Parsial/ 46
. DIFFERENSIAL PARSIAL
y
x
z
y
atau
y
. Jika kita
x
menurunkan fungsi z secara parsial terhadap x maka y kita pandang sama dengan bilangan konstan,
demikian pula sebaliknya jika kita menurunkan secara parsial fungsi z terhadap y maka x kita pandang
sebagai bilangan konstan. Penurunan kedua, ketiga dst, juga dapat dilakukan secara parsial. Selanjutnya
mari -lah kita pahami notasi-notasi berikut:
differensial parsial fungsi z terhadap y pada x konstan adalah
2 z
x2
2 z
artinya fungsi z diturunkan secara parsial terhadap y dulu kemudian diturunkan lagi secara
x y
parsial terhadap x.
2 z
artinya fungsi z diturunkan secara parsial terhadap x dulu kemudian diturunkan lagi secara
y x
parsial terhadap y.
Contoh:
Diketahui z = f(x,y) = x 3 y e x y , maka:
z
= 3 x 2 y y.e x y
x
2 z
x2
=..............
2 z
=.............
x y
Samakah hasil
z
= x 3 x.e x y
y
2 z
y 2
=..............
2 z
=.............
y x
2 z
2 z
dengan
pada contoh di atas?
x y
y x
Catatan:
2 z
2 z
dan
harganya dapat sama tetapi dapat pula berbeda tergantung dari z.
x y
y x
Mat-Kim/Diff. Parsial/ 47
Jika
2 z
2 z
=
, maka z disebut fungsi differensial eksak.
x y
y x
Jika
2 z
x y
Soal 1:
Jika z =
x 2 y 2
2 z
, maka z disebut fungsi differensial tak eksak.
y x
2)
y
r x
5)
r y
7)
3)
4)
p 2 +q 2 + r 2
tentukan:
z
1) x
Jika z = ln
x 2 + y2 =r 2
x r
6)
; tentukan:
z
p
8)
z
q
9)
z
r
11) ln (1 + x y)
12)
1 +x y
Berikutnya adalah bagaimana jika fungsi implisitnya terdiri atas beberapa variabel dan kita
hendak menurunkan secara parsial terhadap salah satu variabel.
z
y
Jawab: Karena y konstan maka turunan y = 0, sehingga jika fungsi di atas diturunkan secara
parsial suku demi suku, kita peroleh:
( 2z) y + ( e 2z ) y = ( x 2 ) y
2 ( z) y + 2. e 2z ( z) y = 2x ( x ) y
Mat-Kim/Diff. Parsial/ 48
2 x + 2. e 2z x = 2x
z
= 2x
(2 + 2. e 2z ) x
Jadi:
2x
z
=
=
x y
2 + 2 . e 2z
x
1 + e 2z
3 Differensial Total
Telah kita ketahui bahwa jika suatu fungsi mempunyai lebih dari satu variabel bebas, dapat diturunkan
secara parsial terhadap masing-masing variabel bebas. Tetapi perlu diketahui bahwa fungsi tersebut
dapat pula diturunkan secara total. Yang akan kita cari adalah bagaimana hubungan antara differensial
total dengan differensial parsial. Kita ambil saja fungsi z = f(x,y) yang bentuknya sederhana:
z=x2 +y2
(3.1)
Jika z diturunkan terhadap x pada y konstan maka kita tulis:
z
= 2x
x y
(3.2)
y
= 2y
(3.3)
(3.4)
dz = x dx +
y
dy
x
Jadi secara umum dapat dinyatakan bahwa jika z = f(x,y) maka:
dz = x dx +
y
dy
(3.5)
4 Aturan Berantai
Aplikasi persamaan (3.5) antara lain untuk mencari penyelesaian pada fungsi berantai. Sebagai contoh z
= f (x,y) ; x = f (s,t) dan y = f (s,t). Jika akan dicari turunan parsial z terhadap s pada t konstan atau
turunan z terhadap t pada s konstan, maka sifat differensial total diperlukan untuk menyelesaikan kasus
ini. Perlu diketahui bahwa jika z fungsi x dan y padahal x maupun y adalah fungsi s dan t, maka z
adalah fungsi s dan t.
