Anda di halaman 1dari 16

ASKEP KLIEN DENGAN STROKE A. KONSEP DASAR 1. Anatomi fisiologi a.

Otak

Berat otak manusia sekitar 1400 gram dan tersusun oleh kurang lebih 100 triliun neuron. Otak terdiri dari empat bagian besar yaitu serebrum (otak besar), serebelum (otak kecil), brainstem (batang otak), dan diensefalon. (Satyanegara, 010) Serebrum terdiri dari dua hemisfer serebri, korpus kolosum dan korteks serebri. !asing"masing hemisfer serebri terdiri dari lobus frontalis yang merupakan area motorik primer yang bertanggung #a$ab untuk gerakan"gerakan %olunter, lobur parietalis yang berperanan pada kegiatan memproses dan mengintegrasi informasi sensorik yang lebih tinggi tingkatnya, lobus temporalis yang merupakan area sensorik untuk impuls pendengaran dan lobus oksipitalis yang mengandung korteks penglihatan primer, menerima informasi penglihatan dan menyadari sensasi $arna. Serebelum terletak di dalam fosa kranii posterior dan ditutupi oleh duramater yang menyerupai atap tenda yaitu tentorium, yang memisahkannya dari bagian posterior serebrum. &ungsi utamanya adalah sebagai pusat refleks yang mengkoordinasi dan memperhalus gerakan otot, serta mengubah tonus dan kekuatan kontraksi untuk mempertahankan keseimbangan sikap tubuh. Bagian"bagian batang otak dari ba$ak ke atas adalah medula oblongata, pons dan mesensefalon (otak tengah). !edula oblongata merupakan pusat refleks

yang penting untuk #antung, %asokonstriktor, pernafasan, bersin, batuk, menelan, pengeluaran air liur dan muntah. 'ons merupakan mata rantai penghubung yang penting pada #aras kortikosereberalis yang menyatukan hemisfer serebri dan serebelum. !esensefalon merupakan bagian pendek dari batang otak yang berisi a(uedikus syl%ius, beberapa traktus serabut saraf asenden dan desenden dan pusat stimulus saraf pendengaran dan penglihatan. )iensefalon di bagi empat $ilayah yaitu talamus, subtalamus, epitalamus dan hipotalamus. *alamus merupakan stasiun penerima dan pengintegrasi subkortikal yang penting. Subtalamus fungsinya belum dapat dimengerti sepenuhnya, tetapi lesi pada subtalamus akan menimbulkan hemibalismus yang ditandai dengan gerakan kaki atau tangan yang terhempas kuat pada satu sisi tubuh. +pitalamus berperanan pada beberapa dorongan emosi dasar seseorang. ,ipotalamus berkaitan dengan pengaturan rangsangan dari sistem susunan saraf otonom perifer yang menyertai ekspresi tingkah dan emosi. ('rice - .ilson, 00/) b Sirkulasi darah otak Otak menerima 10 1 curah #antung dan menggunakan 0 1 konsumsi oksigen total tubuh manusia untuk metabolisme aerobnya. Otak diperdarahi oleh dua pasang arteri yaitu arteri karotis interna dan arteri %ertebralis. )alam rongga kranium, keempat arteri ini saling berhubungan dan membentuk sistem anastomosis, yaitu sirkulus .illisi.(Satyanegara, 010). 2rteri karotis interna dan eksterna bercabang dari arteria karotis komunis kira"kira setinggi ra$an tiroidea. 2rteri karotis interna masuk ke dalam tengkorak dan bercabang kira"kira setinggi kiasma optikum, men#adi arteri serebri anterior dan media. 2rteri serebri anterior memberi suplai darah pada struktur"struktur seperti nukleus kaudatus dan putamen basal ganglia, kapsula interna, korpus kolosum dan bagian"bagian (terutama medial) lobus frontalis dan parietalis serebri, termasuk korteks somestetik dan korteks motorik. 2rteri serebri media mensuplai darah untuk lobus temporalis, parietalis dan frontalis korteks serebri. 2rteria %ertebralis kiri dan kanan berasal dari arteria subkla%ia sisi yang sama. 2rteri %ertebralis memasuki tengkorak melalui foramen magnum, setinggi perbatasan pons dan medula oblongata. 3edua arteri ini bersatu membentuk arteri basilaris, arteri basilaris terus ber#alan sampai setinggi otak tengah, dan di sini

