Anda di halaman 1dari 45

DINAS PU CIPTA KARYA DAN TATA RUANG PROVINSI JAWA TIMUR

Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara

permen pu nomor 45/ prt/ m/ 2007

BANTUAN TEKNIS
adalah upaya memberdayakan pihak-pihak terkait dalam hal teknis baik berupa bantuan tenaga, informasi, maupun percontohan.

dengan maksud:

membina dan mengatur penyelenggaraan pembangunan bangunan gedung,


yang bertujuan: terwujudnya bangunan gedung yang fungsional, aman, nyaman, sehat, serta seimbang, serasi dan selaras dengan lingkungannya; dan terwujudnya tertib penyelenggaraan bangunan gedung.

Lingkup
BANTUAN TEKNIS
1. Bantuan Tenaga:

Pemimpin Proyek; Panitia; Pengelola Teknis.

Tenaga Teknis; Narasumber; Penatar/penyuluh.

2. Bantuan Informasi:

Peraturan, Pedoman/ Petunjuk/Standar Teknis; Advis Teknis; Rekomendasi.


Model Pengaturan (RTBL,; Fisik.

3. Bantuan Percontohan:

DASAR HUKUM Pengaturan BGN


SKB MENKEU, MENPUTL, KETUA BAPPENAS tahun 1970
KepMenPU No. 281/KPTS/79
Dirjen CK menetaapkaan Harga Satuan per-M2 dan Pedoman Operasional
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA tentang Pedoman Standarisasi dan Pedoman Operasional Penyelenggaraan Pembangunan Bangunan Gedung Negara dari tahun 1979 sd. 1993

SKB MENKEU dan KETUA BAPPENAS tahun 1979


Harga Standar untuk pelbagai jenis barang dan kegiatan ditetaapkan secara khusus secara berkala oleh BAPPENAS dan DEP. KEU.

Harga Satuan per-M2 dan Pedoman Operasional ditetapkan secara periodik oleh Dirjen CK Dep, PU.

SEB MENKEU dan KETUA BAPPENAS


SEB MENKEU dan KETUA BAPPENAS tahun 1997 Pedoman Teknis masih dalam taraf penyelesaian Dep. PU. cq. DCJK.

KEPUTUSAN DJCK

295/KPTS/CK/97
KEPMEN KIMPRASWIL 332/KPTS/M/2002 PERMEN PU 45/PRT/M/2007 tentang PEDOMAN TEKNIS PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA

KEPPRES 16/1994

Pembagunan gedung negara untuk keperluan dinas mengikuti PEDOMAN TEKNIS dari Dep. PU.

DASAR HUKUM Pengaturan BGN


1. PP No. 36 tahun 2005, tentang Peraturan Pelaksanaan UU No. 28 tahun 2002, bahwa penyelenggaraan bangunan gedung negara diatur oleh Menteri PU. {Ps.5 ayat (8)} 2. PP No. 38 tahun 2007, tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, bahwa penetapan kebijakan pembangunan serta pengelolaan gedung dan rumah negara merupakan urusan Pemerintah.

Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara

Maksud:
Sebagai petunjuk pelaksanaan bagi para penyelenggara pembangunan bangunan gedung dan rumah negara

Tujuan:
Terwujudnya bangunan gedung negara yang fungsional, aman, sehat, nyaman, MUDAH (selamat, efisien), serta serasi dan seimbang dengan lingkungannya, Terwujudnya penyelenggaraan bangunan gedung negara yang tertib, efektif, dan efisien.

PENGERTIAN
Bangunan Gedung Negara: adalah bangunan gedung untuk keperluan dinas yang menjadi/akan menjadi milik negara dan dibangun dengan sumber pembiayaan APBN, dan atau sumber pembiayaan lainnya.

