Anda di halaman 1dari 11

PENGARU VAR!A"! #A""A RE$R!GERAN R%12 &AN PUTARAN '()*ER EVAP)RAT)R TER A&AP +)P PA&A "!"TE# PENG,)N&!"!

AN U&ARA #)'!( &-i 'asuki *i.o-o 1), #u/ammad "u.ri 2), A0us A.s2rak
Refrigeran merupakan salah satu yang paling sering kita lihat dan kita gunakan.Refrigeran R-12 secara berangsur-angsur mulai tidak di konsumsi,ini dikarenakan refrigeran tersebut mempunyai efek negatif terhadap lingkungan seperti merusak lapisan ozon dan sifat menimbulkan pemanasan global.penelitian ini bertujuan untuk membandingkan coefficient of performance ( !") antara #igh ool dengan $o% ool, dengan mem&ariasikan putaran blo%er, isian refrigeran pada putaran yang tetap.

ari1an2o34

,a2a ,unci 5 Variasi 6u2aran .lo-7r, massa r78ri07ran , +)P. PEN&A U(UAN "enggunaan sistem pengkondisian udara pada saat ini bukan lagi merupakan suatu keme%ahan, namun telah menjadi kebutuhan yang harus dipenuhi. 'anpa adanya peralatan ini banyak kegiatan yang tidak dapat dilakukan dengan baik, apalagi kegiatan yang dilakukan dalam ruangan, misalnya didalam kantor dan kendaraan, bahkan untuk beristirahatpun kebanyakan orang memerlukan penggunaan alat ini untuk kenyamanan. (istem pengkondisian udara merupakan suatau proses yang berlangsung secara kontinyu antar berbagai komponen seperti ) kompresor, kondensor, receiver tank, expansion valve dan e&aporator. *alam kerjanya komponen-komponen tersebut berfungsi untuk mensirkulasikan refrigerant (zat pendingin) didalam memba%a dan memindahkan panas. (ebagai media kerja refrigeran harus mempunyai sifat-sifat yang baik dari segi teknik seperti kesetabilan yang sangat tinggi, tidak mudah terbakar, tidak beracun dan mudah diperoleh. T!NJAUAN PU"TA,A "engkondisian udara pada kendaraan mengatur mengenai kelembaban, pemanasan dan pendinginan udara dalam ruangan. "engkondisian ini bertujuan memberikan kenyamanan, sehingga mampu mengurangi keletihan pengendara yang efeknya untuk meningkatkan keamanan bagi pengendara itu sendiri. (istem pengkondisian udara pada kendaraan umumnya terdiri dari e&aporator, kondensor, receiver dan kadang-kadang dilengkapi elemen pemanas yang tergabung menjadi satu dalam evaporator housing.(+ejo ,ugroho 2--2). "rinsip kerja pada kondisi refrigeran dari sistem pengkondisian udara pada kendaraan, ditunjukan seperti gambar berikut )

1 2

4 "2a8 P7n0ajar Jurusan #7sin UN&!P 4 "2a8 P7n0ajar Jurusan #7sin UN!#U" 3 4 #a/asis-a Tin0ka2 Ak/ir Pro0ram "1 T7knik #7sin Traksi. Vol. 4. No. 1, Juni 2006 jurnal.unimus.ac.id

ondensor

ompresor

0&aporator

01pansion .al&e
#igh "ressure .apor #igh "ressure $i/uid $o% "ressure $i/uid $o% "ressure .apor Recei&er drier

