Anda di halaman 1dari 7

NAMA : GHISQY ARSY MULKI

NIM : 2011730136
JELASKAN TNM DAN STADIUM KARSINOMA TIROID DAN JELASKAN ALUR
DIAGNOSIS PADA SKENARIO ?
Klasifikasi Histopatologi
1. Adenokarsinoma berdifferensiasi baik, terdiri dari
Papiller
Follikuler
Campuran papiller dan follikuler
2. Adenokarsinoma berdifferensiasi buruk, terdiri dari:
Karsinoma sel kecil (Small cell carcinoma)
Karsinoma sel besar (giant cell carcinoma)
Karsinoma sel spindle (spindle cell carcinoma)
3. Karsinoma meduller
4. Karsinoma sel skuamosa
5. Non epithelial: limfoma, sarkoma, metastatik tumor, teratoma maligna, dan tumor yang tak
dapat diklasifikasikan.(2)
Karsinoma papiller : Karsinoma papiller adalah jenis keganasan tiroid yang paling
sering ditemukan (50- 60%) yang timbul pada akhir masa kanak- kanak atau awal kehidupan
dewasa. Tumor ini tumbuh lambat dan terutama menyebar ke kelenjar limfe. Karsinoma ini
merupakan karsinoma paling kronik dan juga mempunyai prognosis yang paling baik
diantara jenis karsinoma tiroid lainnya. Faktor yang mempengaruhi prognosis baik adalah
usia dibawah 40 tahun, wanita dan jenis histologik papiller. Sering lesi ini tampil sebagai
nodul tiroid soliter dan biasanya diagnosis dapat ditegakkan dengan biopsi jarum halus dan
pemeriksaan sitologi.
Karsinoma Follikuler : Karsinoma follikullaris meliputi sekitar 25% keganasan tiroid
dan biasa ditemukan pada wanita setengah baya. Kadang ditemukan tumor soliter besar di
tulang seperti di tengkorak atau humerus, yang merupakan metastasis jauh dari karsinoma
follikuler yang tidak ditemukan karena kecil dan tidak bergejala. Pembedahan untuk jenis
karsinoma ini adalah lobektomi total pada sisi yang terkena. Juga karena sel karsinoma ini
menangkap yodium, maka radioterapi dengan Y 131 dapat digunakan dengan pengukuran

kadar TSH sebagai follow up bahwa dosis yang digunakan bersifat supresif dan untuk
memantau kekambuhan tumor.
Karsinoma Meduller : Karsinoma meduller meliputi sekitar 5 10 % keganasan tiroid
dan berasal dari parafolikuler, atau sel C yang memproduksi kalsitonin. Ia timbul secara
sporadik dalam populasi dan dalam berbagai keadaan familial, dimana tempat tumor ini
diturunkan sebagai sifat dominan autosom. Tumor ini berbatas tegas dan keras pada
perabaan. Tumor ini terutama didapat pada usia diatas 40 tahun tetapi ditemukan pada usia
yang lebih muda bahkan anak, dan biasanya disertai dengan gangguan endokrin lainnya. Bila
dicurigai adanya karsinoma meduller maka diperiksa kadar kalsitonin darah sebelum dan
sesudah perangsangan dengan suntikan pentagastrin atau kalsium.
Karsinoma anaplastik : Karsinoma anaplastik sangat jarang ditemukan dibandingkan
dengan karsinoma berdiferensiasi baik, yaitu sekitar 20%. Tumor ini sangat ganas terutama
pada usia tua, dan lebih banyak pada wanita. Sering pasien ini tampil dengan riwayat
pembengkakan yang cepat membesar didalam leher, sering dengan kesulitan bernafas dan
menelan, serta suara serak karena infiltrasi ke nervus rekurens. Pemeriksaan penunjang
berupa foto rontgen torak dan seluruh tulang tubuh untuk mencari metastasis.(1)
Klasifikasi Klinis TMN karsinoma tiroid :
T (Tumor primer)
T0 = tidak terbukti ada tumor
Tx = tumor tidak dapat dinilai
T1 = < 1 cm
T2 = 1-4 cm masih terbatas pada tiroid
T3 = > 4 cm terbatas pada tiroid atau tumor dengan ukuran berapa saja dengan ekstensi ekstra
triod yang minimal (misal ke otot sternotiroid atau jaringan lunak peritiroid)
T4a = tumor telah berestensi keluar kapsul tiroid dan menginvasi ke tempat berikut ; jaringan
lunak subkutan, laring, trakea, esofagus, n. Laringeus recurren atau karsinoma anaplastik
terbatas pada tiroid (intra tiroid)
T4b = tumor telah menginvasi fasia prevertebra, pembuluh mediastinal atau arteri carotis atau
karsinoma anaplastik berestensi keluar kapsul (ekstra tiroid)
N (Kelenjar getah bening regional)
Nx = kelenjar getah bening tidak dapat dinilai
N0 = tidak ditemukan metastasis ke kelenjar getah bening
N1 = pembesaran (dapat dipalpasi)