bercabang men#adi dua membentuk sepasang arteri serebri posterior. 4abang" cabang sistem %ertebrobasilaris ini #memperdarahi medula oblongata, pons, serebelum, otak tengah dan sebagian diensefalon. 2rteri serebri posterior dan cabang"cabangnya memperdarahi sebagian diensefalon, sebagian lobus oksipitalis dan temporalis, aparatus koklearis dan organ"organ %estibular ('rice - .ilson, 00/). )arah di dalam #aringan kapiler otak akan dialirkan melalui %enula"%enula (yang tidak mempunyai nama) ke %ena serta di drainase ke sinus duramatris. )ari sinus, melalui %ena emisaria akan dialirkan ke %ena"%ena ekstrakranial. (Satyanegara, 010) 2. Pengertian Stroke adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan berhentinya suplai darah ke bagian otak. Stroke biasa diakibatkan dari salah satu dari empat ke#adian5 thrombosis, embolisme serebral, iskemia, dan thrombosis serebral (Smelt6er Bare, 00 ). Stroke adalah difisit neurologi yang mempunyai a$itan mendadak dan berlangsung 4 #am sebagai akibat dari obstruksi %ascular (thrombus atau emboli) yang mengakibatkan iskemik atau infark (,udak - 7allo, 188/). 3. Klasifikasi stroke 1) a. Stroke iskemia Stroke iskemia ter#adi karena obstruksi total9sebagian pembuluh darah otak, disebabkan karena thrombosis, emboli, dan hypoperfusi global. b. Stroke hemoragik Stroke haemoragic ter#adi karena perdarahan subarachnoid, pecahnya pembuluh darah otak tertentu. :ntuk membedakan #enis stroke perlu dilakukan pemeriksaan penun#ang9diagnostic seperti 4* Scan dan !;<. =amun bisa #uga dipergunakan perhitungan dengan Skor Stroke Sirira (SSS). Berdasarkan keadaan patologis

ga!"ar stroke #e!oragi$

ga!"ar stroke iske!ik Skore stroke Sirira % ( ,> ? dera#at kesadaran) @ ( ? %omitus) @ ( ? nyeri kepala) " (0,1 ? tekanan diastolic) @ (A ? ateroma) @ 1 Skor Skor Skor 5 B1 5D1 5 "1 s.d 1 C perdarahan supratentorial C perlu 4* Scan C meragukan

3etentuan5 1. )era#at kesadaran5 3omposmentis Somnolen9stupor Semikoma9koma *idak ada 2da *idak ada Satau atau lebih (*ar$oto, 000) &) Berdasarkan per alanan pen'akit Berdasarkan per#alanan penyakitnya, stroke dibagi men#adi *<2 (timbul tiba"tiba dan menghilang beberapa menit9#am), stroke in e%olution (proses progresif beberapa #am sampai hari), dan stroke complete (permanen se#ak a$al serangan dan sedikit adanya perbaikan) 4. Etiologi 1). Tro!"osis *rombosis merupakan penyebab utama dari stroke. *hrombus yang merupakan penyebab tersebut sering ter#adi pada pembuluh darah yang mengalami orterosklerosis. *erbentuknya thrombus biasanya di bifurkasia (percabangan) arteri, dan umumnya pada pertemuan antara arteri korotis interna dan arteri %ertebra atau antara arteri %ertebra dan arteri basiler. *hrombus sering ter#adi pada susila dan penyakit #antung aterosklerotik. Stroke karena trombosis akan lebih berat bila didahului *<2 atau bersama *<2. &). E!"oli Sere"ral +mbolus yang ter#adi berupa bekuan darah, lemak, bakteri, tumor dan udara sehingga menyebabkan sumbatan. *empat tersangkutnya (berhentinya) embolus umumnya di pembuluh darah kecil di daerah bifurkasia. +mbolus berasal dari #antung kiri atau pla(ue dari arteri karotis C0 C1 C #am C0 C1 C0 C1

