DISUSUN OLEH
ANGGOTA :
1. WISNUARDI D
( 15103014 )
2. INDRA GUMILAR
( 15103026 )
3. BELFRY P
( 151030
ASISITEN :
Bpk. DUDI
2006
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kegiatan konstruksi / pembangunan, prosesnya itu tidak akan lepas
dari yang namanya peta. Salah satunya adalah peta bentuk permukaan tanah,
yang biasa disebut dengan profil. Profil permukaan tanah ini terbagi kedalam 2
jenis , yaitu: Profil memanjang dan profil melintang.
Dari profil (memanjang dan melintang) inilah segala bentuk kegiatan
konstruksi dimulai, mulai dari penentuan volume timbunan dan volume kerukan
tanah, penentuan jenis pondasi yang cocok dsb.
Untuk dapat mebuat profil tersebut prinsipnya adalah pengukuran beda
tinggi. Disini kita mengukur beda tinggi permukaan tanah yang akan digambar
profilnya dengan mengacu kepada titik yang telah diketahui tingginya ( titik
referensi ).
Untuk dapat menentukan ketinggian suatu titik atau menentukan berapa
tingginya dari titik yang lain kita dapat melakukan pengukuran beda tinggi.
Pengukuran beda tinggi antara dua titik dapat ditentukan dengan cara:
a. cara barometris
b. cara trigonometris.
c. Cara pengukuran menyipat datar
Pada praktikum ini kita akan membuat profil dengan pengukuran menyipat
datar dengan menggunakan waterpas untuk menentukan beda tinggi antara satu
titik dengan titik yang lainnya, karena mempunyai toleransi beda tinggi antara
pengukuran stand 1 dengan stand 2 sebesar 2 mm. Kalau lebih dari 2 mm maka
pengukuran harus diulang pada stand ke-2 nya. Data mengenai ketinggian ini
sangat berguna untuk berbagai keperluan pembangunan maupun konstruksi
lainnya.
Pengukuran profil memanjang ini diperlukan antara lain sebagai berikut:
pembuatan trase rel kereta api, jalan raya, saluran air, galian pipa air minum.
Dengan jarak dan beda tinggi titik-titiik diatas permukaan bumi maka akan
didapat irisan tegak lapangan yang dinamakan profil memanjang.
Sedangkan pengukuran profil melintang, caranya sama dengan pengukuran
profil memanjang, tetapi jaraknya relatif pendek jika dibandfingkan dengan jarak
pengukuran profil memanjang.
B. Maksud Praktikum
Maksud dari praktikum Profil Memanjang dan Melintang
mahasiswa peserta mata kuliah SURVEYING 1 ini bisa mengukur beda tinggi
dari suatu titik dengan titik yang lainnya dengan menggunakan waterpas dan
rambu ukur, serta bisa menggambarkan profilnya dari data beda tinggi
tersebut.
C. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum modul ke-5, Profil Memanjang dan Profil Melintang ini
adalah agar dapat dapat mengukur beda tinggi antara titik-titik dpermukaan
bumi untuk selanjutnya dapat digambarkan mejadi Profil.
D. Waktu Pelaksanaan Praktikum
Praktikum Modul ke-5, Profil Memanjang dan profil melintang
yang
: Selasa
Tanggal
: 14 November 2006
Waktu
Tempat
: BM ITB 09-ITB 10
Melintang yang
Waterpas Topcon AT D2
Statif 1 buah
BAB II
DASAR TEORI
Teori dasar dari Pengukuran beda tinggi Sifat Datar ini adalah :
1. semua titk yang ada dipermukaan bumi mempunyai ketinggian
2. BB + BA = 2 BT
3. jarak muka
4. beda tinggi
= benang bawah
BA
= benang atas
BT
= benang tengah
BAB III
LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Langkah-langkah
dalam
pelaksanaan
praktikum
Profil
Memanjang
dan
2.
3.
