Anda di halaman 1dari 20

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hospitalisasi merupakan perawatan yang dilakukan dirumah sakit dan dapat menimbulkan trauma dan stress pada klien yang baru mengalami rawat inap dirumah sakit. Hospitalisasi dapat diartikan juga sebagai suatu keadaan yang memaksa seseorang harus menjalani rawat inap dirumah sakit untuk menjalani pengobatan maupun terapi yang dikarenakan klien tersebut mengalami sakit. Masalah yang dapat ditimbulkan dari hospitalisasi biasanya berupa cemas,rasa kehilangan dan takut akan ditiadakan yang dilakukan oleh pihak rumah sakit, jika masalah tersebut tidak diatasi maka akan mempengaruhi perkembangan psikososial terutama pada anak-anak. Untuk mencegah supaya masalah hospitalisasi teratasi maka peran perawat adalah tetap memberikan dukungan dan dorongan kepada klien yang efektif agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dan tetap menjaga kepercayaan klien agar klien tidak merasa takut akan tindakan yang akan dilakukan oleh perawat.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah persiapan prosedur tindakan ? 2. Bagaimanakah Inform Consent ? 3. Bagaimanakah Higience dan Perawatan Umum ? 4. Bagaimanakah Prinsip Pemberian Obat (oral,topical,injeksi)? 5. Apakah definisi Atraumatic Care ? 6. Apa saja prinsip Atraumatic Care ? 7. Bagaimanakah Aplikasi penerapan prinsip Atraumatic Care ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui persiapan prosedur tindakan 2. Untuk mengetahui arti Inform Consent 3. Untuk mengetahui Higience dan Perawatan Umum 4. Untuk mengetahui Prinsip Pemberian Obat 5. Untuk mengetahui arti definisi Atraumatic Care 6. Untuk mengetahui apa saja Prinip Atraumatic Care 7. Untuk mengetahui Aplikasi penerapan Prinsip Atraumatic Care

BAB II PEMBAHASAN

A. Persiapan Prosedur Tindakan Pedoman umum : Tinjau tingkat pemahaman anak dan orang tua Rencanakan penyuluhan berdasarkan usia perkembangan anak dan tingkat

pengetahuannya Libatkan orang tua dalam penyuluhan bila mereka menginginkan dan berencana untuk berpartisipasi dalam perawatan Informasikan pada orang tua tentang peran mereka selama prosedur Tekankan bahwa tidak ada bagian tubuh lain yang akan dilibatkan Tekankan apa yang akan dirasakan,dilihat, dicium dan disentuh anak serta apa yang akan anak lakukan selama prosedur (mis : tetap berbaring, menghitung bunyi, memeras tangan, memeluk boneka) Bersikap jujur dengan anak tentang aspek yang tidak menyenangkan dari prosedur tetapi hindari menciptakan kekhawatiran. Tekankan akhir dari prosedur dan adanya kejadian yang menyenangkan setelahnya. Tekankan keuntungan positif dari prosedur.

Menyiapkan Anak Untuk Prosedur Berdasarkan Karakteristik Perkembangan 1. Masa Bayi (Perkembangan rasa percaya dan pikiran sensori motorik) Kedekatan dengan orang tua Libatkan orang tua dalam prosedur bila diinginkan Jaga agar orang tua berada dalam garis pandang bayi Bila orang tua tidak mampu bersama anak, tempatkan obyak yang dikenal bersama bayi (mis : mainan)

Ansietas pada orang asing Minta pemberi asuhan yang biasa untuk melakukan atau membantu prosedur

Batasi jumlah orang asing yang memasuki ruangan selama prosedur

Fase pembelajaran sensorimotorik Selama prosedur gunakan tindakan yang menekankan sensori (mis : mengelus kulit, bicara perlahan, memberikan empeng) Gunakan analgesik(mis: anestetik lokal) untuk mengontrol ketidaknyamanan Gendong dan peluk anak setelah prosedur yang menimbulkan stress, anjurkan orang tua untuk memberi kenyamanan pada anak

Peningkatan kontrol otot Perkirakan bayi yang lebih besar untuk menolak Restrein dengan adekuat Jaga agar obyak yang membahayakan berada di luar jangkauan

Memori untuk pengalaman masa lalu Sadari bahwa bayi yang lebih besar dapat menghubungkan obyek, tempat, atau orang dengan pengalaman nyeri di masa lalu dan akan menangis dan menolak pada hal tersebut Tempatkan obyek-obyek yang menakutkan berada di luar pandangan Lakukan prosedur yang menimbulkan nyeri dalam ruangan yang terpisah, bukan dalam boks bayi Gunakan prosedur non instrusif bila mungkin (mis : suhu aksila, obat oral)

Meniru sikap tubuh Model perilaku yang diinginkan (mis : membuka mulut)

2. Toodler

(Mengembangkan

rasa

otonomi

dan

sensorimotorik

pada

pikiran

praoperasional) Gunakan pendekatan yang sama seperti pada bayi selain hal berikut Pikiran Egosentris

Jelaskan prosedur dalam hubungannya dengan apa yang akan dilihat, didengar, dikecap, dicium, dan dirasakan anak.