MATERI PTPBGN
KLASIFIKASI BGN

SPESIFIKASI TEKNIS

STANDAR LUAS BGN STANDAR HARGA PERSYARATAN TEKNIS PENYELENGGARA PEMBANGUNAN ORGANISASI & TATA LAKSANA

TATA CARA
PENYELENGGARAAN

PROSEDUR PEMBANGUNAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN PERAWATAN/ PEMELIHARAAN PEMBINAAN & WASTEK

MATERI PTPBGN
KLASIFIKASI BGN TIPE RUMAH NEGARA

PERSYARATAN BGN

STANDAR LUAS BGN


PERSYARATAN TEKNIS PERSYARATAN ADMINISTRASI PERSIAPAN

TAHAPAN PEMBANGUNAN BGN

PERENCANAAN & PELAKSANAAN


PENDAFTARAN BGN

KOMPONEN BIAYA

PEMBIAYAAN BGN

PEMBIAYAAN BGN TERTENTU PEMBIAYAAN NON STANDAR PROSENTASE KOMPONEN PEKERJAAN PENYELENGGARA PEMBANGUNAN

TATA CARA
PENYELENGGARAAN

ORGANISASI & TATA LAKSANA PEMBANGUNAN TERTENTU PERAWATAN/ PEMELIHARAAN PEMBINAAN & WASTEK

Klasifikasi BGN (perubahan)


Klas
SEDERHANA

Penggunaan Bangunan
BG Kantor yang sudah ada disain prototipe-nya/ sd. 2 lantai/luas sd. 500 m2 Rumah Dinas Tipe C,D, dan E Pelayanan kesehatan: Puskesmas Pendidikan: lanjutan dan dasar sd. 2 lantai BG Kantor belum ada prototipe-nya/ diatas 2 lantai/ >500 m2 Rumah Dinas Tipe A & B, atau C,D,&E bertingkat Rumah Sakit Klas A & B Universitas/Akademi Istana Negara/Wisma Negara Instalasi Nuklir Laboratorium Bangunan Monumental

TIDAK SEDERHANA

KHUSUS

Tipe B Rumah Negara (perubahan)


Klas
Khusus

Penggunaan Bangunan
Menteri/Kepala Lembaga Tinggi/Tertinggi Negara Sekjen, Dirjen, Irjen, Kepala Badan Pejabat yang setingkat Direktur, Kapus, Karo, KaKanwil Pejabat yang setingkat Kasubdit, Kabag, Kabid Pejabat yang setingkat

A B
C D
E

250 M2-600 M2

120 M2-350 M2
70 M2 - 200 M2 50 M2 - 120 M2 35 M2 - 100 M2

Kasi, Kasubag, Kasubdid Pejabat yang setingkat


Kasubseksi Pejabat yang setingkat

2. RUMAH NEGARA Standar luas Rumah Negara ditentukan sesuai dengan tipe peruntukannya, sebagai berikut: Tipe Luas Bangunan Luas lahan *): Khusus 400 m2 1.000 m2 A 250 m2 600 m2 B 120 m2 350 m2 C 70 m2 200 m2 D 50 m2 120 m2 E 36 m2 100 m2
Jenis dan jumlah ruang minimum yang harus ditampung dalam tiap Tipe Rumah Negara, sesuai dengan yang tercantum dalam Tabel D. Luas teras beratap dihitung 50%, sedangkan luas teras tidak beratap dihitung 30%.

*) PENJELASAN 1. Dalam hal besaran luas lahan telah


diatur dalamRencana Tata Ruang Wilayah yang ditetapkandalam Peraturan Daerah setempat, maka standarluas lahan dapat disesuaikan;

2. Dalam hal rumah negara dibangun dalam


bentukbangunan gedung bertingkat/rumah susun, makaluas lahan tersebut tidak berlaku, disesuaikandengan kebutuhan sesuai Rencana Tata RuangWilayah;

3. Toleransi maksimal kelebihan luas


tanahberdasarkan lokasi Rumah Negara: a. DKI Jakarta : 20 % b. Ibu Kota Provinsi : 30 % c. Ibukota Kab/Kota : 40 % d. Perdesaan : 50 % Perkecualian terhadap butir 3 apabila sesuaidengan ketentuan RTRW setempat atau letak tanahdisudut

Persyaratan Bangunan Gedung NEGARA


Tata Bangunan
(bangunan gedung dengan lingkungannya)