. !untah atau nyeri kepala dalam

A. 2teroma (petanda diabetes, angina, klaudikasio)

yang mengalami arteroklerotis. )aerah yang mengalami stroke adalah daerah yang dialiri oleh arteri serebri media. (). Iske!ia ) TIA <skemia yang ter#adi karena thrombus atau pla(ue arterosklerosis yang terlepas sehingga mengganggu aliran darah atau menyumbat. *<2 merupakan keadaan a$al atau serangan sebelum stroke atau sering disebut Angina Serebral. Stroke yang terkena iskemia dapat ter#adi / bulan setelah menderita *<2 atau mengalami *<2 secara berulang. *). Perdara#an Sere"ral 'erdarahan serebral merupakan penyebab stroke yang paling fatal. 'embuluh darah yang pecah menyebabkan perdarahan di dalam #aringan otak atau area sekitarnya. a. epidural) *er#adi karena fraktur tengkorak dan sobekan pada arteri serebral media. b. dan arachoid) 'ada dasarnya sama dengan perdarahan epidural, tetapi pembuluh darah yang pecah adalah %ena, ter#adi dalam periode yang lama sehingga ter#adi hematom menyebabkan tekanan di dalam otak meningkat. c. 'erdarahan Subarachnoid *er#adi terutama karena hipertensi atau trauma, terbanyak disebabkan oleh aneurisma yaitu ter#adi kebocoran pada area lingkaran .illisi dan malformasi arterio%enous congenital. d. #uga karena perubahan 'erdarahan <ntraserebral *er#adi karena dengan hipertensi atau arteriosclerosis serebral. *er#adi degeneratif penyakit yang biasanya menyebabkan ruptur pembuluh darah. 'erdarahan Subdural (antara durameter 'erdarahan +kstradural (perdarahan

5. Faktor resiko 1. elastisitas pembuluh darah . laki"laki mempunyai kecenderungan lebih tinggi A. 4. ;as keturunan5 stroke lebih sering ditemukan pada kulit putih ,ipertensi5 hipertensi menyebabkan aterosklerosis pembuluh darah serebral sehingga lama"kelamaan akan pecah menimbulkan perdarahan. >. ter#adi gangguan perfusi serebral /. darah ke otak 0. dengan demikian aliran darah ke otak lebih lambat F. ter#adi aterosklerosis 8. dan aritmia 10. terbentuknya lemak sehingga aliran darah lambat 11. Obesitas5 obesitas kadar kolesterol darah meningkat dan ter#adi hipertensi pada 'eningkatan kolesterol5 kolesterol dalam tubuh menyebabkan aterosklerosis dan 2lcohol5 pada alkoholik dapat mengalami hipertensi, penurunan aliran darah ke otak 'erokok5 rokok menimbulkan pla(ue pada pembuluh darah oleh nikotin sehingga 'olisitemia5 kadar ,b yang tinggi (B 1/ mg9dl) menimbulkan darah men#adi lebih kental )iabetes mellitus5 ter#adi gangguan %askuler, sehingga ter#adi hambatan dalam aliran 'enyakit #antung5 pada fibrilasi atrium menyebabkan penurunan kardiak output, sehingga dan Eenis kelamin5 :sia5 makin bertam,bah usia resiko stroke makin tinggi, hal ini berkaitan dengan