z
z
dan
jika diketahui: z = x y ;
s t
t s
Contoh 1: Tentukan
x = sin (s + t) ; y = (s t)
Penyelesaian:
Karena z fungsi x dan y sedang x maupun y adalah fungsi s dan t, maka z adalah fungsi s dan t,
sehingga berlaku:
z
z
ds +
dt
s t
t s
dz =
(4.1)
dari z = x.y dz = y dx + x dy
dari x = sin (s + t) dx = cos (s + t) d(s + t) dx = cos(s + t) (ds + dt)
dari y = (s t) dy = ds dt
Jadi:
dz = y . cos(s + t) (ds + dt) + x (ds dt) atau:
dz = y . cos(s + t) ds + y . cos(s + t) dt + x .ds x dt) atau:
dz = y . cos(s + t) + x ds + y . cos(s + t) x dt
Dengan membandingkan (4.1) dan (4.2) dapat diketahui bahwa:
(4.2)
Mat-Kim/Diff. Parsial/ 49
= y . cos(s + t) + x
s t
z
= y . cos(s + t) x
t s
(4)
Tampak bahwa kita telah memperoleh himpunan persamaan linear dalam bentuk standar. Dengan aturan
Cramer, dx dan dy dapat diperoleh, yaitu:
dx =
dy =
D - dx
D
t dt
x cos t. dt
x
sin t
y
(y +1) e y
y
(y +1) e y
2x
sin t
x
sin t
t dt
x cos t.dt
y
(y +1) e y
2x 2 cos t. dt t . sin t . dt
x (y +1)e y y sin t
2x 2 cos t. t . sin t
dt
x (y +1)e y y sin t
x (y +1)e y y sin t
x (y +1)e y y sin t
=...............
z
z
dan
jika diketahui:
s
t
z = x2 + x y
Contoh 3: Tentukan
2
x + y = st + 5
(1)
(2)
Mat-Kim/Diff. Parsial/ 50
x3 y2 = s2 + t2
(3)
Jawab:
Dari (1) dz = 2 x dx + y dx + x dy
(4)
Kita butuh harga dy dan dx.
Dari (2) 2 x dx + 3 y2 dy = s dt + t ds
(5)
2
Dari (3) 3 x dx 2 y dy = 2 s ds + 2 t dt
(6)
Karena dx dan dy yang dicari sudah berada di ruas kiri, maka persamaan (5) dan (6) sudah berbentuk
baku, sehingga dy dan dx dapat dicari dengan aturan Cramer:
dx =
D - dx
D
3 y2
2 y
s dt +t ds
2s ds +2 t dt
2x
3 x2
3 y2
2 y
2sy dt 2 yt ds 6y 2s ds 6y 2 t dt
4 xy 9 x 2 y 2
2sy dt 6y 2 t dt 2 yt ds 6y 2s ds
4 xy 9 x 2 y 2
2x
dy
D - dy
4 xy 9 x 2 y 2
3 x2
s dt + t ds
2s ds +2 t dt
2x
3 y2
2
3 x
2 y
4sx ds +4 xt dt 3x 2s dt 3x 2 t ds
4 xy 9 x 2 y 2
4sx ds 3x 2 t ds +4 xt dt 3x 2s dt
4 xy 9 x 2 y 2
+x
z
berarti dt = 0 jadi:
s
z
(2 yt +6y 2s)
= (2 x + y )
s
4 xy 9 x 2 y 2
z
berarti ds = 0 jadi:
t
+x
( 4 sx 3x 2 t)
4 xy 9 x 2 y 2
Mat-Kim/Diff. Parsial/ 51
z
( 2sy 6y 2 t )
(4 xt 3x 2s)
= (2 x + y )
+
x
t
4 xy 9 x 2 y 2
4 xy 9 x 2 y 2
Soal 4 :
1) Jika z = y . ln x ; y = 2 sin (s + t), dan x = s + t, tentukan:
z
z
a)
b)
s
t
y
2) Jika z = x . e
; x = sin t dan y = cos s ; Tentukan :
z
z
a)
b)
s
t
3) Jika z = x2 + y2 ; x +
z
a)
b)
s
4) Jika z = w + x2 + y2 ;
z
a)
b)
s
y = 2s dan x y = s + t , tentukan
z
t
w + x = 3s ; x + y = 2s + t dan 2x y = 4s t , tentukan
z
t
5 Perubahan Variabel
Salah satu kegunaan penting dari differensial parsial adalah untuk membuat perubahan variabel
(change of variables) misalnya dari koordinat rektangular ke koordinat polar. Perubahan variabel ini
seringkali dapat membuat bentuk fungsi menjadi lebih sederhana sehingga dapat mempermudah
penyelesaian problem-problem fisika. Sebagai contoh jika kita perhitungan tentang vibrasi dari membran
sirkular atau aliran kalor pada silinder sirkular maka penggunaan koordinat polar jauh lebih baik sedang jika
untuk kasus yang berhubungan dengan rambatan gelombang bunyi dalam ruangan maka penggunaan
koordinat rektangular lebih menguntungkan. Untuk itu perhatikan contoh berikut:
Contoh 1.
Buatlah perubahan variabel r = x + vt ; s = x - vt dalam persamaan gelombang :
2 F
x 2
1 2 F
v 2 t 2
= 0 dan
selesaikanlah persamaannya.