Persyaratan Teknis

Keandalan Bangunan Gedung (teknis


teknologis bangunan gedung)

Status Hak atas Tanah dan Perizinan


Persyaratan Administrasi

Dokumen-Dokumen

Persyaratan Teknis BG

FUNGSIONAL TATA BANGUNAN & LINGKUNGAN


peruntukan dan intensitas bangunan wujud / arsitektur bangunan dan lingkungan dampak lingkungan

KEANDALAN

keselamatan

kesehatan
kemudahan/aksesibilitas

kenyamanan

PERATURAN & STANDAR YANG HARUS DIACU

KepMen PU No. 441/KPTS/1998 PERSYARATAN TEKNIS BANGUNAN GEDUNG (BCI) KepMen PU No. 468/KPTS/1998 PERSYARATAN TEKNIS AKSESIBILITAS PADA BANGUNAN UMUM DAN LINGKUNGAN SNI-SNI TENTANG BANGUNAN GEDUNG PERDA SETEMPAT TENTANG BANGUNAN UNDANG-UNDANG N0 28/2002 TENTANG BANGUNAN GEDUNG UNDANG-UNDANG N0 18/1999, TENTANG JASA KONSTRUKSI

Spesifikasi Teknis Bangunan Gedung Negara


TATA BANGUNAN & LINGKUNGAN
Jarak antar bangunan, KDB, KLB, Ketinggian dan GSB : sesuai Perda Setempat Ketinggian langit-langit: 2,60 m Kelengkapan S&P: parkir, aksesibilitas, air bersih, persampahan dan limbah serta Tata Hijau Lantai: keramik, vinil, tegel PC Dinding Luar: bata, batako diplester & dicat, dan kaca Dinding dalam: bata, batako diplester & dicat, dan kaca, serta partisi kayu lapis Plafond: kayu lapis dicat Atap: genteng, asbes gelombang, seng atau sirap Kosen/Daun Pintu: kayu klas II dicat, atau aluminium Pondasi: batu belah, kayu, beton bertulang Struktur Lantai: beton bertulang, baja, kayu klas kuat II Kolom/Balok : beton bertulang, baja, kayu klas kuat II Rangka Atap: kayu klas kuat II, baja

BAHAN BANGUNAN

STRUKTUR BANGUNAN

Spesifikasi Teknis Bangunan Gedung Negara


UTILITAS BANGUNAN
Air Bersih: PAM; Mandiri/sumur Drainase dan Pembuangan Kotoran: sesuai kebutuhan lokasi dengan rencana kota/lingkungan. Sarana PPB Kebakaran: sesuai Kepmen PU 02/85 dan SNI yang berlaku Penerangan: 100-215 lux/m2 Ventilasi 6-10% luas dinding Penangkal Petir: lokal

SARANA PENYELEMATAN

Tangga penyelamatan: lebar min. 1,20 m Tanda Penunjuk Arah Keluar: jelas dasar putih huruf hijau Pintu: lebar min. 0,90 m, satu ruang minimal 2 pintu dn membuka keluar. Koridor/selasar: lebar min. 1,80 m.

PERSYARATAN ADMINISTRASI

Status Hak atas Tanah Perizinan Bangunan Dokumen Pembiayaan Dokumen Perencanaan Dokumen Pembangunan Dokumen Pendaftaran