6. Patofisiologi ,ipertensi kronik menyebabkan pembuluh arteriola yang berdiameter 100" 400 mcmeter mengalami perubahan patologik pada dinding pembuluh darah tersebut berupa hipohialinosis, nekrosis fibrinoid serta timbulnya aneurisma tipe Bouchard. 2rteriol"arteriol dari cabang"cabang lentikulostriata, cabang tembus arteriotalamus dan cabang"cabang paramedian arteria %ertebro"basilar mengalami perubahan"perubahan degeneratif yang sama. 3enaikan darah yang GabruptH atau kenaikan dalam #umlah yang secara mencolok dapat menginduksi pecahnya pembuluh darah terutama pada pagi hari dan sore hari. Eika pembuluh darah tersebut pecah, maka perdarahan dapat berlan#ut sampai dengan / #am dan #ika %olumenya besarakan merusak struktur anatomi otak dan menimbulkan ge#ala klinik. Eika perdarahan yang timbul kecil ukurannya, maka massa darah hanya dapat merasuk dan menyela di antara selaput akson massa putih tanpa merusaknya. 'ada keadaan ini absorbsi darah akan diikutioleh pulihnya fungsi" fungsi neurologi. Sedangkan pada perdarahan yang luas ter#adi destruksi massa otak, peninggian tekanan intrakranial dan yang lebih berat dapat menyebabkan herniasi otak pada falk serebri atau le$at foramen magnum. 3ematian dapat disebabkan oleh kompresi batang otak, hemisfer otak, dan perdarahan batang otak sekunder atau ekstensi perdarahan ke batang otak. 'erembesan darah ke %entrikel otak ter#adi pada sepertiga kasus perdarahan otak di nukleus kaudatus, talamus dan pons. Selain kerusakan parenkim otak, akibat %olume perdarahan yang relatif banyak akan mengakibatkan peningian tekanan intrakranial dan mentebabkan menurunnya tekanan perfusi otak serta terganggunya drainase otak. +lemen"elemen %asoaktif darah yang keluar serta kaskade iskemik akibat menurunnya tekanan perfusi, menyebabkan neuron"neuron di daerah yang terkena darah dan sekitarnya tertekan lagi. Eumlah darah yang keluar menentukan prognosis. 2pabila %olume darah lebih dari /0 cc maka resiko kematian sebesar 8A 1 pada perdarahan dalam dan 01 1 pada perdarahan lobar. Sedangkan bila ter#adi perdarahan serebelar dengan %olume antara A0"/0 cc diperkirakan kemungkinan kematian sebesar 0> 1 tetapi %olume darah > cc dan terdapat di pons sudah berakibat fatal.

7. Dampak masalah *anda utama stroke adalah munculnya satu atau lebih defisit neurologik fokal secara mendadak. 7e#ala umum biasanya berupa baal atau lemas mendadak di $a#ah, lengan, atau tungkai, terutama di salah satu sisi tubuhI gangguan penglihatan seperti penglihatan ganda atau kesulitan melihat pda salah satu atau kedua mataI kebingungan mendadakI tersandung saat ber#alanI pusing bergoyang, hilangnya keseimbangan atau koordinasiI dan nyeri kepala mendadak tanpa sebab yang #elas. 7ambaran klinis utama yang berkaitan dengan insufisiensi arteri ke otak mungkin berkaitan dengan pengelompokkan ge#ala dan tanda yang disebut sindrom neuro%askular yang dibagi berdasarkan arteri yang memperdarahi bagian" bagian otak.

1.

