis. 1eenan menghela napas, dongkol. J2ya, memang saya buat lukisan itu dari cerita yang 1ugy buat tentang anakanak di sekolahnya. ;erusNK JEan, aku mungkin kolokan, but I)m not stupid . I)m not blind. ku lihat gimana cara kamu melihat dia. Baju-baju yang kamu suruh aku pakai ... dan sekarang lukisan itu. 6ou have feelings for her, don)t you1' Aanda bertanya tajam. 1ali ini 1eenan terdiam. &%on)t you1' cecar Aanda lagi. JAanda, ini mulai konyol. 1amu cuma cemburu berlebihanL &6ou)re damn right I am! *an udah selayaknya aku cemburu. ?emangnya kamu pikir aku nggak tahu kalo kamu sebenarnya sedang berusaha mengubah aku jadi dia 1 4ell, I tell you this. you !ill fail! 1arena aku bukan dia, dan *adanya turun naik saking emosinya. 1eenan menatap Aanda lama. JAanda, kamu bebas per1)1

caya apa pun yang kamu mau. <aya nggak bisa mengubah anggapan kamu. Hanya kamu sendiri yang bisa. 1alau kamu merasa begitu soal saya dan 1ugy, saya terima. <aya nggak bisa bikin kamu yakin sama saya. Hanya kamu sendiri yang bisa,K ucapnya datar. &$ullshit,' desis Aanda. J?au saya antar pulangNK 1eenan bangkit berdiri. Aanda menepis tangan 1eenan yang mencoba menggamit bahunya. J da yang bisa kamu lakukan supaya aku yakin,K Aanda lantas menentang mata 1eenan lurus-lurus, Jlihat ke mataku, and say that you love me.' 1eenan tampak terkejut mendengar tantangan Aanda. Eamun, kedua mata mereka telanjur beradu, dan tak bisa lagi 1eenan menghindar. &It)s so simple, 2an. ku hanya mau dengar kamu bilang tiga kata itu,K bisik Aanda. .arak mereka hanya terpaut sekian senti. <orot matanya memburu 1eenan ke dasar hatinya yang terdalam. ?ulut 1eenan tampak setengah membuka, otot-otot mukanya tegang seperti bersiap mengatakan sesuatu. Eamun, setelah sekian lama, tetap tak ada sepatah kata keluar. Hanya embusan udara kosong yang terbata-bata. Aanda menggigit bibirnya yang bergetar menahan tangis. ir matanya pun tak terbendung lagi. *alam sekejap, isakannya meledak. Aanda langsung menyambar tasnya dan berlari menuju pintu. <ecepat kilat, 1eenan menahan tangannya. JAanda ... Bercampur dengan senggukan, Aanda berteriak, J?aafN %amn it, I -ust !ant you to love me. 4hy "an)t you -ust love me1' -agi, 1eenan tak bisa menja,ab. 2a hanya menarik Aanda ke arahnya, berusaha memeluk Aanda yang me1)2

ronta, menghiraukan kepalan-kepalan tinju lemah yang dilancarkan Aanda dengan frustrasi, hingga akhirnya Aanda menyerah. ?enangis sejadi-jadinya di dalam pelukan 1eenan. Baru kali itu 1eenan merasa sedemikian pilu. &asa bersalah yang sangat kuat terasa memenuhi seluruh rongga tubuhnya sampai ke tulang, dan ia merasa sesak luar biasa. *an yang membuat hatinya lebih pedih lagi, meski desakan itu begitu kuat, tetap 1eenan tak bisa memaksakan mulutnya mengatakan apa-apa. Hanya lengannya yang semakin erat mendekap, jemarinya tak henti membelai rambut Aanda, berusaha menenangkan isakannya yang terus menjadi. 1eenan terus berharap dalam hati, semoga itu cukup.

1)9

19+ "$ $R5I%N (%N "$HIL%N5%N

Bandung, Agustus ())) ... ;erdengar langkah kaki berlari di koridor, semakin lama semakin dekat, dan ternyata langkah itu berhenti di depan pintu kamarnya. ?enyusul ketukan bertubi di pintu. J?asuk ...,K kata 1ugy, matanya tak lepas dari layar komputer. sama IjosNK tembaknya tanpa basa-basi. 1ugy menatap Eoni tanpa bersuara, lalu mengangguk kecil. J=a, ampun. 1enapaN 1ok bisaN 0ua baru teleponan sama Ijos. *ia sedih banget. 1ok lu nggak langsung bilang sama guaN <ebetulnya kalian ada apa, sihN -u kenapaNK Pertanyaan Eoni berentet seperti peluru senapan otomatis. 1ugy benar-benar tak tahu harus menja,ab apa. 2a hanya mengangkat bahu. J?emang udah saatnya kali, Eon,K sahutnya pendek. J1ok ja,aban lu gitu sih, 0yN 1ok lu nggak terbuka sama 1)#

guaN 0ua kan sayang banget sama kalian berdua. 0ua ikut sedih, tauk,K kata Eoni kece,a. J1alian kan pasangan legendaris, bikin orang-orang ngiri, kalian tuh cocok banget ...K 1ugy tersenyum getir. J Please, deh, Eon. 0ua sama Ijos itu bedanya kayak langit dan sumur. <emua ini kayak bom ,aktu yang tinggal tunggu meledak.K ;ampang Eoni langsung berubah serius. J0y, lu sahabat gua. 0ua pasti belain elu. ;api terus terang, kali ini gua ngelihat lu memang jadi berubah. -u kayak sengaja menarik diri. Ijos juga ngerasa gitu, dan dia udah lama ngomong ke gua. *ia ngerasa ada sesuatu yang aneh. 0ua dan 7ko juga ngerasa kehilangan lu,K Eoni terdiam sejenak, Jgua nggak enak ngomong gini. ;api sebagai sahabat, gua harus jujur sama lu. 1ita semua kehilangan 1ugy yang dulu.K -ama 1ugy membisu. *alam benaknya ia berusaha keras untuk merangkai penjelasan demi penjelasan, tapi yang ia temukan hanya sebongkah benang kusut. 2a tak tahu lagi harus memulai dari mana. <emua sudah bercampur aduk. & hanks for your "on"ern, Eon,K kata 1ugy akhirnya, Jtapi gua baik-baik aja, kok. 0ua nggak tahu 1ugy yang dulu itu yang mana. ;api inilah gua. 1alau memang ternyata berubah, ya terimalah gua apa adanya. <ama seperti gua menerima lu, 7ko, Ijos, 1eenan ... apa adanya. ?enurut gua, itu yang bisa kita lakukan sebagai sahabat.K .elas terlihat ekspresi protes di muka Eoni, tapi kata-kata 1ugy seperti membungkam mulutnya. Eoni pun bangkit berdiri. &4hatever, 0y. ;erserah,K ujarnya dingin. Pintu kamar itu kembali menutup. 1ugy termenung di kursi komputernya. <ekilas ia melihat bayangannya di cermin. 2a mengerti kehilangan yang dimaksud Eoni. <ama seperti sahabatnya, ia pun merasakan kehilangan itu. Eamun, 1ugy tak tahu harus ke mana mencari. <emua terlalu kusut baginya. 1))

Jakarta, Agustus ())) ... tmosfer di ruangan itu terasa mengimpit. *i meja makan segi empat yang kosong tanpa makanan itu, 1eenan dan ayahnya duduk berhadap-hadapan. 2bunya duduk di tengahtengah seumpama ,asit tinju yang mengamati pertarungan dengan tegang. <ementara .eroen mengurung diri di kamar, ia paling tidak tahan mendengar orang bertengkar. J2nilah yang membuat saya nggak pernah setuju dia pergi lihat anak kamu, dia pikir dia siapaN Berani-berani minta berhenti kuliah hanya gara-gara lukisannya laku segelintir. *ia nggak mikir bah,a saya, bapaknya, sudah setengah mati banting tulang buat bayar seluruh biaya sekolahnya dari dia kecil sampai sekarang,K ayahnya lalu menoleh pada 1eenan, keluar biaya paling besar. Bisa nggak kamu bayar Papa untuk menggantikan uang sekolah kamu dari cek yang kamu *ari ,ajahnya, 1eenan tampak sudah mau meletus, tapi ia menahan diri, mengeraskan rahangnya kuat-kuat. J2ni bukan soal uang, Pa,K ujarnya tertahan. J<ampai kapan pun saya nggak bisa menggantikan semua yang sudah Papa kasih. ;api saya benar-benar nggak kuat lagi untuk pura-pura betah kuliah. <aya nggak kuat meneruskan sesuatu yang saya nggak suka. <ementara hati saya ada di tempat lain.K J pa sih masalah kamuN ;anpa banyak usaha saja kamu kuliahNK tanya ayahnya gemas. J2tu bukan dunia saya, Pa,K 1eenan menyahut pelan, Jbukan itu jalan hidup yang saya mau.K dri terta,a kecil, menggeleng-gelengkan kepalanya.

1)5

J1amu tahu apa tentang hidupN 1amu masih dua puluh taJ<aya cukup tahu bah,a hidup yang sekarang ini saya jalankan adalah hidup yang Papa mau, bukan yang saya mau,K kata 1eenan getir. J<aya ingin berhenti kuliah mulai dari semester depan. *an saya tidak akan membebani Papa lagi. <aya akan cari uang dan membiayai hidup saya sendiri.K 21 ' -ena menyambar se7et op -e !oorden! 22 .angan asal ngomong kamu ....K ketika, J ga niet al te ver. dri pun sontak bangkit berdiri, menatap anaknya tak percaya. J1amuLkamu belum tahu seujung kuku pun tenyang sok kepingin mandiri itu. 1amu nggak tahu apa yang kamu hadapi di luar sanaL J?aaf, saya bukannya mau menyakiti kalian berdua dengan keputusan saya ini, tapi saya betul-betul nggak bisa maksain diri lagi,K sela 1eenan tegas. -ena sudah ingin berbicara, tapi tangan suaminya terangkat menahannya, JIke. 1alau memang itu yang kamu mau, silakan.K <uara dri terdengar tegas dan garang. J?ulai detik ini, saya berhenti membiayai kamu. ?andirilah sana. <ilakan kamu rasakan sendiri hidup yang sebenarnya. 1amu urus diri kamu sendiri. <aya tidak mau tahu lagi.K jangan ikutan nga,ur. 1ita bicarakan lagi semua ini baikbaik ....K 1eenan malah ikut bangkit berdiri. J<udah, ?a. goed zo 29 . ?emang itu yang saya inginkan. <aya mau beresberes sekarang, lalu pulang ke Bandung,K ujarnya tenang.
21 22 29

9et is

Berhenti bicara. .angan kele,atan. 1alau memang begitu, tidak apa-apa.

1)(

J=a. Biarkan dia pergi,K dri menyahut, Jjangan ditahantahan.K

begitu cara menyelesaikan masalah ini. Pasti ada jalan keluar yang lebih baik.K Eamun, baik 1eenan maupun ayahnya tidak tertarik untuk duduk kembali. 1eduanya tetap berdiri di tempat masing-masing dengan sorot mata beradu. 2# , -ena. 1ita lihat saja nanti, siapa &7aat maar zitten yang akan kembali ke pintu rumah ini, merengek minta maaf, dan menelan kembali semua ucapannya,K ucap dri dingin. 1eenan tersenyum samar. J=a, kita lihat saja nanti.K

Bandung, Agustus ())) ... <ekembalinya ke Bandung, 1eenan tak menunda-nunda lagi rencananya. 2a sadar bah,a ia tengah melakukan perombakan hidup besar-besaran. Perasaannya bercampur antara semangat sekaligus gentar. Eamun, 1eenan tahu ia tak bisa mundur lagi. <elama libur jeda semester ini, bolak-balik 1eenan mengurus surat pengunduran dirinya ke bagian administrasi kampus. *ibantu Bimo, 1eenan pun pindah dari tempat kosnya dulu ke tempat kos yang jauh lebih kecil, di dalam sebuah gang di daerah <ekeloa, yang ongkos se,anya berkali lipat lebih murah dibandingkan tempat kosnya yang dulu. 1eenan mulai menata ulang hidupnya di Bandung. Cek dari Aarsita tak disentuhnya sama sekali. 2a hanya berniat

2#

Biarlah kita tunggu dulu

1)6

mencairkannya jika kelak kondisinya sudah sangat kepepet. 1eenan hanya mengandalkan sisa tabungan pribadi yang ia miliki. <ebagai konsekuensinya, ia tahu dirinya tidak bisa lagi bergaya hidup seperti dulu. <egalanya berubah sekarang. Bimo meletakkan dus yang terakhir ke lantai. 1amar kos kecil itu bahkan terlalu sesak rasanya menampung mereka berdua. Buru-buru Bimo membuka pintu agar udara segar masuk. J-u adalah orang paling gila yang pernah gua tahu,K Bimo menggeleng-gelengkan kepalanya, Jentah itu karena lu nekat atau bloon, tapi gua salut sama keberanian lu.K 1eenan hanya nyengir sambil mengusap-usap kepalanya sendiri, J0ua juga nggak ngerti ini gila atau malah ,aras. =ang jelas, inilah rasanya hal paling benar yang pernah gua lakukan.K J-u emang sinting nggak kepalang. 2P terbaik dua semeskek. 1asihani orang-orang kayak gua yang 2P-nya satu koma gini,K Bimo tergelak. J;enang. <elama gua masih di Bandung, gua pasti bisa bantuin lu. @dah tahu harus cari gua ke mana, kanNK 1eenan tersenyum. J<iapa aja yang udah tahu lu di siniNK JBelum ada siapa-siapa lagi.K J7koNK 1eenan menggeleng. Bagi Bimo, itu menjadi petunjuknya untuk tidak perlu bilang pada siapa-siapa soal kepindahan 1eenan. Banyak pertanyaan yang muncul di kepalanya, tapi Bimo merasa lebih baik menunda hingga saat yang tepat. J ngkatan kita akan kehilangan silumannya,K Bimo menghela napas seraya menepuk bahu 1eenan. 1)$

J<iapa tahu setelah nggak jadi mahasis,a, gua malah jadi macan kampus.K J0ua mohon jangan, Ean. Bentar lagi ada ce,ek-ce,ek Bimo tergelak lagi, dan tak lama kemudian ia pamit pulang. <epeninggal Bimo, 1eenan termenung di kamar barunya yang terletak sendirian di loteng. .untaian tali jemuran yang saling silang di depan jendelanya akan menjadi pemandangan rutin setiap hari. 1ucing-kucing yang berjemur santai di atap tetangga akan menjadi teman setianya. @dara panas ini akan ia hirup sampai entah berapa lama. Barangbarangnya yang padahal tak banyak itu bahkan terasa menyesaki saking kecilnya kamar itu. Eamun, untuk pertama kalinya setelah pulang ke 2ndonesia, 1eenan merasakan kebebasan.

1ugy memutuskan mengambil semester pendek bulan ini. ;erkadang, ia merasa keputusannya itu adalah usaha pelarian dari suasana tidak enak yang mengungkungnya ketimbang melulu keputusan akademis. -ebih baik membenamkan diri dalam pelajaran dan tugas menumpuk ketimbang berhadapan dengan Eoni yang menjaga jarak, 7ko yang juga ikut menghilang, 1eenan yang lebih tak tentu rimbanya, dan perasaan bersalahnya pada Ijos yang belum surut-surut juga. <epulang dari kampus dan mengajar di lit siang itu, 1ugy benar-benar penat dan ingin langsung cepat mendarat di kasur. Eamun, langkahnya yang gegap gempita berangsur menjadi pelan dan berjingkat ketika ia melihat si >uad terparkir di halaman tempat kosnya. <ehati-hati mungkin, 1ugy menyelinap masuk menuju kamarnya.

15'

Eoni. Bertepatan dengan 1ugy yang sudah membuka handel pintu kamar. J?anusia satu ini ... lama ngilang,K sambung 7ko lagi. ?au tak mau 1ugy melayani dulu basa-basi itu. J-u kali yang ngilang. 0ua kan di sini terus,K katanya sambil nyengir lebar. J?asaN 1ok, tiap kali gua ke sini lu juga nggak pernah ada. ;iap gua ajak pergi lu nggak pernah mau. 1ata anakanak, lu ambil <P, yaN Pingin cepat lulus terus ninggalin kita, yaNK 7ko menoyor jidat 1ugy pelan, JHuuuh ... curang. 1e mana aja, sihN 1angen tauk.K J2ya, gua juga kangen. ;api gua sibuk banget belakangan ini, 1o,K ja,ab 1ugy jujur. .angankan untuk main dengan 7ko dan teman-temannya yang lain, tidur siang pun sudah jadi kesempatan langka baginya. J<ibuk boleh sibuk, tapi minggu depan sempatkan datang, yaNK J*atang ke manaNK tanya 1ugy. J@ltah Eoni. ?asa lu belum tahu, sihNK 7ko berdecak gemas, J*ia kan mau bikin acara di .akarta, gede-gedean. 1ita justru mau berangkat ke .akarta sore ini, dia mau siapsiapin acaranya ....K ?endengar 7ko berbicara dengan seseorang, Eoni ikut menongolkan diri. ?ukanya tampak berubah ketika tahu orang yang ngobrol dengan 7ko ternyata 1ugy. JHei, 0y. Baru pulangNK sapanya enggan. JHai, Eon,K ja,ab 1ugy setengah bergumam. 7ko melihat Eoni dan 1ugy bergantian. J1ayaknya kalian berdua perlu bicara, deh. 0ua tunggu di depan aja, ya.K 2a pun langsung melenggang dari sana, tanpa memedulikan pelototan dari kedua perempuan itu. J1atanya minggu depan mau bikin acara, yaN <eru, dong,K 1ugy mencoba membuka pembicaraan. 1aku. 151

J2ya. ?udah-mudahan. <emua teman gua udah pada tahu, kok. nak-anak yang dari .akarta udah mau datang. <ebagian anak-anak dari Bandung juga pada ikut,K sahut Eoni dengan penekanan, seolah-olah menunjukkan fakta bah,a 1ugy secara ironis malah menjadi orang yang belakangan tahu. 1ugy menyadari betul maksud yang tersimpan di balik intonasi Eoni. J<ori ya, gua tahu pembicaraan kita terakhir agak kurang enak. .ujur, gua juga nggak nyaman jadi dingin-dinginan sama lu begini. <ekali lagi maaf ya, Eon. 1ayaknya memang gua yang nggak sensitif dan jadi terlalu cuek sama lu, sama kalian.K Eoni mengangkat mukanya dan menatap 1ugy. 2a pun menyadari dirinya terlalu sayang pada makhluk aneh di hadapannya itu, dan tak mungkin ia marah berlama-lama. &It)s okay, 0y. 0ua juga minta maaf kalo terlalu nyampurin urusan lu sama Ijos. 0ua yakin lu pasti punya alasan lu sendiri, dan gua nggak berhak ngutak-ngatik. 0imanapun juga, lu tetap sahabat gua,K kata Eoni. <eulas senyum mulai terbit di ,ajahnya. J;api, gua boleh re@uest sesuatu, nggakNK &Anything,' 1ugy membalas tersenyum. J0ua minta lu datang ke pesta ultah gua minggu depan, ya. -u adalah sobat gua terlama, 0y. -u tahu gua dari kecil sampai umur kepala dua begini. <angat berarti buat gua kalo lu bisa hadir. Please1' Eoni memohon. J0ua pasti datang,K ja,ab 1ugy mantap. Eoni langsung menghambur memeluk 1ugy. J.angan ngilang lagi ya, OEyet,K bisiknya. J1ecuali kalo lagi berburu pisang,K bisik 1ugy lagi. Eoni terta,a. J0ua cabut ke .akarta dulu. 0ua tunggu 1ugy menelan ludah. .antungnya terasa mengkeret se152

kian senti. J&umah AandaNK ia berusaha meyakinkan pendengarannya. &6up. 0ua bikin garden party, minjem halaman rumahnya Aanda yang segede setan. Pokoknya bakal mantap banget. Aanda yang jadi 7I-nya. ;ugas lu tinggal datang dan have fun, 5ee you neAt !eek!' 1ugy balas melambai. -ama memandangi Eoni yang berlari-lari kecil dengan riang gembira sampai bayangan sahabatnya itu menghilang di balik pintu gerbang. ;erasa ada beban baru yang menghunjam pundak 1ugy begitu tahu di mana pesta itu diadakan. Benaknya seketika bergerak maju, membayangkan suasana pesta itu nanti, dan aneka pemandangan yang sekiranya akan menusuk mata. 1ugy masuk ke kamarnya dengan langkah terseret. <ore ini terasa semakin penat.

159

19+ TR%5$(I $&T% N:NI

Aanda nyaris pingsan ketika diba,a masuk ke tempat kos 1eenan yang baru. @ntung saja ia masih sanggup mengumpulkan kekuatan untuk bertahan duduk di atas kasur tipis di situ. JEan, kamu ngapain sampai harus tinggal di tempat kayak giniN ku hargai banget keberanian kamu untuk berhenti kuliah demi serius melukis, tapi ... ini ... ekstrem tempat,K bujuk Aanda sambil sesekali mengelap ,ajahnya sendiri dengan tisu. Bandung memang lebih sejuk dibandingkan .akarta, tapi kamar 1eenan yang berada di loteng dan beratapkan asbes itu terpanggang sinar matahari siang hingga terasa panas dan pengap. J<aya lebih baik di Bandung, Aan. Biaya hidup di sini lebih murah. *an saya bisa mempersiapkan diri untuk melukis tanpa banyak diganggu,K ujar 1eenan sambil membuka jendela dan pintu lebar-lebar agar ada angin yang berembus masuk. J0imana mungkin kamu melukis di tempat busuk 15#

beginiNK tukas Aanda, tangannya tak henti-henti mengipasngipas muka. J1eluargaku punya 3illa di Puncak. Eanti aku bisa bilang Papi kalo kamu mau tinggal di situ dulu buat melukis. ku yakin Papi bakal kasih i/in. 0imanaNK JEggak usah. *i sini enak juga kok kalo sudah malam. Bisa lihat langit luas, tinggal selonjoran aja di luar,K 1eenan tersenyum, Jmau cobaNK Aanda melengos. J?au berapa lama kamu tinggal di siniNK 1eenan mengangkat bahu, JEggak tahu. =ang pasti, begitu saya sudah punya cukup modal dari hasil penjualan lukisan, saya pasti cari tempat tinggal yang lebih baik. ;api saya nggak mikirin itu dulu sekarang. =ang penting saya mempersiapkan diri untuk pameran, melukis sebanyakbanyaknya.K J?entang-mentang objek lukisan kamu anak-anak melarat, jadi kamu harus ikut-ikutan melarat, yaNK kata Aanda ketus seraya melipat tangannya di dada. 1eenan mengeraskan rahangnya, mengumpulkan kesabaran. J<aya bisa antar kamu pulang ke hotel kalau memang kamu udah nggak betah di sini. 1ita ketemu besok untuk bareng ke .akarta. IkeNK J1amu nanti nginap di mana kalau di .akartaN 1amu kan nggak bisa pulang ke rumahmu. ku bukain kamar di hotel, yaN ku nanti temenin kamu.K JEggak usah. <aya tinggal di tempat Bimo.K ?endengar ja,aban 1eenan, Aanda pun bangkit berdiri. J=a udah, terserah. ku mau pulang sendiri aja. 1ita ketemu besok,K katanya pendek. 1eenan tahu Aanda sedang merajuk. Eamun, ia memilih untuk tidak menahannya dan membiarkan Aanda pergi. *i depan pintu, tahu-tahu Aanda berbalik. ?ukanya merah padam. ntara kepanasan dan kesal. J 6ou kno! !hat, 15)

EanN ku udah nggak bisa ngitung berapa co,ok yang setengah mati berjuang ngedeketin aku hanya untuk dapat sepuluh persen perhatian yang aku kasih ke kamu. ?ungkin Punggung itu lantas berbalik sekaligus, bergegas pergi. JAan ... hati-hati P.K ;erdengarlah suara batok kepala beradu dengan kayu. 1eenan kontan meringis. J tap di atas tangga itu rendah banget. 1amu harus nundukL Eamun, Aanda sudah tak mau dengar apa-apa. <uara hak sepatunya terdengar beradu buru-buru dengan tangga. 1ekesalannya dengan tempat itu lengkap sudah.

1esempatan untuknya libur akhirnya tiba. Aalaupun cuma sehari, 1ugy memanfaatkan ,aktu luang itu sebaik-baiknya. <etelah seharian bermalas-malasan dan main ke ,arnet, 1ugy pergi ke supermarket sendirian untuk mengisi lemari makanannya yang sudah kosong. <ambil bersenandung, 1ugy menenteng keranjang belanjanya ke bagian minuman untuk memborong jus buah kesukaannya. ;erperanjatlah ia melihat Aanda sedang berbelanja, mengambil minuman yang sama. 1ugy cepat-cepat kabur ke area lain. Eamun, perasaannya mengatakan bah,a Aanda juga berjalan ke arah yang sama. ;epat di belakangnya. 1ugy sibuk berdoa supaya Aanda tidak mengenali sosoknya. *i area perabot rumah tangga, 1ugy pun terpojok. ;ak bisa menghindar lagi. Aanda sedang berjalan lurus ke arahnya. <pontan, 1ugy mencomot segagang sapu. ?elindungi mukanya di balik ijuk hitam. -angkah itu terdengar semakin dekat. 1ugy berusaha mengingat-ingat mimpi sial apa yang 155

dialaminya tadi malam hingga hari ini bisa berbelanja di supermarket yang sama dengan Aanda, dengan jalur belanja yang sama pula. J1ugyNK <uara itu menyapa sekaligus bertanya. ;erpaksa, 1ugy menurunkan gagang sapu itu. ?engBelanja sapu jugaNK JEggak. ku cuma le,at aja,K Aanda tersenyum manis, Jsapunya gede banget, 0y. Buat nyapu jalanNK JBuat terbang,K 1ugy membalas dengan senyum yang lebih manis. J<ampai kapan di BandungNK JEanti juga udah pulang ke .akarta. Bareng 1eenan. ku lagi belanja buat dia, nih. 1asihan, dia kan suka kerja sampai malam, suka nggak ada makanan,K Aanda lantas menunjukkan keranjangnya yang sudah penuh sesak. J1alo sebanyak itu sih dia pasti butuh bantuan. Eanti aku bantu ngabisin deh,K 1ugy terkekeh. 1ening Aanda berkerut. J?emangnya kamu tahu tempat tinggal dia yang baruNK J?emangnya dia pindah dari tempat kosnyaNK 1ugy gantian terheran-heran. <enyum manis kembali menghiasi muka Aanda. J1amu nggak tahu, yaN 1eenan udah berhenti kuliah. *ia mau total melukis. *an dia pindah kos.K ?ulut 1ugy otomatis menganga. J1eenan berhenti kuliahN 1okLdiaLnggak kasih tahu, yaNK ucapnya terbata. J1ayaknya dia cuma kasih tahu orang-orang dekat aja,K ujar Aanda sambil mengangkat bahu. J Any!ay, dia lagi sibuk mempersiapkan diri buat pameran. <esudah itu dia akan pindah ke .akarta, bareng sama aku. 1arena sesudah itu kami berdua harus keliling bareng untuk promosi lukisannya,K tuturnya ringan, Jdia masih ribut sama keluarganya gara-gara keputusannya berhenti kuliah. ?akanya P,K 15(

Aanda mengembuskan napas panjang, mukanya tampak prihatin, Jselain aku, dia nggak punya siapa-siapa lagi sekarang.K 1ugy lama terdiam. Berusaha mencerna keterangan Aanda satu per satu. J<alam buat 1eenan, ya.K 1ugy akhirnya berkata pelan. Aanda mengangguk. J1amu datang ke acaranya Eoni, kanN It)s going to be fun. Eoni, 7ko, aku, dan 1eenan, akan jadi host -nya.K J ku usahakan,K ja,ab 1ugy ringkas. 2a pun pamit pergi dari situ. 1ugy berjalan pulang untuk menenangkan hatinya Benang kusut itu terasa tambah kusut. 1ugy sungguhan kaget dengan keputusan 1eenan, sekaligus kece,a karena tak diberi tahu langsung. 2a pun patah hati mengetahui kedekatan Aanda dan 1eenan yang sedemikian dalam. ?endadak, 1ugy merasa bodoh. <elama ini ia menyangka punya tempat spesial dalam hidup 1eenan. ;ernyata ia salah. *iri-

Jakarta, "e#tem$er ())) ... Halaman luas dengan kolam renang itu mulai dipenuhi orang-orang yang berseli,eran. Ibor-obor mulai dipancangkan di taman, dan meja-meja berisi makanan mulai mengambil posisi. Aanda tampak yang paling sibuk hilir mudik mengatur ini-itu. Eoni menyaksikan persiapan acaranya sendiri dengan muka tegang. *i kelompok perka,anan mereka, selain Aanda yang dijuluki J?iss ?atchingK, dan 1ugy yang dikenal sebagai J?other lienK, Eoni menyandang gelar sebagai J?adam PerfectK. Bagi Eoni, segala sesuatu harus sempurna 156

dan bebas error. ;ahu-tahu sikutnya disenggol oleh 7ko. J1amu tuh, rileks dong, <ayang. .angan segalanya dipikirin. 1an udah banyak yang bantuin. da aku, Aanda, 1eenan P,K celetuk 7ko. J nak-anak pasti datang nggak, yaN 1alo tahu-tahu nanti sepi gimana, 1oN 1ok, sampai jam segini masih belum ada yang nelepon atau kasih kabar. =ang dari Bandung kalo tahu-tahu pada ngebatalin pergi gimana, yaNK rentet Eoni gelisah. J=a udah, kita pesta sendiri aja. ?akan sampai bego,K 7ko terta,a. berut. stres, dibercandain kamu stres juga, ya mendingan bercandalah. ?inimal aku yang hepi.K J1ugy datang kan, yaNK kata Eoni sambil menggigit kukunya. JPastilah. 0ila aja kalo sampai dia nggak muncul.K J?edalinya udah siap, kan, 1oNK

Bandung, "e#tem$er ())) ... <udah setengah jam lebih 1ugy memandangi ransel besarnya yang tergeletak di lantai dalam keadaan kosong. <udah sedari tadi seharusnya ransel itu terisi. <udah sedari tadi pula dirinya harus bersiap dan berangkat ke stasiun kereta api. Eamun, sedari tadi 1ugy diam di tempat duduknya. ?embayangkan apa yang terjadi jika ia tidak datang, sekaligus apa yang terjadi ia jika hadir di pesta itu. .ika ia tidak datang, Eoni pasti kece,a. *an makin ge15$

naplah kesimpulan sahabatnya itu bah,a ia memang berubah, menghindar, dan menjauh. .ika ia datang, hatinyalah yang remuk. 1ugy membuka jaketnya, melemparkannya ke lantai, lalu mengempaskan tubuhnya ke kasur. <etengah dari dirinya kesal sendiri, menyadari betapa manusia satu itu telah mengacaukan hidupnya, membuat ia kehilangan kemampuannya untuk cuek dan berlagak tak peduli. 1eenan telah membuatnya seperti orang lumpuh. <etengah dari dirinya pun takjub dan terpana. Baru kali itu ia menyadari betapa dalam perasaannya untuk 1eenan dan betapa jauh hatinya telah jatuh. *an sebagai kesimpulan, 1ugy tahu bah,a ia akhirnya memilih tidak pergi. J?aaf ya, Eon P bisiknya sendirian.

Jakarta, "e#tem$er ())) ... Halaman itu kini dipadati manusia. -ilin dan obor menyala di segala sudut. ?usik berdegup dari pengeras suara. <emua orang tampak menikmati suasana. Eamun, muka Eoni masih seperti baju tak disetrika. @ntuk kesekian kalinya, Eoni mendatangi 7ko. J@dah telepon ke rumahnyaN *ia udah sampaiNK tanyanya resah. J1ata orang rumahnya, dia nggak jadi ke .akarta. 1alaupun iya, pasti langsung ke sini, dan nggak pulang dulu,K ja,ab 7ko, berusaha setenang mungkin. JEggak jadi ke .akartaNK ?ata Eoni membelalak. J?@E012E, Eoni. ?ungkin nggak jadi. Eggak ada yang tahu pasti, okeNK 7ko berusaha meredam kegelisahan pacarnya, JHP-nya mati dari tadi. ;elepon di tempat kos juga nggak ada yang angkat.K J1eterlaluan deh 1ugy P,K Eoni berkata lirih. 1('

1ekece,aan tak bisa disembunyikan dari ,ajahnya. ;erdengar suara seseorang memanggil mereka dari ke-

-unglai, Eoni berjalan ke dekat meja tempat kuenya nanti dipajang. Aanda berdiri di sana sambil senyumsenyum. &9i, guys. ku punya bonus buat kalian,K Aanda menyambut mereka dengan dua gelas berisi "hampagne. J*om Perignon. ku ambil satu botol dari lemarinya Papi. <sst, diam-diam ya, ini khusus buat kita doang, lho,K Aanda cekikikan sendiri. 7ko mengambil satu gelas. <ementara Eoni menggeleng, JBuat lu aja, Aan,K katanya dengan muka enggan. &#h, "ome on, girl! 9ave fun! 1enapa sih muka lo kusut bangetNK tanya Aanda seraya menenggak isi gelas yang ditolak Eoni. J1ita mulai aja tiup lilinnya, yukNK ajak Eoni langsung. JIke. <emuanya udah siap, kanNK Aanda pun meletakkan gelasnya yang sudah kosong dalam sekejap itu. J?edali yang mau dikasih ke 1ugy udah ada, 1oNK ;angan 7ko spontan merogoh ke kantong belakangnya. ?emastikan barang itu ada. Eoni punya ide sejak lama ingin mengalungkan medali-medalian untuk 1ugy pada pesta ulang tahunnya yang ke-2' ini sebagai tanda persahabatan mereka. <ebuah medali emas yang mereka berdua pesan di toko olahraga, bertuliskan8 5ahabat erbaik dan era!et. 7ko menelan ludah. ?eski medali itu telah terparkir dengan baik di kantongnya, ia tidak yakin benda satu itu akan punya manfaat malam ini. JPakai aja medalinya buat ganjal meja,K gumam Eoni seraya ngeloyor pergi.

1(1

20+ "$3:H:N5%N 5I5%NTI&

;idak ada yang tahu bah,a sebetulnya pesta ulang tahun Eoni itu sudah rusak berantakan. <ebagian besar tamu yang diundang dari luar .akarta tidak datang. *an yang paling fatal adalah ketidakhadiran 1ugy. Prosesi penyerahan medali J<ahabat ;erbaik dan ;era,etK yang telah disiapkan matang oleh Eoni tidak terjadi. Eamun, keempat seka,an itu mampu bersandi,ara dengan baik, hingga tamu-tamu yang hadir merasa pesta itu berjalan baik-baik saja. =ang ganjil hanyalah Eoni yang menghilang dengan cepat, mengakibatkan acara usai lebih dini dari yang diperkirakan. Pukul sepuluh, hampir semua tamu sudah pulang. <egelintir orang saja yang tersisa, dan sebagian besar adalah pega,ai-pega,ai dari rumah Aanda sendiri. 1eenan mendatangi 7ko yang sedang ikut gotong-royong membereskan kursi. J1o, Eoni mana, sihNK tanyanya. &Migraine,' 7ko melengos, Jbiasalah, si ?adam Perfect satu itu. Eggak tahan stres. ?asih untung larinya cuma tiduran, nggak ngadu-ngaduin kepala ke tembok.K J-u yakin Eoni nggak apa-apaNK 1(2

7ko mengangguk, J;adi udah tidur, kok. *an ada kakaknya yang nemenin juga,K ja,abnya, Jkayaknya justru elu yang harus ngejagain seseorang.K J<iapaNK 7ko tak langsung menja,ab. *ari ba,ah kolong meja, ia mengeluarkan sebotol *om Perignon yang sudah tiga perempat kosong. J1alo tadi nggak gua sita, udah pasti botol ini kering sampai tetes terakhir. ;inggal jadi 3as bunga.K JAanda ...NK 1eenan terenyak. J*ia di manaNK 7ko mengangkat bahu. J?endingan lu cari dia sekarang dan langsung antar ke kamarnya. 1alau sampai Im Hans lihat anaknya mabok "hampagne hasil curian, ,ah ... kita semua pasti kena.K 1eenan cepat mengedarkan pandangannya. JIke, gua cari dia.K

;ampak siluet dua orang sedang berjoget di pojokan dekat kolam renang, diiringi alunan musik dari plat yang masih aktif berputar. 1eenan seketika mengenali keduanya8 Aanda dan 23an, *. pesta malam itu. &9i, babe ... kamu ke mana ajaNK Berseri-seri, Aanda menyapa 1eenan. 0erakannya tampak terhuyung-huyung. .ustru 23an yang kelihatan tersentak, dan langsung buruburu melepaskan tangannya yang melingkar di pinggang Aanda. JHai, Ean. 4hassup ...,K sapanya, berusaha santai. 1eenan tak menja,ab. ;angannya langsung merentang, mengajak Aanda pergi. JAanda, kamu mabok,K tandasnya langsung. J<aya antar kamu ke kamar. <ekarang.K Aanda menyambut tangan 1eenan sambil sempoyongan. Berat tubuhnya seketika dijatuhkan ke dekapan 1eenan. "an)t !alk ...,' bisiknya di kuping 1eenan. 1(9

&I

J1alau kamu masih bisa joget, kamu pasti masih bisa jalan. yo,K dengan nada tegas, 1eenan melepaskan rangkulan Aanda lalu menggandengnya. <usah payah, Aanda pun berusaha mengikuti langkah 1eenan. JEan ... jangan cepat-cepat dong,K rajuknya. Eamun, 1eenan tak menghiraukan, ia terus berjalan dengan irama yang sama, dan tangannya tak lepas menggiring Aanda. <esampainya di depan kamar Aanda, 1eenan baru menghentikan langkahnya. J1amu nggak seharusnya minum sebanyak itu. 1ontrol sedikit, kenapa sihNK tegurnya pedas. Aanda menatap lurus-lurus mata 1eenan, dan malah tersenyum. J1amu marah karena aku minum, atau karenaL 23anNK tanya Aanda, dan senyumnya terus melebar, you -ealous1' J*ari yang saya lihat, 23an cuma efek samping. Penyebab utamanya karena kamu kebanyakan minum. 1amu beruntung ayah kamu belum pulang,K tandas 1eenan lagi. Aanda terta,a ringan, J h, he !ouldn)t kno! the differen"e. Papi lebih jago membaca lukisan daripada anaknya sendiri ....K J1amu harus istirahat, Aanda. ?inum air putih yang banyak. ?andi air panas dulu kalau perlu,K ujar 1eenan seraya membukakan pintu kamar itu. J<aya pulang dulu, ya.K &4hat1' Aanda langsung menarik 1eenan masuk, lalu <ejenak 1eenan melirik pintu yang sudah tertutup di balik punggungnya. *an seperti membaca gerak mata 1eenan, Aanda cepat menyelinap dan bersandar menghalangi pintu. JAanda ... please ... jangan kayak anak kecil ... saya harus pergi,K ujar 1eenan setengah mengeluh. J4hy1 1enapa harus pergiN ku mau kamu temenin aku. 1(#

&Are

*an kamu kan pacarku. I !ant you to stay.' J1arena kamu lagi nggak sober, that)s !hy,' 1eenan berkata lagi, Jdan saya nggak mau kita melakukan hal yang bodoh hanya karena kamu mabok.K ?endengar perkataan 1eenan, Aanda terta,a lepas. lantang. *engan gerakan sekaligus, Aanda merangkul leher 1eenan, J1amu bisa bayangin apa yang dilakukan co,ok kayak 23an kalau dia punya kesempatan iniN *i kamar ini, berdua sama akuNK bisiknya dengan bibir yang ditempelkan di atas bibir 1eenan. <ontak, 1eenan menahan napas, menarik jauh lehernya. JAanda, tolong dengar baik-baik. Bukannya saya nggak mau, dan bukannya saya nggak ngerti kesempatan apa yang saya punya. $ut you)re drunk. his is not right.' 6ou)re su"h a hypo"rite!' teriak Aanda kesal. J0ue alasan sober atau nggak. loved me. 6ou never did! 6ou never !anted me. 6ou never Padahal gue udah mati-matian

1eenan terdiam. Aalaupun ia tahu Aanda tidak sedang dalam keadaan sepenuhnya sadar, tak urung kata-kata itu kembali mengusik rasa bersalahnya. -embut, ia berusaha menarik Aanda dan mendekapnya. Eamun, Aanda sudah terlalu emosional. *itepiskannya tangan 1eenan dengan kasar. 0ue ogah terus ngemis-ngemis perhatian sama lo kayak orang tangannya mengacung tegas menunjuk ke arah pintu. JPulang 1eenan berusaha mencamkan pada dirinya sendiri bah,a 1()

Aanda sedang dipengaruhi alkohol, bah,a ia tidak sungguhsungguh mengucapkan itu semua. *engan nada se,ajar mungkin, 1eenan mencoba pamit dengan sopan, J=a, udah. 1amu istirahat malam ini, ya. <aya akan mampir ke sini lagi besok ....K J pa bedanya besok sama malam iniN ?emangnya kalau besok lo jadi mau sama gueNK sambar Aanda dengan nada yang semakin tinggi, &:orget it, here !ill be no tomorro! for you!' *engan gerakan sempoyongan, Aanda lantas membungkuk, menyibak bed "over tempat tidurnya yang menjuntai menyentuh lantai, lalu menarik keluar gulungan-gulungan paskan benda-benda itu. 1erongkongan 1eenan seperti tercekat. Perasaannya langsung tak enak. *iambilnya satu gulungan itu, membuka sedikit lapisan karton pembungkusnya. Begitu 1eenan tahu bah,a gulungan itu adalah kain kan3as, seketika lututnya terasa lemas. .antungnya berdegup kencang. 1eenan menyadari jumlah gulungan karton itu pun persis sama ... empat. .umlah lukisannya yang dipajang di 0aleri Aarsita dan dilaporkan telah laku terjual. *engan sedikit gemetar, 1eenan menghampiri Aanda. J;olong jelaskan sebisa kamu, kenapa lukisan saya bisa ada di siniNK tanyanya dengan suara tertahan. 1eenan mematung. Berusaha mencerna kalimat Aanda. Berusaha memahami apa yang sesungguhnya terjadi. Pikirannya merangkaikan semua kejadian selama ini, menghubungkannya dengan intuisi yang selama ini tak pernah bisa ia jelaskan. Peristi,a demi peristi,a terhubung, dan ia seolah menyaksikan sebuah kebohongan menggelembung, merekah kian besar, dan kini berdiri lurus-lurus di hadapan. 1eenan serta-merta memalingkan muka, tak kuat melihat Aanda. 1(5

<aat menyaksikan perubahan air muka 1eenan, mulai timbul rasa panik di hati Aanda. JEan ..., aku nggak bermaksud jahat. ku cuma ingin nolong kamu ...,K katanya terbata. 1eenan merasa kebohongan ini terlalu gigantis untuk ia cerna. 1epalanya berputar. Hatinya teraduk-aduk. 0aleri Aarsita, cek itu, rasa percaya dirinya, keyakinannya untuk melukis ... impiannya musnah satu demi satu dalam hitungan detik. <eiring dengan kedoknya yang ikut meluruh, air mata pun mulai membasahi mata Aanda. 1emarahannya yang tadi meledak-ledak berganti dengan esktrem menjadi tangis tersengguk-sengguk. JEan ... I)m sorry ... aku tahu itu salah. Please understand, leave ... please .... aku sayang banget sama kamu ... K Aanda tahu-tahu melorot, bersimpuh di don)t

atas kedua lututnya, memeluk kaki 1eenan. 1embali 1eenan hanya mematung. ?atanya melirik Aanda yang menangis menjadi-jadi sambil merangkul erat pahanya. ;erasa celana panjangnya melembap karena air mata. Eamun, 1eenan tak mampu bereaksi apa-apa, ingin bicara pun tidak. 1egalauan yang ia rasakan ternyata melampaui amarah, melampaui segala reaksi emosi yang ia kenal. -ama 1eenan membiarkan Aanda tersedu-sedan sambil meratapkan segala penyesalannya, hingga perlahan, 1eenan melepaskan rangkulan tangan Aanda di kakinya, lalu menariknya lagi untuk kembali berdiri. J1eenan ... please, say something, anything ... boleh marah-marah kayak apa aja, aku rela, aku siap terima, tapi jangan pergi ....K 1eenan memungut gulungan-gulungan itu dengan hati remuk redam. J@ang kamu akan saya kembalikan. @tuh.

kamu

1((

*an saya akan ba,a pulang lagi semua lukisan ini,K katanya lirih. Aanda menatapnya pilu. JEan ... jangan pergi ...K J1amu bisa beli lukisan-lukisan ini, Aanda,K desis 1eenan sambil membuka pintu, Jtapi kamu nggak akan pernah bisa membeli saya.K *ipanggulnya keempat lukisan itu, berjalan pergi dan tak menoleh lagi.

Bandung, "e#tem$er ())) ... da lima silinder karton yang sudah diba,anya ke kantor ekspedisi itu8 empat lukisan yang ia ba,a dari rumah Aanda, dan satu ikut ditambahkannya8 lukisan J.enderal Pilik dan Pasukan litK. J>ormulirnya sudah selesaiNK Petugas itu bertanya sambil melirik formulir yang sedari tadi diberikannya pada 1eenan tapi tak kunjung diisi. J<ebentar, Pak ...K ja,ab 1eenan. *ilihatnya sekali lagi kelima silinder yang sudah tergulung dan terikat rapi itu. *engan berat, akhirnya ia melengkapi formulir pengiriman paket tersebut. <etelah formulir dikembalikan, petugas tadi mengecek sekali kelengkapan isian 1eenan. J@budLBali, yaN ;igaempat hari sudah sampai,K gumamnya. J da yang bisa dibantu lagiNK 1eenan menggeleng. Petugas lain pun datang untuk mengambil gulungangulungan itu. JPak ... tolong hati-hati,K sela 1eenan cemas, Jbisa tolong ditempel stiker OfragileMN *an jangan sampai kena air. ;olong ya, Pak. ?akasih.K

1(6

<ambil tersenyum maklum, petugas itu menyiapkan stiker-stiker petunjuk yang diminta 1eenan. <ampai kelima benda itu dimasukkan ke gudang, mata 1eenan tak lepas menga,asi. <ejenak lagi, kelima lukisannya akan berlayar ke Pulau *e,ata, dan 1eenan merasa benarbenar seperti hendak melepaskan mereka ke khayangan. 7ntah kapan bisa melihatnya lagi. *alam hati, ia telah mengucapkan selamat tinggal pada impiannya, pada lukisannya. Eamun, apakah ia sungguhan siap, 1eenan tak berani lagi memeriksa. =ang ia tahu dan yakini, lukisan-lukisan itu akan berada di tangan yang baik. <aat ini, itulah yang lebih penting.

1($

21+ H%0 % ,%N5 0$N,%"IT"%N

<etengah jam yang lalu, kamar itu masih gelap. <ekarang cahaya lampu sudah membayang dari tirai jendela, dan papan berhuruf ,arna-,arni yang tergantung di pintu sudah bertuliskan8 EIE2 * . 1ugy memandangi kamar itu dengan hati kecut. <udah tiga hari sejak pesta ulang tahun itu, dan baru malam ini Eoni kembali dari .akarta. ?ereka belum bicara lagi sejak itu. ;epatnya, 1ugy tak punya cukup keberanian untuk menghubungi Eoni. <ampai hari ini pun lidahnya masih kelu, tak tahu harus bilang apa. Pintu itu membuka. Eoni keluar dari dalam memba,a kantong sampah yang siap dibuang. 1ugy pun tersentak. Eamun, sudah terlambat untuk bergerak ke mana-mana. Eoni mengangkat mukanya sedikit, menyadari bah,a ada 1ugy sedang berdiri di koridor. Cepat, mata Eoni berpaling ke arah lain. JHai, Eon ...,K *engan suara pelan dan sedikit bergetar, 1ugy menyapa. Eoni tak menja,ab, melirik pun tidak. 2a berjalan keluar seolah 1ugy tak punya ,ujud. 16'

<empat melintas di pikiran 1ugy untuk mengejar Eoni dan berbicara lebih panjang, tapi kakinya terasa kaku. 2a tak punya cukup nyali. khirnya 1ugy masuk ke kamarnya. 2a sadar, sebuah perang dingin resmi dimulai. *an entah kapan akan berakhir.

Pukul sepuluh malam. -ambungnya riuh rendah seolah tengah berlangsung pertandingan bola. ;erakhir dia makan adalah tadi siang, dan tampaknya lambungnya tak akan mendapat olahan baru sampai besok siang lagi. 1eenan menepuk-nepuk pelan perutnya, berbisik sendirian, J<abar, ya. .angan masuk angin dulu, karena saya harus lihat langit.K ;erduduklah 1eenan di dekat jemuran yang bisa ia datangi dengan cuma membuka jendela kamar. *i sana ia bisa memandang hamparan atap rumah lain beserta pendarpendar lampu di rimba gang yang padat ini. 1eenan menengadah. *ari tempat ia duduk, langit tampak berhiaskan saling-silang tali jemuran, beberapa kolor dan jins tidak kering yang tampak masih diangin-anginkan. idak apa-apa , pikirnya. ?emandang angkasa malam adalah pelipur sederhana yang membantunya sedikit merasa lebih baik. <esungguhnya, 1eenan tak keberatan dengan rasa lapar ini. Baginya, itulah bagian dari konsekuensi yang harus ditanggungnya dengan mengirit setiap rupiah dari sisa uangnya yang tak seberapa lagi. Eamun, tak ada yang bisa mengobati kekosongan ji,anya. *an rasa kosong ini lebih menyakitkan dari apa pun. Easi bisa dibeli, tapi rasa percayaN <eluruh uang di dunia ini tidak cukup membelinya, pikir 1eenan getir. @ang me161

mang tidak akan pernah bisa jadi ukuran. &asa percaya dan uang ada di dimensi yang sama sekali lain. 1ini ia yakin itu. -udahnya terasa memahit. Baru kali ini ia merasa prihatin pada dirinya sendiri. 1alau bisa, ia ingin mengirim kembang tanda dukacita. ak punya rasa per"aya ... tak ada kebanggaan ... hampa. *an kembali 1eenan merenung8 bagaimana hampa bisa menyakitkanN Hampa harusnya berarti tidak ada apa-apa. ;idak ada apa-apa harusnya berarti tidak ada masalah. ;ermasuk rasa sakit. <ayup-sayup terdengar lagu dari kaset yang diputar di kamarnya8 &:are thee !ell my bright star It !as a brief, brilliant mira"le dive that !hi"h I looked up to and I "lung to for dear life ... your last dramati" s"ene against a night sky stage.' ?endadak sesuatu menyusupi hampanya. &asa sedih. ?asa gemilang itu datang, sekejap, dan tak lebih dari sebuah drama besar. *an 1eenan merasa seperti aktor malang yang bermimpi melampaui skenarionya. ;iba-tiba ,ajah neneknya di msterdam melintas. 1eenan teringat hari terakhir mereka bersama, saat Ima memasakkannya sup kacang merah yang mereka nikmati dalam hening. 1esedihan yang mereka berdua simpan dan tak tuntas terungkapkan. 1eenan mengkhayalkan bisa kembali ke sana malam ini, meninggalkan semuanya tanpa kecuali. Eamun, kedua kakinya hanya sanggup mengantarkannya ke atap itu. ;ak bisa lebih jauh lagi. 2ngatan akan Ima dan langit malam berbaur. <emuanya lebur dan tampak kabur dari mata yang basah oleh air mata.

162

Bandung, Okt%$er ())) ... 1ugy tak bisa melupakan pagi ini. @ntuk pertama kalinya ia pindah mengajar ke saung baru yang dibangun oleh orangorang kampung. 1eberadaan <akola lit serta konsistensi mi dan ka,an-ka,an akhirnya menarik simpati penduduk sekitar. Berkat gotong-royong ,arga, satu saung baru didirikan. ?ereka kha,atir kegiatan belajar mengajar di <akola lit terganggu karena musim hujan sudah tiba, sementara mereka tahu bah,a ada kelas yang selama ini dijalankan di ba,ah pohon. ?eski semua anak senang dan bersemangat dengan tempat baru mereka, tak urung muka anak-anak pagi itu kusut karena hari ini mereka belajar perkalian dan pembagian. 1ugy mengamati anak didiknya yang tampak mutung dan tak bergairah. 2a sendiri mulai ikut putus asa. Belum berhasil mendapatkan cara yang lebih kreatif untuk mengajar. ;iba-tiba seorang muridnya, *adi, berlari ke arah saung dengan tergesa. Aajahnya berseri-seri, tangannya menunjuk ke arah belakang. ;a,anya merekah, memampangkan gigi serinya yang ompong. JBu @giiii ... ada Pak 0uru &angginang ...,K serunya lantang. (angginang1 1ugy bertanya dalam hati. <aat ia melongok ke arah yang ditunjuk *adi, sadarlah ia siapa yang dimaksud anak itu. *an sungguhan 1ugy tak siap. J1eenan P,K desisnya. <ejenak 1ugy menunduk, memejamkan mata, berusaha mengumpulkan tenaga dan kekuatan. *alam sekejap, ta,a segar muncul di ,ajahnya, dan ia pun menyapa dengan ceria, 1eenan tersenyum. da kehangatan yang seketika memenuhi rongga hatinya melihat ta,a lebar 1ugy yang khas. 1eenan menamakannya Jta,a pengampunK, karena layaknya 169

matahari yang tak menyimpan memori ataupun dendam dan senantiasa memandikan Bumi dengan sinarnya, ta,a itu pun memba,a efek yang sama bagi dirinya. 1ehangatan yang lahir tanpa pretensi. ;anpa perlu usaha. Pengampunan murni. <etelah 1eenan mendekat, barulah 1ugy menyadari perubahan yang terjadi. 1eenan tampak lebih kurus. *an kedua matanya menunjukkan bah,a ia lelah. 1ugy pun menyadari, perubahan yang sama juga terjadi pada dirinya sendiri. J pa kabar, 1ecilNK sapa 1eenan. J1amu kok tambah kecil ....K JPemadam 1elaparan baru naikin harga soalnya, jadi asupan makanan ke badanku agak berkurang,K 1ugy terkekeh. J1amu juga kurusan. 1amu baik-baikNK 1eenan mengangkat bahu sambil nyengir. J-umayan,K ja,abnya singkat. 1ehadiran 1eenan seketika memba,a suasana berbeda. <emua anak merasa 1eenan adalah penyelamat yang akan membebaskan mereka dari pelajaran yang memusingkan pagi itu. Pilik langsung menandak-nandak kegirangan sambil

lian tetap harus belajar ?atematika ....K @capan 1ugy disambut riuh protes. 1eenan mengambil sepotong kapur dan mulai menggambar. *engan cepat, ia menggambar enam layang-layang. J yo, dihitung, layang-layangnya ada berapaNK nak-anak itu berhitung dari satu sampai enam. J<ekarang ... Pilik ceritanya harus bagi dua layang-layang ini dengan *adi,K 1eenan menarik garis, J.adi, Pilik punya berapa, dan *adi punya berapaNK

16#

*i sudut saung 1ugy tersenyum. ;ampaknya hari itu ia harus membiarkan kelasnya diambil alih oleh 1eenan.

1elas 1ugy bubar agak lebih siang dari biasanya. Persis seperti kunjungan 1eenan sebelumnya, layaknya penggemar bertemu idola, dengan berbagai cara anak-anak itu menahan 1eenan lebih lama agar lebih banyak menggambar. <ebubarnya anak-anak, 1ugy dan 1eenan gotong royong membereskan saung. J1adang-kadang aku berharap kamu jadi pengajar tetap di sini,K kata 1ugy. J<upayaNK J=a, supaya anak-anak ada yang mengajarkan menggambar, dan sepertinya le,at gambar banyak sekali cara pengajaran kreatif yang bisa kamu lakukan, yang aku sendiri nggak sanggup ....K JIh. 1irain biar kita tiap hari ketemu,K celetuk 1eenan jahil. 1ugy tergelak. J=a, itu boleh juga jadi bonus. ku nggak keberatan ketemu kamu tiap hari.K J<aya juga nggak.K 1eduanya terdiam sejenak. 1ugy tahu-tahu meletakkan ransel yang tadinya sudah siap disandangkan di bahu. J1amu ke mana aja sih, EanNK J da,K sahut 1eenan setengah menggumam. J1ok nggak bilang-bilang kamu pindah tempat kosNK JCeritanya panjang, 0y.K J1amu bisa mulai cerita sekarang,K tegas 1ugy sambil duduk bersila. J<aya udah nggak kuliah lagi dari a,al semester. <aya mengundurkan diri,K 1eenan bertutur sekenanya. 16)

J=a, aku tahu. *ari Aanda ...K 1ugy menyahut lirih. J1eluarga kamu gimanaN ?ereka setujuNK J<aya belum ketemu mereka lagi. yah saya sangat tidak setuju pastinya.K -ama 1ugy termenung. <egaris senyum lalu membersit di ,ajahnya. J1amu berani banget, Ean. ku salut. khirnya, demi melukis kamu mengambil keputusan sebesar itu,K ucapnya tulus. J<aya nggak melukis lagi.K 1ugy nyaris mencelat dari lantai. J1eLkenapaNK tanyanya terbata. J<aya salah selama ini, saya pikir melukis adalah jalan hidup saya, tapi ternyata bukan,K jelas 1eenan dengan datar. J;api ... bukannya kamu mau pameranN ku sempat ketemu Aanda, dan dia cerita kalau kamu lagi konsentrasi melukis, terus kamu bakal keliling-keliling, pindah ke .akarta ...K 1eenan tersenyum samar. J*ia cuma bercanda. Pameran, galeri, keliling-keliling ... semuanya cuma bercanda.K J ku nggak ngerti ...,K 1ugy menggelengkan kepala, Jmaksud kamu ... rencana pameran itu nggak pernah adaNK JIm Hans sejak a,al sebetulnya nggak setuju lukisan saya masuk ke Aarsita, karena menurutnya karya saya belum matang. ;api karena Aanda yang minta, lukisan saya bisa lolos.K J2ya ... tapi kan ... lukisan kamu pada akhirnya laku.

JIleh satu orang tepatnya,K 1eenan berkata getir, JAanda. *ia yang ternyata membeli semua lukisan saya, dan disembunyikan di rumahnya. <aya nggak sengaja tahu. *ia yang kelepasan gara-gara mabok ,aktu ulang tahun Eoni.K 165

1ugy menatapnya tak percaya, J.adi ... selama ini ...K J<elama ini semuanya nggak lebih dari cerita ce,ek kaya yang jatuh hati sama seorang pemimpi. ;api ini bukan salah siapa-siapa kok, 0y,K 1eenan tersenyum samar, Jsaya nggak menyalahkan Aanda, apalagi Im Hans. <aya yang terlalu bego.K JBukan berarti kamu harus mengorbankan impian kamu gitu aja dong, Ean. ?asa cuma gara-gara seorang Aanda kamu jadi berhenti melukis ...,K protes 1ugy tak tertahankan. J2ni bukan masalah Aanda,K potong 1eenan keras, Jkamu bisa bayanginN <aya sudah mengundurkan diri dari sekolah, saya sudah keluar dari rumah. *engan naif dan yakinnya saya merasa bisa membuktikan sama keluarga saya, sama orang-orang, kalau saya mampu mandiri dari melukisL J1enapa malah berhentiNK 1ugy menatap 1eenan tak mengerti, JEan, kamu adalah pelukis paling hebat yang aku tahu. ;erserah Im Hans mau ngomong apa, Aanda punya moti3asi apa, kolektor-kolektor itu punya penilaian apa ... buatku, kamu melukis dengan seluruh ji,a kamu, dan itu J0y ... kalau saya memang pelukis yang sehebat yang kamu kira, udah dari dulu-dulu Im Hans langsung meloloskan lukisan saya. Eggak usah pakai dibujuk-bujuk sama Aanda segala. *an kalau memang saya pelukis yang sebagus yang kamu kira, ,aktu pameran katalog barunya Aarsita sudah pasti ada yang membeli lukisan saya. Eggak perlu Aanda yang sampai pura-pura beli.K J.adi, cuma gara-gara penilaian satu galeri, dan sekelompok orang yang entah siapa, kamu mengorbankan semua mimpi kamu. 0ituNK Eada bicara 1ugy kian meruncing. &4ake up, 0y,K 1eenan melengos, JAarsita bukan se16(

kadar galeri. *an orang-orang itu adalah kolektor lukisan yang berpengalaman. 1amu atau 7ko bisa aja bilang lukisan saya bagus karena kalian teman-teman saya. ;api orangorang itu lebih tahu.K 1ugy menggeleng lagi. J 2o. 6#> !ake up! Eggak peduli galeri bilang apa, nggak peduli orang-orang itu punya pengalaman apa, harusnya kamu yakin sama diri kamu sendiri.K JBener banget,K balas 1eenan tegas. J<aya harus bangun dan lihat kenyataan. *an ini realitasnya. -ukisan saya cuma jadi sarana seorang Aanda yang cuma mau pe-de-ka-te. *an ketololan sayalah yang memungkinkan dia melakukan itu semua.K J1amu bilang ini bukan masalah Aanda, tapi dari tadi kamu bolak-balik selalu kembali mengungkit dia dan galerinya. .ustru aku yang nggak melihat bah,a ini soal Aanda ujar 1ugy setengah mengeluh. JEan ... selama ini kamu yang menginspirasi aku untuk tetap yakin pada impian-impianku. 0ara-gara kamu aku semangat bikin dongeng lagi. ku nggak rela kamu menyerah gitu ajaL Eggak usah menambah beban saya dengan omongan seperti <eketika 1ugy bungkam. *engan sedikit gemetar, tangannya membereskan sisa barangnya yang tercecer, lalu ia menyandangkan tasnya di bahu. Bersiap pergi dari sana. J;ernyata selama ini aku ketinggian menilai kamu ...,K desisnya tanpa lagi menatap 1eenan. ;ak lama, langkah-langkahnya yang besar memba,a 1ugy dengan cepat menghilang di balik rimbunan bambu. 2a berjalan buru-buru tanpa menoleh. *i tempatnya, 1eenan duduk diam dan hanya sanggup menatapi. Banyak kata yang ia sesali tapi telanjur terucap. 166

Eamun, untuk menahan 1ugy, ia bahkan tak punya percaya diri yang cukup untuk itu. ngin dingin yang berembus menyentuh kulitnya seolah menembusi pori, memasuki nadi, dan meninggalkan perasaan kehilangan yang menjalar ke seluruh tubuh. ?endadak, 1eenan menggigil. ;ak hanya kehilangan, ia pun merasa ditinggalkan.