di catat sebagai asset milik Negara

Tahapan Pembangunan BGN


PERATURAN DAERAH TENTANG BANGUNAN

IMB

SLF

SLF

PERENCANAAN
PERSIAPAN PELELANGAN

PELAKSANAAN
PENDAFTARAN

PEMANFAATAN
PENGHAPUSAN

PERATURAN, PEDOMAN, STANDAR TEKNIS

07.a / 26

BAGAN PROSES PENYELENGGARAAN BANGUNAN GEDUNG PADA UMUMNYA


UU, PERATURAN, PEDOMAN, STANDAR TEKNIS BG, PERDA

PENDATAAN / PENDAFTARAN

PENYELENGGARAAN BANGUNAN GEDUNG

RTRW KAB/KOTA, RDTRKP

RTBL

IMB

SLF

SLFn

KT

RTB

AMDAL

PERENCANAAN

PELAKSANAAN

PEMANFAATAN

PEMBONGKARAN

KI PEMBANGUNAN PERSETJ/ REKOM. INSTANSI LAIN

PELESTARIAN

PENYEDIA JASA
KETERANGAN : M KT KI RTB TABG SLF SLFn Masyarakat Kajian Teknis Kajian Identifikasi Rencana Teknis Pembongkaran Tim Ahli Bangunan Gedung Sertifikat Laik Fungsi Perpanjangan Sertifikat Laik Fungsi Alur proses utama Alur proses penunjang Opsional

07.b / 26

BAGAN PROSES PENYELENGGARAAN BANGUNAN GEDUNG TERTENTU


UU, PERATURAN, PEDOMAN, STANDAR TEKNIS BG, PERDA

PENDATAAN / PENDAFTARAN

PENYELENGGARAAN BANGUNAN GEDUNG M TABG


SLF SLFn KT

RTRW KAB/KOTA, RDTRKP

M TABG
RTBL

M TABG
IMB

M TABG

M TABG
RTB

M TABG

AMDAL

PERENCANAAN

PELAKSANAAN

PEMANFAATAN

PEMBONGKARAN

KI PEMBANGUNAN

PERSETJ/ REKOM. INSTANSI LAIN

PELESTARIAN ( REN LAK )

PENYEDIA JASA
KETERANGAN : M KT KI RTB TABG SLF SLFn Masyarakat Kajian Teknis Kajian Identifikasi Rencana Teknis Pembongkaran Tim Ahli Bangunan Gedung Sertifikat Laik Fungsi Perpanjangan Sertifikat Laik Fungsi Alur proses utama Alur proses penunjang Opsional

Pembiayaan Pembangunan BGN:


Biaya Pembangunan BGN:

Biaya Pekerjaan Standar Biaya Pekerjaan Non Standar Standar Harga BGN Klasifikasi Sederhana dan Tidak Sederhana Standar Harga Bangunan Rumah Negara Ditetapkan oleh Bupati/Walikota secara berkala/tahun berdasarkan spesifikasi teknis dan klasifikasi BGN

Standar Harga Satuan Tertinggi per M2:

Komponen Biaya Pembangunan:


Biaya Konstruksi Fisik Biaya Perancangan Biaya Pengawasan/Manajemen Konstruksi Biaya Pengelolaan Proyek

Pembiayaan Pembangunan BGN:


Pembiayaan Bangunan tertentu:

Pembangunan 1 tahun anggaran

Pembangunan > 1 tahun anggaran / multy years


Bangunan dengan Desain Prototipe Bangunan dengan Desain Berulang

Prosentase Komponen Biaya Pembangunan:


Diperhitungkan dari :Biaya Keseluruhan Bangunan = 100%

terhadap masing-masing KLASIFIKASI bangunannya.


Biaya Konstruksi Fisik + 87%

Biaya Perancangan + 7% Biaya Pengawasan/Manajemen Konstruksi + 4% Biaya Pengelolaan Proyek + 2%

Biaya Konstruksi
Pembayaran dapat dilakukan secara bulanan atau tahapan tertentu yang didasarkan prestasi/ kemajuan pekerjaan fisik di lapangan.

Biaya Manajemen Konstruksi


Pembayaran didasarkan pada pencapaian prestasi/ kemajuan perencanaan dan pelaksanaan konstruksi di lapangan, yaitu (maksimum) :
1. 2. 3. 4. Tahap Persiapan/ pengadaan konsultan perencana Tahapan review rencana taknis sampai dengan serah terima dokumen perencanaan Tahap pelelangan pemborong Tahap konstruksi fisik yang dibayarkan berdasarkan prestasi pekerjaan konstruksi fisik di lapangan s.d. serah terima kedua pekerjaan 5% 10% 5% 80%