N1a = hanya ipsilateral


N1b = kontralateral, bilateral, garis tengah, atau mediastinum
M (Metastasis jauh)
Mx = metastasis jauh tidak dapat dinilai
M0 = tidak terdapat metastasis jauh
M1 = terdapat metastasis jauh(1)
Penatalaksanaan
1. Operasi
Bila diagnosis telah ditegakkan dan operabel, operasi yang dilakukan adalah
lobektomi sisi yang patologik (kaplan), atau lobektomi subtotal dengan resiko bila ganas
kemungkinan ada sel-sel karsinoma yang tertinggal. Pembedahan umumnya berupa
tiroidektomi total.
Bila hasilnya jinak, lobektomi tersebut cukup. Bila ganas, lobus kontralateral diangkat
seluruhnya (tiroidektomi totalis). Dapat pula dilakukan near total thyroidectomy. Bila dari
hasil pemeriksaan kelenjar getah bening dicurigai adanya metastasis, dilakukan diseksi
radikal kelenjar getah bening pada sisi yang bersangkutan. Komplikasi-komplikasi operasi
antara lain terputusnya nervus laringeus superior, hipoparatirodisme, dan ruptur esofagus.(2)
Penanganan Gangguan Jalan Nafas pada Karsinoma Tiroid
Karsinoma tiroid dapat menginvasi laring dan mempengaruhi jalan nafas. Invasi
tumor dicurigai bila ada tumor tiroid yang tidak dapat digerakkan dari dasarnya disertai suara
parau

dan

gangguan

nafas.

Foto

rontgen

leher

terlihat

distorsi

laring

atau

bayanganmassa yang menonjol ke dalam lumen laring dan trakea. Kadang tumor tiroid
berada pada saluran nafas secara primer. Hal ini diduga oleh sisa tiroid yang berada di sub
mukosa yang melapisi krikoid dan cincin trakea atas yang ditemukan pada 1 -2 % populasi.
Invasi jalan nafas oleh karsinoma tiroid jarang terjadi tetapi merupakan masalah klinis
yang penting. Penanganan operatif pada invasi jalan nafas adalah sesuatu yang kontroversial,
dengan beberapa penelitian yang menganjurkan bahwa prosedur konservatif mungkin
adekuat; Bagaimanapun, standarisasi dan keamanan teknik reseksi jalan nafas dan
rekonstruksi telah membuat operasi en bloc sebagai pendekatan yang beralasan untuk
menangani karsinoma tersebut.
Reseksi trakea dan rekonstruksi untuk karsinoma tiroid dengan invasi jalan nafas
dapat menyediakan paliatif jangka panjang dan bahkan mungkin kuratif dalam angka yang

signifikan dari pasien-pasien yang menderita penyakit ini.(4) Reseksi jalan nafas yang agresif
dapat meminimalisir rekurensi lokal karsinoma tiroid dengan invasi jalan nafas.(5)
Pada Pasien dengan karsinoma tiroid anaplastik, penanganan jalan nafas sulit karena
paralisis pita suara bilateral atau invasi tumor ke trakea. Penanganan jalan nafas dapat sangat
sulit pada pasien ini. Penanganan jalan nafas adalah hal yang paling kritis pada pasien dengan
karsinoma tiroid dan gagal nafas awal. Crycothyrotomy membantu dalam menghindari
katastrofi jalan nafas akut. Penting untuk memedakan antara karsinoma tiroid yang
berdiferensiasi buruk dan anaplastik dan limfoma untuk penanganan jalan nafas yang
benar. (6)
Perjalanan penyakit karsinoma tiroid anaplastik sangat cepat, dan sebagian besar
pasien meninggal dunia akibat obstruksi jalan nafas atau komplikasi metastase pulmonar
dalam 1 tahun. Thyroidectomy total atau subtotal dilakukan ketika terdapat perluasan
karsinoma. Diseksi leher ditambahkan untuk menangani metastase servikal yang teraba.
Eksisi komplit sering tidak mungkin dilakukan untuk menghilangkan penyakit ini karena
prognosisnya yang buruk. Tracheotomy dibutuhkan dalam kasus-kasus keterlibatan jalan
nafas akibat invasi pada trakea. External-beam irradiation efektif dalam memperbaiki
pengendalian lokal. Hal ini juga ditambahkan dalam post operatif atau digunakan sebagai
pengobatan utama pada kasus-kasus yang tidak dapat direseksi.
Kemoterapi ditambahkan untuk paliatif. Doxorubicine adalah agen kemoterapeutik
yang paling sering digunakan. Kemoterapi dan terapi radiasi biasanya digunakan secara
kombinasi. (3)
2. Radiasi
Bila tumor sudah inoperabel atau pasien menolak operasi lagi untuk lobus
kontralateral, dilakukan :
a. Radiasi dengan I131.
Hanya tumor-tumor berdeferensiasi baik yang mempunyai afinitas terhadap
I131 terutama yang folikular. Radiasi interna dilakukan dengan syarat jaringan tiroid normal
yang afinitasnya lebih besar harus dihilangkan dulu dengan operasi atau ablasio dengan
pemberian I131 dosis yang lebih tinggi sehingga jaringan tiroid normal rusak semua, baru sisa
I131 bisa merusak jaringan tumor. Radiasi interna juga diberikan pada tumor-tumor yang telah
bermetastasis atau terdapat sisa tumor
b. Radiasi eksterna

