Anda di halaman 1dari 7

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh kuman mycobacterium tuberkulosis.

Kuman tersebut biasanya masuk ke dalam tubuh manusia melalui udara pernafasan ke dalam paru, kemudian kuman tersebut dapat menyebar dari paru ke bagian tubuh lain melalui sistem peredaran darah, sistem saluran limfa, melalui saluran pernafasan (bronchus) atau penyebaran langsung ke bagian tubuh lainnya. Tuberkulosis ditularkan melalui udara (melalui percikan dahak penderita TB). Ketika penderita TB batuk, bersin, berbicara atau meludah, mereka memercikkan kuman TB atau bacilli ke udara. Seseorang dapat terpapar dengan TB hanya dengan menghirup sejumlah kecil kuman TB (Notoatmodjo, !!"). Tuberkulosis dapat juga ditularkan ke bagian tubuh lainnya, termasuk meninges, ginjal, tulang dan nodus limfe (Smelt#er $ Bare, !!%). TB& adalah penyakit menular infeksi yang timbul dengan gejala yang ber'ariasi yaitu batuk lebih dari empat minggu dengan atau tanpa sputum, malaise, gejala flu, demam derajat rendah, nyeri dada, dan batuk darah ((asjoer, !!!). Salah satu pemeriksaan yang digunakan untuk mendeteksi kuman tuberculosis adalah dengan melakukan pemeriksaan Basil Tahan )sam (BT)). *emeriksaan ini adalah pemeriksaan hapusan dahak mikroskopis langsung yang merupakan metode diagnosis standar dengan pe+arnaan ,iehl-Neelsen.

*emeriksaan ini untuk mengidentifikasi BT) yang memegang peranan utama dalam diagnosis TB *aru. *emeriksaan mikroskopis ini merupakan teknologi diagnostik yang paling sesuai karena mengindikasikan derajat penularan, risiko kematian serta prioritas pengobatan. *emeriksaan dahak dilakukan selama . / yaitu bulan setelah pengobatan, 0 bulan setelah pengobatan dan 1 bulan

setelah pengobatan. *emeriksaan BT) dahak penderita dilakukan oleh petugas laboratorium *uskesmas. Teknik pe+arnaan dalam pemeriksaan mikroskopis ini adalah ,iehl Neelsen yang dapat mendeteksi BT) dengan menggunakan mikroskop. *ada a+al tahun !%!, 234 merekomendasikan cara yang paling efektif untuk memberantas penyakit Tuberculosis adalah dengan menghentikan TB pada sumbernya yang dikenal dengan strategi stop at the source dengan pengobatan TB menggunakan strategi 54TS (Direct Observed Treatment, Short Course) dan telah terbukti sebagai strategi penanggulangan yang secara ekonomis paling efektif (cost-efective), yang terdiri dari 0 komponen kunci %) Komitmen politis6 ) *emeriksaan dahak mikroskopis yang terjamin mutunya6 .) *engobatan jangka pendek yang standar bagi semua kasus TB dengan tatalaksana kasus yang tepat, termasuk penga+asan langsung pengobatan6 7) 8aminan ketersediaan 4)T yang bermutu6 0) Sistem pencatatan dan pelaporan yang mampu memberikan penilaian terhadap hasil pengobatan pasien dan kinerja program secara keseluruhan (5epkes 9:, !!;). *engobatan dengan strategi 54TS diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat, dalam jumlah yang cukup dan dosis yang tepat selam 1-< bulan agar semua kuman TB termasuk kuman yang persisten dapat dibunuh.

*rogram pengobatan TB diberikan dalam

tahap, yaitu tahap intensif (7 bulan)

yang diikuti dengan tahap lanjutan ( bulan). *ada tahap intensif pasien diberikan obat setiap hari diba+ah penga+asan langsung untuk mencegah terjadinya resistensi obat. 4bat-obat yang diberikan dalam tahap ini antara lain 9ifampisin, Streptomycin, :sonia#id, *yra#ynamide, dan =thambutol. 4bat-obat tersebut diberikan agar dapat membunuh kuman TB dengan cepat. *ada tahap lanjutan, obat yang diterima pasien jenisnya akan lebih sedikit tetapi harus diminum dalam jangka +aktu yang lebih lama, tiga kali dalam seminggu dalam 7 bulan. )dapun obat yang diberikan, antara lain 9ifampisin dan :sonia#id yang efektif membunuh kuman persisten dalam tubuh penderita sehingga dapat mencegah kekambuhan. 5osis 4)T sendiri di berikan berdasarkan berat badan penderita (5epkes 9:, !!;). 5i :ndonesia penyakit TB& semakin meningkat, hal ini ditunjukkan dengan hasil sur'ey pada tahun !%!, setiap tahun terjadi sekitar ; juta penderita baru TB& dengan kematian . juta orang (234, Treatment of Tuberculosis, Guidelines for National Pro rammes, %;;"). 5i Negara-negara berkembang kematian TB& merupakan 0> dari seluruh kematian, yang sebenarnya dapat dicegah. 5iperkirakan ;0> penderita TB& berada di Negara berkembang, "0> penderita TB& adalah kelompok usia produktif ( !-7; tahun). 8umlah kasus TB yang ditemukan di :ndonesia pada tahun !%! sebanyak .! .<1% orang. 3al tersebut menempatkan :ndonesia pada peringkat keempat setelah :ndia, &hina, dan )frika Selatan (234, :ndonesia pada tahun !%% diperkirakan sebesar !% ). *re'alensi TB di <; per %!!.!!! penduduk,

