Anda di halaman 1dari 3

Dimas Hervian Putera

2011730129
1. B. George L. High Blood Pleassure. Merck Manual Home Health
Handbook. 2013
2. Price, silvia A. 2003. patofisiologi konsep klinis proses proses penyakit
volume 1 edisi 6. J akarta. Penerbit buku kedokteran EGC
3. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi V . Jilid II , 2009. hal 1777
4. Konsensus PPOK dan penanganan ASMA 2011

Hipertensi
Langkah awal dalam mengobati hipertensi dapat dilakukan secara non farmakologis.
Pembatasan asupan natrium dapat merupakan pengobatan efektif bagi banyak pasien dengan
hipertensi ringan. Diet rata rata orang Amerika mengandung sekitar 200 meq natrium setiap
harinya. Diet yang dianjurkan untuk pengobatan hipertensi adalah 70- 100 meq natrium setiap
harinya, dapat dicapai dengan tidak memberi garam pada makanan selama atau sesudah
memasak dan menghindari 2
Makanan yang diawetkan dengan kandungan natrium besar. Kepatuhan dalam
pembatasan natrium dapat ditentukan dengan mengukur ekskresi natrium urine setiap 24 jam,
yang dapat memperkirakan masukan natrium sebelum dan sesudah petunjuk untuk melakukan
diet. Diet yang kaya buah dan sayuran dengan sedikit produk rendah lemak efektif menurunkan
tekanan darah, diduga berkaitan dengan tinggi kalium dan kalsium pada diet tersebut. 3
Pengurangan berat badan, walaupun tanpa pembatasan natrium, telah terbukti dapat
menormalkan tekanan darah sampai dengan 75% pada pasien kelebihan berat dengan hipertensi
ringan hingga sedang. Olah raga teratur telah terbukti dapat menurunkan tekanan darah pada
pasien hipertensi (Benowitz, 2002). 1
Perubahan gaya hidup atau terapi non farmakologi merupakan terapi pilihan bagi pasien
hipertensi sebelum mendapatkan terapi obat. Perubahan gaya hidup ini sangat berguna dalam
mencegah dan mengobati penyakit hipertensi. Perubahan gaya hidup tersebut antara lain :
Penurunan berat badan
Kelebihan berat badan merupakan faktor risiko penting terjadinya penyakit hipertensi.
Penurunan berat badan yang dikombinasi dengan pembatasan asupan garam dapat menurunkan


tekanan darah pada pasien hipertensi. Oleh karena itu semua pasien hipertensi maupun mereka
yang memiliki factor risiko hipertensi, disarankan menjaga berat badannya mendekati berat
badan optimal atau ideal.
Penghentian/pembatasan konsumsi alcohol
Konsumsi alcohol dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah. Penurunan konsumsi
alcohol dapat menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi. Peningkatan konsumsi alcohol
menimbulkan efek resistensi dari obat-obatan antihipertensi.
Pembatasan asupan garam
Terdapat hubungan antara asupan garam dengan peningkatan tekanan darah. Pembatasan
konsumsi garam sebanyak 5 gram sehari dapat mencegah hipertensi , mempermudah
pengendalian tekanan darah bagi pasien hipertensi dan mencegah kejadian penyakit
kardiovaskular. Pengurangan asupan garam baik secara tunggal atau pun dikombinasi dengan
penurunan berat badan dapat menurunkan jekadian hipertensi sampai 20%.
Diet sayur dan buah-buahan
Konsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan serta produk susu yang rendah lemak, dapat
menurunkan tekanan darah. Juga dianjurkan pengurangan konsumsi lemak, daging merah,
minuman manis dan mengandung gula.
Aktivitas fisik
Aktivitas fisik yang kurang seperti kurang gerak banyak menonton TV dapat
meningkatkan risiko menderita penyakit kardiovaskular. Aktivitas fisik olahraga seperti jalan
cepat, berlari-lari kecil dan berenang, dapat menurunkan tekanan darah. Pada pasien hipertens
disarankan untuk melakukan olahraga selama 30 menit setiap hari sesuai dengan kemampuannya
atau atas anjuran dokter.
Penghentian Merokok
Penghentian merokok dapat mencegah terjadinya penyakit kardiovaskular seperti stroke
dan infark miokard. Mengkonsumsi satu batang rokok dapat meningkatkan denyut jantung dan
tekanan darah selama 15 menit. Rokok meningkatkan kadar katekolamin dalam plasma yang
menstimulasi saraf simpatik hingga terjadi peningkatan denyut jantung.
Menghindari Stres
Stress dapat meningkatkan meningkatkan kerja saraf simpatik yang pada akhirnya dapat
meningkatkan tekanan darah. Penyalurann stres yang salah seperti banyak makan snack atau
cemilan juga dapat meningkatkan berat badan. 2 3





PPOK
Terapi non-farmakologis
a) Berhenti merokok adalah strategi yang paling efektif untuk mengurangi risiko PPOK dan
satu-satunya intervensi yang terbukti mempengaruhi penurunan FEV1 jangka panjang dan
memperlambat perkembangan PPOK.
b) Program rehabilitasi paru termasuk latihan bersama dengan
berhenti merokok, latihan pernapasan, pengobatan medis yang optimal, dukungan
psikososial, dan pendidikan kesehatan. Tambahan oksigen, dukungan nutrisi, dan perawatan
psychoeducational (misalnya, relaksasi) adalah tambahan penting yang berarti dalam program
rehabilitasi paru.
c) Vaksinasi tahunan dengan vaksin intramuskular influenza tidak aktif yang
direkomendasikan.
d) Satu dosis vaksin pneumokokus polivalen diindikasikan untuk pasien
pada setiap usia dengan PPOK; vaksinasi ulang dianjurkan bagi pasien yang lebih tua
dari 65 tahun jika vaksinasi pertama adalah lebih dari 5 tahun sebelumnya dan pasien lebih muda
dari 65 tahun.
e) Terapi oksigen jangka panjang. Penggunaan terapi oksigen dapat meningkatkan kualitas
hidup pasien PPOK dengan hipoksemia kronis.
d) Pemberian APD yang sesuai terhadap pekerjaannya (masker) 4

Anda mungkin juga menyukai