Gam.ar 1. ,ondisi R78ri07ran di "72ia6 ,om6on7n Refrigeran uap bertekanan rendah dihisap kompresor melalui katup hisap (suction valve), lalu dikompresi menjadi refrigeran uap bertekanan tinggi dan dikeluarkan melalui katup buang (discharge valve) menuju kondensor, kalor dari refrigeran uap akan diserap oleh udara yang dile%atkan pada sirip-sirip kondensor, sehingga refrigeran berubah fasa menjadi cair namun tetap bertekanan tinggi. (ebelum, memasuki katup ekspansi, refrigeran terlebih dahulu dile%atkan suatu penyaring (filter drier). Refrigeran cair bertekanan rendah yang keluar dari katup ekspansi kemudian memasuki e&aporator. *isini terjadi penyerapan kalor dari udara yang dile%atkan pada sirip-sirip e&aporator, sehingga refrigeran berubah fasa menjadi refrigeran uap. (elanjutnya memasuki kompresor melalui sisi hisap, demikian ini berlangsung. P7rsamaan #a27ma2ika "iklus ,om6r7si Ua6 +esarnya energi yang masuk bersama aliran dititik 1 ditambah dengan besarnya energi yang ditambahkan berupa kalor dikurangi dengan besarnya energi yang ditambahkan berupa kalor dikurangi dengan besarnya energi yang meninggalkan sistem pada titik 2 sama dengan besarnya perubahan energi didalam &olume kendali. 2ngkapan matematik untuk keseimbangan energi ini adalah dirumuskan sebagai berikut.
2 2 v v2 dE 1 m h1 + + gz1 + q m h2 + + gz 2 W = 2 2 d

3ambar 2. 4eseimbangan 0nergi pada sebuah .olume 5tur yang 6engalami $aju 5liran steady
Traksi. Vol. 4. No. 1, Juni 2006 jurnal.unimus.ac.id

*imana ) m h & z g > ? 0

7 7 7 7 7 7 7 7

$aju aliran massa refrigeran 8kg9s: 0ntalpi 8;9kg: 4ecepatan 8m9s: 4etinggian 8m: "ercepatan gra&itasi 7 8<,=1 m9s2: $aju aliran energi dalam bentuk kalor 8?: $aju aliran energi dalam bentuk kerja 8?: 0nergi dalam sistem 8;:

Pros7s ,om6r7si "roses kompresi dianggap berlangsung secara adiabatik artinya tidak ada panas yang dipindahkan baik masuk ataupun keluar sistem. *engan demikian harga / 7 -, "erubahan energi kinetik dan potensial juga diabaikan, sehingga kerja kompresi dirumuskan sebagai berikut ) [Ref. 5 hal. 21] ? = m ( h 2 h1 ) ?c = m ref ( h 2 h 1 ) *imana ) ?c 7 *aya kompresor h1 7 0ntalpi refrigeran pada titik 1 8k;9kg: h2 7 0ntalpi refrigeran pada titik 2 8k;9kg: m ref 7 $aju aliran massa refrigeran 8kg9s: Pros7s E9a6orasi dan ,ond7nsasi "ada proses e&aporasi dan kondensasi perubahan energi kinetik dan energi potensial diabaikan sehingga harga &292 dan g.z pada titik 1 dan titik 2 dianggap -. *ari gambar 2.1dan persamaan (2.1), laju aliran kalor pada proses e&aporasi (kapasitas pendinginan) dirumuskan sebagai berikut ) [Ref. 5 hal. 21] >e = m ref ( h 1 h @ ) *imana ) >e 7 $aju perpindahan kalor e&aporasi (kapasitas pendinginan) 8k?: h1 7 0ntalpi refrigeran pada titik 1 8k;9kg: h@ 7 0ntalpi refrigeran pada titik @ 8k;9kg: m ref 7 $aju aliran massa refrigeran 8kg9s: laju aliran kalor pada proses kondensasi (kapasitas pengembunan) dirumuskan sebagai berikut ) [Ref. 5 hal. 21] > k = m ref ( h 2 h A ) *imana ) >k 7 $aju perpindahan kalor kondensasi (kapasitas pengembunan) 8k?: h2 7 0ntalpi refrigeran pada titik 2 8k;9kg: hA 7 0ntalpi refrigeran pada titik A 8k;9kg: m ref 7 $aju aliran massa refrigeran 8kg9s:
Traksi. Vol. 4. No. 1, Juni 2006 jurnal.unimus.ac.id