Beritahu anak bahwa ia diperbolehkan menangis, berteriak atau menggunakan cara lain untuk mengekspresikan ketidaknyamanan secara verbal

Perilaku negatif Perkirakan bahwa tindakan akan ditolak, anak mungkin mencoba untuk lari Gunakan pendekatan yang tegas dan langsung Abaikan kemarahan Gunakan teknik distraksi (mis : menyanyikan satu lagu bersama anak) Restrein dengan kuat

Animisme Pertahankan obyek yang menakutkan di luar pandangan anak (anak kecil meyakini obyek mempunyai kualitas seperti hidup dan dapat membahayakan mereka)

Batasi keterampilan berbahasa Komunikasikan dengan menggunakan perilaku Gunakan sedikit istilah sederhana pada anak Berikan petunjuk satu-persatu

Batasi konsep waktu Siapkan anak sacara singkat atau segera sebelum prosedur Jaga agar sesi penyuluhan tetap singkat (5-10 menit) Sediakan alat ekstra di dekat untuk menghindari penundaan (mis : swab alkohol, jarum baru, balutan, plester) Beritahu anak bila prosedur selesai

Berusaha untuk kemandirian Berikan pilihan bila mungkin tetapi sadari bahwa anak mungkin masih bersikap menolak atau negatif

Biarkan anak berpartisipasi dalam perawatan

3. Prasekolah (Perkembangan rasa inisiatif dan pikiran praoperasional) Egosentris Jelaskan prosedur dalam istilah sederhana Tunjukkan penggunaan alat Biarkan anak memainkan miniatur dari alat-alat yang sebenarnya

Peningkatan keterampilan bahasa Gunakan penjelasan verbal tetapi hindari terlalu menganggap tinggi pemahaman kata anak Dorong anak untuk mengungkapkan ide dan perasaannya

Penyakit dan hospitalisasi dapat dipandang sebagai hukuman Perjelas mengapa setiap prosedur dilakukan, anak akan mengetahuinya sulit untu memahami bagaimana obat dapat membuatnya merasa lebih baik dan dapat merasa buruk pada saat yang sama Tanyakan pikiran anak mengenai mengapa prosedur dilakukan Nyatakan secara langsung bahwa prosedur tidak pernah merupakan hukuman

Animisme Jaga agar peralatan berada di luar pandangan, kecuali bila ditunjukkan untuk atau digunakan pada anak

Rasa takut terhadap bahaya tubuh dan gangguan Tunjukkan pada gambar, boneka, atau anak di mana prosedur dilakukan Tekankan bahwa tidak ada bagian tubuh lain yang akan dilibatkan Gunakan prosedur yang tidak mengganggu (mis : suhu aksila, obat oral) Gunakan plester perekat yang kecil di atas daerah tusukan Anjurkan keberadaan orang tua Sadari bahwa prosedur yang melibatkan alat genital akan menyebabkan ansietas

Biarkan anak untuk memakai celana dalam Jelaskan situasi yang tidak familiar terutama bunyi atau cahaya

Upaya untuk inisiatif Libatkan anak dalam perawatan jika mungkin ( memegang alat, melepaskan balutan) Berikan pilihan bila mungkin tetapi hindari penundaan yang berlebihan Puji anak untuk membantu dan berusaha bekerja sama, jangan mempermalukan anak atas kurangnya kerjasama

4. Anak Usia Sekolah (Perkembangan rasa industri dan pikiran konkret) Peningkatan keterampilan berbahasa, minat dalam mendapatkan pengetahuan Jelaskan prosedur dengan menggunakan istilah medis/ ilmiah yang benar Jelaskan alasan pelaksanaan prosedur Jelaskan fungsi dan cara kerja peralatan dengan istilah yang konkret Berikan waktu sebelum dan setelah prosedur untuk mengajukan pertanyaan dan diskusi