Catatan: 1. Untuk kasus ini, inti masalahnya adalah persamaan gelombang yang dinyatakan dalam variabel x
dan t itu diminta untuk dinyatakan dalam variabel r dan s artinya bentuk
2 F
x 2
dan
2 F
t 2
2 F
x 2
1 2 F
v 2 t 2
1 2 F
v 2 t 2
=0
2 F
x
F
dalam r dan s.
x
= . . . . r + . . . . s
Sudah barang tentu agar kedua ruas tetap sama, maka titik-titik suku pertama ruas kanan harus diisi
sedang suku kedua ruas kanan diisi dengan
s
sehingga menjadi:
x
r
x
Mat-Kim/Diff. Parsial/ 52
F
r F
s F
=
x r
x s
Karena diketahui r = x + vt dan s = x - vt maka:
r
s
= 1 dan
= 1 sehingga (5.4.1) menjadi:
x
x
F
F F
x
r s
dan:
=
+
2F
x 2
(5-1)
(5.2)
(5.3)
F
.
. Dengan menggunakan (5.3) dan (5.2) kita peroleh:
2 F
F F
2 F
2 F
2 F
+
+
=
=
+
2
+
s
r s r
r s
r 2
s 2
x 2
2. Menyatakan
2 F
x 2
(5.4)
F
dalam r dan s.
F
r
F
s F
=
.
+
.
t
t
r
t
s
Karena diketahui r = x + vt dan s = x - vt maka:
r
s
= v dan
= v sehingga (5.4.5) menjadi:
t
t
=v
= v F
s
r
t
r
s
dan:
=v
s
t
r
2 F
t 2
(5.5)
(5.6)
(5.7)
F
.
. Dengan menggunakan (5.7) dan (5.6) kita peroleh:
t
t
2
F
F
2 F
2 F
v
= v2 (
2 F +
)
s r
r
s
r s
s 2
r 2
= v
(5.8)
3. Memasukkan (5.4) dan (5.3) ke dalam fungsi gelombang asalnya, dan hasilnya adalah fungsi gelombang
tersebut dinyatakan dalam variabel r dan s.
2
2
2
1
2 F
1 2 F
2 F
2 F
2 F
2( F 2 F + F )
= 0 atau: (
+
2
+
)
.
v
v2
r s
r s
x 2
v 2 t 2
r 2
s 2
r 2
s 2
=0
2
atau: 4 F = 0 atau:
r s
2 F
r s
=0
(5.9)
Persamaan (5.9) itu fungsi gelombang yang dinyatakan dalam variabel r dan s. Selanjutnya bagaimana
penyelesaiannya ?
2
F
F
Telah kita ketahui bahwa F =
= 0, yang artinya jika
diturunkan lagi terhadap r
s
s
r s
F
hasilnya 0, hingga dapat dipastikan bahwa
hanya merupakan fungsi s saja atau
tidak
Mat-Kim/Diff. Parsial/ 53
F
diintegralkan hasilnya adalah f(s) + konstan. Konstante ini bisa
s
jadi bukan benar-benar konstanta tetapi adalah fungsi r sebut saja g(r), yang dianggap konstanta karena
fungsi r yang diturunkan terhadap s toh memang dianggap konstanta. Jadi penyelesaiannya adalah:
F = f(s) + g(r)
atau:
F = f(x-vt) + g(x+vt)
Contoh 2.
Tulislah persamaan Laplace :
2 F
x 2
2 F
y 2
= 0 dalam
2 F
x 2
dan
2 F
y 2
2. Perlu diketahui bahwa karena persamaan gelombang yang diketahui dinyatakan dalam variabel x
dan t, maka
2 F
x 2
2 F
y 2
=0
2
2 F
+ F = 0
2
x 2
y y x
1. Menyatakan 2 dalam r dan . Untuk itu kita mulai dengan mengubah x dalam r dan .
F
F
F
=....
+....
x y
r
r
Sudah barang tentu agar kedua ruas tetap sama, maka titik-titik suku pertama ruas kanan harus diisi
sedang suku kedua ruas kanan diisi dengan
sehingga menjadi:
x
r
x
r F
F
F
=
+
(5.10)
x y
x y r x y r
r
r
Harga x tidak dapat dicari dari hubungan x = r cos , karena x harus dicari dari hubungan
antara r, x dan y sedang x = r cos menyatakan hubungan antara r , x dan . Hubungan antara r, x dan y
1/ 2
adalah r = x 2 + y 2
(Buktikan !)
r
x
Jadi : x =
= cos
y
r
Harga x juga tidak dapat dicari dari hubungan y = r sin sebab x harus dicari dari hubungan
y
antara x, y dan . Untuk itu bagilah y dengan x:
1
x dy y dx
y
r sin
y
y
=
atau tan =
atau d tan = d
d =
2
x
r cos
x
x
cos
x2
jadi:
Mat-Kim/Diff. Parsial/ 54
x dy y dx
d = cos2
x2
Untuk y konstan maka dy = 0:
y( x ) y
() y = cos 2
() y = sin ( x ) y
2
r
x
jadi:
sin
=
x
r
Dengan demikian (5.10) dapat ditulis:
F
F
sin F
= cos
x y
r
r
r
atau:
sin
= cos
x y
r
r
2 F
Selanjutnya
(5.12)
x 2
2 F
x 2
(5.11)
x y x y
= cos r
sin
bekerja pada
r
r
F
sin F
r
r
r
cos
2 F
1 F
F
sin
sin cos
cos
r
r
r
r
r
r
= cos 2
sin sin F
r
r
r
r
2
2
2 F
2
2
r
r
r
r
r r r
2
sin
F
F
cos
+sin
+
2
r
r
2
2 F
1 F
1 2 F
sin cos
=
+ sin cos
cos 2 2
r r
r 2
r
sin 2 F sin cos 2 F
= cos 2
+
2 F
2. Menyatakan
2
y
(5.13)
F
F
F
F
y
= . . . . r + . . . .