T/ro22lin0 Proc7ss "roses ini terjadi pada pipa kapiler atau pada katub ekspansi. "ada proses ini tidak ada kerja yang dilakukan atau ditimbulkan sehingga % 7 -. "erubahan energi kinetik dan potensial dianggap nol. "roses dianggap adiabatik sehingga / 7 -. "ersamaan energi aliran menjadi : hA 7 h@ 8k;9kg: E87k R78ri07rasi 0fek refrigerasi adalah besarnya kalor yang diserap oleh refrigeran dalam e&aporator pada proses e&aporasi, dirumuskan sebagai berikut ) [Ref. 5 hal. 187] R0 7 h1- h@ *imana ) R0 7 0fek refrigerasi 8k;9kg: h1 7 0ntalpi refrigeran pada titik 1 8k;9kg: h@ 7 0ntalpi refrigeran pada titik @ 8k;9kg: ,o78isi7n Pr7s2asi :+)P4 4oefisien prestasi dari sistem refrigerasi adalah perbandingan besarnya panas dari ruang pendingin (efek refrigerasi) dengan besarnya kerja yang dilakukan kompresor. 4oefisien prestasi ( !") dirumuskan sebagai berikut ) [Ref. 5 hal. 187] COP = h1 h@ h2 h1

(edangkan untuk kerja aliran massa udara dapat ditentukan dari hukum kontinuitas sebagai berikut ) [Ref. 5 hal. 125] > = 5.. m = > B = ( 5 . ) B *imana ) > 5 . m

7 7 7 7 7

*ebit aliran udara 8mA9det: $uas penampang 8m2: 4ecepatan udara 8m9det: 6assa jenis udara 8kg9mA: $aju aliran massa udara 8kg9det:

E87k2i8i2as P7r6inda/an Panas 0fektifitas perpindahan panas merupakan perbandingan laju perpindahan panas yang sebenarnya terhadap laju perpindahan maksimum yang mungkin terjadi. "anas yang diserap oleh e&aporator untuk mendidihkan refrigeran sebesar jumlah efektifitas perpindahan panas yang diberikan oleh udara. (ehingga menaikan suhu refrigeran sebagai penyebab turunnya temperatur udara pada keluaran e&aporator. +esarnya nilai efektifitas perpindahan panas dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut ) [Ref 8. hal. 519] "a#u perpindahan kalor sesungguhnya ! C= = "a#u perpindahan kalor maksimum yang mungkin ! maks
Traksi. Vol. 4. No. 1, Juni 2006 jurnal.unimus.ac.id

$aju perpindahan kalor yang mungkin adalah ! maks = C c $h $aju perpindahan kalor sesungguhnya adalah ! = C h $h *imana )

masuk

$c

masuk

masuk

$h

keluar

C
Ch Cc $h $c

7 0fektifitas perpindahan panas 7 mh%cph, $aju aliran kapasitas panas 84;9s - : 7 mc%cpc, $aju aliran kapasitas dingin 84;9s - : 7 'emperatur panas 8- : 7 'emperatur dingin 8- :

#ET)&E PENE(!T!AN "engujian ini dilakukan dengan cara pengamatan langsung terhadap prestasi suatu pengkondisian udara pada peralatan uji, ketika memakai putaran blo%er e&aporator $o% ool kemudian mengganti dengan yang #igh ool untuk berbagai isian massa refrigeran pada putaran tetap. (an0ka/ 67n0ujian. P7m7riksaan s7.7lum 67n0ujian "emeriksaan seluruh peralatan uji dan perlengkapannya merupakan langkah pertama yang mungkin dilakukan untuk menjaga keselamatan dan kondisi peralatan agar senantiasa baik #al yang perlu mendapat perhatian adalah ) 6emeriksa seluruh kondisi peralatan uji antara lain seperti po%er supply dan sistem kelistrikan. 6emastikan sabuk (belt) kompresor terpasang dengan benar dan kencang 6emerikasa sirip-sirip kondensor dan e&aporator 6emastikan kipas kondensor dan blo%er e&aporator bekerja dengan baik 6emeriksa kondisi kerja magnetic clutch pada kompresor 6enempatkan %adah air kondensat P7m9akuman sis27m (ebelum system pengkondisian udara ini diisi refrigeran, hal terpenting yang harus diperhatikan adalah ada tidaknya uap air dalam system, 2ap air dapat membeku di dalam alat ekspansi dan mengakibatkan penyumbatan (moisture clogging). !leh sebab itu, uap air ini harus dikeluarkan dahulu dengan cara pem&akuman. $angkah-langkah pem&akuman system dapat dilakukan adalah ) 6emasang manifold gauge untuk kedua katup pada kompresor 6enutup kedua katup pada manifold gauge 6enghubungkan hose tekanan tinggi (merah) pada manifold gauge ke sisi buang kompresor dan hose tekanan rendah (hijau) ke sisi hisap kompresor 6enyambungkan hose tengah (kuning) pada manifold gauge ke saluran hisap pompa &akum (&acuum pump) 6embuka kedua katup pada manifold gauge 6enghidupkan pompa &akum sekitar 1D menit, sehingga tekanan pada manifold gauge mencapai EA- in #g
Traksi. Vol. 4. No. 1, Juni 2006 jurnal.unimus.ac.id