Peningkatan kontrol diri tingkatkan kerjasama anak Beritahu anak apa yang diharapkan Beritahu cara mempertahankan kontrol (mis : napas dalam, relaksasi, menghitung)

Berusaha untuk industri Berikan tanggung jawab untuk tugas-tugas sederhana (mis : mengumpulkan spesimen) Sertakan dalam membuat keputusan (mis : waktu untuk melakukan prosedur, sisi yang diinginkan) Anjurkan partisipasi aktif (mis : melepaskan balutan, memegang alat, membuka kemasan)

Mengembangkan hubungan dengan sebaya Siapkan 2 atau lebih anak untuk prosedur yang sama atau anjurkan salah satu anak tersebut untuk membantu menyiapkan anak yang lain Berikan privasi dari sebaya selama prosedur untuk mempertahankan harga diri

5. Remaja (Perkembangan rasa identitas dan pikiran abstrak) Peningkatan kemampuan berpikir abstrak dan rasional Penjelasan tambahan dengan alasan mengapa prosedur diperlukan atau

menguntungkan Jelaskan konsekuensi prosedur jangka panjang Sadari bahwa remaja dapat merasa takut mati, cacat atau risiko potensial lain Dorong anak untuk mengajukan pertanyaan berkaitan dengan rasa takut , pilihan dan alternatif

Kesadaran penampilan Berikan privasi Diskusikan bagaimana prosedur dapat mempengaruhi penampilan (mis : jaringan parut) dan apa yang dapat dilakukan untuk meminimalkannya Tekankan adanya keuntungan fisik dari prosedur

Berusaha untuk kemandirian Libatkan dalam pembuatan keputusan dan perencanaan (mis : pilihan waktu, tempat, keberadaan individu selama prosedur, seperti orang tua, pakaian yang digunakan) Tekankan sedikit mungkin pembatasan Anjurkan metode mempertahankan kontrol Terima regresi menjadi metode koping yang lebih kekanak-kanakan Sadari bahwa remaja mungkin mengalami kesulitan dalam menerima gambaran otoritas baru dan dapat menolak melakukan prosedur

Perkembangan hubungan sebaya dan identitas kelompok Biarkan remaja bicara dengan remaja lain yang telah mengalami prosedur yang sama.

B. Informed Consent untuk Mengobati anak

Anak dianggap belum dewasa (biasanya di bawah 18 tahun) dan kecuali di bawah situasi khusus, orangtua atau individu yang ditugasi sebagai wali anak perlu memberikan informed consent sebelum tindakan medis dilaksanakan atau prosedur apapun yang dilakukan pada anak.

Izin terpisah juga diperlukan untuk hal berikut : Pembedahan mayor Tes diagnostik dengan elemen berisiko mis : bronkoskopi, biopsi jarum, EEG, LP, aspirasi sumsum tulang, katetrerisasi jantung dan ventrikulografi. Pengobatan medis dengan elemen berisiko, seperti transfusi darah, torasentesis atau parasentesis, terapi radiasi dan terapi syok.

Situasi rumah sakit lain yang memerlukan izan tertulis dari orang tua mencakup hal-hal berikut : Mengambil foto yang digunakan untuk medis, pendidikan atau Publik lain Pemindahan anak dari rumah sakit melawan abjuran dokter Pemeriksaan postmortem kecuali jira kematian tidak diketahui sebabnya, seperti kematian bayi tiba-tiba, kematian karena kekerasan, atau kecurigaan bunuh diri Pemeriksaan catatan medis oleh individu yang tidak berwenang, seperti pengacara, perwakilan dari asuransi, dll.

Berikut ini dalah pengecualian pada peraturan yang disebutkan sebelumnya : Informed consent dari individu lain selain orang tua atau wali, izin dijamin oleh individu yang bertanggung jawab Informed consent lisan : telephone consent atau consent lisan dari orang tua yang tidak dapat menandatangani ijin, hadirkan saksi untuk consent verbal Orang dewasa atau emancipated minor : individu yang secara legal di bawah umur tapi dikenal karena memiliki kapasitas legal orang dewasa seperti remaja yang hamil tanpa menikah, remaja yang belum dewasa tapi sudah menikah, atau orang yang belum de wasa yang tinggal terpisah dari orang tua dan menopang hidupnya sendiri Tindakan tanpa consent orang tua : situasi di mana anak perlu tindakan medis atau pembedahan segera sedangkan orang tua belum memberi consent