Sudah barang tentu agar kedua ruas tetap sama, maka titik-titik suku pertama ruas kanan harus diisi y
Mat-Kim/Diff. Parsial/ 55
+
r
F
r
y
= y
x
x
y
r
(5.14)
= sin
cos
y
=
x
r
y
= sin r +
x
r
dan:
= sin r +
(5.15)
cos
r
r
(5.16)
2 F
Selanjutnya
2 F
y 2 =
y x
= sin r +
F
cos
cos F
r
r
r
r
2 F
F
cos F
cos
sin
= sin 2
r 2 + sin r
r
r
r
r
r
cos cos F
r
r
r
r
2
2
2 F
cos
+sin cos 1 F + 1 F
cos F +sin F
+
2
r 2 r r
r
r
r
cos
sin F +cos F
+
r
r2
2
2
F
1 F
1 2 F
+sin cos
=
sin cos
sin 2 2
r r
r 2
r
cos 2 F sin cos 2 F
= sin 2
r
r2
r2
2
(5.17)
Akhirnya persamaan Laplace diperoleh yaitu dengan menggabungkan (5.13) dan (5.17):
2
2 F
+ F =
2
x 2
y y x
2 F
cos 2 2
r
+ sin cos
1 F
1 2 F
sin cos
r r
r 2
sin 2 F
r
r
2 F
2
sin cos F sin 2 2 F
sin cos 1 F +
2
+
sin cos F +
+
sin
2
2
2
2
2
sin cos
2
2
sin cos F cos 2 2 F
1 2 F
+
+ cos F + sin cos F
r
r r
r
r
r
r
r2
r2
2
Mat-Kim/Diff. Parsial/ 56
2
2
2 F
2 F
2
+ sin F + sin F +
+
2
sin
2
2
2
2
r
r
r
r
r
= cos 2
2
2
cos 2 F + cos F
r
r
r2
2
2 F
1
F
1 2 F
=
+ 2
r 2 + r
r
r 2
2 F
F
1 2 F
+ 1
Jadi persamaan Laplace dalam koordinat polar adalah
+
=0
r 2
r
r
r 2 2
Soal 5:
2 F
2 F
+6
=0
x y
y 2
Jika variabel persamaan tersebut dinyatakan dalam s dan t dan diketahui s = y + 2 x dan t = y + 3 x maka
tunjukkanlah bahwa persamaan di atas menjadi:
2 F
=0
s t
2 F
x 2
2 F
2 F
10
=0
x y
y 2
2 w
y 2
=1
4. Reduksilah persamaan:
2 y
y
+ 2x
x2
5y = 0
x 2
x
2 y
z 2
y
dan y , oleh
z
perubahan variabel x = ez
5. Persamaan Legendre:
2 y
y
+ 2y = 0
x
x
akan diubah menjadi pers. differensial baru dengan mengubah variabel bebas x ke dengan x = cos .
Bagaimanakah bentuk persamaan differensial yang baru itu ?
6. Ubahlah variabel bebas x ke u = 2 x dalam persamaan Bessel:
y
2 y
+
x
(1x)y = 0
x2
x
x 2
(1 x 2 )
2x
(6.1)
Mat-Kim/Diff. Parsial/ 57
maka:
b
=F(x)
a f ( x ) dx
=F(b) F(a)
Analog dengan itu jika x diganti t sedang batas atasnya diganti x, maka diperoleh:
x
f ( t ) dt =F(t)
=F(x) F(a)
(6-2)
x f ( t ) dt
=F(t)
(6.3)
=F(a) F(x)
sehingga:
d a
f ( t ) dt = f (x)
dx x
(6.4)
Contoh 1:
Tentukan
d x
sin t dt .