Biaya Perencanaan
Pembayaran didasarkan pada pencapaian prestasi/ kemajuan perencanaan, yaitu (maksimum) :
1. 2. 3. 4. 5. 6. Tahap konsep rancangan Tahapan pra-rancangan Tahap pengembangan Tahap rancangan gambar detail dan penyusunan RKS serta RAB Tahap pelelengan Tahap pengawasan berkala 10% 20% 2 5% 25% 5% 15%

Biaya Pengawasan
Pembayaran dapat dilakukan secara secara bulanan atau tahapan tertentu yang didasarkanpada pencapaian prestasi/ kemajuan kerjaan konstruksi fisik di lapanganatau penyelesaian tugas dan kewajiban pengawas.

Pembiayaan Pekerjaan Non-Standar

Dihitung berdasarkan rincian volume kebutuhan nyata dan harga pasar yang wajar, dengan terlebih dahulu berkonsultasi kepada instansi Teknis PU; Besarnya biaya perencanaan, manajemen konstruksi/pengawasan, dihitung berdasarkan billing-rate; Besarnya biaya tertinggi pekerjaan non-standar maksimum sebesar dari biaya pekerjaan standar, dan dapat berpedoman pada : 150%
Jenis Pekerjaan Alat Pengkondisian Udara Elevator/Escalator Tata Suara (Sound System) Telepon dan PABX Instalasi IT (Informasi&Tekologi) Elektrikal (termasuk genset) Sistem Proteksi Kebakaran Sistem Penangkal Petir Khusus Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Interior (termasuk furniture) Gas Pembakaran Gas Medis Pencegahan Bahaya Rayap Pondasi Dalam Fasilitas Penyandang acat & Kebutuhan Khusus Sarana/ Prasarana Lingkungan Biaya 10-20% dari X 8-12% dari X 3-6% dari X 3-6% dari X 6-11% dari X 7-12% dari X 7-12% dari X 2-5% dari X 2-4% dari X 15-25% dari X 1-2% dari X 2-4% dari X 1-3% dari X 7-12% dari X 3-8% dari X 3-8% dari X

Tata Cara Pembangunan Bangunan Gedung Negara

Para Pihak dalam Pembangunan BGN


Pengelola Proyek
PT

Konsultan Perencana
Konsultan MK/Pengawas

Kontraktor

Organisasi Proyek BGN:


PENGGUNA ANGGARAN
DjCK/PU (APBN) DPUProv (APBD Prov) DPUKab/Kota (APBDKab/Kota)

Pejbt Pemb Komitmen


Pengelola Administrasi Bendaharawan

Pengelola Teknis
HUBUNGAN KERJA

Konsultan MK / Pengawas

Konsultan Perencana

Kontraktor/s

Pengelola Teknis Proyek


Untuk APBN:

Di pusat oleh unsur DjCK, Kement PU di Pusat, Di daerah oleh unsur Dinas PU Provinsi (dekonsentrasi) atau unsur Dinas PU Kab/Kota (tugas pembantuan) oleh unsur Dinas PU Provinsi atau oleh unsur Dinas PU Kab/Kota (tugas pembantuan) oleh unsur Dinas PU Kab/Kota

Untuk APBD Provinsi:


Untuk APBD Kab/Kota:

HUBUNGAN KERJA PEMBERI TUGAS DAN PEMBERI JASA KONSTRUKSI PBGN


Dilaksanakan dengan cara

kontrak lumpsum fixed price


yang berarti:

suatu kontrak pengadaan barang/jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu dengan jumlah harga total penawaran yang pasti dan tetap. daftar volume dan harga (bills of quantitiy/BQ) bersifat tidak mengikat dalam kontrak dan tidak dapat dijadikan dasar perhitungan untuk melakukan pembayaran.