Dirikan statif pada salah satu titik BM untuk pengukuran profil memanjang dan
melintang ke-1 dengan mengendorkan ketiga mur yang menempel pada kakikakinya dan mengencangkannya kembali.
4.
5.
Datarkan pula Nivo tabungnya, dengan cara memutarkan mur yang ada pada
kiap pada arah yang berlawanan antara satu mur dengan mur yang lainnya.
6.
Setelah nivo tabung sudah datar maka kita menyiapkan target yang akan
dibidik, yaitu pada titik BM yang satunya lagi caranya adalah dirikan rambu
pada BM
7.
Setelah waterpas dan target sudah siap maka kita sudah bisa melakukan
pengukuran.
8.
9.
Sesudah kunci horizontal terkunci maka lihat apakah targetnya sudah terlihat
( fokus ) kalau belum fokus, fokuskan dulu sampai target terlihat dengan jelas.
Lalu lihat lagi apakah benang halusnya sudah kelihatan? ( benang atas, benang
bawah, dan benang tengahnya sudah kelihatan) kalau belum, atur fokus
benang halus sampai kelihatan dengan jelas.
10.
Sesudah target terlihat dengan jelas ( fokus ) dan benang halusnya sudah
terlihat pula. Lihat apakah benang halusnya sudah pas pada terget ?. Kalau
belum, gerakan teropong kearah horizontal dengan gerak halus horizontal. Buat
sedemikian rupa agar si benang halus sejajar dengan tengah rambu ukur.
11.
Sesudah benang halus sejajar dengan rambu ukur pada target maka yang
pertama kita lakukan adalah membaca berapa besarnya benang tengah (BT),
kemudian secara berurutan kita baca besarnya benang atas (BA) dan benang
bawah (BB)
12.
Sesudah dapat ukuran dititik BM pertama maka dirikan rambu yang satunya
lagi dengan jarak 3 meter dari rambu yang pertama. Rambu kedua harus
sejajar dengan rambu yang pertama. Cara untuk mensejajarkan rambu yang
kedua dan rambu yang pertama ini adalah pada waktu membidik yang terlihat
adalah hanya rambu yang keduanya saja, rambu yang pertamanya tidak
kelihatan terhalang oleh rambu yang kedua.
13.
Apabila rambu pertamanya masih terlihat pada waktu kita bidik dengan
waterpas, maka kita bisa mengeser rambu yang kedua agar sejajar yaitu
dengan tanda rambu pertamanya tidak terlihat lagi.
14.
Apabila rambu kedua dengan rambu pertamanya sudah sejajar, maka kita
tinggal baca ukuran pada rambu kedua tersebut. Caranya sama seperti dengan
nomor 8-11.
15.
Jika rambu kedua sudah dapat ukurannya maka untuk melakukan pengukuran
ke-2 rambu yang kedua tersebut maju 3 meter dari posisi rambu yang kedua
sedangkan rambu yang pertamanya tetap pada titik BM sampai pengukuran
profil memanjangnya selesai. Pada posisi yang ketiga rambu yang kedua
tersebut harus sejajar dengan rambu yang pertama Cara untuk mensejajarkan
rambu yang kedua dan rambu yang pertama ini adalah pada waktu membidik
yang
terlihat
adalah
hanya
rambu
yang
keduanya
saja,
rambu
yang
Apabila rambu pertamanya masih terlihat pada waktu kita bidik dengan
waterpas, maka kita bisa mengeser rambu yang kedua agar sejajar yaitu
dengan tanda rambu pertamanya tidak terlihat lagi.
17.
Apabila rambu kedua dengan rambu pertamanya sudah sejajar, maka kita
tinggal baca ukuran pada rambu kedua tersebut. Caranya sama seperti dengan
nomor 8-11
18.
Ulangi langkah nomor 12-15 sampai rambu kedua tiba di BM yang didirikan
waterpas. Apabila rambu kedua sudah sampai pada BM yang ada waterpasnya
maka pengukuran untuk profil memanjang telah selesai.