dx /4
Jawab:
Dengan menggunakan (6.3) maka langsung diperoleh:
d x
sin t dt = sin x
dx /4
Tidak percaya ? Mari kita buktikan:
/4 sin t dt =
cos t
/ 4
Jadi:
d x
d
sin t dt =
cos x = sin x
dx /4
dx
( terbukti )
Jika x dalam (6.3) diganti dengan v sedang x dalam (6.4) diganti u maka diperoleh:
d v
f ( t ) dt =f (v)
dI/dv =
(6.5)
dv a
d a
f ( t ) dt = f (u)
dI/du =
(6.6)
du u
Selanjutnya kita menganggap u dan v adalah fungsi x dan kita ingin menentukan dI/dx dengan
I=
u f ( t )
dt
Manakala integral tersebut dievaluasi, jawabnya bergantung pada harga batas u dan v. Dengan demikian
maka dI/dx merupakan problem differensial parsial. Karena nilai I bergantung pada u dan v maka I
merupakan fungsi u dan v yang masing-masing merupakan fungsi x, jadi:
dI
I du I dv
+
=
(6.7)
dx
u dx v dx
Berdasarkan (6.5) dI/dv = f(v) sedang menurut (6.6) dI/du = f(v), sehingga :
dI/dx =
(6.8)
d v( x )
dv
du
f ( t ) dt = f(v)
f(u)
dx u ( x )
dx
dx
Mat-Kim/Diff. Parsial/ 58
Contoh 2:
x1 / 3 2
t
dt
0
Jawab:
Dengan komparasi terhadap (6.8) maka dapat diketahui bahwa :
v = x1/3
f(v) = ( x1/3)2
u=0
f(u) = 02 = 0
Jadi:
dv
du
d 1/ 3
1
2 / 3 . 1 . x -2/3
x
dI/dx = f(v)
f(u)
= ( x1/3)2
0= x
=
dx
dx
dx
3
3
Soal di atas juga dapat diselesaikan dengan mengintegralkan dulu, kemudian hasilnya didifferensialkan:
x1 / 3
x1 / 3
1
x
x1 / 3 2
1/ 3 3 0 3
1 3
I =
=
= 1 t 3
= 3 x
t
dt
=
t
0
3
3
3
0
0
Jadi:
1
dI/dx =
3
Tampaknya, cara yang kedua itu lebih sederhana dari pada menggunakan (6.8), tetapi tidaklah selalu
demikian. Marilah kita lihat contoh berikut:
Contoh 3 :
( )
sin 1 x sin t
dt
x2
t
Jawab:
Untuk kasus ini harga I tidak dapat dievaluasi karena I integral tak tentu. Harga dI/dx hanya dapat ditentukan
dengan menggunakan (6.8). Berdasarkan (6.8) maka:
1
u = t batas bawah = x2
jadi:
dI/dx = f(v)
=
=
sin 1 x
sin x 2
x2
dv
du
sin (sin 1 x ) d
sin x 2 d
sin 1 x
x2
f(u)
=
1
2
dx
dx
dx
dx
sin
x
x
sin (sin 1 x )
sin 1 x
(sin
sin (sin 1 x )
1
1x 2
x .
1 x
sin x 2
x2
. 2x
2
sin x 2
x
a f
(x , t ) dt
boleh menggunakan:
b f ( x , t )
d b
f ( x , t ) dt =
dt
dI/dx =
(6.9)
a
dx a
x
Dalam aplikasinya, (6.9) ini justru digunakan untuk mengevaluasi integral tak tentu, yang tidak mungkin
dievaluasi secara biasa.
Contoh 4:
Tentukan I =
1 tx 1
dt
0
ln t
x>0
Jawab:
Kita tidak mungkin mengevaluasi integral di atas dengan menggunakan pengintegralan konvensional, karena
bentuk di atas merupakan integral tak tentu. Untuk itu kita gunakan (6.9) dengan:
x
f(x , t ) = t 1
ln t
Mat-Kim/Diff. Parsial/ 59
sehingga:
dI/dx =
t x 1
1
ln t dt
0
x
d 1 tx 1
dt
dx 0 ln t
tx 1
Jadi:
tx 1
1 t x 1 = 1 . t x . ln t = x
=
t
ln t
ln t
ln t
x
x
dI/dx =
1 x
. dt
0 t
1
1
1
t x +1 =
=
x
+
1
x +1
dI/dx =
( x , t ) dt
= f (x , v)
u(x)
v f(x , t)
dv
du
dt (6.11)
f (x , u)
+
u
dx
dx
x
Contoh 5:
Tentukan dI/dx jika I =
2 x e xt
dt
x
t
Jawab:
xt
Dari soal diketahui bahwa v = 2x ; u = x dan f( x , t ) = e
jadi
f( x , v) = e
x . 2x
2x
2 x2
2x
f(x,u)=
e x. x
x
x
= e
xt
f(x , t)
dv/dx = 2 ; du/dx = 1
;
= 1 .t . e xt = t . e
= etx
x
t
t
Jadi dengan memasukkan data di atas ke dalam (6.11) diperoleh:
2x
2x
e2 x
ex
1
2x tx
ex
.