6enutup kedua katup pada manifold gauge dan mematikan pompa &akum 6embiarkan kondisi ini lebih dari D menit dan memperhatikan tekanan pada manifold gauge ;ika terdapat kenaikan tekanan setelah langkah no. = berarti terdapat kebocoran dari sistem, memeriksa dan memperbaikinya 6engulangi langkah pem&akuman 1-= kembali hingga tidak terdapat kebocoran P7n0isian r78ri07ran R%12 "engisian refrigeran R-12 dapat dilakukan dengan dua kondisi yang berbeda, hal ini dilakukan sebagai upaya aplikasi pada kendaraan sebenarnya. 4edua kondisi yang ditempuh adalah ) 4ondisi mesin mati 6eletakan tabung R-12 diatas timbangan dan mencatat berat a%al 6enghubungkan nipple pada tabung R-12 dengan hose tengah pada manifold gauge 6embuka katup tabung R-12 sehingga refrigeran dapat masuk ke hose tengah ke manifold gauge dengan posisi kedua katup pada manifold gauge tetap tertutup 6emutar sedikit conection pada manifold gauge dengan hose tengah untuk membuang udara yang terdapat pada hose tengah tersebut kemudian mengencangkan kembali 6embuka kedua katup pada manifold gauge untuk memasukan refrigeran 6enutup kedua katup pada manifold gauge 4ondisi mesin hidup 6engidupkan motor listrik pada putaran 1F-- rpm 6enempatkan saklar pengkondisian udara pada posisi !, dan memutar saklar blo%er e&aporator pada posisi $o% cool. 6embuka katup tekanan rendah sepertiga bagin pada manifold gauge untuk memasukan refrigeran sesuai berat pengujian ;ika berat refrigeran yang masuk telah tercapai kemudian menutup katup tekanan rendah pada manifold gauge 6ematikan mesin dan sistem telah siap untuk pengambilan data 6elakukan langkah 1 sampai D untuk percobaan pada posisi #igh ool. P7n0am.ilan &a2a 6empersiapkan alat tulis dan lembar pengambilan data 6empersiapkan dan menempatkan seluruh alat ukur pada posisinya dan memastikannya dalam kondisi baik 6enghidupkan mesin uji dan menunggu hingga kondisinya benar-benar stabil 9 (teady 6enempatkan saklar pengkondisi udara pada posisi !, dan memutar saklar blo%er e&aporator pada posisi $o% cool. 6engatur putaran motor dan mengukurnya menggunakan tachometer hingga putaran yang dikehendaki 6enunggu sampai kondisi refrigeran dalam sisitem sampai keadaan stabil sekitar 1,D menit 6engukur parameter-parameter tekanan dan suhu refrigeran yang masuk dan keluar dari kompresor, kodensor, katup ekspansi dan e&aporator
Traksi. Vol. 4. No. 1, Juni 2006 jurnal.unimus.ac.id