2rteria karotis interna 2rteria ini merupakan pembuluh darah yang mensuplai sirkulasi anterior, ge#ala yang ditimbulkan biasanya unilateral. Jokasi tersering adalah bifurkasio arteria karotis komunis ke dalam arteria karotis interna dan eksterna. 4abang" cabang arteria karotis adalah arteri oftalmika, arteri komunikantes posterior, arteria koroidalis anterior, arteria serebri anterior, dan arteria serebri media. 7e#ala yang muncul antara lain5 a. )apat ter#adi kebutaan satu episodik di sisi arteria karotis yang terkena akibat insufieiensi arteri retinalis. b. 7e#ala sensorik dan motorik di ekstremitas kontralateral karena insufisiensi arteria serebri media. c. Jesi dapat ter#adi di daerah antara arteria serebri anterior dan media atau arteria serebri media. 7e#ala mula"mula timbul di ekstremitas atas (misalnya tangan lemah dan baal), dan mungkin mengenai $a#ah (kelumpuhan). 2pabila lesi di hemisfer dominan, maka ter#adi afasia ekspresif karena keterlibatan daerah bicara motorik"Broca.

. a. b. c. d. A. a. b. c. d. 4.

2rteria serebralis media 7e#ala yang muncul antara lain5 ,emiparesis atau monoparesis kontralateral yang biasanya mengenai lengan 3adang"kadang hemianopsia (kebutaan) kontralateral 2fasia global (apabila hemisfer dominan terkena)I gangguan semua fungsi yang berkaitan dengan bicara dan komunikasi )isfasia 2rteria serebri anterior 7e#ala yang muncul antara lain5 3ebingungan (ge#ala utama) 3elumpuhan kontralateral yang lebih besar di tungkaiI lengan proksimal #uga mungkin terkenaI gerakan %olunter tungkai yang terganggu )efisit sensorik kontralateral )emensia, gerakan menggenggam, refleks patologis (disfungsi lobus frontalis) Sistem %etebrobasiler 7e#ala yang muncul antara lain5

a. b. c. d. e. f. g. h. i. #. k. >. a. b. c. d.

3elumpuhan di satu sampai keempat ekstremitas !eningkatnya refleks tendon 2taksia *anda babinski bilateral 7e#ala"ge#ala serebellum seperti tremor intention dan %ertigo )isfagia )isartria Sinkop, stupor, koma, pusing, gangguan daya ingat, disorientasi 7angguan penglihatan (diplopia, nistagmus, ptosis, paralisis satu gerakan mata, hemianopsia homonim) *initus, gangguan pendengaran ;asa baal di $a#ah, mulut, atau lidah 2rteri serebri posterior

7e#ala yang muncul antara lain5 3oma ,emiparesis kontralateral 2fasia %isual atau buta kata (aleksia) 3elumpuhan saraf kranialis ketiga5 hemianopsia, koreoatetosis.

8. Pemeriksaan Diagnostik an !a"oratori#m 'emeriksaan yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis stroke non"hemoragik antara lain5 1. 2ngiografi serebral untuk membantu menentukan penyebab stroke secara spesifik. . 4*" scan memperlihatkan adanya edema, hematoma, iskemia, dan adanya infark, namun tidak dapat dengan segera menun#ukkan semua perubahan tersebut. A. 'ungsi lumbal menun#ukkan adanya tekanan normal dan biasanya ada trombosis, emboli serebral, dan *<2. 3adar protein total meningkat pada kasus trombosis sehubungan dengan meningkatnya proses inflamasi. 4. !;< menun#ukkan daerah yang mengalami infark, hemoragik, malformasi atrio%ena. >. :ltrasonografi (aterosklerotik). dopler untuk mengidentifikasi penyakit atrio%ena

/. ++7 untuk mengidentifikasi masalah didasarkan pada gelombang otak dan mungkin memperlihatkan daerah lesi yang spesifik 0. Sinar"? tengkorak dapat menggambarkan perubahan kelen#ar lempeng pineal daerah yang berla$anan dari massa yang meluas, kalsifikasi karotis interna terdapat pada trombosis serebral. $. Pengo"atan 'engobatan yang diberikan pada klien dengan stroke non"hemoragik antara lain5 1. . A. )iuretik 2nti koagulan 2nti platelet

B. KONSEP KEPERA+ATAN
Pengkajian

1. 2kti%itas dan istirahat 7e#ala 5 merasa kesulitan untuk melakukan akti%itas karena kelemahan, kehilangan sensasi atau paralisis (hemiplagia)I merasa nmudah lelah, susah untuk beristirahat (nyeri9 ke#ang otot). *anda 5 gangguan tonus otot (flaksid9 spastis)I paralitik

(hemiplegiaI ter#adi kelemahan umumI gangguan penglihatanI gangguan tingkat kesadaran. . Sirkulasi 7e#ala 5 adanya penyakit #antung (!<, reumatik9 penyakit #antung %askuler, 7E3, endokarditis bakterial), plisitemia, ri$ayat hipotensi postural. *anda 5 hipotensi arterial (dapat ditemukan 9 ter#adi pada 4SK) sehubungan dengan adanya embolisme atau malformasi %askulerI frekuensi nadi ber%ariasi (karena ketidakstabilam fungsi #antung9 kondisi #antung, obat"obatan, efek stroke pada pusat %asomotor)I disritmiaI perubahan +37I desiran pada karotis, femoralis, dan arteri iliaka yang abnormal. A. <ntegritas +go 7e#ala 5 perasaan tidak berdaya, perasaan putus asa.

4. +liminasi

*anda 5 emosi yang labil dan ketidaksiapan untuk marah, sedih, dan gembiraI ksulitan untuk mengekspresikan diri. 7e#ala 5 perubahan pola berkemih, seperti inkontinensia urine, anuriaI distensi abdomen (distensi kandung kemih berlebihan), bising usus negatif (ileus paralitik.

>. !akanan9 cairan 7e#ala 5 napsu makan hilang, mual muntah selama fase akut (peningkatan *<3)I kehilangan rasa kecap pada lidah pipi, dan tenggorokan, disfagia, adanya ri$ayat diabetesI peningkatan lemak dalam darah. *anda 5 kesulitan menelan (gangguan pada refleks palatum dan faringeal)I obesitas (faktor resiko). /. =eurosensori 7e#ala 5 sinkope9 pusing (sebelum serangan 4SK9 selama *<2)I

sakit kepalaI kelemahan9 kesemutan9 kebas (biasanya ter#adi selama serangan *<2, yang ditemukan dalam berbagai dera#at pada stroke #enis yang lain)I sisi yang terkena terlihat Gmati9 lumpuhHI penglihatan menurun, seperti buta total, kehilangan daya lihat sebagian, kebutaan monokuler, penglihatan ganda (diplopia) atau gangguan lainI hilangnya rangsang sensorik kontralateral (pada sisi tubuh yang berla$anan) pada ekstremitas dan kadang"kadang pada ipsilateral (yang satu sisi) pada $a#ahI gangguan rasa pengecapan dan penciuman. *anda 5 ketidaksadaran biasanya akan tetap sadar #ika penyebabnya adalah trombosis yang bersifat alamiI gangguan tingkah laku (seperti letargi, apatis, menyerang)I gangguan fungsi kognitif (seperti tidak penurunan sama, memori. 'emecahan masalah)I secara kelemahan9 paralisis (kontralateral pada semua #enis stroke), genggaman reflkeks tendon melemah kontralateralI pada $a#ah ter#adi paralisis atau parese (ipsilateral)I gangguan atau kehilangan fungsi bahasa mungkin afasia mootorik (kesulitan untuk mengngkapkan kata), reseptif (afasia sensorik) yaitu kesulitan untuk memahami kata"kata secara bermakna, atau