20.
21.
Dirikan rambu sejauh 15 meter dari waterpas dan tegak lurus dengan
pengukuran profil memanjangnya. Caranya adalah pada waktu waterpas sudah
diputarkan kekanan sebesar 90o, maka rambu yang didirikan tersebut harus
terlihat oleh benang silang yang ada pada teropong waterpas. Waterpas tidak
boleh digerakan lagi. Apabila rambu belum terlihat oleh teropong dan tegak
lurus dengan benang silang teropong waterpas, maka pengukuran profil
melintang
tersebut
belum
tegak
lurus
dengan
pengukuran
profil
Apabila
rambu
sudah
kelihatan
oleh
teropong
maka
pengukuran
profil
melintang sudah dapat dilakukan. Baca benang tengah (BT), benang atas (BA),
dan benang bawah (BB) pada rambu yang pertama tersebut. Pengukuran profil
dilakukan kondisional, artinya jika relatif datar medannya dilakukan dalam
selang 3 meter, tetapi bila ada permukaan yang tidak datar maka perlu diukur.
23.
Jika pengukuran melintang dititik 1 sudah selesai maka dirikan rambu kedua 3
meter dari rambu yang pertama. Rambu kedua harus sejajar dengan rambu
yang pertama. Cara untuk mensejajarkan rambu yang kedua dan rambu yang
pertama ini adalah pada waktu membidik yang terlihat adalah hanya rambu
yang keduanya saja, rambu yang pertamanya tidak kelihatan terhalang oleh
rambu yang kedua.
24.
Apabila rambu pertamanya masih terlihat pada waktu kita bidik dengan
waterpas, maka kita bisa mengeser rambu yang kedua agar sejajar yaitu
dengan tanda rambu pertamanya tidak terlihat lagi.
25.
Apabila rambu kedua dengan rambu pertamanya sudah sejajar, maka kita
tinggal baca ukuran BA,BB,dan BT pada rambu kedua tersebut. Caranya sama
seperti dengan nomor 8-11, Ulangi sampai beres 15 meter kekanan dan 15
meter kekiri.
Pindahkan waterpas dari BM yang pertama ke BM yang kedua. Catat Tinggi Alat
dari BM dan tinggi BM
27.
28.
29.
Dirikan rambu sejauh 15 meter dari waterpas dan tegak lurus dengan
pengukuran profil memanjangnya. Caranya adalah pada waktu waterpas sudah
diputarkan kekanan sebesar 90o, maka rambu yang didirikan tersebut harus
terlihat oleh benang silang yang ada pada teropong waterpas. Waterpas tidak
boleh digerakan lagi. Apabila rambu belum terlihat oleh teropong dan tegak
lurus dengan benang silang teropong waterpas, maka pengukuran profil
melintang
tersebut
belum
tegak
lurus
dengan
pengukuran
profil
Apabila
rambu
sudah
kelihatan
oleh
teropong
maka
pengukuran
profil
melintang sudah dapat dilakukan. Baca benang tengah (BT), benang atas (BA),
dan benang bawah (BB) pada rambu yang pertama tersebut. Pengukuran profil
dilakukan kondisional, artinya jika relatif datar medannya dilakukan dalam
selang 3 meter, tetapi bila ada permukaan yang tidak datar maka perlu diukur.
31.
Jika pengukuran melintang dititik 1 sudah selesai maka dirikan rambu kedua 3
meter dari rambu yang pertama. Rambu kedua harus sejajar dengan rambu
yang pertama. Cara untuk mensejajarkan rambu yang kedua dan rambu yang
pertama ini adalah pada waktu membidik yang terlihat adalah hanya rambu
yang keduanya saja, rambu yang pertamanya tidak kelihatan terhalang oleh
rambu yang kedua.
32.
Apabila rambu pertamanya masih terlihat pada waktu kita bidik dengan
waterpas, maka kita bisa mengeser rambu yang kedua agar sejajar yaitu
dengan tanda rambu pertamanya tidak terlihat lagi.