insiden TB untuk semua kasus sebesar %<; per %!!.!!! penduduk, dan angka

kematian sebesar

" per %!!.!!! penduduk. )ngka kejadian BT) positif

meningkat 0,% > dari "< pada tahun !%! meningkat menjadi <; per %!!.!!! penduduk di tahun 2011 (Depkes RI 2011!. 5i Bali, khususnya di Kabupaten Badung menduduki peringkat tertinggi untuk kasus TB dalam kurun +aktu empat tahun terakhir dengan kasus yang terus meningkat. Tahun !!< tercatat .<! orang penderita6 Tahun !!; (7%< orang)6 Tahun !%! (7<0 orang)6 Tahun !%% sebanyak 0%. orang. Sedangkan untuk tahun !% , menurut data yang terakhir diperoleh menyebutkan penderita telah mencapai .%" orang pada tri+ulan ::: (**T: Kota 5enpasar. !% ). Berdasarkan data yang diperoleh dari rekam medik 9S?5 2angaya 5enpasar jumlah pasien TB *aru yang menjalani ra+at jalan di 9uang *oliklinik *aru selama . tahun terakhir mengalami peningkatan. *ada tahun !%! total

kunjungan adalah 0!; orang dengan jumlah kasus baru sebesar % kasus6 tahun !%% total kunjungan <<% orang dengan jumlah kasus baru sebanyak .7" kasus6 dan tahun !% total kunjungan ;1" dengan jumlah kasus baru sebanyak 71" kasus. 5ari hasil sur'ey penelitian, salah satu faktor tertinggi penyebab dari meningkatnya penyakit TB& adalah karena kurang patuhnya pasien dalam menjalani terapi pengobatan. Kepatuhan pasien dalam mengkonsumsi obat anti tuberkulosis berarti pasien patuh dalam menjalankan program pengobatan, yakni pasien minum obat tepat +aktu dan tidak lupa untuk meminum obat, +alaupun untuk satu hari pada fase intensif dan fase lanjutan yang terjad+al tiga kali seminggu, sesuai dengan

dosis yang dianjurkan serta pasien tetap minum obat meski timbul efek samping (yang tidak fatal) dan meski gejala sudah hilang. @aktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan seseorang antara lain faktor komunikasi, pengetahuan, pendidikan, akomodasi, modifikasi faktor lingkungan dan sosial, perubahan model terapi, usia, tingkat ekonomi, dukungan keluarga serta dukungan petugas kesehatan (Ni'en, !!<). Beberapa dampak yang diakibatkan dari ketidakpatuhan pengobatan yaitu terjadinya efek samping obat yang akan merugikan kesehatan pasien, membengkaknya biaya pengobatan dan rumah sakit. 5an kesembuhan pasien menjadi terhambatAberlangsung lebih lama. Selain hal tersebut, pasien juga dapat mengalami resistensi terhadap obat tertentu. 3al tersebut akan menyebabkan kuman menjadi kebal terhadap obat (resisten), yang disebut (59 ( !ulti Dru s "esistance). 8ika hal tersebut terjadi maka akan terjadi suatu kegagalan pengobatan (dropout). 5ata yang diperoleh di Kota 5enpasar, angka kegagalan pengobatan (drop out) tiga tahun terakhir yakni pada tahun !!< dari seluruh pasien yang menjalani program pengobatan TB& yang mengalami kegagalan pengobatan sebanyak .< orang. *ada tahun !!; sebanyak 7 orang, dan pada tahun !%! sebanyak %1 orang (5inkes Bali, !%!) Berdasarkan data yang diperoleh di *oliklinik *aru 9S?5 2angaya 5enpasar, angka kegagalan pengobatan (drop out) pasien TB& yang menjalani program pengobatan 4)T dalam tiga tahun terakhir, yakni pada tahun !%!

sebanyak % orang, tahun !%% sebanyak .. orang, dan pada tahun !% sebanyak " orang. 5ari uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai BCambaran Tingkat Kepatuhan *asien Tuberkulosis (enjalankan *rogram *engobatan 4bat )nti Tuberkulosis (4)T)B.

B. Ru"usan #asalah Berdasarkan pada uraian latar belakang diatas, peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut D EBagaimanakah gambaran tingkat kepatuhan pasien tuberkulosis menjalankan program pengobatan obat anti tuberkulosis (4)T) di *oliklinik *aru 9S?5 2angaya tahun !%.FB.

$. %u&uan Penelitian %. Tujuan ?mum ?ntuk mengetahui gambaran tingkat kepatuhan pasien tuberkulosis menjalankan program pengobatan obat anti tuberkulosis (4)T) di *oliklinik *aru 9S?5 2angaya tahun !%..

. Tujuan Khusus

a. (engidentifikasi gambaran tingkat kepatuhan pasien tuberkulosis menjalankan program pengobatan obat anti tuberkulosis (4)T) di *oliklinik *aru 9S?5 2angaya tahun !%.. b. (engidentifikasi efek samping obat anti tuberkulosis (4)T) sehingga pasien menjadi tidak patuh dalam menjalankan pengobatan. c. (engidentifikasi +aktu dan cara pemberian obat anti tuberkulosis 4)T pada pasien TB. D. #an'aat Penelitian %. (anfaat secara teoritis 5iharapkan penelitian ini dapat digunakan oleh mahasis+a sebagai masukan dalam rangka meningkatkan upaya - upaya pencegahan terhadap terjadinya kegagalan dalam pengobatan tuberkulosis sehingga program

pemberantasan penyakit TB dapat dilakukan dengan maksimal serta sekaligus sebagai rekomendasi untuk penelitian selanjutnya dengan kualitas dan kuantitas yang lebih baik.

. (anfaat secara praktis 5apat (engembangkan dan menambah +a+asan masyarakat umum tentang gambaran tingkat kepatuhan pasien tuberculosis menjalankan program pengobatan obat anti tuberkulosis (4)T) .

"

Anda mungkin juga menyukai