6engukur parameter suhu udara yang masuk dan keluar dari kondrensor dan e&aporator 6encatat semua data dari hasil pengamatan 6ematikan mesin uji sistem pengkondisian udara 6engulangi langkah 1 sampai 1- untuk setiap kenaikan massa. 6engulangi langkah D E11 sebanyak D kali dengan selang %aktu 1,D menit 6engulangi langkah 1-12 untuk saklar blo%er e&aporator #igh ool. 6ematikan mesin dan menata kembali perlengkapan yang digunakan A"!( &AN PE#'A A"AN "ada uraian berikut, akan dijelaskan perbandingan unjuk kerja penggunaan putaran blo%er $o% ool dan #igh ool dengan mem&ariasikan isian massa refrigeran dari 2--D-- gram pada putaran kompresor 1F-- rpm. "engolahan data ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik disertai garis tren (trend line). 3aris tren bukan merupakan garis kur&a sebenarnya, tetapi hanya untuk menunjukkan kecenderungan kinerja refrigeran. 'abel 1. #asil "erhitungan $aju 5liran 6assa R-12 (1F-- rpm) pada posisi #igh ool
,o 1 2 A @ 6assa 3ram 2-A-@-D-.e m9s -.D-G -.D-= -.D11 -.D12 5 m2 -.-22FG -.-22FG -.-22FG -.-22FG & udara 4g9mA 1.1G@< 1.1GD1 1.1GD2 1.1GDA 6 udara 4g9det -.-1A@2 -.-1A@F -.-1ADD -.-1AD= " udara 4;9kg1.--D<2A 1.--D<22 1.--D<21.--D< H'
-

22.1F 22.22 22.@1 2D.A=

> udara e&ap 4 %att -.2<<1= -.A-1-< -.A-D@< -.A@GG=

> ref e&ap 4 %att -.1FGD2 -.22D=2 -.22<11 -.2@G1@

# 4;9kg 1@=.D-= 1@F.2A@ 1@F.ADA 1@<.D1@

6 ref 4g9det -.--11==G -.--1DAAF -.--1DD@< -.--1G@GA

'abel 2. #asil perhitungan 6ref, >e, >c, "komp dan !" untuk refrigeran R-12 posisi #igh ool
,1 2 A @ 6assa 3ram 2-A-@-D-6 ref 4g9det -.--11==G -.--1DAAF@ -.--1DD@=F -.--1G@G2= ?e 4;9kg 1F.<2 1=.@1=.A@ 1=.FA " komp 4 %att -.-21A-.-2=22 -.-2=D2 -.-A-=A h2 - hA 4;94g 1-D.<< 1-G.D1 1-<.-D 11=.-@ >c 4 %att -.12D<F -.1GAAG -.1G<DD -.1<@AA # 4;9kg 1@=.D1@F.2A 1@F.AD 1@<.D1 >e 4 %att -.1FGD -.22D= -.22<1 -.2@G1 !" =.2< =.-=.-A F.<=

'abel A. #asil "erhitungan laju 5liran 6assa Refrigeran R-12 (1F-- rpm) "ada "osisi $o% ool
,o 1 2 A @ 6assa 3ram 2-A-@-D-.e m9s -.2<2 -.2<@ -.2<G -.A-A 5 m2 -.-22FG -.-22FG -.-22FG -.-22FG & udara 4g9mA 1.1GDD 1.1GDG 1.1GD< 1.1GG6 udara 4g9det -.--FF@G -.--FF1-.--F=DD -.--=-@" udara 4;9kg1.--D< 1.--D< 1.--D< 1.--D< H'
-

2A.@A 2A.D< 2A.F1 2=.1<

> udara e&ap 4 %att -.1=2DDD -.1=D-FF -.1=FAA2 -.22=-1D

> ref e&ap # 6 ref 4 %att 4;9kg 4g9det -.1@F=F 1@F.DGG -.--1--2-G -.1DAG1 1@F.@2F -.--1-@1<F -.1D<2A 1D1.DA= -.--1-D-FF -.1FA2< 1D-.GF1 -.--11D-1A