16$

22+ UL%N5 "$ U3U(

<endirian di kamarnya, 1ugy mulai menulis seperti orang kesetanan. ?alam itu ia berniat menumpahkan semuanya dalam lembaran-lembaran kertas kosong. *alam sekejap, bidang petak putih itu terisi penuh oleh tulisan tangannya. <ambil menulis, tak jarang air matanya ikut terselinap, meninggalkan jejak-jejak tinta yang memecah di atas kertas. 1ugy tak tahu itu air mata sedih atau marah, dan ia tak lagi peduli. Baru pada lembar ketiga, kecepatan menulisnya mulai melambat. Perasaan yang tadi campur aduk mulai menunjukkan ,ajah aslinya. <eharusnya ia bersukacita saat tahu hubungan 1eenan dan Aanda usai. <eharusnya ia lega ketika tahu 1eenan tidak jadi pindah ke .akarta dan meninggalkan dirinya gara-gara harus mempromosikan lukisan. ;api ternyata tidak. 1ugy pun tersadar, inilah patah hati yang sesungguhnya. Hatinya pernah hancur ketika tahu 1eenan harus bersama orang lain, tapi hatinya baru benar-benar patah ketika tahu bah,a 1eenan bukanlah sosok yang selama ini ia cinta. 1$'

Pada lembar ketiganya, 1ugy mulai menangis sedih. ;idak banyak lagi yang ia tulis. Hanya beberapa baris penyesalan. 1ugy menyadari, selama ini ia telah menciptakan sendiri ilusi tentang 1eenan dan mencintai ilusi itu. 1enyataannya, 1eenan rapuh dan lemah. ;erdengar suara pintu di kamar sebelah membuka. ;ak lama, terdengar langkah Eoni di koridor. ?endengar suarasuara itu, 1ugy menelan ludahnya yang terasa pahit. ;ak hanya ia kehilangan cintanya, ia pun telah kehilangan Eoni dan Ijos gara-gara cinta itu. Irang-orang yang ia cinta. *ilipatnya lembar-lembar kertas tadi, dibentuknya menjadi tiga perahu kertas.

*i seberang kampus, ada sebuah permukiman yang dile,ati kali. 2tulah aliran air terdekat yang bisa 1ugy temukan. Pagi itu, sebelum kuliah, 1ugy menyempatkan diri mampir ke kali. ;erdapat beberapa anak kecil yang sedang asyik menangkapi kecebong . 1ugy beringsut maju, menjauhi mereka. 2a tak ingin misi pentingnya gagal secara prematur hanya karena anak-anak tadi tak jadi menangkapi kecebong, dan malah lebih tertarik pada barang yang ingin ia hanyutkan. <etelah merasa berada di jarak aman, barulah 1ugy berhenti dan mendekat ke tepi kali. *ari dalam ranselnya, ia mengeluarkan tiga perahu kertas. ;ak ada saluran lain, tak ada teman bicara lain ... hanya 2eptunus, batinnya. <atu demi satu, ia mengapungkan perahu-perahu kertasnya ke kali. <esuatu seperti lepas dari hatinya seiring dengan melajunya perahu-perahu tadi. 1ugy merasa lebih lega bernapas. <ekian lama sudah ritual ini terkubur, dan dibutuhkan 1$1

sekian banyak peristi,a untuk membangkitkannya kembali. 1ugy lupa betapa melegakannya perasaan ini, saat cerita dan beban hatinya dihanyutkan air menuju lautan. Betapapun jauhnya perjalanan itu.

Bandung, !%+em$er ())) ... Hari pertama di bulan Eo3ember. 1eenan dikagetkan oleh kedatangan Bimo yang muncul di tempat kosnya pagi-pagi. JHai, Ean ... apa kabLNK Bimo sampai menghentikan kalimatnya ketika sepenuhnya menyadari apa yang ia lihat, Jgila, lu kurus banget, Ean.K 1eenan, yang berdiri di pintu, hanya tersenyum. 2tu adalah komentar klasik yang selalu ia terima setiap kali bertemu dengan teman kampusnya. JHai, Bim. ?asuk, yuk,K sapa 1eenan seraya membuka pintu kamarnya lebih lebar, menyilakan Bimo masuk. J0ua mau ngasih ini,K Bimo menyerahkan sepucuk amplop putih. 1eenan menerima surat itu dan seketika mengenali tulisan tangan yang tertera. lamat pengirim di sampul belaAayan di @bud, dikirimkan ke alamat kosnya yang lama. J<urat ini ... kapan sampaiNK tanya 1eenan. J<ebetulnya udah cukup lama, Ean. ?ungkin hampir dua minggu. ;api baru sampai ke tangan gua semingguan yang lalu. *an baru sekarang gua baru sempat ke sini. <ori, ya,K jelas Bimo. JEggak apa-apa. hanks, Bim. Harusnya gua aja yang ambil ke sana. Eggak perlu sampai lu ke sini ....K manaN ;elepatiN HP lu kagak punya, kosan ini kagak punya 1$2

otak lu agak ciut ...K JIh, iya. Bener juga ...K 1eenan ikut mesem-mesem. J<arapan, yuk. 0ua yang traktir. 1apan lu terakhir makan enakNK 1eenan berpikir, lalu menggelengkan kepala. J1alau soal enak, kayaknya sih makanan gua enak-enak aja. ;api kalau enak dan mahal ... hmm ... gua sampai udah nggak inget it is then!'

cara sarapan bersama Bimo ternyata berlanjut hingga menjelang sore. 1eenan kembali menjenguk kampus dan nongkrong seharian bersama teman-teman lamanya. 1eenan tersadar betapa ia merindukan kebersamaan semacam itu. <ejak insiden di rumah Aanda, ia lama menyendiri dan mengurung diri bak seorang pertapa. 1edatangan Bimo benarbenar terasa bagai angin segar di tengah atmosfer ji,anya yang pengap. 1eenan membuka jendela kamar kosnya lebar-lebar. ;empat ini pun butuh angin segar setelah seharian tertutup dan terpapar panas matahari siang. 2a menimang-nimang amplop itu, bertanya-tanya adakah surat itu menjadi angin segar berikutnya. 1eenan menggeleng sendirian, seolah menyesali pikirannya sendiri. 2a lelah berharap. ;anpa pikir panjang lagi, 1eenan membuka surat itu. ;erdapat dua lembar kertas surat bertulis tangan dan selembar kertas tambahan. <eketika 1eenan terenyak ketika menyadari apa kertas itu. -angsung ia membaca dengan tergesa-gesa. <etelah selesai, 1eenan pun mematung. -ama. 1eenan memandangi kertas-kertas di pangkuannya. Pikirannya masih berusaha mencerna dan hatinya berusaha

1$9

beradaptasi dengan berbagai lonjakan perasaan yang sontak muncul ketika membaca surat dari Pak Aayan. @ntuk kedua kalinya, 1eenan membaca surat tersebut. 1ali ini dengan lebih lambat. Pak Aayan menceritakan betapa kagetnya dia ketika dikirimi lukisan-lukisan 1eenan yang seperti jatuh dari langit saking tak terduganya. <ekalipun di surat pengantarnya 1eenan menuliskan sejelas-jelasnya bah,a itu semua adalah kenang-kenangan sekaligus tanda terima kasih untuk apa yang didapatnya selama di Bali, Pak Aayan merasa ada sesuatu yang luar biasa yang telah terjadi dalam hidup 1eenan. Eamun, Pak Aayan tidak berhasil menghubungi 1eenan untuk bertanya langsung. <alah satu lukisan 1eenan yang paling disuka oleh Pak Aayan lantas diberi rangka kayu dan dipajang begitu saja di studionya. Beberapa minggu kemudian, lukisan itu mencuri perhatian seorang kolektor lukisan dan ia tertarik ingin membeli. Pak Aayan sudah mengatakan bah,a lukisan itu tidak dijual, tapi orang itu benar-benar gigih dan bersikeras ingin membeli. Pak Aayan bilang, orang itu seperti terkena cinta buta. .atuh hati habis-habisan pada lukisan 1eenan. Pak Aayan lalu minta maaf jika dirinya lancang, tapi kata hatinya mengatakan untuk melepaskan lukisan 1eenan pada orang tersebut. *alam suratnya, Pak Aayan menulis8 &... seperti "inta yang satu hari bertalian tanpa bisa di-elaskan, saya merasa lukisan itu menemukan -odohnya. 5aya kenal baik dengan orang yang membeli lukisan kamu itu, makanya saya yakin lukisan itu berada di tangan yang tepat. %ia membelinya bukan semata-mata untuk investasi, tapi karena "inta.' 1eenan lanjut membaca8 &7ukisan yang satu itu memang sangat bagus dan rohnya kuat. 5ekalipun saya sendiri ingin sekali menyimpannya, saya -uga tidak mau meng1$#

hambat rezeki kamu. 5emoga uang ini bisa bermanfaat banyak. Kapan kamu pulang ke rumahmu di >bud1 5aya dan keluarga besar di sini selalu mengharapkan kamu pulang. olong beri kabar se"epatnya setelah kamu menerima surat ini.' 1embali 1eenan memandangi selembar kertas yang diselipkan di dalam dua lembar surat tadi. <elembar cek senilaitigajutarupiah.*isanadituliskanketerangan8 belian lukisan. &+enderal Pilik dan Pasukan Alit.' <isa hari itu dihabiskan 1eenan dalam perenungan. <ore berganti malam. -angit jingga berganti hitam. *an ia masih merenung. Banyak yang berkecamuk di benaknya. Hal-hal yang tadinya tak terlintas dan tak digubris. da keraguan, trauma, dan gentar. Eamun, kalimat satu itu terus mengiang-ngiang8 Kapan kamu pulang ke rumahmu di >bud1

Pem-

Jakarta, !%+em$er ())) ... Perempuan itu tidak sanggup menahan aliran air matanya. ?ereka berjanji bertemu pada jam tatkala ia hanya sendirian dan semua orang lain sedang berada di luar rumah. Hatinya seketika tersayat dan teriris melihat anaknya sendiri muncul sembunyi-sembunyi seperti narapidana kabur dan takut tertangkap. 1eenan pun terpaksa membiarkan ibunya menghabiskan seperempat jam pertama pertemuan mereka untuk menangis. J;api ... kamu ... sehat-sehat kan, EanNK -ena kemudian bertanya patah-patah. J<ehat, ?am. Biarpun jadi kurus gini, saya nggak pernah sakit, kok,K ja,ab 1eenan, berusaha santai. 1$)

J1amu bisa pulang kapan pun kamu mau. Percaya sama ?ama. Papa kamu pasti melunak. *i luarnya saja dia keras, tapi sebenarnya dia kehilangan sekali sama kamu ....K 1eenan tersenyum tipis. J<aya ingin ketemu ?ama hari ini bukan karena saya kepingin pulang ke rumah. ;api ... saya justru ingin pamit.K -ena langsung tersentak. JPamitN 1e manaNK 1eenan tak segera menja,ab. 2a mengeluarkan amplop berisi surat dari Pak Aayan dan menyerahkannya pada ibunya. J;olong baca ini, ?a.K -ena pun mulai membaca. Eapas panjangnya menghela ketika ia sampai pada akhir surat. 2a seketika tahu arti pertemuan ini. Perpisahan yang kedua kali akan segera terjadi. Eamun, kali ini, ada semacam kelegaan karena ia tahu anaknya akan terjaga dengan baik. J<aya akan tinggal dengan Pak Aayan,K ujar 1eenan mantap, Jlusa saya berangkat.K -ena menatap anak sulungnya dari matanya yang tersaput air. ?enyadari betapa bocah kecilnya telah tumbuh besar menjadi seorang laki-laki de,asa yang memiliki jalan hidup sendiri. <ejenak lagi 1eenan terbang dengan sayapnya, menuju tempat dan kehidupan yang ia pilih. ;idak dirinya, atau siapa pun, yang mampu membendung kepakan sayapsayap itu. <uara -ena bergetar saat ia mengucap, JBaik-baik di sana, yaN .angan bikin susah Pak Aayan.K 1eenan menelan ludah. <angat kentara ibunya berusaha kelihatan tegar demi dirinya. ?ata 1eenan mulai panas. Pandangannya mulai mengabur. 1eenan terpaksa mengatur napasnya terlebih dahulu sebelum bisa lanjut berkata-kata. J<aya ada satu permintaan lagi, ?a ....K J pa ituNK J;olong jangan bilang siapa-siapa saya ada di @bud. 1$5

Bahkan .eroen nggak perlu tahu. Cukup ?ama yang tahu.K -ena merasa dadanya sesak. J<aya benar-benar ingin memulai halaman baru. *ari nol lagi. 2ni jalan hidup saya, ?a. *an saya nggak mungkin kembali ke penjara yang sama.K -ama -ena tercenung, sampai akhirnya kepalanya mengangguk. Berat. Perlahan, 1eenan bangkit berdiri. ?engecup kening ibunya, dan mendekapnya erat. <etiap bulir detik bergulir penuh arti. Hanya hening dan air mata yang jatuh sesekali dari mata keduanya.

1$(

26+ 0$N%N5"% 3INT%N5

'$ud, !%+em$er ())) ... *ua puluh jam 1eenan terduduk dalam bus yang mengantarkannya dari Bandung hingga terminal @bung. <elama dua puluh jam, matanya tetap membeliak terjaga. <esuatu dalam perjalanan ini membuatnya gelisah sekaligus bersemangat. 1eenan menyadari, ini adalah salah satu keputusan terbesar yang pernah dibuatnya selama hidup. *alam hati ia pun merasa, sesuatu yang besar akan menantinya di @bud. *ari jendela bus, tampak Pak Aayan dan keponakannya, gung, menunggu di terminal. 1eenan langsung mengenali dua sosok yang sama-sama tinggi besar itu hilir mudik memakai setelan lengkap8 sarung, kemeja, dan udeng. <eperti habis baru selesai upacara. &Poyan! menginjakkan kaki ke tanah. <erta-merta terbit ta,a cerah di ,ajah Pak Aayan, sementara gung dengan gesit langsung berlari menghampiri 1eenan dan membantu memba,akan tasnya. 1$6

J gung, rupanya ada yang harus cepat-cepat kita kasih makan sebelum dia dilirik sama anjing-anjing seluruh Bali karena disangka tulang berjalan,K Pak Aayan terkekeh. 1eenan ikut terkekeh, J<etuju, Poyan. <aya nggak nolak dikasih makan, apalagi kalau dalam ,aktu dekat.K Pak Aayan tergelak seraya merangkul 1eenan erat-erat, J<aya senang sekali kamu pulang ke sini. 1eluarga di @bud sudah menunggu.K Hati 1eenan berdesir mendengarnya. Haru. 2a pun tersadar betapa ia merindukan konsep itu8 pulang, dan ... keluarga.

?obil itu tiba di sebuah gerbang kayu tinggi yang diapit pohon-pohon rindang dan semak-semak tanaman rambat yang tumbuh besar dan rapat. *i balik gerbang kayu itu langsung terlihat puncak pura yang mencuat hingga tampak dari jalan. *i lahan hektaran itulah tinggal keluarga besar Pak Aayan dalam beberapa rumah terpisah. ;erdapat pula sekurang-kurangnya tiga studio kerja besar yang menampung segala macam akti3itas dan barang-barang seni yang digarap oleh keluarga seniman itu. Eapas 1eenan sontak tertahan melihat gerbang kayu itu lagi. &umahnya yang baru. 2a tak bisa membendung senyum yang menyungging otomatis di mulutnya. Pak Aayan tidak melebih-lebihkan ketika mengatakan bah,a seluruh keluarganya telah menunggu. -agi-lagi, 1eenan harus terenyak haru ketika melihat keluarga Pak Aayan berkumpul di teras saat mobil mereka tiba di halaman depan kompleks itu.

1$$

&$eli2) Aayan yang akrab dengan 1eenan, langsung menyongsong dan merangkul 1eenan dengan hangat. *isusul Pak Putu, ayah Banyu, lalu yang lainnya. Aajah-,ajah yang tak asing. J1amar kamu yang dulu sudah dibersihkan. <ekarang ditambah lemari pakaian, karena katanya 1eenan sudah mau tinggal terus di sini, yaNK ujar 2bu yu berseri, adik ipar Pak Aayan sekaligus ibu kandung dari gung. J2ya, Bu. &encananya begitu,K ja,ab 1eenan dengan ta,a lebar. J2ni, saya ba,akan oleh-oleh sedikit dari Bandung, Bu. Buat semua yang di sini,K 1eenan pun menyerahkan sekantong besar aneka makanan yang ia sempatkan beli di toko oleh-oleh sebelum menaiki bus kemarin. J?ata kamu kelihatan capek sekali, Ean,K celetuk Pak Eyoman, adik Pak Aayan yang juga sama-sama pelukis. J*i jalan saya nggak bisa tidur, Pak. <aya belum tidur dari kemarin. ;api rasanya masih oke, kok,K sahut 1eenan. 2bu yu, J;idur dulu saja. Eanti malam baru dibangunkan untuk makan sama-sama, yaNK JBoleh, Bu. ;erima kasih banyak,K 1eenan menja,ab dengan anggukan semangat. 2a sama sekali tidak keberatan dengan ide itu. Begitu kakinya kembali ke rumah ini, seluruh sistemnya seolah melepas beban dan ketegangan yang menumpanginya sejak berangkat, hingga lelah tubuhnya pun akhirnya terasa. dulu, jangan lupa nanti siapkan minum.K lis 1eenan sedikit berkerut. Eama itu asing. *an sesosok asing yang sedari tadi berdiri malu di pojok, tertutup

2)

Beli8 Panggilan untuk laki-laki !saudara%umum".

2''

orang-orang, menyeruak keluar. ?enatap 1eenan sambil setengah menunduk. J1eenan, kenalkan, ini -uhde -aksmi. 1eponakan saya dari keluarga di 1intamani,K jelas Pak Aayan. J-uhde juga akan tinggal di sini. *ia dititipkan oleh bapaknya, Pak ?ade <u,itna, yang datang berkunjung ,aktu tahun baru. Aaktu kamu liburan terakhir kali kemari. 2ngatNK 1eenan mengangguk. 2a ingat Pak ?ade, sepupu Pak Aayan yang juga koreografer tari Bali yang sangat terkenal. <ejenak ia mengamati -uhde. <ekilas, -uhde seperti remaja perempuan pada umumnya. ;ubuhnya mungil, dan sikap malu-malunya membuat ia tampak makin ringkih. =ang mencuat adalah rambut panjangnya yang dibiarkan terurai mele,ati bahu hingga menyerupai selendang hitam yang menggantung hingga pinggul. Eamun, meski tampak ringkih dan pemalu, kedua mata besar itu berbinar penuh rasa ingin tahu. 1eenan tertegun. da sesuatu yang tak asing dari sosok yang baru pertama kali ia temui itu. 7ntah apa. J-agaknya saja pemalu. Padahal dia banyak tahu,K sambung Pak Aayan lagi sambil terkekeh. ?uka -uhde langsung memerah. J?ari, $eli. <aya antar,K ucap -uhde sambil cepat-cepat berjalan. ?eski ia berkata dengan 3olume pelan, tapi terdengar jelas suara itu begitu bening seperti embun. JPanggilnya O1eenanM saja,K sahut 1eenan. *engan sungkan, -uhde mengangguk. J2stirahat dulu, Ean. Eanti malam kita bicara-bicara lagi. <antai saja. 1amu tidak perlu ke mana-mana lagi,K ujar Pak Aayan sambil menepuk bahu 1eenan. 1eenan menatap ,ajah-,ajah itu sekali lagi. ?emastikan bah,a ia tidak sedang bermimpi. <udah terlalu lelah ia bermimpi.

2'1

Bandung, !%+em$er ())) ... 7ko memandangi Eoni yang sedang membereskan isi lemari pakaiannya. Belakangan ini kegiatan mereka sudah banyak bergeser. 2a dan Eoni lebih banyak menghabiskan ,aktu berdua. ?asih ada beberapa kelompok teman yang sering jalan bareng dengan mereka, tapi rasanya tidak pernah lagi sama. J?au sampai kapan sih kalian diem-dieman beginiNK ;iba-tiba 7ko berceletuk. Eoni terpaku sejenak. ;api dengan cepat, ia kembali meneruskan kegiatannya melipat baju. J?aksud kamuLaku dan 1ugyNK J2ya,K ja,ab 7ko setengah melengos. J?emangnya enak kayak beginiN Padahal kalian satu kos. ku kan jadi serba salah mau menempatkan diri. 1amu pacarku, 1ugy sahabatku, tapi kalian nggak saling ngomong.K Eoni mengangkat bahu. JHabis mau gimanaN pa kamu nggak lihat kayak apa dia sekarangN Eegurnya aja males.K *agu Eoni menunjuk ke arah jendela. 7ko menengok sedikit ke luar, dilihatnya 1ugy baru saja pulang. ?ukanya yang lucu kini mengeras sehingga kelihatan judes. ?atanya cekung seperti orang kelelahan. 2a lebih mirip rumah angker. Pendiam, muram, seakan-akan beban dunia ada di pundaknya. J?ales nggak lu kalo dia tampangnya kayak gitu tiap hari,K celetuk Eoni lagi. J@dah deh, 1o. ku sih merasa percuma. @dah pasti kita nggak akan bisa balik lagi kayak dulu. 1ugy tuh udah berubah banget.K J1enapa ya diaNK J<ejak ngajar di lit, terus putus sama Ijos, dia jadi berubah banget. ku juga nggak ngerti. *an dia kayaknya nggak mau terbuka sama aku. =a, udah.K 2'2

7ko menatap Eoni lurus-lurus. J1amu nggak kehilangan, apaN 1enapa sih kamu nggak coba ngedeketin dia, kek, ngajak ngobrol pelan-pelan, kek ....K Eoni balik menatap 7ko. ;ajam. JHarusnya, dia yang coba ngedeketin aku, ngajak aku ngobrol pelan-pelan, minta 7ko terdiam. *ibiarkannya Eoni kembali sibuk dengan mulutnya yang memberengut. JEon ...,K ucapnya pelan setelah sekian lama hening, Jkamu tahu nggak, kijang yang larinya cepat kayak kilat, bisa beku kayak patung kalau ketemu singa ....K J?aksudku, saking ketakutannya kijang itu sama singa, dia malah kehilangan kemampuannya untuk lari. *ia malah nggak bisa gerak sama sekali.K J;erus ... hubungannya apa dengan akuNK JPernah nggak kamu kepikir, saking merasa bersalahnya 1ugy sama kamu, dia jadi kayak kijang itu. *ia malah nggak bisa ngapa-ngapain. *ia jadi kaku, diam, dan menutup diri, bisa dia la,an, saking merasa salah sama kamu. *ia jadi takut ngedeketin kamu.K Eoni gantian terdiam lama. -alu, sambil melipat bajunya yang terakhir, ia pun bergumam, &Please deh, 1o. Eggak usah sok nganalisis kayak psikolog. *ari dulu kamu memang selalu ngebelain dia. *i mata kamu, 1ugy memang nggak pernah salah.K *an usai berkata demikian, Eoni bergegas pergi meninggalkan kamarnya. ?eninggalkan 7ko yang terbengong-bengong sendiri. Bertanya-tanya, apa gerangan yang ia lakukan hingga Eoni jadi korslet begitu.

2'9

'$ud, !%+em$er ())) ... *i ba,ah naungan bale 2 5 , 1eenan diam mematung. 2ni adalah minggu ketiga ia tinggal di -odtunduh. 1eenan mulai merasa tak ada bedanya dengan gerombolan ayam kampung yang dipelihara Pak Aayan di halaman belakang. *isembelih tidak, dijual telurnya tidak, hanya dibiarkan saja berkeliaran bebas sampai tua. Barangkali Pak Aayan cuma membutuhkan kehadiran mereka, suara mereka, gerak-gerik mereka untuk menghidupkan suasana. ;erkadang, 1eenan merasa gerombolan ayam itu bahkan lebih berguna dari dirinya. <ekalipun setiap hari ia berusaha membantu pekerjaan rumah apa pun sebisanya, tetap ia tidak merasa berguna. 1eenan mulai merasa lelah dan frustrasi dengan semua ini. 1ebaikan dan ketulusan Pak Aayan beserta seluruh keluarganya justru membuat ia semakin tidak enak hati. <elama tiga minggu, ia hanya menumpang tidur dan makan. *an bukan untuk itu ia seharusnya di sini. <eharusnya ia ... berkarya. *i hadapannya sudah ada kan3as polos, di sampingnya berserakan semua peralatan melukis. ;iap pagi ia menyiapkan perangkat yang sama di tempat yang sama. Eamun, belum ada secercah pun dorongan di hatinya. ;iba-tiba, dari belakang punggungnya, terdengar sesuatu bergesek dengan lantai kayu. 1eenan otomatis menoleh ke belakang. 1aget melihat -uhde sudah duduk bersimpuh di tangga bale . -uhde pun sama kagetnya. ;ampangnya langsung pucat seperti maling tertangkap basah. JHai, ;uan Putri. 1ok bisa parkir di situN 1apan munculnyaNK 1eenan menyapa sambil terta,a. J<udahLdari tadi,K ja,ab -uhde terbata. J<aya mau lihat 1eenan melukis.K

25

Balai.

2'#

1eenan tergelak lagi. J1amu nggak sayang ,aktu, apaN 1arena dari tadi berarti kamu cuma melihat saya melamun, bukan melukis.K -uhde tersenyum. JPelukis yang baik bisa mengungkapkan semuanya, termasuk kekosongan sekalipun,K dengan suaranya yang lembut dan lirih -uhde berkata. <ejenak, 1eenan tertegun. J1amu tuh ... pendiam, tapi sekalinya ngomong kok pintar banget, sih.K -uhde pun beringsut, duduk di sebelah 1eenan. J1alau pelukis-pelukis di sini biasanya punya satu sumber inspirasi. <epanjang hayatnya melukis, mereka akan melukis berdasarkan sumber yang sama. ;api justru dengan begitu, mereka bisa mencapai tingkat penji,aan paling tinggi. ?ungkin hal seperti itu yang perlu 1eenan cari.K 1embali 1eenan terpana mendengar kata-kata -uhde. <ama sekali tidak menyangka ucapan sedemikian bijak dan bernas akan meluncur dari mulut gadis tujuh belas tahun di hadapannya. J<eperti Poman , inspirasinya adalah sesajen, akhirnya semua lukisannya adalah gambar sesajen. 1alau Poyan, inspirasinya adalah upacara adat. $eli Banyu, sekalipun lukisannya abstrak, tapi sumber inspirasinya sebenarnya adalah corak kain Bali. Perhatikan saja semua lukisannya. 2ya, kanNK dengan asyik, -uhde berceloteh, J1alau 1eenan sudah dapat OjodohM-nya, pasti tangannya langsung lancar. *an lukisannya dari ke hari akan semakin bagus.K 1eenan melongo. +odoh1 J<etiap pelukis pasti memiliki OjodohM-nya masing-masing. 1alau mereka mau bertekun sekaligus berserah, pasti mereka akan menemukannya. .adi, 1eenan jangan cepat putus asa. 1adang-kadang kan3as kosong juga bersuara. ;anpa kekosongan, siapa pun tidak akan bisa memulai sesuatu,K lanjut -uhde lagi. 2')

1ali ini 1eenan tidak tahan lagi. <esuatu menyesak di dadanya. <udah lama ia ingin bicara dengan seseorang tentang kesulitan dan tekanan yang ia alami. *an mendadak, hari ini -uhde muncul seperti malaikat penolong yang mengetuk pintu pertahanannya. J-uhde ... saya benar-benar nggak tahu harus mulai dari mana ... saya ... bahkan nggak yakin saya bisa melukis lagi ...,K susah payah 1eenan berkata. -uhde tak langsung merespons. 2a mendekati kan3as kosong di hadapan 1eenan. J2ni ... anggaplah ini langit ...,K katanya seraya menyentuhkan jemarinya di kan3as, Jsepertinya langit ini kosong. ;api kita tahu, langit tidak pernah kosong. da banyak bintang. Bahkan tidak terhingga banyaknya. 1eenan harus percaya itu. -angit ini cuma tertutup a,an. 1alau 1eenan bisa menyibak a,an-a,an itu, 1eenan akan menemukan banyak sekali bintang. *an dari sekian banyak bintang, akan ada satu yang berjodoh dengan kita. J<aya akan berdoa supaya 1eenan cepat menemukan bintangnya,K ucap -uhde sambil menundukkan kepala dan menangkupkan tangannya di depan dada. ;ak lama, ia beringsut menuju tangga, meninggalkan 1eenan sendirian lagi di bale. <ampai senja, 1eenan tak beranjak dari sana. Berbaring telentang menghadap langit, dan mencoba melihat jauh ke balik a,an, mencari sesuatu di sana.

2'5

27+ $03$LI $RT%0%

Bandung, &esem$er ())) ... Pagi-pagi, sambil menyandang ransel besar yang gemuk terisi buku, 1ugy berjalan cepat meninggalkan tempat kos yang sepi ditinggal para penghuninya untuk berlibur. 2a benarbenar tidak buang ,aktu. ;idak ada lagi liburan di agendanya. 2a kembali mengambil mata kuliah sebanyak-banyaknya di semester pendek. 1ini fokusnya hanya satu8 cepat lulus. Hampir tidak ada lagi yang menahannya di Bandung, selain kampus dan <akola lit. <ebagian besar impiannya, masa-masa bahagia persahabatannya sudah tidak ada lagi. Hubungannya dengan Eoni tidak mengalami perbaikan. <ahabat yang dikenalnya sejak kecil sekarang telah menjadi orang asing. 1ugy pun merasa sudah berada di puncak ketidaknyamanan tinggal di tempat kosnya, dengan jarak hanya satu kamar dengan Eoni yang sudah tak pernah bicara dengannya. ;idak mungkin selamanya ia berlagak seolah-olah Eoni tidak tampak. 2a terlalu lelah untuk itu. *iam-diam, 2'(

1ugy mulai mencari tempat kos baru yang akan segera ia tempati begitu semester baru dimulai. 1ugy pun nyaris berhenti menulis. ;ak peduli lagi dengan ambisinya menjadi penulis dongeng. *aya khayalnya tergantikan oleh rangkaian pikiran logis yang bekerja mekanis bagai robot untuk belajar, belajar, dan hanya belajar. <atu-satunya kegiatan menulis yang tersisa hanyalah perahu-perahu kertas yang diapungkannya di kali. 1ugy bahkan merasa surat-surat itulah yang membuat dirinya mampu bertahan ,aras dan kuat. Cerita hatinya pada Eeptunus yang entah ada entah tidak. ;ak jadi masalah. <etiap kali melihat perahu kertasnya bergerak terba,a arus kali, 1ugy kembali bisa bernapas lega. Hatinya kembali lapang. 2a bercerita soal keluh-kesahnya, keresahan batinnya, dan kerinduannya pada semua yang dulu begitu indah. ;ermasuk kerinduannya pada 1eenan. <atu perahu kertas terlipat di dalam kantongnya. kan ia apungkan di kali nanti sebelum pergi ke kampus. ndai perahu itu dibuka, maka hanya akan terbaca satu paragraf pendek8 2eptunus, semua nelayan yang sedang men"ari arah akan diberi petun-uk oleh bintang di langit. 5emoga dia menemukan bintangnya dan kembali menemukan -alannya pulang.

'$ud, &esem$er ())) ... <etiap pagi, di bale yang sama, kan3as demi kan3as mulai terisi. .ari dan kuas itu tak pernah berhenti menari-nari, menorehkan garis dan ,arna. ,an-a,an itu akhirnya berhasil tersibak, dan setiap harinya 1eenan bertemu dengan langit bersih yang siap dilukisi. 2'6

<atu benda yang sama selalu menemaninya. <ebuah buku tulis lecek penuh tulisan tangan. *ulu, tangan mungil 1ugy yang menari-nari di tiap lembarnya. 1isah-kisah petualangan .enderal Pilik dan Pasukan lit. *ari teras rumah utama, -uhde diam mengamati itu. &Poyan ...,' bisiknya pada Pak Aayan. J*ia luar biasa berbakat, ya. -ukanya juga mulai sembuh. *ia mulai kembali seperti 1eenan yang dulu,K komentar Pak Aayan, seolah mengetahui arah pikiran -uhde. -uhde tersenyum menatap pamannya. Aajahnya berseriseri. J1eenan sudah menemukan bintangnya.K

bale

khir *esember tiba. Bali mulai dipenuhi oleh turis, termasuk @bud. Ha,a liburan pun ikut merasuk pada 1eenan. 2a mulai merasa harus sejenak mengambil OcutiM singkat dari akti3itas kreatifnya yang sangat menggebu-gebu selama sebulan terakhir. Belakangan, ia lebih sering tertidur di ketimbang melukis. Eamun, sore itu, tidur siangnya terganggu. Badannya tiba-tiba diguncang oleh -uhde.

bale

*engan berat, 1eenan membuka matanya. ;anpa bisa mengurai apa gerangan yang terjadi, tangannya sudah ditarik oleh -uhde, dan tampak Banyu sudah siap dengan sepeda motor untuk mengantarkannya ke galeri. suara deruan motor Banyu yang segera melesat menuju galeri dengan 1eenan terbonceng di belakang. Perjalanan dari rumah Pak Aayan ke galeri hanya tiga menit. 1eenan bahkan belum sempat mengumpulkan nya,a2'$

nya. ?asih sambil agak terhuyung, dia memasuki galeri, menemui Pak Aayan. J da tamu siapa, Poyan1' tanyanya sembari menggosok-gosok mata. ...,K Pak Aayan malah menerta,ainya keras-keras. da seorang laki-laki muda yang berdiri di sampingnya, ikut senyum-senyum. Eecis meski hanya memakai kaus polos dan jins. ;ubuhnya tegap dan tera,at. Aajah itu bersih dan tampan. *ari pengamatan sekian detik, 1eenan bisa menyimpulkan ia pasti datang dari kota besar di luar Bali, kemungkinan besar .akarta. J1eenan, ini penggemar fanatik lukisanmu, yang membeli lukisanmu pertama kali. *atang jauh-jauh dari .akarta untuk menanyakan karyamu yang baru. <aya yang beri tahu kalau kamu sudah kembali tinggal di sini.K ;ergopoh-gopoh, 1eenan langsung memperkenalkan diri. J-ukisan kamu makin matang sekarang,K puji pria itu, Jsaya terkagum-kagum sejak tadi. -uar biasa.K J;erima kasih,K sahut 1eenan sambil tersenyum lebar, tak mampu menyembunyikan rasa senang dan bangga yang seketika menyeruak di hatinya. @ntuk pertama kalinya ia melihat ada orang yang menyukai lukisannya dengan tulus. J-ukisan mana yang kira-kira ?as sukaNK tanyanya sopan. Pria itu menebar pandangannya, menyapu lukisan-lukisan 1eenan yang terpajang mengitari tempat mereka berdiri. J.ujur, saya nggak bisa memilih. 1alau boleh saya tanya, sebenarnya semua lukisan ini rangkaian cerita, yaNK 1eenan mengangguk-anggukkan kepala bersemangat. JBetul sekali. ;okoh-tokohnya sama, cuma petualangannya saja yang beda-beda. <aya terinspirasi oleh seri petualangan anak-anak karya sahabat saya. ;ema lukisan yang saya buat

21'

disesuaikan dengan ceritanya. -ebih mirip ilustrasi, jadinya. Hanya saja dalam bentuk lukisan.K J2tu dia masalahnya,K pria itu terta,a ringan, Jsaya jadi nggak bisa milih. 1alau bisa, saya kepingin beli semuanya. .adi saya punya koleksi lengkap.K J1alau beli banyak, nanti dapat diskon menarik, ?as,K canda 1eenan sambil terkekeh, Jtapi, kalau boleh tanya balik, sebetulnya apa sih yang membuat ?as tertarik dengan lukisan sayaNK Pria itu mengambil ancang-ancang bicara. <eolah mengantisipasi pertanyaan yang sudah lama ia siapkan ja,abannya. JPertama, tema lukisan kamu unik. ;idak umum, tulus, dan tanpa pretensi. 1edua, menurut saya, gaya melukis kamu itu fresh. Irisinal. &api, ilustratif, tapi tidak terasa seperti ilustrasi. &asanya tetap seperti monumen tersendiri, dan bukan pelengkap sesuatu. 1etiga, dan ini yang paling penting, lukisan kamu punya roh yang kuat. <aya sudah hobi koleksi lukisan sejak lama. *an bagi saya, lukisan yang bagus adalah lukisan yang bisa membuat orang merenung. ;api lukisan kamu bukan cuma membuat orang merenung, malah bisa mengundang orang untuk masuk ke dunia kamu. 2tu p en galaman apresasi yang luar biasa. 1amu perlu tahu, jarang sekali ada lukisan yang punya ketiga unsur tadi sekaligus.K 1eenan menelan ludah. ;idak tahu harus bagaimana menanggapi itu semua. J*engan sangat terpaksa, saya harus mengambil dua lukisan saja hari ini. ;api pastinya saya akan mengoleksi lebih banyak lukisan kamu,K sambung pria itu lagi, sambil berjalan ke arah lukisan yang ia pilih, Jberapa harganyaNK 1eenan menelan ludah lagi. ?atanya melirik ke arah Pak Aayan, meratap minta tolong.

211

<elembar cek bertuliskan 1' juta tergeletak di atas meja. J;idak terlalu susah kan menentukan harga karya sendiriN Butuh pembiasaan, tapi makin lama nanti kamu makin pintar, kok,K Pak Aayan terta,a kecil. 1eenan geleng-geleng kepala, J<aya masih nggak percaya, Poyan . 2ni pertama kalinya saya lihat langsung ada orang yang beli lukisan saya.K ;iba-tiba 1eenan mengambil tangan Pak Aayan, menggenggamnya sambil menundukkan kepala, &Poyan ... terima kasih sekali buat semuanya. <aya nggak tahu harus bilang apa, atau melakukan apa. 1alau nggak keberatan, saya ingin membagi setengah dari penjualan ini dengan galeri.K *engan cepat, Pak Aayan menggeleng. JEggak, nggak ada itu. 1amu pelukis baru, dan kamu sudah seperti anak saya sendiri. 1amu butuh uang itu untuk bekalmu. .angan pikirkan dulu soal keuntungan galeri. <aya bisa cari re/eki dari karya saya sendiri. 1alau memang saya benar-benar butuh bantuanmu, saya akan bilang. ;api tidak sekarang. IkeNK ujarnya tegas. 1eenan merasa tak punya pilihan selain mengangguk. J-uhde, sini kamu. 1ok malah ngintip dari situ,K Pak Aayan memanggil keponakannya yang sedari tadi hanya berdiri mengamati dari balik partisi. ;ampak -uhde keluar pelan-pelan sambil tersenyum malu. Berjalan menghampiri mereka. J1enapa ngintipN Eaksir sama tamu tadi, yaNK goda 1eenan. J7h, benar itu si 1eenan. Eanti kalau kamu cari jodoh, cari yang seperti itu. 0anteng, sukses, masih muda ... cinta sama yang kayak kita-kita ini. 1antongnya sakit asma, napas-

Poyan

212

Aajah -uhde kian merah jambu. *alam hatinya, ia sama sekali tidak sepakat dengan pamannya.

'$ud, malam tahun $aru ())1 ... kibat desakan semua orang, 1eenan akhirnya setuju membeli ponsel. <ambil duduk di tepi pantai .imbaran, ia menimang-nimang benda kecil yang masih terasa asing di tangannya. ;idak banyak data nomor telepon yang tersimpan di ponselnya. Hanya keluarga di Bali dan beberapa nama yang ia pindahkan dari buku alamatnya yang lama. 1eenan melirik jam di layar ponselnya. -ima menit sebelum pergantian tahun. <uara di belakangnya makin ingarbingar, berlomba dengan suara ombak yang terdengar dari depan. .empolnya bergerak, mencari satu nama itu. *an begitu nama itu muncul di layar, ia tertegun sendiri. Batinnya menyapa spontan8 Apa kabar kamu, Ke"il1 ?endadak 1eenan gelisah. 2a tidak yakin apakah nomor itu masih berlaku. Eamun, entah mengapa, ada desakan kuat untuk ... ia memencet tombol hijau bergambar simbol telepon ... "onne"ting. 1eenan mengamati lekat satu kata itu berkedip dan berpendar di layarnya. Bisakah ia berbicaraN <anggupkah ia ...N idak. 1eenan memejamkan mata, jempolnya memencet tombol merah. %is"onne"ting.

Jakarta, malam tahun $aru ())1 ... <ebagian besar keluarganya tengah berkumpul di depan te3e. <ebagian yang beracara sedang asyik bermalam tahun baru di berbagai tempat. 1ugy termasuk yang berkumpul di 219

depan te3e. <elain karena tidak ada undangan apa-apa untuknya, ia memang malas keluar. &asanya tidak ada yang lebih menyenangkan selain selonjoran kaki di sofa, makan cemilan, sambil mengomentari apa pun yang muncul di layar kaca lalu terta,a-ta,a sendiri. ;iba-tiba 1ugy terduduk tegak. JHP aku bunyi, yaNK JBukan. 2tu suara dari te3e,K komentar 1e3in pendek. JHP aku di mana, sihNK 1ugy mulai membongkari bantalbantal sofa. J1e3, ayo berdiri bentar,K 1ugy mendorong tubuh kakaknya, Jkayaknya didudukin sama kamu.K yang ganjal,K cetus 1e3in asal. ;api 1ugy tidak menyerah. 2a terus mendorong tubuh 1e3in dan mencari-cari di sela-sela sofa.

5o mu"h for sensitivity! ponselnya yang ditemukan persis di ba,ah 1e3in. 1ening 1ugy berkerut. Eomor yang tak ia kenal. Eamun, matanya tak lepas mengamati deretan angka itu. &asanya ada sesuatu di sana. 1ugy pun mengirim pesan8 <atu jam berlalu. Pesan itu tidak dibalas.

*iet

Ini siapa1

-ena membuka pintu kamarnya, mendapatkan suaminya masih terduduk di depan te3e yang menyala. J dri, kamu belum mau tidurN <udah jam dua pagi, lho,K katanya sambil menguap. Pria itu mendongak sejenak, mendapatkan istrinya sudah berkimono dengan muka mengantuk. J<ebentar lagi. 1amu

21#

duluan saja tidur. cara te3enya bagus. Eanti saya nyusul kalau sudah selesai, okeNK ja,abnya lugas. -ena mengintip layar te3e sekilas. ;idak yakin dengan arti ObagusM yang dimaksud oleh suaminya. ;api ia memilih untuk tidak mempermasalahkan dan kembali ke kamar. <epeninggal istrinya, dri kembali menatap te3e dengan pandangan kosong, seperti yang ia lakukan sedari berjamjam yang lalu. *i dalam kepalanya ada program yang berjalan sendiri. 1enangan, pertanyaan, lamunan tentang satu orang. 1eenan. Keenan ... di mana kamu sekarang, 2ak1 $ertahun baru di mana1 Apakah kamu kesepian1 Kelaparan1 Kedinginan1 *an ia hanya bisa menyapa dan menanyakan itu semua dalam hati. *alam kesunyian. *alam ketiadaan. <etengah mati, dri berusaha menahan. Hingga pada satu titik rasanya tidak lagi tertahankan. *an sebutir air mata pun bergulir di pipinya.

21)

24+ H%(I%H (%RI H%TI

Bandung, Januari ())1 ... Belum genap seminggu kepindahannya ke tempat kos baru. 1ugy masih menyesuaikan diri dengan lingkungan dan suasana yang berbeda. .arak tempat kosnya kini lebih dekat ke kampus, sehingga 1ugy makin leluasa untuk bolak-balik. Pas dengan programnya yang ingin secepat-cepatnya lulus. Belum semua barang-barangnya tertata dengan rapi. <etiap sore, 1ugy mencicil beres-beres sendirian. *an, entah mengapa, ia mulai menikmati kesendirian ini. <epi ini. Kulonu!un! K ;erdengar teriakan manusia yang mengganggu gendang telinga. 1ugy segera meletakkan buku-bukunya dan bergegas menuju pintu. ,ko1 Benar saja. Begitu pintu dibuka, tampaklah 7ko dengan J71INK 1ugy tercengang seperti betulan melihat J1okLtahu gua di siniNK J;anya sama anak-anaklah,K ja,ab 7ko ringan, Jgua tadi tiba-tiba inget lu. .adi kepingin nengok. 1angen gua.K 215 alien .

1ugy menghela napas, dibarengi senyum cerah yang langsung mengembang. J0ua juga kangen sama elu,K sahutnya sungguh-sungguh. tangannya ke leher 1ugy dan mengacak-acak rambutnya. ?ereka berdua terta,a-ta,a. J da yang perlu gua bantu, nggak, 0yN -u pasti masih beres-beres, kanNK JBantuin beresin buku sambil bayarin gua makan nanti malam, yuk.K 7ko langsung memonyongkan mulut. J?onyet,K dumelnya, Jyang begini nih yang bikin orang nyesel.K 1ugy terbahak keras. J<elamat datang di jebakan ;ak lama kemudian, keduanya sudah berjongkok sambil membereskan sisa barang 1ugy yang masih berserakan di lantai. JEoni tahu lu ke sini, 1oNK ;iba-tiba 1ugy bertanya. JEggak. ;api nanti gua bilang ke dia,K ja,ab 7ko, JkenapaNK JEggak pa-pa. ?mm ....K 1ugy menghentikan kegiatannya sejenak, menimbang-nimbang apakah akan meneruskan kalimatnya atau tidak. &6es1' tanya 7ko lagi. J<elama ini gua ngira, lu ikut ngejauhin gua. Aalaupun gua sebetulnya pingin banget bisa ngobrol dan dekat sama lu kayak dulu, tapi yah, gua ngerti posisi lu yang serba sulit, karena lu pacarnya Eoni, dan mau nggak mau harus mempertimbangkan perasaan dia,K jelas 1ugy lirih. J;api, jujur, gua kehilangan banget sama kalian berdua.K &6ou kno! !hat, 0yNK 7ko menatapnya lurus-lurus, J0ua seneng dan lega lu akhirnya pindah kos. 1arena setidaknya gua punya jarak yang lumayan netral untuk bisa dekat sama lu lagi. 0ua bisa temenan sama lu, ngunjungin lu sekali-se21(

0ua juga kehilangan banget sama lu. J<ekarang ini Eoni masih berproses menyembuhkan sakit hatinya. 0ua nggak tahu sampai berapa lama. *an ,alaupun dia pacar gua, dan gua temenan sama lu dari kita B0, gua nggak mau mencampuri urusan kalian berdua. 0ua percaya kalian akan punya jalan sendiri untuk menyelesaikan masalah kalian. =ang penting buat gua sekarang, gua bisa tetap dekat dengan kalian berdua, sesuai dengan apa yang selama ini kita semua jalankan. Eoni pacar gua, dan lu sahabat baik gua. pa pun yang terjadi di antara kalian berdua, nggak akan mengubah arti lu dan Eoni buat gua,K lanjut 7ko tegas. 1ugy terdiam. 1ehilangan kata-kata. J?akasih, 1o,K ucapnya setengah berbisik, Jseumur hidup, gua nggak pernah bisa membayangkan jadi melankolis di depan lu, tapi ... kedatangan lu hari ini, dan apa yang barusan lu bilang, adalah hal terindah dalam hidup gua sepanjang tahun ini.K 7ko tersenyum kecil. Eamun, dalam hitungan detik, senyumannya sirna. J<ialan ... tahun ini kan baru jalan

;a,a mereka berdua pecah seketika. J;ahun ini baru jalan sepuluh hari, dan lu udah berhasil ....K 1ugy tergelak-gelak di lantai. &6up, dan mimpi buruk gua sudah akan dimulai sebentar J-ho, kamar gua kan belum beresNK protes 1ugy. J-u aja sama keluarga melankolis lu yang beresin,K 7ko terkekeh. J7h, ada recehan buat angkot, nggakNK J-u nggak ba,a >uadNK 216

J da. ;api begitu nyampe di depan kos lu, dia langsung mogok gitu. .adi, paling gua titip >uad dulu di depan, nanti pas mau pulang, gua minta tolong lu buat dorongin dikit. =aNK 1ugy memandang 7ko geram. J1ok, gua mulai merasa gua yang sialNK

'$ud, *e$ruari ())1 ... <ebuah halaman baru resmi terbuka untuknya. 1eenan menjalani hidup dengan ritme baru. <epanjang hari kegiatannya tak pernah lepas dari berkesenian dan berupacara, layaknya anggota keluarga yang lain. .ika tak sibuk melukis, ia tak pernah luput membantu keluarga Pak Aayan, dari mulai upacara ngagah hingga ngaben. 1ini, dengan fasih 1eenan memakai udeng dan sarung Bali ke mana-mana. 2a lebih banyak berteman dengan pemuda-pemuda asli, sesekali ikut nonton sabung ayam, membaur bersama mereka tanpa merasa risi dan canggung. Eamun, dari semua orang, Pak Aayanlah yang paling bahagia dengan kehadiran anggota keluarga baru ini. 1eenan sudah dianggap putranya sendiri, seorang anak yang selalu ia dambakan dan bisa ia banggakan. 1eenan, yang tak hanya berbakat di seni lukis, ternyata bisa memahat dengan halus. *engan cepat, ia mempelajari ukiran-ukiran dasar Bali seperti patra kuta mesir, taluh kakul, dan pungelan. Bahkan kemampuannya melebihi seniman-seniman muda setempat yang sering berlatih di studio keluarga Pak Aayan. 1etika lukisan 1eenan dipuji-puji orang, Pak Aayanlah yang merasa paling tersanjung. ;anpa ragu dan permisi dulu, ia selalu mengenalkan 1eenan dengan berkata8 &2iki 21$

2 ( , 2 Aayan 1eenan.K putran titiange ane lanang lhasil, 1eenan yang terbengong-bengong mendengar nama barunya itu. .ika tak sedang pergi ke mana-mana, 1eenan hanya menghabiskan ,aktunya di bale. ?elukis, atau sekadar mengobrol dengan -uhde yang selalu setia menemaninya. J1eenan harus mulai belajar bahasa Bali.K *engan gayanya yang de,asa, -uhde mulai menasihati. JBoleh. jarin, dong,K tantang 1eenan. &0ang bo-ok 2 6 ...' J0ang bo-ok ...K &... "are bo-og. 2$ ' *engan patuh dan serius, 1eenan mengikuti, &0ang bo-ok "are bo-og.' JPintar,K -uhde manggut-manggut sambil menahan senyum. J rtinya apaNK tanya 1eenan. ;a,a -uhde menyembur. J rtinya8 saya jelek seperti mo-

1eenan gantian manggut-manggut. JIooh ... iya. ?emang, sih.K ;a,a -uhde kontan berhenti. J@dah deh, kamu tuh nggak pantes jahilin orang,K 1eenan terkekeh. J?akanya, nulis aja. 1an katanya mau jadi penulis terkenal.K -uhde tersenyum, J2ya. Eanti seperti 1eenan dan temannya. <aya menulis cerita, lalu 1eenan buatkan lukisan.K @capan -uhde seperti membekukan udara. 1eenan pun terpaku.
2( 26 2$

2ni anak laki-laki saya yang paling besar. <aya jelek. <eperti monyet.

22'

-uhde yang tidak menyadari perubahan itu, terus berceloteh, J*i keluarga saya, semua orang bisa bikin macammacam. $eli Banyu pandai memahat, $eli gung pandai melukis, semua kakak kandung saya penari hebat. Cuma saya yang tidak seperti mereka. ;api, menurut Poyan ,sesungguhnya kata-kata juga bisa dilukis, diukir, bahkan ditarikan. .adi, saya tetap bisa melukis kata-kata seindah lukisan, mengukir kata-kata secantik ukiran, dan membuat kata-kata menari gemulai seperti tarian.K J<aya setuju dengan Poyan. 1amu punya bakat itu, tanpa harus banyak usaha. <aya sendiri sering terpesona dengan kata-kata kamu,K puji 1eenan tulus. J*an ... kamu sering mengingatkan saya pada seseorang.K J1enangan itu cuma hantu di sudut pikir. <elama kita cuma diam dan nggak berbuat apa-apa, selamanya dia tetap jadi hantu. Eggak akan pernah jadi kenyataan.K 1eenan tersentak dengan ucapan -uhde yang sama sekali tidak ia duga. Begitu juga dengan -uhde, yang sepertinya pun tidak berencana untuk melontarkan kalimat itu. J?aaf, ya. <aya bukan bermaksud lancang,K ucap -uhde cepat, Jtapi ... kalau boleh tahu, siapa sih yang menulis buku ituNK tanyanya sehati-hati mungkin. J<oalnya, saya perhatikan, 1eenan nggak bisa melukis kalau buku itu nggak ada di dekat-dekat 1eenan.K J*ia sahabat saya ,aktu kuliah,K ja,ab 1eenan pendek. JIrangnya pasti pintar dan ji,anya halus,K komentar -uhde lagi. 1eenan tidak menja,ab. J<ahabat kamu itu perempuan, yaNK J2ya.K J1alian pasti sangat dekat, yaNK J*ulu sih iya.K J1apan-kapan, boleh nggak saya dikenalkan sama diaNK 221

1ali ini 1eenan mendongak, mengadu matanya langsung dengan -uhde. J@ntuk soal yang satu itu, saya nggak bisa janji,K sahutnya ketus. J1enapaNK J1arena saya nggak yakin akan ketemu dia lagi.K ?asih banyak pertanyaan yang terpendam dalam benak -uhde, pertanyaan yang sudah ia tumpuk dan simpan sejak lama. Eamun, nada pahit yang terlontar dari kalimat terakhir 1eenan tadi membuat ia urung mengungkapkannya. ?ungkin memang tak perlu ia mengetahui. Hanya memahami. 1arena tanpa perlu berkata-kata, 1eenan telah bercerita banyak dari lukisannya, dari kesehariannya, dari diamnya. -ebih dari yang 1eenan sadari.

Jakarta, *e$ruari ())1 ... <ekeluarnya dari ruang itu, -ena membaca lagi lembaran hasil laboratorium yang baru saja dianalisis dokter beberapa menit yang lalu, yang membuat suaminya diolehi-olehi sederet resep obat dan beraneka petuah ini-itu. J1ok, bisa begini, sihN Padahal kamu selalu diba,akan makan dari rumah. 1egiatan kamu juga nggak banyak berubah. ku nggak ngerti, deh,K -ena geleng-geleng kepala sendiri. J?emangnya ada sesuatu yang aku nggak tahuNK dri menyalakan mesin mobil. J?aksud kamuNK J;adi dokter bilang, bisa jadi karena faktor stres. ?ungkin nggak kamu stres tentang sesuatu, dan kamu belum cerita ke akuNK tanya -ena lagi. J h, stres apaN <ekarang semua penyakit dibilangnya gara-gara stres,K komentar suaminya sambil melengos. JEggak ada apa-apa, kok.K

222

<epanjang perjalanan, dalam kompartemen pikirannya, rdi menyadari sesuatu. 2a bisa memilih tidak terbuka pada dokter, bahkan istrinya, tapi ia tidak bisa membohongi dirinya sendiri. <atu hal tidak pernah lepas dari pikirannya, menggerogotinya dari dalam secara pelan-pelan. 1eenan.

'$ud, Maret ())1 ... -uhde sedang menyeduhkan kopi kayu manis bagi seluruh keluarga. 1egiatan rutinnya setiap hari, setiap sore. *an ia nyaris menumpahkan termos berisi air panas yang sedang ia pegang, karena tiba-tiba 1eenan muncul dari belakang, memegang kedua bahunya. JHei, minggu depan kamu ulang tahun, yaNK tembak 1eenan langsung. -uhde membalik badan. Aajahnya sekonyong-konyong cerah. J1eenan kok tahuN *iberi tahu siapaNK JBanyu.K 1eenan pun tersenyum, J?au delapan belas tahun, yaN @dah bukan anak kecil lagi, nih,K godanya. J1amu mau kado apaN -ipstikN ParfumNK -uhde tersipu. JEggak. <aya nggak mau yang seperti itu,K ujarnya sambil menangkupkan kedua tangannya di pipi. J-ho, kenapaN 1an biasanya perempuan seusia kamu mulai kepingin dandan. tau mau dibeliin bajuN Eanti kita cari ke 1uta, yuk.K -uhde tambah kuat menggelengkan kepala. JEggak ... JIke, oke. .adi, maunya apaN BukuNK -uhde terdiam sejenak. Berpikir. Pelan-pelan, ia menurunkan kedua tangannya dari pipi. J<aya sudah tahu,K katanya pelan. *an -uhde pun mengutas senyum. <atu senyum yang

229

mengubah ,ajah lucunya menjadi cantik dan ... de,asa. J<aya ingin, satu karya 1eenan yang dibuat dengan sepenuh hati,K ucap -uhde. .ernih dan jelas. 1eenan terenyak. Pertama, oleh kecantikan -uhde yang tak pernah ia sadari sebelumnya. *an kedua, oleh kalimat yang meski ia pahami betul maksudnya, rasanya tak sanggup ia penuhi. 1eenan menelan ludah. J<emua lukisan saya dibuat dengan sepenuh hati. 1alau kamu menginginkan salah satu di antaranya, kamu boleh pilih yang mana aja. tau kalau kamu mau dibuatkan khusus, saya juga bersedia melukis untuk kamu.K -uhde menggeleng lembut. J<emua lukisan itu dibuat dengan cinta 1eenan pada seni. ;api ada satu yang berbeda. Begitu saya melihatnya, saya sampai menitikkan air mata. =ang satu itu ... indah sekali. *an dia menjadi indah karena 1eenan membuatnya dengan cinta yang lebih dalam dari sekadar cinta 1eenan pada seni.K 1ali ini 1eenan kehilangan kemampuan untuk merespons. *alam sekejap, -uhde berubah menjadi gadis remaja yang pemalu. J<aya cuma ingin menyimpannya. ;idak ada maksud lain. 1alau memang tidak mungkin, juga tidak apaapa. ?aaf ya kalau saya sering lancang sama 1eenan,K tuturnya dengan nada sesal. Cepat, -uhde mengangkat baki berisi cangkir-cangkir kopi itu dan berlalu dari sana. 1eenan tertegun di tempat. <atu dilema besar menyerang hatinya. *ilema yang sebelumnya tak pernah ada.

22#

28+ L$03%R%N 3%RU

'$ud, Maret ())1 ... ?alam menjelang petang, saat semua orang sudah terlelap, seseorang masih berada di luar kamarnya. ?enatap langit malam yang jernih, yang memunculkan serakan bintang tak terhingga banyaknya. 1eenan duduk sendirian dengan posisi menengadah. 2a ingin mengenang malam-malam seperti ini, saat ia berbaring di atap kamarnya di Bandung, menikmati jernih dan luasnya angkasa, memikirkan orang yang sama. *i tangannya tergenggam sebuah pahatan kayu sebesar genggaman tangan. <esuatu yang ia buat setahun lebih yang lalu. <esuatu yang tak pernah ia sempat berikan. <esuatu yang ia bersihkan hampir setiap hari, tapi cuma bisa dinikmati sendiri. Pahatan itu berbentuk hati yang dipenuhi relief abstrak menyerupai gelombang air di seluruh permukaannya. Begitu rapi dan detail. 1etika membuatnya, leher 1eenan sampai sakit selama satu minggu. 2a tersenyum sendirian mengingatnya. 22)

*iamati dan dirabanya lagi relief itu. *i antara motif gelombang air tadi, tersembunyilah dua inisial yang kalau diamati dengan saksama baru terbaca8 KBK . ?endadak, terdengar bunyi angin yang bertiup bagai seruling. ?enggoyangkan kentungan-kentungan bambu yang tergantung di tepi atap, yang seketika melantunkan bebunyian merdu. 1eenan bergidik kedinginan saat angin itu mengembusi kulitnya. Eamun, ia masih belum ingin beranjak. 2a teringat bebunyian itu. -ebih dari setahun yang lalu, bercampur dengan satu lagu yang dulu ia putar hampir tiap malam saat memahat sendirian di sini. -agu yang selalu mengingatkannya pada orang yang sama. Pelan, hanya untuk didengar dirinya sendiri, 1eenan mulai bersenandung8 &And my bitter pill to s!allo! is the silen"e that I keepC hat poisons me, I "an)t s!im freeC he river is too deepC I am no !orse in love !ith your ghostC In love !ith your ghost ...' Eada terakhirnya menggantung di udara. ?enyisakan suara bambu dan suara-suara dalam kepalanya. 1eenan teringat kata-kata -uhde. 1enangan hanyalah hantu di sudut pikir. *an selama ini, ia telah memelihara sebuah cinta pada kenangan, pada ,ujud yang tak lebih dari bayangan, sekalipun 1ugy adalah bayangan terindah yang pernah hidup dalam hatinya. 1eenan memejamkan mata. ?eresapi perih yang merasuki seluruh sel tubuh. Eamun, ia pun tahu, sudah saatnya ia melepaskan bayangan itu. 1eenan mengecup pelan pahatannya. J1ecil ... mungkin ini memang bukan untuk kamu,K bisiknya. Baru sekali itu 1eenan merasakan perihnya perpisahan yang dilakukan sendirian.