Konsultan Perencana:
DESAIN BERULANG
BIAYA PERENCANAAN BANGUNAN DESAIN BERULANG PENGULANGAN PERTAMA PENGULANGAN KEDUA PENGULANGAN KETIGA 75% 65% 50%

TERHADAP BIAYA PERENCANAAN

Penggunaan Konsultan Manajemen Konstruksi:

Bangunan bertingkat diatas 4(empat) lantai, dan atau bangunan dengan luas total diatas 5.000 m2, dan atau bangunan khusus, dan atau pembangunan yang melibatkan lebih dari satu konsultan perencana atau kontraktor, dan atau pembangunan yang dilaksanakan secara bertahap /multy years karena tidak dapat selesai dalam 1(satu) tahun anggaran.

Pembangunan > 1 th. Anggaran

Susun rencana pembiayaan keseluruhan pembangunan berdasarkan proyeksi standar harga yang berlaku Diupayakan dilaksanakan dengan izin multiyears deri Menteri Keuangan Disusun kontrak (induk) multi-years Disusun addendum kontrak tahunan (anak) Diupayakan perencanaan (dok. lelang) selesai pada tahun pertama (untuk induk)

Perawatan & Pemelihraan:


Umur bangunan : 50 tahun, depresiasi 2%/tahun, salvage value minimum 20%. Perawatan : tergantung tingkat kerusakan, ringan (30%), sedang (45%), atau berat (65%). Penentuan tingkat kerusakan dengan rekomendasi Instansi Teknis PU. Pemeliharaan per-m2/tahun BGN sebesar 2% dari harga standar per-m2 tertinggi yang berlaku.

TABEL B1 PROSENTASE KOMPONEN BIAYA PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA KLASIFIKASI SEDERHANA
BIAYA KONSTRUKSI FISIK (JUTA Rp) KOMPONEN KEGIATAN
s.d 100 100 s.d 250 250 s.d 500 500 s.d 1.000 1.000 s.d 2.000 2.000 s.d 5.000 5.000 s.d 10.000 10.000 s.d 20.000 20.000 s.d 50.000 50.000 s.d 100.000

SEDERHANA

100.000 s.d 200.000

200.000 s.d 500.000

1 1. PERENCANAAN KONSTRUKSI (DALAM %) PENGAWASAN KONSTRUKSI (DALAM %) PENGELOLAAN PROYEK (DALAM %)

2 8.23

3 8.23 s.d 6.83 5.35 s.d 4.62 1.75 s.d 1.45

4 6.83 s.d 5.63 4.62 s.d 3.90 1.45 s.d 1.16

5 5.63 s.d 4.65 3.90 s.d 3.27 1.16 s.d 0.86

6 4.65 s.d 3.90 3.27 s.d 2.73 0.86 s.d 0.65

7 3.90 s.d 3.28 2.73 s.d 2.27 0.65 s.d 0.50

8 3.28 s.d 2.82 2.27 s.d 1.92 0.50 s.d 0.37

9 2.82 s.d 2.44 1.92 s.d 1.65 0.37 s.d 0.28

10 2.44 s.d 2.16 1.65 s.d 1.43 0.28 s.d 0.21

11 2.16 s.d 1.94 1.43 s.d 1.26 0.21 s.d 0.18

12 1.94 s.d 1.80 1.26 s.d 1.18 0.18 s.d 0.16

13 1.80 s.d 1.72 1.18 s.d 1.14 0.16 s.d 0.14

2.

5.35

3.

1.75

TABEL B2 PROSENTASE KOMPONEN BIAYA PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA KLASIFIKASI TIDAK SEDERHANA
BIAYA KONSTRUKSI FISIK (JUTA Rp) KOMPONEN KEGIATAN
s.d 100 100 s.d 250 250 s.d 500 500 s.d 1.000 1.000 s.d 2.000 2.000 s.d 5.000 5.000 s.d 10.000 10.000 s.d 20.000 20.000 s.d 50.000

TIDAK SEDERHANA
50.000 s.d 100.000 100.000 s.d 200.000 200.000 s.d 500.000

1 1. PERENCANAAN KONSTRUKSI (DALAM %) MANAJEMEN KONSTRUKSI (DALAM %)