'abel @. #asil perhitungan 6ref, >e, >c, "komp *an !" 2ntukRefrigeran R-12 Posisi LowCool
,1 2 A @ 6assa 4g 2-A-@-D-6 ref 4g9det -.--1--2-G -.--1-@1<F -.--1-D-FF -.--11D-1A ?e 4;9kg 1F.<1G@ 1=.A<<2 1=.A@A 1=.F2GD " komp 4 %att -.-1F<D -.-1<1F -.-1<2F -.-21D@ h2 - hA 4;94g 111.=21 112.DA< 112.GA2 12@.-=@ >c 4 %att -.112-D -.11F2G -.11A=D -.1@2F1 # 4;9kg 1@F.DGG 1@F.@2F 1D1.DA= 1D-.GF1 >e 4 %att -.1@F< -.1DAG -.1D<2 -.1FAA !" F.AD F.< = F.=

Traksi. Vol. 4. No. 1, Juni 2006

jurnal.unimus.ac.id

&a1a kom6r7sor, ka6asi2as 79a6ora2or,787k r78ri07rasi dan ko78isi7n 67r8ormasi *engan menyelidiki pengaruh komponen-komponen utama sistem refrigerasi, yaitu ) daya kompresor, kapasitas e&aporator,efek referigasi dan !" dengan mem&ariasikan isian massa refrigeran,maka dapat dilihat dalam bentuk grafik seperti yang terlihat di ba%ah ini ) &a1a kom6r7sor 27r/ada6 9ariasi massa r78ri07ran
0.035 Daya Kompresor (Kw) 0.03 0.025 0.02 0.015 0.01 100 low cool high cool

200

300

400

500

600

Massa Refrigeran (gram)

3ambar 1. 3rafik #ubungan 5ntara *aya 4ompresor 'erhadap .ariasi 6assa *ari grafik di atas terlihat bah%a dengan meningkatnya isian massa maka semakin banyak massa refrigeran yang mengalir sehingga laju aliran massa refrigeran semakin meningkat maka daya kompresor yang dihasilkan semakin meningkat. ini sesuai dengan persamaan ) ?c = m . ( h 2 h 1 ) ,a6asi2as 79a6ora2or *engan bertambahnya jumlah massa refrigeran yang masuk ke kompresor maka efek refrigerasi yang dihasilkan semakin besar ini disebabkan dengan banyaknya jumlah panas yang dihisap. !leh karena itu makin banyak jumlah refrigeran maka akan semakin baik kerja mesin pendingin.
Efek Refrigerasi (Kj/Kg) 0.21 0.185 0.16 0.135 0.11 0.085 0.06 100 Low cool High Cool

200

300

400

500

600

Massa Refrigeran (gram)

Traksi. Vol. 4. No. 1, Juni 2006

jurnal.unimus.ac.id

3ambar 2. 3rafik #ubungan antara 0fek Refrigeran 'erhadap .ariasi massa "eningkatan efek refigerasi di e&aporator dipengaruhi oleh kemampuan e&aporator menyerap kalor dari luar untuk menguapkannya, selisih yang terjadi antara high cool dan lo% cool berdasarkan grafik diatas memperlihatkan bah%a high cool mempunyai efek refrigerasi yang lebih tinggi.
Kapasitas Evaporator (Kw) 0.3 0.25 0.2 0.15 0.1 0.05 100 Low Cool High Cool

200

300

400

500

600

Massa Refrigeran (gram)

3ambar A. 3rafik #ubungan antara 4apasitas 0&aporator 'erhadap .ariasi 6assa Refrigeran 4apasitas e&aporator meningkat dengan bertambahnya massa refrigeran, yang diikuti dengan kenaikan laju aliran massa refrigeran. #al ini akan meningkatkan kapasitas e&aporator, pada pengujian ini pengaruh meningkatnya laju aliran massa refrigeran bersamaan dengan kenaikan efek refrigerasi. 5kibatnya kapasitas e&aporator cenderung naik dengan bertambahnya kenaikan massa refrigeran. #al ini sesuai dengan persamaan ) > e = m ( h1 h @ ) +)P !" berkurang dengan kenaikan isian massa refrigeran, !" dipengaruhi oleh perubahan efek refrigerasi dan kerja kompresi sesuai dengaan persamaan ) 0fek refrigerasi h 1 h @ = 4erja kompresi h 2 h 1