33.
Apabila rambu kedua dengan rambu pertamanya sudah sejajar, maka kita
tinggal baca ukuran BA,BB,dan BT pada rambu kedua tersebut. Caranya sama
seperti dengan nomor 8-11, Ulangi sampai beres
34.
35.
BAB IV
DATA DAN PENGOLAHAN DATA
DATA
Tinggi ITB 09
773.315 m
Tinggi ITB 10
775.479 m
1.28 m
1.72 m
No
Titik
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
27.05
25.75
23.84
21.69
19.49
17.22
15.09
13.02
11.12
9.54
7.81
4.98
4.28
6.71
6.00
7.02
Jarak
Datar
48.10
45.00
42.10
39.00
36.10
32.80
30.10
27.00
24.10
21.00
18.10
15.00
12.10
9.20
6.10
3.00
Keterangan
BA
BB
29.46
28.00
25.95
23.64
21.29
18.87
16.60
14.36
12.33
10.59
8.71
5.73
4.89
7.18
6.31
7.17
24.65
23.50
21.74
19.74
17.68
15.59
13.59
11.66
9.92
8.49
6.90
4.23
3.68
6.26
5.70
6.87
No
Alat
ITB 10
Titik
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Bacaan benang
tengah
Jarak
Keterangan
kiri
Datar
BA
kanan
11.45
11.34
11.05
10.26
10.84
7.50
9.71
10.47
10.28
9.57
15.00
11.70
8.90
6.10
2.80
13.90
10.90
8.80
4.70
1.80
12.20
11.92
11.49
10.56
10.98
8.19
10.25
10.91
10.51
9.66
BB
10.70
10.75
10.60
9.95
10.70
6.80
9.16
10.03
10.04
9.48
10
No
Titik
kiri
1.00
2.00
3.00
4.00
5.00
6.00
kanan
Jarak
Datar
21.35
19.66
18.29
16.04
14.64
Keterangan
BA
BB
22.10
20.12
18.60
16.20
14.74
14.82
14.65
20.60
19.19
17.98
15.88
14.53
14.48
PENGOLAHAN DATA
Pengukuran Profil Memanjang Alat di ITB 10
No Titik
BT
BT dlm
meter
Jarak
TGB+TBM
ITB 9
tinggi
acuan
[ITB 10]
T=tinggi+acuan
-1.555
775.479
773.924
27.05
2.705
48.10
1.28
-1.425
775.479
774.054
25.75
2.575
45.00
1.28
-1.295
775.479
774.184
23.84
2.384
42.10
1.28
-1.104
775.479
774.375
21.69
2.169
39.00
1.28
-0.889
775.479
774.590
19.49
1.949
36.10
1.28
-0.669
775.479
774.810
17.22
1.722
32.80
1.28
-0.442
775.479
775.037
15.09
1.509
30.10
1.28
-0.229
775.479
775.250
13.02
1.302
27.00
1.28
-0.022
775.479
775.457
11.12
1.112
24.10
1.28
0.168
775.479
775.647
10
9.54
0.954
21.00
1.28
0.326
775.479
775.805
11
7.81
0.781
18.10
1.28
0.499
775.479
775.978
12
4.98
0.498
15.00
1.28
0.782
775.479
776.261
13
4.28
0.428
12.10
1.28
0.852
775.479
776.331
14
6.71
0.671
9.20
1.28
0.609
775.479
776.088
15
6.00
0.600
6.10
1.28
0.680
775.479
776.159
16
7.02
0.702
3.00
1.28
0.578
775.479
776.057
11
BT
BT dlm
meter
Jarak
TGB+TBM
tinggi
acuan
[ITB 10]
T=tinggi+acuan
11.45
1.145
15
1.28
0.135
775.479
775.614
11.34
1.134
11.7
1.28
0.147
775.479
775.626
11.05
1.105
8.9
1.28
0.176
775.479
775.655
10.26
1.026
6.1
1.28
0.255
775.479
775.734
10.84
1.084
2.8
1.28
0.196
775.479
775.675
7.50
0.750
13.9
1.28
0.531
775.479
776.010
9.71
0.971
10.9
1.28
0.310
775.479
775.789
10.47
1.047
8.8
1.28
0.233
775.479
775.712
10.28
1.028
4.7