225

Hari hampir pagi. 1okok ayam sudah terdengar dari berbagai jurusan. <emburat matahari mulai terlihat, perlahan menggeser jernih langit malam dan bintang-bintang. 1eenan tahu kamar itu tidak dikunci. *an ia pun tidak berniat membangunkan si empunya kamar. Hati-hati, ia membuka pintu kayu itu. ?elangkah sepelan mungkin. ;ampak -uhde tertidur pulas dengan ,ajah damai, tubuhnya terbungkus selimut sampai leher, dan rambutnya yang panjang tergerai bebas di atas bantal. *engan gerakan serba lambat karena tak ingin menimbulkan suara, 1eenan meletakkan pahatan kayu tadi di sebelah -uhde, lalu berkata lirih, J<elamat ulang tahun ....K

Bandung, Mei ())1 ... 7ko kembali janjian dengan 1ugy di Pemadam 1elaparan. ?akan siang bersama, seperti yang biasa mereka lakukan setidaknya dua kali seminggu belakangan ini. <ebuah ritme baru yang benar-benar menjadi oasis bagi 1ugy setelah sekian lama. 7kolah satu-satunya sahabat terdekat baginya sekarang. <iang itu, 1ugy membahas rencana pengambilan <1<-nya dua semester ke depan. pa yang ia rencanakan membuat 7ko tercengang-cengang. iniNK ?ata 7ko seperti mau lompat keluar dari ,adahnya. J;erus ... semester depan lu udah bisa skripsiNK 1ugy mengangguk sambil tersenyum-senyum kecil. JAah, 0y ... ,aaah ...K 7ko geleng-geleng kepala, J2ni

1ugy memperlebar cengirannya. JCoba tolong diperjelas, 22(

maksudnya Onggak elu bangetM itu, apaNK J0ua tahu, lu kalo udah terobsesi sama sesuatu memang kayak orang kesurupan jin Prambanan, suka rajin nggak pernah lu segila ini sama sekolahN Eapsu banget sih pingin lebar. 1ugy terbahak. JBerarti, selama ini kita temenan sejak <?P masih belum cukup untuk lu memahami gua luar dalam. 0ua napsu pingin cepet lulus bukan karena gua cinta kuliah. .ustru gua pingin cepat-cepat keluar, makanya gua ngebut gila-gilaan.K 7ko mengeluarkan OoohM panjang. ?atanya mendelik penuh arti. J.adi ... ceritanya ada yang mau kabur dari sesuatu, nihNK 1ugy mengerutkan kening, J1abur apaan, sih.K Eamun, sesuatu tersentil di dalam hatinya oleh ucapan 7ko barusan. ir muka 7ko berubah serius. J0y, gua nggak pernah mau tanya macem-macem sama lu karena gua menghargai priva"y lu. 0ua tahu lu bukan tipe orang yang dikit-dikit curhat. .adi, selama ini gua lebih banyak nunggu bola. 1alo lu mau cerita, ya syukur. 1alo nggak, gua juga nggak akan maksa. ;api, please, gua cuma mau tanya satu hal8 ada apa dengan lu sejak setahun yang laluN -u berubah drastis, menarik diri, dan kita nggak pernah tahu kenapa.K -ama 1ugy menatap 7ko, tanpa bisa bersuara. *i tenggorokannya sudah membuncah aneka cerita yang siap muntah keluar. Eamun, lagi-lagi, ia merasa lumpuh. 1ugy pun menggeleng sambil tersenyum tipis, J<ori, ya, 1o. 0ua masih belum bisa cerita.K 7ko menghela napas panjang. J-u nggak kangen masamasa geng midnight kita /aman dulu, apaNK 226

J1angen,K ja,ab 1ugy pelan, Jtapi gua juga nggak keberatan dengan kondisi sekarang. 1adang-kadang, rasanya lebih enak malah. -ebih lega.K J;erserah, deh,K sahut 7ko seraya mengangkat bahu. 1eduanya terdiam. J0ua kangen 1eenan,K kata 7ko tiba-tiba. J*ia ke mana, yaNK Hati 1ugy seperti kena setrum di gardu listrik begitu mendengar nama itu disebut. <ebisa mungkin, ia berusaha tampak tenang dan tak terpengaruh. J-u kan sepupunya, nggak bisa tanya keluarganya yang di .akartaNK J1eluarganya aja nggak tahu dia di mana.K JIh,K gumam 1ugy pendek. ?eski air mukanya tak berubah, tapi timbul gelombang besar dalam hatinya. 0ila, ya. 1ok bisa gitu, sihN 0ua nggak ngerti ...K tahu-tahu 7ko mendongak menatap 1ugy, Jlu berdua tuh emang orang sih lu padaNK 1ugy tak kuat menahan senyum melihat se,otnya 7ko. J?arah-marah kayak gitu pertanda sayang, tauk.K J<ayang-sayang ... nyebelin lu, 0y,K sahut 7ko sambil manyun. J;api gua masih berminat kok jadi temen lu lamaan dikit. ?ungkin karena sayang, atau mungkin karena pada dasarnya gua hobi mengoleksi spesies langka dan jelek kayak lu.K 1ugy terta,a. &I love you, too.'

'$ud, Okt%$er ())1 ... ;idak sampai setahun. -ukisan 1eenan mulai ramai dibicarakan orang. Eamanya mulai beredar di kalangan galeri 22$

dan kolektor. Eamun, 1eenan belum berminat untuk masuk ke pasaran galeri .akarta, ia bertahan di galeri Pak Aayan di @bud. Beberapa kolektor yang pernah membeli karyanya dengan rajin menanyakan lukisannya yang terbaru, dan peminat baru yang tertarik pada karyanya juga terus bertambah. Eamun, tidak ada yang segesit kolektor yang satu itu. Pembeli lukisannya yang pertama. 2a bahkan seolah-olah membaca siklus kreati3itas 1eenan. .arang sekali ia keduluan oleh pembeli lain. <epertinya ia terobsesi untuk mengumpulkan seri lengkap dari lukisan serial 1eenan yang sekarang mulai digunjingkan di mana-mana. 1eenan sendiri merasa lucu ketika tahu lukisannya menjadi perebutan dan perbincangan. *i hadapannya terbuka buku tabungan yang baru dibukakan oleh Pak Aayan. <etelah mengalami masa-masa tersulitnya di Bandung, ia tak pernah bermimpi akan punya uang sebanyak itu. *an tibatiba 1eenan tergerak untuk bertanya, &Poyan ... apa jadinya kalau saya tahu-tahu mentokN .enuhN tau ... gimana kalau orang-orang itu yang bosan dengan lukisan sayaNK Pak Aayan terkekeh pelan mendengar pertanyaan itu. 2a menarik kursi lalu duduk di hadapan 1eenan. J1ita memang tidak pernah bisa menduga selera kolektor. 1ita juga tidak pernah bisa mengendalikan pendapat kurator. ?ereka itu musiman seperti buah,K ja,ab Pak Aayan sambil tersenyum lebar, Jtapi, kekha,atiran kamu ada benarnya. <ebenarnya diri kita sendirilah yang paling susah diduga. J kan ada satu saat kamu akan bertanya8 pergi ke mana semua inspirasikuN ;iba-tiba kamu merasa ditinggal pergi. Hanya bisa diam, tidak lagi berkarya. 1ering. ;api tidak selalu itu berarti kamu harus mencari objek atau sumber inspirasi baru. <ama seperti jodoh, Ean. 1alau punya masalah, tidak berarti harus cari pacar baru, kanN ;api rasa 29'

cinta kamu yang harus diperbarui. Cinta bisa tumbuh sendiri, tapi bukan jaminan bakal langgeng selamanya, apalagi kalau tidak dipelihara. ?engerti kamuNK 1arena tidak yakin, 1eenan memilih untuk menggeleng. Pak Aayan berpikir sejenak. JBegini. <ekarang kamu sedang menjalin cinta dengan .enderal Pilik. Cerita-cerita itu menjadi sumber inspirasi kamu. .odohmu. <upaya .enderal Pilik bukan cuma hidup di buku tulis itu, melainkan di hati kamu, cinta itu harus dipelihara. <elama .enderal Pilik belum benar-benar hidup dan mendarah daging bersama kamu, selama itu kamu harus selalu hati-hati. ?engertiNK 1ali ini 1eenan mengangguk. Eamun, ia tak menduga, betapa dalam makna yang tersembunyi dari percakapan sore itu.

Jakarta, malam tahun $aru ())( ... <aat semua orang rumahnya sudah tertidur. 1ugy memilih tetap terjaga di teras depan. Bertemankan obat nyamuk bakar dan <antai, anjing basset cokelatnya, yang sedari tadi tertidur santai di kakinya. *ua kali tahun baru ia le,atkan tanpa resolusi apa-apa. Berbeda dengan kebiasaannya yang gemar melakukan ritual menulis target dan khayalan di atas kertas lalu menyembunyikannya di satu tempat untuk dibaca lagi pada malam tahun baru berikutnya. Persis seperti <antai yang gemar menyembunyikan tulang di satu tempat, untuk satu hari kembali ia gali dan nikmati. Eamun, di hadapannya terletak secarik kertas dan pulpen. Hanya saja bukan untuk resolusi. <etelah sekian lama merenung, 1ugy pun menyambar pulpen dan mulai menulis8 291

2eptunus, kali ini saya benar-benar berharap surat ini betulan sampai ke laut. Kenapa begitu1 Karena saya kepingin -u-ur. saya kangen sekali. 5aya kehilangan sekali. %an, saya merasa, malam ini dia dekat sekali dengan laut. itip salam, ya. A!as kalo nggak disampein. 5aya mogok -adi agen. 1ugy melipat kertas itu menjadi perahu. Baru siang nanti ia bisa menghanyutkannya di kali dekat rumah. 1husus untuk malam ini, ia harus memikirkan cara lain. 1ugy lalu mendekapkan surat itu di dadanya. ?emejamkan mata. ?engkhayalkan bentangan laut luas dan suara ombak. 2a pernah bilang pada 1eenan, suara ombak adalah lagu alam yang paling merdu. *an 1ugy kini merasa mendengar ombak bersahutan. %i mana pun kamu ... semoga pesan ini sampai, meski tanpa perahu ... aku sangat kehilangan kamu.

"anur, malam tahun $aru ())( ... *i tepi pantai, 1eenan melamun menatap ombak laut. ?enyadari bah,a akan selalu ada saat di mana ia merasa harus berhenti, memikirkan sosok satu itu. Kamu pasti senang sekali kalau bisa di sini ... dekat dengan laut ... kamu pernah bilang, suara ombak adalah lagu alam yang paling merdu. Eapas 1eenan menghela panjang. 5edang apa kamu sekarang, Ke"il1 ngan suara perempuan yang juga memanggil namanya. 1eenan kembali diingatkan, ia sedang berada di tengah-tengah pesta tahun baru di rumah milik teman baik Pak Aayan. Halaman belakang yang langsung menghadap pantai memungkinkannya untuk sejenak menikmati keluasan ini 292

tanpa perlu diusik kerumunan orang. JEan, ayo, ke dalam sebentar. 1amu dicari Pak Aayan,K ajak pria itu. <ementara -uhde langsung beringsut ke sisi 1eenan dan merangkul lengannya. 2a begitu bersinar dan ceria malam ini. @ntuk pertama kalinya, -uhde menghadiri sebuah pesta. Eamun, yang paling membahagiakannya adalah semata-mata ia bisa mele,atkan pengalaman pertama ini dengan 1eenan. J?aaf, ya. <aya sempat keluar sebentar dan ninggalin kamu. Eggak pa-pa, kanNK kata 1eenan seraya mengelus pelan punggung tangan -uhde. J;idak apa-apa, dari tadi saya ditemani ngobrol,K -uhde melirik pria di sebelahnya. 1eenan terta,a kecil, J;erima kasih udah mau dititipin -uhde, ?as. <emoga nggak kapok.K &2o problem. <eru kok ngobrol sama -uhde. Pintar, dan banyak kejutan,K sahut pria itu sambil melempar senyum. Hampir otomatis, -uhde langsung menunduk tersipu, sesenggol. Eamun, dalam hatinya, ia senang bukan main. -uhde tahu, pria itu bukan orang sembarangan. *ialah pembeli lukisan 1eenan yang pertama, dan kini pria itu dan 1eenan tak ubahnya dua orang sahabat. <etiap kali datang ke Bali, pria itu selalu mampir ke galeri, menyempatkan ,aktu untuk berjalan-jalan dan ngobrol bersama 1eenan dan keluarganya. *an malam ini, pria itu bahkan memilih bertahun baru bersama mereka di Bali. ?ereka bertiga lalu kembali ke rumah. <ambil berjalan, 1eenan menyempatkan diri untuk menoleh ke arah laut untuk terakhir kalinya. *ari kejauhan, sisa tiupan terompet kertas masih terdengar. 1embali mengingatkannya bah,a tahun baru telah dimulai. -embaran baru telah dibuka. 299

2#+ 2%N2I %(%L%H 2%N2I

1epalanya pun berputar. ?enghadap ke depan. ?eninggalkan pantai di belakangnya. Jakarta, Januari ())( ... 1ugy telah lulus seminar dengan nilai . *an ia merayakannya dengan pulang ke .akarta setelah berbulan-bulan tidak pernah pulang. Pada ?inggu siang itu, seluruh anggota keluarganya komplet berkumpul di ruang te3e. 1eriuhan dan lemparan celetukan menjadi ciri khas setiap kali J;he 1 >amilyK berkumpul. J.adi, semester depan kamu tinggal skripsi, 0yNK tanya kakak perempuannya, 1arin. &6up!' J1e3iiin ... kok lu lelet, siiihN *9 tapi udah mau empat tahun dan masih belum menunjukkan gejala kelulusan. 1alah sama 1ugy yang <1,K timpal 1arin lagi sambil menjitak kepala 1e3in, adik laki-lakinya. dong, gue kan gaul, penuh prestasi, 1ugy kan rang aja dia cepet kuliahnya. Eggak ada kegiatan lain.K 29# nerd. =a te-

J1oleksi -shirt ...K celetuk 1ugy. J1e3in B <i Panitia <ejuta ,vent, K 1arin menambahkan sambil terkekeh. JEah, lu bikin kausnya, gih. Eanti acara apa pun lu cukup pakai satu kaus itu aja.K J2ya, 1e3. 1amu tuh kok jadi panitia terus tohN Bentarbentar minta i/in nggak kuliah, bilangnya karena jadi panitia gerak jalanlah ... lomba caturlah ... pameran motor ... kejuaraan bulutangkis ... fashion sho! ... kok, nggak ada habisnya,K komentar ayahnya sambil lalu. 1ugy terpingkal-pingkal.

1e3in. J2tu namanya nggak menikmati hidup ....K J?emangnya sesudah lulus nanti, kamu mau ngapain, 0yNK tanya 1arel, abangnya yang paling besar. J1erja apaNK 2bunya bertanya. J.adi panitia,K cetus adik bungsunya, 1eshia, sambil cekikikan. J0y ... 0y ...K 1e3in gantian geleng-geleng, Jemangnya enak cepet kerjaN 1erja tuh capek, tauk. 7nakan juga kuliah. ;uh, entar hasilnya kayak 1arin, badannya tinggal tulang sama dosa doang.K J0ue bukannya gemuk, kakakku sayang. ;api kurang tinggi,K 1e3in membela diri. J1amu berminat kerja di bidang apa, 0yNK tanya 1arel lagi. JHmm ... yang pasti harus ada nulis-nulisnya, tapi kalau bisa bukan ,arta,an, karena aku nggak terlalu bakat di jurnalistik.K 29)

J-u bukannya mau jadi ... apa dulu, tuhN ;ukang ...,K 1e3in berusaha mengingat-ingat, Jtukang ....K J;ukang ban,K cetus 1eshia lagi.

J.uru dongeng,K ralat 1ugy sebal. J7ntar aja, kalo udah tua, udah pensiun. 1alo dikerjain sekarang, mana ada duitnya.K 1arel mengangkat alis. J;umben 1ugy mikirin duit,K ujarnya. J<ekarang aku udah realistis,K kata 1ugy sambil tersenyum sekilas. da rasa getir di mulutnya saat kalimat itu terucap. JIke, aku akan bantu cariin, ya. da temanku yang lagi set-up perusahaan advertising sendiri , siapa tahu dia butuh "opy !riter . Eanti aku tanyakan. ?ungkin kamu bisa magang dulu, sambil nunggu ,isuda. =ang penting kamu selesaikan skripsi kamu dulu semester ini,K kata 1arel. hut 1ugy bersemangat. JBaru semenit yang lalu ngaku-ngaku realistis, sekarang udah ngomong nggak usah digaji. *asar lu mental rela,an, ta,a. panitiaan lu yang seabrek itu ada duitnya, seratus ribu aja sekali, sekarang lu udah punya rumah sendiri kaliii ...K 1arin terta,a lebih keras lagi. Eamun, pikiran 1ugy sudah terbang jauh, menuju kelulusannya, menuju hari pertamanya bekerja. pa pun ... di mana pun itu ... yang penting ia bisa keluar dan membuka halaman baru.

295

'$ud, Maret ())( ... Pak Aayan memandangi keponakan perempuannya yang tengah tekun menulis di bale. ;angan mungil itu tampak asyik mencorat-coret di atas notes tebal yang selalu diba,anya ke mana-mana. ?eskipun sudah dibelikan satu set komputer, -uhde tetap lebih suka menuliskan cerita dengan tangan. J*e, sedang nulis cerita apa kamuNK tanya Pak Aayan lembut, seraya duduk depan -uhde. JCerita anak-anak, Poyan, K kata -uhde, dan tangannya terus menulis. J1amu masih serius ingin jadi penulis, yaNK J2ya, Poyan. <aya mau menulis cerita anak-anak, nanti 1eenan yang buatkan gambarnya.K Pak Aayan tertegun. *ipandanginya lagi -uhde dengan matanya yang berbinar penuh semangat, keseriusan dalam nadanya, seolah-olah ia tengah mencurahkan seluruh hidup dan ji,anya ke dalam kertas. 9' K J*e ... Poyan ka ngomong ke-ep. -uhde langsung meletakkan pulpennya, menutup bukunya. .ika Pak Aayan sudah mulai bicara dalam bahasa Bali padanya, berarti pamannya itu sedang ingin membicarakan sesuatu yang serius. 1edua orang itu lantas duduk berhadapan. JPoyan mengerti, kamu sudah mulai de,asa. Hatimu sudah ingin pergi ke satu tempat, berlabuh, dan menetap. ;api, perjalanan hati itu bukannya tanpa risiko.K selalu terjadi ketika ia malu atau risi. J?aksud apaNK Poyan

9'

Poyan ingin bicara sebentar.

29(

J*ari semua orang di rumah ini, Poyan yang paling dekat dengan kalian berdua. Poyan bisa merasakan perubahan di antara kalian ...K 1ening -uhde berkerut tanda protes, J<iapaLNK J kamu dan 1eenan,K Pak Aayan dengan lugas berkata. -uhde tak bersuara lagi. Hanya matanya saja yang mengerjap gugup. JHati-hati, *e. Pelan-pelan. .atuh sedikit-sedikit, jangan sekaligus. Belajar dari pengalaman pamanmu sendiri ...K ujar Pak Aayan lembut. Eamun, senyum samar di ,ajahnya itu terlihat getir. Perlahan, -uhde mengangguk. 2a tahu kisah yang dimaksud pamannya. J;idak mudah menjadi bayang-bayang orang lain. -ebih baik, tunggu sampai hatinya sembuh dan memutuskan dalam keadaan jernih. ;anpa bayang-bayang siapa pun,K lanjut Pak Aayan lagi. *itepuknya bahu -uhde pelan, lalu beranjak pergi dari sana. -uhde mematung lama di tempatnya. ?erenungi sekian banyak hal yang otomatis berseli,eran di dalam kepalanya jika hal satu itu disentuh. ;erakhir, matanya berlabuh pada buku tulisnya sendiri. ?enyadari apa yang selama ini telah ia usahakan dan upayakan dengan sepenuh hati. ?enyadari bayang-bayang apa yang dimaksud oleh pamannya. ?atanya pun terasa panas.

Bandung, Mei ())( ... 7ko terlambat datang lagi. Padahal Eoni sudah harus berangkat dari tempat kosnya sejak sepuluh menit yang lalu. <etengah tahun terakhir ini, Eoni mengajar les pri3at Bahasa 296

2nggris untuk anak-anak <?P. <eminggu sekali ia pergi ke rumah salah satu murid lesnya untuk mengajar. *engan ,ajah memberengut dan tangan melipat di dada, Eoni menunggu di teras depan. Beberapa tasnya yang berisi kertaskertas dan buku-buku sudah terparkir di dekat kaki kursi. ?elihat pemandangan itu, 7ko sudah langsung membaca nasib apa yang akan menimpanya. JEonL Eoni mengangkat semua barang ba,aannya. Bergegas menuju >uad dengan mulut terkunci rapat. J<ini, aku ba,ain ...K JEggak usah,K sambar Eoni ketus. J@dah, langsung pergi aja. ku udah telat banget, nih.K J<ori banget, Eon ...K ku bisa naik angkot kok, atau naik taksi, atau nebeng sama siapa kek. ;api kalo gini kan jad,alku jadi berantakan. 1asihan murid-muridku jadi nungguin. 1amu ke mana, sihNK J;adi ada emergen"y, Eon. <oriii ... soriii ...K 7ko memohon-mohon ampun. J,mergen"y apaNK J1omputernya 1ugy sempat "rashed , sementara dia kan udah mau sidang dua minggu lagi. .adi tadi dia panik banget, dan aku nolongin dia ba,ain komputernya ke tempat ser3is. @ntung datanya bisa selamat. 0ila. Eggak tahu apa jadinya deh kalo sampai harus ngetik ulang lagi.K Eoni ingat, sudah beberapa minggu belakangan ini, 7ko bolak-balik ke tempat kos 1ugy dengan alasan membantu anak itu skripsi. Bahkan pernah satu kali 7ko terpaksa membatalkan janji kencannya dengan Eoni karena membantu 1ugy mengetik sampai malam. <epanjang jalan dari tempat kosnya menuju rumah murid lesnya, Eoni diam membisu. 29$

>uad berhenti di tepi pagar rumah yang dituju. 7ko mematikan mesin dan menatap Eoni dengan putus asa, JEon ... ngomong, dong. 1amu kan biasanya maki-maki, ngomelngomel, apa kek ... jangan diam gitu, dong. -ebih baik kamu marah-marahin aku daripada aksi bisu gitu.K <ambil menenteng tas-tasnya sendirian dengan susah payah, Eoni keluar dari mobil. 7ko buru-buru keluar dari mobil menyusul Eoni yang berjalan cepat seperti orang minggat. J-ebih baik, kamu tungguin aja tuh 1ugy selesai sidang, baru ketemu aku lagi. Percuma kalo sekarang-sekarang. tukas Eoni pedas seraya terus berjalan.

Bandung, Juni ())( ... <ambil diiringi album *uran *uran dan berjoget-joget kecil, 1ugy mengecek lagi kelengkapan dokumennya untuk presentasi besok, termasuk catatan-catatan yang sudah ia buat untuk menja,ab aneka pertanyaan saat sidang. ?emastikan segala sesuatunya siap, termasuk dirinya. 2a lalu mengembuskan napas panjang. Hatinya siap. ?usik ini pun terasa makin sedap. J man terkendaliNK tanya 7ko, juga sambil berjoget kecil. J*elapan-enam, 1omandan,K 1ugy menja,ab mantap yuk, 1o. 1ayak joget prajurit gitu.K J<iapa takutNK kata 7ko sambil mengentak-entakkan kepala. J-ihat nih, 0y. ?aksud gerakan kepala ini nih, gua ceritanya goyang-goyang kagum gitu. 0ua nggak nyangka 2#'

sobat gua jadi salah satu segelintir gerombolan laknat yang lulus di ba,ah empat tahun.K ?endadak 1ugy menghentikan joget prajuritnya. J1o ... makasih, ya,K ia berkata sungguh-sungguh. J0ua bener-bener berutang budi sama lu. Eggak tahu apa jadinya skripsi ini kalo nggak ada lu.K J@dah gua bilang, jangan sok melankolis di depan gua. =ang ada gua pingin nyolok mata lu,K 7ko terkekeh. J0ua serius, gila,K kata 1ugy lagi. J1alo ada apa pun yang bisa gua bantu buat lu, please let me kno!, ya. I o!e you one. K ?endengar itu, 7ko pun berhenti bergoyang. *iam, berpikir. J<ebetulnya ... ada, sih. 0ua pingin minta tolong sesuatu.K &Anything.' J0ua minta lu bicara sama Eoni setelah lu sidang. Baikan lagi, gih,K 7ko berubah serius, J0ua juga nggak jamin kalian langsung bisa akur. ;api setidaknya lu nyoba satu kali untuk bicara sama dia. IkeNK katanya lembut. JBuat guaN Please1' *ari semua kemungkinan permintaan 7ko, 1ugy paling enggan membayangkan yang satu itu. ;api janji adalah janji. 2a pun mengangguk.

Pintu itu membuka, dan Eoni langsung menyambutnya dengan ucapan datar, J=a. da apaNK J1amu masih marah, EonNK tanya 7ko hati-hati. JEggak penting,K ja,ab Eoni pendek, Jselama 1ugy belum sidang, apa pun jadi nggak penting ....K JBesok dia sidang,K sela 7ko, Jkamu bisa datang untuk kasih support. *ia pasti seneng banget kalo kamu ada.K 2#1

J*ia atau kamu yang senengNK kalah sama masalah beginian doangN ?asalahnya apa juga nggak jelas, tahu-tahu diem-dieman, terus dua-duanya sama-sama keras kepala. Heran,K 7ko mulai dongkol. JBuatku, masalahnya selalu jelas, yaitu8 dia E00 1 hat)s it!' tegas Eoni. J*an yang bikin semua ini makin-makin menyebalkan adalah karena kamu selalu ada JEoni ... itu nggak benar sama sekali. ku nggak berpihak, justru aku kepingin kalianL J1amu tuh naif atau pura-pura polos, sih, 1oNK Eoni berdecak tidak sabar, JEgaku aja, kenapa sihNK 7ko mengerutkan alis. JEgaku apaNK J1amu naksir dia dari <?P. .auh sebelum kita pacaran. 2ya, kanN *an sebagian dari diri kamu yang tergila-gila sama 1ugy tuh nggak berubah. 1amu selalu memuja dia. *ia nggak pernah salah buat kamu. ku tahu kamu sayang banget sama aku, dan kamu pacarku, tapi sebagian hati kamu selalu ada buat 1ugy. 2ya, kanNK Eoni setengah mati menahan tangis. <uaranya bergetar-getar. pa yang selama ini ia tahan-tahan akhirnya keluar juga.

yang seperti kamu sangka. mpun, deh. 1amu kenapa, sihNK seru Eoni putus asa. Pintu itu membanting di depan muka 7ko. *an seberapa kali pun dia mengetuk dan memanggil-manggil, pintu itu tak membuka.

2#2

29+ %(=:C%(:

<2* E0 yang dilakukan secara terbuka itu ditonton oleh teman-teman terdekat 1ugy. da mi, 2cal, 7ko, Bimo, dan beberapa teman lain. Hanya 7ko yang menunggu sampai pengumuman sidang. ?ereka berdua duduk di bangku taman dekat ruang sidang. ;idak banyak bicara. *engan dua gelas jus buah di tangan masing-masing, pandangan yang sama-sama kosong, menunggu dengan tegang. ?as *anar, petugas administrasi yang sudah akrab dengan 1ugy, tahu-tahu melongokkan kepalanya dari dalam J*ari muka ?as *anar kayaknya lu dapet , 0y ...K bisik 7ko yang berjalan di belakang 1ugy. J1ok, gua malah ngelihat di mukanya tergambar huruf C ... atau bahkan nggak lulusN Huuu ... tegang, nih, 1o ...K 1ugy melangkah sambil meringis-ringis. JEih, saya tempel, ya. <ilakan baca sendiri,K kata ?as *anar sambil merekatkan kertas hasil nilai pengumuman tiga sidang yang digelar tadi pagi. Berhubung hanya ada tiga nama di sana, dengan cepat 2#9

1ugy menemukan namanya. 2a dan 7ko sama-sama tercengang. J LplusNK teriak 7ko. 1ugy menutup mulutnya dengan kedua tangan. ?atanya sudah mau terjun bebas keluar. J1ooo ... gua nggak percaya ....K

goyang-goyang bahu 1ugy. <pontan, 1ugy membalik badan. ?emeluk 7ko erat. & hank you , ya, 1o. 1alo bukan karena lu, gua nggak akan mungkin bisa berhasil hari ini,K bisiknya terharu. 7ko sempat tersentak kaget dengan reaksi yang tiba-tiba itu. Eamun, lambat laun badannya yang mengunci mulai mengendur, ia pun mendekap 1ugy balik. J<ama-sama, 0y. 0ua hepi banget buat lu ...K tahu-tahu satu tangannya menjitak kepala 1ugy pelan, Jeh, a,as lu ya, jangan pakai acara nangis segala. @dah cukup gua jadi kacung lu dua bulan, jangan sampai bikin gua malah terharu atas kesialan gua selama ini ....K Perlahan, 1ugy melepaskan pelukannya. J<esudah ini, gua yang mengabdi jadi kacung lu,K katanya berseri. 7ko merogoh kantong, menyerahkan kunci mobil. J-u bisa mulai dengan jadi sopir.K J*elapan-enam, 1omandan,K 1ugy menyahut sigap. J?ari, saya antar. <aya kasih makan. <aya kasih minum. ;api nanti tetap saja 1omandan yang bayar.K gelak. *ari kejauhan, seseorang mengamati keduanya berjalan berangkulan. Eoni. Pagi tadi, ia merasa menyesal atas tuduhannya pada 7ko. *an, tiba-tiba, ia juga tergerak untuk menemui 1ugy ke kam2##

pus demi memberikan dukungan. *engan segala kegentaran dan keengganan yang padahal masih membebani hatinya, Eoni berhasil mela,an itu semua untuk akhirnya datang ke kampus dan mencari 1ugy ke ruang sidang. Eamun, apa yang dilihatnya barusan memupuskan keduanya. <ebagian dirinya remuk ketika melihat satu hal yang paling ia takutkan ternyata menjadi kenyataan. 7ko memang mencintai 1ugy. *an, dari apa yang ia lihat barusan, sepertinya cinta itu tidak hanya searah. Eoni berusaha keras untuk tetap kuat berjalan pergi dengan tegak. *adanya naik turun, menahan tangis. 2a berharap seandainya saja bisa terbang dan cepat-cepat pergi dari tempat itu. 2a tidak kuat lagi.

&asanya sudah lama sekali 1ugy tidak ke tempat itu. ;empat yang dihuninya dua tahun bersama Eoni. &umah pertamanya di Bandung. *an tak lama lagi ia akan meninggalkan kota ini. 1ugy berdiam sebentar, memandangi sudut-sudut di tempat kos itu. <udut-sudut yang membangkitkan rentetan kenangan di benaknya. 1ugy lalu menggeleng kepala sendirian, seolah-olah ingin menepis sesuatu. 1embali melangkah menuju kamar itu. <ekilas membaca tulisan8 EIE2 * . 1ugy mengetuk pintu. ;ak lama, pintu membuka, dan tampaklah Eoni yang terkejut bukan main. <ama sekali tidak menyangka kedatangan 1ugy. 1ugy mengangkat kedua sudut bibirnya tinggi-tinggi, terEoni tidak bereaksi sama sekali. Hanya menatap 1ugy dengan tatapan tidak mau diganggu. J0ua lulus sidang tadi pagi, Eon. *an 1arel udah cariin 2#)

gua kerja di .akarta, gua mulai coba magang sambil nunggu ,isuda. .adi, gua mau pamitan, sekalian pingin ngobrolngobrol aja,K dengan nada secerah mungkin 1ugy bercerita. JHmm. Boleh masukNK tanyanya hati-hati. Eamun, Eoni bergeming di tempatnya. J<elamat buat kelulusan lu. ;api gua lagi banyak kerjaan. <ori,K katanya dengan nada datar. J da yang bisa gua bantu, nggakNK 1ugy mena,arkan diri. Eoni hanya menggeleng. JEon ... sebenarnya gua pingin bicara sesuatu sama lu. 0ua pingin kita temenan lagi kayak dulu. 0ua mau minta maaf atas semuanya. <elama ini gua bingung mulai dari mana ...K terbata-bata 1ugy berusaha menjelaskan. J0y, gua hargai maksud lu,K sela Eoni, Jtapi buat gua, semua itu udah jadi sejarah. *an gua merasa lebih baik hubungan kita kayak gini aja. .auh lebih mudah buat gua. Buat elu. *an mungkin buat 7ko.K <esuatu seperti menyodok hatinya tiba-tiba. Eamun, 1ugy tidak tahu pasti apa. J1enapa gitu, EonNK &ahang Eoni mengencang. 2ngin sekali rasanya ia muntahkan semua kekesalannya selama ini seperti berondongan peluru. Eamun, ia pun tak tahu harus memulai dari mana. J<eumur hidup gua temenan sama lu, gua harus mengakui lu lebih cantik, lebih pintar, lu serba bisa, tapi gua nggak mau sirik sama lu, karena gua sayang banget sama lu, 0y. ;api baru kali ini gua sakit hati sama lu, karena lu memanfaatkan semua kelebihan lu untuk kepentingan lu sendiri ....K Eoni berkata dengan suara tertahan. 1ugy terlongo mendengar kalimat-kalimat itu. Berusaha mencerna, memahami, dan tetap belum ia temukan maksud Eoni yang sebenarnya. J0ua tahu 7ko memang simpati sama kondisi lu. *ia sa2#5

yang sama lu. *ulu kita semua juga gitu. ;api jangan garagara cuma tinggal dia sendirian yang masih nganggap lu, terus lu merasa lebih. 1alo lu memang punya hati, lu bakal tahu menempatkan posisi lu di mana. Belagak temen, tapi makan temen. tau jadi orang asing, tapi nggak makan temen. 0ua sarankan lu pilih yang kedua. 1arena gua nggak punya tempat buat lu lagi, selain posisi itu.K napas saking kagetnya. J0ua nggak ada niatan kayak gitu sama sekali ... nggak pernah ada apa-apa di antara gua dan 7ko selain temenan doang ....K JIke. 0ua mau mengaku satu hal sama lu,K potong Eoni tajam, Jtadi siang gua datang ke kampus, mau kasih untuk lu sidang. Eah, sekarang giliran gua mau tanya sama lu,K muka Eoni semakin kencang, Jpernah nggak Ijos menemani gua dengan setianya berminggu-mingguN Pernah nggak gua meluk-meluk Ijos di depan umumNK 1ugy terkesiap. Berusaha setengah mati memahami apa yang tengah terjadi, apa yang Eoni lihat, apa yang Eoni kira. J staga, Eon ... maksud lu kejadian tadi siang di kampusN 0ua tuh ... ya ampun, Eon ...,K 1ugy nyaris kehilangan kata-kata, Jgua sobatan sama 7ko udah hampir sepuluh tahun, kita udah kayak kakak-adik. ?ana bisa lu samain hubungan gua dan 7ko dengan hubungan lu dan IjosNK J1alo lu memperhitungkan perasaan gua, lu nggak perlu membela diri kayak gitu. -u cuma perlu tahu diri. .angan sok polos, 0y. 7ko selalu punya hati buat lu. <ekarang tinggal gimana elunya aja. ?asih nganggap gua ada atau nggak.K 1ugy menunduk lunglai, mengingat perjalanannya setahun ke belakang, dua tahun ke belakang, tiga tahun ke belakang ... mendadak ia lelah luar biasa. J2tu adalah hal paling tolol yang pernah gua denger dari lu,K ucapnya 2#(

support

pelan. Hati Eoni langsung tertusuk mendengarnya. Eamun, ia berusaha tampak tegar. JEah, sekarang lu ngerti, kanN 1enapa gua tadi bilang nggak ada yang perlu diubah dari hubungan kitaN -ebih baik gini, deh,K cetusnya dingin. 1ugy pun mengangguk. J2ya, lebih baik gini.K Pintu itu pun ditutup. 1ugy pun membalikkan badan. Pulang. Begitu sampai di tempat kosnya, 1ugy tidak buang ,aktu. ?alam itu juga, ia berkemas-kemas. 2a akan pulang ke .akarta secepat mungkin. ;idak ada lagi yang menahannya di sini. <ama sekali. ?alam itu 1ugy pun memutuskan, segala kenangan dan perkara yang hanya akan membebani hatinya, ia buang jauh-jauh. Eoni resmi menjadi satu di antaranya.

Jakarta, Agustus ())( ... 1ugy mematut-matut diri di kaca. 1egiatan yang telah dilakukannya bolak-balik sejak setengah jam yang lalu. Barangkali inilah rekor terlama ia bercermin. <elama ini bahkan ia jarang menggunakan jasa cermin karena tidak terlalu peduli apa yang dilihatnya di sana. Eamun, hari ini, ia merasa ada yang benar-benar tidak beres. da yang salah dengan rok selutut yang dikenakannya, dengan sepatu hak lima senti yang menempel di kakinya, dengan "lut"h bag itu, dengan rambutnya yang mendadak ber3olume karena diroll sejak pagi tadi. J0ua kok ancur banget, sihNK keluhnya pada 1arin, yang merupakan penyalur semua barang yang kini ada di badannya itu. J=ang ancur adalah mata lu dan ,a,asan busana lu selama ini, 1ugy. 1alo orang mau ngantor, supaya tampak 2#6

menarik, enak dilihat, dan profesional, ya begini dandanan1arel, yang baru selesai sarapan, melongok dari pintu. J0y, berangkat, yukL 1alimatnya terhenti. 1arel bengong menatap adik perempuannya. J1amuLnggak salah info, kan, 0yN 1amu bakal jadi "opy-!ri-ter,' eja 1arel penuh penekanan, Jbukan fa-shion e-di-tor! 1arin mendelik se,ot. J1arel, ini namanya 5 67, ,okeN <esuatu yang bukan keahlian kamu. 5o ... leave it to the eApert, please1' J1arin, aku udah sering ke kantor advertising tempat 1ugy nanti kerja. Bosnya aja ngejins kalo ke kantor. *an 1ugy bakal ditempatkan di bagian kreatif. *alam hal ini, I am the eApert. 5o, please, jangan jadikan adik kita kelinci percobaan fashion -mu, okeNK balas 1arel tegas. 1arin melengos, Judah jelas, masalahnya di sini adalah kesenjangan selera.K ku aja, yaNK 2a pun berlari-lari masuk kamar untuk ganti baju. ;ak lama 1ugy kembali dari kamarnya. J1alo gini gimanaNK ia berdiri di ruang makan, meminta pendapat semua. 1ugy, berdiri dengan rok panjang hitam yang dibelinya untuk sidang skripsi, kemeja putih peninggalan penataran P-#, jaket jins 1arel yang nyaris menutup tubuhnya seperti sarung HP, dan tak lupa, jam tangan 1ura-kura Einja-nya yang mencuat hingga rasanya menggaplok mata. 1arel menelan ludah, kembali melirik 1arin, meminta pertolongan.

2#$

<ebelum masuk, 1ugy mengamati kantor itu sejenak. ;ertera tulisan besar ber,arna hijau daun di dinding batu8 dGoca*o. <egalanya masih serba baru. Berlokasi di derah perumahan .akarta <elatan, gedung mungil dua lantai itu sangat artistik dan bergaya galeri. *esainnya serba minimalis, tapi ada aksen ,arna-,arna berani seperti pintu dan kusen serba merah, patung-patung logam dengan lapis aluminium cemerlang. 1antor itu pun dilingkungi taman tropis bergaya Bali yang rimbun dan asri. 2nteriornya tidak kalah memukau. *ari mulai pencahayaan hingga furnitur, 1ugy segera tahu bah,a selera pemiliknya di atas rata-rata. *an dari terlihatnya barang-barang seni di mana-mana, dengan mudah 1ugy menyimpulkan bah,a pemilik kantor ini seorang pencinta seni yang bukan sembarangan. <ambil menunggu bersama 1arel di sofa depan, mata 1ugy tak henti-hentinya jelalatan ke sana kemari, mengagumi calon kantor barunya. ;ak lama, seseorang berjalan keluar menghampiri me1arel langsung bangkit berdiri, dan keduanya berangkulan akrab. 1ugy spontan ikut berdiri. 1aku. 2a menyadari sesuatu. .arang sekali ia terkesiap melihat seseorang. Eamun, kehadiran orang itu memang seketika mengubah atmosfer ruangan. *alam benaknya, 1ugy membayangkan sosok &emigius ditya yang jauh lebih tua. ;api ternyata pemilik biro iklan dGoca*o ini masih sangat muda, berpenampilan gaul dengan kemeja lengan pendek, jins hitam, dengan ,ajah tampan dan segar seperti baru keluar dari spa. J&emi, kenalin, ini adik gua, 1ugy,K 1arel menyorongkan 1ugy ke muka. J&emigius,K ia berkata ramah sambil menjabat tangan 1ugy, Jpanggil aja &emi.K 2)'

1arel menggeleng cepat, J 2o ... no , panggil OPakM &emi.K &emi terta,a renyah. J 2o, 1arel. &emi. Please.' 1ugy ikut tersenyum. J1ugy,K ia memperkenalkan diri. J?akasih banget ya buat kesempatannya,K kata 1arel lagi. J?udah-mudahan dia nggak malu-maluin.K & he K family1 0ua percayalah,K &emi tergelak, Jresume kamu juga sangat bagus, kok,K tambahnya pada 1ugy, Jdan kamu masuk pada saat yang tepat.K JIh, yaNK 1ugy terlongo. J1ita lagi banyak banget proyek baru, media "ampaign, pokoknya kenyang, deh. <udah bisa dipastikan kamu langsung sibuk,K ujar &emi santai, Jyuk, kamu bisa mulai sekarang. <aya kenalin dulu sama tim yang lain, ya.K 1ugy bisa merasakan telapak tangannya berkeringat pertanda gugup. ?asih terbayang jelas suasana kampus, tempat kosnya, <akola lit. &asanya semua itu baru kemarin ia alami. *an sekarang ia sudah memulai sesuatu yang sama sekali baru. ?endadak, 1ugy ingin terbang kembali ke Bandung saat itu juga.

2)1

29+ 3U0I UN 3$R UT%R

Jakarta, "e#tem$er ())( ... 1ugy tak percaya bisa lolos dari sebulan pertamanya di dGoca*o. 2a resmi menyandang titel pega,ai termuda karena dialah satu-satunya yang bekerja dengan status magang sambil menunggu ija/ah. 1ugy ditempatkan di satu tim yang dikepalai seorang "reative dire"tor yang juga memba,ahkan beberapa tim lain di dGoca*o. ;im yang ia tumpangi terdiri dari seorang art dire"tor bernama <iska, dan seorang "opy !riter senior bernama 2man. -antai ba,ah menjadi lantai area untuk bagian a""ount, sementara departemen kreatif menghuni lantai dua. <uasana lantai ba,ah lebih tertib dengan orang-orang yang berbaju lebih rapi, sementara lantai dua ingar-bingar, urakan, dan lebih berantakan. 1ugy adalah bagian dari lantai dua, menempati satu pojok berpartisi, dengan sebuah meja dan satu set komputer. &emi benar. 2a memang langsung sibuk luar biasa. <ebentar-sebentar ada yang nongol di balik partisinyaD J0y, tolong 2)2

di- s"an ya,K sambil menyerahkan setumpuk gambarD J0y, tolong fotokopi ini semua, ya,K sambil menyerahkan setumpuk dokumenD J0y, gambar yang udah ditandain, tolong diguntingin, ya. kita mau buat dummy storyboard,' menyerahkan setumpuk majalah dan gunting kecil. 1ugy merasa, satu-satunya pekerjaan yang belum diperintahkan padanya adalah membuat kopi atau teh, dan itu pun hanya karena sudah ada dan . 1adang-kadang, 1ugy merasa lebih tepat disebut ketimbang seorang -unior "opy !riter . .am kerjanya pun tak tentu. <ementara para dan sudah bisa pulang dari pukul enam sore, 1ugy kadang harus menetap sampai pukul sebelas malam, apalagi kalau sudah menjelang presentasi pada klien, padahal saat presentasinya nanti ia tidak pernah diikutsertakan. Begitu sampai di rumah, 1ugy pun harus menghadapi berondongan pertanyaan dari keluarganya yang begitu bersemangat dengan karier barunya. <ebentar-sebentar ada saja yang mengusiknya untuk bertanyaD J0y, gimana kerjaan luN Betah, nggakNKD J0y, udah bikin iklan apa aja, nihNKD J*enger-denger bos lu ganteng, yaNK. 1ugy selalu menja,ab apa adanya, bah,a selama bekerja di dGoca*o ia semakin ahli menggunting, memotong, dan cekatan memfotokopi. *an semua itu kelak berguna jika ia memutuskan untuk bikin kios fotokopi sendiri. 1adang, semua pertanyaan itu ia ja,ab dengan dengkuran, menggeletak di sofa ruang tamu dan tertidur sampai pagi.

sambil

.umat. Hari yang paling ditunggu oleh 1ugy karena berarti selepas hari ini ia akan punya dua hari untuk bermalasmalasan. <etidaknya, di akhir pekan besok, ia terbebas tugas 2)9

karena belum ada lagi pit"hing yang mendesak. Pikirannya sudah melayang ke akhir hari, ke tempat tidur, bermain dengan <antai, dan melalap tumpukan komik .epangnya yang sudah begitu banyak tertunda. Eamun, siang ini ia harus terjebak dalam rapat internal, membahas sebuah produk permen cokelat yang berencana akan kampanye besar-besaran. <ementara 1ugy tahu keterlibatannya tak akan lebih dari menggunting dan mens"an . <ambil mengaduk-aduk secangkir kopinya, 1ugy berusaha memasang tampang menyimak, padahal ia sudah mau mati bosan. 2man berusaha keras meyakinkan &emi atas usulan konsepnya, J;api teks ini "at"hy banget, Bos. ?emang banyak yang terpaksa dipersingkat, supaya ada ruang buat 3isual. ;api pesannya kan tetap jelas.K &emi berpikir, J2ya, sih. ;api ... kenapa, yaN <aya kok merasa belum ... kena. @dah banyak iklan produk sejenis yang pakai angle sama.K J1alo konsep tim kita sih lebih condong ke narasi, supaya bisa maksimal keluar. ;ammies BarLcokelat <,iss, real "aramel, "rispy !afer, hazelnut "rDme , bla-bla-bla ... kita push aja semua keterangan itu,K usul >ani, dari tim lain. &emi menggeleng. JBasi, ah. *an kayaknya nggak cocok J2ya, tapi, kan mau kliennya gitu. *ia pingin kualitas cokelatnya tersampaikan, karamelnyalah, ,afernya, rasanya, lagiNK desak 2man. 0ina, a""ount dire"tor, berdehem, J;eman-teman, tanpa bermaksud bikin kalian tambah stres, tapi sebenarnya iya, saya cuma mau ngingetin kalo mereka memang sengaja pit"hing dengan produk yang susah. ;api, begitu yang satu 2)#

ini gol, semua produk mereka bakal lari ke kita. ;ahun ini produsennya mau laun"hing empat produk di 2ndonesia. ;ammies Bar cuma kasus uji coba doang. ;api sekaligus yang paling menentukan.K J.adi, kita maju pakai yang mana, nihN ;im saya, 2man, atau >aniNK tanya ;asya, tim terakhir yang juga presentasinya ditolak mentah-mentah oleh &emi. &emi menghela napas. &5orry, guys. <aya masih belum puas.K ?uka-muka protes langsung bermunculan. 1erja keras mereka beberapa hari bisa jadi percuma, bahkan harus mengulang lagi dari a,al. &emi menebarkan pandangan, tatapan-tatapan gelisah yang menunggu keputusannya. 1ecuali yang satu itu. ?ata &emi tertumbuk pada 1ugy yang tampak mengaduk-aduk kopi di ujung meja sana, dengan satu siku menopang dagunya yang sudah mau roboh, dan kelopak setengah menggantung pertanda ngantuk nyaris pingsan. J<aya pingin tahu pendapat yang belum bicara. 1ugy, menurut kamu gimanaNK ?endengar namanya disebut, seketika kantuknya melesat kabur. 1ugy terduduk tegak. J1enapa ... pendapatN ;entang apa, yaNK =ang lain langsung cekikikan melihat pemandangan komikal itu. ntara 1ugy yang bagaikan murid tertangkap basah tidur di kelas, dengan &emi yang bagaikan guru killer siap menghukum. J2klan ;ammies Bar. pa pendapat kamuNK &emi mengulang. <uara itu menajam. Cekakak-cekikik di ruang itu makin menjadi. Benar-benar hiburan, pikir mereka semua. J?enurut kamu ... dari ketiga konsep tadi ... mana ... 2))

yang ... paling mengenaNK &emi sengaja melambatkan tempo bicaranya, seolah menjelaskan pada anak kecil. 1ugy diam sejenak, memeras otaknya agar memutar balik memori tentang rapat yang sudah berlangsung sejak sejam yang lalu itu, yang mudah-mudahan masih tersimpan di kepalanya. J?mm ... saya nggak suka tiga-tiganya,K akhirnya ia berkata. <uara keta,a-keti,i sontak lenyap. ?uka-muka jahil tadi berubah serius dalam sekejap. JIke. lasan kamuNK tanya &emi penasaran. J?enurut saya, tiga-tiganya standar.K <uasana yang sudah hening tadi sekarang beku. ;atapan tajam menghunjam 1ugy dari kiri-kanan. 1ali ini kantuknya benar-benar sirna, dan 1ugy mulai sadar apa yang barusan ia utarakan, plus konsekuensinya. ;api sudah kepalang basah untuk mundur. ;erpaksa ia melanjutkan, J;iga konsep tadi memang padat info, tapi cere,et. <ecara 3isual, tiga-tiganya memenuhi syarat tapi nggak nendang. 1alau saya jadi penonton, saya nggak kepingin beli, tuh. Biasa-biasa aja soalnya. Eggak bikin ngiler. 1ita harus membuat ;ammies Bar ini bikin orang penasaran dan kepingin coba.K 2man tidak tahan lagi, J;eori sih gampang. ;api realisasi konsepnya gimanaNK cetusnya dengan nada tinggi. 1ugy terdiam . 5umpah, aku -uga nggak tahu, balasnya dalam hati. Eamun, semua orang di ruangan itu sudah menanti ja,abannya seperti singa-singa kelaparan. ;erlalu ganas dan buas untuk diberi ja,aban Otidak tahuM. *an akhirnya, 1ugy memilih untuk menceletukkan apa pun yang le,at di pikirannya pertama kali. J0ini ... bayangkan8 tiba-tiba muncul ba"kground hitam, sunyi, tanpa musik, tanpa suara, seperti te3e kita mendadak mati, tapi tidak ... muncullah selapis ,afer, lalu mengalirlah 2)5

hazelnut "rDme , lalu selapis ,afer lagi, lalu melelehlah ramel, lalu mencairlah lapisan cokelat, menutupi semuanya, lalu berjatuhanlah butiran ri"e "rispy, lalu cokelat itu membeku. *engan efek bunyi yang dramatis. <eperti ,aktu 2ceman mau membekukan satu 0otham City. ;erakhir, cokelat itu terbungkus. ;ammies Bar. *an muncul satu kalimat8 1ele/atan ;anpa Banyak 1ata.K &uangan itu tetap sunyi. Eamun, sunyi yang kali ini lain. <emuanya hanyut bersama 3isualisasi ide 1ugy dalam pikiran mereka masing-masing. & agline -nya oke,K >ani berkata lirih. ?ukanya masih tidak rela, tapi ia sungguhan suka. JEggak standar,K ;asya mengakui. J<aya suka efek te3e mendadak mati itu,K lanjutnya lagi, Jdan efek 2ceman tadiL !hatever it is. $ut it)s memorable.' J.ujur, gua kayaknya jadi pingin beli, tuh. Egebayanginnya aja ngiler,K celetuk <iska. JPe-er berat memang jadi di 3isual, tapi gua optimis bisa banget dikejar.K 0ina terkekeh, J7konomis pula. Eggak usah pakai overdub, dan sebagainya.K 2man melirik ke arah &emi. *iikuti oleh semua mata. ;inggal dia yang belum bersuara.

"a-

-ingle,

&emi menepukkan tangannya ke meja, J<ip. %one, deal. ;ammies Bar, 1ele/atan ;anpa Banyak 1ata, efek dan 3isual persis dengan apa yang dideskripsikan 1ugy. -angsung jalan, yaN 1husus untuk pit"hing ini, saya mau 1ugy jadi pro-e"t leader . <iap-siap presentasi, ya, 0y. *ood lu"k &emi pun berdiri, menatap 1ugy hangat dan menepuk ringan bahunya, J E and good -ob.' 1ugy merasa darahnya mendadak hangat. *an ketegangan yang tadi mengunci tubuhnya berangsur mencair. ?ukanya berangsur berseri. 1ugy sadar, barangkali inilah 2)( ,K

akhir kariernya menjadi petugas prakarya dGoca*o, sekaligus hari pertamanya sungguhan JbekerjaK.

-ena langsung melesat ke rumah sakit begitu ia mendapat kabar dari kantor suaminya. <etengah berlari, kakinya melangkah terburu-buru di koridor, mencari kamar tempat dri diobser3asi. ;ak lama, .eroen pun datang menyusul, masih dengan seragam sekolah. *i kamar itu, suaminya terbaring dalam posisi setengah duduk. Aajahnya pucat. Eamun, tampak jelas ia berusaha kelihatan baik-baik saja. JHai, -ena ... .eroen ...K sambutnya dengan senyum yang dipaksakan muncul. JPapa kenapaN <akit apaNK tanya .eroen panik. JEggak pa-pa ... cuma stroke ringan. Eih ... tangan yang kanan tahu-tahu aja nggak bisa gerak. ;api sebentar juga normal lagi kok. 2ni udah mulai bisa gerakin jari dikit-dikit,K ja,ab dri, berusaha menenangkan anaknya. &5troke itu kenapa sih, ?aNK .eroen gantian bertanya pada ibunya. J?acam-macam, <ayang. Bisa karena terlalu capek, atau stres, atau ....K -ena bahkan tak sanggup menyelesaikan kalimatnya karena masih terengah dan sho"k, meski ia juga berusaha tampak tenang, kekha,atiran mendalam yang terpancar di mukanya tak bisa disembunyikan. dri bisa melihat itu. J ku nggak pa-pa. Betul. >isioterapi beberapa minggu aja pasti udah bisa normal lagi,K ucapnya lagi sambil mengelus lengan istrinya dengan sebelah tangan. J<emuanya akan normal lagi ....K 2a mengulang, lebih seperti untuk menenangkan dirinya sendiri. -ena termenung. Baginya, ini lebih dari sekadar masalah 2)6

apa yang tersembunyikan, dan apa yang masih akan terus membayangi keluarga mereka dari hari ke hari.

'$ud, "e#tem$er ())( ... <edari tadi tangannya sudah menggenggam kuas blok. 1an3as putih sudah siap di hadapannya. Eamun, tak sesapu pun ,arna tergores di sana. ;angannya seperti lumpuh. <ejak ia kembali melukis lagi dua tahun lalu, baru kali ini 1eenan merasa buntu. Perasaan itu sungguh asing. Bahkan menakutkan. 1eenan dapat merasakan energi kegelisahan yang bergerak menyusupi tubuhnya. -ambat laun, kian merasuk. 1eenan mulai resah. -angit sore yang cerah pun tak ada makna baginya hari ini. da yang salah. Eamun, rasanya tak bisa menunjuk apa-apa, siapa-siapa. ;ampak Banyu berjalan mele,ati bale. 1eenan langsung J*ia tadi pergi ke pura kota. <ebentar lagi pulang,K ja,ab Banyu sambil terus melenggang. Barangkali karena belum ada -uhde, pikir 1eenan. nya -ika dia ada di sini, semuanya baik-baik sa-a. ia memutuskan untuk berbaring, dan menunggu. Eamun, badannya bolak-balik terus seperti kepanasan. 1eresahan itu makin tidak tertahankan. 1eenan hanya menunggu, dan menunggu .... J1eenan ... kamu cari saya, yaNK <uara -uhde muncul dari belakang. <erta-merta 1eenan bangkit, mukanya lega bukan main. J*e, kamu kok lama banget sih perginyaNK ujar 1eenan seraya menarik tangan -uhde. 2)$

$iasakhirnya

-uhde terkejut dengan sambutan ekstra hangat itu. J1eenan sudah menunggu dari tadiN ?aaf, ya. ?mm ... memangnya kita janjianNK 1eenan terta,a lepas. JEggak, kita memang nggak janjian. ;api hari ini rasanya aneh. <eperti ada yang kurang. *an nggak tahu kenapa, saya merasa kehilangan kamu. neh rasanya kamu nggak ada menemani saya di sini.K -uhde menelan ludah. ;ak pernah membayangkan katakata itu akan terlontar dari mulut 1eenan. Belum usai kagetnya, ia dikejutkan lagi dengan 1eenan yang tahu-tahu merebahkan kepala di pangkuannya. J*amai sekali rasanya kalau sudah begini ...K gumam 1eenan. ?atanya memejam. ;ubuh -uhde menegang. Eamun, dibiarkannya 1eenan yang tampak begitu rileks beralaskan simpuhan kakinya. Pelan-pelan, -uhde berusaha membiasakan dirinya dengan kondisi itu, pemandangan itu. J*e, kok saya nggak bisa melukis hari ini, yaNK ;iba-tiba 1eenan bersuara. JHati saya hampa, kepala saya kosong. Eggak ada yang mengalir keluar seperti biasanya.K JAajar kalau 1eenan jenuh. <udah berbulan-bulan hampir tidak pernah berhenti berkarya,K ucap -uhde. J?ungkin saya jenuh, yaNK sahut 1eenan, Jtapi ... gimana kalau ternyata bukan sekadar jenuhN ?ungkin nggak sayaL *an 1eenan rasanya tidak bisa meneruskan ucapannya. J1adang-kadang langit bisa kelihatan seperti lembar hitam yang kosong. Padahal sebenarnya tidak. Bintang kamu tetap ada di sana. Bumi hanya sedang berputar,K -uhde melanjutkan dengan lembut. 1eenan mengembuskan napas panjang, berharap bah,a memang benar demikian. *igenggamnya tangan -uhde, lalu diletakkan di atas dadanya. JEggak tahu apa jadinya kalau nggak ada kamu,K bisiknya. 25'

?ereka berdua kembali ke dalam keheningan. Eamun, sepotong bisikan itu terasa bergaung memenuhi seluruh pelosok ruang batin -uhde. Belum pernah ia mendengar 1eenan mengutarakan perasaannya segamblang itu, sejelas itu. Belum pernah -uhde merasa sebahagia ini. Perlahan, satu tangannya bergerak, menelusuri rambut 1eenan. ?embelainya dengan penuh perasaan. -uhde berharap, dalam setiap gerakan jemarinya, 1eenan dapat merasakan apa yang ia rasakan.