2
. 1 + e tx
dI/dx = e
=
.2
.1 +
e . dt
2
x
x
x
x
x
2x
x
2
2x2
2x
2x
= e
.2
x2
x
2
ex
2
1
1
. 1 + e 2x e x 2
x
x
2 1
2
1
+ e 2x e x
x
x
2x
=2 e
x
ex
2
x
Soal 6:
1) Jika y =
sin t 2 dt
v 1 e t
dt
u
t
v 1 e t
2) jika s =
3) jika s =
, tentukan dy/dx
, tentukan
s
v
dan
s
u
Mat-Kim/Diff. Parsial/ 60
4) jika z =
cos x sin t
sin x
dt ; tentukan dz/dx
x2
3x
( x t)
dy
d2y
d2y
= 0 di x = a; ekstrimnya maksimum jika
< 0 dan minimum jika
> 0 di x = a.
dx
dx 2
dx 2
Selanjutnya jika fungsinya dua variabel, misal z = f(x, y), berlaku:
z mempunyai harga ekstrim di x,y = a,b atau a,b adalah titik ekstrim, jika dititik itu:
z
z
= 0 dan
= 0.
y
x
* Ekstrimnya maksimum jika di titik itu:
2 z
x 2
dan
2 z
y 2
keduanya negatif
dan
2 z
y 2
keduanya positif
dan
2 z
y 2
berlawanan tanda
Contoh 1:
Tentukan titik maksimum/minimum dari fungsi x2 + y2 + 2x + 3y + 25
Jawab:
z = x2 + y2 + 2x + 3y + 25
jadi:
z
= 0 2x + 2 = 0 x = 1
x
2 z
x 2
2 z
y 2
= 0 2y + 3 = 0 y = 3/2
= 2 jadi > 0
= 2 jadi > 0
Mat-Kim/Diff. Parsial/ 61
Jadi z mempunyai titik minimum di (1, 3/2)
2w
Contoh 2:
Sebuah tenda kemah pramuka dengan volume
F
V (gambar 7.1) diletakkan di atas permukaan tanah.
Tenda itu dibuat tanpa lantai dengan bahan yang
sesedikit mungkin. Tentukan lebar 2w dan tinggi tenda
w tgD dinyatakan dalam .
Jawab: Kita harus membuatEagar jumlah luas bidangbidang pada tenda itu minimal, tetapi menghasilkan
volume V.
Gambar 7.1
Tampak bahwa masih ada variabel bebas penentu A yaitu w, dan . Kita upayakan agar variabelnya
tinggal dua, untuk itu dieliminir dengan memsubstitusikan dari V ke A, sehingga:
2V
A = 2 w2 tg + w csc
Sejarang kita mempunyai A sebagai fungsi w dan (Ingat V = konstan). Untuk meminimalkan A,
dikondisikan :
B
2V csc
A
= 0 4w tg
=0
w
w2
A
2V
= 0 2 w2 sec2
csc cot = 0
w
Solusi untuk w3 adalah:
V csc cot
V csc
w3 =
dan w3 =
2 tan
sec 2
Kombinasi keduanya menghasilkan:
cos
2 sin 2
cos cos 2
sin 2
Jadi:
cos 2 =
1
2
atau = 450
tg = 1
sehingga:
V=w
2.
Soal 7:
Tentukan titik maksimum dan atau minimum fungsi berikut:
1) x2 + y2 + 2x 4y + 10 2) x2 y2 + 2x 4y + 10 3) 4 + x + y x2 xy y2
4) Diketahui z = (y x2) (y 2x2) . Buktikan bahwa z mempunyai maksimum maupun minimum di (0,0)
5) Dari reaksi A + B C, diketahui bahwa kecepatan reaksinya sebanding dengan kuadrat jumlah konsentrasi
reaktannya. Tentukan konsentasi reaktan yang menghasilkan kecepatan ekstrim.
6) Akan dibuat akuarium dengan volume 5000 liter. Tentukan proporsi ukuran yang paling ekonomis.
8. Problem Maksimum dan Minimum dengan Pembatas ; Multiplier Lagrange
Marilah kita perhatikan kasus berikut:
Contoh 1:
Sebuah kawat dilengkungkan sehingga membentuk kurva y = 1 x2. Seutas benang direntangkan dari titik
origin ke titik (x, y) yang terletak pada kurva. Tentukan (x, y) untuk meminimalkan panjang benang. Tentukan pula
jarak minimalnya.
Gambar 8.1
Mat-Kim/Diff. Parsial/ 62
y
(x , y)
x
x 2 +y 2
adalah ekivalen dengan meminimalkan f = d = x + y . Tetapi, x dan y tidak saling bebas ; mereka dihubungkan oleh
persamaan kurva. Adanya hubungan tambahan di antara sesama variabel inilah yang dimaksud dengan pembatas.
Ada beberapa cara untuk menyelesaikan kasus di atas. Kita akan membahas tiga macam cara untuk
menyelesaikannya, yaitu : (a) eliminasi , (b) differensiasi implisit , (c) multiplier Lagrange.
