Anda di halaman 1dari 5

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Penyakit hepatitis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus hepatitis B. Penyakit ini masih merupakan satu masalah kesehatan di Indonesia karena prevalensinya cukup tinggi. Prioritas pencegahan terhadap penyakit ini yaitu melalui pemberian imunisasi hepatitis pada bayi dan anak-anak. Hal ini dimaksudkan agar mereka terlindungi dari penularan hepatitis B sedini mungkin dalam hidupnya. Integrasi imunisasi Hepatitis B ke dalam imunisasi dasar pada kelompok bayi dan anak-anak merupakan langkah yang sangat diperlukan, dengan imunisasi penyakit hepatitis B dapat dicegah (Depkes, 2005). Infeksi Hepatitis B merupakan problem kesehatan masyarakat di dunia diperkirakan ada 350 juta carrier (pengidap) di dunia (Siswono, 2001). Angka kejadian (prevalensi) hepatitis B kronik di Indonesia mencapai 5 hingga 10 % dari total penduduk, atau setara dengan 13,5 juta penderita. Jumlah ini membuat Indonesia menjadi negara ke 3 di Asia yang penderita hepatitis B kronik paling banyak, dibawah China yang berjumalah 123,7 juta dan India 30 hingga 50 juta (Lesmana, 2007) Penyebab rendahnya cakupan imunisasi HB0 adalah pendidikan petugas imunisasi, pengetahuan petugas, 1 jumlah petugas pelaksana imunisasi,

pengetahuan ibu tentang imunisasi dan tersedianya kendaraan operasional (Depkes, 2005). Upaya tidak cukup hanya dengan program pemberian imunisasi oleh tenaga kesehatan dari pemerintah yang terdidik dan terlatih serta fasilitas kesehatan yang memadai saja, tetapi sikap dan perilaku masyarakat juga penting. Perilaku sehat oleh keluarga terutama ibu dalam hal ini memberikan kontribusi yang besar terhadap status derajat kesehatan. Perilaku seseorang atau masyarakat termasuk perilaku pemberian imunisasi dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya adalah pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi dan sebagainya dari orang atau masyarakat yang bersangkutan (Notoatmodjo, 2007) Organisasi kesehatan dunia (WHO) dalam pernyataan yang diterbitkan dalam di laman resmi WHO dijelaskan, untuk mencapai target MDGs penurunan angka kematian ibu antara 1990 dan 2015 seharusnya 5,5 persen pertahun. Data WHO, UNICEF, UNFPA, dan Bank Dunia menunjukkan angka kematian ibu hingga saat ini masih kurang dari satu persen per tahun. Tahun 2005, sebanyak 536.000 perempuan meninggal dunia akibat persalinan, lebih rendah dari jumlah kematian ibu tahun 1990 yang sebanyak 576.000. (http://harian-

pelita.pelitaonline.com, diakses 09 Maret 2014) Berdasarkan hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tercatat Angka kematian Ibu (AKI) melonjak tajam, yaitu mencapai 359 per 100.000 kelahiran hidup, rata-rata kematian ini jauh melonjak dibandingkan dengan hasil SDKI 2007 yang mencapai 228 per 100.000 kelahiran hidup. (Sindonews.com, diakses 09 Maret 2014)

Berdasarkan data yang diperoleh tentang Angka Kematian Ibu dari Puskesmas Solo, pada tahun 2008 terdapat 6 kematian dari 8168 kelahiran hidup, pada tahun 2009 terdapat 9 kematian dari 7285 kelahiran hidup, pada tahun 2010 terdapat 4 kematian dari 7219 kelahiran hidup, pada tahun 2011 terdapat 8 kematian dari 7459 kelahiran hidup, dan pada tahun 2012 terdapat 8 kematian dari 7309 kelahiran hidup. Berdasarkan prasurvei yang dilakukan penulis terhadap 20 orang ibu yang memiliki bayi yang tidak mendapat imunisasi HB0 didapatkan 12 orang (60%) berpendidikan rendah, 10 orang (50%) berpengetahuan kurang tentang imunisasi HB0, 11 orang (55%) memiliki sikap tidak mendukung (Unfavourabel) tentang imunisasi HB0. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, yaitu masih rendahnya cakupan imunisasi HB0 di wilayah kerja Puskesmas Solo, penulis tertarik untuk meneliti tentang Faktor yang berhubungan dengan Pemberian Imunisasi HB0 Pada Bayi di wilayah kerja Puskesmas Solo, Kabupaten Wajo, Tahun 2013 ditinjau dari pendidikan, pengetahuan dan sikap. B. Rumusan Masalah Dari identifikasi masalah diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Faktor yang berhubungan dengan Pemberian Imunisasi HB0 Pada Bayi di wilayah kerja Puskesmas Solo Kabupaten Wajo Tahun 2013 ditinjau dari pendidikan, pengetahuan dan sikap.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui Faktor yang berhubungan dengan Pemberian Imunisasi HB0 Pada Bayi di wilayah kerja Puskesmas Solo Kabupaten Wajo Tahun 2013. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui hubungan antara Pengetahuan dengan pemberian Imunisasi HB0 di wilayah kerja Puskesmas Puskesmas Solo Kabupaten Wajo Tahun 2013. b. Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan dengan pemberian Imunisasi HB0 di wilayah kerja Puskesmas Puskesmas Solo Kabupaten Wajo Tahun 2013 c. Untuk mengetahui hubungan antara sikap dengan pemberian Imunisasi HB0 di wilayah kerja Puskesmas Puskesmas Solo Kabupaten Wajo Tahun 2013 D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat ilmiah Penelitian ini diharapkan mamupu menambah khasanah ilmu pengetahuan dan dapat menjadi bahan bacaan atau referensi bagi peneliti selanjutnya

2. Manfaat praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dalam ilmu kebidanan tentang konsumsi tentang Faktor yang berhubungan dengan Imunisasi HB0. 3. Manfaat institusi a. Bagi Puskesmas Solo Hasil penelitian ini dapat sebagai informasi bagi petugas imunisasi sehingga dapat meningkatkan penyuluhan tentang imunisasi sehingga meningkatkan pengetahuan. b. Bagi Institusi Pendidikan Stikes Mega Buana Sebagai bahan informasi data dan sumber referensi sehingga diharapkan dapat menjadi wacana keilmuan terutama dalam bidang Imunisasi.

Anda mungkin juga menyukai