1.28
0.253
775.479
775.732
10
9.57
0.957
1.8
1.28
0.323
775.479
775.802
BT
BT dlm
meter
Jarak
TGB+TBM
tinggi
acuan
[ITB 10]
T=tinggi+acuan
21.35
2.135
15
1.420
-0.715
773.315
772.600
19.66
1.966
9.3
1.420
-0.546
773.315
772.770
18.29
1.829
6.2
1.420
-0.409
773.315
772.906
16.04
1.604
3.2
1.420
-0.184
773.315
773.131
14.64
1.464
2.1
1.420
-0.044
773.315
773.272
14.65
1.465
3.4
1.420
-0.045
773.315
773.270
12
BAB V
ANALISIS
Nama : Indra Gumilar
NIM
: 15103026
Pada pengukuran profil memanjang dan profil melintang ini , dalam
pengambilan datanya tidak terlalu ada masalah. Mulai dari pengambilan data benang
atas, benang tengah dan benang bawah, selisih yang dihasilkan dari pengukuran BA
dan BB terhadap BT ( benang tengahnya ) tidak lebih dari 2 mm. Pada proses
pengambilan data kami langsung hitung, apabila selisih (BA+BB):2 dengan BT-nya
lebih dari 2 mm kami langsung lakukan pembacaan BA,BT,BB ulang sampai selisih
(BA+BB):2 dengan BT-nya tidak lebih dari 2mm.
Untuk pengukuran profil memanjang saya tidak mengalami masalah yang
berarti karena letak BM ITB9 ke BM ITB10-nya itu tidak terlalu jauh dan tinggi antara
BM ITB 9 dan BM ITB 10 nya tidak terlalu tinggi jadi pengukurannya bisa dilakukan
dari titik BM ITB 10, tanpa harus memakai titik bantu.
Pada pengukuran Profil melintang pertama, alat berdiri di titik ITB10 15 meter
kekanan dan 15 meter ke kiri tidak ada yang menghalangi, sehingga
kami dapat
13
BAB VI
KESIMPULAN
Sebelum
menggunakan
melakukan
waterpass
pengukuran
terlebih
beda
daahulu
tinggi
kita
suatu
harus
tempat
menentukan
dengan
besarnya
kesalahan garis bidik (tan ), kesalahan garis bidik ini berfungsi untuk mengkoreksi
pembacaan benang tengah ( beda tinggi ), tetapi untuk pengukuran profil kesalahan
garis bidik ini kalau kecil dapat diabaikan, karena tidak akan berpengaruh kepada
hitungan dan kesalahan penutup.
Setiap kali kita melakukan pengukuran tinggi suatu titik kita harus membaca
benang tengah, benang atas dan benang bawah. Dimana selisih antara benang
tengah hasil bacaan dengan (BA+BB)/2, tidak lebih dari 2 mm. Kalau lebih dari 2
mm maka pengukuran tinggi tersebut harus diulangi lagi.
Pada pengukuran profil ini kita dapat menggambarkan permukaan bumi
berdasarkan
perbedaan
tingginya
terhadap
titik
acuan/referensi
yang
sudah
diketahui koordintanya. Selain itu yang utama adalah antara pengukuran profil
memanjang dan profil melintangnya itu tegak lurus.
Pengukuran profil memanjang dan melintangnya
rambunya itu tergantung dari kebutuhan. Kalau ingin detail maka perpindahan
rambunya
bagaimana
dapat
dilakukan
dalam
jarak
yang
agak
besar.
Selain
ditentukan
jarak
14
DAFTAR PUSTAKA
15