(a) Metode Eliminasi
Dalam metode ini kita eliminir y dari f dan diganti dengan 1 x2 sehingga f yang akan diminimalkan adalah:
2
2 2
f = x + (1 x ) = x x + 1
Sekarang yang kita hadapi adalah kalkulus ordiner. Fungsi f akan minimum, jika:
df
= 4x 3 2x = 0 x = 0 atau x =
dx
1
2
Jadi ada tiga harga x yang memenuhi, dengan demikian kita dapat menghitung 3 harga y yang bersangkutan, sehingga
kita memperoleh 3 titik ekstrim yaitu (0, 1) ; (
1
, ) dan (
2
1
, ). Tetapi dari tiga titik itu masih belum jelas,
2
mana yang titik maksimum, mana yang minimum. Untuk itu kita turunan kedua:
d 2f
= 12 x 2 =
dx 2
( maksimum )
2 untuk x = 0
1
dan y = atau (
2
x 2 +y 2
1 / 2 +1/3 =
1
, ) dan (
2
1
,)
2
3/ 4 .
dy
df
= 2x + 2y
dx
dx
(8-1)
df
= 2x 4xy
dx
Agar f minimal, maka df/dx = 0, jadi:
2x 4xy = 0
Selanjutnya persamaan itu diselesaikan secara simultan dengan y = 1 x2. Dan hasilnya adalah:
x = 0 atau x = + 1 / 2 . Tes minimum dan maksimumnya dilakukan dengan menurunkan lagi (8-1):
Mat-Kim/Diff. Parsial/ 63
d 2f
dy
=2+2
dx
dx 2
+ 2y
d2y
dx 2
2
= 2 + 2 . 0 + 2y . 2 = 2 4y = 2 4 = 2.
1 / 2 diperoleh y = , dy/dx = 2x = 2
d 2f
dx 2
Jadi di titik (
, d y/dx = 2
= 2 + 2 . 2 + 2y . 2 = 2 + 4 2 = 4
1
, ) dan (
2
1
, ), fungsi f minimum.
2
x 2 +y 2
1 / 2 +1/3 =
3/ 4 .
Kita dapat menyelesaikan soal dengan variabel yang lebih banyak, dengan cara seperti yang kita
gunakan untuk menyelesaikan contoh 1. Marilah kita bahas contoh berikut.
Contoh 2:
x 2 + y 2 +z 2
dari titik origin ke titik (x, y, z) pada bidang. Ini sama dengan
d 2 =x 2 + y 2 +z 2
meminimalkan f =
dari titik origin ke titik (x, y, z) pada bidang x 2y 2 z = 3. Untuk ini salah
satu variabel (misal x) dieliminir sehingga:
2
f = (3 + 2y + 2z) + y + z
Ini adalah fungsi dengan 2 variabel yaitu y dan z, jadi f ekstrim jika: f / y =0 dan f / z =0 .
f
= 2(3 + 2y + 2z ) . 2 + 2y = 12 + 10y + 8 z = 0
f
= 2(3 + 2y + 2z ) . 2 + 2z = 12 + 8 y + 10 z = 0
Dari solusi dua persamaan di atas diperoleh y = z = 2/3. Selanjutnya dari persamaan bidang x = 1/3. Jadi:
fekstrim = (1/3)2 + (2/3)2 + (2/3)2 = 1 dekstrim = 1 = 1
Kita masih harus menguji benarkah harga ekstrimnya minimal. Untuk itu kita lihat :
2 f
y 2
2 f
z 2
Karena
2 f
= 10
=8
2 f
dan
keduanya positif , maka harga ekstrimnya minimum, jadi:
y 2
z 2
dmin = 1.
Mat-Kim/Diff. Parsial/ 64
f
f
df =
dx +
dy =0 ,
x
y
(8-2)
d=
dx +
dy =0 ,
x
y
Dalam metode (b) kita menyelesaikan d/dx (dalam hal ini dy/dx) kemudian mensubstitusikannya ke dalam df; hal ini
sering melibatkan aljabar yang rumit. Sebagai gantinya kita akan mengalikan persamaan d dengan ( inilah yang
disebut multiplier Lagrange ) dan menambahkannya ke dalam persamaan df, sehingga kita mempunyai:
f
f
+
dx +
(8-3)
y + y
dy =0
(8-4)
y + y
=0
f
+
=0
x
x
(8-5)
Sekarang, persamaan (8-4) , (8-5) dan ( x , y) dapat diselesaikan untuk menentukan x, y dan yang belum diketahui.
Sebenarnya kita tidak membutuhkan nilai , tetapi nilai diperlukan untuk memperoleh x dan y yang kita inginkan.
Perlu diketahui bahwa persamaan (8-4) dan (8-5) adalah persamaan yang secara tepat akan kita tulis, jika kita
mempunyai fungsi dua variabel x dan y, yaitu:
F(x , y) = f(x , y) + (x , y)
(8-6)
dan kita ingin mencari nilai maksimum dan minimumnya. Kenyataannya, sudah tentu bahwa x dan y tidaklah saling
bebas ; mereka dihubungkan oleh persamaan . Namun, (8-8) memberi kita jalan yang mudah untuk mendapatkan (8-4)
dan (8-5). Jadi kita dapat menyatakan metode multiplier Lagrange dengan pernyataan berikut:
Untuk mendapatkan nilai maksimum atau minimum f(x, y) manakala x dan y
dihubungkan oleh persamaan (x , y) = konstan, buatlah fungsi F(x , y)
sebagaimana dalam (8-6) dan buatlah agar dua buah differensial parsial dari F sama
dengan nol [ persamaan (8-4) dan (8-6). Kemudian selesaikan kedua persamaan
dan persamaan (x, y) = konstan tersebut untuk menentukan x, y dan .
