1. Pencegahan dan penatalaksanaan Penatalaksanaan PAK: A. Terapi medikamentosa: Terhadap kasual (bila mungkin) Pada umumnya PAK/PAHK irreversibel, sehingga terapi sering kali hanya secara simptomatis saja. contoh: silikosis (irreversibel), terapi hanya mengatasi sesak nafas, nyeri dada Prinsip: lebih baik mencegah PAK/PAHK
B. Terapi okupasi Pindah ke bagian yang tidak terpapar Lakukan cara kerja yang sesuai dengan kemampuan fisik Prinsip pencegahan Pencegahan awal (primer) o Penyuluhan o perilaku K3 yang baik o olahraga Pencegahan setempat (sekunder) o pengendalian melalui undang-undang o pengendalian melalui administrasi/organisasi o pengendalian secara teknis (substitusi, ventilasi, isolasi, ventilasi, alat pelindung diri) Pencegahan dini (tertier) o pemeriksaan kesehatan berkala o Penatalaksanaan Upaya rehabilitasi Rujukan 1. Rujukan kasus: diagnosis, terapi, perawatan 2. Rujukan untuk mendapatkan informasi lebih lengkap kasus -> cepat dan tepat
Pengelolaan penyakit akibat kerja: deteksi dini PAK, pemeriksaan kesehatan awal, pemeriksaan kesehatan berkala, pemeriksaan kesehatan khusus - Pelayanan kesehatan: Promotif, preventif, kuratif, rehabilitative - Penilaian potential hazard di tempat kerja - Pengendalian lingkungan kerja - Surveilans PAK
2. Diagnosis penyakit akibat kerja 1. Pengendalian pajanan 2. Identifikasi pajanan baru secara dini 3. Asuhan medis dan upaya rehabilitasi pekerja yang sakit dan/atau cedera 4. Pencegahan terulang/makin berat kejadian penyakit/kecelakaan 5. Perlindungan pekerja lain 6. Pemenuhan hak kompensasi pekerja 7. Identifikasi ada hub baru pajanan dan penyakit
Diagnosis (dokter perusahaan) berdasarkan: 1. Klinis 2. Laboratorium & pemeriksaan penunjang 3. Data lingkungan kerja & analisis riwayat pekerjaan
Tujuh langkah diagnosis penyakit akibat kerja 1. Tentukan diagnosis klinis 2. Tentukan pajanan yang dialami 3. Apa pajanan dapat menyebabkan penyakit tersebut? 4. Apa jumlah pajanan cukup besar 5. Apa ada faktor-faktor individu yang berpengaruh 6. Cari kemungkinan lain di luar pekerjaan 7. Penyakit akibat kerja, atau penyakit bukan akibat kerja:
Penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan atau penyakit akibat kerja Penyakit yang diperberat oleh pekerjaan
Dasar membuat diagnosis penyakit akibat hubungan kerja membedakan: Pajanan ditempat kerja menyebabkan penyakit Pajanan ditempat kerja merupakan salah satu penyebab bermakna bersama dengan faktor risiko lain Pajanan ditempat kerja memperberat penyakit yang sudah diderita sebelumnya
1. Diagnosis klinis lakukanlah sesuai prosedur medis yang berlaku bila perlu lakukan: o pemeriksaan penunjang /tambahan o rujukan informasi ke spesialis lain 2. Pajanan yang dialami Pajanan saat ini dan pajanan sebelumnya Beberapa pajanan -> 1 penyakit atau sebailknya Lakukan anamnesis (lebih bernilai bila ditunjang data obyektif): o deskripsi pekerjaan secara kronologis o periode waktu kerja masing-masing o apa yang diproduksi o bahan yang digunakan o cara bekerja 3. Apa ada hubungan pajanan dengan penyakit Lakukan identifikasi pajanan Evidence based: pajanan-penyakit Bila tidak ada: pengalaman -> penelitian awal
4. Jumlah pajanan cukup? Perlu mengetahui patifisiologi penyakit & bukti epidemiologis Dapat dengan pengamatan kualitatif -> cara kerja, proses kerja, bagaimana lingkungan kerja
5. Faktor individu berperan Berapa besar berperan? Riwayat atopi/alergi Riwayat penyakit dalam keluarga Hiegene perorangan
6. Faktor lain di luar pekerjaan Pajanan lain yang dapat menyebabkan penyakit -> Bukan faktor pekerjaan Rokok, pajanan di rumah, hobi
7. Menentukan diagnosis PAK Kaji semua langkah-langkah Bukti + referensi -> PAK? Ada hubungan sebab akibat pajanan-penyakit & faktor pekerjaan faktor yang dianggap paling bermakna terhadap terjadinya penyakit-> diagnosis PAK
Langkah-langkah medis 1. Anamnesis riwayat penyakit dan riwayat pekerjaan Riwayat penyakit sekarang deskrispsikan keluhan dengan perjalanan penyakit Riwayat penyakit dahulu Riwayat pekerjaan: o o o faktor di tempat kerja riwayat penyakit dan gejala riwayat pekerjaan dari dulu sampai saat ini (jenis kerja, waktu, lama, hasil produksi, bahan yang dipakai, dll) 2. Anamnesis pekerjaan Deskripsi semua pekerjaan secara kronologis Waktu Lamanya bekerja per hari dan masa kerja Apa yang diproduksi
Bahan apa yang digunakan\ Jumlah pajanan (kuantitatif) Alat pelindung diri yang digunakan Hubungan gejala dengan waktu kerja Pengaruh terhadap pekerjaan lain Menurut pekerja apa keluhan ada hubungan dengan pekerjaan
3. Pemeriksaan klinis 4. Pemeriksaan lab (darah urin, faeses) 5. Pemeriksaan rontgen untuk paru-paru
7. Diagnosis kerja & diagnosis differensial 8. Diagnosis okupasi: Ada hubungan diagnosis kerja dengan pekerjaan/proses kerja/lingkungan kerja.