afasia global (gabungan dari sensorik dan motorik)I kehilangan kemampuan untuk mengenali9 menghayati masuknya rangsang %isual, pendengaran, taktil, seperti gangguan kesadaran terhadap citra tubuh, ke$aspadaan, kelalaian terhadap bagian tubuh yang terkenaI gangguan persepsiI kehilangan kemampuan menggunakan motorik saat pasien ingin menggerakkannya (apraksia)I ukuran9 reaksi pupil tidak sama, dilatasi atau miosis pupil ipsilateral (perdarahan9 0. =yeri9 kenyamanan 7e#ala 5 sakit kepala dengan intensitas yang berbeda"beda (karena arteri karotis terkena) *anda 5 tingkah laku yang tidak stabil, gelisah, ketegangan pada otot9 fasia F. 'ernapasan 7e#ala 5 merokok (faktor resiko) *anda 5 ketidakmampuan menelan9 batuk9 hambatan #alan napasI timbulnya pernapasan sulit dan atau tak teraturI suara napas terdengar9 ronki (aspirasi sekresi) 8. 3eamanan *anda 5 masalah dengan penglihatanI perubahan persepsi terhadap orientasi tempat tubuhI kesulitan untuk melihat ob#ek dari sisi kontralateralI hilang ke$aspadaan terhadap bagian tubuh yang sakitI tidak mampu mengenali ob#ek, $arna, kata, dan $a#ah yang pernah dikenalnya dengan baikI gangguan berespon terhadap panas dan dingin9 gangguan regulasi suhu tubuhI kesulitan dalam menelan, tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi sendiri (mandiri)I gangguan dalam memutuskan, perhatian sedikit terhadap keamanan, tidak sabar9 kurang kesadaran diri. 10. <nteraksi sosial *anda 5 masalah bicara, ketidakmampuan untuk berkomunikasi herniasi)I kekakuan nukal (biasanya karena perdarahan), ke#ang (biasanya karena adanya pencetus perdarahan).

11. 'enyuluhan9 pembela#aran

7e#ala 5 ri$ayat penggunaan hipertensi pada keluarga, stroke (faktor resiko). 'emakaian kontrasepsi oral, kecanduan alkohol (faktor resiko)

'ertimbangan 5 );7 menun#ukkan rerata lama dira$at 0,A hari ;encana pemulangan 5 mungkin memerlukan obat9 penanganan terapeutikI bantuan dalam hal transportasi, berbelan#a, penyiapan makanan, pera$atan diri, dan tugas"tugas rumah9 mempertahankan ke$a#ibanI perubahan dalam susunan rumah secara fisikI tempat transisi sebelum kembali ke rumah.

,asala# Kepera-atan 1. 'erubahan perfusi #aringan serebral . 3erusakan mobilitas fisik A. 3erusakan komunikasi %erbal 4. 'erubahan persepsi sensori >. 7angguan ,arrga diri /. ;esiko tinggi terhadap kerusakan menelan 0. )efisit pera$atan diri F. <nkontinensia urin 8. 'erubahan proses pikir 10. 3urang pengetahuan mengenai kondisi penyakit dan pengobatan 11. 'erubahan proses keluarga

DA.TAR P/STAKA 4arpenito, J. E. ( 000). Buku saku diagnosa keperawatan. +disi F. Eakarta5 +74. )oenges, !.+., !oorhouse !.&., - 7eissler 2.4. ( 000). Rencana asuhan keperawatan. +disi A. Eakarta5 +74. ,udak, 4.!., - 7allo, B.!. (188/). Keperawatan kritis: Pendekatan holistic. +disi K<. Kolume <<. Eakarta5 +74 'rice. S.2., - .ilson, J.!. ( 00/). Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit. +disi 3eenam. Kolume <<. Eakarta5 +74. Satyanegara. ( 010). Il u bedah saraf! +disi 3eempat. Eakarta5 7ramedia 'ustaka :tama. Smelt6er, S.4., - Bare, B.7. ( 00 ). 3epera$atan medikal bedah Brunner suddarth. +disi F. 2lih bahasa5 2ndry, ,., dkk. Eakarta5 +74.

Anda mungkin juga menyukai