251

60+ %5$N N:N-%>U%RIU&

Jakarta, "e#tem$er ())( ... Begitu kakinya melangkah ke lobi kantor, 1ugy langsung mendapat pesan untuk menemui &emi di ruangannya. 1ugy melirik jam. kibat persiapan presentasi ;ammies Bar, sudah empat hari terakhir ia masuk kantor di atas pukul sebelas siang. <etiap malam ia harus bekerja sampai larut, dan 1ugy benar-benar tidak sanggup membuka mata sebelum pukul delapan pagi. 1ugy tidak heran kalau hari ini ia bakal dapat teguran. J<iang, 1ugy. <ilakan masuk,K &emi menyambutnya dengan ceria. *i dalam ruangan itu ternyata juga sudah ada 0ina, a""ount dire"tor. J<ori, ya. <aya agak telat. 1emarin, sesudah presentasi, badan saya rasanya capek banget. .adi, di rumah saya sengaja tidur terus, takut sakit,K jelas 1ugy polos. JIh, ya. 1amu memang harus jaga kesehatan, 0y. Benerbener jangan sampai sakit. <oalnya ...,K 0ina tersenyum simpul, ia melirik &emi. 252

J;ammies Bar gol. 1lien kita suka banget sama konsep kamu. ?ereka mau laun"h kampanye besar-besaran,K &emi melanjutkan. J?ereka juga kepingin jalan dengan kita untuk semua produk barunya. ;api ...K 0ina berdehem, Jmereka kepingin ide yang secemerlang ;ammies Bar, konsep yang out of the boA , fresh , jadi ....K &emi langsung menyambar, J1ita mau kamu yang jadi pro-e"t leader untuk produk-produk mereka .K 1ugy ternganga. J<ayaN ;api ... kok ... kenapa sayaNK J1arena, saya pikir kamu punya syarat itu semua. 2de kamu fresh, out of the boA, dan justru karena kamu anak baru, kamu belum banyak distorsi ini-itu. 1amu punya karakter yang pas untuk spirit klien ini. *an jarang-jarang juga kita punya klien yang memilih untuk nggak Omain amanM. .adi, saya pikir, sinergi mereka dan kamu bakal cocok banget,K papar &emi lugas. J;api ... saya belum pengalaman ... presentasi aja baru ikutan sekali ....K J1an kamu punya tim, darling1 =a, mereka pasti bantu kamulah,K ujar 0ina sambil terta,a ringan. 1ugy berusaha mencerna ucapan yang barusan ia dengar. *iaL punya tim1 *ari tukang fotokopi, tiba-tiba sekarang dia punya tim sendiriN *alam hatinya, ia sudah ingin melorot ke lantai, terpingkal-pingkal. Aalaupun ia tahu &emi dan 0ina tidak main-main, semua ini terlalu lucu baginya. Eamun, ia berusaha setengah mati menunjukkan muka serius. JIke,K 1ugy menghela napas, bingung mau berkomentar apa, JjadiL J.adi, kalau kita meeting lagi, kamu punya kerjaan lain selain ngelamun dan nahan ngantuk,K cetus &emi dibarengi senyum kecil. 259

&0ongrats, ;ak lama, 1ugy keluar dari ruangan itu. 1embali ke pojok kecilnya. Cekakak-cekikik sendirian sepuasnya di sana.

<udah setengah jam 1ugy menunggu taksinya yang tak kunjung datang. 2nilah risiko jika pulang pada ,aktu standar orang-orang bubaran kantor, yakni kompetisi kendaraan umum yang sangat ketat. Eamun, 1ugy terlalu lelah untuk mencoba alternatif lain selain taksi. 2a hanya ingin duduk tenang di jok belakang, bahkan kalau mungkin tertidur, dan tahu-tahu sudah sampai di rumah. J1atanya mau pulang cepat.K 1ugy menoleh ke samping. &emi tengah berdiri di sisinya. Berpakaian lebih rapi dari biasa. J;aksi saya belum datang-datang,K ja,ab 1ugy, Jmau ada acara lagi, yaN &abu gaulNK 1ugy terkekeh. J;adinya memang mau ada appointment. ;api dibatalkan. 1amu mau pulang, yaN <aya antar sekalian, yukN ;aksinya di- "an"el aja.K *an sebelum 1ugy sempat membuka mulut, &emi sudah keburu berbicara pada nita, resepsionis kantor, untuk membatalkan pesanan taksi 1ugy. *an sebelum 1ugy merancang basa-basi untuk merespons ajakan tersebut, &emi sudah keburu berkata, J;unggu di sini, ya. <aya ambil mobil.K <ebentar kemudian, dia sudah menghilang. 1embali lagi bersama mobilnya di pelataran lobi, pintu depan yang sudah dibukakan, tinggal menunggu 1ugy melangkah masuk. 1ugy memasuki mobil &emi dengan sedikit canggung. Aalaupun &emi senantiasa bersikap rileks kepada para ba,ahannya, 1ugy tetap sungkan jika harus diantar pulang 25#

oleh bosnya sendiri. Eamun, &emi tampak datar dan biasabiasa saja. 1ugylah yang akhirnya memutuskan untuk meredam kecanggungannya sendiri. ?obil itu bersih sekali. Aangi jok kulit meruap bercampur pengharum mobil. lunan musik berkumandang sayup. *an, mendadak telinga 1ugy siaga. J*ead Ir li3eNK tanyanya langsung. ?ulutnya pun langsung ikut bernyanyi, &6ou spin me right round ... baby, right round, like a re"ord, baby, right round, round round ....' J1okLkamu tahu grup iniN <uka Ee, Aa3e jugaNK tanya &emi, takjub. J?emang dulu kamu udah lahir ,aktu /amannya lagu iniNK J=a udahlah,K 1ugy tergelak. J;api orang-orang bilang saya memang kelainan. 2ni tuh musik yang saya dengar dari kecil, dan selera musik saya, nggak tahu kenapa, dari dulu nggak berubah-rubah sampai sekarang. <aya kayak stu"k di musikM6'.Eggakbisadengaryanglain,K1ugymenjelaskan. J2ya. 2tu unik,K &emi pun manggut-manggut setuju, Jtapi saya nggak terlalu kaget. 1arel sudah bilang kalau kamu memang unik.K J*alam kasus saya, kata OunikM itu seringnya merupakan ungkapan halus dari kata OanehM.K JBagi saya, hidup terlalu singkat untuk dile,atkan dengan biasa-biasa saja. <aya orang yang sangat apresiatif terhadap segala sesuatu yang unik, aneh, dan nggak biasa,K &emi berkata tenang, Jmungkin karena itu juga saya mau terima kamu kerja di dGoca*o. 2ntuisi saya bisa membaui OkeanehanM. *an ternyata betul, saya nggak salah pilih.K <enyum 1ugy melebar tanpa bisa ia tahan. J&emi, makasih ya untuk kesempatannya jadi pro-e"t leader. <aya sadar banget, modal saya sebetulnya cuma beruntungL &emi langsung menggeleng. J1alau kamu menang lotere, itu baru namanya cuma modal beruntung. ;api kamu lain, 25)

kamu memang punya bakat alam. 1amu hanya tinggal jadi diri kamu sendiri, dan jadilah kamu di posisi kamu yang sekarang. =ang orang-orang seperti kamu butuhkan sebenarnyacumakesempatan.K 1ugy cuma bisa manggut-manggut pelan tanpa suara. ;erlalu salah tingkah untuk berkata apa-apa. 1ugy melempar pandangannya ke jendela sebagai distraksi, mengamati lalu lintas yang padat dan nyaris tidak bergerak pada jam bubaran kantor ini. J1amu buru-buru banget harus pulangNK &emi bertanya. J?emangnya kenapaNK J?acetnya parah, nih. ?endingan kita tunggu sampai agak lengang baru jalan lagi. 1eberatan, nggakNK JEggak P,K 1ugy menggeleng pelan. &emi menunjuk sebuah kafe yang terletak di tepi jalan, hanya seratus meter dari posisi mobil mereka. J1ita mampir ke sana dulu aja, yukN 1opinya lumayan enak.K JIke,K 1ugy mengangkat bahu ringan. Eamun, dalam hatinya ia tercengang-cengang sendiri. Hari yang aneh, pikirnya. ;ak hanya ia tiba-tiba naik pangkat drastis, ia juga diantar pulang dan diajak nongkrong oleh bos nomor satunya. ;ak sabar rasanya ingin menulis surat laporan untuk Eeptunus.

<elepas dua cangkir "appu""ino, dua porsi es krim, dan sepiring besar kentang goreng, mereka tak ubahnya dua teman sebaya yang berbincang asyik tanpa jarak dan hierarki. 1ugy lupa perbedaan umur mereka yang terpaut delapan tahun, dan kasta pangkat mereka yang bagaikan bumi dan langitL yang satu anak magang lulus kemarin sore, yang satunya lagi pemilik perusahaan. 1ugy bercerita dari mulai masa kecilnya hingga ter-

255

dampar di dGoca*o karena kesenangannya berurusan dengan kata-kata. <eperti biasa, ia bercerita dengan gaya pendongengnya yang bersemangat dan berapi-api. &emi bereaksi dari mulai mendengarkan serius, melongo, tersenyum, sampai terpingkal-pingkal. J?ulai menyesal kan merekrut aku jadi pega,aiNK 1ugy bertanya kocak sambil berkacak pinggang. 2a sudah benarbenar nyaman menjadi dirinya sendiri di hadapan &emi. J<ebagai pega,ai, saya tetap merasa kamu salah satu aset paling menjanjikan yang pernah saya temukan. <ebagai teman, iya, kayaknya saya mulai menyesal ...,K &emi terkekeh geli, Jtapi saya juga mau dong jadi agen rahasia Eeptunus ....K JTodiak kamu apaNK J-ibra.K 1ugy menggeleng dengan tampang serius, J<usah. <alah satu syarat dasar jadi agen Eeptunus adalah ber/odiak Huarius. 1alau -ibra, jadi agen apa ya cocoknyaNK J gen B@-I0 ... kerjanya nimbang beras.K JBoleh. 1arena agen Eeptunus juga butuh makan nasi, tohN palagi aku. .adi kita asas saling membutuhkan aja.K J1ayaknya nggak imbang, 0y. <aya kasih kamu nasi, kamu kasih saya apaN ir lautNK &5eafood,' ja,ab 1ugy mantap, Jbuat teman makan nasi. 0imanaN 1eren nggak, tuhNK JIke. Besok malam, yaN 1ita dinner di restoran da yang enak banget di &adio *alam. 1ita jalan jam 5-an aja dari kantor.K 1ugy merasa kejadian di lobi tadi berulang. .ika diibaratkan permainan silat, tanpa ia sempat mengambil kudakuda, dengan sigap dan lihai &emi sudah memasukkan serangan berkali-kali. *an 1ugy kalah telak. ;ak sempat 25( seafood.

bersiap dan tak sanggup mela,an. Perlahan, kepalanya mengangguk. ?enerima ajakan &emi.

Bandung, "e#tem$er ())( ... JPermisi ... ?bak EoniNK Eoni yang sedang menyapu kamarnya langsung menyandarkan sapunya ke dinding dan menghampiri pintu. ?ahasis,a angkatan baru bernama 7llen yang sekarang menghuni kamar sebelahnya sedang berdiri sambil memegang sesuatu di tangannya. J2ya, 7llen. 1enapaNK J?bak, tadi aku baru beres-beres lemari. ;erus ada satu dus yang ketinggalan. 2sinya cuma kertas-kertas sama barang-barang bekas gitu. ;adinya mau kubuang, tapi untungnya aku sempat periksa lagi. ku menemukan ini, ?bak ...K 7llen menyerahkan benda yang dipegangnya. 1otak persegi panjang berlapis kertas kado ,arna biru polos. Eoni menyambutnya dengan kening berkerut. Benda itu cukup tebal dan berat. Bentuknya mirip buku atau album foto. J=ang dulu tinggal di kamar ini kan temannya ?bak Eoni, yaN ?ungkin itu punya dia, ?bak,K kata 7llen lagi. J<aya belum pernah lihat barang ini sebelumnya, sih,K Eoni mengangkat bahu, Jtapi nggak pa-pa, saya simpan saja. Eanti kalau ketemu orangnya akan saya tanyakan. ?akasih ya, 7llen.K <epeninggal tetangga barunya, Eoni menimang-nimang benda itu di pangkuannya sambil merenung. <udah pasti barang ini milik 1ugy, pikirnya. *an Eoni merasa ketiban sial karena mau tak mau menjadi orang yang harus ketitipan barang 1ugy yang ketinggalan. 256

<elintas tebersit keinginan untuk membuka bungkusan itu, tapi Eoni ragu. khirnya ia membuka laci meja belajarnya, menyimpan benda itu di sana. 2ggak usah dipikirin. Eoni pun kembali menyambar sapu yang tersandar di dinding.

Jakarta, "e#tem$er ())( ... 1ugy menghitungi cangkang udang di kedua piring mereka. J1amu kalah dua,K katanya pada &emi. J;api di klasemen kerang rebus, kamu kalah tiga,K balas &emi yang sedari tadi menghitungi cangkang kerang. J1alo itu bukan salahku, tapi ketimpangan porsi dari restoran ini. 1alo di piringku ada ekstra sepuluh kerang, pasti semuanya juga kumakan, tauk,K protes 1ugy. udah cukup banyak buat jadi agen Eeptunus, nggakNK J<ebentar, sebentar,K 1ugy berpikir. J*alam primbon peraturan agen, andaikan agen non- Huarius ingin bergabung, maka syarat-syaratnya adalah8 pertama, harus jago makan seafood ....K J=ang itu udah lolos, dong,K sela &emi. 1ugy memandangi lagi piring-piring kosong hasil perjuangan mereka sejam terakhir. JIke, boleh, deh. <yarat pertama lolos. 1edua, harus bisa bikin perahu kertas ....K J<ini, saya buktikan,K kata &emi seraya menyambar seatas meja. *engan cekatan, ia melipat-lipat kertas itu, dan tak lama kemudian jadilah sebuah perahu.

&emi menggosokkan kedua telapak tangannya dengan mata berbinar, J<aya mulai optimis, nih. pa syarat berikutnyaNK 25$

1ugy berpikir lagi, dan berpikir. ;erakhir, ia tersenyum lebar-lebar. JBelum disusun sampai syarat ketiga ... hehe, menyusul, ya.K

J<ecepatnya saya ba,a perihal persyaratan ini ke forum departemen H&* 1erajaan Ba,ah -aut. Eanti dikabari lagi, ya, ?as. <abar ... sabar,K ujar 1ugy sok serius. ?endadak, ruangan itu jadi temaram. Beberapa lampu dimatikan. 1eduanya pun tersadar, restoran itu sudah mau tutup. Para pelayan sudah berdiri memandangi mereka dengan senyum dipaksakan. <opan, sekaligus ingin mengusir. <ambil menahan ta,a geli, keduanya beranjak dari sana. 1ugy tiba di rumahnya pukul sebelas lebih. J<alam untuk 1arel, ya,K kata &emi sebelum 1ugy keluar dari mobil. JEanti aku sampaikan,K 1ugy mengangguk, Jmakasih ya makan malamnya.K Pintu pun membuka, dan setengah kaki 1ugy sudah melangkah keluar. ;iba-tiba &emi menahannya, J0y, bentar. ;itip ini, ya,K katanya sambil menyerahkan perahu kertas yang tadi ia lipat di restoran. J2ni buat apaNK tanya 1ugy heran. JBuat kamu hanyutkan besok. <aya ingin kirim pesan buat Eeptunus,K &emi menja,ab halus, diikuti sorot mata yang menghangat. 1ugy tertegun melihat gradasi perubahan itu. J?mm ... pesanN 4ell, berarti kamu harus nulis sesuatu di kertas ini,K sahutnya cepat. 1ugy menyadari dirinya mulai gugup. &2o problem , sini, saya tulis dulu,K ujar &emi santai. 2a menyalakan lampu, mengambil pulpen dari tasnya, membuka lipatan kertas, menulis sebentar di atas dashboard, melipat ulang perahu itu dan memberikannya kepada 1ugy. 2('

J*an karena kamu kurirnya, kamu boleh baca isi pesan saya, kok,K tambah &emi lagi. *an sorot mata itu, entah kenapa, kian membuat 1ugy gugup. J<ebetulnya dilarang melakukan surat-menyurat sampai lamaran kerja positif dikabulkan, tapi ... aku coba, ya. Cuma nggak janji lhooo ...K 1ugy terta,a, siap menutup pintu. &It)s okay,' &emy mengangkat bahu, Jnamanya juga usaha. $ye, 0y. <ampai besok.K &$ye!' 1ugy melambaikan tangan. ?emandangi mobil itu melaju hingga hilang di tikungan jalan. ;anpa menunggu lebih lama, dibukanya lipatan-lipatan perahu kertas itu, membaca tulisan &emi yang tertera di bagian belakang pamMakasih sudah mengirimkan agen Kugy ke kantor saya, dan membuat malam ini men-adi malam yang sangat menyenangkan. 5aya nggak kepingin-kepingin amat kok -adi agen, saya lebih kepingin ditemani makan lagi sama agen kamu yang satu itu. Mudah-mudahan dia mau. 1ugy pun mematung bersama selembar kertas di tangannya. *i hatinya terasa ada kebingungan, kegugupan, dan juga ... rasa senang. 1ugy tak bisa menentukan mana yang lebih dominan. 1etiganya bercampur jadi satu. 7ntah namanya apa. 1ugy merasa satu-satunya pena,ar yang jitu adalah ... tidur.

2(1

61+ %RI&%N T:IL$T

Jakarta, Okt%$er ())( ... @ntuk pertama kalinya 1ugy ikut acara gathering biro-biro periklanan. <ebagai anak baru dan anak ba,ang, inilah malam pertamanya bergaul dan berinteraksi dengan sesama pekerja periklanan, melihat langsung tokoh-tokoh yang selama ini hanya ia kenal namanya saja, dan berkenalan dengan orang-orang dari berbagai kantor, dari mulai yang senior sampai sesama anak ba,ang. cara yang berlangsung di sebuah !ine lounge itu dihadiri hampir seratus orang. <edari tadi penganan yang disuguhkan adalah gelas-gelas berisi anggur merah dan putih, serta makanan-makanan ringan berukuran mungil yang diedarkan di atas baki. Perut 1ugy yang belum diisi nasi mulai menunjukkan reaksi pemberontakan. J2man ... di sini nggak bisa pesan nasi, yaNK bisiknya pada 2man. 2man kontan terta,a. J2ni !ine lounge, Eeng. *an kalo 2(2

udah jam segini kayaknya mereka udah nggak menyediakan makan besar. 1ecuali kalo lu keluar dan cari nasi goreng di pinggir jalan.K JIke, deh. hanks infonya,K ja,ab 1ugy masam. 2a menebar pandangan. <emua orang kelihatannya tidak ada yang bermuka kelaparan seperti dirinya. 7ntah karena mereka lebih berpengalaman sehingga sudah mengantisipasi dengan makan malam duluan, atau pergaulan dan !ine kadangkadang bisa mengenyangkan perut. =ang jelas, tidak baginya. ?atanya lantas tertumbuk pada &emi. ?anusia satu itu seperti madu yang dikerubungi para lebah. =ang melingkarinya semua perempuan. ;ampak jelas mereka berusaha sekali mencuri perhatian &emi dengan mengobrol, atau melucu, atau apa pun, hanya sekadar supaya &emi mengalihkan sebentar tatapannya dan meladeni barang satu atau dua kalimat. ?ereka yang baru bergabung berkesempatan untuk sejenak menyerobot, cium pipi kiri-kanan, sambil melingkarkan tangan mereka sejenak di pinggang &emi. Eamun, sesudah satu Otiket sosialM itu berlalu, mereka kembali harus menunggu giliran. 1ugy menontoni itu semua sampai akhirnya tersenyum geli. 7ntah apa yang mengarahkan tatapan &emi, tiba-tiba saja matanya menemukan 1ugy yang tengah mengamatinya. Buru-buru, 1ugy membuang muka. .antungnya seperti menciut mendadak. Malu-maluin , pikirnya. *an 1ugy tambah gelisah ketika menyadari bah,a &emi keluar dari lingkaran lebahnya, berjalan menuju tempat ia berdiri. J1ok sendirian, 0yN Eggak mingle1' tanya &emi yang sekarang sudah berdiri di sampingnya. J-agi cari makanan,K 1ugy menja,ab dengan cengiran lebar. J;uh ...K &emi menunjuk baki berisi roti-roti mungil dan 2(9

,keripik yang disajikan sejumput-sejumput di mangkok kertas. JCari yang porsinya lebih niat,K sahut 1ugy sambil menepuk perutnya, Janakonda-ku mulai aksi huru-hara, nih. 1ayaknya nggak mungkin lagi disumpal makanan basa-basi. ku pamit duluan, ya. ?au cari makan aja.K J<aya temani, yaN -ima belas menitN <aya pamitan dulu sama orang-orang. 1etemu di pintu depan, ya.K &emi pun melesat pergi. 1ugy tergagap mau mengatakan sesuatu, tapi manusia itu sudah lenyap di kerumunan orang. *ila, ngomong 8iya) a-a belum. 2a berdecak takjub atas kegesitan &emi. <ambil menunggu &emi, 1ugy pergi ke toilet. *i depan cermin, sekumpulan perempuan sedang berjajar memperbaiki dandanan mereka. <emuanya tidak ada yang ia kenal. Eamun, dengan cepat, 1ugy bisa mengikuti pembicaraan massal yang sedang terjadi di sana. J0ua mau dikerem seminggu sama dia.K J0ua sebulan. HayoNK J-u tahu <andy, 7-nya Gia dN *ia sempat sukses lho nge- date sama &emi.K Beberapa dari mereka langsung mangap. JHaaN <andyNK &%amn! 7u"ky girl!' J>aktor bemper depan, tuh ....K J;api, cuma sebatas kencan doang, nggak sampai pacaran.K J2yalah, segede-gedenya toket, mau diba,a sampai mana, sihN khirnya kan yang ngaruh tetap faktor kepala.K JBo, please, deh. *inding sekarang pada punya kuping,K seseorang berceletuk dengan setengah berbisik, J.adi, mak2(#

sud lo, <andy nggak punya otakN #ops!' ;a,anya langsung berderai, diikuti semua temannya. &4ell, siapa pun yang cuma modal bodi doang, nggak bakalan lama. 2ni kan /aman inner beauty.' J2ye, maksudnya apa yang ada di 8inner) ?ereka terta,a lagi. J.adi, sekarang &emi lagi nggak deket sama siapa-siapaN 5till eligible1' J1ayaknya masih. ?ata-mata gua di lpukat sih belum ngelapor apa-apa.K J7h, nggak ada anak lpukat, kanNK ;iba-tiba satu orang berceletuk. 1ugy langsung memalingkan kepalanya ke arah tembok. O lpukatM adalah julukan gaul untuk dGoca*o. *iam-diam, 1ugy bersyukur dengan status anak barunya sehingga mukanya belum dikenal dalam lingkup pergaulan tersebut. JBo, nggak ngaruhlah kalo pun dia lagi ada pacar. <e-

<eusai mendapat gilirannya masuk ke kamar mandi, 1ugy cepat-cepat menyelinap keluar. Ha,a di dalam toilet itu pengap rasanya. Bukan karena temperatur, tapi karena persaingan ketat demi atensi seorang &emigius ditya. <ungguh ia tidak sangka, manusia itu sebegitu populernya. ?elihat bagaimana &emi begitu diminati, 1ugy tidak bisa memutuskan haruskah ia merasa beruntung atau justru sial. ndaikan perempuan-perempuan itu tahu bah,a dalam lima menit dirinya akan keluar makan bersama &emi, 1ugy ragu bisa keluar dari toilet tadi dalam keadaan utuh.

2()

1ugy baru saja melahap tandas sepiring nasi goreng, dan ia sudah ngiler melihat roti bakar yang dipesan &emi. J ku mau pesan juga, ah ..,.K katanya seraya celingak-celinguk mencari pelayan. J*ahsyat, ya, makan kamu. ;api saya bingung, larinya ke mana semua, yaN Badan mungil tapi kok muat sih makanan sebanyak gituNK &emi tak habis pikir. J@susku di mana-mana. 1alo tanganku dibelek, ketemunya juga usus,K seloroh 1ugy. ;ak lama, ia memesan setampuk roti bakar dan segelas cokelat panas. JCe,ek-ce,ek pasti ngiri sama kamu,K komentar &emi lagi. <pontan, ta,a 1ugy menyembur. J?alam ini aku bisa bilang kalo ucapan kamu ada benarnya, tapi bukan karena faktor makanku. ;api ...,K 1ugy mencoba menelan ta,anya, Jjustru karena teman makanku.K &emi mengerutkan keningnya. J?aksud kamuNK J ku baru sadar aku sedang makan dengan the most

!anted eligible ba"helor yang dipuja-puja dan diperebutkan hampir semua ce,ek di acara tadi,K 1ugy terkikik geli, Jsampai ada forum arisan yang bahas kamu di toilet tadi.K &emi tersenyum sambil melengos. J pa, sih. Eggak penting,K katanya seraya mengibaskan tangan. J?emang,K sahut 1ugy, Jtapi lucu aja. 1arena kayaknya cuma aku satu-satunya yang nggak nyadar betapa ...,K nada itu meragu, antara melanjutkan atau tidak, J... betapa berharganya kesempatan ini,K 1ugy menahan napas, Jsetidaknya dari kacamata mereka,K cepat-cepat ia menambahkan. &emi menatap 1ugy. ;atapan yang sama ketika &emi memberikan perahu kertas di mobilnya beberapa minggu 2(5

yang lalu. *an kembali 1ugy merasakan kegugupan sama menyerangnya. J<aya lebih senang kalau kamu nggak nyadar. 1amu bisa jadi diri sendiri, saya juga. *an menurut saya itulah yang paling menyenangkan dari pertemuan kita selama ini,K kata &emi lembut. 1ugy menelan ludah. J<etuju, menjadi diri sendiri itu memang yang paling enak,K ia menyahut sekenanya. <ambil menyeruput teh panas, &emi pun berkata ringan, J?ereka yang justru nggak tahu betapa berharganya kesempatan ini buat saya.K Bertepatan dengan itu, roti bakarnya datang. 1ugy langsung menyantap dengan lahap. ntara masih lapar dan upaya mengompensasi salah tingkah. *alam hatinya, ia mulai merasa ada yang tidak beres dengan ini semua. *engan &emi. *engan dirinya.

'$ud, !%+em$er ())( ... *i bale tempat ia menghabiskan ratusan harinya, 1eenan duduk bersandar pada tiang kayu. <ama seperti hari-hari sebelumnya. Eamun, segalanya tak lagi sama. Bali tak lagi sama. Bom yang meledak di 1uta sebulan yang lalu tak hanya meledakkan satu tempat saja. <eolah ada kabut asap yang terus tersisa, bertengger, dan menyelimuti seisi Bali. ?enyihir pulau bahagia ini menjadi pulau kecemasan. <emua orang bicara tentang masa depan Bali. ?asa suram yang akan menjelang. ?eski seluruh keluarganya selamat karena tak ada yang tinggal di 1uta, duka yang sama tetap terasa di rumah besar Pak Aayan. ;ak ada yang luput dari sihir itu. ;ermasuk 2((

1eenan. Bedanya, 1eenan telah merasakan kesuraman dalam batinnya bahkan sebelum bom meledak di 1uta dan mengubah segalanya. @ntuk kesekian kali, 1eenan membolak-balik buku tulis itu dengan resah. <emua halaman sudah habis ia baca, bahkan berkali-kali dan tak terhitung lagi. <emua cerita sudah habis ia ,ujudkan ke dalam lukisan. =ang tersisa dari buku itu hanyalah selembar terakhir yang kosong. *an itu jugalah yang sudah ia hadapi beberapa bulan terakhir ini. 1an3as kosong. Hampir semua orang berkomentar senada, JIbjek lukisan kamu selama ini sudah senya,a dengan kamu. 1enapa kamu harus bingung mau melukis apaNK *an dirinya hanya bisa diam. Bagaimana bisa ia menjelaskan bah,a semua yang ia lukis adalah karya 1ugy di sebuah buku tulis kumal, dan ketika semua kisah dalam buku itu habis ... habislah inspirasinya. Bukannya 1eenan tidak mencoba berimajinasi di luar buku 1ugy. <udah ratusan kali ia coba, tapi tetap saja tidak bisa. Bukan dirinya yang ikut dalam petualangan itu, bukan dirinya yang menulis semua cerita itu. *an semua pujian yang orang sampaikan untuk lukisannya kini justru terasa menyudutkan, memba,anya pada satu kesimpulan, bah,a ia tidak ada apa-apanya tanpa buku itu. <atu kenyataan yang begitu mengerikan. ;epat dua tahun sejak kedatangannya ke -odtunduh. ;epat dua tahun ia memulai segalanya di bale ini. Hatinya gentar membayangkan bah,a segalanya pun bisa berakhir di sini.

J da apa dengan kamu, *us1 1enapa kondisimu menurun sekali. 1amu kembali seperti ,aktu pertama kali datang 2(6

kemari,K ucap Pak Aayan sehati-hati mungkin. 1eenan tampak seperti boneka kaca yang pecah jika sedikit saja tersentil. <emilir angin mengembus, mele,ati mereka berdua, menggoyang kentungan bambu. Bebunyian yang kini bahkan terasa perih menusuk hatinya. 1eenan rasanya tak sanggup berkata-kata. Hanya menunduk dan memandangi lantai kayu di ba,ah kakinya. J1amu bisa cerita apa saja pada Poyan,' kata Pak Aayan lagi, Jtapi kalau kamu belum merasa siap, tidak apa-apa. <aya tidak akan memaksa.K J<ebenarnyaL susah payah 1eenan berusaha menguraikan kebekuan yang mengadangnya selama ini, Jsebenarnya saya ingin bicara, Poyan. ;api tidak tahu mulai dari mana ... saya P,K matanya mengerjap-ngerjap bingung. J1etidaktahuan adalah a,al yang baik. <egala sesuatu dia,ali dengan tidak tahu, ikuti saja ...,K Pak Aayan menepuk lembut bahu 1eenan. J<emuanya hilang, Poyan. nggak bisa melukis. <aya nggak tahu harus melukis apa lagi ....K J1amu tidak sendirian, Ean. <emua orang sedang berkabung di pulau ini.K 1eenan menggeleng keras, JBukan cuma karena itu, Poyan!' sergahnya. J<udah lama saya nggak bisa melukis. <aya benar-benar buntu. <eperti ada yang mati di dalam sini,K 1eenan menunjuk dadanya sendiri, Jdan kalau saya nggak menghasilkan apa-apa, saya merasa nggak berguna tinggal di sini.K <etengah meratap, ia berkata. J*us, semua orang di sini sudah menganggap kamu keluarga. ?elukis atau tidak, kehadiranmu berarti buat kami. EgertiN .angan bebankan hal seperti itu pada dirimu sendiri. ;idak satu kali pun saya pernah mensyaratkan sesuatu su2($

paya kamu bisa tinggal di sini. 2ni rumahmu. *an ingat, semua pelukis pun pernah mengalami apa yang kamu hadapi sekarang. <aya juga pernah. Bahkan bertahun-tahun, *us. ;api bukan berarti kita harus menyerah. ?elukis adalah jalan yang saya pilih, jodoh saya. *an bukannya itu juga jalan yang kamu pilihNK 1epala 1eenan semakin dalam merunduk. Hatinya tambah remuk mendengar itu semua. &*us, bersabar. .angan bebani dirimu seperti ini. &umahmu di sini. 1amu tidak usah lari lagi,K tegas Pak Aayan. 1eenan mendongak, nanar menatap pria yang sudah dianggapnya ayah sendiri, memohon pertolongan. JBuku itu habis, Poyan,' bisiknya. Pak Aayan terkesiap. 5etergantungkah itu dia1 <etelah diam beberapa saat, Pak Aayan pun berkata pelan, J?au tidak mau, buku itu harus ada yang meneruskan, *us. tau, kamulah yang berusaha mencari ObintangM baru. ?engerti maksudkuN ;idak mudah, saya tahu. <ekarang ini, terimalah saja kalau kamu belum bisa melukis lagi. .alan itu akan terbuka dengan sendirinya.K .auh di dalam hatinya, Pak Aayan sangat memahami kepedihan 1eenan. -uka yang sama pernah dialaminya. Puluhan tahun yang lalu. <usah payah, ia berusaha bangkit, tertatih-tatih, mencari sesuatu yang baru untuk menggantikan bintang hatinya, inspirasinya. 1ini ia sudah kembali berdiri tegak. Eamun, ia sadar, bintang yang sama tak akan pernah kembali untuk yang kedua kali.

Jakarta, !%+em$er ())( ... <ejak pagi tadi, dri merasa ada yang tidak beres dengan tubuhnya. 2a bangun pagi dengan rasa lelah yang luar biasa. 26'

*an lelah itu tak kunjung pergi meskipun ia sudah sarapan dan senam ringan, seperti yang biasa ia lakukan setiap hari untuk menyegarkan badannya. ?eskipun begitu, dri tetap memilih pergi ke kantor. 2a tidak ingin -ena curiga dan mempertanyakan soal kesehatannya jika ia memilih beristirahat di rumah. JPak dri, ada telepon dari Pak Ing dari ?alaysia.K <uara sekretarisnya terdengar dari interkom telepon. dri mengangkat telepon dan mulai berbicara dengan relasinya. <etelah dua menit berbicara, tangan kanannya yang memegang gagang telepon tahu-tahu gemetar. *an dalam hitungan detik, gemetar itu berubah menjadi bergetar. *alam kekagetannya, dri segera memencet tombol karena tangannya tak bisa lagi memegang telepon. J?aaf, Pak Ing, sepertinya saya harus menelepon nda kembali ... saya ....K *an tiba-tiba sesuatu seperti menyapu seluruh tubuhnya, mengisap kekuatannya. *alam sekejap, dri melorot jatuh ke lantai. ;ubuhnya terbujur kaku. ;ak bergerak lagi.

speaker

261

62+ NIN2% %&0%R%

'$ud, &esem$er ())( ... 1ali ini 1eenan berusaha. Benar-benar berusaha. ?emutuskan bah,a ia tidak akan menyerah kalah pada kebuntuannya. Buku tulis itu disimpannya di kamar dan tak pernah ia ba,a lagi ke mana-mana. 1eenan mencamkan pada dirinya sendiri bah,a ji,a seorang seniman adalah ji,a yang bebas, bukan ji,a yang terpenjara atau tergantung. 2a ingin terbebas dari buku itu. <udah saatnya. 1eenan pun melukis, dan melukis. da -uhde yang duduk setia di sampingnya. J1uas-kuasnya saya bersihkan, ya,K kata gadis itu sambil mengambili kuas-kuas 1eenan yang sudah mengeras. <atu pekerjaan yang sudah biasa ia lakukan sejak kecil dengan telaten karena sering membantu saudara-saudaranya yang pelukis. J?akasih, *e,K sahut 1eenan. *an sejenak ia berhenti, mengamati -uhde yang dengan tekun mencuci kuas-kuasnya. J1amu seperti malaikat ....K 1alimat itu terlontar begitu saja tanpa bisa ia tahan. 7kspresi murni yang bergerak dari hati. 262

-uhde mendongak. J<aya senang melihat 1eenan melukis lagi,K ucapnya tulus. 1eenan tersenyum, J<aya melukis untuk kamu.K Cepat, -uhde menunduk. Pipinya bersemu merah. J=a, tapi 1eenan juga melukis untuk diri 1eenan sendiri,K katanya setengah berbisik. Eamun, bibirnya tak kuasa membentuk senyuman. 1eenan meletakkan kuas yang sedang ia pegang. <esuatu mendorongnya untuk bergerak mendekati -uhde. *uduk di hadapan gadis itu. *engan pelan dan khidmat, 1eenan berkata, & itiang tresne teken -uhde 91 .K ;angan -uhde yang tadinya sibuk bergerak langsung berhenti. .antungnya seperti berhenti berdegup. *ua tahun ia menanti. *ua tahun ia berharap. *ua tahun ia mendekat, mencurahkan apa pun yang ia mampu dan ia sanggup berikan. Baru kali itulah ia mendengar 1eenan mengungkapkan perasaannya. -angsung dan sederhana. -uhde mengangkat mukanya perlahan-lahan. ?enatap mata 1eenan dengan perasaan campur aduk. ntara bahagia, haru, dan tersipu. 1eenan menahan napas melihat keindahan yang terbentang di hadapannya. *an sesuatu menggerakkannya untuk terus mendekat. ?engecup lembut bibir -uhde.

Jakarta, &esem$er ())( ... dGoca*o kini punya topik hangat yang selalu diulas siapa pun, di mana pun, dan kapan pun8 1ugy. ;idak hanya populer karena dianggap prodigy atas ide-idenya yang gila, 1ugy juga punya julukan baru, yakni J<i Einja smaraK. .u-

91

<aya cinta pada -uhde.

269

lukan itu khusus diperolehnya karena tidak ada satu pun yang menyangka sarjana kemarin sore berjam tangan 1urakura Einja telah berhasil mematahkan hati banyak perempuan yang selama ini mengincar &emi. 1edekatan &emi dan 1ugy selama dua bulan terakhir sudah terlalu kentara untuk diabaikan. Hampir setiap hari &emi terlihat mengantar 1ugy pulang. <etidaknya dua atau tiga kali dalam seminggu, mereka pergi bersama untuk makan malam. 1ugy, duduk di jok depan mobil &emi, menjadi sebuah pemandangan yang disaksikan hampir setiap hari oleh satu kantor. <ementara itu, <i Einja smara sendiri tak ambil pusing, bahkan tak menyadari bah,a dirinya tengah jadi sorotan. Bagi 1ugy, tugasnya yang bertumpuk terlampau menyita ,aktu dan tak sempat lagi ia memikirkan lejitan kariernya yang mengagetkan semua orang. *an baginya, &emi adalah teman jalan yang begitu menyenangkan hingga membuatnya tak lagi peduli akan kompetisi di luar sana. 1ugy tidak merasa ada dalam sebuah kompetisi apa-apa. *irinya tidak merasa punya target atau agenda untuk dekat dengan &emi. <emuanya mengalir begitu saja. *an urat cueknya terlalu kuat untuk memusingkan apa kata orang. ?alam itu, teman-teman kantornya berencana untuk "lubbing ramai-ramai. ?eski tadinya enggan, 1ugy didaulat untuk ikut. khirnya bergabunglah ia dengan segerombolan orang dalam gelap remang diiringi dentuman musik yang menekan jantung. Banyak ,ajah yang tak asing. 1ebanyakan ia temui ,aktu acara gathering bulan lalu. da sekelompok perempuan yang juga ia kenali. Arisan oilet, 1ugy menjuluki dalam hati. 1ugy bisa bertahan agak lama kali ini karena ia sudah datang dengan persiapan makan malam sebelumnya. Eamun, le,at dua jam, ia mulai gelisah. Perut kenyang 26#

tidak berarti menjadi betah. <ementara hampir semua orang sudah pindah medan kesadaran, 1ugy, yang cuma numpang berdiri sejak tadi, menjadi pihak terasing karena Jnggak nyambungK. Pelan-pelan ia beringsut, dengan rencana kabur secara bertahap. ;ahu-tahu, badannya berbenturan dengan bahu seseia mencoba melangkah ke arah lain, sudah ada sosok baru yang menghalangi jalannya. 1ugy mencoba mundur, dan ternyata berbenturan lagi dengan badan seseorang. khirnya 1ugy tersadar, ia sedang dikepung. J1amu yang namanya 1ugyNK <alah satu dari mereka bertanya. 1ugy mengamati muka itu, dan mengenalinya sebagai anggota risan ;oilet. J2ya, saya 1ugy ...,K katanya sambil mengangguk. Curiga. J=ang lagi magang di dGoca*o, kanNK da yang bertanya lagi. 1ugy mengangguk. J&emi ke manaN 1ok nggak barengNK <eseorang yang lain lagi bertanya. JEgLnggak, nggak tahu,K ja,ab 1ugy. 2a mulai tidak nyaman dengan interogasi ini. 1ugy benar-benar tidak tahu apa maksud mereka. J@dah lama pacaran sama &emiNK Eada itu ketus dan menusuk. JEggak pacaran kok ...,K 1ugy menggelengkan kepala. Bingung. J1alo iya juga nggak pa-pa, jangan jadi minder gitu, <enyum yang tidak menyenangkan. J2ya, kok bisa, sihN <usuknya keluaran dari dukun mana, .engNK =ang bertanya pun tergelak sendiri. 26)

?akanya lu semua pada beli. Cari di Pasar Baru, gih. -u cari jam <piderman, lu <uperman, lu cari jam Barbie ... J?enurut majalah *an mereka terta,a. Fogue , that is so GHHG, you kno!!'

1ugy mulai merasa terintimidasi dengan percakapan setengah bercanda setengah cari gara-gara tersebut. =ang jelas, baginya semua itu mulai tidak lucu. 2a kepingin kabur secepatnya. Eamun, langkahnya dibendung dari kanan-kiri, dan 1ugy tak bisa bergerak. ;ahu-tahu, ada lengan yang menyeruak lingkaran itu, menggamit dan menarik tangan 1ugy keluar. &emi berdiri dengan senyuman karismatiknya, menatap mereka semua dengan sopan, J<ori, pinjam 1ugy-nya, ya.K -alu, seolah sudah ratusan kali melakukannya, &emi memeluk pinggang 1ugy dengan lu,es, merapatkan tubuh 1ugy ke arah tubuhnya. JPulang, yuk,K katanya ringan. *an jemarinya membelai rambut depan 1ugy. ;ak hanya mereka yang terlongo, 1ugy pun kaget bukan main. Eamun, ia menjaga agar kekagetannya tidak terbaca. 1ugy lalu tersenyum manis pada &emi, menggenggam balik tangan &emi yang melingkar di pinggangnya, J=uk,K katanya dengan anggukan kecil, pandangannya pun beralih ke risan ;oilet, Jduluan, ya ...,K ia berkata dengan nada seramah mungkin seraya berlalu dari sana. <esampainya di luar, keduanya terta,a terpingkal-pingkal. J-ihat nggak muka ce,ek yang tadi berdiri di sebelahkuN megangi perutnya yang terkocok, J 4hat a sho!! Benar-

265

&emi melihat jam tangannya, JBaru jam satu, nih. ?akan bubur dulu, yuk.K JBoleh,K kata 1ugy riang. *an mereka berjalan menuju parkiran. Barulah 1ugy menyadari sesuatu, dari dalam tadi sampai mobil, tangan &emi tak lepas-lepas dari pinggangnya. "lub

Bubur yang tadi menggunung di mangkok sudah lenyap, yang tersisa hanyalah lapisan tipis, yang itu pun masih disendoki 1ugy dengan semangat. J1alau saya jadi tukang bubur, saya bakal jadikan kamu brand ambassador. 1amu dapat om/et sepuluh persen dan makan gratis sesering dan sebanyak apa pun yang kamu mau. *an saya cuma minta kamu makan persis kayak gitu di depan pengunjung. ?ereka pasti ngiler luar biasa, dan kepingin nambah biarpun udah kenyang,K ujar &emi yang sedari tadi memperhatikan 1ugy. J*asar orang iklan,K celetuk 1ugy. 0antian mengamati &emi yang masih menghabiskan buburnya. J<ejak kapan sih kamu tertarik ke dunia advertising NK tanyanya penasaran. J*ari lulus kuliah. <aya mulai magang seperti kamu, jadi -unior art dire"tor . ;erus saya pernah nggak sengaja jadi pro-e"t leader satu produk, dapat klien yang gede banget, dan mereka suka banget sama ide saya. 2klan yang saya buat juga sukses. <aya malah dapat a!ard tahun itu, dan sesudahnya hampir setiap tahun dapat penghargaan terus. <aya lalu keluar dari tempat kerja saya yang lama, coba-coba bikin sendiri. @ntungnya klien-klien saya yang lama terus mendukung, makanya dGoca*o bisa seperti sekarang.K 1ugy manggut-manggut. 2a ingat sederet plakat peng26(

hargaan &emi terpajang di dinding kantor. ?ereka semua bilang, dulu &emi dianggap prodigy dunia periklanan. J;api, ini memang pekerjaan yang selalu kamu inginkanN tau ada passion lainkahNK tanya 1ugy lagi. &emi menggeleng. J2ni dunia saya. *ari kecil saya tuh udah jago bikin dagangan orang laku, 0y. Irangtua saya, saudara-saudara saya, tiap mereka bikin apa saja, mereka suka iseng tanya sama saya, terus saya kasih ide-ide untuk bisnis mereka, eh ... semuanya sukses. Aaktu sekolah dan kuliah juga sama, saya sering bantu event sekolah atau kampus, semuanya berhasil. *an saya puas banget mengerjakannya.K JAo,,K 1ugy berdecak kagum, Jkamu orang yang sangat, sangat beruntung. 1amu mencintai pekerjaan kamu, dan kamu juga sukses di bidang yang kamu cintai. Pasti banyak banget yang ngiri sama kamu.K J?ungkin,K &emi mengangkat bahu, Jyang jelas saya cuma ngiri sama satu.K J<iapaNK JPelukis.K 1ugy seperti tersentil mendengarnya. JPelukisN 1okL bisaNK J-ukisan adalah hiburan saya yang paling menyenangkan,K &emi menjelaskan, matanya berbinar, Jpara pelukis itu bisa melahirkan dunia baru le,at ji,a mereka ... berkata-kata dengan gambar ... ,arna ... komposisi ...,K ia menghela napas panjang, Jkalau saya dilahirkan kembali, saya kepingin jadi pelukis.K 1ugy terdiam. <emua yang diceritakan &emi mengingatkannya pada seseorang. J1alau kamuN 1alau dilahirkan lagi, mau jadi apaNK 1ugy menja,ab mantap, J2kan paus.K

266

'$ud, &esem$er ())( ... -uhde terbangun lebih pagi dari biasanya. 7ntah kenapa. ;iba-tiba saja ia terlonjak dari tempat tidur. Perasaannya tak enak. Pelan-pelan, ia bangkit dari tempat tidur. Berjalan ke luar. Belum ada siapa-siapa yang terlihat. Eamun, kupingnya mendengar sesuatu. *ari arah bale. <aat ia mendekat, barulah jelas suara apa itu. *an terkejutlah -uhde ketika melihat apa yang terjadi. 1eenan tengah berdiri ... menyobek lukisannya sendiri. -ukisan yang baru dibuatnya beberapa hari lalu. bale . J1enapa kamuNK 1eenan tertegun melihat -uhde yang muncul tanpa diduganya. ;angannya masih menggenggam kan3as yang sudah tercabik menjadi dua. J1eLkenapa lukisannya disobekNK -uhde bertanya, cemas dan takut. J-ukisan ini nggak bagus,K ja,ab 1eenan datar. J;api ... itu lukisan 1eenan yang pertama lagi setelah sekian lama ... dan menurutku, lukisan itu bagus ... apanya yang salahNK ratap -uhde kebingungan. J*e, saya nggak bisa melukis seperti dulu lagi,K kata 1eenan lirih.

kisannya harus dirusakNK desak -uhde bercampur tangis. *irebutnya cabikan kan3as itu dari tangan 1eenan. J1enapa dirusakNK tangisnya lagi. J1arena ... lukisan itu ...,K 1eenan tergagap, tak bisa menjelaskan. Bagaimana bisa ia mengungkapkannya tanpa menghancurkan hati -uhdeN Bah,a lukisan itu tak memiliki nya26$

,a dan kekuatan yang samaN Bah,a lukisan itu tak sanggup menggerakkan dan me,akili hatinya sebagaimana lukisanlukisannya yang duluN *an -uhde pun tak bisa lagi berkata-kata. 2a sungguh tak mengerti, dan sebagian dirinya tidak terima. Pertama kalinya 1eenan melukis ... untuknya . *an lukisan itu berakhir dengan tercabik menjadi dua. J?asih pagi sekali, *e. nginnya dingin. 1amu masuk ke kamar lagi saja.K Cuma itu yang bisa 1eenan bilang. 2a pun membalikkan punggungnya, menatap pekarangan yang sepi, yang jauh lebih mudah dihadapi ketimbang ,ajah -uhde yang pilu. J<aya ingin di sini,K bisik -uhde. Hati-hati, didekatinya sosok laki-laki yang amat dicintainya itu. ?emeluknya perlahan dari belakang. ?embenamkan air matanya di sana.

Jakarta, &esem$er ())( ... -ena termenung di pinggir tempat tidur rumah sakit. dri baru mele,ati masa kritis selama dua hari, dan hari ini ia sudah mulai siuman. <esekali terjaga dan membuka mata, meski tubuh itu tetap kaku seperti papan. 5troke yang kali ini menyerangnya jauh lebih kuat dibandingkan serangan yang pertama. *okter bahkan meragukan kondisinya akan kembali seratus persen seperti semula. *ibutuhkan keling hanya akan mengembalikan tujuh puluh sampai delapan puluh persen kondisi suaminya. Bahkan, kenyataan bah,a dri masih hidup pun sudah harus dikategorikan sebagai keajaiban. ?udah-mudahan keajaiban ini berlanjut, kata mereka lagi. <aat seperti inilah baru sepi itu terasa. .eroen baru akan kembali ke rumah sakit setelah jam sekolahnya usai nanti 2$'

siang. *i ruangan itu, hanya dirinya dan suaminya yang terbaring tak bersuara. -ena bangkit berdiri. ?embelai-belai rambut suaminya. *an ia putuskan untuk berbisik di telinga suaminya, mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang selama ini belum terja,ab8 ada apa sebenarnya1 Apa yang selama ini kamu sembunyikan1 Apa yang bisa kubantu1 -ama -ena berdiri seperti itu, terus membelai-belai halus, dan berbisik di telinga suaminya, sampai akhirnya ekor matanya menangkap sesuatu. 1elopak mata dri kembali membuka. -ena segera menatapnya, tersenyum, lantas menggenggam tangan yang terasa kaku bagai ka,at itu. JHai ...,K sapanya lembut. ?ata itu mengerjap. Bercerita. ?emohon. -ena membelai ,ajah suaminya, J ku di sini ... kamu akan sehat lagi ... kamu akan baik-baik lagi seperti dulu ...,K ?ata itu mengerjap lebih cepat. <emakin sarat dengan pesan. ;api tak ada satu bunyi pun yang keluar. -ena mulai membaca sorot yang gelisah itu. J pa yang bisa aku bantu, *riNK *engan segala daya yang entah dari mana, otot-otot muka dri mulai bergerak. <edikit demi sedikit. ?ulut itu bergetar, mengeluarkan bunyi kerongkongan yang tertahan. J1kk ... kk ... kee ....K -ena terkesiap. ;angannya langsung memencet tombol untuk memanggil pera,at. J2ya, apa, driN 1amu mau bilang apaNK -ena mendekatkan kupingnya ke depan mulut dri agar bisa mendengar lebih jelas. mungkinkannya untuk berbicara, dri berusaha setengah 2$1

mati untuk mengucapkan satu kata itu8 J1kk ... kee ... nan ...K Begitu kata itu terucap, mata dri kembali memejam. Itot-otot ,ajahnya kembali menegang. -ena pun terenyak di tempat duduknya. Keenan1 penyebabnyaN <elama ini, dri tidak menunjukkan kepedulian sama sekali tentang keberadaan 1eenan, bahkan mengingatkannya berkali-kali untuk tidak pernah mencari 1eenan, sampai anak itu yang menghubungi mereka duluan. <ejak 1eenan pergi, tak satu kali pun dri membahas masalah 1eenan, bahkan menyebut namanya pun tidak. <eolaholah memorinya sudah ia ringkus dan bekukan hingga satu hari nanti, saat 1eenan yang kembali ke rumah dan memohon maaf. <esuai dengan apa yang dimauinya. ?endadak, -ena diserang perasaan bersalah yang mendalam. *ialah satu-satunya yang tahu ke mana 1eenan pergi. *ialah satu-satunya yang tahu pasti bah,a anak itu baik-baik saja. <ementara, suaminya bertahan dalam ketidaktahuan, dalam sikap tak mau tahu dan tak mau peduli. Padahal, selama ini, mungkin saja dri terus bertanya-tanya, dan akhirnya tergerogoti dari dalam oleh pertanyaan yang tak ada ja,aban8 di mana Keenan1 ;ak ada jalan lain, pikir -ena. 2a harus menjemput 1eenan pulang.

2tukah

2$2

66+ "$"U%T%N 0$NCINT%

<ejak pernikahannya dengan dri, -ena belum pernah menginjakkan kakinya lagi di Pulau Bali. *ua puluh satu tahun yang lalu adalah terakhir kalinya. Perasaan yang luar biasa asing meliputinya begitu pesa,at yang ditumpanginya bersisian dengan laut, siap mendarat. ;ibalah ia di Bandara Egurah &ai, disambut alunan gending Bali yang sayup-sayup berkumandang dari kotak-kotak pengeras suara. -ena tidak pernah tahu apakah dirinya siap kembali ke sini. da perasaan ingin berbalik pulang ke .akarta, perasaan menyesal, sekaligus rasa rindu yang hebat. -ena tak sanggup membayangkan apa rasanya di perjalanan nanti, melihat begitu banyak hal yang dapat membangkitkan kenangan-kenangan yang selama ini sudah berhasil ia kubur rapat-rapat. 1enangan saat ia masih tinggal di pulau ini, saat ia masih melukis, saat ia masih bersama Aayan. <ebelum melangkahkan kaki ke gerbang luar, -ena duduk terlebih dahulu untuk menenangkan diri. ?engingatkan dirinya untuk tidak terbelenggu perasaan-perasaan yang tak 2$9

menentu, yang hanya akan menjebaknya ke dalam perangkap masa lalu. ?encamkan dalam hatinya bah,a ia datang kemari hanya untuk menjemput anaknya. Cukup itu yang perlu ia ingat. Eanti malam, ia sudah kembali pulang. -epas dari tempat ini. -epas dari kenangan ini.

?enit demi menit. ?eter demi meter. Perjalanan yang mencabik-cabik hatinya sejak tadi akhirnya tiba di puncak. <ampailah ia di gerbang depan rumah itu. -ena tidak tahu kekuatan mana yang bisa menggiring dirinya kembali ke sana, untuk sekadar mampu berdiri tegak menunggu pintu itu terbuka. Penjaga rumah yang membukakan pintu meminta -ena untuk menunggu di teras depan. ;ak lama, terdengar langkah-langkah yang mendekati. Bahkan dari tempo berjalannya, -ena sudah tahu siapa gerangan yang datang menghampiri. JHalo, Aayan,K sapanya dengan senyum. Pak Aayan tertegun. -ama. J<aya mau ketemu dengan 1eenan,K ucap -ena lagi. J pa ada masalahNK tanya Pak Aayan dengan suara tertahan. J dri masuk rumah sakit. 1ena stroke,' jelas -ena pendek. Pak Aayan tertegun sejenak. J<ebentar, saya panggilkan 1eenan,K desisnya. Pijakan kakinya seolah ingin membelesak menembus lantai. <esaat, ia bahkan merasa sedang bermimpi. <egalanya meluruh di hadapan perempuan itu. 1ekuatannya, pertahanannya, bahkan dirinya tak lagi sama jika -ena ada. 2a merasa tersesat di rumahnya sendiri. ?eski limbung, Pak Aayan berjalan ke belakang, memanggil 1eenan. 2$#

;ak pernah terlintas di benak 1eenan, ibunya akan duduk bersama dia di bale , bertemankan angin dan suara kentungan bambu. 1angen dan pilu bercampur jadi satu. J?ama ingat, kamu pernah bilang, kamu tidak mau pulang ke penjara yang sama. ?ama juga ngerti, inilah rumahmu sekarang. ;api, ?ama nggak mungkin pulang ke .akarta tanpa kamu,K -ena berkata. 1eenan mengangguk, berat. J<aya pasti pulang, ?a. Eggak mungkin saya membiarkan Papa, ?ama, dan .eroen,K ujarnya pelan, Jsaya hanya nggak kebayang apa yang saya kerjakan nanti di .akarta. <aya udah nggak kuliah. *i sini pun saya nggak bisa melukis lagi. <aya nggak bisa apa-apa untuk bantu ?ama.K J?ama cuma butuh kamu ada. 2tu saja,K tegas -ena, Jdan itu juga yang dibutuhkan papamu. Cuma nama kamu yang dia sebut, Ean. <eluruh badannya lumpuh, tapi dia bisa mengucapkan nama kamu. Cuma kamu yang dia tunggu.K Hati 1eenan remuk redam mendengarnya. J pa pun, ?a. pa pun yang Papa minta, yang Papa butuhkan dari saya, akan saya penuhi sebisa saya.K J1ita berangkat malam ini pakai pesa,at terakhir, yaN ?ama nggak bisa tinggal lebih lama lagi,K -ena menggenggam tangan anaknya. 1eenan bangkit dan merangkul ibunya. J<aya beres-beres sekarang juga,K bisiknya.

Perpisahan yang terjadi begitu cepat tak diduga-duga ternyata sanggup membuat seorang -uhde bertransformasi. *engan tegar dan tenang, ia membantu 1eenan bersiap. ;ak 2$)

ada rengekan, atau rajukan, bahkan pertanyaan. <eolah ia sudah bersiap untuk hari itu tiba. Hari itu -uhde menjelma menjadi perempuan de,asa pada usianya yang baru sembilan belas tahun. 2a menyerahkan setumpuk baju yang sudah dilipat rapi pada 1eenan, J2ni yang terakhir dari lemari. 1alau memang masih ada yang ketinggalan, nanti saya kirim ke .akarta.K 1eenan menerimanya dengan pilu. <ikap -uhde yang demikian justru membuat hatinya tambah hancur. J<emua barang 1eenan yang ada di studio sudah dibereskan oleh $eli gung. 1alau memang tidak terlalu berat, bisa 1eenan ba,a malam ini juga. 1alau tidak, nanti bisa menyusul, sekalian dengan barang-barang yang lain,K -uhde menebarkan pandangannya, mengecek kamar itu sekali lagi, mencari barang-barang yang masih terlupa. J<emuanya sudah siap,K ia mengangguk mantap, Jmari, saya bantu ba,a sebagian.K 1eenan tak tahan lagi. *iletakkannya kembali tas yang sudah diangkat -uhde. J<aya akan kembali ke sini, *e. <aya janji. Begitu ayah saya sembuh, dan keluarga saya sudah kembali baik-baik, saya janji akan pulang kemari. <aya akan kembali untuk kamu,K ucap 1eenan sungguh-sungguh. J?aaf, saya nggak bisa kasih apa-apa ... dibandingkan dengan semua yang sudah kamu kasih selama saya di sini ....K J1amu sudah pernah ada juga sudah cukup,K potong -uhde. J<aya akan kembali,K ulang 1eenan lagi. -uhde menatap 1eenan, matanya mulai berkaca-kaca, suaranya mulai gemetar, J2kuti saja kata hati kamu. 1e mana pun itu. Hati tidak bisa bohong,K ucapnya lirih, Jkalau memang kamu tidak kembali, saya mengerti.K 2$5

J-uhde, tolong, jangan bicara seperti itu. itiang me -an-i 92 ,K ucap 1eenan sungguh-sungguh. <eutas senyum haru muncul di ,ajah -uhde. J1eenan nggak percaya, yaN ?endengar 1eenan punya niat begitu, benar-benar sudah lebih dari cukup untuk saya. ;anpa perlu dibuktikan. <ebentar saja 1eenan ada di sini, sudah membuat diri saya lebih berarti.K 1eenan mendekap -uhde. -embut seolah mendekap kapas putih yang halus, sekaligus erat seolah ia tak ingin melepas. J;unggu saya, ya,K bisik 1eenan tepat di kupingnya. Perlahan, -uhde melepaskan pelukan 1eenan. 2a meraih sesuatu yang sejak tadi diba,anya dalam bungkusan kain. J2ni ... kamu bisa ba,a lagi,K -uhde menyerahkan benda itu ke genggaman tangan 1eenan. <eketika 1eenan mengenali benda yang diberikan -uhde. 2a pun terperanjat. J1enapa dikembalikan ke sayaN 2ni kan untuk kamu.K -uhde menunduk. Perih sekali rasanya harus jujur. J<aya tahu. Biarpun 1eenan sudah lama kasih ini untuk saya, selalu saya merasa benda ini bukan milik saya. 7ntah kenapa.K J-uhde -aksmi, lihat ini baik-baik,K 1eenan mengangkat dagu -uhde, menatapnya lurus-lurus. *ibukanya bungkusan kain yang menutupi ukiran itu, dibukanya telapak tangan -uhde, kemudian ia letakkan ukiran itu di atasnya. J2ni. <aya berikan pada kamu untuk yang kedua kalinya. ;idak akan ada yang ketiga kali,K 1eenan pun tersenyum. -uhde ikut tersenyum. <ebulir air mata mengalir di pipinya. J<aya pergi, ya,K ucap 1eenan seraya mengelus rambut -uhde. ?engecup bibirnya, dan mendekapnya sekali lagi.

92

<aya sudah berjanji.

2$(

*alam dekapan 1eenan, -uhde mendekap ukiran itu di dadanya. 7rat, seolah tak mau berpisah, karena ia tahu, hati tidak pernah bisa berbohong.