3. Ruang lingkup agromedicine Ilmu kedokteran dasar, klinik, dan ilmu-ilmu social memfokuskan pada kesehatan dan keselamatan kerja bidang agroindustri Pertanian : kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang termasuk dalam pertanian biasa dipahami orang sebagai budidaya tanaman atau bercocok tanam (bahasa Inggris: crop cultivation) serta pembesaran hewan ternak (raising), meskipun cakupannya dapat pula berupa pemanfaatan mikroorganisme dan bioenzim dalam pengolahan produk lanjutan, seperti pembuatan keju dan tempe, atau sekedar ekstraksi semata, seperti penangkapan ikan atau eksploitasi hutan. Dari sana terdapat bahaya bahaya yang dapat mengancam pekerja tersebut. Seperti penggunaan pisau, cangkul dan alat sejenisnya.
Perkebunan : segala kegiatan yang mengusahakan tanaman tertentu pada tanah dan/atau media tumbuh lainnya dalam ekosistem yang sesuai; mengolah, dan memasarkan barang dan jasa hasil tanaman tersebut, dengan bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi, permodalan serta manajemen untuk mewujudkan kesejahteraan bagi pelaku usaha perkebunan dan masyarakat. Tanaman yang ditanam bukanlah tanaman yang menjadi makanan pokok maupun sayuran untuk membedakannya dengan usaha ladang dan hortikultura sayur mayur dan bunga, meski usaha penanaman pohon buah masih disebut usaha perkebunan. Tanaman yang ditanam umumnya berukuran besar dengan waktu penanaman yang relatif lama, antara kurang dari setahun hingga tahunan.
Peternakan : kegiatan mengembangbiakkan dan membudidayakan hewan ternak untuk mendapatkan manfaat dan hasil dari kegiatan tersebut. Perikanan : kegiatan manusia yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya hayati perairan. Sumberdaya hayati perairan tidak dibatasi secara tegas dan pada umumnya mencakup ikan, amfibi, dan berbagai avertebrata penghuni perairan dan wilayah yang berdekatan, serta lingkungannya.
Kehutanan : suatu praktik untuk membuat, mengelola, menggunakan dan melestarikan hutan untuk kepentingan manusia.
Dari setiap bagian agroindutri tersebut memiliki bahaya potensial tersendiri. Bisa dikarenakan terkena alat yang digunakan, terinfeksi mikroorganisme yang masuk ke dalam tubuh, tergigit dari hewan peliharaan yang dapat menyebabkan seorang individu pekerja mengalami sakit dan lain sebagainya. 4. Identifikasi masalah yang timbul dalam sector pertanian Identifikasi permasalahan merupakan langkah awal yang penting dalam rangka memahami kondisi lingkungan sistem usaha tani di suatu wilayah. Hasil identifikasi akan menentukan keputusan penting dalam perencanaan kegiatan sistem usahatani. Keberhasilan identifikasi akan mendukung akurasi dan validasi data sehingga tidak salah dalam mengambil keputusan, sebaliknya kegagalan dalam identifikasi akan berdampak menurunkan kualitas data dan informasi sehingga kegiatan menjadi tidak efektif karena salah mengambil keputusan.
Kita dalam mengidentifikasi suatu masalah harus melihat beberapa hal: Karakteristik dan Deliniasi Lokasi o Biofisik (data sekunder dari kantor desa/kecamatan) Luas potensi lahan pertanian di desa menurut agroekosistem Keragaan masing-masing agroekosistem meliputi :
o Topografi (ketinggian tempat, berlereng/datar) o Iklim (curah hujan, tipe iklim, kelembaban, suhu, dll) o Jenis tanah dan kesuburannya o Cekaman lingkungan yang pernah dialami : cekaman abiotik (erosi, banjir, kekeringan, kebakaran dll) dan biotik (hama, penyakit tanaman) o Sejarah desa (meliputi perkembangan dan perubahan yang terjadi dari dulu hingga sekarang. Parameternya terdiri dari : penguasaan lahan/ternak/asset produktif pertanian lainnya; kecukupan pangan; produktivitas usahatani; sarana pendukung lainnya seperti pertanian, sosial ekonomi dan kesehatan serta indikatror lainnya). Dengan demikian dapat disimpulkan trend usahatani di desa itu. Apakah usahatani di desa itu cenderung tambah meningkat, tetap atau mulai menurun). o Sosial Ekonomi meliputi (data sekunder dalam monografi desa/kecamatan) Dari hal hal tersebut kita dapat melihat bagaimana lingkungan sekitar dari pertanian tersebut. Dan dapat mengetahui apa saja factor yang akan mempengaruhi suatu masalah jika lingkungan yang ada disektor tersebut sudah kita ketahui sebelumnya.