Kelalaian orang tua : bila anak memerlukan perlindungan dari orang tua tetapi orang tua yang mengabaikan anaknya ini atau yang memberi hukuman yang tidak sesuai pada anak menolak dilakukannya pengobatan yang diperlukan, atau bila penolakan adalah pelanggaran langsung terhadap hukum

C. Higiene dan Perawatan Umum

Perawatan Umum Pedoman Umum Bersihkan kulit dengan sabun lembut. Bilas dengan baik dengan air hangat biasa. Bersihkan mata setiap hari, mulut, perianal, dan area dimana terjadi kerusakan kulit Berikan pelembab setelah dibersihkan untuk mempertahankan kelembaban dan merehidrasi kulit, bersihkan kulit dari krim yang lama sebelum menambahkan lapisan baru Gunakan plester minimum. Pada kulit yang sangat sensitif, gunakan pelindung di antara kulit dan plester. Gunakan air atau penghilang perekat yang ada (bila kulit tidak rapuh) ketika melepas plester Ganti penempatan elektrode sedikitnya setiap 24 jam Pastikan jari-jari tangana atau jari kaki dapat terlihat kapanpun ekstremitas digunakan untuk jalur iv atau arterial Kurangi pergesekan agar kulit tetap kering, gunakan linen serta pakaian yang halus dan lembut Gunakan kain penarik untuk memindahkan anak di tempat tidur atau brankard untuk mengurangi pergesekan dan cedera terobek, jangan menarik anak dari bawah lengan. Identifikasi anak yang berisiko tinggi terhadap kerusakan kulit sebelum hal ini terjadi Jangan memasase daerah tonjolan tulang yang kemerahan karena dapat menyebabkan kerusakan jaringan dalam, berikan pebghilang tekanan pada area ini sebagai gantinga Jaga agar kulit bebas dari kelembaban yang berlebihan (mis : inkontinensia urine atau fekal, drainase luka, keringat berlebihan)

10

Secara rutin kaji status nutrisi anak. Anak yang puasa selama beberapa hari dan hanya menerima cairan IV dari segi nutrisi berisiko, yang dapat juga mempengaruhi

kemampuan kulit untuk mempertahankan integritasnya.

Mandi Kecuali jika dikontraindikasikan, mandikan bayi atau anak di bak di samping tempat tidur, di tempat tidur, atau di bak mandi standard Jangan meninggalkan bayi atau anak kecil tanpa pengawasan di bak mandi Gendong bayi yang tidak dapat duduk sendiri Tahan kepala bayi dengan aman dengan satu tangan atau genggam ketiak lengan bayi yang terjauh dari anda dengan kuat dan sandarkan kepala bayi dengan nyaman di pergelangan Awasi dengan ketat bayi atau anak kecil yang tidak dapat duduk tanpa bantuan. Tempatkan bantalan di dasar bak untuk mencegah bayi atau anak tergelincir dan kehilangan keseimbangan. Berikan pilihan pada anak yang lebih besar mandi dengan shower bila ada Gunakan penilaian mengenai jumlah pengawasan yang dibutuhkan anak yang lebih besar. Anak-anak dengan keterbatasan mental dan/atau fisik seperti anemia berat atau deformitas kaki, dan anak bunuh diri atau psikotik (yang dapat melakukan bahaya tubuh) memerlukan pengawasan yang ketat Bersihkan telinga, diantara lipatan-lipatan kulit, leher, punggung, dan area genital dengan hati-hati. Retraksi prepusium genital anak laki-laki yang tidak disirkumsisi (biasanya yang berusia lebih dari 3 tahun) bersihkan permukaan yang terpapar, dan kembalikan posisi prepusium. Jangan pernah meretraksi prepusium dengan kuat Berikan bantuan lebih besar pada saat mandi dan perawatan higiene lain pada anak yang sakit atau cacat. Dorong agar mereka melakukan sebanyak mungkin yang dapat mereka lakukan tanpa terlalu banyak menggunakan energi Perkirakan peningkatan keterlibatan pada perbaikan kekuatan dan ketahanan

11

Perawatan Umum

Sikat dan sisir rambut anak atau bantu anak dalam perawatan rambut sedikitnya sekali sehari

Rapikan rambut anak demi kenyamanan. Jangan memotong rambut anak tanpa izin dari orang tua

Cuci rambut bayi baru lahir setiap hari saat mandi jika hal ini termasuk kebijakan institusi. Cuci rambut dan kulit kepala sekali atau 2 kali seminggu pada bayi yang lebih besar dan anak-anak Remaja mungkin perlu lebih sering merawat dan mencuci rambut

Keramasi rambut di dalam bak atau di bawah shower atau pindahkan anak ke brankar agar lebihg mudah mencapai wastafel atau baskom air. Bila anak tidak dapat dipindahkan, keramasi di tempat tidur dengan perlindungan yang adekuat dan/ atau dengan alat-alat yang sudah diatur atau diposisikan secara khusus.

Gunakan sisir khusus dengan gigi sisir yang tidak rapat Ingatkan orang tua untuk membawa sisir jika sisir tidak tersedia di RS Bila rambut ingin dijalin atau dikepang, kendorkan kepangannya

Perawatan Khusus

Lakukan perawatan mulut untuk bayi dan anak cacat Bantu anak kecil untuk menyikat gigi, dorong anak untuk mau menyikat gigi Berikan sikat gigi dan pasta gigi untuk anak-anak yang tidak dapat melakukannya sendiri, atau minta orang tua untuk membawakannya dari rumah

Jaga makanan manis dalam jumlah minimum, khususnya permen yang lengket. Anjurkan kudapan yang kurang menyebabkan karies seperti : keju, buah segar, sayuran mentah, krekers, kentang. Hindari makanan yang dapat membuat anak kecil tersedak. Bila anak membawa botol ke tempat tidur isi dengan air, jangan diberi susu formula, ASI, susu sapi atau jus. Hindari menyusu yang lama atau sering selama tidur.setelah anak minum obat

12

dalam bentuk cairan manis atau tablet kunyah, segera bersihkan gigi atau sedikitnya berikan anak minum air untuk mencuci mulut. D. Prinsip Pemberian Obat (Oral, Topikal, Injeksi) Pedoman Umum

Pendekatan Pada Pasien Pediatrik Reaksi anak terhadap pengobatan dipengaruhi oleh : Karakteristik perkembangan, seperti kemampuan fisik dan kemampuan kognitif Pengaruh lingkungan Pengalaman masa lalu Hubungan saat ini dengan perawat Persepsi tentang situasi yang ada

Keberhasilan yang diharapkan, berikan pendekatan yang positif Beri penjelasan yang tepat sesuai tingkat perkembangn Biarkan anak memilih bila mungkin Bersikap jujur dengan anak Libatkan anak dalam usaha meningkatkan kerja sama Beri distraksi pada anak yang ketakutan/tidak kooperatif Berikan pada anak kesempatan untuk mengekspresikan perasaan Puji anak atas tindakan terbaiknya Luangkan waktu untuk bersama setelah pemberian obat Biarkan anak mengetahui bahwa ia diterima sebagai individu berharga

Kewaspadaan keamanan

Dapatkan riwayat alergi Periksa 6 BENAR dalam pemberian obat : o Benar pasien o Benar obat o Benar dosis

13

o Benar waktu o Benar cara/ rute o Benar dokumentasi Pemeriksaan ganda obat dan dosis dengan perawat lain Sadari tentang interaksi obat Pantau anak terhadap efek samping obat

Penyuluhan Keluarga Tentang Pemberian Obat

Keluarga perlu mengetahui hal-hal berikut : Nama obat Tujuan pemberian obat Jumlah obat yang diberikan Cara pemberian Waktu pemberian Efek obat yang diantisipasi Tanda-tanda yang menunjukkan reaksi merugikan pada obat Penyimpanan obat yang aman

Kaji tingkat pemahaman keluarga Jelaskan prosedur pemberian Demonstrasikan dan minta keluarga mengulanginya

Pemberian Peroral Perawatan Atraumatik Berikan pada anak es atau es batu yang kecil untuk dihisap untuk mematirasakan lidah sebelum minum obat Campur obat dengan zat yang berasa manis sepert madu (kecuali pada bayi), sirup, selai. Berikan air minuman jus, minuman ringan, atau jus yang dibekukan setelah pemberian obat Bila obat mempunyai rasa yang tidak enak, minta anak menutup hidung dan minu obat melalui sedotan.