2a tahu ,aktunya tak banyak. *alam beberapa jam, perempuan itu akan kembali hilang dari hidupnya. ?eski seluruh sel tubuhnya tergetarkan oleh perasaan gentar, Aayan sadar ia tak punya kesempatan lain selain saat ini. 1eenan masih membereskan barang-barangnya di kamar, dan -ena tengah menunggu sendirian di serambi rumah utama. Aayan berjalan menghampirinya. -ena, yang mendengar suara langkah kaki, langsung menoleh ke belakang. *an ia lebih kaget lagi ketika mendapatkan Aayan sedang berjalan mendekatinya, menggeser kursi, dan duduk di hadapannya. J1amu tidak perlu bicara apa-apa, -ena,K kata Aayan segera, Jkamu hanya perlu mendengar. *an apa yang ingin kusampaikan tidak banyak.K Aayan memberanikan diri menatap ke dalam mata -ena, terlepas dari darahnya yang seperti berhenti mengalir hanya dengan duduk sedekat ini dengan perempuan yang begitu dicintainya. J*ua puluh tahun aku habiskan cuma untuk melupakan kamu. ;api tidak sedetik pun aku menyesal. 1eenan, adalah cinta kedua terindah yang pernah kualami setelah kamu. ku menyayangi dia seperti anakku sendiri. ku berterima kasih untuk kesempatan yang kamu dan dri berikan, sehingga dia bisa menjadi bagian hidupku seperti sekarang. -e,at kehadiran 1eenan, aku belajar memaafkan diriku, kamu, dri, dan semua yang dulu kita lalui.K <eiring dengan aliran kalimat yang telah dipendamnya puluhan tahun, Aayan merasa hatinya melega. 2$6

J.angan pernah beri tahu 1eenan kalau aku sangat mencintai ibunya. Biar saja dia memandang aku tak lebih dari sekadar sahabat lama orang tuanya,K Aayan pun beranjak berdiri, Jsemoga dri cepat sembuh.K JAayan ...,K sergah -ena, Jaku ... minta maaf.K J1amu nggak perlu minta apa-apa, -ena. <emuanya aku lepaskan untuk kamu.K Aayan tersenyum tipis. <esuatu seolah membuncah ingin keluar dari dadanya, -ena nyaris tak bisa berdiri dan berucap, tapi ia pun tahu kesempatan ini mungkin tak akan ada lagi. 2a harus bicara. J ku harus meninggalkan kamu ,aktu itu. ku tidak mungkin mengorbankan 1eenan dalam perutku. *an keputusanku bukan karena dri ... bukan karena hatiku yang memilih dia ... tapi karena kandunganku ....K J-ena ... sudah. ku tahu. ku mengerti. *an aku bahagia kamu memilih untuk mempertahankan 1eenan.K J ntara aku dan dri ,aktu ituL J pa pun yang terjadi antara kalian berdua, tidak lagi penting buatku sekarang. 1alian sudah membuktikannya dengan bertahan bersama sekian lama. ku senang dia mampu menyayangi dan mengurusmu dengan baik,K Aayan mengatur napasnya yang menyesak, Jhati kamu mungkin memilihku, seperti juga hatiku selalu memilihmu. ;api hati bisa bertumbuh dan bertahan dengan pilihan lain. 1adang, begitu saja sudah cukup. <ekarang aku pun merasa cukup.K -ena merasakan kedua matanya panas, tapi tak ada air mata yang keluar. J1ami semua mendoakan kalian dari sini,K kata Pak Aayan. 2a mengelus sekilas punggung tangan -ena di atas meja, lalu berbalik pergi. -ena kembali duduk sendirian di serambi. ;etap tak ada air mata yang keluar, meski hatinya kembali menangiskan 2$$

tangisan panjang yang telah menghantuinya puluhan tahun. ;angisan yang selamanya harus terkurung dalam kesunyian. ;angisan yang harus kembali dikuburnya dalam-dalam.

<uasana di rumah itu tak lagi sama. <esuatu telah hilang. <emua orang bisa merasakannya. <elepas kepergian 1eenan dan -ena, tinggallah -uhde dan Pak Aayan, duduk di bale . Berselimutkan kabut tebal perasaan mereka masing-masing. J.adi ... itu meme -nya 1eenan,K ujar -uhde, menyesah kabut yang bergantung sejak mereka pertama kali duduk di sana. JCantik, ya. <ama cantiknya dengan yang di lukisan Poyan,' lanjut -uhde sambil membayangkan ,ajah di lukisan pamannya. -ena puluhan tahun yang lalu. <atu-satunya lukisan potret -ena yang masih disimpan oleh pamannya. J1enapa Poyan tidak kasih lihat lukisan itu ke meme -nya 1eenanN 1apan lagi dia datang kemariN Bagaimana kalau dia tidak pernah ke sini lagi ....K J<udahlah, *e,K sela Pak Aayan, Jtidak ada gunanya lagi.K -aki-laki itu pun berdiri dan berjalan menjauh. -uhde memandangi punggung pamannya dengan perasaan sesal. 2a tidak bermaksud membuat pamannya bertambah sedih. 1edatangan -ena tadi pastinya sudah memorak-porandakan hati pamannya, menguak luka-luka berumur puluhan tahun. 2a menyesal telah menambahkan duka yang tak perlu, hanya karena tak sanggup menahan diri untuk bertanya. <emenjak pamannya berpisah dengan -ena, pria itu tidak pernah jatuh cinta lagi. 2a memilih hidup sendiri dan tidak menikah dengan perempuan mana pun. Baginya, -ena adalah yang terakhir dan tak tergantikan. -ebih baik hidup 9''

sendiri daripada hidup dalam kebohongan, begitu kata pamannya selalu. Poyan terkenal dengan lukisan-lukisan upacara Balinya, tapi orang-orang terdekatnya tahu, objek itu hanyalah pelarian belaka. -ukisan Poyan yang dulu jauh lebih bagus, begitu kata mereka yang tahu. *ulu, Poyan hanya melukis perempuan. <atu perempuan yang sama. 7ntah ke mana lukisan-lukisan itu sekarang. ;ersebar di kolektor atau tersimpan entah di mana. =ang jelas, pamannya tidak pernah lagi melukis seperti dulu. 2a bahkan sempat berhenti bertahun-tahun. *ari semua lukisan yang dulu ia buat, hanya satu yang masih disimpannya. *an dari satu lukisan yang tersisa itulah -uhde mengenalnya. -ena. Perempuan yang begitu dicintai Poyan dan tak pernah bisa dimilikinya. Bintang jatuh yang menggelincir pergi dari tangannya Poyan atas kisah cintanya dengan -ena. *an sepanjang hidupnya, Poyan berdiam dalam kesendirian dan kenangan. Cintanya pada -ena cukup untuk menemaninya sekali dan selamanya, pamannya pernah berkata. Bahkan cukup bagi Poyan untuk mencintai 1eenan seperti anaknya sendiri, meski karena kehadiran 1eenanlah ia harus berpisah dengan -ena. -ekat, -uhde memandangi punggung pamannya yang kian menghilang di gelap malam dan bersatu dengan bayangan pepohonan. *ari pria itulah ia belajar tentang kekuatan hati, kekuatan mencinta. *an hari ini, hatinya ikut diuji.

Jakarta, &esem$er ())( ... 1ugy terpaksa pulang larut lagi dari kantor. <ambil menunggu taksi pesanannya, ia nyaris tidur duduk di sofa lobi 9'1

saking letihnya. ;iba-tiba pintu terbuka, empat orang masuk dengan suara gaduh. ?ereka memba,a lukisan besar yang terbungkus karton. ;ampak satpam kantor mengarahkan empat orang itu untuk mencopot lukisan besar di dinding belakang meja resepsionis, lalu memasangkan lukisan yang baru di sana. 1egaduhan pun berlanjut, Pak <atpam dengan semangat

JAuih ... cakepan gambar yang baru, nih,K satpam itu lantas berkomentar diiringi decak kagum. 1ugy tergerak untuk berdiri dan ikut melihat. ?ulutnya pun menganga. J2niLini lukisan dari mana, PakNK tanyanya tergagap. J*ari rumah Pak &emi, Bu. *isuruh dipindahin ke sini. <engaja malam-malam supaya nggak ganggu orang kerja, katanya,K satpam itu menjelaskan. ;ak lama, rombongan pengangkut tersebut pergi. *alam hati, 1ugy bersyukur semua orang itu cepat berlalu dan ia bisa berdiri sendirian di sana. ?enatap lukisan yang diterangi lampu spot itu sepuasnya. <eumur hidupnya, belum pernah ia terpana seperti ini. <eolah hatinya direnggut oleh lukisan itu, dan terperangkaplah ia dalam magis sebuah kehidupan lain. <esuatu dalam lukisan itu terasa tak asing. 1a,anan anak kecil, bermain bersama he,an-he,an. <ederhana, tapi begitu bernya,a dan bersuara. <eakan-akan dirinya ada di sana, bermain bersama, merasakan kebahagiaan dan cerahnya dunia mereka. J duh,K 1ugy terkaget sendiri, Jkok jadi nangis, sih ...,K omelnya pelan seraya menyeka matanya yang tahu-tahu basah. *an tiba-tiba hatinya dilanda rindu yang luar biasa dalam. 2a teringat <akola lit. ?urid-muridnya. Pilik. 9'2

?ata 1ugy lalu mencari-cari nama pelukis di bidang besar indah itu. ;idak ada nama tertulis. Hanya inisial kecil di ujung kanan ba,ah8 11.

9'9

67+ 0%L%0 T$R%"HIR (I U2UN5 T%HUN

Jakarta, &esem$er ())( ... Baru sehari 1eenan tiba di .akarta dan langsung menunggui di rumah sakit terus-menerus, semua orang seketika melihat perbaikan yang pesat dari kondisi ayahnya. ?eski dri belum bisa bicara dan bergerak banyak, kehadiran 1eenan seolah menyulut api semangat hidupnya. ir mukanya tampak mulai segar, dan hampir selalu ada perkembangan baru dalam hitungan jam. -ena sedang mengurus i/in agar suaminya bisa diba,a pulang ke rumah. 2a yakin, keajaiban yang dulu disebutsebut oleh dokter, telah hadir. 2a telah menjemputnya pulang. 1eluarganya kembali utuh. *i tepi tempat tidur ayahnya berbaring, 1eenan duduk sejak kemarin malam. ;ak lepas mengamati dan menga,asi. ;ak pernah ia bayangkan, pria yang begitu gagah, energik, dan gesit, bisa terbaring tak berdaya seperti itu. 1eenan ingin memastikan dirinya ada setiap kali ayahnya membuka mata dan memanggil dengan suara lemah yang lebih berupa 9'#

erangan. Eamun, 1eenan tahu namanyalah yang selalu disebut. Pintu membuka pelan, -ena masuk dengan hati-hati. JEan, besok Papa boleh kita ba,a pulang,K katanya berseriseri. 1eenan mengembuskan napas lega. J?ama sudah dapat rekomendasi suster yang bisa bantu mera,at Papa di rumah. >isioterapinya juga sudah bisa dimulai pelan-pelan.K J?a ...,K 1eenan ingin bertanya sesuatu, ragu, Jkantornya Papa siapa yang ngurusNK 2tulah satu pertanyaan yang paling enggan ia tanyakan, tapi cepat atau lambat pasti akan terungkap. 1eenan tahu persis bagaimana kantor itu bergantung pada ayahnya. @saha trading yang dijalankan ayahnya itu murni miliknya seorang. *ialah orang nomor satu dan penentu di kantor tersebut. ;ak ada yang bisa menggantikan posisinya. 7ntah berapa lama kantor itu bisa bertahan tanpa kehadiran ayahnya. 7kspresi -ena kontan berubah drastis. <ama seperti 1eenan, ia pun menghindari pembahasan mengenai hal satu itu, meski tahu bah,a cepat atau lambat mereka berdua harus membicarakannya. -ena lalu menggeser kursi, duduk di hadapan 1eenan, menggenggam tangan anaknya. JEan ... ?ama tahu kita tidak punya banyak pilihan, tapi untuk sekarang, lebih baik kita fokus saja pada kesehatan Papa. 1amu nggak perlu terlalu memikirkan soal kantorL JPapa sudah satu minggu lebih di sini, ?a,K potong 1eenan. JAaktu berjalan terus tanpa mau tahu. Harus ada yang mau mengambil alih, kalau nggak ... semuanya berantakan. ;ermasuk kita.K -ena pun menunduk. Berharap dirinya tak perlu mengucapkan satu permintaan itu. <atu hal yang selama ini meng9')

ganjal dan sudah menyesak ingin keluar, tapi ia tak pernah tega memintanya pada 1eenan. J<aya akan menggantikan Papa,K 1eenan tiba-tiba berujar lirih. -ena mendongak. ;erperangah. J<aya nggak tahu harus mulai dari mana, ?a. ;api saya akan coba sebisa saya,K lanjut 1eenan. -ena mempererat genggaman tangannya, J*ari semua orang di dunia ini yang bisa Papamu percaya untuk menggantikan dirinya, hanya kamu orangnya. 1amu pasti bisa, Ean.K Eamun, bersamaan dengan mengucapkan kalimat itu, hati -ena pun tersayat. 2a tahu betapa mahal pengorbanan yang diberikan anaknya. 1eenan lagi-lagi terpaksa membunuh semua mimpinya, cita-citanya. ?enanggalkan kuas, kan3as, dan cintanya.

Jakarta, malam tahun $aru ()), ... <emilir angin pantai mengembus halus, terasa hangat di kulit, ,alaupun ,aktu sudah bergerak lebih sejam dari tengah malam. *engan kaki telanjang, 1ugy duduk di ayunan. 1akinya mengayuh setengah menyeret, memainkan pasir dengan jemarinya. J1amu jadi kelihatan kayak anak kecil kalau duduk di ayunan,K cetus &emi yang berdiri di belakangnya. JHei, kok nggak di dalamNK 1ugy membalikkan badan, menunjuk "ottage yang ingar-bingar oleh anak-anak kantor. Berdasarkan inisiatif beberapa orang, yang disambut oleh sebagian besar lainnya yang kebetulan tidak punya acara khusus, mereka bertahun baru bersama di ncol. ?enye,a satu "ottage besar dan membuat acara sendiri. 9'5

J<umpek,K ja,ab &emi pendek, lalu berjalan menghampiri 1ugy, mendorong ayunannya pelan. J2ya, enak di sini, dengar suara laut. -agu alam paling merdu.K J<etuju. ;ahun lalu saya juga tahun baruan di pantai. Imbaknya jauh lebih merdu dari ini.K JIh, yaN *i manaNK J*i <anur.K J;ahun lalu, aku mengkhayal kepingin tahun baruan di pantaiLdari teras rumah,K 1ugy terkekeh. J;ahun ini kesampaian, dong. khirnya bisa ke pantai juga.K 1ugy mengangguk lucu, J 6up. ncol dulu. ?udahmudahan tahun depan bisa upgrade jadi <anur.K JEggak usah nunggu tahun depan kalo cuma mau ke <anur. ?au kapanN =uk, saya temenin,K kata &emi sambil tersenyum. J?inggu depanNK J yo.K J?mm ... bulan depanNK J yo.K J;engah tahunNK J yo.K J1ok OayoM terus, sihN 1amu nih, nggak ada perla,anan banget,K 1ugy tergelak. *an tiba-tiba kursi ayunannya berputar. &emi telah memutarnya hingga mereka berdua kini berhadapan. &emi lalu membungkukkan badannya, mendekatkan ,ajahnya pada ,ajah 1ugy. J1e mana pun itu, dari mulai ,arung nasi goreng sampai Pantai <anur ... kapan pun itu, dari mulai hari ini sampai nggak tahu kapan, selama bisa bareng sama kamu, saya mau.K 1ugy terkesiap. Pikirannya berusaha mengejar apa yang 9'(

dikatakan &emi, sekalipun hatinya sudah tahu. <udah lama tahu. J&emi ... kamu itu ... atasanku ...,K ujarnya terbata. &emi mengangguk. J2ya, saya tahu ini semua menyalahi etika perkantoran mana pun. <aya mempersulit posisi kamu. .uga mempersulit diri saya sendiri. ;api, kalau cuma karena itu saya jadi nggak jujur pada hati saya sendiri, buat saya itu lebih nggak masuk akal.K 1ugy menelan ludah, J;api ... kamu ... temannya 1arel ....K J1amu ada masalah kalau pacaran sama co,ok yang lebih tuaN Pacaran sama teman abang kamuNK &emi tersenyum simpul. ?endengar kata JpacaranK, jantung 1ugy berdegup lebih kencang dan tubuhnya mengunci. ;egang. 1ugy berusaha menenangkan hatinya, mengatur napasnya. Berusaha sebisa mungkin menatap &emi dengan tenang dan berkata tanpa gemetar, J ku ada masalah pacaran dengan siapa pun kalau aku belum benar-benar tahu apa yang sebenarnya dia rasakan.K ;ampak air muka &emi berubah. ?anusia yang biasanya selalu tampil rileks dan lu,es itu kini terlihat gelisah. ?ulutnya setengah membuka, tapi tak ada kata-kata yang terlontar. *engan gugup, ia membuang pandangannya sebentar ke arah lain, seolah mengumpulkan kekuatan untuk bicara. J1amu ...,K suara itu bergetar, JP kamu adalah alasan baru saya ke kantor setiap hari. 1amu bikin saya semangat ... bikin saya keta,a ... bikin saya kepingin melakukan banyak hal ... bikin saya nyaman ...,K &emi berhenti sejenak, menenangkan jantungnya yang juga berdebar tak keruan, Jkamu ... bukan cuma bikin saya kagum, tapi juga jatuh cinta.K 0iliran 1ugy yang kehilangan pertahanan, kehilangan kemampuan untuk berpura-pura tenang. *alam hatinya, ter9'6

jadi perseteruan hebat. @ntuk pertama kalinya ia berhadapan dengan sebuah dilema yang sebelumnya tak pernah ada. <ebelum ini, ia tahu persis siapa yang ia idamkan, impikan, dan harapkan. Eamun, kini semuanya tak jelas lagi. =ang ia tahu, &emi begitu dekat, nyata, dan terjangkau. &emi hadir dalam hari-harinya, bukan mimpinya. J1amu sadar nggak, sihN <aya tergila-gila sama kamu,K bisik &emi halus. 1ugy tidak yakin dirinya bisa berkata-kata. Eamun, untuk pertama kalinya, 1ugy melihat sosok di hadapannya itu dalam makna yang berbeda. 2a hanya berharap &emi bisa melihat itu. ?embaca dari matanya. *ilema hatinya telah usai. Hatinya telah memilih. <eakan mendengar apa yang tak terucap, &emi pun tersenyum lembut. 2a bergerak mendekat, menghampiri ,ajah 1ugy, mendaratkan bibirnya di atas bibir 1ugy. ?enciumnya dengan segala perasaan yang selama ini ia pendam. <uara ombak yang menyapu dari belakang menyelimuti mereka berdua dalam alunan merdu yang tak berkesudahan. Eamun, suara yang sama seolah mengingatkan 1ugy akan sesuatu. *alam hati, ia mengucapkan selamat tinggal pada satu nama yang begitu lama melekat di hatinya. ?elepaskannya pada angin dan ombak. ?enghanyutkannya di air laut. ?erelakannya lepas bersama malam terakhir di ujung tahun.

*i teras rumahnya, 1eenan berdiam sendirian. ?enimangnimang telepon selulernya di genggaman. ?elihat sederet nomor yang sedari tadi terpampang di layar ponselnya dan tak kunjung ia hubungi. Eomor satu itu selalu disimpannya, tanpa pernah tahu apakah nomor itu masih berlaku atau 9'$

tidak. 2a hanya ingin menyimpannya, melihatnya sesekali. <eperti malam ini. ?eski kini jarak mereka mendekat, tidak lagi terpisah lautan, 1eenan malah merasa mereka menjauh. 7ntah kenapa. Ke"il, kamu -auh sekali rasanya. 5emoga kamu masih mengingat saya.

Bandung, Januari ()), ... Hari pertama perkuliahan setelah liburan selesai. Hari pertama dari semester terakhir bagi Eoni, dan juga 7ko. Eoni mulai menyortir dan mengepak buku-buku perkuliahan a,al yang sudah tidak dibutuhkannya lagi. 1amarnya sudah seperti gudang yang sesak dengan barang-barang yang bertahun-tahun tak terpakai tapi dibiarkan bertahan hanya karena ia selalu sayang membuang barang. Penyakit yang selalu diprotes 7ko dan memberinya predikat tambahan, yakni8 J;ukang PulungK. <udah hampir setengah jalan ia menyortir, tiba-tiba matanya terbentur pada satu barang yang ia jebloskan di laci berbulan-bulan yang lalu tanpa pernah dilirik lagi. <ebuah bingkisan ber,arna biru yang tertinggal di kamar 1ugy lalu dititipkan padanya. Eoni mengambil benda itu dan meletakkannya di pangkuan. Pasti ini kado dari Ijos, yang tertinggal atau sengaja ditinggal oleh 1ugy, duganya dalam hati. ;angannya bergerak ingin membuka, tapi Eoni mengurungkan niat itu. Biarpun barang ini tercecer bahkan gelagatnya seperti dibuang, tetap ini urusan pribadi 1ugy, pikir Eoni. api ... masa aku mau simpan terus di sini1 khirnya, tanpa pikir panjang, Eoni membukanya. 91'

<ebuah s"rapbook. ;anpa judul. *i dalamnya direkatkan potongan-potongan gambar. <etiap gambar bersebelahan dengan cerita yang ditulis tangan. Eoni seketika mengenali tulisan itu. ;ulisan tangan 1ugy. Eoni pun mengenali ceritacerita yang ditulis di sana. 1umpulan cerita yang dibuat 1ugy bertahun-tahun tanpa pernah ia publikasikan, hanya dipamerkannya ke beberapa orang, termasuk dirinya. *i halaman pertama, terlekatlah fotokopi tulisan tangan 1ugy se,aktu kecil. Eoni pun hafal tulisan itu. 1ugy sering menuliskannya di buku-buku dongeng koleksinya, terutama pada buku-buku yang ia anggap spesial. <ebuah kutipan dari A.B =eats8 ;angkaplah setiap sasaran tujuan hati. *an jangan takut. <egala sesuatunya ada, segala sesuatunya benar, *an Bumi hanyalah sebutir debu di ba,ah telapak kaki kita.K Eoni ingat, 1ugy kecil amat bangga dengan kutipan itu. Aaktu itu 1ugy bilang padanya, JEon, aku ingin jadi .uru *ongeng.K <ementara Eoni sendiri belum mengerti maksud tulisan itu apa. ;api 1ugy sudah. *i sampul paling belakang, terdapat selipan yang bisa dipakai untuk menyimpan sesuatu. Eoni tidak akan mengeceknya jika saja ujung kertas putih yang diselisipkan di sana tidak menyembul keluar. *iambilnya kertas itu. <ebuah amplop putih, berisi sehelai kartu. &9appy $irthday1' mam Eoni sendirian. 5iapa yang ulang tahun1 Eoni lantas membuka kartu itu dan membaca tulisan 1ugy8 9ari ini aku bermimpi. Aku bermimpi menuliskan buku dongeng pertamaku. 911

gu-

5e-ak kamu membuatkanku ilustrasi-ilustrasi ini, aku merasa mimpiku semakin dekat. $elum pernah sedekat ini. 9ari ini aku -uga bermimpi. Aku bermimpi bisa selamanya menulis dongeng. Aku bermimpi bisa berbagi dunia itu bersama kamu dan ilustrasimu. $ersama kamu, aku tidak takut lagi men-adi pemimpi. $ersama kamu, aku ingin memberi -udul bagi buku ini. Karena hanya bersama kamu, segalanya terasa dekat, segala sesuatunya ada, segala sesuatunya benar. %an $umi hanyalah sebutir debu di ba!ah telapak kaki kita. 5elamat >lang ahun. Keenan! Eoni langsung menduganya. ;ak mungkin salah lagi. Buku ini pasti diperuntukkan bagi 1eenan. Eoni melihat tanggal yang tertera di sudut kanan atas8 I; +anuari GHHH. ;angannya yang memegang kartu itu mendadak melemas. Eoni cukup mengenal 1ugy untuk mengetahui kedalaman kata-kata yang ditulisnya, perasaan sedahsyat apa yang mendorongnya. Pelan-pelan, Eoni merangkaikan semuanya. Pelan-pelan, Eoni tahu, mengapa dulu 1ugy selalu menghindar, mengapa 1ugy tidak datang ke pestanya, mengapa 1ugy akhirnya memilih pisah dengan Ijos, mengapa 1ugy seperti orang tertekan. Pelan-pelan, ia paham. <emuanya. *iselipkannya lagi kartu itu dengan hati-hati. Eoni sampai ingin menangis karena miris. ;iga tahun bukanlah ,aktu yang singkat untuk memendam dan diam. 912

7ko berlari tergopoh-gopoh menuju kamar Eoni seusai memakirkan >uad di halaman depan. JEoon ... Eooon ...,K panggilnya sambil berlari. Eoni segera keluar kamar. J1enapa, 1oNK Eoni terenyak. J*iaLdi .akartaN Pulang ke rumahnyaNK J2ya. *ia pulang karena Iom dri kan sakit parah. 1ata Eyokap, selama ini ternyata dia di Bali,K 7ko menjelaskan dengan semangat, Jaku pokoknya harus ketemu manusia itu. girangan, JPas banget ya dia pulangN .adi, dia bisa dateng ke acara kita bulan depan.K J1o ... aku juga mau ke .akarta,K Eoni berkata lirih. J1amu mau ikut ketemu 1eenanNK J ku mau ketemu 1ugy.K 0iliran 7ko yang terenyak. J1amu ... yakinN 1amu udah siapNK Eoni mengangguk. J ku mau minta maaf.K

Jakarta, Januari ()), ... 1eenan memandangi bayangannya sendiri dalam cermin yang tergantung di tembok kamarnya. <udah seminggu ini ia menjalani rutinitas yang sama. ?enatap bayangannya yang terbungkus dalam kostum yang terasa asing. Celana kain, kemeja rapi, sepatu loafer , ia bahkan mengantongi sehelai dasi yang kadang-kadang dibutuhkan. 2a bangun setiap pagi dan bekerja di kantor ayahnya. Berkendara bersama jutaan manusia .akarta lain yang pergi 919

bekerja dan pulang pada ,aktu yang sama. ;ak jarang ia pulang setelah makan malam. <elain untuk menyiasati macet, begitu banyak yang harus ia pelajari. Betapa ,aktu berjalan cepat di sini. Berlari dan membanjir. .auh berbeda dengan hari-harinya di @bud di mana ,aktu terasa hanya berjalan, bahkan menetes. 1eputusannya untuk segera mengambil alih tugas ayahnya telah menyita semua energi dan fokusnya. 2a bahkan belum merasa meluangkan ,aktu yang cukup untuk hidup di rumah, bersama orangtua dan adiknya. <atu-satunya hiburan yang membuat hatinya sejuk hanyalah pemandangan ayahnya yang kian membaik dari hari ke hari. <etiap pagi, di kursi roda, ia melepas 1eenan pergi dengan senyum. *an jika ia pulang, .eroen selalu menyempatkan diri untuk menungguinya, demi mengobrol sebentar sebelum tidur. *an mamanya yang selalu memastikan segalanya baik, segalanya cukup. <elain keluarganya, tak satu pun teman dan saudaranya yang sempat ia temui. 2a bahkan belum mengontak siapa pun. ;erlalu lama ia hilang hingga 1eenan tidak tahu harus memulai dari mana. Eapasnya mendadak menghela. teringat sepupunya satu itu. *an betapa ia merindukannya. Kugy ... 1eenan pun terduduk di tempat tidur. Begitu keluar dari Pulau Bali, ia sudah merasa dihadapkan lagi dengan segala kenangan tentang 1ugy. *i angkasa ... di a,an ... di jalanan ... semua memori dan perasaan seolah berlomba-lomba untuk bangkit. Aalaupun kini kemungkinan untuk bertemu 1ugy jauh lebih besar, tetap 1eenan tidak menginginkannya. <edapat mungkin tidak menginginkannya. 1eenan meraupkan tangannya ke muka. Berharap andai ada satu cara, satu penghapus besar yang bisa membersihkan otaknya dari kenangan itu, sebersit perasaan yang selalu 91#

,ko. 2a

bercokol dan mengusiknya dari ,aktu ke ,aktu, yang membuatnya terkadang merasa bersalah pada -uhde. ?endadak, 1eenan gemas sendiri. Mengapa manusia satu itu begitu susah dilupakan1 2a lalu bangkit berdiri. ?engecek bayangannya sekali lagi. 1emudian berangkat pergi. ?asuk ke pusaran ,aktu .akarta yang cepat. Berharap dengan demikian, bayangan 1ugy terenyahkan jauh-jauh.

91)

64+ %N5$R%N &$2%TI

Hari ?inggu. Hari kemerdekaan bagi 1ugy. *alam arti, ia bisa tidur semerdeka-merdekanya. Eamun, tiba-tiba, bahunya diguncang-guncang seseorang. *an mengukur dari matanya yang masih sangat berat, 1ugy tahu bah,a hari masih terlalu pagi untuk bangun. 1ugy seketika curiga dirinya masih mimpi. 2a hafal betul teriakan-teriakan barbar itu, tapi ... mana mungkin! lantas menarik selimutnya lebih tinggi.

1ugy

1ugy memaksakan kelopak matanya membuka. JEonNK gumamnya tak percaya. 2a terduduk langsung. *an sertamerta, Eoni mendekapnya. -engkaplah mimpi aneh ini, pikir 1ugy. ?asih linglung. bisik Eoni di kupingnya. *an tak lama, Eoni mulai tersengguk-sengguk. JEon, elu kenapaNK 1ugy bertanya bingung. 915

J0ua baru ngerti sekarang. ;iga tahun, 0y. *an gua baru ngerti ... sori, ya ...K kata Eoni di sela isakannya. J;iga tahunLapaanNK 1ugy tambah bingung. Perlahan, Eoni melepaskan rangkulannya, lalu meraih tasnya, menyerahkan sebuah bungkusan pada 1ugy. J?aaf, 0y. 2ni gua bungkus ulang. 0ua kepaksa buka. Barang ini ketinggalan di kamar kos lu yang lama.K 1ugy tercengang melihat benda itu kembali ke hadapannya. Badai besar seketika menyapu hatinya. 1epala 1ugy pelan menggeleng. JEggak semestinya buku ini kembali ke gua, kok, Eon. -u ambil lagi aja, disimpan, atau diapain kek, terserah,K katanya getir. Eoni menggeleng. <iap meledakkan tangis berikut. J1enapa lu nggak pernah ngomong, 0yN 1alau dulu gua tahu tentang perasaan lu, pasti nggak begini ....K J<ebetulnya gua selalu pingin kasih tahu, Eon ... tapi gua ngerasa nggak bisa apa-apa ketika lu dan 7ko berencana untuk mengenalkan Aanda ke 1eenan ... dan gua lihat misi kalian berhasil ... sementara gua sendiri masih pacaran sama Ijos ... gua bingung mau bilang apa, mau bersikap apa ... lebih baik gua jauh sekalian dari kalian semua ....K ?ata 1ugy mulai berkaca-kaca. J*an soal 7ko ....K ;angis Eoni meledak tak tertahan. J0y ... gua yang harus minta maaf soal itu. <ebegini lama kita sahabatan, gua nggak pernah mau mengakui kalau gua selalu cemburu sama lu, gua selalu merasa ada di ba,ah bayang-bayang lu ... makanya, begitu 7ko kelihatannya masih merhatiin dan dekat sama lu, reaksi gua jadi berlebihan ... padahal dia nggak ada maksud apa-apa. 0ua cemburu ngelihat persahabatan kalian, ngelihat kalian tetap deket. <ementara gua sama lu malah jauh,K Eoni menerangkan sambil berurai air mata. 1ugy tak sanggup bicara lagi. Hanya memeluk Eoni dan mengusap-usap punggung sahabatnya. 91(

1eduanya berpelukan lama. ?encairkan apa yang sudah membeku selama hampir tiga tahun. J0ua juga mau kasih tahu sesuatu ...K bisik Eoni. JBah,a lu sebenarnya BatmanNK Eoni nyaris tersedak karena ledakan ta,a yang bentrok rius, nih ...K JIke, oke. paNK 1ugy melipat tangannya, siap mendengar. JBerhubung ortu-ortu udah mendesak, yah, you kno! lah, jadi ...,K Eoni berdehem, Jbulan >ebruari depan, tepat pada hari Galentine, gua dan 7ko tunangan.K 1ugy melongo. J0ua ... kok ... kayaknya lebih siap dengar kalo lu sebenarnya Batman.K Eoni terpingkal-pingkal sambil menghapusi air matanya, 1ugy tersenyum. ;ergerak sekali lagi untuk memeluk Eoni. J<elamat ya, Eon. 5o happy for you. 7mang udah jatah kalian berdua untuk saling menghancurkan hidup satu sama lain,K selorohnya, Jkalian memang pasangan paling serasi. 0ua bahagia, dua sahabat gua bisa jalan bareng sejauh ini. 6ou guys truly deserve it.' but, you kno! !hat1 <eJ?akasih, 0y,K sahut Eoni, J

betulnya, dari dulu, gua dan 7ko merasa lu dan 1eenan adalah pasangan paling serasi. 1alian tuh sama-sama aneh ... ancur ... nggak jelasL

Eoni nyengir, J.adi, kalau satu saat kesempatannya ada, lu akan kasih buku itu ke 1eenanNK 916

Aajah 1ugy berubah serius. 2a lalu menggeleng. JBuku itu hanya bisa gua kasih ke seseorang yang bakal mengisi hati gua selamanya. *an, sepertinya orang itu bukan dia.K Eoni terdiam. 2ngin rasanya mengatakan pada 1ugy, bah,a 1eenan telah pulang, bah,a 1ugy kini berada satu kota dengannya. Eamun, lidahnya kelu. Biarlah 1ugy tahu sendiri satu saat nanti, batinnya. J<ekarang, giliran gua mau kasih tahu sesuatu,K 1ugy tersenyum cerah. 2a kelihatan berbunga-bunga. Eoni menyadari perubahan air muka sahabatnya. J-uL

sendiri, kegirangan. Eoni menjerit histeris. J<iapaaaaNK Eoni mengernyit. J1alo gua Batman, lu 2nem Pelayan 2gehe emang &I)m happy for you, too. 1enalin, dong.K JPastilah. Eanti pas acara tunangan lu, gua ajak dia, yaNK rakan gesit ia mengalungkan sesuatu di leher 1ugy. J7h, eh, eh ... apaan, nihNK 1ugy kaget dengan benda asing yang tahu-tahu tergantung di lehernya. J<elamat. 1amu berhasil jadi juara satu. ;idak ada yang menggeser posisi lu buat gua, 0y,K ucap Eoni sambil tersenyum ceria. 1ugy membaca tulisan di medali emas itu. 5ahabat erbaik dan era!et. Eapasnya langsung tertarik ulur panjangpanjang. <etengah mati menahan haru. J<erius, Eon ... gua tetap lebih siap kalo lu sebenarnya Batman ...,K desis 1ugy.

91$

<esampainya di depan pagar rumah itu, 7ko langsung bertemu muka dengan tantenya yang sedang menyirami tanaman pot di sekitar ga/ebo taman. -ena segera meletakkan penyemprot di tangannya, dan menghampiri 7ko dengan tangan membentang. J7kooo ... ya, ampun. pa kabar kamuNK JBaik, ;ante,K 7ko balas merangkul tantenya. J?ama kasih tahu aku, katanya 1eenanL yang berteriak dari arah rumah.

J?aap, maap, ;ante ... itu bukan memaki, tapi ungkapan sayangL <ebelum kalimatnya selesai, 7ko sudah keburu ditubruk dan dirangkul. 1eenan dan 7ko, berpelukan, terta,a-ta,a, dan tak henti-hentinya saling mengumpat. -ena meringis-ringis sendiri mendengar pertukaran makian antara kedua anak itu. ;ak lama kemudian, mereka masuk ke rumah, ke kamar 1eenan. <etelah kenyang bertukar makian, sepanjang siang keduanya bertukar cerita. <aling tercengang dan takjub atas cerita masing-masing. J.adi, lu skripsi semester iniN ;engah tahun lulusN 6eah! 4el"ome to the real !orld!' 1eenan menepuk bahu 7ko. JBiasa aja kali. ;epat ,aktu, sih, tapi standarlah. ?asih ada yang lebih gila daripada gua. &ekan alien lu, tuh. 1ugy udah lulus dari tahun lalu. @dah kerja. <ukses pula,K tutur 7ko. 92'

da sentakan dalam hatinya begitu mendengar nama itu disebut. J1ugyN 1erja di mana diaNK tanya 1eenan. J*i perusahaan advertising , gitu. .adi "opy!riter .<esuailah dengan bidangnya.K 1eenan mengangkat alis, J0ua pikir bidang dia adalah nulis dongeng.K JEanN 9ello1 Please, deh. kata kita hidup di negeri periNK 7ko terbahak. J-ha elu ... siapa yang bakal nyangka seorang 1eenan bisa jadi businessman di 2bu 1otaNK <entakan kedua dalam hatinya. &4ell, gua sih berharap ini cuma sementara. =ang jelas, untuk sekarang ini, gua nggak ada pilihan, 1o. 1eluarga gua nggak punya pilihan,K 1eenan berkata, berat. 7ko gantian menepuk bahu sepupunya. J0ua ngerti, man. pa pun yang bisa gua bantu, let me kno!, okeNK 1eenan tersenyum, J.angan ge-er, ya. ;api ngelihat lu doang, tanpa lu perlu ngapa-ngapain, rasanya hidup gua kembali normal.K J0ombal gila,K 7ko memonyongkan mulut, Jsejak kapan juga hidup lu normalNK &*ood point,' 1eenan mengangguk sepakat. J1apan ya guabisaketemuansamaludanEoniN1itajalankemana kek ....K tuh.K J&ujukanN ?emangnya mereka kenapaNK tanya 1eenan. Badannya langsung menegak. J-u nggak tahuN <ejak pesta ultahnya Eoni mereka nggak jaib nggak, tuh.K <entakan yang ketiga kali. 1eenan masih belum bisa bereaksi netral dengan memori malam satu itu. J1enapa Eoni dan 1ugy bisa sampai gitu, yaNK gumamnya. 921

7ko tak menja,ab, hanya mengangkat bahu. 2a ingin bilang bah,a Eoni telah bercerita padanya soal kado ulang tahun yang tak pernah sempat 1ugy berikan, tentang perasaan yang 1ugy pendam bertahun-tahun, dan bagaimana perasaan tersebut menjadi alasan utamanya untuk menyingkir dari pertemanan mereka ,aktu itu. Eamun, 7ko juga ragu, apakah hal itu ada gunanya. 1eenan sudah punya kekasih di @bud. 1ugy sudah punya kehidupan sendiri. .ika ada satu hal yang ia dambakan, hanyalah mereka berempat bisa bersahabat lagi. 2tu saja sudah cukup. 1alaupun 1eenan harus tahu, biarlah ia tahu sendiri, batin 7ko. &Any!ay, good lu"k buat >ebruari, ya. 0ua pasti hadir,K ujar 1eenan seraya merangkul bahu 7ko. JHadirN <etelah ngilang segitu lama, gua bakal membiarkan lu C@? hadirNK 7ko melengos. J bis ngapain, dongNK J-u bakal jadi best man gua di sana. lias ... tukang cincin.K ;a,a 1eenan menyembur. J<atu kehormatan buat gua. ;api, asal lu tahu, 8best man) dan Otukang cincinM itu adalah dua hal yang nggak nyambung.K 7ko berpikir sejenak. J.adi, harusnya ... 8ring man)1'

<etelah berminggu-minggu kerja lembur, tubuh 1ugy menyerah kalah. Pada hari ulang tahunnya, 1ugy terpaksa mebersyukur. 2a sudah mendengar desas-desus bah,a satu kantor bermaksud mengerjainya habis-habisan hari ini, dan isu utamanya justru bukan dalam rangka perayaan ulang tahun, melainkan gara-gara ia kini resmi menjadi pacar Bos Besar. @lang tahunnya hanyalah alat tumpangan strategis di mana 922

semua ka,annya punya kesempatan untuk meluapkan emosi dan ekspresi apa pun atas hubungan barunya dengan &emi. 7ntah itu sekadar mengucapkan selamat, menimpuk pakai telur, membanjur air, dan seterusnya. <eharian penuh ia hanya teronggok di tempat tidur, bertimbunkan bantal dan guling. 1ugy menikmati betul istirahat ini. ;iba-tiba terdengar suara ketokan di pintu. 1ugy melirik jam. Bahkan belum pukul tujuh malam. 1ugy tanpa beranjak dari kasur. Eamun, pintu itu tetap membuka. *an muncullah &emi, dengan ,ajah bersinar diterangi lilin kecil. 1ugy mengangkat badannya sedikit. (emi1 Kue tar1 &emi masuk hati-hati, memba,a kue tar cokelat kecil dengan satu lilin yang menyala, seikat bunga aster segar, bernyanyi pelan, &9appy birthday to you ... happy birthday to you ....' 1ugy langsung terduduk tegak. ntara kaget dan ingin terta,a. Eamun, ia terpaksa menunggu &emi menyelesaikan dulu lagunya, dan kemudian meniup lilin yang disorongkan ke mukanya. @sai lilin itu padam, ta,a 1ugy langsung lepas, J1enapa memangnyaN da masalahNK 1ugy menggeleng cepat, pipinya merah padam. J ku malu. 1ikuk kalo diperlakukan kayak gini,K ujarnya pelan. J neh,K balas &emi geli, Jtukang khayal tapi kena jurus cemen gini aja kikuk. 1elamaan jomblo, yaNK ia lantas mengecup kening 1ugy, J<elamat ulang tahun ya, 1ugy-ku. Badan kamu masih hangat.K 1ugy menempelkan telapak tangannya di keningnya sendiri, J2ya, ternyata masih. ;api rasanya aku udah baikan, kok. palagi setelah kamu muncul ba,a kue dan bunga barusan. -umayan ada bahan ledekan,K 1ugy terkekeh. 929

J<aya punya sesuatu yang bisa bikin kamu sejukan,K lantas &emi mengeluarkan kotak hitam ramping dari kantong celananya, Jini ... hadiah ulang tahun untuk kamu.K 1ugy terbengong-bengong melihat kotak yang terbuka di hadapannya. <euntai gelang yang terdiri dari batu-batu mungil ber,arna biru cemerlang. JBenda ini barangkali nggak akan mat"hing dengan jam 1ura-kura Einja kamu. ;api, tolong dipakai, yaNK &emi lalu memasangkan gelang itu di pergelangan kiri 1ugy. J2ni namanya batu lapis la/uli,K ia menerangkan, J,arna birunya paling menyerupai biru laut. .adi, kalau kamu kangen pantai, kangen laut, kamu bisa lihat ,arna birunya di gelang ini.K 1ali ini 1ugy hanya dimampukan untuk diam dan menelan ludah. J1enapa lagi sekarangNK &emi tersenyum seraya mengelus pipi 1ugy. J ku nggak tahu kamu sedang pakai jurus apa, tapi ... aku belum pernah dapat hadiah seindah ini,K bisik 1ugy. 2a lalu menggerakkan tubuhnya yang masih lemah untuk mendekap &emi seerat mungkin, J?akasih, ya. ku akan pakai tiap hari.K J<aya nggak pakai jurus apa-apa, 0y,K &emi balas berbisik, J I -ust love you. <esederhana itu.K *alam dekapan &emi, 1ugy menyadari sesuatu. 1eenan mungkin adalah Pangerannya saat ia masih berumur 16 tahun. <ebuah dongeng indah. Eamun, inilah kenyataan sederhana yang membangunkannya dari tidur panjang dalam alam dongeng. &emilah Pangeran <ejatinya. &emi nyata, ada, dan mencintainya.

92#

68+ R$UNI "$L:0 $NC% IR

Jakarta, *e$ruari ()), ... .umat sore. cara pertunangan Eoni dan 7ko dimulai dua jam dari sekarang. Berhubung tak sempat lagi pulang ke rumah, 1ugy sudah memba,a semua perlengkapannya ke kantor. *an ia baru saja keluar dari toilet untuk berganti baju dan berdandan sebisanya. 1ugy mematut diri di kaca, mengecek penampilannya sekali lagi. 2a mengenakan gaun beledu selutut ,arna biru tua. 0aun pertama yang dibelinya lagi setelah bertahun-tahun. 1ugy jatuh cinta pada gaun itu karena potongannya yang sederhana hingga ia tak canggung untuk berangkat dari kantor dengan gaun itu, sekaligus cukup me,ah hingga ia tidak perlu merasa minder untuk menghadiri resepsi pertunangan sekalipun. ;erakhir, ia mengenakan gelang lapis la/uli yang dihadiahkan &emi. 1ugy pun tersenyum puas. Cukup satu benda mungil itu saja melingkar di pergelangannya, ia langsung merasa segalanya sempurna. 92)

1ugy lalu menghampiri &emi ke ruangannya. J&emi, yuk, udah jam lima, nih. ?acet lho di jalan. caranya kan mulai setengah tujuh.K &emi, yang sedang berbicara di ponsel, langsung menyudahi pembicaraannya cepat-cepat, lalu menatap 1ugy sambil tercekat. J=ukNK 1ugy mengajak sekali lagi sambil tersenyum lebar, J1ok bengongNK Eapas panjangnya menghela, dan &emi menggigit bibirnya gelisah. JIke, saya bengong karena dua hal. Pertama, kamu ... sumpah, cantik banget ....K <enyum 1ugy tambah sumringah, J*an yang keduaNK J<aya nggak bisa ikut.K JHaNK 1ugy berseru kaget. J;apiLtapi kan kamu udah

&emi menghampiri 1ugy, meremas kedua bahunya. J0y, sori, barusan banget agen"y dari Gector Point telepon, memereka harus ke luar negeri besok pagi. .adi nggak ada ,aktu lagi.K 1ugy sudah mau nangis rasanya. J&emi ... tapi ini sobatsobatku dari kecil ... aku kepingin banget ngenalin kamu ke mereka ... dan acara ini penting buatku ....K J0y, kalau memang saya bisa, saya pasti pergi. ;api saya benar-benar nggak bisa. I)ll make it up to you. <aya janji.K nya lagi dia merengek dan berkeluh kesah. &emi tidak bisa ikut dan dirinya harus mencoba realistis. Perlahan, 1ugy mengangguk. &emi mengambil tangan 1ugy dan menciumnya, J?alam ini saya di,akili oleh si biru ini aja, ya,K ujarnya sambil mengusap gelang yang melingkar di pergelangan 1ugy.

925

1eenan tergopoh-gopoh keluar dari mobil, dan langsung melesat memasuki rumah 7ko. ;ante 7rniLibunya 7koLsudah yaN @ntung masih keburu. yo, masuk dari sini. caranya sudah mulai. 2ni, kotak cincinnya, kamu pegang,K seru ;ante 7rni seraya menyerahkan kotak kecil ke tangan 1eenan. 1eenan menyusup dan menyisip di sela-sela punggung orang-orang hingga akhirnya tiba di sebelah 7ko dan Eoni. <eluruh otot muka 7ko langsung melonggar ketika melihat 1eenan akhirnya hadir tepat ,aktu. ;api mereka sudah tak sempat lagi mengobrol, hanya saling lempar senyum dan kode-kode jarak jauh. *ari pintu depan, 1ugy, yang juga baru datang, berjuang untuk bisa menembus kerumunan tamu. palagi kerumunan sanak saudara yang berbaris di paling depan adalah lapisan yang paling alot untuk ditembus. Eamun, 1ugy tak mau kehilangan momen. 2a ingin melihat pertukaran cincin itu dari dekat. 0iliran otot muka Eoni yang melonggar ketika melihat 1ugy tahu-tahu menyeruak muncul dari kerumunan orang, melambai-lambai kecil. ?anusia satu itu muncul juga, pikirnya lega. ;ak terbayang jika 1ugy kembali menghilang dan mele,atkan pertunangannya. 1ugy menarik napas haru. Eoni terlihat begitu cantik dalam kebaya merah jambu, dan 7ko terlihat gagah dengan setelan jasnya. Pertukaran cincin pun akan segera dimulai. <emua orang menanti keluarnya kotak kecil yang akan dibuka oleh 7ko. *an seketika ... napasnya tertahan. 1ugy mengerjapkan mata, meyakinkan bah,a dirinya tidak sedang berhalusinasi atau kena tipuan optik. *emi apa pun, 1ugy sangat mengenali orang yang berdiri di sebelah 7ko, yang 92(

menyerahkan kotak cincin padanya, dan bagaimana orang itu terta,a ... cara ia menatap 7ko dan Eoni ... matanya yang bersinar hangat ... 1ugy menggelengkan kepala sendirian. Ini nggak mungkin. Pada saat yang bersamaan, sebuah intuisi menggiring mata 1eenan memandang ke arah tempat 1ugy berdiri. 2a tertegun. .uga tidak yakin dengan penglihatannya. <eluruh rongga tubuhnya seketika teraliri oleh ha,a hangat. &asanya utuh dan damai. Cuma satu orang yang mampu membuatnya seperti itu. *an orang itu tak perlu melakukan apa-apa lagi selain hadir dan ada. Eamun, 1eenan masih terlalu sukar memercayai matanya. pa yang ia lihat terlalu indah untuk dipercaya. 1etika kedua mata mereka akhirnya saling menemukan, barulah keduanya yakin bah,a mereka tidak berhalusinasi. *etik itu juga 1ugy rasanya ingin lari, secepat-cepatnya dan sejauh-jauhnya. Eamun, pada saat yang bersamaan, kedua kakinya seperti beku. ;ertancap kaku di lantai tempat ia berdiri. *an 1ugy tetap mematung seperti itu ketika 1eenan akhirnya bergerak mendekat. 1eenan bagai melangkah di lautan kala badai. Eamun, seperti terhipnotis, kakinya terus digerakkan untuk mendekat. J1ugyNK panggilnya pelan, J pa kabarNK Hanya itu yang sanggup ia katakan. JBaik,K ja,ab 1ugy pendek. Hanya itu yang sanggup ia ja,ab. ;iba-tiba, kerumunan orang mendesak mereka. Para tamu mulai bergerak menyalami 7ko dan Eoni. Pandangan keduanya terhalangi orang-orang yang lalu lalang di antara mereka berdua. 1eenan terperanjat dengan kehilangan tiba-tiba itu. Panik, ia lantas meraih tangan 1ugy, membuat anak itu berseru kaget karena tiba-tiba badannya tertarik maju. 926

J<ori, 0y. 1amu kaget, yaNK Buru-buru, 1eenan meminta maaf. 1ebingungan sendiri atas reaksinya tadi. <ebuah perasaan kehilangan yang rasanya tak siap dialaminya lagi. JEggak pa-pa, Ean,K 1ugy mencoba tersenyum. 1eenan ikut tersenyum. <enyuman mereka pertama kali lagi setelah sekian lama. J1ita salamin mereka, yuk,K ajak 1eenan sambil terus menggandeng tangan 1ugy. 7ko dan Eoni sudah melambai-lambai melihat 1ugy dan 1eenan yang berjalan menghampiri. ?uka keduanya cerah bukan main. My (ing Man! *an lu ...,K 7ko merangkul 1ugy, &my ring !orm.' berseru gembira. 1ugy memandangi keduanya dengan ta,a lebar sekaligus pertanda nggak ada berita, tahu-tahu kita berempat lagi.K J2ya, setuju,K 1eenan mendelik penuh arti ke arah 7ko dan Eoni, Jpanitia reuninya canggih, nih.K 7ko langsung menggamit tangan Eoni. JIke, kita berdua keliling-keliling dulu, bersosialisasi dululah, biasaaa ...,K ujar 7ko sambil cengengesan, Jkalian makan dulu kek, ngobrol kek, nanti kalo udah agak sepi kita ngumpul berempat, yaNK *an cepat-cepat, 7ko dan Eoni berlalu dari hadapan 1ugy dan 1eenan. ?eninggalkan mereka berdua dengan segala kecanggungan yang ada. J?akan, 0yNK 1eenan mena,arkan, basa-basi. &asa laparnya sudah mencelat hilang begitu ia melihat 1ugy tadi. 1ugy menggeleng, enggan. *alam ruang batinnya yang kini berkecamuk, tak ada ruang lagi untuk memikirkan makanan. JBentar lagi, deh. 1amu lapar, yaNK JEggak. <aya juga nggak kepingin makan,K ja,ab 1eenan jujur. 92$

khirnya mereka berdua duduk di taman belakang rumah 7ko, berbekalkan dua gelas es buah yang juga tak kunjung disentuh. J ku nggak nyangka,K 1ugy membuka suara, memecah kecanggungan yang sudah mulai terasa melumpuhkan, Jakan ketemu kamu dengan format kayak begini,K ia tersenyum lalu mengerling pada 1eenan yang mengenakan jas tiga kancing ,arna hitam dengan dasi ber,arna perak tua. &ambut 1eenan, yang dulu dibiarkan tumbuh panjang, kini pendek dan rapi. JEggak pantes, yaNK sahut 1eenan diikuti ta,anya yang renyah. 1ugy tak menja,ab, karena ia tak mungkin mengatakan ja,aban yang jujur8 bah,a 1eenan kelihatan begitu lain, bah,a 1eenan tak pernah berhenti membuatnya terpukau. J<aya juga nggak nyangka ketemu kamu dalam ... gaun,K 1eenan berkomentar ragu-ragu. Kamu makin "antik, bungnya dalam hati. J1amu membuat saya yakin bah,a Charles *ar,in memang benar. 73olusi itu memang bisa terjadi.K J=a, persis. 2tu dia. *ari monyet berantakan sampai jadi manusia cantik bergaun velvet ,K seloroh 1eenan diikuti gelakan ta,a. Eamun, dengan cepat, mereka kembali terdiam. <uarasuara yang menderu dalam batin masing-masing masih terlampau bising, tapi begitu susah untuk diungkap. J1amu ke mana ajaNK tanya 1ugy akhirnya, setelah sekian lama pertanyaan itu menggantung di benaknya. J1e Bali,K ja,ab 1eenan lugas. ;erlalu banyak kisah yang tertunda. 2a tak tahu lagi harus menga,ali dari mana. 1ugy tersenyum pahit mendengar ja,aban itu. J1e Bali. Begitu sajaN <emudah itu kamu ngilang, nggak ada kabar, 99'

sam-

terus kamu tinggal ngomong Oke BaliM kayak orang baru pulang liburan,K 1ugy menimpali datar, tapi sesuatu dalam nada suaranya terasa tajam menukik. JEggak semudah itu, 0y. <aya nggak sekadar pergi, ngilang dan liburan,K 1eenan menatap 1ugy balik, getir. J<aya pergi untuk memulai sesuatu yang baru. <aya pergi ke mana suara hati saya memilih. *an gimana pun cara saya pergi dulu, itu adalah pilihan yang terbaik ,aktu itu. <aya nggak menyesal sedikit pun,K lanjutnya tegas. 1ugy rasanya tak sanggup untuk lanjut bertanya. 1eenan telah memilih untuk meninggalkan mereka semua, meninggalkan dirinya, tanpa kabar. 2tu adalah pilihannya, bukan kesalahannya. idak ada yang salah , batin 1ugy. Mungkin aku yang memang terlalu berharap. J;erus ... kenapa kamu kembali lagi ke siniN pa karena pilihan hati kamu jugaNK tanya 1ugy pelan. JBukan,K 1eenan menja,ab. pa adanya. J1alau gitu, buat apa kembali ke siniNK <uara 1ugy kini terdengar perih. J1enapa malah ninggalin pilihan hati kamuNK J<aya pulang untuk keluarga saya. Papa saya sakit, 0y. -umpuh gara-gara stroke. 1alau bukan karena itu, jujur, saya mungkin nggak akan pernah kembali ke sini lagi,K ja,ab 1eenan pahit, Jsaya sekarang kerja di kantor papa saya. Papa sedang terapi terus. 1ondisinya udah jauh lebih baik. 1alaupun saya sekarang harus mengambil alih posisinya, mudah-mudahan nggak untuk selamanya.K J ku turut prihatin, ya, Ean. ku benar-benar nggak tahu kalau papa kamu sakit,K kata 1ugy sungguh-sungguh, perlahan ia menatap 1eenan, Jtapi, kalau papa kamu baikan, sesudah itu kamu akan pergi lagiN 2kut suara hati kamu lagiNK

991

1eenan terdiam. ;atapan 1ugy menyadarkannya bah,a hatinya ingin berada di dua tempat. *an meski hatinya telah ia jaga rapi untuk seseorang yang menantinya nun jauh di sana, pertemuan singkat dengan 1ugy langsung menjungkirbalikkan apa yang selama ini ia bangun dengan hati-hati dan susah payah. ?elihat 1eenan yang membisu, 1ugy menghela napas. Batinnya berteriak semakin menjadi-jadi. $uat apa dia kembali1 $uat apa mun"ul se-enak lalu menghilang lagi nanti1 <ementara sejenak saja kehadiran 1eenan mampu mengobrak-abrik seluruh tatanan hatinya. .emari 1ugy bergerak, menggenggam untaian batu kecil yang melingkar di pergelangan tangan kirinya, berusaha mencari kekuatan di sana. J0elang kamu bagus. -apis la/uliNK 1ugy tersentak mendengar komentar 1eenan yang tak terduga. 2a cuma mengangguk, dan tak bisa menolak ketika 1eenan meraih pergelangannya, mengamati gelangnya lebih saksama. J2ni gelang yang paling cocok buat agen rahasia Eeptunus,K ucap 1eenan sambil tersenyum kecil, ia melirik 1ugy, Jbukan Eeptunus yang kasih, kanNK 1ugy menggeleng. JPacarku yang kasih,K ja,abnya spontan. 7ebih "epat dia tahu, lebih baik. JIh,K sahut 1eenan pendek, berusaha menyamarkan getaran dalam suaranya, Jberarti dia memang memahami kamu dengan baik. ;eman kerjaNK J2ya.K J0opy !riter jugaNK J*ia atasanku.K 1eenan membunyikan JohK pendek yang kedua kali. J-ebih tua, dongNK 992

J2ya.K J*ia serius sama kamuNK 1ugy mengangkat bahu, J=ang jelas, aku nggak pernah main-main.K 1ali ini 1eenan bahkan tak tergerak untuk menyahuti apa pun. 1ugy menghela napas. 0ilirannya. 2a menimang-nimang dari celah mana pertanyaan ini bisa dilontarkan. JPerempuan Bali kan ayu-ayu, ada yang nyantol, nggakNK tanyanya dengan nada yang diupayakan terdengar ringan. 1eenan mengangguk. JPacar saya sekarang memang orang Bali asli. 1eponakannya Pak Aayan,K ujarnya langsung. J*ia masih muda, tapi kepribadiannya sangat de,asa.K JPelukis jugaNK timpal 1ugy, berusaha antusias. 1eenan menatap 1ugy sejenak. JBukan. *ia suka menulis. <eperti kamu.K 1ugy merasa mulutnya mendadak pahit. JIh, yaN *ia suka nulis apaNK J*ia ...,K 1eenan menera,ang, Jdia sastra,ati yang sangat alami, secara tulisan dan lisan. Egobrol dengan dia ... rasanya kayak lagi baca buku petuah-petuah bijak. *ia bisa menulis apa saja. ;api sekarang ini dia kepingin menulis cerita anak-anak.K 2ngin rasanya 1ugy berkomentar, sekadar untuk memberikan kesan ,ajar, tapi ia tidak sanggup. da sayatan di hatinya. Pedih. ;anpa sepenuhnya ia sadari, jemarinya kembali bergerak, menggenggam gelang birunya. J ku senang kamu pulang. <etengah mati cari mitra kerja, nih. 1ehidupan agen 1ugy berkata riang. JEah, sekarang kamu pikir. 0imana caranya saya bisa eksis terus jadi agen, sementara satu-satunya orang di dunia yang menganggap saya agen rahasia Eeptunus, ya, cuma 999

kamu doangN ;anpa kamu, status agen rahasia saya nggak berlaku.K 1eenan menja,il ujung hidung 1ugy. 1ugy tersenyum lebar. khirnya, semua kembali normal. <elama mereka tidak lagi menyentuh urusan hati mereka yang paling dalam, semua baik-baik saja. *an kini mereka bebas berbicara apa pun, tentang perjalanan dan kehidupan 1eenan di -odtunduh, cerita pekerjaan 1ugy di kantor ... dan pembicaraan mereka seakan tak ada habisnya. ;ak terasa, tamu di rumah 7ko sudah menyusut setengah. <uasana menjadi lengang. berapa piringNK 7ko tiba-tiba menepak punggung keduanya dari belakang. ;ampak Eoni datang menyusul. ?ereka berempat kini duduk bersama di atas ubin. J0erah ya pake baju beginiN Coba bisa pake kaus oblong sama sarung,K 7ko mengeluh sambil membuka jasnya. J;erus minum kopi tubruk sama singkong goreng, dengerin radio ?, bahas harga sayur-mayur dan jad,al panen ladang ...,K 1eenan melanjutkan. dengan tema ... 1elompencapir
99

NK

7ko mengernyit melihat keduanya, J0ua kok lebih setuju memakai tema O lien &essurectionM, yaNK

sung lari ke dalam rumah. 1embali lagi memba,a empat kaus dan empat sarung. ;ak lama, semua pakaian mereka berganti. 7mpat cangkir minuman panas. <epiring makanan kecil. ?alam berlalu
99

<ingkatan dari8 1elompok Pendengar, Pembaca dan Pirsa,an. <iaran informasi bagi petani dan nelayan di 2ndonesia yang sempat rutin ditayangkan di ;G&2 pada masa pemerintahan Presiden <uharto.

99#

terlalu cepat. ;erlalu singkat untuk mengiringi obrolan mereka dan kerinduan mereka akan satu sama lain. ;anpa terasa, ayam jantan berkokok dari kejauhan, membuktikan bergulirnya malam yang terlalu cepat untuk mereka berempat.

99)

6#+ T%3IR ,%N5 T%" 3I&% (IT$03U&

Jakarta, Maret ()), ... 1egiatan Eoni dan 7ko di kampus yang mulai melonggar memungkinkan mereka berempat cukup sering berkumpul. <etidaknya dua minggu sekali mereka menyempatkan untuk bertemu. *an minggu ini, rumah 1eenan yang mendapat giliran. -ena sangat gembira menyambut mereka semua. <udah lama ia tidak melihat 1eenan bergaul dengan teman-teman lamanya. *an baginya itu pertanda bah,a 1eenan mulai kerasan hidup di .akarta. <aking senangnya, -ena rela membikinkan begitu banyak makanan sampai-sampai meja makannya nyaris tak muat lagi. 7mpat-empatnya bengong melihat meja makan yang penuh sesak itu. J?a, kita kan cuma berempatNK tanya 1eenan, J2ni sih J1eenan lupa memperhitungkan peliharaan kita semua, ;ante,K sambar 7ko, J1ugy pelihara anakonda, saya pelihara 995

ular naga, Eoni punya keluarga singa, 1eenan ngasuh rombongan tuna,ismaL J.eroenNK 7ko benar-benar pangling. nak <?P yang kecil itu kini sudah menjulang tinggi, hampir menyamai tinggi badannya. .eroen sudah masuk <? sekarang. J1amuL pelihara apaan bisa jadi segede giniNK .eroen terkekeh, JPelihara grup ronggeng.K -ena mendelik, J?emang nih anak satu. Pacarnya banyak bener. Pusing deh, ;ante di rumah merangkap resepsionis. ;elepon krang-kring terus nyariin .eroen. *an orangnya beda-beda semua.K J-ho, nggak pa-pa, ;ante. 2tu untuk mengimbangi abangnya yang nasibnya agak lain,K timpal 7ko lagi. ;iba-tiba terdengar suara roda berputar. yah 1eenan keluar dari kamarnya. ;angannya sudah bergerak lancar memutar roda. 2a tersenyum ramah menyapa semuanya. Aalaupun bicaranya agak pelan, artikulasinya sudah jelas dan mendekati normal. <esampainya di dekat meja, dri pun minta dibantu berdiri. 2a berjalan hati-hati menuju kursi. J yahnya 1eenan sekarang sudah bisa jalan lagi, hampir semua sudah bisa kembali seperti dulu, tapi masih pelan-pelan,K -ena menerangkan dengan bangga. 1ugy mengamati semua itu dengan saksama. Ini rupanya pengorbanan Keenan. Mudah-mudahan memang tidak untuk selamanya= sekalipun itu berarti 1eenan mungkin akan pergi lagi entah ke mana. ?endadak muncul sayatan pedih lagi di hatinya. Eamun, 1ugy memilih untuk tidak mengindahkan. ?alam seperti ini terlalu berharga untuk dile,atkan dengan kepedihan.

99(

J1alian duluan, deh. Besok pagi kan kalian masih harus ke Bandung. Biar gua yang nganterin 1ugy,K ujar 1eenan di beranda depan. J=akinNK tanya Eoni dan 7ko hampir berbarengan. JEggak ngerepotinNK 1ugy menyusul bertanya. 1eenan menggeleng mantap, lalu melepas keduanya pulang. ;inggal ia, 1ugy, dan bebunyian serangga malam. J0y, saya sebenarnya pingin ngomong sesuatu. Bagi saya, hal ini sangat pribadi, dan hanya menyangkut kita berdua. ?akanya saya nggak pingin ngomong di depan Eoni dan 7ko.K ?eski tetap tampil tenang, 1ugy kontan tidak keruan. .antungnya berdegup kencang. 1eenan menatap 1ugy dalam-dalam. J0y, saya harus berterima kasih sama kamu.K J@ntukNK *an 1ugy melihat 1eenan mengeluarkan sesuatu dari balik punggungnya. Benda yang ia ba,a sejak mereka beranjak ke serambi tadi. J1amu sudah meminjamkan sesuatu yang sangat berharga buat saya. ;api barang ini harus saya kembalikan lagi, karena ini memang milik kamu.K 1eenan lalu menyerahkan sebuah buku tulis yang kini sudah kumal. 1ugy tercengang, tak percaya ia akan melihat buku itu lagi. J.enderal PilikNK tanyanya bergetar. JBuku ini pernah menjadi bagian terpenting dalam hidup saya,K 1eenan berkata lembut, Jdan kamu akan tahu kenapa. ;api saya nggak mau ngasih tahu dengan cara yang biasabiasa aja.K 1ugy tambah bingung. Buku kumal itu diterimanya dengan perasaan campur aduk, J.adi ... selama ini, kamu menyimpan buku ini terusN Aaktu kamu di Bali jugaNK J*an saya baca hampir tiap hari,K 1eenan menambahkan. 996

2a tersenyum. J1amu sadar nggakN 1amu akan jadi penulis dongeng yang luar biasa.K 1erongkongan 1ugy tercekat. <udah lama sekali tidak ada yang mengatakan hal itu padanya, bahkan menyinggung secuil pun tentang dunia satu itu. ;ermasuk dirinya sendiri. J1ali ini, saya ingin meminta satu hal lagi dari kamu,K ucap 1eenan separuh berbisik. J<aya ingin minta satu hari saja. <aya ingin mengajak kamu ke satu tempat. 1apan kamu bisa, kasih tahu saya. Eanti kamu akan ngerti kenapa buku itu begitu penting buat hidup saya.K 1ugy tak paham apa yang 1eenan maksud, tapi tak urung kepalanya mengangguk.

Hari <abtu pagi. Pukul tujuh kurang lima, 1eenan sudah nongkrong di ruang tamu 1ugy. ;ak lama kemudian, 1ugy keluar. ?asih dengan rambut basah dan mata yang melek terpaksa. J;ernyata kamu memang serius gilanya. Bener-bener harus jam tujuh, yaNK sapa 1ugy dengan jalan yang masih sedikit sempoyongan. JHari ini cuma ada satu aturan yang berlaku,K ujar 1eenan sok tegas, Jaturan saya.K J ku mau diperbudak seperti 7ko dan >uad memperbudakku bertahun-tahun, yaNK tanya 1ugy lunglai. JPokoknya hari ini tugas kamu cuma satu, 0y8 percaya sama saya. Ike. turan pertama, memba,a beberapa baju cadangan. @dahNK 1eenan mengecek. J@dah.K JBagus. turan kedua8 HP mati. *ari mulai ruang tamu ini, sampai nanti kamu kembali lagi ke sini.K 99$

J<iap.K Beberapa menit kemudian, mereka berangkat dari rumah 1ugy. <epanjang jalan, 1ugy keasyikan mengobrol sampaisampai tak sadar mobil itu sudah sampai di mulut tol Cikampek. JEan,K gumamnya, setelah mendeteksi keanehan yang terjadi, Jngomong-ngomong, kita mau ke mana, sihNK 1eenan nyengir. J;ujuan pertama pagi ini8 Bandung. 1ita jenguk Pilik.K nya sambil melompat-lompat di tempat duduknya. <atu mobil terguncang-guncang.

<udah tiga jam mereka menempuh perjalanan, menembusi jantung 1ota Bandung, terus ke arah utara. JEan, aku nggak ngerti,K kata 1ugy, Jkok, kamu kepikir buat jenguk Pilik segala, sihN Padahal kamu cuma dua kali ketemu mereka. Harusnya ide menjenguk ini munculnya dari aku, guru mereka, yang hampir ketemu tiap hari selama dua tahun.K J@dah, deh. Eggak usah tanya-tanya,K 1eenan menyahut santai, Jitu juga bagian dari kejutan hari ini.K ?obil 1eenan mendekati lokasi kampung Pilik. .alan setapak menuju <akola lit sudah kelihatan. J<aya harus parkir di sini kan, yaNK tanya 1eenan ketika melihat plang puskesmas yang dulu menjadi patokannya. J2ya ... tapi, biasanya ada pos jaga ?ang <ukri di sini ... ke mana, yaNK 1ugy celingukan. ?ereka berdua keluar dari mobil. *ulu, di sebelah puskesmas itu ada saung dari kayu yang merangkap pos ronda. <aung kayu yang biasanya diga,angi oleh ?ang <ukri kini sudah tak ada. Puskesmas

9#'

kecil itu pun tampak sepi, tak tera,at. <eperti sudah tak terpakai berbulan-bulan. J0y, daerah ini kayaknya berubah,K gumam 1eenan sambil melihat sekeliling. 1ugy ikut menebarkan pandangan. 1eenan benar. *aerah itu sudah berubah. .alan setapak menuju <akola lit menjadi lebih besar, rumput-rumput pun sudah gundul, seperti sering dilalui kendaraan. <ekumpulan pohon bambu rimbun yang biasanya meneduhi mobil yang parkir di tempat itu sudah tidak ada lagi. <inar matahari menerpa langsung, membuat semuanya kelihatan lebih gersang. ?ereka mulai menapaki jalan. Pemandangan yang mereka temui kian asing saja. ?ereka berpapasan dengan banyak pekerja yang mengangkuti pasir, semen, batu-batu. *an terkejutlah mereka ketika setengah kampung tempat Pilik bermukim sudah rata dengan tanah. Hamparan tanah merah terbentang luas. ;ak ada rumah penduduk. ;ak ada ladang. Hanya truk-truk besar, mesin ba"khoe, mesin pengaduk semen, dan para pekerja yang hilir mudik di lahan besar itu. 1ugy dan 1eenan melongo melihat itu semua. <akola lit hilang tanpa bekas. ;anpa buang ,aktu, mereka mencari penduduk yang masih tersisa, dan bertanya sana-sini. &$ade didamel -anten perumahan 9# ,' ja,ab salah satu orang yang berhasil 1ugy cegat. <eorang pengangkut kayu bakar. J&umah-rumah di sini pada ke mana, PakNK tanya 1eenan. 9) ,' Bapak itu men&Atos ngaralih. 5adayana atos digusur ja,ab seraya merentangkan tangannya. J1e manaNK desak 1ugy lagi.
9# kan dijadikan perumahan. 9) <udah pindah. <emuanya sudah digusur.

9#1

95 ' 2a mengangkat &%uka atuh, 2eng. %a paburen"ay .... bahu. 9( 1' &>pami $apa terang teu Pak @sep ayeuna di mana *engan agak terbata-bata, 1ugy berusaha berkomunikasi dalam bahasa <unda. 96 1' JIh. Pak @sep anu gaduh kebon sampeu &Muhun, muhun. Anu putrana namina Pilik 9$ ,K 1ugy mengangguk-angguk antusias. #' , 2eng.' JPak @sep mah kagusur ka "aket susukan *engan prihatin, bapak itu berkata. 1ugy tahu benar JsusukanK yang dimaksud. <ebuah kali kecil yang nyaris kering dan kotor. ;empat itu tidak terlalu jauh dari pembuangan sampah. J1amu tahu tempatnya, 0yNK tanya 1eenan. 1ugy mengangguk. J1ita susul ke sana, yuk,K gumamnya. 2a sudah bisa membayangkan kondisi seperti apa yang dihadapi Pilik dan keluarganya. <etelah mengucapkan terima kasih, keduanya bergegas pergi. *an bayangan 1ugy tidak salah. ?alah lebih buruk. da beberapa gubuk yang berdiri di pinggir kali tersebut. 0ubukgubuk reyot yang tak layak disebut rumah. <atu-dua orang tampak lalu lalang di sekitar gubuk.

longok ke dalam gubuknya, JBu ... bu ... kadieu, enggal! Ieu, aya guru-guruna Pilik # 1 <eorang ibu berdaster lusuh keluar dari situ. <eolah me;idak tahu, Eon. <oalnya berpencar. 1alau Bapak tahu nggak Pak @sep sekarang ada di manaN. =ang punya kebon singkong. Betul, betul. =ang anaknya bernama Pilik. Pak @sep tergusur ke dekat kali.

95 9( 96 9$ #' #1

9#2

lihat malaikat, ia menghambur ke arah 1ugy, memeluknya erat. JBu @gi ... si Pilik, Bu ...,K tangisnya serta-merta. ;ubuhnya berguncang. Pak @sep hanya bisa diam dan tertunduk sedih. <eketika itu juga, 1ugy dan 1eenan tahu, ada sesuatu yang tidak beres.

1embali hanya mereka berdua ditemani embusan angin dan gemeresik bambu. *ari tempat mereka berdiri, kebisingan pembangunan real estate itu hanya terdengar sayup-sayup. <esekali burung berseli,eran, berkicau, lalu hinggap di atas nisan kayu yang terpancang di hadapan mereka berdua. Pilik beristirahat di sana. <ebuah makam seadanya. =ang tersisa hanya kenangan suaranya yang gaduh, larinya yang gesit, rambutnya yang gundul, dan sinar matanya yang cer<ementara seribu satu penyesalan muncul di benak 1eenan. *i tangannya, 1eenan menggenggam sebuah buku tabungan, yang akan dihadiahkan bagi Pilik dan <akola lit. @ang yang ia sisihkan dari hasil penjualan lukisannya selama ini. *engan getir ia memandangi nisan itu, menyadari betapa ironisnya realitas saat harus bersanding dengan dunia dongeng. 1eindahan dunia .enderal Pilik dan Pasukan lit yang ter,ujudkan dalam semua karyanya, serta kenyataan hidup seorang anak bernama Pilik bin @sep yang harus tergusur karena keluarganya tak punya bukti kepemilikan tanah, harus tinggal dalam sebuah gubuk di pinggir pembuangan sampah, dan menderita tifus tiga bulan yang lalu tanpa mampu mencari pertolongan medis. Puskesmas sudah lama ditutup. Pak @sep bilang, tak sampai se9#9

minggu, kondisi Pilik turun drastis, dan akhirnya tubuh kecilnya menyerah. Pilik pergi memba,a mimpinya untuk bisa masuk <?P. JCoba kalau aku sempat nengokin dia ... aku beneran nggak tahu, Ean ... aku juga hilang kontak dengan mi ... padahal ... Pilik ... mestinya dia punya kesempatan ... anak itu pintar ...,K 1ugy berkata tersendat-sendat. 9arusnya kesempatan itu ada. 1eenan terduduk pilu, merangkul 1ugy yang bersimpuh sambil terisak. J ku sering kangen sama Pilik ... sama anak-anak ... tapi aku udah nggak pernah sempat lagi nengok mereka ... aku masih punya satu buku tulis petualangan Pasukan lit yang bahkan mereka belum sempat baca ...,K tangis 1ugy lagi, lalu membenamkan kepalanya dalam rengkuhan 1eenan. ?enangiskan semua penyesalan yang tersisa dalam hatinya. J<uatu saat mereka pasti baca, 0y,K sahut 1eenan lirih, Jkamu jangan berhenti menulis.K <esaat, 1eenan merasa terempas kembali ke masa lalu. 1ala ia dan 1ugy masih berbagi mimpi yang sama. <aat yang mereka butuhkan hanyalah alam dan satu sama lain. <aat sebuah momen sederhana bersama 1ugy dapat mengkristal dan hidup lestari dalam hatinya. Eamun, ,aktu berjalan dan Bumi berputar, memba,a mereka begitu jauh. &ealitas dan dongeng terpisahkan tabir yang rasanya tak akan pernah bisa ia tembus.

9##

69+ $NCULI"%N %LIN5 IN(%H

1ugy termenung melihat buku tabungan yang diba,a 1eenan. Beraneka ragam perasaan melanda hatinya. ntara haru, terkejut, dan getir. 1ugy tak menyangka betapa kisah yang ia tulis telah berperan begitu besar dalam hidup 1eenan. 2a terharu dengan kesungguhan 1eenan untuk berterima kasih padanya, pada <akola lit, dan Pasukan lit. Eamun, ia juga getir melihat kenyataan bah,a niat baik mereka semua tak sanggup menolong .enderal Pilik. J1amu akan kasih uang ini ke mereka, EanNK tanya 1ugy. J=a. 1e Pak @sep, Pak <omad, dan semua keluarga Pasukan lit yang kena gusur,K ja,ab 1eenan tegas, Jsaya nggak mungkin menyimpannya lagi. @ang ini sudah saya anggap menjadi hak mereka.K J-alu ... kita mau ngapain lagi sekarangNK 1ugy mengusap ,ajahnya. Penat. J<aya masih mau mengajak kamu ke suatu tempat. turan hari ini masih berlaku, 0y,K 1eenan tersenyum sambil mengusap pelan tangan 1ugy. 9#)

1ugy mengangguk pasrah. 2a tak punya cukup tenaga untuk protes. ;ak cukup kemauan. pa pun rencana 1eenan, ia hanya ingin diam di mobil dan mengikuti ke mana arah nasib memba,anya. ;ak lama, mobil <@G itu pergi meninggalkan daerah Bojong 1oneng, lalu keluar dari 1ota Bandung.

1ugy tertidur separuh terakhir perjalanan entah ke mana itu. 2a hanya tahu bah,a mobil mereka pergi mengarah 1ota 0arut, lalu terus ke <elatan menuju Pameungpeuk. <isanya ia tak sadarkan diri. ;ertidur pulas dengan sandaran jok merebah ke belakang. ?atanya terbuka ketika mobil 1eenan akhirnya berhenti. Pertama-tama, 1ugy melihat angkasa luas yang terbentang dari kaca mobil. -angit ber,arna kemerahan. ?enyala bagai disulut api. rakan-arakan a,an tampak merona jingga ditelan ufuk Barat. Hal kedua yang disadarinya adalah deburan ombak yang dahsyat dari arah ba,ah. Hal ketiga, 1ugy menyadari bah,a 1eenan tidak ada di sampingnya. <ontak, 1ugy terduduk. ;ersadarlah ia bah,a mobil itu tengah terparkir di atas tebing berumput hijau. *i hadapannya terhampar laut luas. *an di ba,ah sana, tampak ombak berputar dan berpusar, saling memecah dan mengempas, menyapu hamparan karang dengan buih putih. Cepat-cepat, 1ugy keluar dari mobil. Belum tuntas rasa kagetnya, 1ugy masih harus terpana melihat ratusan kelela,ar yang tiba-tiba mengepak bersamaan dari ba,ah tebing, membentuk segomplok a,an hitam yang sejenak memenuhi langit. ;erkesiap dengan semua keindahan yang mendadak hadir di depan matanya, 1ugy hanya bisa terduduk di atas rumput. 9#5

1ugy menoleh ke samping. ;ampak 1eenan melambaikan tangan dari sebuah saung beratapkan ilalang. 1ugy langsung berlari-lari menghampirinya. JEanN 1ita sebenarnya di mana, sihNK 1ugy bertanya keras. J<elamat datang di &anca Buaya,K 1eenan tersenyum lebar, Jini bagian dari peraturan saya hari ini, yaitu kamu harus rela diculik ke mana pun. <aya pernah ke pantai ini nggak sengaja, bareng Bimo dan anak-anak kampus. <aya langsung jatuh cinta. Bertahun-tahun pingin ke sini lagi, tapi nggak pernah sempat. Baru sekarang bisa kembali lagi. <ama kamu. 5o, en-oy.' 2a lalu menyorongkan minuman dingin yang diba,anya dalam "ool boA. 1ugy mengambil minuman yang disodorkan 1eenan. ?uka protesnya perlahan berubah. &4ell, gen 1eenan <imalakamania, aku harus mengakui, ini adalah penculikan yang sangat menyenangkan,K 1ugy terkekeh, J "heers. K &0heers.' 1eduanya lalu duduk di pinggir tebing, beralaskan rumput dan bertemankan dua minuman kaleng dingin, menikmati matahari terbenam hingga pupus ditelan malam. ?enghayati keluasan <amudra 2ndia yang membentang dari tempat mereka duduk. ?enjelang gelap, <@G itu turun dari tebing, menuju bagian pantai landai tempat beberapa pedagang makanan berjualan. ?alam yang masih muda terlihat jernih. ;aburan bintang muncul tanpa perla,anan a,an. *an bulan bersinar megah dalam masa purnamanya. J2ni ... adalah mi instan paling enak yang pernah aku coba seumur hidup,K komentar 1ugy seraya melahap mi rebus yang dipesannya. 2a sudah memasuki mangkuk yang kedua. 9#(

1eenan melirik bungkusan bekas mi instan yang masih tergeletak di meja. J7mang, ada bedanya, yaNK J.elas ada,K kata 1ugy yakin, Jfaktor pertama adalah nggak makan dari siang, faktor kedua adalah ... ini ,arung dengan pemandangan terindah yang pernah aku kunjungi. &estoran paling mahal di .akarta aja kalah sama ,arung ini. 2ya, nggakNK J<etuju,K 1eenan pun bergerak ke mangkoknya yang kedua, Jjadi, nggak nyesel kan diculikNK 1ugy berhenti mengunyah. J1alo boleh tahu, maksud kamu hari ini sebetulnya apa sih, EanNK 1eenan ikut berhenti, sejenak menatap 1ugy. JBeresin dulu makannya. Eanti saya kasih tahu. ;api nggak sekarang, dan nggak di sini.K ?ata 1ugy langsung membeliak. J.adi ... kita masih pindah tempat lagiNK 1eenan mengangguk, J*ua puluh meter ke depan.K

Pantai &anca Buaya hampir seluruhnya dibingkai oleh hamparan karang, kecuali satu cerukan yang dipakai sebagai pelabuhan kapal nelayan, yang letaknya persis di depan ,arung-,arung makanan. *ekat dari sana, masih tersisa sebagian kecil pantai kosong yang tidak diparkiri perahu. *i bagian itu, 1ugy dan 1eenan akhirnya berkesempatan untuk merendam kaki mereka dalam air laut, di atas pasir pecahan kerang ber,arna krim kekuningan. &atusan anak ombak berkilau perak ditimpa sinar bulan. 1arang-karang kecil bermunculan, tampak mengilap disepuh buih ombak. <elain mereka berdua, tak ada lagi orang di sana.

9#6

<etelah kenyang bermain ombak, 1ugy mendamparkan tubuhnya di atas pasir. J1enyang begini ... paling enak tidur,K celetuknya. J?au dibikinin tempat tidur nggakNK 1eenan bertanya. J0imana caranyaNK 1eenan melesat ke mobilnya, kembali memba,a ember kecil dan sekop. galaNK 1ugy tergelak. JEggak usah banyak tanya adalah salah satu aturan yang berlaku hari ini,K 1eenan menja,ab santai, lalu sibuk mengerjakan sesuatu. J1amu ngapain, sihNK ?asih dalam posisi telentang menghadap langit, 1ugy bertanya. ?endadak, tubuhnya terangkat. 1eenan menggendongnya tanpa disangka-sangka. Beberapa detik kemudian, tubuhnya mengempas kembali ke pasir, ke dalam sebuah lubang dangkal. J2ni tempat tidur yang nggak bisa didapatkan di hotel termahal sekalipun. ;empat tidur pasir. lamiah dan juga obat 1eenan menerangkan, sambil terus menimbuni 1ugy dengan pasir yang disendoknya dengan ember. =ang dikubur tidak protes, malah terkikik-kikik geli. Butiran pasir yang menghambur menggelitik saraf-saraf kulitnya. J0imana tempat tidurnya, 1ecilN syik, kanNK 1eenan tersenyum penuh kemenangan. JHotel bintang lima le,aaat ...,K desah 1ugy seraya memejamkan mata. <etelah tubuhnya tertimbun pasir, 1eenan lalu ikut berbaring di sebelahnya.

9#$

J.elas le,atlah. 2ni namanya hotel bintang sejuta,K sahut 1eenan, J room servi"e -nya 2ndomie rebus sama teh ta,ar, live musi" nonstop ... suara ombak. -agu alam paling merdu.K ?endengar kalimat 1eenan yang terakhir, 1ugy sontak menoleh. J1amu kokLNK J1amu boleh menganggap ini hadiah ulang tahun tertunda, kamu boleh menganggap ini perayaan kecil reuni kita berdua, kamu boleh menganggap ini apa pun ...,K 1eenan beringsut mendekat, menatap lekat 1ugy yang telentang tertutup pasir, Jyang jelas, ini ungkapan terima kasih untuk semua inspirasi berharga yang sudah kamu kasih untuk saya.K 1ugy merasa sekujur tubuhnya kaku. *an timbunan pasir yang mengurungnya semakin membuat ia merasa tak berdaya. ;ak bisa bergerak, tak juga bicara, hanya menatap balik ,ajah 1eenan yang memayunginya dengan jarak yang begitu dekat. J1ecil ... saya selalu ingat kata-kata kamu. 1amu paling suka sama suara ombak. ?oga-moga kamu senang, ya, di sini,K lanjut 1eenan lagi. J2niL 1ugy hampir tak sanggup melanjutkan, Jini hadiah paling indah yang pernah aku terima seumur-umur. ?akasih, ya.K 1eenan menggeleng, J<aya yang berterima kasih, 0y. *an saya masih punya satu hadiah lagi. turannya juga sama, kamu harus nurut apa pun yang saya suruh. IkeN <ekarang, tutup mata.K 1ugy menurut meski gugup bukan main. *alam kondisi mata terpejam, ia dapat jelas merasakan ,ajah 1eenan mendekat. Eapasnya yang terasa hangat meniupi kulit mukanya.

9)'

.antungnya berdebar kencang dan rasanya ia ingin mencelat keluar dari tempat tidur pasirnya, tapi 1ugy sungguhan tidak sanggup bergerak. JBuka mulut kamu ....K *engan lembut, 1eenan meminta. &agu, 1ugy membuka mulutnya perlahan. <esuatu menyentuh bibirnya, dan memasuki rongga mulutnya. 1ugy hafal bau itu. Eapasnya yang tadi tertahan seketika melega. ;api ia tak bisa bicara lagi karena mulutnya sudah penuh terjejal. JPisang susu kesukaanmu,K 1eenan terta,a kecil. J<aya ba,a sesisir, tuh.K <ambil mengunyah, 1ugy berkomentar, JPanitianya canggih, nih. 1amu kok ingat semuanya sih, EanNK 1eenan menempelkan kedua telunjuknya di ubun-ubun menyerupai antena. J&adar Eeptunus,K celetuknya ringan. JIke, rekan agenku. Main "ourse udah, sekarang dessert , terus apa lagi sesudah iniNK tanya 1ugy. ir muka 1eenan berubah serius. J0y, perjalanan ke sini kan butuh enam jam dari Bandung. ;iga jam lagi ke .akartanya. 1alau kita paksakan pulang malam ini pasti capek banget. 0imana kalau kita pulang besok subuh menjelang sunrise1' J;erus, kita tidur di manaN Eggak beneran di Otempat tidurM ini, kanNK J;enang. <aya penculik bertanggung ja,ab, kok,K 1eenan pergi lagi ke mobilnya, kembali memba,a dua sleeping bag. J1ita bisa gelar ini di saung belakang, atau di pantai juga boleh. ;erserah kamu, Eona 1ecil.K JHmm ... hmmm ...,K 1ugy berpikir-pikir, Jkalau aku sih pinginnya di sini, tapi, aman nggak, yaNK J man,K ja,ab 1eenan mantap, Jpanitia penculikan juga sudah mengantisipasi soal keamanan.K 9)1

JIh, yaN 0imana caranyaNK JBerdoa.K

Eoni mengerutkan kening saat melihat nomor tak dikenal menghubungi ponselnya. Eamun, ia memutuskan untuk mengangkatnya. JHaloNK JHai. 2ni dengan EoniNK <uara co,ok yang tidak ia kenal. J2ya, betul,K kata Eoni, Jini dengan siapaNK J2ni &emi ....K &emi berpikir sejenak, Jmmm ... pacarnya 1ugy.K sudah menyebutkannya berkali-kali. =ang ia tidak sangkasangka adalah &emi meneleponnya tanpa hujan tanpa angin. Pukul sebelas malam. J?aaf, ya, ganggu malam-malam, saya tadi dapat nomor telepon kamu dari adiknya 1ugy. ?au tanya, kira-kira kamu tahu nggak 1ugy di manaN <eharian ini HP-nya nggak aktif, dan orang rumahnya nggak ada yang tahu dia pergi ke mana.K JAah, saya juga nggak tahu,K kata Eoni jujur. J1ata adiknya, 1ugy lagi sering ngumpul sama temanteman kampusnya. Barangkali Eoni tahu sesuatuNK J<ebetulnya yang dimaksud 1eshia dengan Oteman kampusM itu ya termasuk saya juga, sih,K sahut Eoni sambil nyengir, Jkita dulu punya geng berempat gitu, ?as &emi. Belakangan memang lumayan sering main bareng lagi. ;api hari ini setahu saya nggak ada jad,al ngumpul, tuh.K J1e mana ya diaN 1ok sampai ngilang tanpa kabarNK tanya&emicemas. J?as &emi, kalo kata aku, 1ugy pasti baik-baik aja. *ia 9)2

kan memang suka aneh. Besok paling juga udah muncul lagi,K Eoni terkekeh. 7ntah mengapa, omongan Eoni tidak membuat &emi bertambah tenang. <ebaliknya, kepalanya justru makin pusing.

;ak ada yang membangunkannya. 1ugy membuka mata dan menemukan langit yang sudah semu kemerahan. Cepatcepat ia mengeluarkan diri dari noleh ke samping, sleeping bag sleeping bag. <aat ia me1eenan sudah tergulung

rapi, dan penghuninya entah ada di mana. ;inggal ia sendirian di saung itu. 1ugy pun berjalan mendekati pantai. ngkasa seperti terbelah dua. <emu kemerahan di ufuk timur, dan sebagian lagi masih biru tua, menyisakan jejak malam dan ka,anan bintang. <ementara bulan masih menyala perak, bundar bagaikan sebutir mutiara yang bertengger di tepi langit, siap jatuh ditelan mulut fajar. ;ak jauh darinya, tampak siluet 1eenan tengah berdiri menghadap pantai. ?enyadari 1ugy yang ada di dekatnya, 1eenan pun menoleh. ?endapatkan 1ugy yang samar diterangi cahaya langit, tersenyum padanya. &ambutnya yang halus berkibar ditiup angin. *i matanya, keindahan pagi yang sejak tadi ia nikmati tiba-tiba memperoleh saingan. J<elamat pagi, Eona 1ecil.K JPagi, Meneer Penculik,K 1ugy menyapa balik seraya berjalan ke sisi 1eenan. J<ini, deh,K 1eenan menarik tangan 1ugy lembut, Jaturan terakhir yang nggak boleh kamu protes. 2/inkan saya seperti ini sebentar aja,K bisiknya, lalu perlahan 1eenan bergerak ke belakang punggung 1ugy, merangkulkan kedua tangannya,

9)9

memeluk 1ugy dari belakang. *i kupingnya, 1eenan berkata, J1e mana pun hidup memba,a kita berdua, saya harus jujur, karya kamu menjadi inspirasi terbesar saya. 1alau boleh, saya ingin terus berbagi karya dengan kamu. 1ugy, 1ecil, mau nggak kamu nulis dongeng lagiNK 1ugy menelan ludah. J ku mau, asal kamu mau melukis lagi.K J ku mau. *emi Pilik,K bisik 1eenan. %emi kamu. J*emi Pilik,K 1ugy balas berbisik. %an demi kamu. 1eheningan seakan memiliki jantung. *enyutnya terasa satu-satu, memba,a apa yang tak terucap. <ejenak berayun di udara, lalu bagaikan gelombang air bisikan itu mengalir, sampai akhirnya berlabuh di hati. ;anpa disadari, 1eenan mempererat pelukannya. ?enikmati denyutan hening. 1arena hanya saat mereka bersama, ia bisa mencicipi keabadian. ?eski hanya sesaat.

9)#

69+ "%R,% 3$R&%0%

<esampainya di rumah, yang pertama kali 1ugy lakukan adalah menelepon &emi. *an reaksi pertama yang ia terima adalah dimarahi. J1amu sadar apa yang kamu perbuat pada sayaNK tanya &emi dengan suara tertahan. .elas ia berusaha meredam emosinya, yang andai saja bisa dilepas, barangkali ia sudah berkata-kata dengan nada tinggi. J1amu udah nyiksa saya, bikin saya stres, nggak bisa ngapa-ngapain selain nyariin kamu ke siapa pun yang saya bisa, selain nunggu kabar dari kamu yang saya tungguin sampai subuh dan nggak ada juga.K 1ugy terkesiap. J&emi ... sori ....K J1amu sadar, nggakN <atu menit telepon dari kamu, bahkan tiga puluh detik aja, akan membuat keadaan ini jauh berbeda.K J2ya ... aku tahu ... tapi ....K J1amu keterlaluan, 0y.K &emi berkata dingin, tapi menusuk. 9))

J<emuanya mendadak, &emi. ku ke Bandung ... dan tahu-tahu bekas muridku meninggal ... jadi aku ....K JIke, 0y, apa pun alasan kamu, saya terima. ;api bukan itu yang jadi masalah. pa yang bikin kamu sampai nggak kasih kabar sama sekaliN pa yang terjadi sampai HP kamu nggak aktif sehari semalamNK J<oalnya ...,K 1ugy memejamkan mata kuat-kuat. nggak mungkin bilang. J<oalnya HP-ku ketinggalan di kamar,K kata-kata itu akhirnya meluncur, Jdalam keadaan mati. <ori. ku memang teledor.K ;erdengar sunyi dari ujung sana, lalu helaan napas panjang. J<ekali lagi kamu ngilang begitu, 0y, dan ada apa-apa dengan kamu, saya nggak yakin bisa memaafkan diri saya sendiri.K J&emi ... aku nggak kenapa-napa kok ....K J*an gimana caranya saya tahu itu kalau kamu nggak bisa dihubungiN Percuma, 0y.K 1ugy tak bisa berkata apa-apa lagi. J0y, satu hari kamu akan sadar kalau saya nggak bisa kehilangan kamu. 1amu ... terlalu berharga buat saya. 1amu nggak bisa membayangkan betapa kesiksanya saya kemarin. ;olong, jangan pernah lagi kamu ngilang kayak gitu.K ;anpa bisa 1ugy kendalikan, air mata tahu-tahu saja merembesi pipinya. @capan &emi menyadarkannya akan sesuatu. J=a, udah. =ang penting kamu udah pulang. Eggak ada yang lebih penting dari itu,K &emi berkata, seolah menasihati dirinya sendiri, Jkamu sehat, <ayangN CapekN ?asih sedihNK J ku baik-baik,K 1ugy berkata dengan nada tertekan, berusaha meredam jejak tangisnya. JEanti malam saya ke rumah, ya.K J2ya. ku tunggu, ya,K 1ugy menyahut. *an begitu tele9)5

Aku

pon dari &emi berakhir, ia terduduk lama, mengusapi air matanya yang turun satu-satu dan seperti tak mau berhenti. 2a menyadari, semalam ia telah berkesempatan untuk pulang ke negeri dongengnya. <ebuah dunia yang sempurna dan perasaan cinta yang rasanya abadi. Eamun, inilah kenyataan yang sesungguhnya. 2nilah hidup yang ia jalani. ?eski tak seindah negeri dongeng, tapi dirinya sudah memilih. Pahit, 1ugy kembali menyadari bah,a 1eenan hanyalah pangeran negeri dongengnya. 1isah mereka berdua hidup dalam khayalan indah yang tak mungkin ter,ujud. &emi adalah kenyataannya. *ekat, terjangkau, dan jelas-jelas mencintainya. 1ugy pun tidak yakin bisa memaafkan dirinya sendiri jika ia harus menyakiti &emi. 1etidakjujurannya kali ini sudah lebih dari cukup.

Hari <enin. ?enjelang pulang kantor, 1eenan tidak tahan lagi. <etelah menahan berjam-jam tidak menghubungi anak satu itu, sistem tubuhnya seolah mengisyaratkan kehausan yang amat sangat. <ekadar untuk mendengar suaranya, ta,anya, cekikiknya. 2a lantas menghubungi ponselnya. JHai, Eona 1ecil. -agi ngapainNK JMeneer J ku masih di kantor. *an baru mikirin kamu. ;adinya aku mau <?<.K JIh, yaNK 0antian suara 1eenan yang menjadi riang. J da apa, 0yNK J<iap-siap, ya,K 1ugy berdehem, Jhari ini ... aku nulis is baaa"k!' teriaknya. Bola mata 1eenan seketika berbinar-binar. <esuatu tersulut dalam hatinya begitu mendengar teriakan 1ugy. J0y, saya punya ide, dengar baik-baik ya, nanti kasih tahu pen9)(

dapat kamu, sejujur-jujurnya ...,K kata 1eenan serius. J<etiap kamu selesai menulis satu kisah, saya akan membuatkan ilustrasinya dalam bentuk lukisan. <aya nggak tahu persis gimana bentuk akhirnya, entah jadi buku atau pameran, atau keduanya, yang jelas kita kerja bareng. <elama ini .enderal Pilik cuma dikenal le,at lukisan saya aja, tapi orangorang nggak tahu ide pelopornya apa. ?enurut saya, sudah saatnya kamu juga tampil keluar, sebagai pencipta serial cerita .enderal Pilik dan Pasukan lit.K 1ugy terenyak. J.adiLkitaLpunya karya bersamaNK ucapnya tak percaya. J1ecil, sebelum kamu tahu pun, bagi saya, kita sudah berkarya bersama. Bedanya, kali ini kita melangkah barengbareng. 2tu pun kalau kamu memang bersedia, 0y. kan jadi satu kehormatan besar buat saya.K *engan penuh kesungguhan, 1eenan berkata. -ama 1ugy tidak menyahut. 2a butuh ,aktu untuk mencerna semua itu. ?endadak, impiannya terasa mendekat, terasa mungkin. <esuatu yang tadinya ia pikir terlalu tinggi dan muluk, tiba-tiba membumi. Berada tepat di hadapan. *an yang ia butuhkan hanya keberanian untuk melangkah. JIke. 1apan kita mulaiNK ?antap, 1ugy akhirnya bersuara.

Jakarta, A#ril ()), ... *ibutuhkan seminggu untuk 1ugy menyelesaikan setiap seri .enderal Pilik dan Pasukan lit. *an itu mengharuskan 1eenan untuk menjemput naskah baru setiap minggunya. 1husus untuk serial satu ini, 1ugy menulis dengan tangan dalam buku tulis, sebagaimana yang dilakukannya di <akola lit dulu. Baru setelah itu, 1eenan menyuruh sekretarisnya 9)6

untuk mentranskrip naskah 1ugy ke dalam dokumen komputer. Banyak jam kantor yang 1ugy bajak untuk berkhayal dan menulis serialnya. Imongan-omongan sumbang mulai muncul dari sana sini. <indiran-sindiran halus menjadi rutinitas baru yang ia terima setiap hari. J=ah, gitu deh, fenomena anak bau kencur, semangatnya juga tai-tai ayam.K JItak brilian tapi nggak didukung profesionalisme sama aja boMong.K JProdigy ternyata punya jad,al kedalu,arsa juga, ya.K *an kuping &emilah yang paling panas mendengar semua itu. 2a tahu persis kemampuan 1ugy. 1alau saja anak itu sedikit berusaha, semua pekerjaannya akan kelar dalam sekejap mata. ?asalahnya, fokus 1ugy tersedot tanpa sisa untuk sesuatu yang ia tidak tahu. .ika di kantor, 1ugy selalu kedapatan bekerja di mejanya dengan sungguh-sungguh, tapi tugasnya tidak ada yang selesai. Hari ini &emi terpaksa menegur 1ugy. J0y, saya udah nggak bisa minta ,aktu tambahan lagi ke klien. ?ereka udah harus syuting seminggu lagi. Eggak bisa nggak. ;api sampai sekarang, storyboard belum ada, konsepnya juga masih gonta-ganti melulu. 1amu kan pro-e"t leader . 1eputusan harus datang dari kamu. 1alo kamu nggak bisa fokus, satu tim kamu berantakan.K 1ugy bergeming menatap &emi. 7ntah bagaimana harus mengatakannya, bah,a ia memang belum mengerjakan apa pun sampai detik ini. 7ntah bagaimana bisa mengungkapkan bah,a &emi sudah saatnya untuk tidak terlalu bergantung padanya, tidak terus-terusan menjadikannya pro-e"t leader, karena 1ugy sendiri tidak bisa mengendalikan energi dan perhatiannya yang terisap ke dalam pusaran kuat dimensi .enderal Pilik. &asanya ia seperti zombie di kantor. ;ubuh9)$

nya ada di sana tapi hanya cangkang kosong belaka. <ementara isinya berada di tempat lain, mengerjakan hal lain. J1amu ada masalah apa, sihNK tanya &emi lagi. ?ata 1ugy mulai berkedip-kedip, tanda ia berpikir keras. J ku sedang ada proyek baru ...,K katanya pelan. JProyekNK &emi mengerutkan alis. J ku sedang bikin serial dongeng.K &emi seketika mengembuskan napas panjang, mengusapusap ,ajahnya. J0y, kayaknya saya nggak perlu mengingatkan kamu soal prioritas. 1amu udah cukup gede untuk bisa menyusun skala prioritas kamu sendiri. =ang saya kha,atirkan, kamu nggak bisa memilah antara profesi dan ... hobi,K ujarnya tajam, Jsaya nggak kepingin ngomong begini. ;api kamu digaji di sini untuk menciptakan konsep iklan, bukan jadi penulis dongeng. ;erserah kalau di rumah kamu mau menghabiskan semalam suntuk untuk bikin dongeng. ;api bukan di sini. ;ugas kamu di sini adalah memenuhi target dan deadline kamu ... tepat ,aktu.K 1ugy hanya bisa diam. 2a sadar diri, posisinya sangat lemah. ;idak ada gunanya membela diri. *ari kacamata apa pun, ia jelas bersalah karena mengesampingkan pekerjaannya. J.adi kapan storyboard bisa beresNK J<ecepatnya.K J<ore ini. <ebelum jam enam.K ;egas, &emi menutup pembicaraan mereka.

Pukul setengah enam sore, 1ugy menyerahkan hasil pekerjaannya. &emi membolak-balik sketsa-sketsa itu. J;ernyata ... kalau memang kamu mau, kamu bisa, kanNK katanya sambil tersenyum kecil. 95'

1ugy balas tersenyum. ;a,ar. J?alam ini kita dinner, yukN 5eafood1' 1ugy mengangguk. <amar. ?alam itu, di restoran seafood langganan mereka, &emi memutuskan untuk mendesak 1ugy agar bicara sejujur-jujurnya. *igenggamnya kedua tangan 1ugy erat-erat, J1ali ini, kamu harus terbuka, ya,K ucapnya sungguh-sungguh, Jsebetulnya kamu punya masalah apaNK 1ugy menatap &emi, kembali dengan tatapan yang sama. Begitu banyak yang ingin terucap, tapi tidak bisa diungkap. 2a tidak yakin &emi akan mengerti. JEggak ada masalah. ku cuma keasyikan nulis dongeng. 1amu benar, kok. ?asalahku barangkali hanya nggak bisa memilah mana hobi dan mana profesi.K J0y, sebenarnya kamu masalah nggak dengan kondisi kita yang sekantorNK 1ugy menggeleng perlahan. J<ekantor dengan kamu memang mengundang banyak tantangan, tapi nggak pernah jadi masalah buatku,K gumamnya. J1amu nggak ada masalah dengan siapa pun di kantorNK JEggak, sama sekali,K ja,ab 1ugy lagi. J1amu udah nggak betah kerjaNK 1ali ini 1ugy tertohok. 2a merasakan kebenaran dalam kalimat &emi. J*ari kecil, satu-satunya yang aku kepingin hanyalah jadi penulis dongeng,K akhirnya 1ugy berusaha menguraikan kejujuran yang selama ini begitu sukar ia bagi, Jaku tahu, kedengarannya pasti konyol, bego, infantil. ?ana ada orang sampai umur segini masih punya cita-cita kayak gitu. ?ungkin aku juga kedengaran nggak tahu diri. ku punya kerjaan sebagus ini, tapi malah disia-siakan. ?asalahnya ... belakangan ini, aku menyadari sesuatu. ku nggak bisa maksain diri menyukai apa yang sebetulnya bukan 951

minatku, ,alaupun aku mampu. ku juga nggak bisa purapura lupa dengan cita-citaku, impianku. Biarpun satu dunia ngegoblok-goblokin aku, tapi memang ini yang aku mau. ku pingin jadi penulis dongeng. *ari dulu sampai sekarang ... nggak berubah.K J.adi, demi cita-cita itu, kamu mau mengorbankan karier kamuNK &emi bertanya hati-hati. J1alau memang perlu, iya, aku mau,K 1ugy mengangguk pasti. J1alau ada satu celah kecil untuk aku bisa me,ujudkan impianku, pasti aku akan kejar. *an aku rela ninggalin pekerjaanku sekarang ...,K sejenak 1ugy berhenti, J&emi, celah itu akhirnya ada ...,K ia berkata nyaris berbisik. J ku memang belum bisa cerita banyak. ;api, yang jelas, aku nggak mau menyia-nyiakan kesempatan itu.K J1amu yakinNK desak &emi lagi. J ku yakin, suatu saat, apa yang sekarang kamu bilang hobi, akhirnya bisa jadi profesiku yang baru. Barangkali uangnya nggak banyak, tapi aku nggak peduli,K 1ugy menghela napas, Jmungkin kamu nggak bakalan pernah ngertiL J<aya ngerti,K sergah &emi. J<aya justru sangat mengerti,K ulangnya penuh penekanan. J1amu mau resign, 0yNK ;atapan 1ugy berubah nanar. *alam sekejap, semua yang telah ia le,ati terkilas balik dalam benaknya. <etahun terakhir kariernya di dGoca*o, pertemuannya dengan &emi, semua konsep yang berhasil ia cetuskan, semua proyek yang berhasil ia pimpin, begadang bermalam-malam, hari-hari kurang tidur, risan ;oilet, perahu kertas yang dititipkan &emi padanya, malam bersejarah di pinggir Pantai ncol, dan kini ia harus kembali berhadapan dengan &emi untuk satu keputusan besar. ?eninggalkan dGoca*o. ;empat ia bersuaka saat ingin meninggalkan kehidupan lamanya di Bandung.

952

*engan berat, 1ugy mengangguk. J ku merasa lebih baik tidak bertahan. &asanya ini lebih baik buat kamu, buat tim yang lain, dan yang pasti ... lebih baik juga buatku.K J<aya nggak akan menghalangi kamu.K <eketika, ada beban raksasa yang terangkat dari hatinya. 1ugy sendiri tidak menyangka sedemikian besar arti keputusannya itu. <enyum cerah terbit alamiah di ,ajahnya. 2a menggenggam balik tangan &emi, mengecupnya. J&emi ... makasih kamu udah mengerti. ku nggak tahu lagi harus bilang apa.K J1amu memang nggak perlu bilang apa-apa. <ebagai atasan, saya sedih karena kehilangan salah satu anak buah terbaik. ;api sebagai orang yang mencintai kamu, saya bahagia karena kamu berhasil memilih yang terbaik untuk hidup kamu,K &emi tersenyum lembut. J ku akan menyelesaikan semua proyek yang udah setengah jalan. Baru sesudah itu aku resmi mengundurkan diri. 1alo gitu gimana, <ayangNK 1ugy bertanya dengan ekspresi jenaka. &emi menggeleng. J1alo cuma itu patokannya, seminggu lagi juga kamu udah bisa kelarin semuanya. 1amu akan aku tahan sampai ... hmm,K &emi senyum-senyum kecil, Jsampai outing kantor ke Bali. Bulan ?ei ini.K JIho-ho, kalo urusan outing sih, udah nggak jadi pega,ai pun aku dengan nggak tahu malunya bakal tetap ikutan,K 1ugy terbahak. <isa malam pun mengalir dengan indah. &emi sendiri tersadar akan sesuatu malam ini. 1eputusan 1ugy untuk keluar dari dGoca*o ternyata melegakan hatinya, tanpa ia duga-duga. @ntuk pertama kalinya, &emi merasa bebas untuk mencintai 1ugy tanpa ada beban apa-apa. @ntuk pertama kalinya, ia terbebas dari keterikatan profesional yang

959

selama ini membayangi hubungan mereka. *an malam itu, tekadnya semakin bulat untuk membahagiakan dan mendukung 1ugy, ke mana pun kekasihnya ingin melangkah dan menggapai impiannya. *ari sekian bulan mereka resmi berpacaran, &emi belum pernah sebahagia dan seringan ini melangkah.

'$ud, A#ril ()), ... JPoyan ... K -uhde memanggil pamannya hati-hati. J da apa, *eNK -uhde sejenak ragu untuk meneruskan atau tidak. <udah berbulan-bulan ia tidak melihat 1eenan. <ementara, selama setahun kemarin mereka bertemu setiap hari tanpa kecuali. Hatinya tersiksa bukan main. &indunya seolah tak terperi. *an ia menyadari segala keterbatasan kondisi mereka. Eamun, rasanya -uhde tak mampu bertahan sebegini lama tanpa bertemu 1eenan. J.akarta itu seberapa jauh dari sini, Poyan1' J1alau naik pesa,at hanya satu setengah jam,K kata pamannya sambil terus melukis. -uhde teringat tabungannya yang tak seberapa. J1alau dengan busNK J<ehari semalam,K kata Aayan lagi. 2a lantas melirik keponakannya. J1amu mau ke .akartaN Buat apaN Eggak ada gunanya. -ebih baik di sini, menunggu 1eenan yang datang,K katanya langsung. *alam hati, -uhde terperanjat mendengar omongan yang tak disangka-sangka itu. Cepat-cepat, ia menyelinap keluar dari studio pamannya.

95#

70+ 0$N$0U"%N :%&I&

"elat "unda, Mei ()), ... ;ekad hatinya bulat sudah. *engan mengandalkan semua tabungannya, -uhde berangkat naik bus ke .akarta. sedang pergi ke -ombok selama seminggu, dan itulah kesempatannya untuk melaksanakan perjalanan nekat ini. *ini hari, sambil memandangi lautan dari atas feri yang menyeberangkannya ke Pulau .a,a, -uhde meringkuk sendirian di atas kursi kayu di dek kapal. ?enutupi kakinya yang kedinginan dengan jaket. <eumur hidupnya, belum pernah ia menginjakkan kaki di luar Pulau Bali. 2a tidak punya secercah bayangan pun tentang kondisi 1ota .akarta selain apa yang dilihatnya di te3e. Hanya satu carik kertas bertuliskan alamat rumah 1eenanlah yang menjadi patokannya. -uhde hanya bisa berdoa ia terlindungi selama perjalanan ini. ?atanya dipejamkan kuat-kuat. Berusaha tidak memikirkan hal-hal lain kecuali berada di rumah 1eenan sore nanti. 95)

Poyan

Jakarta, Mei ()), ... @angnya hanya tersisa seratus ribu rupiah. -uhde tak tahu lagi apa yang harus ia perbuat jika ia sampai tidak menemukan alamat rumah 1eenan. *engan segala keletihan akibat perjalanan panjang dan jantung yang berdebar-debar tegang, -uhde memencet bel rumah serba putih itu. <eorang perempuan membuka pintu. -uhde kenal betul ,ajah itu. J<elamat sore, 2bu -ena,K sapanya sopan. <atu tangannya menenteng tas berisi baju, satu tangannya lagi menenteng kantong plastik berisi oleh-oleh. -ena menatap gadis di hadapannya. Eyaris tak percaya. J1amuLkeponakannya Aayan, kanN -uhdeNK JBetul, Bu,K -uhde menja,ab. -ega bukan main. Easibnya terselamatkan sudah.

1eenan seperti melihat hantu ketika mendapatkan -uhde berdiri di teras depan rumahnya, berdiri santun menyambut kedatangannya. <ementara 1eenan hampir saja menabrak tembok garasi saking kagetnya. ;ergopoh-gopoh, ia turun dari mobil. J-uhdeNK desis 1eenan. ?elihat 1eenan kembali di hadapannya, -uhde bahkan tak mampu bergerak. Hanya bola matanya saja yang kian bersinar mengikuti setiap gerak 1eenan yang melangkah mendekatinya. J1amuLkenapa bisa ada di siniNK tanya 1eenan takjub. Perlahan, mengelus pipi -uhde, seolah-olah ingin meyakinkan sekali lagi bah,a -uhde memang ada. 0adis itu tersenyum, lalu mengambil tas komputer yang 955

tersampir di bahu 1eenan. J?ari, biar saya yang ba,akan.K *etik itu juga 1eenan langsung mendekap -uhde.

?inggu malam. Hari ini telah menjadi hari penjemputan naskah. <ebuah ritual yang ditunggu-tunggu 1ugy setiap minggunya. 1eenan akan muncul di depan pintu, dan 1eshia, adiknya, langsung mengeluarkan sejuta gaya demi menarik perhatian 1eenan yang ditaksirnya diam-diam, dan 1ugy akan punya sejuta bahan ejekan baru yang bisa dipakainya untuk mengerjai 1eshia. 1ugy sendiri diam-diam punya kesempatan mengisi baterai hati untuk seminggu ke depan. ;ak sabar rasanya menunggu ?inggu malam tiba. Eamun, 1ugy merasa ada yang aneh dengan hari ?inggu ini. <ejak pagi hingga petang, ia belum mendapat kabar apaapa dari 1eenan. khirnya 1ugy memutuskan untuk menelepon duluan. JHalo, rekan agen. @dah siap bertugas belumNK 1ugy menyapa ceria. JHai, 0y.K <uara 1eenan terdengar kaku. J.am berapa mau ke sini, EanNK tanya 1ugy lagi. J?mm ...,K 1eenan mengembuskan napas berat dan panjang. J?alam ini saya nggak bisa, 0y. ?ungkin baru minggu depan. ?aaf, ya.K 1ugy tiba-tiba merasa dadanya sesak. <uara 1eenan terdengar begitu jauh sekarang, seolah terpisahkan banyak sekat. JIke, minggu depan juga nggak apa-apa. ;api, kalau boleh tahu, kenapa kamu nggak bisa datang malam iniN da urusanNK J<aya ada tamu dari Bali,K 1eenan berkata, canggung, Jpacar saya yang dari @bud.K 95(

JIooh ...,K gumam 1ugy panjang. <ama sekali tidak menyangka. ?atanya terpejam sebentar, mencari kekuatan. &2o problemo!' dalam hati 1ugy bangga dengan nada suaranya yang terdengar ,ajar, Jtapi, berarti kita agak mulur, ya. <oalnya, minggu depan malah aku yang pergi.K JIh, yaN 1e manaNK J da acara outing bareng kantor, ke Bali.K $ali1 1eenan menelan ludah. JEggak masalah, 0y,K kata 1eenan dengan nada serileks mungkin, Jmungkin sesudah kamu pulang, saya bisa kasih kamu kabar baik.K Itot 1ugy menegang. Kabar baik, katanya1 1ugy menjerit dalam hati. +angan--angan .... J<aya berhasil menghubungi salah satu kolektor lukisan saya yang punya penerbitan buku. *ia sangat tertarik ,aktu saya kasih tahu soal proyek kita. *an dia fans berat .enderal Pilik sejak lama. 1alau memang ternyata dia tertarik menerbitkan, berarti kita makin dekat lagi dengan impian kita punya karya bareng,K 1eenan menerangkan dengan semangat. <enyum lebar seketika menghiasi ,ajah 1ugy. JEan, andaikan aku mercon, sekarang aku udah meledak, nih.K J@ntung bukan,K 1eenan terkekeh, Jkalo kamu hancur berantakan, proyek ini juga bubar jalan.K 1ugy ikut terta,a. J=a udah, deh. <ampai ketemu dua minggu lagi, berarti. <alam buat ...NK J-uhde.K J=a. <alam buat -uhde,K 1ugy mengulang. JIke. *ah, 1ecil.K J*ah.K 1ugy menutup telepon rumahnya pelan-pelan. 2a tahu, ia bahagia bukan main mendengar kabar dari 1eenan tentang kemungkinan serialnya diterbitkan menjadi buku. Eamun, pada saat yang bersamaan, percakapan tadi juga membuatnya sedih. -agi-lagi, 1ugy merasa tertampar oleh 956

kenyataan. <eakan hidup terus-terusan ingin mengingatkannya bah,a ada sekat antara mereka berdua yang tak ditembus. *an ia hanya bisa menerima dan mengikhlaskannya. Hati mereka telah memilih.

*i ga/ebo taman rumah 1eenan, mereka duduk berdua. ?enikmati tiupan angin malam .akarta yang ha,anya sedang suam-suam. J1amu kepanasan, ya,K ujar 1eenan sambil menyeka butir keringat di pelipis -uhde. J ngin di sini nggak seperti di @bud.K J?emang nggak. ;api rasanya malah lebih enak,K ucapnya sambil melirik 1eenan malu-malu, Jsoalnya bisa dekat dengan kamu.K J<aya merasa bersalah sama kamu.K J1enapaNK -uhde bertanya heran. J*e, saya di sini ngantor, bahkan sampai hari <abtu. Eggak seperti di @bud. 1ita bisa bareng terus seharian. 1amu udah hampir tiga hari di .akarta, belum satu kali pun saya sempat ngajak kamu jalan-jalan. 1amu cuma nungguin saya pulang kantor setiap hari.K J<ama sekali saya nggak keberatan,K sela -uhde, Jsaya senang di sini. Bisa bantu meme -nya 1eenan. .eroen juga baik. <aya sering diajak jalan-jalan di sekitar sini. *an, biar hanya tiga-empat jam sehari saya bisa ketemu 1eenan, sudah lebih dari cukup. 1eenan jangan merasa bersalah. <aya yang datang mendadak, di hari kerja, jadi memang sudah risiko saya.K J-uhde, -uhde ....K 1eenan geleng-geleng kepala seraya mengelus-elus rambut -uhde yang tergerai. J<aya masih 95$

nggak habis pikir, kamu kok bisa nekat ke .akarta sendirian. 0imana kalau Poyan tahuNK J<aya akan pulang sebelum Poyan kembali dari -ombok,K sahut -uhde cepat. J1apan Poyan pulangNK J;iga hari lagi. -usa saya pulang, pakai bus, jadi sebelum Poyan sampaiL J-usa kamu pulang. ;api tidak boleh lagi pakai bus,K potong 1eenan tegas. -uhde menatap cemas. Bagaimana mungkin, uangnya bahkan tak cukup untuk naik bus yang nyaman. J1amu akan saya antar. 1ita ke Bali pakai pesa,at,K 1eenan melanjutkan. ?ata -uhde membundar. J1eenanLakan ikut ke BaliNK 1eenan terta,a kecil sambil mengangkat bahu. J*aripada kita di .akarta berhari-hari dan cuma punya ,aktu bareng tiga-empat jam, lebih baik saya yang ke Bali. Biar saya di sana cuma sebentar, tapi kita akan punya ,aktu seharian. <aya janji, nggak akan membocorkan rahasia ini pada Poyan. sal kamu mengi/inkan saya mengantar ke -odtunduh.K J1alau saya petasan, sekarang ini saya sudah meledak saking bahagianya,K cetus -uhde. Pipinya bersemu merah. 1eenan terkesiap. Baru semalam, ia mendengar kalimat serupa terlontar dari mulut 1ugy. 7ntah apa artinya ini.

"anur, Mei ()), ... ?atahari yang terik membuat pipi 1ugy seperti tomat ranum. <udah seharian ia dijemur, tapi anak itu tidak terganggu. 2a tetap lincah ke sana kemari mencoba segala macam permainan. <ehabis melayang-layang di udara dengan parasailing, ia mencemplung ke laut dengan banana boat 9('

yang terguling dua kali, mencoba -et ski, dan apa saja yang tersedia. 1ugy dengan semangat mencoba semuanya. JPerhatian, teman-teman semua,K *ani, panitia rombongan, kembali berbicara melalui pengeras suara, Jsehabis dari sini, acara kita adalah shopping di 1uta , dilanjutkan dengan makan malam di .imbaran.K Pengumuman itu langsung disambut dengan riuh rendah. J?ales belanja, ah,K 1ugy berbisik pada &emi. JPinginnya ngapain, dongNK J ku pingin motret. @dah berat-berat pinjam kamera dari 1arel, tapi dari tadi belum sempat hunting objek foto. *i 1uta sih mau motret apaN ;okoNK Bola mata &emi berkilat, seperti mendapat ide. J1ita kabur aja, yuk,K ia berbisik balik. J0imana caranyaNK J0ampang. 1ita cari transport di pinggir jalan, terus cabut. Eanti malam tinggal nyusul mereka ke .imbaran. 0imanaNK ke manaNK &emi hanya tersenyum tanpa menja,ab.