(8-7)
Sebagai ilustrasi kita akan menggunakan metode multiplier Lagrange ini untuk menyelesaikan contoh 1.
2
f(x , y) = x + y ,
(x , y) = y + x = 1
dan kita tuliskan persamaan untuk meminimalkan:
2
F(x , y) = f + = x + y + ( y + x ),
yaitu:
F
=2x +. 2x = 0 ,
x
(8-8)
F
=2y + = 0
y
2
Kita selesaikan (8-8) secara simultan dengan = y + x . Maka akan kita peroleh :
Dari (8-8) yang pertama diperoleh x = 0 atau = 1. Dengan x = 0, maka menghasilkan y = 1. Dan dari y = 1 ini (8-8)
yang kedua menghasilkan = 2. Jika kita gunakan = 1, persamaan (8-8) yang kedua akan menghasilkan y = .
Jika y = ini kita masukkan ke dalam , maka kita akan peroleh x = + 1 / 2 . Hasil ini persis sama dengan yang
sudah kita peroleh sebelumnya.
Multiplier Lagrang akan sangat bermanfaat apabila kita harus menyelesaikan problem maksimu minimum
yang sulit, seperti contoh berikut:
Contoh 3:
Sebuah balok dengan volume 8 xyz. Tentukan volume maksimalnya engan ketentuan
x2
a2
Jawab:
y2
b2
z2
c2
=1
Mat-Kim/Diff. Parsial/ 65
x2
a2
y2
b2
z2
c2
x2
y2
z2
a 2 b2 c2
Selanjutnya kita tentukan tiga buah differesial parsialnya yang masing-masing harus = nol, yaitu:
F
2x
=8 yz +.
=0
x
a2
2y
F
=8 xz +.
y
b2
=0
F
2z
=8 xy +.
=0
z
c2
Selanjutnya ketiga persamaan di atas bersama dengan persamaan kita selesaikan secara simultan untuk menentukan x,
y, z dan . ( Meskipun kita tidak harus menghitung , tetapi akan lebih mudah jika hitung lebih dulu). Kalikan
persamaan pertama dengan x, kedua dengan y dan ketiga dengan z, kemudian dijumlahkan, sehingga diperoleh:
2
y
x
z
3 . 8xyz + 2 2 + 2 + 2 = 0
a
b
c
x2 y2 z2
Karena 2 + 2 + 2 = = 1, maka :
b
c
a
24xyz + 2 = 0
atau = 12 xyz
Substitusi ke dalam F / x , menghasilkan:
2x
2x
8yz 12 xyz . 2 = 0
8 12 x 2 = 0
a
a
Analog dengan cara di atas, diperoleh:
y=b
1
3
dan
z=c
x=a
1
3
1
3
8abc
3 3
Contoh 3 di atas menunjukkan bahwa metode multiplier Lagrange dapat digunakan untuk menentukan
maksimum-minimum fungsi yang variabelnya banyak. Untuk langkah-langkahnya adalah:
Untuk menentukan maksimum-minimum fungsi f(x , y, z) yang dibatasi oleh (x ,
y, z) = konstan, kita buat fungsi F = f + dan kita tulis ketiga differensial
parsialnya yang masing-masing harus = 0. Ketiga persamaan ini kita selesaikan
secara simultan bersama = konstan untuk memperoleh , x, y dan z. ( Untuk
problem yang variabelnya lebih dari 3 , akan dihasilkan persamaan yang lebih
banyak lagi, tetapi metodenya tetap sama).
(8-9)
Kita juga dapat menggunakan metode multiplier Lagrange untuk menentukan maksimum-minimum fungsi f yang
dibatasi oleh dua buah persamaan . Jika ada dua pembatas yaitu 1 = konstan dan 2 = konstan, maka langkahlangkahnya adalah:
Untuk menentukan maksimum-minimum fungsi f(x , y, z) yang dibatasi oleh 1(x ,
y, z) = konstan dan 2(x , y, z) = konstan, kita buat fungsi:
F = f + 11+ 22 dan kita tulis ketiga differensial parsialnya yang masingmasing harus = 0. Ketiga persamaan ini kita selesaikan secara simultan bersama 1
(8-10)
Mat-Kim/Diff. Parsial/ 66
Kita akan meminimalkan f = x + y + z yang dibatasi oleh 2 buah kondisi yaitu 1 = 7x + 24z dan 2 = xy = 6.
Kita tulis dulu:
2
1) Tentukan luas maksimum yang ditunjukkan oleh gambar berikut, jika keliling-luarnya = 100 cm
s
temperatur tertentu, sedang x, y dan z adalah konsentrasi reaktan. Jika x + y + z = 1 M , tentukan laju reaksi
maksimum.
===000===