!" =

"ada grafik di ba%ah ini jelas menunjukkan bah%a putaran blo%er posisi high cool dengan meningkatnya daya kompresor, efek refrigerasi dan kapasitas e&aporator akan
Traksi. Vol. 4. No. 1, Juni 2006 jurnal.unimus.ac.id

<

cenderung turun,ini membuktikan bah%a penyerapan panas pada e&aporator bekerja dengan sempurna,lain halnya pada posisi lo% cool !" akan mengalami kenaikan. terbukti bah%a posisi lo% cool penyerapan panas terjadi tidak sempurna atau kacau.
8.4 8.2 8 COP 7.8 7.6 7.4 7.2 100 Low Cool High Cool

200

300

400

500

600

Massa Refrigeran (gram)

3ambar @. 3rafik #ubungan antara !" *engan .ariasi 6assa Refrigeran ,E"!#PU(AN ,7sim6ulan (etelah melakukan pengujian dan menganalisa data-data hasil pengujian, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut ) 1. !" refrigeran R-12 (F,AD) pada isian massa 2-- gram lebih rendah $o% ool dibandingkan #igh ool (=,2<). 2. 4apasitas e&aporator refrigeran R-12 (-,1FAA) pada isian massa D-- gram posisi $o% ool lebih rendah dibandingkan pada posisi #igh ool (-,2@G1). A. 'emperaatur udara terendah yang dapat dicapai menggunakan refrigeran R-12 adalah (A,F). @. +anyaknya perbedan data hasil pengujian antara posisi #igh ool dan $o% ool disebabkan karena arus yang masuk ke motor listrik blo%er e&aporator tidak akurat. D. (emakin bertambahnya massa akan semakin tinggi juga daya kompresor. "aran *ari hasil pengujian yang telah dilakukan ada beberapa saran yang bisa disampaikan yaitu ) 1. (ebelum pengujian hendaknya alat-alat ukur dikalibrasi agar data hasil pengujian lebih akurat. 2. 2ntuk saluran mobil yang dapat menimbulkan percikan api sebaiknya diisolasi dengan baik sehingga tidak menimbulkan percikan api yang dapat menimbulkan konsletting mesin pengujian.

Traksi. Vol. 4. No. 1, Juni 2006

jurnal.unimus.ac.id

1-

A. *iperlukan penelitian lebih lanjut tentang penggunaan R-12 terhadap efek-efek yang timbul terhadap lingkungan. &A$TAR PU"TA,A 1. 5rismunandar ?iranto, (aito #eizo, I"enyegar 2daraJ, "radnya "aramita, ;akarta, 2---. 2. +ejo ,ugroho, I4aji 0ksperimental "emakaian Kluida 4erja R-12 dan $"3 pada 5 6obil dengan .ariasi Lsian Refrigeran dan "utaran 4ompresorJ, (kripsi, 2--2. A. Krank kreith, 5rko "riyono,J "rinsip-"rinsip "erpindahan "anasJ, "enerbit 0rlangga, ;akarta, 1<<F. @. #olman ;", I"erpindahan 4alorJ, "enerbit 0rlangga, ;akarta, 1<==. D. (toecker, ?ilbert K, ;ones ;erold ?, (upratman #ara I Refrigerasi dan "engkondisian 2daraJ, 0disi kedua, "enerbit 5irlangga, ;akarta, 1<<2. G. (umarto, I*asar-dasar 6esin "endinginJ, "enerbit 5ndi !ffset, Mogyakarta, 2---. F. ?erlin .(. ,ainggolan, I'ermodinamikaJ, "enerbit ., 5rmico, +andung, 1<=F. =. ?illiam Reynolds, #endryc, "erkin,J 'hermodinamika 'eknikJ, "enerbit 0rlangga, ;akarta,1<<G.

Traksi. Vol. 4. No. 1, Juni 2006

jurnal.unimus.ac.id

11

Anda mungkin juga menyukai