2 9.00

3 9.00 s.d 7.55 7.25 s.d 6.20 6.00 s.d 5.20 1.90 s.d 1.50

4 7.55 s.d 6.35 6.20 s.d 5.25 5.20 s.d 4.45 1.50 s.d 1.20

5 6.35 s.d 5.37 5.25 s.d 4.50 4.45 s.d 3.80 1.20 s.d 0.90

6 5.37 s.d 4.55 4.50 s.d 3.80 3.80 s.d 3.20 0.90 s.d 0.68

7 4.55 s.d 3.92 3.80 s.d 3.25 3.20 s.d 2.70 0.68 s.d 0.53

8 3.92 s.d 3.42 3.25 s.d 2.80 2.70 s.d 2.30 0.53 s.d 0.40

9 3.42 s.d 3.02 2.80 s.d 2.48 2.30 s.d 2.00 0.40 s.d 0.30

10 3.02 s.d 2.72 2.48 s.d 2.19 2.00 s.d 1.78 0.30 s.d 0.23

11 2.72 s.d 2.50 2.19 s.d 2.00 1.78 s.d 1.60 0.23 s.d 0.19

12 2.50 s.d 2.32 2.00 s.d 1.89 1.60 s.d 1.50 0.19 s.d 0.17

13 2.32 s.d 2.25 1.89 s.d 1.84 1.50 s.d 1.45 0.17 s.d 0.15

2.

7.25

atau 3. PENGAWASAN KONSTRUKSI (DALAM %) 4. PENGELOLAAN PROYEK (DALAM %)

6.00

1.90

TABEL 3 PROSENTASE KOMPONEN BIAYA PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA KLASIFIKASI KHUSUS
BIAYA KONSTRUKSI FISIK (JUTA Rp) KOMPONEN KEGIATAN
s.d 100 100 s.d 250 250 s.d 500 500 s.d 1.000 1.000 s.d 2.000 2.000 s.d 5.000 5.000 s.d 10.000 10.000 s.d 20.000 20.000 s.d 50.000 50.000 s.d 100.000

KHUSUS

100.000 s.d 200.000

200.000 s.d 500.000

1
1.PERENCANAAN KONSTRUKSI (DALAM %)

2
9.75

3
9.75 s.d 8.20

4
8.20 s.d 6.89

5
6.89 s.d 5.85

6
5.85 s.d 5.00

7
5.00 s.d 4.35

8
4.35 s.d 3.85

9
3.85 s.d 3.45

10
3.45 s.d 3.10

11
3.10 s.d 2.90

12
2.90 s.d 2.75

13
2.75 s.d 2.70

1.MANAJEMEN KONSTRUKSI (DALAM %)


1.PENGELOLAAN PROYEK (DALAM %)

7.95

7.95 s.d 6.68


1.90 s.d 1.50

6.68 s.d 5.70


1.44 s.d 1.20

5.70 s.d 4.87


1.18 s.d 0.90

4.87 s.d 4.15


0.86 s.d 0.68

4.15 s.d 3.60


0.80 s.d 0.53

3.60 s.d 3.10


0.55 s.d 0.40

3.10 s.d 2.77


0.43 s.d 0.30

2.77 s.d 2.49


0.34 s.d 0.23

2.49 s.d 2.30


0.26 s.d 0.19

2.30 s.d 2.17


0.21 s.d 0.17

2.17 s.d 2.12


0.17 s.d 0.15

1.90

TABEL C STANDAR LUAS RUANG GEDUNG KANTOR


A. RUANG KERJA
LUAS RUANG (M2) JABATAN RG. KERJA 2 9.00 9.00 9.00 8.00 8.00 6.00 6.00 4.00 3.00 2.00 RG. TAMU 3 10.00 10.00 10.00 6.00 6.00 6.00 6.00 0.00 0.00 0.00 RG. RAPAT 4 20.00 15.00 10.00 10.00 4.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 RG. SEKRET 5 8.00 6.00 3.00 4.00 3.00 3.00 0.00 0.00 0.00 0.00 RG. TUNGGU 6 20.00 12.00 6.00 9.00 5.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 RG. SIMPAN 7 5.00 5.00 5.00 3.00 3.00 3.00 3.00 2.00 1.00 0.00 KETERANGAN RG. TOILET 8 4.00 4.00 4.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 JUMLAH 9 76.00 61.00 47.00 40.00 29.00 18.00 15.00 6.00 4.00 2.00 10 Standar luas ruang tersebut merupakan acuan dasar disesuaikan berdasarkan fungsi/sifat tiap eselon/jabatan