Memberikan hasil yang cukup baik untuk tumor-tumor inoperabel atau anaplastik
yang tidak berafinitas I131. Sebaiknya dengan sinar elektron 15-20 MW dengan dosis 4000
rad. Sumsum tulang harus dilindungi. Radiasi eksterna diberikan juga untuk terapi paliatif
bagi tumor yang telah bermetastasis (2)

Penatalaksanaan
Setelah diagnosis dan stadium tumor ditegakkan maka ditentukan tindakan yang akan
diambil sebagai penanggulanangannya.
Ada 3 cara penanggulangan yang lazim dilakukan yakni pembedahan, radiasi, obat
sitostatika atau pun kombinasi daripadanya, tergantung pada stadium penyakit dan keadaan
umum pasien.
Sebagai patokan dapat dikatakan stadium 1 dikirim untuk mendapatkan radiasi,
stadium 2 dan 3 dikirim untuk operasi, stadium 4 dilakukan operasi dengan rekonstruksi bila
masih memungkinkan atau dikirim untuk mendapatkan radiasi.
Jenis pembedahan adalah laringektomi totalis atau pun parsial, tergantung lokasi dan
penjalaran tumor, serta dilakukan juga diseksi leher radikal bila terdapat penjalaran ke
kelenjar limfa leher.
Pemakaian sitostatika belum memuaskan, biasanya jadwal peberian sitostatika tidak
sampai selesai karena keadaan umum memburuk di samping harga obat ini yang relative
mahal sehingga tidak terjangkau oleh pasien.
Para ahli berpendapat bahwa tumor laring ini mempunyai prognosis yang palaing baik
di antara tumor-tumor daerah traktus aero-digestivus bila dikella dengan tepat, cepat dan
radikal.
Rehabilitasi Suara
Laringektomi yang dikerjakan untuk mengobati karsinoma laring menyebabkan cacat
pada pasien. Dengan dilakukannya pengangkatan laring beserta pita suara yang ada di
dalamnya, maka pasien akan menjdai afonia dan bernafas melalui stoma permanen di leher.
Untuk itu diperlukan rehabilitasi terhadap pasien, baik yang bersifat umum yakni agar
pasien dapat bermasyarakt dan mandiri kembali maupun rehabilitasi khusus yakni rehabilitasi
suara (voice rehabilitation), agar pasien dapat berbicara (bersuara) sehingga berkomunikasi
verbal. Rehabilitasi suara dapat dilakukan dengan pertolongan alat bantu suara yakni

semacam vibrator yang ditempelkan di daerah submandibula atau pun dengan suara yang
dihasilkan dari esophagus (esophageal speech) melalui proses belajar. Banyak faktor yang
mempengaruhi suksesnya proses rehabilitasi suara ini tetapi dapat disimpulkan menjadi 2
faktor utama ialah faktor fisik dan faktor psiko-sosial.
Suatu hal yang sangat membantu adalah pembentukan wadah perkumpulan guna
menghimpun pasien-ppasien tuna-laring guna menyokong aspek psikis dalam lingkup yang
luas dari pasien baik sebelum maupun sesudah operasi.
Anamnesis Tambahan

Benjolan

Lokasi (pertama x, tempat lain)

Sifat benjolan: batas, konsistensi, warna, ulcus, dapat digerakkan/tidak

Nyeri

Keluhan lain

BB menurun

Sejak kapan, bagaimana sifatnya

Nafsu makan menurun/meningkat/normal

Pengaruh mens ada/tidak

Gangguan pernapasan, saat makan, pendengaran

Demam

gejala penyerta lainnya

Riwayat medis: radiasi, pil KB,

Riwayat kebiasaan hidup: rokok, alkohol, ikan asin

Riwayat keluarga

Pemeriksaan Fisis Tambahan

Inspeksi

Benjolan

Lokasi

Sifat benjolan: ukuran, warna, ulcus

Menelan: ikut gerakan / tidak

Palpasi

1. Benjolan: batas, permukaan, konsistensi, mudah digerakkan/tidak,


2. Kelenjar limfe leher: submental, submandibular, jugularis, asesorius, supra dan

infraklavikular
3. Kelenjar limfe aksilla dan inguinal

Anda mungkin juga menyukai