'$ud, Mei ()), ... Beberapa hari ini tampak perubahan besar pada Pak Aayan. 2a kelihatan bergembira, riang, dan bersemangat. <emua orang tahu penyebabnya8 1eenan. <emenjak 1eenan menginjakkan kaki lagi ke -odtunduh, hari-hari bersantai di bale sambil mengobrol seharian dengan 1eenan pun kembali lagi. ;ak hanya -uhde yang me9(1

rasa bahagia dengan kepulangan 1eenan, Aayan pun menemukan oasis yang selama ini ia rindukan. ?eski ia sadar semua itu hanya akan berlangsung dalam hitungan hari saja. <iang itu, 1eenan dan Banyu sedang pergi ke *enpasar, mengurus tiket pulangnya ke .akarta yang mengalami penundaan. <ementara -uhde sedang pergi ke pura. <endirian, Pak Aayan menikmati sore harinya di galeri. <ebuah mobil 1ijang yang tidak ia kenal tahu-tahu menepi di depan galeri. Pak Aayan keluar menghampiri. *an betapa kagetnya ia ketika mengenali sosok yang keluar dari pintu depan. J&emiN pa kabarN 1apan sampai di BaliN 1ok nggak kasih kabar sebelumnyaNK tanyanya langsung memberondong. J?emang rencananya mau kasih kejutan untuk Pak Aayan,K &emi terta,a. 1edua pria itu saling berangkulan, akrab. J1e mana sajaN -ama sekali nggak muncul,K kata Pak Aayan lagi. J;ahun ini pekerjaan di kantor banyak sekali, Pak. 1ebetulan aja kantor saya lagi outing ke Bali, jadi saya bisa kabur sebentar mampir ke @bud, sekalian lihat-lihat.K J?ari, mari. ?asuk dulu,K ajak Pak Aayan segera. J7h, kamu sendirian kemariNK JBerdua, Pak. ;api teman saya mau jalan-jalan sendiri sambil foto-foto. 1alau rombongan yang lain sekarang sedang di 1uta,K jelas &emi seraya melangkah masuk ke dalam galeri. ?ereka lalu berjalan bersama mengitari galeri itu, sembari Pak Aayan menerangkan satu demi satu lukisan yang terpampang. @sai melihat semua, &emi pun bertanya, J-ukisan 1eenan belum ada lagi, PakNK 9(2

Pak Aayan menghela napas. (emi belum menyerah -uga, pikirnya. JBelum ada,K ja,abnya singkat. J<ebenarnya dia menghilang ke mana sih, PakNK J1eenan ... hmmm ... dia ...,K Pak Aayan tampak raguragu, Jdia ada urusan keluarga yang sangat mendesak akhir tahun kemarin, dan harus kembali ke rumahnya. *ulu dia pernah berpesan agar saya tidak memberi tahu siapa pun tentang kepergiannya. .adi, saya minta maaf, &emi. 2ni masalah janji.K &emi menatap lelaki itu lekat. JPak, saya menghargai janji Bapak. ;api, bagi saya, 1eenan bukan sekadar pelukis yang lukisannya saya beli, dia sudah saya anggap adik saya sendiri. <aya heran, kok dia menghilang begitu saja, dan berhenti berkarya. <udah lama sekali sejak terakhir karya dia dijual di sini. Hampir setahun dia berhenti melukis.K J=a, sudah. Begini saja. <aya akan minta i/in dulu untuk memberi tahu nomor kontaknya ke kamu. 1alau dia setuju, saya akan menghubungi kamu secepatnya,K akhirnya Pak Aayan berkata. ;ergugah melihat kesungguhan &emi. J;erima kasih, Pak. <aya sangat menunggu kabar tentang 1eenan,K kata &emi lagi. <udah berbulan-bulan Aayan menutupi kabar tentang 1eenan dari semua kolektor yang menghubunginya. Eamun, &emigius memang berbeda. *alam hatinya, Aayan tidak nyaman dengan semua ini, ditambah dengan kenyataan bah,a sekarang 1eenan juga ada di Bali. 2a berharap &emi dan 1eenan dapat bertemu kembali, entah bagaimana caranya.

9(9

71+ 3U"U (%N %0$R%N

'$ud, Mei ()), ... 7ntah mengapa, intuisinya terusik ketika melihat pura ini di perjalanan tadi. <ebuah pura yang kecil dan sepi, terletak persis di tepi jalan. ;idak ada yang istime,a jika diamati sekilas pintas. Eamun, 1ugy merasa harus berhenti di sana, membiarkan &emi pergi ke galeri langganannya sendirian. *engan kamera pinjaman yang bergantung di leher, 1ugy mulai mencari-cari sudut-sudut menarik yang bisa menjadi objeknya. 0ayanya sudah seperti fotografer profesional. ?enyadari kemampuannya yang minus dalam menggambar, belakangan ini 1ugy mulai terpikir untuk mengompensasinya ;iba-tiba lensanya berhenti pada satu objek. <aking indahnya, sejenak 1ugy tak bisa bereaksi apa-apa selain melongo. <eorang gadis Bali tengah bersimpuh sambil menata sesajen yang diba,anya. 0adis itu lalu menyalakan dupa, mengambil sepucuk bunga, dan mengayunkannya pelan di udara dengan penuh perasaan. <eperti seorang penari. ?atanya terkatup, 9(#

mulutnya merapalkan sesuatu. 2a tengah berdoa. da perasaan haru yang menyerbunya ketika melihat pemandangan itu. Aajah ayu gadis itu tampak begitu tulus. Bagaikan sebuah simbol hidup pengorbanan dan pengabdian. 1ugy belum pernah melihat sesuatu yang sebegitu menggugah. 2a baru tersadar ketika gadis itu mulai membuka mata. Cepat-cepat 1ugy membidik kameranya, memotretnya, berkali-kali, tak mau kehilangan satu momen pun. <eperti tahu sedang diamati, gadis itu menoleh. ?endapatkan 1ugy yang sedang berlutut tak jauh dari situ. Buru-buru ia berdiri, bergegas pergi. nya. -angkah gadis itu menyurut. J?aaf ya, saya nggak permisi dulu. Cuma iseng, kok. <aya lagi belajar motret. ?aaf sekali lagi, ya,K ucap 1ugy sungguh-sungguh. 2a lantas mengulurkan tangannya dan tersenyum ramah. J1enalkan, saya 1ugy, dari .akarta.K 0adis itu ikut tersenyum seraya menyambut uluran tangan 1ugy. ?alu-malu. JEama saya -uhde,K ucapnya pelan. Hati 1ugy terlonjak mendengar nama itu. J-uhdeN 1ebetulan, saya punya teman yang nama pacarnya -uhde lho,K kelakarnya. JIrang Bali yang namanya -uhde kan banyak. Bukan saya saja,K sahut -uhde sambil terta,a kecil. JIh, gitu, ya,K timpal 1ugy polos, Jkamu tinggal di desa iniNK -uhde mengangguk. J<aya tinggal dengan keluarga paman saya. slinya saya dari 1intamani. 1alau ?baknya menginap di @bud, atau singgah sajaNK J<aya menginap di <anur. &amai-ramai dengan satu kantor. <ekarang sih hanya singgah sebentar saja. Eanti malam ada acara lagi di .imbaran,K jelas 1ugy, Jtapi, jangan panggil O?bakM, dong. 1ugy aja.K 9()

J1ugyNK *engan canggung, -uhde mencoba. JEah, gitu,K 1ugy tergelak, Jkamu lucu banget, sih.K -uhde ikut terta,a. ;ak lama, kedua perempuan itu duduk bersama di pelataran pura. ?engobrol ini-itu dengan lu,esnya, seperti dua teman lama. -uhde terkesan dengan 1ugy yang begitu ceria, menyenangkan, pintar, dan mandiri. <emua kualitas yang ia dambakan. <ebaliknya, 1ugy tersentuh dengan kehalusan, kecerdasan, dan kede,asaan -uhde. 2a tak menyangka gadis yang terlihat lugu itu mempunyai pemikiran yang bijak dan mendalam, perasaannya halus sekaligus tajam, dan -uhde punya banyak keinginan untuk maju. 1eduanya makin antusias ketika tahu bah,a mereka berbagi hobi yang sama, yakni menulis. J1ugy sedang membuat buku ceritaN Aah, hebat sekali,K mata -uhde berbinar-binar, Jkapan diterbitkanNK J?asih belum tahu kapan. ;api mudah-mudahan sudah ada kabar minggu depan. =ah, semoga aja gol. 2ni cita-cita saya dari kecil,K ja,ab 1ugy bersemangat. J<aya juga punya cita-cita sama dari kecil. ;api saya tidak tahu karya saya mau diapakan, mau dikemanakan, mungkin hanya akan saya simpan sendiri,K sahut -uhde lirih. J1amu menulis apaN >iksi jugaNK J<aya juga lagi senang bikin cerita anak-anak. <aya ingin mengangkat hikayat kuno Bali, tapi dikemas lagi dalam kisah kanak-kanak. Banyak hal baik dari kebudayaan Bali yang bisa diangkat. Bukan cuma melayani turis. ;api sepertinya orang-orang tidak tertarik untuk tahu,K -uhde menjelaskan. 1ugy menggeleng. J1ita nggak pernah tahu kalau nggak dicoba. 1amu jangan berhenti nulis,K lalu 1ugy merogoh ranselnya, mengeluarkan pulpen dan secarik kertas. 1ugy 9(5

lantas menuliskan alamat lengkap, nomor telepon, dan mail . J-uhde, kalau ada sesuatu yang ingin kamu kirimkan, cerita-cerita kamu atau apa saja, tolong jangan segan-segan untuk mengirimkannya ke saya. tau kalau kamu suatu hari berencana ke .akarta, jangan lupa mampir. 2ni, supaya kamu nggak nyasar, saya juga tuliskan patokan jalannya sekalian, ya,K dengan serius 1ugy menuliskan semuanya dengan lengkap. -uhde terpana melihat tangan 1ugy yang menari-nari di atas kertas. 2a menahan napas melihat tulisan itu. J-engkap sekali. 1ugy sangat baik. ;erima kasih banyak,K katanya dengan suara bergetar. JEanti, kalau buku saya benar-benar jadi terbit, kamu akan saya kirimkan satu kopi. ?auNK harap. 2a lalu gantian menuliskan alamatnya. J-uhde -aksmi,K gumam 1ugy membaca kertas yang diberikan -uhde. JEama kamu cantik sekali. Pas dengan orangnya.K J1ugy perempuan tercantik yang pernah saya lihat,K balas -uhde, tulus. J?akasiiih ...,K 1ugy terta,a lepas, Jngomong-ngomong, mata kamu normal, kanNK -uhde hanya tersenyum dan mengangguk, perlahan mendekapkan carikan kertas dari 1ugy ke dadanya. ;iba-tiba tampak sebuah mobil berhenti di seberang jalan. <uara klakson berbunyi pendek satu kali. 1ugy segera bangkit berdiri, mengemasi ransel dan kameranya. J<aya udah dijemput. 1amu di sini aja. Biar saya nyeberang ke depan. <ampai ketemu lagi, ya. .angan lupa hubungi saya kalau ada apa-apa. <aya senang sekali kenalan dengan kamu hari ini,K 1ugy lalu merangkul -uhde. 9((

e-

J<aya juga sangat senang. <ampai ketemu lagi,K ucap -uhde. ;ubuhnya kaku. J;erima kasih, ya, 1ugy.K 1ugy terta,a kecil. J;erima kasih apaN <aya belum kasih apa-apa sama kamu. .ustru saya yang harus terima kasih sama kamu. @dah mau saya foto.K -uhde tak bisa berkata apa-apa lagi. Hanya tangannya kian erat menggenggam carikan kertas itu. ;anpa berkedip, dipandanginya dari jauh 1ugy yang melambaikan tangan, menyeberangi jalan, lalu masuk ke dalam mobil yang langsung melaju itu. -uhde lalu berjalan ke depan. ?emandangi punggung mobil itu hingga menghilang. *an tetap ia berdiri di tempatnya, menatap ke arah yang sama, ,alau yang dilihatnya kini tinggal debu jalanan saja. -uhde ingin berlari rasanya, entah ke mana. Begitu melihat tulisan tangan tadi, -uhde langsung tahu siapa yang ia hadapi. ;ak mungkin salah lagi. Bagaimana bisa ia tidak hafal tulisan tangan itu, bertahun-tahun ia membacanya, meresapi berlembar-lembar cerita yang dituliskan oleh tangan yang sama dalam sebuah buku tulis usang. Bagaimana bisa ia tidak hafal. 1eenan selalu memba,a buku itu ke mana-mana, menjadikannya bintang inspirasi selama karier melukisnya yang cemerlang di @bud. 1eenan melukis dengan penuh cinta, dengan hati dan nya,a. 1ugy tidak akan menyangka betapa dalam rasa terima kasihnya tadi. -uhde berterima kasih atas pertemuan mereka, berterima kasih atas kesempatan melihat sosok itu secara langsung. -uhde bersyukur karena kini ia tahu apa yang menjadi alasan 1eenan bisa menjangkarkan hatinya begitu dalam. *an, meski dengan susah payah, -uhde berusaha mensyukuri kepedihan yang menyayat hatinya sekarang. *etik ini.

9(6

-uhde berbalik. 1embali ke pura. 1embali bersembahyang. *an kali ini ia tak menahan apa-apa. 1ekuatannya lenyap. ;ak sebutir air mata pun sanggup ia bendung. *an -uhde memutuskan untuk membiarkan segalanya mengalir. pa adanya.

Hari terakhirnya di @bud. <ore nanti, 1eenan sudah harus terbang kembali ke .akarta. Begitu selesai berkemas, ia keliling-keliling mencari -uhde. *i mana-mana -uhde tidak kelihatan. 1eenan bisa merasakan, -uhde menghindarinya sejak kemarin. 2a kelihatan lebih pendiam, seperti memendam sesuatu. <etelah mencari ke sana kemari, 1eenan menemukannya mengurung diri di kamar. -ama 1eenan mengetuk-ngetuk pintu, hingga akhirnya pintu itu dibukakan. J*e, kamu kenapaN <akitNK -uhde menggeleng. J.adiNK -uhde cuma diam. JBeberapa jam lagi saya udah harus ke airport. kamu punya unek-unek, sampaikan sekarang. .angan malah aksi bisu gitu. <aya nggak tenang pergi dari sini. Eanti ... kamu ikut ke airport, kanNK -uhde menggeleng lagi. J-ebih baik saya nggak ikut mengantar,K gumamnya. J1amu kenapa, sihN 1amu marahN 1esal sama sayaN Bilang, dong,K bujuk 1eenan. Eamun, -uhde malah tersenyum padanya. <enyuman yang asing. 1eenan belum pernah melihat ekspresi semacam itu di ,ajah -uhde. Begitu berjarak. J<aya nggak mungkin begini terus,K ucap -uhde separuh berbisik, Jmelepas kepergian kamu, tanpa tahu kapan kamu akan kembali, dan apakah kamu mau kembali ....,K

1alau

9($

J-uhde, ngomong apa sih kamuNK protes 1eenan. J1eenan tidak harus kembali lagi kalau memang tidak mau. .angan terbeban oleh janji 1eenan pada saya.K J*e, selama ini kita bertahan karena kita saling percaya. pa jadinya kalau kamu sendiri mulai ragu-ragu seperti ini. 1amu nggak percaya lagi sama sayaNK tanya 1eenan, mulai gusar. -uhde tergagap. J<aya percaya kamu akan selalu berusaha menepati janji kamu ... tapi, sampai kapan 1eenan bisa bertahan begitu terusNK J1amu kayak nggak kenal saya,K 1eenan berkata putus asa, Jkalau kamu percaya sama saya, berarti kamu juga harus percaya bah,a janji itu bisa bertahan. ;olong, bantu saya. <aya nggak akan kuat kalau hanya berusaha sendirian,K pinta 1eenan lagi. -uhde tampak tercekat. Badannya gemetar halus, menahan sesuatu. +ustru aku ingin membantumu. J*e, jangan nangis,K bisik 1eenan lembut. ;iba-tiba gadis itu menghambur, memeluk 1eenan erat. J<aya memang egois, saya tidak mau kehilangan kamu. ;idak mau ...,K tangisnya pilu. 1eenan tetap tidak mengerti apa yang membuat -uhde begitu galau. Eamun, ia tak ingin mempersoalkannya lagi. 2a hanya ingin menghibur dan menenangkan -uhde. <ementara kata-kata yang sama terus berulang dari mulut -uhde, mengisi segala ruang yang ada di antara mereka, di kamar itu8 J<aya tidak mau kehilangan kamu ....K

Jakarta, Mei ()), ... ?inggu ?alam. <aatnya 1eenan menjemput naskah .enderal Pilik yang sempat tertunda. Eamun, malam ini, ia sekaligus 96'

menjemput 1ugy untuk pergi makan malam. J*ari baju kamu, kok, mencurigakan, sihN ?emangnya kita mau makan di manaNK tanya 1ugy melihat 1eenan yang muncul dengan s!eater turtle ne"k hitam. &ambut 1eenan yang sudah agak panjang masih terlihat basah. 2a tampak begitu segar dan ... tampan. ;erdengar sayup-sayup 1eshia yang menjerit histeris. <edari tadi anak satu itu sudah nongkrong untuk mengintip kedatangan 1eenan. J=ang jelas bukan di ,arung 2ndomie,K kata 1eenan kalem. J0anti baju bentar, ya. .angan sampai salah kostum, nih,K 1ugy menatap dirinya sendiri yang hanya memakai kaus oblong dan jins.

ngenal konsep Osalah kostumM,K komentar 1eenan geli. 1ugy langsung manyun. J<ayang 1arel udah tinggal di rumahnya sendiri sekarang. .adi jaketnya nggak ada yang bisa dibajak,K ujarnya sambil ngeloyor pergi, Jkasih tahu tuh sama *ar,in, sementok itulah e3olusiku, tauk.K

1eenan memilih sebuah restoran .epang terkenal di Hotel

omelnya. J1amu, tuh. @dah pernah mengunjungi hotel bintang sejuta, tapi masih minder ngelihat tempat beginian doang,K sahut 1eenan ringan. J ,as kalo nggak ba,a duit cukupan, ya,K kata 1ugy ,as,as. J*asar mental Pemadam 1elaparan.K 961

?ereka berdua mendapat tempat duduk di dekat jendela. *ari balik buku menu 1eenan melirik dan bertanya, J0y, ngerti nggak mau pesan apaN tau mau saya yangL ?ulutnya tiba-tiba terkunci. pa yang ia lihat membekukan segalanya. 1ugy, tengah asyik membaca menu, setengah menunduk, dan bagaimana penerangan di restoran itu menyentuh ,ajahnya membuat ia kelihatan amat cantik. Bibirnya merah tanpa pulasan lipstik, alisnya hitam seperti arang, matanya berkilau, dan semuanya itu seperti dilukis di atas kulit pucatnya yang jernih dalam remang sinar lampu. <ementara jemarinya yang mungil asyik bermain-main dengan ujung rambutnya yang sehalus rambut bayi itu. 1ugy memang tak pernah berubah. Bahkan sejak pertama kali mereka bertemu, saat ia dijemput di stasiun kereta. -ima tahun silam. 1eenan tak pernah lupa saat itu. <etelah sekian lama, ia menyadari bah,a ia sudah menyukai 1ugy sejak perjumpaan mereka yang pertama. 1ugy yang unik. 2a seolah-olah mencuat dari lautan banyak orang, di mana pun ia berada. J ku pesan ...K 1ugy berpikir keras, lama, Jhmm. 0ini, deh. pa pun yang kamu pesan, kalikan dua.K J<trategi bagus,K 1eenan nyengir. <eusai memesan, 1eenan lantas memberikan cangkir berisi o"ha panas ke tangan 1ugy. J<aya sengaja ba,a kamu ke sini, karena rasanya kita layak merayakan sesuatu.K J*an ... apakah ituNK 1ugy menggosokkan kedua tangannya, bersemangat. J1ita sudah punya penerbit ... dan pameran sekaligus.K 1ugy terlonjak dari tempat duduknya. J1amu ... kamu nggak boMongin aku, kanNK 1eenan menebarkan pandangannya ke sekeliling restoran, J<aya ngajak ke sini cuma buat ngeboMongin kamu doangN 0ome on .K 962

1ugy menutupkan tangannya ke muka, menjerit dalam his is a dream "ome true!' &It is, *y. ?impi kita berdua jadi kenyataan.K 1eenan tersenyum sambil menghela napasnya. JIrang yang saya temui namanya Pak 0inanjar, dia salah satu pembeli a,al lukisan saya. <elain punya penerbitan, dia juga kolektor lukisan, bahkan punya saham di beberapa galeri. Pak 0inanjar tertarik banget ,aktu tahu saya melukis serial .enderal Pilik lagi, tapi ... yang membuat dia mati-matian tertarik dengan proyek ini adalah ketika tahu bah,a kamu, pencipta dan penulis serial .enderal Pilik dan Pasukan lit, akan berkolaborasi langsung dengan saya. <aya sempat kasih lihat juga foto-foto lukisan .enderal Pilik yang baru dan sebagian naskah kamu. Pak 0inanjar punya ide untuk bikin dua macam buku. =ang satu untuk konsumsi umum, formatnya seperti buku cerita biasa, ilustrasinya akan dibuat lebih ringanLmungkin saya akan coba pakai cat air. Eah, yang satu lagi formatnya buku seni, bentuknya "offee table book isinya adalah cerita kamu plus lukisan saya dari a,al sampai yang terbaru. &angkaian pameran bakal dibuat untuk mempromosikan buku ini. *an, 0y, ini akan menjadi pameran tunggal saya yang pertama ....K J*an peluncuran bukuku yang pertama,K 1ugy berkata, tercekat. &2o,' 1eenan menggeleng, Jdua buku sekaligus, ber1 *ua buku kamu akan diluncurkan berbarengan.K 1ugy gantian menghela napas panjang. <emua ini rasanya sukar dipercaya. ;erlalu indah untuk dipercaya. J?inggu depan, Pak 0inanjar ingin ketemu kamu. 1ita nanti pergi barengan, yaNK lalu 1eenan mengangkat cangkir o"ha- nya, &"heers, 0y. @ntuk Pilik.K 969 remem,yang

J@ntuk Pilik,K 1ugy tersenyum hangat, Jdan ... untuk kita.K J@ntuk kita.K

96#

72+ "%&TIL ,%N5 0%&IH 3$R(IRI T$5%"

&emi melirik jam tangannya. <udah le,at lima menit dari janji pertemuannya. ;ak biasanya ia terlambat. palagi ini hari ?inggu. 2a tidak punya alasan kuat untuk muncul tidak tepat ,aktu. Eamun, perjalanannya menuju hotel ini sempat terhambat karena ada keramaian lalu lintas tak terduga akibat parkiran mobil yang berbondong-bondong ke pameran besar dekat sana. 2a membuka pesan di ponselnya, memastikan sekali lagi lokasi meeting- nya. JIke ... "offee shop ...,K gumamnya sendirian. *an pintu lift membuka. &emi bergegas melangkah keluar. Bertubrukan dengan seseorang yang mau masuk ke lift. J<ori ...,K katanya cepat, nyaris berbarengan dengan pria yang ditubruknya, yang sama-sama juga mengucap maaf. J?as &emiNK &emi yang sedari tadi menunduk, sontak mendongak mendengar namanya dipanggil. ;erkesiap bukan kepalang ketika mengenali pria di hadapannya. J1eenanNK 2a bertanya, ragu. 96)

J pa kabar, ?asN <aya benar-benar nggak nyangka bisa ketemu di sini ...,K 1eenan menjabat tangan &emi eraterat. &emi masih bengong. ;ak lama, ia merangkul 1eenan. J<aya yang lebih nggak nyangka lagi ... hampir setahun saya cari kamu. 1amuLkok, bisa di siniNK J<aya sekarang tinggal di .akarta, ?as. <ejak akhir tahun kemarin.K J?asih melukisNK 1eenan terta,a lebar. JBaru mulai lagi,K ja,abnya sumringah. yang saya tunggu-tunggu. <aya mau lihat-lihat, dong.K JBoleh, ?as. <ekarang ini saya malah mau mempersiapkan pameran, dibantu oleh Pak 0inanjar.K JAah, curang kamu. 1ok, Pak 0inanjar duluan yang dikontak. -upa ya sama pembeli pertamaNK seloroh &emi. JEggak mungkin lupalah, ?as,K 1eenan terkekeh, Jtapi saya harus cari ,aktu yang tepat untuk ketemu ?as &emi. <ebetulnya, sejak minggu lalu, ,aktu Pak Aayan kasih tahu kalau ?as &emi datang ke galeri, saya sudah kepingin sekali mengontak. ;api begitu sampai di .akarta, masih banyak banget kerjaan, jadi saya tunda.K J1amu kerja apa di siniNK J<aya sedang bantu ayah saya, ?as. Beliau lagi sakit. *an sekarang saya menjalankan perusahaannya. rading "ompany .K &emi melongo untuk yang kedua kali. J1amu ... di perusahaan trading NK JEggak ada pantes-pantesnya, ya, ?asNK 1eenan nyengir. J=ah, mudah-mudahan cuma sementara. yah saya sudah mulai membaik, kok. ;api masih belum tahu berapa lama lagi saya harus terus kerja di kantor,K jelas 1eenan lagi. 965

J1eenan, kita harus janji ketemuan, nggak bisa nggak,K kata &emi tegas. J<etelah berbulan-bulan nungguin kabar kamu, setidaknya saya berhak untuk satu kali ngopi bareng.K JPasti, ?as,K kata 1eenan, Jtapi kartu nama saya ketinggalan. Bareng dompetnya. ?akanya sekarang saya mau ke mobil dulu untuk ngambil. *icatat di HP aja, ya.K 1eenan lantas mengejakan nomor telepon selulernya. &2o problem, kartu nama saya juga habis, ini nomor saya, ya.K &emi gantian menyebutkan nomornya. J-agi ada acara di sini, ?asNK J<aya ada meeting di "offee shop. 1amuNK J<aya sedang dinner dengan teman saya.K JIke. <aya tunggu kabar dari kamu, yaN ?inggu iniNK JBoleh. *alam minggu ini.K 1eenan mengangguk mantap. -ift itu lalu kembali menutup. *i dalamnya, 1eenan geleng-geleng kepala. ;akjub sendiri. <ekian lama berusaha menutupi jejak, malam ini ia harus bertemu dengan &emi dengan cara yang sama sekali tidak diduga. Barangkali memang sudah ,aktunya, pikir 1eenan. <ementara itu, dalam perjalanannya menuju "offee shop, pikiran &emi masih terpaku pada pertemuannya dengan 1eenan tadi. ?asih sulit memercayai apa yang terjadi. Hidup dengan tak tertebaknya mengantarkan 1eenan begitu saja di depan mukanya pada suatu malam, padahal sekian lama sudah ia mencari 1eenan dengan segala macam cara. ;idak ada yang kebetulan, pikir &emi, terlepas dari kesanggupan dirinya memahami makna besar di balik pertemuan itu.

96(

&emi tidak main-main dengan niatnya. 2a menelepon 1eenan, antusias ingin bertemu. JEanti sore kebetulan saya akan pergi ke daerah kantor kamu, kalau kamu ada ,aktu kosong, saya ingin mampir sekitar sejam, bisaNK JIke, ?as. Eanti kalau udah dekat kantor, telepon aja. <aya nggak ke mana-mana, kok,K ja,ab 1eenan. *an &emi memang menepati janjinya. 2a tiba tepat ,aktu. ;erlongo-longo, ia memasuki ruangan kerja 1eenan. J;ernyata, kamu benar-benar direktur,K celetuknya terkesima. J?emang ?as sangka apaN <atpamNK 1eenan terta,a kecil. J<aya masih nggak habis pikir. Bukannya dulu kamu pernah bilang, kamu nggak suka dan nggak bakat bisnisNK &4ell, sampai sekarang sebetulnya juga masih gitu, kok,K 1eenan tersenyum kecut, Jah, udah deh, ceritanya panjang.K JAaktu saya juga masih sejam. yolah,K bujuk &emi. khirnya 1eenan menyerah, menceritakan semua. *ari mulai kisah 0aleri Aarsita sampai ayahnya yang jatuh sakit. lhasil, &emi tambah terlongo-longo. J2tu ... cerita yang luar biasa. <aya sama sekali nggak nyangka,K &emi geleng-geleng, Jselama di Bali, kamu kelihatannya nggak punya masalah apa-apa. ;api sejujurnya, saya selalu merasa ada sesuatu yang istime,a dalam proses hidup kamu. ;ermasuk ,aktu kamu tahu-tahu lenyap dari peredaran. <aya yakin, sesuatu yang besar pasti terjadi.K -agi-lagi, 1eenan tersenyum kecut. J@dah, deh. Egomongin yang lain aja,K katanya sambil mengibaskan tangan, Jlebih baik sekarang dengar cerita ?as &emi.K &emi mengangkat bahu. JHmm ... nggak banyak yang bisa saya ceritakan, plus, sebentar lagi saya juga udah harus jalan.K 966

J;entang pekerjaan, mungkinN 7ove life1' 1eenan nyengir. ?endadak, air muka &emi berubah. Berseri-seri. JHmm, untuk yang terakhir kamu sebut barusan, sebetulnya saya punya cerita. ;epatnya, sebuah rencana. *an saya belum pernah kasih tahu siapa-siapa soal ini. ;ermasuk yang bersangkutannya sendiri.K JAah, seru, nih,K 1eenan terkekeh. J<aya ... lagi terpikir untuk tunangan. tau, yah, melamar dulu.K pun saya belum kenal orangnya. =ang pasti, dia ce,ek yang sangat beruntung. 1apan-kapan, kenalin, ya.K J<ebetulnya, ,aktu saya ke Bali menemui Pak Aayan kemarin, dia ikut dengan saya ke @bud. ;api sayangnya nggak ikut mampir ke galeri gara-gara dia mau memotret di pura. 1amu ... ,ah ... kamu juga pasti cocok sama dia. *ia sangat menyenangkan, cerdas, pokoknya ...,K &emi sampai harus mengatur napasnya, Jdia sangat istime,a buat saya.K 1eenan tersenyum lebar. J<aya percaya, ?as. 6ou must be so in love.' &I am,' &emi tersenyum lebar, Jbelum pernah merasa seperti ini. <eumur hidup saya.K J*an, sepanjang hidup saya, nggak akan saya lupakan bantuan ?as &emi dulu. 1alau bukan karena ?as &emi tertarik sama lukisan .enderal Pilik saya yang pertama, mungkin saya sudah berhenti melukis. .adi, kalau ?as &emi butuh bantuan apa pun, soal rencana besar itu, atau apa pun, kasih tahu, ya. <iapa tahu saya bisa bantu,K ucap 1eenan sungguh-sungguh. J1eenan, kamu nggak berutang apa pun. .ustru satu kehormatan bisa punya karya pertama kamu,K ujar &emi seraya merangkul hangat bahu 1eenan. ;ak lama kemudian, 96$

dua orang itu berpisah. ;anpa tahu betapa besar persamaan di antara mereka berdua. '$ud, Mei ()), ... -uhde menyandarkan kepalanya di dinding, memandangi pamannya yang duduk memunggunginya. <udah beberapa hari ini pamannya giat melukis. ?ungkin karena baterainya sempat terisi dengan kedatangan 1eenan beberapa ,aktu lalu. <udah beberapa hari ini, -uhde malah tidak bisa tidur. Hatinya resah. Eyaris tidak pernah tenang. *an, sama seperti pamannya, itu pun disebabkan kedatangan 1eenan. &Poyan ....' J da apa, *eNK JBagaimana kita bisa tahu kapan ,aktunya untuk menyerah, dan kapan ,aktunya untuk bertahanNK ?endengar pertanyaan -uhde, Pak Aayan berbalik. &Poyan juga tidak pernah tahu,K ja,abnya lugas. J*ulu, Poyan memutuskan untuk menyerah. ?embiarkan meme- nya 1eenan memilih orang lain. 1apan Poyan merasa bah,a itulah keputusan yang tepatNK J*e, sejujurnya, apakah itu menyerah, atau justru bertahan ... Poyan tidak pernah tahu. Bahkan sampai hari ini. pakah ini menyerah namanyaN Barangkali betul begitu. ;api dalam apa yang disebut menyerah, Poyan terus bertahan. Poyan tidak tahu. ;api hidup yang tahu.K -uhde menggigit bibirnya. 2a ingin mengucapkan sesuatu, sekaligus gentar dengan reaksi pamannya nanti. Eamun, desakan itu sangat kuat. &Poyan ... jangan marah kalau saya ngomong begini, tapi ... saya nggak mau jadi seperti Poyan. tau seperti meme -nya 1eenan. <epuluh, dua puluh tahun dari hari ini, saya masih terus-terusan memikirkan orang yang sama. Bingung di antara penyesalan dan penerimaan.K 9$'

Aayan terdiam mendengar luncuran kalimat dari mulut keponakannya. 2a seperti dicekoki segenggam pil pahit sekaligus. 0etir, pedih, tapi ia merasakan kebenaran dalam katakata -uhde. J1amu benar. .angan jadi seperti Poyan,' ujarnya lirih. J;api, bagaimana saya bisa memutuskan ituNK ratap -uhde. J*e, Poyan percaya hidup ini sudah diatur. 1ita tinggal melangkah. <ebingung dan sesakit apa pun, semua sudah disiapkan bagi kita. 1amu tinggal merasakan saja,K Aayan berkata lembut, Jrasakan saja, *e. 1amu pasti tahu ja,abannya. Begitu juga dengan dia. ;idak ada yang bisa memaksakan, apakah 1eenan memang untuk kamu atau ... untuk orang lain.K .antung -uhde serasa berhenti berdegup. Poyan sudah tahu. JPada akhirnya, tidak ada yang bisa memaksa. ;idak juga janji, atau kesetiaan. ;idak ada. <ekalipun akhirnya dia memilih untuk tetap bersamamu, hatinya tidak bisa dipaksa oleh apa pun, oleh siapa pun.K -uhde menunduk. ?enyembunyikan matanya yang berkaca-kaca. 2a memahami apa yang diucapkan pamannya. =ang belum ia pahami adalah, mengapa harus sesakit ini rasanyaN

Jakarta, Mei ()), ... <eperti biasanya, hampir setiap malam ?inggu, ia menginjakkan kaki di teras rumah ini. Eamun, malam ini terasa lain. &emi menyempatkan diri untuk sejenak menatap langit-langit, kursi, meja, ubin, semua yang ada di teras itu. 1arena malam ini mungkin akan menjadi malam yang ber9$1

sejarah, dan teras ini menjadi saksinya. Badannya tiba-tiba menggigil sejenak. *an saat 1ugy keluar dengan ta,a cerianya, mendadak perut &emi terasa mulas. JHai, <ayang,K sapa 1ugy, tangannya menggenggam setumpuk foto, Jkita mau jalan-jalan ke mana malam iniNK JBelum tahu,K kata &emi, setelah menelan ludah berkalikali, Jrasanya sih, saya lagi agak malas ke mana-mana. ;api, kita lihat nanti ya. 1alau cuma di sini, nggak pa-pa juga, kanNK JEggak masalah,K sahut 1ugy ringan. J ku mau kasih lihat foto-fotoku di Bali. -umayan lho hasilnya,K lanjutnya sambil cengengesan. *engan semangat, 1ugy memperlihatkan hasil karyanya satu per satu. &emi mengamati sambil mengomentari, JIh, iya ... bagus, hmm, yang ini juga bagus ....K Eamun, pikirannya tidak melekat pada foto 1ugy barang satu pun. &emi sibuk bertanya-tanya dalam hati. Apakah sekarang saat yang tepat1 6a. 9arus sekarang. Atau minggu depan1 +angan. api, siapa tahu lebih baik. Mungkin bukan di rumahnya. %i tempat lain. %i mana1 Kapan1 Malam ini1 masterpie"enahan sejumlah foto. &emi terkagetkan dari lamunannya. J7ng-ing-eng ....K 1ugy menjajarkan foto-foto itu. JAo, ... ya, ya, yang ini memang ... sebentar,K kening &emi berkerut, diamatinya lagi objek foto-foto itu lebih saksama, Jsaya kenal sama perempuan ini,K gumamnya. J-uhdeNK sebut 1ugy ragu-ragu. J1amu kenal -uhdeNK nya saya datangi ,aktu di @bud,K &emi terta,a sendiri, Jjadi, saya ketemu pamannya, kamu malah ketemu keponakannya. -ucu.K J.adi ... kamu kenal -uhde iniNK 1ugy masih tak percaya. 9$2

J<aya udah kenal keluarga itu lumayan lama. Aaktu itu saya malah sempat tahun baruan dengan -uhde dan keluarganya, tahun ....K &emi mengingat-ingat, Jtahun 2'''. Aaktu itu dia masih B0,K &emi terkekeh, Jdia pacaran sama pelukis fa3oritku, itu lho, yang lukisannya saya pajang di foyer kantor.K ;iba-tiba sesuatu menusuk hati 1ugy. 7ukisan itu. kalau boleh tahu, siapa sih pelukisnyaNK tanya 1ugy tegang, Jseingatku, cuma ada inisial 11 di lukisan itu.K JEamanya 1eenan. -ukisannya semua tentang anak-anak. Bakatnya luar biasa. <aya penggemar fanatiknya,K &emi menjelaskan, lancar, tanpa beban. J-ukisan dia sempat menghilang dari peredaran hampir setahun. Irangnya juga nggak tahu di mana. Padahal dulu kami cukup sering ketemu. ;iba-tiba, minggu lalu saya ketemu dia, benar-benar nggak main ke kantornya sebentar. *ia bilang, baru-baru ini dia melukis lagi. Bahkan katanya mau pameran.K da gempa yang mengguncang hatinya seketika. Pandangan 1ugy berubah nanar. &asanya dia hafal kisah itu. -ebih dari sekadar hafal ... aku mengenalnya. Keenan. 7uhde. Keenan dan 7uhde. 5elama ini .... &emi mengamati perubahan air muka 1ugy dan bingung sendiri. 1ugy kelihatan tegang. J0y, sebetulnya, malam ini ada yang ingin saya sampaikan ke kamu.K *engan hati-hati sekali, &emi berkata. Itototot muka 1ugy masih tampak kaku, memelototinya tanpa suara. J0yNK panggil &emi lembut, Jkamu nggak pa-paNK 1ugy menatap &emi, miris. 2a ingin berusaha mengatakan Jtidak apa-apaK dengan nada se,ajar mungkin. 2a ingin berusaha agar apa yang baru saja didengarnya dapat le,at tanpa bekas bagai semilir angin. 2a ingin berusaha malam ini kembali normal. 2a ingin itu semua. Eamun, ia tidak sanggup. 9$9

J&emi,

1ugy ingat perasaan ini. <ama seperti ketika ia tahu soal Aanda dulu. Bedanya, kali ini ia begitu menyukai -uhde. Bahkan, jatuh sayang. *an meski selama ini ia yakin bah,a hatinya sudah berubah, lagi-lagi ia harus menyadari dengan cara yang getir, bah,a hatinya belum berubah. *i hatinya, ternyata 1eenan masih menjadi Pangeran, bertakhta dalam sebuah kastil impian yang masih berdiri tegak hingga detik ini. Eamun, kehadiran -uhde meruntuhkan segalanya bagi 1ugy. 1astilnya hancur rata dengan bumi. *an 1ugy tak punya pilihan lagi. Mereka pasti sangat men"intai. Mereka pasti akan sangat bahagia berdua. 7uhde seperti seorang malaikat. J<ayang, kamu kenapaNK <uara &emi menggugahnya. *engan berat, 1ugy terpaksa berkata, J&emi ... maaf ya, aku ingin sendirian dulu malam ini. ku nggak marah sama kamu, atau apa pun. ;api, aku benar-benar butuh ,aktu sendiri dulu. ?aaf sekali lagi, ya.K &emi lama menatap 1ugy. JIke, kalau memang itu yang kamu butuhkan,K sahutnya lirih. ;ak lama kemudian, &emi pulang, berusaha berbesar hati. Pasti akan ada saatnya, ia membatin. Mungkin minggu besok ... mungkin minggu depan ... pasti ada saatnya.

9$#

76+ CINCIN (%L%0 ":T%" $R%"

Jakarta, Juni ()), ... 1eenan muncul di ruang tamu rumah 1ugy lebih a,al. <eperti biasa, 1eshia yang mengkhususkan diri untuk membuka pintu. <ore itu, 1eenan memakai kemeja linen putih lengan pendek dan jins biru. Cukupan untuk membuat 1eshia kabur ke kamarnya dengan muka merah padam, dan di dalam sana ia jingkrak-jingkrak kegirangan sendirian. 1eenan tampak rileks sekaligus bersemangat. Hari ini ia janji memba,a 1ugy untuk menemui Pak 0inanjar, yang juga sama-sama sudah tidak sabar ingin bertemu 1ugy. .ika semuanya berjalan sesuai rencana, dalam minggu ini mereka bahkan sudah bisa menandatangani kontrak kerja sama untuk penerbitan dongeng serial .enderal Pilik dan Pasukan lit. ;ak lama, 1ugy keluar menemui 1eenan. Aajahnya agak lebih pucat dari biasa.

9$)

JHai, Ean,K sapanya, Jkok, cepat amat datangnyaN Bukannya baru jam tujuh kita janji sama Pak 0inanjarNK J<aya pingin ngajak kamu makan es krim dulu,K cetus 1eenan berseri-seri. 1ugy tersenyum samar, lalu mengangguk. J1amu baik-baik ajaNK 1ugy kembali mengangguk, kembali melempar senyum. 5egalanya harus terkendali, ia mencamkan dalam hati. <epanjang jalan, 1ugy lebih banyak diam. Hanya 1eenan yang aktif melempar berbagai topik obrolan, dan ia hanya menanggapi sekenanya. <esampainya di parkiran restoran es krim fa3orit mereka di 1emang, beban di hatinya terasa kian menyesak. 1etika mereka melangkah keluar mobil, 1ugy juga merasa langkah kakinya bertambah berat. ?ereka berdua lantas memasuki restoran, duduk di tepi jendela. 0erimis kecil turun di luar sana. 1ugy membuang pandangannya ke jendela, mengamati hujan. 1eenan mengamati 1ugy diam-diam. <inar mata itu tampak sedang berlari dari sesuatu. 1eenan menyadari sepenuhnya keganjilan yang berlangsung sejak tadi. J1ugy, kamu beneran nggak pa-paNK tanyanya, memastikan sekali lagi. JBeneran,K 1ugy tersenyum cepat. @ntungnya, ia terselamatkan oleh buku menu yang datang ke meja mereka. JPesanan seperti biasaNK tanya 1eenan, yang dibalas anggukan bisu dari 1ugy. 2a lalu memesan menu reguler mereka berdua. <epiring besar dengan empat macam es krim dan saus cokelat. <epuluh menit kemudian, piring itu datang bersama dua sendok kecil dan dua gelas air putih. 1ugy mengambil sendok kecilnya dengan sedikit enggan. Perutnya mendadak kehilangan sensor lapar. J0y, ada apa, sihNK 1eenan bertanya setelah hening meliputi mereka sekian lama. 9$5

J1amu yang kenapa. 1ok, nanya itu melulu dari tadi,K 1ugy berusaha santai. 1eenan menatap kedua mata 1ugy. J1ecil, kamu nggak pernah pintar bersandi,ara.K 1ugy tersentak mendengar ucapan 1eenan. Perlahan, ia meletakkan sendoknya. -ama 1ugy menunduk. Berusaha menerjemahkan badai di batinnya ke dalam kata-kata. JEan ... boleh nggak aku minta istirahat menulis duluNK akhirnya 1ugy berkata. J?enulis .enderal Pilik maksud kamuNK sahut 1eenan, JBoleh aja, 0y. 2ni kan proyek kamu juga. 1amu sesuaikan saja dengan kenyamanan kamu. <aya bisa minta ,aktu yang lebih mundur ke Pak 0inanjar. Eggak masalah,K lanjut 1eenan, Jkamu butuh ,aktu berapa lama kira-kiraN <emingguNK 1ugy menatap 1eenan, gelisah. J<ebulanNK pintanya. 1ening 1eenan kontan berkerut. J<ebulanN 1amu yakinNK 1ugy menggeleng. J?ungkin lebih,K sahutnya lirih, Jaku nggak tahu pasti.K 1eenan ikut meletakkan sendoknya. J1ugy 1armachameleon, kali ini kamu harus jujur. da masalah apa sebenarnyaNK 1erongkongan 1ugy tercekat, seperti ada sebongkah durian menyumbat lehernya. J ku ...,K susah payah 1ugy berkata, Jaku ... nggak mau ketemu kamu dulu untuk beberapa ,aktu. da beberapa hal yang harus aku bereskan ...,K napasnya tertahan, Jdengan diriku sendiri. Eanti kalau udah ,aktunya, kita pasti ketemu lagi.K JBoleh tahu apa yang harus kamu bereskanNK tanya 1eenan lembut. 1ugy menggeleng. JEggak sekarang. <ekarang ... aku cuma mau pulang.K 9$(

1eenan menatap sepiring penuh es krim di hadapannya, mengingat janji dengan Pak 0inanjar dalam dua jam lagi, ia lalu mengembuskan napas berat. JIke. <aya antar kamu pulang.K 1ugy menggeleng lagi. JEggak usah, Ean. ku mau pulang sendiri pakai taksi. ?aaf ya aku udah bikin kamu repot. ku juga nggak bermaksud bikin kamu bingung. ;api ....K J1ugy, saya antar kamu pulang. <ekarang,K 1eenan menyela dengan nada yang mulai mengeras. 0elengan kepala 1ugy tambah kuat. 2a bahkan bangkit berdiri. JEggak. ku mau pulang sendiri, Ean. 1amu boleh marah sama aku. ;api aku benar-benar harus pergi. ?aaf ya ....K 1ugy langsung balik badan, setengah berlari menuju pintu restoran, melesat pergi ke tepi jalan, mencegat taksi, sebelum 1eenan sempat mengejarnya. Begitu duduk di dalam taksi, impitan di dadanya seketika melonggar. 1ugy kembali bisa bernapas. <igap, disambarnya HP dari dalam tas, langsung mematikannya. 2a hanya ingin sendiri. 2a hanya ingin sepi. ernyata aku tidak kuat ... aku tidak kuat ... berulangulang, 1ugy meratap dalam hati.

-angit sudah menggelap ketika taksi itu memasuki perumahan tempat 1ugy tinggal. J?bak ... ?bak ... ini udah sampai di kompleksnya, rumahnya sebelah mana, ?bakNK <opir taksi itu memanggil-manggil 1ugy yang tertidur di jok belakang. 1ugy terbangun dengan kaget. JIh, sori ... sori ... belokan pertama langsung kanan, Pak. &umah kedua sebelah kiri.K <opir itu menurut. J=ang ada sedan hitam itu, ?bakNK tanyanya seraya menunjuk sebuah mobil hitam yang ter9$6

parkir di depan rumah 1ugy. 5edan hitam1 ;ubuh 1ugy sontak lemas lunglai. (emi1 J=a. *i sini aja, Pak.K 1ugy keluar dari taksi dengan enggan. &asanya ingin meloncat masuk lagi dan pergi entah ke mana. ;idak ingin bertemu dengan siapa-siapa. ;api sudah terlambat. &emi, yang menunggu di teras depan, sudah melihat kedatangan 1ugy. J<ayang, kok HP kamu matiNK tanyanya langsung. J;adi, akhirnya saya mengandalkan feeling aja. -angsung mampir ke sini. @ntung kamu cepat pulang.K &emi memeluk 1ugy. ;ubuh itu kaku. J1amuLnggak pa-paNK tanyanya. 1ugy rasanya ingin meledak mendengar pertanyaan itu lagi. JEggak apa-apa,K ja,abnya singkat. J1amu mau ganti baju duluNK &emi bertanya lagi. JEggak usah,K 1ugy tersenyum, lalu duduk di kursi. J da apa, &emiNK &emi agak terkejut dengan reaksi yang tidak biasanya itu. 2a mengamati ekspresi 1ugy, berusaha mencari perbedaan, tapi tidak menemukan apa-apa. <ejenak &emi mengatur napas. Ini saatnya. Kalau ingin -adi ke-utan, ini saatnya. J<ebetulnya ada yang ingin saya sampaikan ke kamu malam ini,K dengan hati-hati sekali &emi berkata. J<aya nggak tahu apakah malam ini saat yang tepat atau bukan. *an kapan pun saat yang disebut OtepatM itu, pada akhirnya saya pasti harus bicara sama kamu. Cepat atau lambat. Hari ini atau minggu depan, atau bulan depan, atau tahun depan. <ama aja, 0y. .adi, tolong dengar kata-kata saya ...,K &emi tahu-tahu berlutut di hadapan 1ugy. 1erongkongan 1ugy tercekat. &asa keselak itu datang lagi. 0empa itu terulang kembali. ;anpa disadari, punggungnya mundur, menempel pada sandaran kursi. *ari kantong celananya, &emi mengeluarkan sebuah kotak ber,arna perak. J1ugy lisa Eugroho, saya nggak tahu 9$$

apakah cincin ini pas dengan jari kamu atau nggak, saya nggak sempat ngukur, cuma ngira-ngira. ;api yang saya tahu, cinta kitalah yang paling pas untuk hidup saya. Cincin ini saya ta,arkan untuk kamu terima, untuk kamu pakai. ;api sebetulnya, yang saya ta,arkan adalah hati saya, hidup saya. 1alau kamu mau berbagi itu semua, tolong terima cincin ini.K Cincin itu telah &emi sodorkan, begitu dekat dengan jemari 1ugy. Eamun, 1ugy tak bereaksi. &emi mendongak, mendapatkan 1ugy yang tampak terkesiap. %ia sungguhan kaget . Hati-hati, &emi mengambil tangan kiri 1ugy. ?eraih jari manisnya, lalu memasukkan cincin itu perlahan-lahan. J0y ... cincinnya pas,K bisik &emi tertahan. -embut, ia mengecup jari 1ugy yang kini dilingkari sebuah cincin bermatakan berlian rose "ut . *ada 1ugy menyesak. Eapasnya mulai satu-satu. <etiap kata yang diucapkan &emi seperti balok beton yang mengimpit dadanya. *an cincin berkilau yang tersemat di jarinya itu bagaikan hantaman godam yang menjadi gong dari rangkaian balok beton yang menghunjaminya. 1ugy memejamkan mata. <emua yang ia alami dan ia dengar hari ini berada di luar kesiapannya, kekuatannya. Bibirnya mengunci. Punggungnya terus menjauh hingga melekat erat pada sandaran kursi. &emi mulai membaca gelagat aneh itu. ?ulai merasa panik. 0elagapan. J0y ... sori, saya nggak bermaksud bikin kamu sho"k,' ujarnya gugup. J 7ook, kamu nggak perlu ja,ab apa-apa sekarang. <aya ngerti. 1amu mungkin butuh ,aktu. pa pun yang kamu butuhkan, please let me kno!. IkeNK 1ugy masih tidak bereaksi. ?asih menatap &emi dengan nanar dan tubuh kaku. J1amu butuh ,aktu sendiri duluN <aya bisa pergi sebentar. 1alau nanti kamu sudah siap, kasih tahu aja. Eanti saya akan ke sini lagi,K tanya &emi sehalus mungkin. #''

1ugy mengangguk pelan. ?asih tanpa suara. JIke. <aya tinggal dulu, yaN Please "all me.' berdiri, mengecup kening 1ugy, dan beranjak dari sana. Begitu mobil &emi menghilang dari depan rumahnya. 1ugy langsung menghambur masuk ke rumah, mengunci diri di kamar. ;idak keluar lagi.

&emi lalu

Pukul sebelas malam. ;ahu-tahu bel rumahnya berbunyi. 1arel bergegas keluar kamar. Baru tiga bulan ia pindah ke rumah barunya itu. Belum banyak yang tahu alamat tempat tinggalnya yang sekarang. ;amu yang berkunjung selarut ini, tanpa pemberitahuan, patut di,aspadai. 1arel mengintip sekilas dari tirai. ;idak ada mobil. 1epalanya melongok untuk mengintip lebih jauh. ?atanya memicing, berusaha mengenali sosok yang tengah berdiri di depan pintu, memba,a satu tas. J1ugyNK 1arel terperanjat. Cepat-cepat ia membuka pintu. J1ugy ... ngapainN 1amu sama siapaNK 1ugy, dengan muka kusut, menghadap abangnya dengan mengiba. J1arel ... aku mau jadi parasit dulu di sini. Boleh, yaNK

<udah tiga hari sejak kejadian di restoran es krim itu. 1ugy masih belum bisa dihubungi. 1eenan tidak tahu lagi siapa yang bisa ia mintai keterangan. Eoni adalah upaya terakhirnya. JEon ... kapan ke .akartaNK Pertanyaan pertama 1eenan begitu telepon itu diangkat. J?mm ... lusa. 1enapa, EanN 1ok, suara lu tegang bangetNK tanya Eoni curiga. #'1

J0ua mau ketemuan sama lu, ya. da yang pingin gua tanya.K J<oalNK J1ugy.K J1enapa 1ugyNK J*ia ngilang. -u tahu dia di manaNK JEggak. 1enapa sih tuh anakN 1ayaknya lagi hobi ngilang, yaNK Eoni terta,a kecil, teringat kejadian &emi yang juga pernah meneleponnya, melaporkan hal serupa. J-u udah tanya orang rumahnyaNK J@dah. 1ayaknya mereka kompakan untuk nggak kasih tahu. ?ungkin 1ugy yang sengaja nggak kepingin dicari.K J=ah, kalo gitu, biarin ajalah. -agi nyepi kali. 7ntar juga pulang lagi,K timpal Eoni santai. J1alo cuma soal pulang lagi sih, gua juga yakin dia bakal pulang sendiri. ;api bukan cuma itu masalahnya. 0ua tetap pingin ketemu lu. 1ayaknya ada sesuatu yang perlu kita obrolin soal 1ugy. IkeN -usa, yaNK desak 1eenan lagi. Eoni menelan ludah. Belum pernah ia mendengar 1eenan begitu bersikukuh.

&umah dengan model to!nhouse itu hanya punya dua kamar, luas bangunannya pun tidak terlalu besar, tapi lebih dari cukup untuk 1arel huni sendirian. 1ehadiran satu orang tambahan saja seharusnya menjadikan rumah itu semarak, apalagi kalau manusianya adalah 1ugy. Eamun, kehadiran adiknya selama tiga hari di sana malah membuat suasana jadi mendung. 1ugy benar-benar berbeda dari biasanya. nak itu jadi pendiam, murung, dan lebih banyak mengurung diri. ;empat kesukaannya adalah balkon kecil di bagian belakang rumah, tempat menjemur pakaian. 1ugy

#'2

bisa berjam-jam nongkrong di sana. 7ntah melamunkan apa. ;erdengar suara langkah kaki beradu dengan anak tangga besi. diknya baru turun dari balkon belakang. J0y, makan malam dulu, yuk. ku ba,ain nasi goreng, nih,K ajak 1arel. JBelum lapar,K kata 1ugy pendek. JEggak mungkin banget kamu belum lapar. yo, makan,K 1arel menaruh bungkusan itu langsung ke atas piring 1ugy, kemudian mengambilkan piring dan sendok. <etelah itu, 1arel mulai makan duluan. J?akan, 0y,K ajaknya lagi. *engan lunglai, 1ugy membuka bungkusannya, menyuap beberapa sendok. Igah-ogahan. 1ugy hanya menghabiskan setengah, lalu berhenti, membungkus kembali sisa nasi gorengnya. 1embali diam. 1arel mengamatinya tanpa berkomentar. <etelah menghabiskan nasinya, barulah 1arel angkat bicara. J1amu mau sampai berapa lama di siniNK tanyanya kalem. 1ugy mengangkat bahu. JBelum tahu. 1enapaN 1amu mulai sebel ya lihat aku di siniNK 1arel terta,a kecil, JEggak. Bukan itu masalahnya. ;api aku mulai sebel karena kamu nggak ngomong-ngomong.K 2a lantas melipat tangannya di dada, J ku nggak akan sebel lagi kalau kamu mau cerita. .adi, cepetan cerita. <ekarang.K 1ugy menatap abangnya. ;atapan orang meratap minta tolong. Begitu banyak yang ingin ia muntahkan keluar. 1ugy pun sudah lelah menyimpan semuanya sendirian. J1amu harus tanya aku sesuatu dulu ...,K kata 1ugy setengah berbisik. *alam kepala 1arel, berseli,eran begitu banyak pertanyaan. ;ahu-tahu, matanya menangkap kilauan cincin

#'9

yang terterpa sinar lampu. Benda mungil yang melingkar di jari manis kiri adiknya itu serta-merta mencuri perhatian 1arel. JCincin itu dari &emiNK ia pun bertanya spontan. 1ugy memang hanya butuh satu pertanyaan. Pertanyaan apa saja. ;idak jadi masalah. 2a hanya ingin dibantu untuk membuka pintu bendungan yang sudah ingin jebol. *ari mulutnya, mengalirlah lancar semua cerita. 1isah yang sudah berusia empat tahun lamanya, dari mulai 1eenan, Ijos, &emi, -uhde, hingga cincin di jarinya. J1arel ... aku bingung. ku bingung sama diriku sendiri. ku nggak ngerti kenapa aku bereaksi begini ketika &emi kasih cincin ini. pa yang salah dengan diaNK kata 1ugy putus asa, Jaku juga nggak ngerti kenapa aku sampai kayak begini ,aktu tahu soal -uhde. Padahal kan, harusnya ... harusnya ....K J?enurut kamu, yang harusnya terjadi gimanaNK tanya 1arel lembut. JHarusnya ... aku senang. Harusnya aku bahagia untuk 1eenan karena dia punya seseorang kayak -uhde. Harusnya aku juga bahagia karena punya seseorang kayak &emi. Harusnya ... aku senang dapat cincin ini. ;api ....K J;apiNK J;api ... kok, aku malah di siniNK ratap 1ugy, J1ok, aku malah kaburNK J1ugy, kepala kamu akan selalu berpikir menggunakan pola OharusnyaM, tapi yang namanya hati selalu punya aturan sendiri,K kata 1arel sambil tersenyum. J2ni urusan hati, 0y. Berhenti berpikir pakai kepala. <ecerdas-cerdasnya otak kamu, nggak mungkin bisa dipakai untuk mengerti hati. *engerin aja hati kamu.K ;ertegun 1ugy mendengar kalimat 1arel. Perlahan, kepalanya menggeleng. J1arel, aku bingung banget. ku nggak

#'#

tahu lagi hatiku bilang apa,K ucapnya tertahan, Jpokoknya ... pokoknya ....K JPokoknya apaNK JPokoknya ... nggak mungkin aku nyakitin &emi. *an aku nggak akan pernah rela kalau 1eenan sampai nyakitin -uhde.K 1arel mengangguk. JIke. 1alau itu memang betul kata hati kamu, ikuti saja. Eggak akan pernah mungkin salah.K 2a lalu berdiri, menepuk pipi adiknya. 1ugy memandangi abangnya yang mengambili piring-piring kotor dari meja. J1arel ...,K panggilnya. J1enapa, 0yNK 1ugy tak tahu harus bilang apa. 1embali hanya memandangi abangnya dengan sorot meratap yang penuh makna dan tanya. 1arel menghampiri adiknya. J*i belakang kompleks ini ada sungai kecil. 1amu bikin perahu kertas, gih. Curhat ke Eeptunus. <iapa tahu ada ja,aban.K 2a tersenyum kecil, lalu beranjak masuk ke kamarnya. ?eninggalkan 1ugy sendirian di meja makan. <ebaris kalimat 1arel terus mengiang. Kalau memang betul itu kata hati kamu, ikuti sa-a.

#')

77+ CINT% T%" 3$RU2UN5

Eoni sudah sampai duluan di restoran es krim di bilangan 1emang, tempat ia janjian dengan 1eenan. ;ak sampai lima menit menunggu, mobil <@G 1eenan memasuki parkiran. ;ampak 1eenan keluar dari mobil, masih memakai setelan kantor. JHai, Pak *irektur ?uda. 0anteng amat,K sapa Eoni. JEggak sempet ganti baju, Eon. ;adi ada meeting, terus langsung ke sini,K kata 1eenan seraya mengempaskan tubuhnya ke sofa. Eoni geleng-geleng kepala. J0ua masih harus menyesuaikan diri dengan 1eenan yang *irektur. neh banget rasanya denger lu baru meeting, nggak 1eenan banget,K ia tergelak. J=ang gua banget apa, dongNK tanya 1eenan sambil nyengir. J?isalnya, Eon, sori, gua baru begadang semaleman gara-gara ngelukisM atau OEon, sori, gua baru selesai pameran di galeri anuM atau kalaupun harus pakai istilah 8meeting) 8 OEon, sori, gua baru selesai meeting sama 1ugy untuk pe#'5

ngembangan alien nation Eoni terkikik-kikik sendiri.

cabang .akarta ;imur.K -antas,

7kspresi 1eenan langsung berubah begitu nama satu itu disebut. JEon, ada apa dengan 1ugy sebenarnyaN -u tahu sesuatuNK J<eminggu ini gua belum teleponan lagi sama dia,K sahut Eoni. JBukan cuma soal seminggu ini, Eon. :eeling gua, kayaknya ada sesuatu yang lebih lama dari itu,K 1eenan membuang pandangannya ke jendela, ingatannya kembali ke sore itu, di tempat dan meja yang sama, saat 1ugy tahu-tahu meninggalkannya, berlari mencegat taksi, dan tak pernah ada kabar lagi sesudah itu. J7ko pernah cerita, lu dan 1ugy sempat nggak saling ngomong selama hampir tiga tahun. Boleh tahu ada apa antara kalian ,aktu ituNK Eoni terkesiap mendengar permintaan 1eenan. ;eringat kado bersampul biru yang tertinggal di kamar kos 1ugy. 1artu ucapan itu. J?emangnya ... lu ngerasa ada hubungannya dengan 1ugy ngilangNK tanya Eoni, sedikit enggan. 1eenan mengangkat bahu. JEggak tahu. ;api gua merasa akan sangat terbantu kalau lu bisa cerita soal itu. Eggak tahu kenapa.K -ama Eoni terdiam. khirnya, ia memutuskan. JCerita gua dan 1ugy bisa menyusul belakangan. ;api, ada satu hal yang berhubungan dengan itu, dan ... udah saatnya gua harus jujur,K Eoni berhenti sebentar, JEan, ini nggak gampang gua omongin, jadi, mendingan gua tembak langsung aja8 1ugy cinta sama lu.K ;ampak ia tertegun sendiri sesudahnya, lantas menggelengkan kepala, J7h, salah, salah,K Eoni meralat, J1ugy cinta mati sama lu.K Eapas 1eenan langsung tersendat. J*ari ,aktu dia masih pacaran sama Ijos. *ari sebelum #'(

lu ketemu Aanda. *an gua yakin, perasaan dia masih nggak berubah, sampai hari ini.K 0antian, 1eenan membisu. -ama. J0ua nggak tahu persis apa yang terjadi sampai dia ngilang. ;api lu bener. 1emungkinan besar ada hubungannya dengan itu semua,K lanjut Eoni lagi. JHubungan dia dengan co,oknya gimanaNK tanya 1eenan. Eoni kembali menggeleng. JEggak tahu persis, Ean. Aaktu gua datang ke rumahnya lagi sejak kita diem-dieman, she seemed to be so in love. $ut !ho kno!s N <egala sesuatunya bisa berubah,K Eoni terdiam sebentar, Jdan mungkin justru karena ada beberapa hal langka di dunia ini yang susah berubah,K sambungnya pelan. J*ia di mana, ya, EonNK tanya 1eenan. Pandangannya kembali menera,ang ke jendela. Eoni ikut terdiam. ;ampak berpikir keras. ?endadak, alisnya terangkat. JEan ... kita kok bego banget. ;anya J-u kenalNK J1enal. 0ua ada nomor teleponnya.K JEah, masalahnya ...,K Eoni berdehem, Jpulsa gua yang nggak ada.K 1eenan menghela napas. J2ni berarti bukan soal bego atau nggak bego. 2ni masalah kesejahteraan sosial. Pantesan dari tadi lu cuma missed "all doang bisanya.K JPakai HP lu aja. ;api, nanti gua yang ngomong, okeNK Eoni lalu membuka buku alamat di ponselnya, JEih, gua dikte, ya. 1osong ... delapan ... satu ....K 1eenan memencet nomor yang Eoni sebutkan. .empolnya lalu menekan tombol JcallK. ;iba-tiba, muncullah sebaris nama di layarnya8 (emigius Aditya.