1 1.Menteri 1.Eselon IA 1.Eselon IB 1.Eselon IIA 1.Eselon IIB 1.Eselon IIIA 1.Eselon IIIB 1.Eselon IV 1.Eselon V 1.Staf

RUANG PENUNJANG Ruang Rapat Ruang Arsip WC/Urinoir Mushola Ruang Sirkulasi

= = = = =

1,2 m2/orang 0,4 m2/orang 2 m2/orang 0,8 m2/orang 25% total luas ruang

TABEL D KETENTUAN JENIS & JUMLAH RUANG BANGUNAN RUMAH NEGARA

TIPE N O 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 1 0. 1 1. 1 2. URAIAN Khusus Ruang Tamu Ruang Kerja Ruang Duduk Ruang Makan Ruang Tidur Kamar Mandi/WC Dapur Gudang Garasi Ruang Tidur Pembantu Ruang Cuci Kamar Mandi Pembantu 1 1 1 1 4 2 1 1 2 2 1 1 A/250 m2 1 1 1 1 4 2 1 1 1 2 1 1 KETERANGAN B/120 m2 1 1 1 1 3 1 1 1 1 2 1 1 C/70 m2 1 1 3 1 1 1 1 D/50 m2 1 1 2 1 1 1 1 E/36 m2 1 1 2 1 1 1 1 Tidak dihitung dalam luas bangunan standar Di dalam hasil rancangan dimungkinkan adanya penggabungan beberapa fungsi dalam satu ruang, misalnya fungsi ruang duduk dan ruang makan.

TABEL E HARGA SATUAN TERTINGGI RATA-RATA PER-M BANGUNAN BERTINGKAT UNTUK BANGUNAN GEDUNG NEGARA

Jumlah Lantai Banguanan Bangunan 2 lantai Bangunan 3 lantai

Harga Satuan per m Tertinggi 1,090 standart harga gedung bertingkat 1,120 standart harga gedung bertingkat

Bangunan 4lantai
Bangunan 5 lantai Bangunan 6 lantai Bangunan 7 lantai Bangunan 8 lantai

1,135 standart harga gedung bertingkat


1,162 standart harga gedung bertingkat 1,197 standart harga gedung bertingkat 1,236 standart harga gedung bertingkat 1,265 standart harga gedung bertingkat

TABEL F PROSENTASE KOMPONEN PEKERJAAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA

Komponen Pondasi Stuktur Lantai Dinding Plafond Atap Utilitas Finishing

Gedung Negara 5% - 10% 25% - 35% 5% - 10% 7% - 10% 6% - 8% 8% - 10% 5% - 8% 10% - 15%

Rumah Negara 3% - 7% 20% - 25% 10% - 15% 10% - 15% 8% - 10% 10% - 15% 8% - 10% 15% - 20%

TABEL G PROSENTASE KOMPONEN PEKERJAAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA Fungsi Bangunan/ Ruang ICU/ ICCU/ UGD/ CMU Ruang Operasi Ruang Radiology Rawat Inap Laboraturium Ruang Kebidanan & Kandungan Ruang Gawat Darurat Power House Ruang Rawat Jalan Dapur dan laundry Bengkel

Harga Satuan per m Tertinggi 1,50 standart harga satuan bangunan 2,00 standart harga satuan bangunan 1,25 standart harga satuan bangunan 1,10 standart harga satuan bangunan 1,10 standart harga satuan bangunan 1,20 standart harga satuan bangunan 1,10 standart harga satuan bangunan 1,25 standart harga satuan bangunan 1,10 standart harga satuan bangunan 1,10 standart harga satuan bangunan 1,00 standart harga satuan bangunan

Selasar Beratap/ Teras

0, 5 standart harga satuan bangunan

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai