Anda di halaman 1dari 4

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Fenomena seks bebas di Indonesia semakin memprihatinkan. Data
dari hasil survey (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) KPAI di 33
provinsi dari januari sampai juli 2008 menunjukkan 62,7% remaja SMP
tidak perawan. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
tahun 2009 menyebutkan hal yang sama bahwa terdapat 22,6% remaja
menganut seks bebas. Yayasan (Diskusi Kelompok Terarah) DKT
menyatakan bahwa 89% remaja tidak setuju adanya seks pranikah,
namun kenyataan yang terjadi di lapangan 82% remaja punya teman
yang melakukan seks pranikah. (www.okezone.com, diakses Mei 2014)
Berdasarkan data yang diungkap survei berbagai lembaga di
Indonesia angka seks bebas di kalangan remaja sangat tinggi. Hasil
survei ini sangat mencengangkan karena dari data BKKBN

tahun

2010, remaja sudah melakukan hubungan seks sebesar 52 persen dan


berdampak kepada penyakit kelamin yang menular. (bangkapos.com,
diakses juni 2013)
Perilaku seks bebas menjadi penyebab utama tingginya kasus
HIV/AIDS di Sulawesi Selatan yang mencapai 3.918 penderita pada
tahun 2010. Kepala Bagian Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS

Biro Napza dan HIV/AIDS Sulsel Muhammad Nuhrahim mengatakan


angka tersebut meningkat tajam dibanding tahun sebelumnya yakni 2.400
penderita. (Kompas.com, diakses juni 2014)

Persoalan HIV/AIDS itu persoalan yang komprehensif,


masalah sosial, dan bias gender. Data yang ada dari dinas
kesehatan hanya pucuknya saja, saya yakin masih jauh lebih besar
yang tidak terdata akibat minimnya pemahaman tentang HIV/AIDS,
kata Sri Endang di kantornya, Senin (21/11/2011)
Menurutnya, semakin tinggi tingkat interaksi sosial suatu
daerah, maka kasus yang akan ditemukan pun semakin tinggi pula.
Terbukti, tiga kota di Sulsel masing-masing Kota Makassar, Kota
Parepare, dan Kota Palopo menjadi daerah dengan kasus HIV/AIDS
paling tinggi di Sulsel.
Seks bebas dan penggunaan jarum suntik masih menjadi
penyebab utama dengan persentase 30,13 persen dan 54,41
persen. Namun yang lebih mengkhawatirkan penderita di dominasi
usia produktif antara 13-21 tahun. (Tribunnews.com, diakses
juni 2014)

Dari melihat hasil dari berbagai pendapat dan juga dari pendataan
yang dilakukan terhadap pengetahuan remaja akan bahayanya seks
bebas sungguh memperhatikan, salah satu cara yang efesien dan efektif
adalah membekali remaja dengan pengetahuan dan penanaman prilaku
yang sehat untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Mahasiswa
Akademi Keperawatan Kamanre Tentang Seks Bebas Tahun 2014.
B. Rumusan Masalah
Adapun pada rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
Bagaimana Gambaran Pengetahuan Mahasiswa Akademi Keperawatan
Kamanre Tentang Seks Bebas).
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk memperoleh Gambaran Pengetahuan Mahasiswa Akademi
Keperawatan Kamanre Tentang Seks Bebas
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Mahasiswa Tentang
Penyebab Seks Bebas
b. Untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Mahasiswa Tentang
Dampak Seks Bebas
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Mahasiswa
Sebagai bahan masukan kepada mahasiwa tentang bahayanya seks
bebas

2. Bagi Orang Tua


Sebagai masukan / informasi bagi orang tua untuk menjelaskan
masalah masalah seks bebas kepada anak anaknya

3. Bagi Institusi Pendidikan


Sebagai masukan pada mahasiswa Akademi Keperawatan Kamanre
Kota Palopo agar dapat
bebas

menghindari perbuatan perbuatan seks

Anda mungkin juga menyukai