#'6

J&emiNK gumamnya tak percaya. J-ho.-ukenalNKEoniikutbertanya. Eada itu tersambung. ;ak lama, terdengar ucapan OhaloM Eoni. JHaloooN ?as &emiN Hai, ini Eoni, ?as. ;emannya 1ugy. 2ya ... ini memang pakai HP-nya 1eenan. ku juga baru tahu kalau ?as &emi ternyata kenal sama 1eenan. -ha, kita semua memang teman-teman kuliahnya 1ugy, ta,a. JEaaah, itu dia. 1ita juga lagi nyariin 1ugy, ?as. 1irain ?as &emi tahu dia di mana ...K 1eenan termenung. Celotehan bernada tinggi khas Eoni seolah memantul ke ruang hampa. 2a tak lagi peduli apa yang dibicarakan Eoni di telepon. Hanya ia sendirian di dalam ruang hampa itu, berpusar dalam kenangan dan potongan ingatan. &ekaman kalimat-kalimat &emi saat mampir ke kantornya kembali menggaung di benak 1eenan ... kamu -uga pasti "o"ok sama dia ... dia sangat istime!a buat saya ... belum pernah merasa seperti ini, seumur hidup saya ... 1eenan menunduk, memejamkan matanya. &emi, orang yang sangat ia hormati, ternyata adalah kekasih 1ugy. 1eenan lalu teringat rencana besar yang dibicarakan &emi. -udah di mulutnya terasa getir. Pembicaraan mereka kembali berulang, termasuk kalimat yang ia lontarkan pada &emi ... kalau Mas (emi butuh bantuan apa pun, kasih tahu, ya. 5iapa tahu saya bisa bantu. Eoni tahu-tahu mengembalikan ponselnya. ?enyadarkan 1eenan dari lamunan dalam ruang hampanya. J?as &emi juga kelimpungan nyariin dia. Eggak tahu dia ada di mana. 0a,at nih, 1ugy.K Eoni berdecak. &$y the !ay, gimana caranya kok lu bisa kenal sama ?as &emiNK 1eenan tersentak. ;eringat sesuatu. JEon ... gua harus #'$

cabut. Eanti gua telepon dan ceritain semua. IkeNK J-u mau ke manaNK J1alo orang rumahnya nggak mau bilang 1ugy ada di mana, nggak jadi masalah. =ang perlu gua cari tahu sebetulnya adalah alamat rumah barunya 1arel. *an itu pasti <ecepat kilat, 1eenan melesat pergi dari sana. J1umpeni gila.K Eoni menyadari sepiring besar es krim akan menuju meja itu, dan harus ia habiskan sendirian.

<udah hampir gelap ketika 1eenan sampai di rumah itu. 1arel sendiri yang membukakan pintu. 2a tampak terkejut melihat kedatangan 1eenan. J?as 1arel, 1ugy-nya adaNK tanya 1eenan sopan. ada. 1arel tak langsung menja,ab. 2a kelihatan sedang berpikir. J1amu aja yang nyusulin dia, ya,K akhirnya ia berkata sambil membalik badan, menunjuk satu pintu, Jdia lagi di tempat jemuran belakang. 1amu ke pintu itu. da tangga besi di dekat sana. 1amu naik aja. 1ugy ada di atas.K 1eenan mengangguk. -angsung menuju tangga yang dimaksud 1arel, menaikinya hati-hati. Balkon belakang itu hanya berbentuk dak beton. <ebuah kursi dan meja plastik terparkir di sana. ;ampak siluet 1ugy duduk memunggunginya. 1epalanya menengadah, menatap langit senja. &ambutnya tergerai di sandaran kursi, berkibar halus ditiup angin. 1eenan menahan napas. J1ecil ....K <iluet itu terduduk tegak seketika. 1ugy menoleh, mendapatkan 1eenan sudah berdiri di hadapannya. J1amu ... kok ... bisa ada di siniNK ia bertanya, terbata. #1'

Pasti

J&adar Eeptunus,K ja,ab 1eenan ringkas seraya tersenyum sekilas. 2a lalu berjalan mendekati 1ugy. Berjongkok di depannya. J1enapa harus ngilang, 0yNK tanyanya halus. J ku juga nggak tahu kenapa,K 1ugy menggelengkan kepala, Jtiap hari aku di sini, cuma untuk cari tahu kenapa. *an masih belum tahu ja,abannya.K J<aya mau bantu kamu. BolehNK 1eenan lantas meraih tangan 1ugy. J7mpat tahun saya kepingin bilang ini8 1ugy 1armachameleon, saya cinta sama kamu. *ari pertama kali kita ketemu, sampai hari ini, saya selalu mencintai kamu. <ampai kapan pun itu, saya nggak tahu. <aya nggak melihat cinta ini ada ujungnya.K 1ugy terenyak. Pandangannya mulai mengabur. ?atanya terasa panas oleh air mata yang ingin bergulir turun tapi masih ia tahan. J2tu satu hal. ?asih ada lagi yang harus saya bilang,K 1eenan mengatur napasnya, Jsaya sudah tahu soal &emi, 0y. 1alau saya harus merelakan kamu untuk seseorang, cuma dialah orangnya. Eggak ada lagi. *ia orang yang sangat, sangat baik. 1amu beruntung.K J1amu juga,K desis 1ugy, Jaku nggak sengaja ketemu -uhde di @bud. 1ami sempat mengobrol di pura. *ia ... dia seperti malaikat turun dari langit. 1amu beruntung, Ean. .angan pernah melepaskan dia.K 1eenan terkesiap mendengar 1ugy menyebut nama -uhde. Eamun, pembicaraan &emi di kantornya kembali berulang ... !aktu saya ke $ali menemui Pak 4ayan kemarin, dia ikut dengan saya ke >bud, tapi sayangnya nggak ikut mampir ke galeri gara-gara dia mau memotret di pura. 1ali ini, 1eenan akhirnya mengerti. <ikap -uhde yang berubah drastis setelah pulang dari pura. <ikap 1ugy yang juga berubah setelah kembali dari Bali. khirnya ia memahami. #11

J-uhde nggak layak disakiti,K desis 1ugy lagi. J&emi juga,K timpal 1eenan lirih. 1ugy menunduk, mengerjapkan mata. 2a hampir tidak bisa melihat apa-apa lagi dari matanya yang kian mengabur. Hari semakin gelap. ngin semakin halus. Hatinya semakin perih. JBanyak sekali yang ingin saya lakukan bareng kamu, 0y,K bisik 1eenan. 1ugy mendongak. ;ersenyum sebisanya. JBisa. Pasti bisa. 1ita tetap bisa bikin buku bareng, kanN *an aku tetap bisa jadi sahabatmu.K 1ugy nyaris tersedak mengucapkan kata terakhir barusan. ?enyadari bah,a persahabatan barangkali adalah muara terakhir yang harus ia paksakan untuk menampung seluruh perasaannya pada 1eenan. ;ak bisa lebih dari itu. Begitu luas laut yang membentang dalam hatinya. Eamun, lagi-lagi, harus ia tahan. J2ya. 1ita tetap bisa bikin karya bersama. *an kita selalu menjadi sahabat terbaik,K 1eenan menelan ludah. 1alimat itu begitu susah diucapkan. palagi ketika segenap hatinya berontak, menolak. Eamun, ia teringat janjinya, pada -uhde, pada &emi. .ika ini memang bantuan yang &emi butuhkan, sama seperti ketika &emi menolongnya dulu, maka ia akan menggenapkannya. JEan ...,K 1ugy menggenggam balik tangan 1eenan, suaranya makin lirih, Jbanyak yang aku ingin bilang ke kamu. Banyak yang ingin aku kasih. ;api, nggak apa-apa, nggak usah. ?ungkin memang bukan jatahku. Bukan jatah kita. 1amu turun, ya, Ean. Pulang.K 1eenan mengangguk. ?emang tak ada lagi yang perlu dibicarakan. Hanya akan membuat hatinya makin terluka. J1amu juga jangan kelamaan di sini, 0y. @dah malam.K 1eenan menyentuh pipi 1ugy sekilas. Perlahan, berjalan #12

pergi. ir mata 1ugy akhirnya jatuh bergulir, membuat pandangannya kembali terang, meski langit sudah gelap, dan 1eenan tinggal bayangan hitam yang berjalan menjauh. JEan ...,K panggilnya. J=aNK 1eenan berbalik. J ku nggak kepingin, sepuluh ... dua puluh tahun lagi dari sekarang, aku masih merasa sakit di sini tiap kali ingat kamu.K 1ugy merapatkan tangannya di dada. 1eenan tercekat mendengarnya. JEggak, 0y. Eggak akan. 1alau saya bisa, kamu juga bisa.K J*an kamu yakin bisaNK tangis 1ugy. JPasti ....K <uara 1eenan bergetar. Penuh keraguan, kebimbangan, dan kegentaran. Eamun, ia tak mungkin lagi mundur. <atu-satu, dituruninya tangga besi itu. -enyap dari pandangan 1ugy. 9arus ada yang bisa, batinnya, tidak .... 1eenan menggosok matanya yang berkaca-kaca. 2a tak bisa mengingat, kapan hatinya pernah sepilu ini. *i tempat yang sama, 1ugy menangis bisu. 2a berjanji, inilah tangisan terakhirnya untuk 1eenan, sekaligus tangisan yang paling menyakitkan. 2a bahagia sekaligus patah hati pada saat yang bersamaan. <aat ia tahu dan diyakinkan bah,a mereka saling mencintai, dan selamanya pula mereka tidak mungkin bersama.

kalau

#19

74+ 3%,%N5%N ITU UN,% N%0%

1eesokan harinya, 1ugy memutuskan keluar dari tempat persembunyiannya. Berhenti menjadi parasit di rumah 1arel. 1embali pulang ke rumah. *an orang paling pertama yang ia hubungi adalah &emi. Hanya dibutuhkan satu telepon untuk mendaratkan &emi ke rumahnya. Pria itu tak menunggu lebih lama lagi. Begitu 1ugy menghubunginya, &emi langsung berangkat malam itu juga menemui 1ugy. &emi datang memba,a seberondong pertanyaan yang sudah siap ia gencarkan. Eamun, semuanya buyar pada detik pertama ia melihat 1ugy. <ebagai ganti, ia hanya mendekap 1ugy. -ama. &ibuan pertanyaannya mengkristal menjadi satu tanya, J1amu kenapa, 0yNK <egala sesuatu yang dipersiapkan 1ugy ikut buyar. ?eleleh dan meluruh dalam dekapan &emi. <egalanya mengkristal menjadi satu pernyataan, J?aafkan aku, ya.K &emi melonggarkan dekapannya, meraih tangan kiri 1ugy. Cincin itu masih di sana. 2a mengembuskan napas lega. #1#

J&emi, sekarang aku siap,K kata 1ugy, tegas. JAaktu itu, aku memang kaget. Eggak siap. ;api sekarang, aku siap buat ngejalanin apa saja sama kamu. Buatku, ini adalah babak baru.K &emi menatap 1ugy lurus-lurus. ?engadu bola matanya. ?encari keyakinan di sana. J1amu yakin, 0yNK tanyanya memastikan. 1ugy menghela napasnya. J=akin,K ja,abnya mantap. &emi terus mengejar sesuatu dalam kedua bola mata nggak mungkin bohong sama kamu. <aya masih perlu kamu yakinkan. <aya juga nggak tahu gimana caranya,K dengan berat &emi berkata, Jkeputusan kamu untuk tahu-tahu lenyap bikin saya kaget banget. *an, jujur, saya masih bingung sampai sekarang. ;api saya juga janji sama diri saya sendiri untuk menghargai proses kamu. <aya nggak akan maksa kamu untuk bicara atau cerita. Hanya kalau kamu siap. ;api, sekali lagi, saya butuh diyakinkan. <aya nggak yakin sanggup menghadapi situasi seperti kemarin lagi. ;idak untuk kedua kalinya, 0y.K 1ugy menelan ludah. 2a paham pembuktian apa yang dimaksud &emi. Eamun, ia juga tidak tahu harus memulai dari mana. J1alau gitu, apa yang bisa aku lakukanN pa yang perlu kamu dengar supaya kali ini kamu bisa yakinNK tanya 1ugy setengah memohon. &emi menggeleng. J<aya juga nggak tahu, 0y,K sahutnya pelan. J?ungkin cuma kamu yang bisa tahu.K ?endengar kalimat &emi, seketika sesuatu berkecamuk dalam hati dan benak 1ugy. Eamun, 1ugy sadar, pada babak baru ini, ia tak punya banyak pilihan. 2a tahu apa yang akan ia putuskan pada akhirnya. <ejernih berlian yang berkilau di jarinya. *an 1ugy tak mau buang ,aktu lagi. #1)

J ku ingin kasih kamu sesuatu,K ucap 1ugy. .antungnya terasa berdegup lebih kuat. &emi mengernyitkan kening. J<esuatuLNK J;unggu sebentar, ya.K 1ugy pergi beranjak dari sana. ?asuk ke kamar tidurnya. *i sebelah tempat tidurnya, ada sebuah meja kecil. 1ugy membuka laci paling atas. <esuatu yang belum lama kembali padanya, setelah bertahun-tahun menghilang, dan kini akan meninggalkannya lagi. %an semoga ia berada di tangan yang tepat, 1ugy berdoa dalam hati. 1ugy lalu kembali menemui &emi. ?enyerahkan benda itu ke tangannya. <ejenak 1ugy memejamkan mata. saatnya. J&emi, dongeng adalah segalanya buat aku. 2mpianku yang paling tinggi. *an ... ini adalah sesuatu yang paling mendekati impian itu. <ekarang, aku masih membuatnya pakai tangan. 7ntah kapan, tapi mudah-mudahan, satu saat nanti aku bisa berbagi sebuah buku dongeng betulan dengan kamu. ;api, sebelum buku itu ada, inilah benda paling berharga buatku. Belum pernah berpindah tangan satu kali pun.K 1ugy menelan ludah lagi. JHari ini, aku ingin membaginya dengan kamu. 1arena, aku juga berharap bisa berbagi hidupku denganL 1ugy rasanya tak bisa melanjutkan. *adanya makin sesak. JHanya dengan kamu,K akhirnya 1ugy berkata. &emi terkesiap. -ama. <epanjang ingatannya, tak pernah ada yang mengatakan hal seindah itu padanya. 2a baru tersadar ketika melihat 1ugy menangis. &emi langsung merengkuh tubuh mungil itu lagi, J1enapa nangis, 0yN <aya paling nggak bisa lihat kamu nangis ....K *alam isakannya, 1ugy membisik, J ku nangis bukan karena sedih ....K *engan lembut, &emi membelai-belai rambut 1ugy, J pa Inilah

#15

pun alasannya, saya di sini untuk kamu. ?akasih untuk buku ini. ?akasih kamu sudah membagi milik kamu yang paling berharga. ?akasih sudah meyakinkan saya.K <aat itu 1ugy memang bukan menangis karena sedih, tapi bukan juga karena bahagia. <ejujurnya, 1ugy sendiri tidak tahu kenapa.

7nam bulan sudah semenjak kedatangannya kembali ke .akarta. yahnya telah berubah drastis. ?anusia itu telah menjadi bukti hidup bah,a mukji/at itu ada. <eseorang yang terkapar lumpuh sama sekali, dengan prediksi kerusakan fatal di sana sini, berhasil sembuh dan berfungsi seperti sedia kala. 2a telah lama meninggalkan kursi roda dan alat bantu apa pun. <etiap pagi, ia bahkan sudah melakukan akti3itas senam ringan, sesuatu yang dilakukannya setiap hari saat ia masih sehat dulu. <egala sesuatunya memang sudah hampir seperti dulu, kecuali satu. 1embali ke kantor. 2tulah satu-satunya hal yang masih belum disarankan dokter. <emua orang tahu, 1eenanlah penyebab sekaligus pena,ar yang kemudian mendatangkan keajaiban tersebut. ;ak hanya mendampingi ayahnya kapan pun ia bisa, 1eenan bahkan menggantikan fungsi operasional ayahnya setiap hari di kantor. ?emastikan perekonomian keluarga mereka masih bisa berjalan seperti biasa. Eamun, 1eenan pun tahu, saat ini pasti tiba. 1eajaiban yang satu hari harus berhadapan dengan kejujuran. *an tak ada yang tahu pasti, mana yang akan keluar sebagai pemenang. Hati-hati, 1eenan membuka pintu kamar orangtuanya. ;ampak ayahnya sedang duduk sendirian di tempat tidur, membaca buku. #1(

JPa ...,K panggilnya pelan. J?asuk, Ean. da apaNK dri meletakkan buku yang ia pegang, sekaligus menanggalkan kacamata bacanya. 1eenan lantas duduk di samping ayahnya. JPa, saya harus bicara tentang sesuatu. ;entang pekerjaan.K J da masalah apa di kantorNK tanya dri langsung. 1eenan menelan ludah, lalu menggeleng. JEggak ada masalah, Pa.K J.adiNK J<aya yang punya masalah,K 1eenan berkata lirih, Jsaya nggak tahu sampai kapan bisa bertahanL 1eenan berhenti sejenak. *an akhirnya, ia mengatakan sesuatu yang selama ini sudah mengganjal lama di tenggorokannya, yang setiap harinya ia tahan, yang setiap harinya ia tunda, dan sekarang tak bisa ia membendungnya lagi8 JPa, saya ingin kembali melukis.K dri berusaha mencerna kalimat anaknya. Berusaha membaca ekspresi di ,ajahnya. Berusaha mengerti konsekuensi apa yang mengikuti pernyataan 1eenan. J1amu ingin berhenti dari kantorNK tanya dri dengan nada ragu. Berat, 1eenan mengangguk. J;api ... kalau bukan kamu, siapa lagi yang bisa menjalankanL J<aya akan tetap menjalankan tugas saya sampai Papa benar-benar pulih. tau sampai ada orang lain yang bisa menggantikan saya. ;api, intinya ...,K 1eenan menelan ludah untuk yang kesekian kali, Jsaya nggak mungkin selamanya bertahan di kantor. <aya mau melukis lagi.K J1enapaN pa masalahnyaNK desak dri lagi. 1eenan menatap ayahnya, tak berkedip. JPapa masih perlu tahu alasannyaNK Perlahan, dri menggeleng. JPapa tahu. 1amu memang selalu ingin melukis. Cuma Papa yang selalu susah me#16

nerima.K 1eenan gantian bertanya, pertanyaan yang tahunan ia tunda, ia tahan, dan sekarang tak bisa ia membendungnya lagi. J1enapa, PaN pa masalahnyaN <ejak kecil saya selalu berusaha membuktikan sama Papa, bah,a melukis adalah dunia saya. ;api Papa selalu menanggapi seperti tembok. Papa menutup mata, menutup telinga, dan benar-benar nggak mau tahu. <aya nggak pernah mengerti kenapa. 1enapaNK dri tak tahu dari mana harus menjelaskan. Cerita yang sudah berkarat tapi menghantuinya selama puluhan tahun. *unia lukisan adalah penghubung -ena dengan cinta lama yang seperti tak mengenal kata mati. *unia lukisan kembali menjadi penghubung anaknya dengan seseorang yang selalu ingin ia hindari entah karena perasaan bersalah, atau justru karena perasaan tersaingi. *an semua itu pernah begitu membutakannya hingga ia ingin membunuh potensi 1eenan dengan cara apa pun. Eamun, dri tidak punya kesanggupan untuk menceritakannya. J<emua salah Papa, Ean,K dri mengucap lirih, JPapa yang nggak berusaha memahami kamu, berusaha mengurung kamu, dan nggak pernah memberi kamu kebebasan menjadi diri kamu sendiri. <ementara kamu ... kamu sudah berani mengorbankan impian kamu, demi bisa kembali ke sini, mengurus keluarga ini.K J<elamanya, saya akan tetap melakukan hal yang sama. *engan situasi Papa ,aktu itu, pulang ke sini bukanlah pilihan bagi saya, bukan juga pengorbanan,K sergah 1eenan, Jtapi sekarang, saya ingin kembali memilih.K dri tersenyum. J*i mata Papa, semua itu terbalik, Ean. 1amu nggak perlu memilih untuk melukis. 2tulah diri kamu. <elamanya.K ?ata 1eenan mengerjap. Eapasnya tercekat. J.adi ... saya #1$

bolehLNK J1apan pun kamu siap, kamu bisa berhenti,K dri berkata lembut, Jjangan kha,atir tentang apa-apa. Papa pasti bisa cari jalan lain. Papa yakin,K napas dri mengembus panjang, tak pernah terbayangkan ia akan mengucapkan hal yang satu ini, Jkamu bahkan bisa kembali ke Bali, kalau itu yang kamu mau.K *arah 1eenan berdesir mendengarnya. Hatinya berguncang hebat. Bahkan dalam mimpi sekalipun, ia tak pernah berani membayangkan ayahnya akan sampai pada kerelaan seperti itu. ;ubuh 1eenan pun bergerak maju, lengannya membuka, merengkuh ayahnya. @ntuk pertama kalinya dalam belasan tahun, ia merasa dipahami. *an memahami. Bah,a apa yang tak terucap terkadang tak lagi penting. 1eenan tidak ingin menuntut penjelasan lebih lanjut. <emuanya sudah cukup. khirnya 1eenan bisa merasakan cinta itu, kasih sayang itu, dan kebebasan yang akhirnya lahir dalam hubungan mereka berdua.

<ehari sebelum akhir pekan. 1eenan sudah tuntas mengepak barang-barangnya. ?emastikan kembali tiket pesa,at yang tersimpan di kantong depan ranselnya. ;ekadnya bulat sudah. 2a akan ke Bali, ke @bud, kembali ke -odtunduh. 7ntah untuk berapa lama. =ang jelas, sesuatu yang baru akan bera,al di sana. ;ak ada lagi yang bisa mengikatnya kembali ke sini. 1eenan menoleh ke belakang sebelum memasuki taksi. yahnya, ibunya, dan .eroen, berdiri melepas kepergiannya. *an kali ini, mereka semua tersenyum. ?ereka semua mengikhlaskan. ;anpa kecuali.

#2'

<ayap-sayapnya membentang tanpa penghalang. 2a bebas sudah.

?alam ini, &emi menyusun tempat-tempat yang ingin ia kunjungi dengan 1ugy esok hari. da pameran !edding, dan beberapa venue yang kata orang-orang bagus dan unik. 7ntah kapan rencana besar itu ter,ujud, ia masih belum berani mendesak 1ugy, tapi tak ada salahnya melihat-lihat dan mempelajari. *ari <?< terakhir yang ia terima, 1ugy bahkan sudah setuju dengan rencananya besok. &emi tersenyum puas. ?enjelang tengah malam, masuk lagi sebuah pesan dari 1ugy8 Kata (homa Irama, begadang -angan begadang. Apalagi kalo "uma gara-gara keasyikan bro!sing. Kata Kugy 2ugroho, tidur yuk "epat tidur. +angan lupa ba"a buku dongeng dulu. %ikasih buat diba"a, tauk! Met bobo, 5ayang. 5ee you tomorro!. &emi terta,a kecil membacanya. ?ematikan laptop yang sedari tadi memang dipakainya untuk bro!sing. 2seng, ia mengambil buku dongeng buatan 1ugy. <atu-satunya buku dongeng yang ia punya. Halaman demi halaman, &emi pun berdecak kagum. ;renyuh. 2lustrasi yang indah. Cerita yang hidup. *an betapa 1ugy membuat setiap jengkal dari buku itu dengan cinta. &emi bisa merasakannya. ;ibalah ia pada halaman terakhir. <ampul tebal yang tampak polos. Eamun, ada sesuatu yang kelihatan menyembul keluar. <elapis kertas putih yang hanya terlihat ujungnya saja. ;anpa beban, &emi menarik kertas itu keluar. <ebuah amplop. ?endadak, ada keraguan yang muncul dalam hatinya. 7ntah kenapa. &emi merasa tidak yakin benda itu sengaja diletakkan di sana untuk ia temukan. #21

Eamun, pada saat yang sama, ia juga merasa tergerak untuk membuka amplop itu, mengambil kartu di dalamnya. 1eningnya seketika mengerut. 9appy $irthday1 batinnya. <ekali lagi, &emi membalik amplop itu, mencari sebuah nama. ;idak ada. Perasaan &emi semakin tidak enak. 2a tidak bisa lupa, 1ugy pernah berkata, benda itu belum berpindah tangan sebelumnya. ;api mengapa ia menemukan sebuah kartu ucapan selamat ulang tahunN &emi lalu membaca, baris demi baris tulisan 1ugy yang berjejer rapi seperti pasukan semut. Pikirannya tersangkut dan terantuk pada beberapa kata ... ilustrasi ... berbagi ... hanya bersama kamu ... dan terakhir, ia tertumbuk pada satu tanggal. 91 .anuari 2'''. ;anggal itu. ;ahun itu. Pembicaraan terakhirnya dengan Eoni dari satu nomor telepon kini. <emuanya mendadak jelas. &eaksi dramatis 1ugy ketika melihat foto -uhde. 1ebimbangannya selama ini. 1epala &emi jatuh menunduk. <emua ini terlalu pahit dan sakit. Eamun, ia akhirnya bisa memahami sesuatu yang membayangi hubungan mereka tanpa pernah bisa ia sentuh. ;anpa pernah ia bisa beri nama. <ekarang, semuanya jelas. Bayangan itu sudah punya nama. Keenan.

#22

78+ H%TI T%" $RLU 0$0ILIH

<emua anggota keluarganya berkelakuan aneh sejak tadi pagi. da yang mesem-mesem, ada yang cekikik-cekikik, ada yang bersiul-siul tanpa sebab. 1ugy menyadari itu semua tanpa tahu harus merespons apa. <ejam sebelum ia dijemput, barulah 1arin bersuara. J*enger-denger, ada yang mau ke !edding eAhibition, yaNK 1akak perempuannya itu berceletuk. J.angan yang me,ah-me,ah, ya, Eak. <ederhana saja, yang penting bermakna.K ;ahu-tahu ayahnya ikut berkomentar sambil berjalan lalu. JPapa apaan, sihNK protes 1ugy segera. J0y, 7I-nya in-house aja,K tiba-tiba 1e3in menyambar, Jgue sanggup, kok. 0ue udah punya tim sendiri, nih. IkeN IkeN IkeNK ?ata 1ugy langsung mencari 1eshia. ;inggal si bungsu satu itu yang belum ikut berkomentar. Kalau sampai dia ikutan -uga ... 1eshia duduk di ujung sofa, menatapnya dengan nakal. J1alo gitu 1eenan boleh buatku, dong,K cetus anak itu ringan. #29

ibunya, siap memuntahkan protes, J-agi pada kenapa sih J0y, kamu mau pakai kebaya atau gaunN 1alau kebaya, ke temannya ?ama aja, Bu <ugianto. Bagus deh buatannya, murah lagi ....K ?ulut 1ugy menganga. J?ama kok ikut terlibat juga, sihNK tukasnya. nya. J?endukung apaNK tanya 1ugy lagi. JBooo ... please, deh!' sambar 1arin, J-u sangka siapa yang paling panik di rumah ini begitu tahu adik gue beren-

buat kecantikan di rumah ini, tapi justru yang paling berantakan yang dapat jodoh duluan,K ledek 1e3in, lalu dia terpingkal-pingkal sendiri. ;iba-tiba ponselnya berbunyi. &emi. 1ugy mengembuskan napas lega. ;epat pada saat bola panas sedang berpindah ke 1arin. Cepat-cepat ia angkat kaki dari ruang keluarga, pindah ke ruang tamu. JHai. @dah dekat rumah, yaNK tanya 1ugy. JBelum. 0y, sori, saya nggak bisa jemput. 1alau kita janjian langsung ketemu aja gimanaNK &emi menyahut di ujung sana. JEggak pa-pa. ku bisa ba,a mobil. 1ita ketemu di pameranNK J1alau hari ini nggak jadi ke pameran, nggak pa-paNK &emi balas bertanya. 1ugy tertegun. J.adi ... ketemu di manaNK

#2#

2a tak akan lupa tempat itu. yunan itu. ?alam pergantian tahun. *i sanalah segalanya bermula. 1ugy menanggalkan kedua sandalnya, membiarkan telapak kakinya menyentuh pasir. ngin pantai yang hangat berembus meniup kulit, mengibarkan rok panjang yang ia kenakan. -angit tampak digantungi tumpukan a,an mendung, sore ini sepertinya akan ditutup oleh hujan. J0y ....K 1ugy berbalik badan. &emi berjalan ke arahnya dengan senyum samar, tangan kanannya menjinjing satu kantong kertas. da sesuatu yang ganjil dengan ini semua. Eamun, ia tidak tahu apa. J1enapa harus ketemu di siniNK tembak 1ugy langsung. &emi tak menja,ab. 2a menggandeng tangan 1ugy, perlahan mendudukkannya di atas ayunan. *engan lembut, tangannya mulai mendorong. ?engayun 1ugy ke depan dan ke belakang tanpa suara. Hanya bunyi derit engsel besi ayunan dan bunyi ombak-ombak kecil yang beradu dengan benteng tembok dekat kaki mereka. JHampir setahun saya kenal kamu, ya, 0y.K &emi akhirnya bicara. 1aki 1ugy yang tadinya menggantung tahu-tahu menancap kukuh di pasir. yunan itu berhenti mengayun. 1embali, 1ugy membalik badan. J&emi ... please, tell me. kamu tiba-tiba aja pingin ke siniNK &emi melepaskan pegangannya pada tali ayunan, berlutut di depan 1ugy. Aajahnya setengah menunduk. *an ia membisu. Cukup lama untuk membuat 1ugy tambah curiga dengan semua ini. J&emi ... ada apaNK tanya 1ugy sekali lagi. J<aya ...,K &emi susah payah berbicara, Jsaya ... mau mengembalikan sesuatu.K ;angannya lalu meraih kantong kertas yang disandarkan di tiang ayunan. #2)

1ok,

1ugy menerimanya dengan ragu. <ekilas, ia mengintip isinya. ;ercenganglah 1ugy saat mengenali buku dongeng pemberiannya. J1enapa dikembalikanNK tanyanya bingung. J1arena ... ini.K &emi menyerahkan selembar amplop putih berisi kartu. <egala sesuatu terasa berhenti bagi 1ugy. *etik, detak, gerik dan gerak. 2a hanya bisa menatap benda satu itu. <esuatu yang hampir ia lupa, tapi ternyata tidak. Cukup sedetik yang ia butuhkan untuk kembali mengenalinya. ?engingat apa yang ia tulis, dan kepada siapa tulisan itu ditujukan. JBuku ini harusnya untuk 1eenan, kanNK tanya &emi lembut. J1ugy ... 1ugy ... kenapa harus sampai kabur segalaNK <egala sesuatu terasa berhenti bersuara bagi 1ugy. 1ecuali suara &emi yang berbicara padanya sehalus angin. J<aya ingin tanya sama kamu, 0y,K ucap &emi. J pakah 1eenan pernah meminta buku ini dari kamuNK 1ugy bahkan tak bisa menemukan suaranya sendiri. 2a hanya bisa menggeleng. J-alu ... kenapa saya harus meminta untuk bisa kamu kasihNK <esuatu berhasil bergerak. ?enembus kebisuan dan kebekuan yang mengunci 1ugy. <ebutir air mata. <eolah menyentuh boneka porselen, dengan teramat halus &emi menggenggam telapak kiri 1ugy, tempat cincin pemberiannya melingkar. J pakah kamu pernah minta cincin ini dari sayaNK Butir kedua. *an 1ugy kembali menggeleng. J-alu ... kenapa saya yang harus minta supaya kamu mau pakaiNK 1ugy hampir tak bisa bernapas. Berusaha menekan isaknya sekuat tenaga. Eamun, ia tidak berhasil. 2sak pelan kini berhasil menembus kebisuan dan kebekuan. #25

?asih dengan kehalusan yang sama, kali ini &emi menarik lepas cincin di jari 1ugy. Hati-hati. J1alau nggak begini, saya akan selalu meminta kamu untuk mencintai saya, 0y. <emua yang kamu lakukan adalah karena saya meminta. Carilah orang yang nggak perlu meminta apa-apa, tapi kamu mau memberikan segala-segalanya.K Bahu 1ugy berguncang tanpa bisa lagi ia tahan. J;api ... orang itu kan kamu ... aku ... aku nggak pernah minta apaapa ... tapi ... tapi, kamu kasih semuanya ...,K 1ugy berkata terengah, di sela isakan dan desakan yang begitu kuat menyesak di dadanya. J2ya, 0y,K &emi mengangguk sambil mengusap air mata di pipi 1ugy, Jkamu mungkin sudah ketemu. <aya yang belum,K suara &emi mulai bergetar. J<aya yang belum ...,K ucapnya lagi, separuh berbisik. <eolah ia sedang memberi tahu dirinya sendiri. &emi lalu bangkit, sejenak mendekap 1ugy yang masih terisak, dan ia melangkah pergi. 1ebekuan dan kebisuan runtuh sudah. ?eski segalanya tampak mendung dan murung, sesuatu berhasil mencair di antara mereka. 1ejujuran. *an seolah bergerak bersamasama, langit pun mulai merintikkan hujan. pa yang lama tak terungkap akhirnya pecah, meretas, dan Bumi melebur bersamanya.

'$ud, Juni ()), ... <udah dua malam 1eenan tiba di rumah Pak Aayan. *an baru sore inilah -uhde kembali dari 1intamani. -uhde tampak terkejut melihat kehadiran 1eenan yang sudah menunggunya di bale.

#2(

1eenan sontak berdiri melihat -uhde. Aajahnya berseri. ;angannya merentang, siap mendekap. Eamun, -uhde hanya berdiri di tempatnya. ;ersenyum dan mengangguk sopan. J*e, saya akan kembali di sini. <aya akan tinggal lagi di @bud,K dengan sumringah 1eenan berkata. J<aya akan mengurus kepindahan saya pelan-pelan. ?alam ini saya akan pulang dulu ke .akarta dengan pesa,at terakhir. ;api mulai minggu depan, saya akan tinggal lebih lama lagi, sampai akhirnya ...,K 1eenan menangkupkan kedua tangannya di pipi -uhde, Jsaya nggak perlu jauh lagi dari kamu.K <enyum -uhde melebar. J<aya ikut berbahagia,K katanya lugas. 1eenan mulai merasa ada sesuatu yang tidak beres. J1amu kenapa, *eNK -uhde menunduk sebentar, seperti mengumpulkan kekuatan. <aat ia mendongak, sorot mata itu berubah total. J<aya perlu tahu sesuatu. 1enapa 1eenan ingin bersama sayaNK 1eenan tergagap mendengar pertanyaan yang sama sekali tak diduganya. -ama akhirnya ia baru bisa menja,ab. J1arena ... saya sudah memilih kamu.K <ekujur tubuh -uhde terasa melunglai, dan setengah mati ia berusaha tetap tegak berdiri. Eamun, jauh di dalam hatinya, -uhde sudah siap mendengar ja,aban itu. J1eenan tunggu di sini sebentar, ya. da yang perlu saya ambil di kamar,K ucapnya lirih. *an ia bergegas pergi. ;ak lama, -uhde kembali. *alam kebingungannya, 1eenan pun melanjutkan apa yang tak sempat ia ucapkan karena keburu buyar oleh pertanyaan -uhde barusan. J*e, saya ingin kamu ikut ke .akarta. ;emani saya dulu di sana. Eanti kita kembali ke sini bareng-bareng. 1amu mauNK #26

-agi, -uhde hanya tersenyum. *an perlahan kepalanya menggeleng. J<aya tidak siap ikut 1eenan,K ja,abnya lembut, tapi tegas. J?alam ini saya mau kembali ke 1intamani.K JIke. 1alau gitu, kapan kamu siapN <aya akan nunggu kamu,K kata 1eenan lagi. <enyum itu tak surut dari ,ajah -uhde. J1eenan cuma buang-buang ,aktu,K sahutnya. *an nada itu menegas. J*e, semua ,aktu saya sekarang untuk kamu. ?au dibuang ke mana lagiN 1onsep Obuang-buang ,aktuM nggak berlaku lagi sekarang. <emuanya buat kamu,K ujar 1eenan putus asa. J1eenan lebih baik pulang ke .akarta. 2tu jauh lebih berguna. pa yang 1eenan cari bukan di sini.K 1eenan menatap -uhde, berusaha mengerti apa yang dipancarkan di sana, karena ia sungguhan tak mengerti. J*e ... maksud kamu apaN 1amu nggak mau saya di siniNK *engan runut dan seperti mengurut, -uhde berkata, J<aya, ingin melepas 1eenan pergi. <ebelum kita berdua berontak, dan jadi saling benci. tau bersama-sama cuma karena menghargai. 1eenan mengertiNK 1ali ini 1eenan benar-benar terenyak. Belum pernah ia melihat -uhde begitu tegas. Begitu tegar. J*e ... tolong ...,K J1eenan yang tolong saya, ya,K sela -uhde, Jtolong ambil ini lagi.K <ebuah pahatan kayu sebesar genggaman tangan ia selipkan kembali ke genggaman sang pembuatnya. Pahatan berbentuk hati dengan relief gelombang air. <esuatu yang pernah ia begitu dambakan, sesuatu yang pernah ia minta dan akhirnya diberikan. Eamun, -uhde sadar kini, yang bisa ia miliki hanyalah pahatan kayu berbentuk hati. Bukan hati yang sebenarnya. <ementara yang sesungguhnya ia damba bukanlah pahatan itu, melainkan sesuatu yang tidak pernah bisa ia miliki seutuhnya. #2$

Pahit, 1eenan menggeleng, menolak. J*e, saya sudah kasih ini untuk kamu. <etidaknya kamu sudi untuk sekadar menyimpan barang ini. ;olong.K 1embali senyuman yang sama menghiasi ,ajah -uhde. JBahkan bukan nama saya yang kamu ukir,K desisnya, Jtapi ... 1eenan baik sekali sudah pernah mau meminjamkan. ;erima kasih.K 1eenan tak tahu lagi harus berkata apa. <egalanya seperti jalan buntu. J*e ... kalau memang saya harus pergi, saya rela. ;api, tolong kasih tahu saya sekali lagi ... kenapaNK desaknya, meratap. J<aya belajar dari kisah hidup seseorang. Hati tidak pernah memilih. Hati dipilih. .adi, kalau 1eenan bilang, 1eenan telah memilih saya, selamanya 1eenan tidak akan pernah tulus mencintai saya. 1arena hati tidak perlu memilih. 2a selalu tahu ke mana harus berlabuh,K -uhde menggenggam tangan 1eenan sejenak, Jyang 1eenan cari bukan di sini.K 1eenan terdiam. <eiring angin yang bertiup serupa tiupan seruling, mendadak benaknya terisap ke masa lalu. 1embali ke malam saat ia mendengar angin berbunyi serupa, menggoyangkan kentungan bambu yang tergantung di tepi atap bale. ?alam di mana ia membuat pilihan. @capan -uhde menyadarkannya. 2a hanya memilih untuk memberikan seonggok kayu berukir, sementara apa yang mendorongnya untuk mengukir tak pernah bisa ia berikan. 1eenan mengatupkan matanya erat-erat. <emua ini terlalu getir untuk ia telan. Eamun, inilah kejujuran. J*e ... maafkan saya ...,K bisik 1eenan. ;ubuhnya gemetar halus. Bola matanya berkaca-kaca. -uhde tak menja,ab. Hanya seutas senyum hangat yang terus mengembang. <orot matanya jernih bagai mata air. ;ak ada dendam. ;ak ada kesedihan. ;ak ada yang dimaafkan. 2a lalu berbalik pergi. Hanya geraian rambut hitamnya yang melambaikan perpisahan. #9'

1eenan berdiri termangu menatap itu semua. <ebutir air matanya mengalir. *iusapnya pelan. *an ia pun beranjak dari sana. *ari kejauhan, seseorang memandangi mereka berdua. Pak Aayan merasa dirinya terpecah menjadi dua. <ebagian dirinya hancur bersama -uhde. *an sebagian lagi bahagia tak terhingga untuk 1eenan. khirnya, 1eenan mendapat kesempatan yang tak pernah ia miliki dua puluh tahun yang lalu. 1esempatan untuk dipilih cinta, dan berserah pada aliran yang memba,anya. 1e mana pun itu. Hati selalu tahu.

Jakarta, Juli ()), ... 1eenan menyiapkan ranselnya. &ansel marun berinisial J1K yang ia pakai sejak kuliah. ?endudukkannya di jok depan. <ementara ia duduk di belakang kemudi. <ejenak 1eenan menengadah melihat langit pagi yang cerah. ;ak ada lagi yang mengikatnya di mana pun. ;idak di sini. ;idak di Bali. @ntuk pertama kalinya, 1eenan mencicipi penuh arti kebebasan. *an hari ini, ia memutuskan untuk pergi bersama angin. Bebas, seolah tanpa tujuan. Eamun, angin selalu bergerak ke satu tempat.

Ja-a Barat, Juli ()), ... Hari sudah sore saat ia tiba ke tempat ini. 1embali untuk yang ketiga kalinya. ;ak ada lagi tempat yang lebih tepat untuk ia kunjungi. 1eenan langsung memarkirkan mobilnya

#91

di tebing, bersiap menyambut gua kelela,ar di ba,ah sana memuntahkan isi perutnya sejenak lagi. *eburan ombak yang berderu dan bertempur di ba,ah sana menggetarkan sekaligus mendamaikan. 1eenan telentang menghadap angkasa hingga ,arnanya mulai berubah jingga. &asanya, ia bisa di sana selamanya. ;empat ini begitu sepi. Hanya alam dan dirinya yang berbaring hingga entah kapan. 1eenan tak lagi berencana. ;iba-tiba saja, pandangannya menggelap. <ebuah ransel jatuh tepat di samping kepalanya. ?ata 1eenan memicing. ?encoba mengenali sosok yang berdiri di atasnya. J1ata sandiNK Irang itu bertanya pelan. 1eenan tersenyum. J1lapertaart.K JHahN 1eparatNK JPisang susu.K JIke. -olos.K J1ok, kamu bisa sampai di siniNK tanya 1eenan. J ku juga mau tanya hal yang sama. ;api kayaknya kita berdua sudah tahu ja,abannya.K J&adar Eeptunus,K 1eenan tersenyum lebar. <ecerah hatinya yang mendadak merekah, dan terus-menerus mengembang seolah tiada tepi. Pandangannya kembali tak terhalang. Irang itu kini ikut berbaring di sebelahnya. 1ugy. *an sepanjang ingatan 1eenan, langit tak pernah seindah itu.

#92

$ IL:5

Hari ini ... *i tengah laut biru yang beriak tenang, segugus tangan mungil meluncur keluar dari bibir kapal nelayan. 2a sengaja ikut menumpang demi menghanyutkan perahu kertasnya. ;idak dari empang. ;idak dari kali. ;idak dari sungai kecil. 1ali ini ia ingin melepaskannya di tengah laut. <uratnya terakhir untuk Eeptunus. 2eptunus, ahunan nggak nulis surat ke markas. +angan marah, ya. api kami memang mau berhenti -adi agen. idak ada lagi rahasia. idak ada lagi mimpi. Karena mimpi itu sudah kami -alani. 5ekarang. 5elama-lamanya. KBK. Jdan satu lagi K ke"il ... masih di perut/ #99

Perahu kertas bergoyang sendirian. Perlahan ditinggalkan perahu kayu yang bertolak kembali ke bibir pantai, mengantarkan 1ugy yang segera berlari turun memecah air. <eseorang sudah berdiri menunggunya dengan tangan terentang, siap merengkuh lalu mengangkat tubuh mungilnya ke udara. 1eenan.

... Perahu kertas bergoyang sendirian.

#9#

?0ela@ulah erahu "ertasku +++A


pakah kira-kira hubungan antara 1atyusha, Pop"orn , 2ndigo 0irls, dan (eality $ites1 *alam pengertian umum mungkin tak ada. ;api dalam hidup saya, keempatnya bermakna luar biasa. =ang pertama adalah penulis tahun M6'-an yang pernah terkenal dengan karya-karyanya di majalah remaja, salah satunya majalah 9AI . =ang kedua adalah judul komik .epang sepanjang 25 seri yang ditulis oleh =oko <hoji. =ang ketiga adalah duo penyanyi%gitaris perempuan asal merika, terdiri dari 7mily <aliers dan my &ay, yang dikenal luas dengan lagu-lagu berlirik cerdas sekaligus puitis. =ang keoleh Ainona &yder dan 7than Ha,ke. 1eempat-empatnya jelas berbeda satu sama lain dan tersebar dalam rentang ,aktu yang cukup panjang. Eamun, keempat-empatnya sama-sama Jbertanggung ja,abK dalam menghadirkan no3el ini ke tangan nda. <aya masih <* saat membaca cerbung J1e 0unung -agiK karya 1atyusha di majalah 9AI . <aya, yang saat itu sudah hobi menulis, sebetulnya masih terlalu kecil untuk bisa mengapresiasi isi ceritanya. Eamun, ada magnet yang menarik saya untuk membacanya, mengikuti dengan setia setiap minggu, dan ikut jingkrak kegirangan ketika kakak saya berhasil mengoleksi lengkap cerbung tersebut dan membundelnya jadi satu. 1elincahan dan kelu,esan 1atyusha menjadi daya tarik utama dari cerbung J1e 0unung -agiK. Eamun, ada satu faktor lagi yang menjadi candu terkuat bagi saya8 formatnya. Cerita bersambung, ataupun serial, jika memang isinya mengikat dan menarik, akan menjerat #9)

pembacanya dalam sebuah pengalaman adiksi yang menyenangkanD bagaimana kita secara bertahap ikut tumbuh bersama para tokoh dan berempati pada kisah mereka, sensasi yang ditimbulkan oleh rasa penasaran dan menunggu, plus rasa puas saat penantian panjang kita berakhir, ditutup dengan helaan napas panjang saat baris terakhir usai kita baca. *ari pengalaman membaca J1e 0unung -agiK, saya bertekad dalam hati8 satu saat, saya akan menulis kisah dengan format cerbung. Aaktu <? , teman sebangku saya, =asep ! a.k.a .oshep", meyakinkan saya berulang-ulang bah,a komik Pop"orn sangat seru dan ,ajib dibaca. ;ermakan bujuk rayunya, saya lalu mulai mengikuti satu demi satu dari ke-25 buku karya =oko <hoji itu. *an hasilnyaN <ebuah adiksi baru. <ebagaimana yang ditimbulkan oleh komik-komik .epang berkualitas dan bergenre sejenis, bersama Pop"orn saya hanyut dalam perjalanan bak roller"oaster di mana saya terta,a, menangis, bahagia, haru, jatuh cinta, patah hati, seiring dengan perjalanan para tokohnya. Belum lagi debat dan diskusi berjam-jam yang saya habiskan bersama .oshep demi mendiskusikan dan bertukar pengalaman masing-masing saat membaca Pop"orn. 0aya penuturan, penyusunan plot, serta pengembangan drama dalam komik tersebut sangat memukau saya. *an, lagi-lagi, sebuah kisah berseri. *ari Pop"orn, saya bertekad lagi8 suatu saat, saya ingin menulis kisah dengan spirit yang serupa, yang bersamanya saya bisa ikut tumbuh bersama tokoh-tokoh saya, menyaksikan mereka bertransformasi dari remaja ingusan sampai menjadi manusia-manusia de,asa. <aya baru memulai kuliah di @npar saat saya mendengarkan kaset 2ndigo 0irls untuk pertama kali. lbum yang saya beli berjudul 5!amp #phelia. 1edahsyatan lirik lagu 2ndigo 0irlsLkhususnya lagu-lagu yang diciptakan #95

7mily <aliersLberefek kuat bagi saya, yang ,aktu itu baru mulai serius mencipta lagu sembari berkarier musik bersama trio &ida, <ita, *e,i. -irik 2ndigo 0irls adalah jenis lirik yang setiap kali kita simak ulang selalu memunculkan lapisan dan makna baru. ;ipe lirik yang memang saya gemari. da banyak lagu mereka yang saya kagumi, tapi entah mengapa, ada satu lagu berjudul J?ysteryK yang dengan misteriusnya mampu menginspirasi saya untuk menulis. kata. *an dari sana, saya menulis kisah panjang berjudul Perahu Kertas yang terdiri dari sekurang-kurangnya 65.)'' kata. Berikut potongan liriknya8 &Maybe that)s all that !e need is to meet in the middle of impossibilities. 5tanding at opposite poles, e@ual partners in a mystery.' ?elalui baris-baris itu, saya pun menciptakan kedua tokoh utama saya, 1ugy dan 1eenan, yang berdiri di dua kutub berla,anan dan pada akhirnya harus bertemu di tengah segala kemustahilan. kup jadi perbincangan. *i 2ndonesia, sebetulnya yang lebih terkenal adalah soundtra"k -nya, dan di album itulah -isa -oeb muncul perdana dengan lagunya J<tayK. <ebagai penggemar Ainona &yder, saya merasa cukup terpanggil untuk (eality $ites mengisahkan tentang pergelutan sarjana-sarjana kemarin sore yang harus menghadapi realitas hidup antara mencari kerja demi eksistensi dan mempertahankan mimpi demi idealisme. Barangkali timing yang tepat karena pada saat itu pun saya sedang jadi maha-

#9(

kita punya mimpi, punya hobi, dan punya kata hati, tapi tak semua dari kita berkesempatan untuk menjadikannya profesi. *ari (eality $ites, saya bertekad ingin bercerita tentang pergelutan yang serupa. ;ahun 1$$5. ;anpa tahu ramuan persisnya, tanpa bisa merunut pasti mata rantai kimia,i yang terjadi, berdasarkan bekal inspirasi empat unsur tadi saya mulai menulis sebuah cerita bersambung berjudul J1ugy F 1eenanK. <aat itu, tren cerbung sudah memudar dari majalah-majalah remaja. ;erpaksa saya mensimulasinya sendiri di dalam benak saya. <eolah-olah saya punya pembaca di luar sana yang menanti kisah demi kisah saya muncul setiap minggunya di sebuah majalah imajiner. *an, akhirnya saya memang punya pembaca8 orang-orang rumah saya sendiri. ?enjadi penulis merangkap tukang pos, saya mengetik dengan tekun lalu mengirimkan hasil print out -nya door to door. *alam arti sebenarnya. <aya mengetuki pintu kamar kakak-kakak saya, anak-anak kos, lalu mencekoki mereka dengan J1ugy F 1eenanK secara rutin. *an benar, racun itu mulai bekerja. ;iba-tiba malah saya yang kemudian ditagih untuk menyetor cerita lanjutan. *engan bersemangat saya pun menulis dan menulis. ;epat di bab ke-9# dari #' bab yang direncanakan, saya berhenti. Bensin saya habis. J1ugy F 1eenanK pun memasuki tidur panjang. =ang tersisa hanyalah keyakinan bah,a suatu saat saya pasti akan menyelesaikannya. ;idak tahu kapan. ;ahun 2''(, sebuah perusahaan "ontent provider bernama Hypermind menghubungi saya. ?ereka ingin mengon3ersi buku-buku saya ke dalam format digital, diperdagangkan le,at perusahaan telekomunikasi seluler, dan pada akhirnya para pembaca bisa membaca no3el saya melalui layar ponsel mereka. *alam pembicaraan siang itu, saya #96

tiba-tiba teringat J1ugy F 1eenanK. Easkah yang terbaring mati suri selama sebelas tahun. <pontan, saya mena,arkan pada Hypermind untuk tidak fokus pada buku-buku saya yang sudah ada, melainkan naskah yang sama sekali baru. =ang belum ada di pasaran. <pontan, mereka pun tertarik. ;entu saja hal itu menjadi nilai lebih bagi semua pihak, termasuk sayaLyang membutuhkan insentif alias pemicu untuk menyelesaikan utang yang begitu lama tertunda. Eyaris bersamaan dengan itu, saya dihadiahi sebuah ebook oleh &e/a. Panduan menulis buku dalam ,aktu 1# hari oleh <te3e ?anning. ;erbiasa menulis no3el dalam ,aktu bulanan bahkan tahunan, saya sama sekali skeptis dengan panduan tersebut. Eamun, kondisi yang serba kepepet karena deadline yang diminta oleh Hypermind, saya pun memutuskan untuk bereksperimen dengan J1ugy F 1eenanK dan metode <te3e ?anning. <aya lantas meresmikan sebuah proyek Jbunuh diriK, yakni menulis no3el sepanjang ().''' kata dalam ,aktu )) hari kerja. ;idak, saya tidak meneruskan dari bab 9# sebagaimana yang saya tinggalkan sebelas tahun yang lalu. <aya menuliskannya ulang dari nol. *an, memublikasikan proses kreatifnya hari per hari le,at blog. A total, !a"ky eAperiment. <aya lalu mencari Jmarkas besarK, atau semacam JkantorK tempat saya bisa menulis tenang tanpa diganggu apa pun. <ebuah kamar kos di daerah ;ubagus 2smail berhasil ditemukan. *ikelilingi mahasis,i-mahasis,i betulan sebagai tetangga sangatlah membantu saya untuk menghidupkan suasana kemahasis,aan dalam Perahu Kertas . lhasil, 5' hari bekerja dan no3el ini selesai dengan konten 65.)'' sekian kata. <aya pun memutuskan mengubah judulnya, dari Kugy B Keenan menjadi Perahu Kertas Lmenyoroti objek metaforik yang saya rasa lebih cocok menjadi benang merah untuk menjahit potongan kisah di dalamnya. #9$

Pada pril 2''6, Perahu Kertas resmi dilansir sebagai no3el digital pertama oleh U-, dan masih tercatat sebagai no3el digital terlaris hingga kini. Eamun, bagi saya pribadi, prestasi yang lebih besar lagi adalah8 inilah salah satu tapak langkah saya untuk menjadi penulis lintas usia, lintas segmen. <aya sadar, genre maupun karakteristik no3el ini barangkali akan menjadi kejutan bagi banyak pembaca saya, tapi saya memang tidak pernah berminat untuk terperangkap dalam satu lintasan tertentu saja. *i mata saya, setapak ini masih panjang dan ber,arna-,arni. <emoga nda menikmati Perahu Kertas sebagaimana saya menikmati setiap detik proses penulisannya hingga ia akhirnya OmelajuM dalam bentuk kertas dan cetakan tinta. 2kuti proses kelahiran Perahu Kertas hari per hari di blog8 .ournal of a ))-days Eo3el !,,,.dee-))days.blogspot. com".

##'

(ari mereka) para pemba*a +++

Cel! <aya membaca Perahu Kertas le,at Blackberry saya. <ejak halaman pertama, saya tidak bisa berhenti dan terus membaca sampai bab terakhir. I !as addi"ted. 0aya bahasa yang ringan dan penggambaran yang jelas membuat saya bermain dengan &theatre of mind' sayaD membayangkan kos 1ugy dan 1eenan, rumah mereka, kantor mereka, lukisan-lukisan 1eenan, suasana di @bud, sampai Pantai &anca Buaya. $ig applause for *ee yang menyelesaikan cerita luar biasa ini dalam KKLL days .... %maBing /ietha! ?bak *ee, makasih udah bikin Perahu Kertas terharu banget, jadi ingat sama mimpi-mimpi yang tertunda. .adi ingat sama cita-cita dan khayalan yang belum sempat di,ujudkan. 2ngin rasanya mengejar mimpi itu kembali. .adi semangat lagi. RieeB99! Perahu Kertas membuatku seharian tak menghiraukan hal-hal penting lain yang harus aku lakukan. ku bisa memahami 1eenan bah,a 1ugy seperti drug baginya. *ee seakan menciptakan dunia baru bagiku merasa romantis, kadang terta,a sendiri, bahkan menangis .... $sdoubLeU! <eru, terharu, dan membuat ketagihan. <ekilas, tampak standar !temanya8 cinta", tapi bagi saya, cerita Perahu Kertas membuka cakra,ala baru. 1etika cinta ga kesampaian, yang ada hanyalah kerelaan hati untuk menerima, dan mengharapkan si dia bahagia. ?eski latar belakang kotanya banyak !.akarta, Bandung, Bali, dan Belanda", tapi tidak menjadikan ceritanya penuh dengan detail-detail yang ga perlu. ?alah sebaliknya, cerita seperti mengalir. -ucu, dan unik. ?ana ada sih coba, no3el sejenis yang menceritakan tokoh utama ce,eknya urakan, bercitacita jadi penulis dongeng, dan merasa dirinya agen EeptunusN <eolah, gengsi dan citra diri jadi sesuatu yang ga terlalu penting lagi. &tella! I -ust !anna say that I love your Perahu Kertas. 9ad a hard time not to fall in love !ith Keenan. 0ongrats! Clariss! Bagus banget. &asanya setiap 1ugy sedih aku jadi ikut berkacakaca. Eggak cuma cerita cinta aja, tapi ada makna supaya setiap orang yakin sama impiannya. (.ah! <uka banget dengan karakter 1ugy. Cantik, cuek, tapi untuk urusan . ku

seperti

##1

masa depan dia rencanakan dengan baik. Bumbu ceritanya, seperti kelakuan 1eshia, bikin senyum-senyum sendiri. -ainnya, jangan tanya, berkaca-kaca deh mata 8" Eo3el yang mengharukan dan memberikan semangat untuk meraih impian. (ian! ?enarik juga ceritanya. da Pasukan lit, 1ugy yang pintar bikin cerita tapi ga bisa gambar, 1eenan yang pintar melukis tapi ga bisa bikin cerita, terus ada Aanda yang naksir 1eenan tapi 1eenan ga ada minat. Aanda yang cantik sempurna, anak orang kaya, yang membuat 1ugy min-

ii! 1eren. Cuma itu yang bisa gue bilang setelah membaca Kertas . $y the !ay, thanks for giving this spirit. CRIC":/TH$TI0$D! Perahu 1ertas ... hmm. <eperti dongeng 1ugy. <eperti lukisan 1eenan. da ji,a di dalamnya. Begitu kuat.

Perahu

,oe.ha! da kesedihan, ada kegembiraan, ada kegalauan, ada kebahagiaan, bercampur dan mengalir menuju <ang Eeptunus. *ood story .... %r*hrein "ee! his book makes me not giving up. ku paling suka @uote 8 Jberputar menjadi sesuatu yang bukan kita demi menjadi diri kita lagi.K hat inspires me. Perahu 1ertas a!esome ... keren. =ang udah beli atau nebeng baca nggak bakal nyesel.

R1omentar-komentar ini diambil dari blog J.ournal of a ))-days Eo3elK. Bagi nda yang tergerak untuk ikut bersuara, silakan mampir ke ---+dee-44da.s+blogspot+*om S

##2

Tentang enulis
*e,i -estari, yang bernama pena *ee, lahir di Bandung, 2' .anuari 1$(5. Eo3el Perahu Kertas sudah lebih dulu dilansir dalam 3ersi digital !A P" pada pril 2''6, dan kini diterbitkan atas kerja sama antara ;ruedee Books dan Bentang Pustaka. Easkah yang a,alnya ditulis pada 1$$5 dan sempat Omati suriM selama 11 tahun ini akhirnya ditulis ulang oleh *ee pada akhir 2''(, menjadikan Perahu Kertas sebagai no3el pertamanya yang bergenre populer. 1ecintaan *ee pada format cerbung dan komik drama serial telah menginspirasinya untuk menuliskan cerita memikat ini. 1iprah *ee dalam dunia kepenulisan telah memba,anya ke berbagai ajang sastra bergengsi di dalam maupun luar negeri. Beberapa prestasi dan penghargaan yang baru-baru Aomen in 2ndonesia !0lobe sia", ;he ?ost Iutstanding Aoman 2''$ !1ementerian Pemberdayaan Perempuan F 1antor Berita ntara". Eama *ee juga muncul sebagai peringkat pertama dalam polling nasional JPenulis Perempuan Paling *ikenal di 2ndonesiaK tahun 2''$. Perahu Kertas adalah karya *ee yang keenam sesudah 5upernova. Ksatria, Puteri, dan $intang +atuh, 5upernova. 1ini, *ee dan keluarga mungilnya menetap di .akarta.

ini

##9

Berinteraksilah dengan *ee di8

dee-idea.blogspot.com >anpage8 *e,i -estari 2*8 deelestari

###

Anda mungkin juga menyukai