14

Pemberian Injeksi Perawatan Atraumatik Injeksi Parenteral Sediakan obat dalam suhu ruang Gunakan jarum baru yang tajam dengan ukuran paling kecil Kurangi persepsi nyeri dengan : o Distraksi anak dengan percakapan o Berikan anak sesuatu untuk berkonsentrasi (mis : menggenggam tangan, mencubit hidung, sendiri, menghitung, berteriak) o Tempatkan kompres dingin atau es batu yang dibungkus di area injeksi 1 menit sebelum injeksi o Katakan pada anak Bila kamu merasakan ini beritahu saya untuk menghilangkannya Dorong keberadaan orang tua atau asisten bila mereka ingin berpartisipasi Restrein anak hanya bila diperlukan agar prosedur dapat dilakukan dengan aman Masukkan jarum dengan cepat. Ganti jarum setelah menarik obat, atau usap obat dari jarum dengan kasa steril Bila menarik obat dari ampul gunakan jarum yang dilengkapi dengan filter untuk menghilangkan partikel kaca kemudian gunakan jarum non infilter baru untuk injeksi Gendong san timang anak kecil dan anjurkan orang tua untuk menyamankan anak, puji anak yang lebih besar.

Pemberiat per Nasal, Mata dan Telinga Perawatan Atraumatik

Untuk memberikan obat oral, nasal, atau optik dilakukan hanya bila terdapat satu orang khusus untuk merestrein anak, gunakan prosedur berikut : Tempatkan anak pada posisi telentang di atas permukaan yang daar Duduk menghadap anak sehingga kepala anak berada di antara paha operator dan lengan anak berada di kaki operator Tempatkan tungkai bawah di atas tungkai anak untuk merestrain tubuh bagian bawah, k/p Untuk memberikan obat orak, letakkan bantal kecil di bawah kepala untuk mengurangi risiko aspirasi

15

Untuk memberikan obat nasal, letakkan bantal kecil di bawah bahu anak untuk membantu aliran cairan melalui pasase hidung.

Kewaspadaan : Bila diinstruksikan untuk memberi salep dan obat tetes pada kedua mata, berikan dulu tetesan pertama, tunggu 3 menit, kemudian berikan salep untuk memungkinkan setiap obat bekerja

E. Definisi Atraumatik Care

Atraumatik Care Ialah Tindakan perawatan terapeutik untuk meminimalkan distress fisik dan psikologik yang dialami anak dan keluarga dalam sistem pelayanan kesehatan. Distress fisik : kurang tidur, immobilisasi, gangguan rangsang sensori (nyeri). Distress psikologis : ansietas, takut, marah, kecewa, malu sedih.

F. Prinsip Atraumatik Care :

1. Mencegah atau meminimalkan perpisahan anak dari keluarga 2. Meningkatkan kontrol diri 3. Mencegah atau meminimalkan cedera tubuh

Contoh : menyiapkan anak sebelum dilakukan prosedur tindakan.

G. Prosedur-Prosedur yang Berhubungan dengan Mempertahankan Keamanan

Pastikan bahwa tindakan penjagaan keamanan lingkungan sudah dilakukan, misal : Kebijakan untuk tidak merokok Pencahayaan baik Lantai bebas dari air atau benda-benda lain yang dapat menyebabkan orang terjatuh Permukaan lantai kamar mandi tidak licin

16

Jaga peralatan listrik agar tetap berfungsi dengan baik, digunakan hanya oleh orang-orang yang mengetahui cara penggunaannya dan tidak berhubungan dengan kelembaban atau di dekat bak mandi

Tempat tidur pasien ambulasi dikunci pada ketinggian yang memungkinkan akses mudah kelantai

Perawatan dan pembuangan bahan yang mudah pecah dengan tepat Persiapan kebakaran diatur dengan baik dan diketahui oleh seluruh anggota staf Semua jendela ditutup dengan aman Stop kontak listrik ditutupi untuk mencegah luka bakar

Pastikan bahwa anak memakai gelang identitas yang benar Periksa air untuk mandi dengan tepat sebelum memandikan anak dengan air tersebut Gunakan perabot yang sesuai dengan proporsi tubuh anak, kokoh dan dengan keseimbangan yang baik agar tidak mudah terbalik Pakiaikan sabuk pengaman pada bayi atau anak kecil duduk di bangku bayi, kursi makan atau stroller Jagalah bayi atau anak kecil yang mengalami agitasi atau terganggu secara kognitif di meja pengobatan, timbangan atau area pengobatan tanpa pengawasan Jaga agar penutup inkubator tertutup dengan aman Jaga anak agar tidak menjangkau tub, tempat pakaian kotor, ruang pengobatan atau trolly obat dan ellevator Jaga agar pagar boks/ tempat tidur terpasang dengan benar kecuali jika ada orang dewasa yang berada di samping tempat tidur

Pemindahan Bawa bayi dan anak keci untuk jarak dekat dalam unit Dalam posisi horizontal, gendong bayi kecil dengan punggung tersokong dan paha digenggam dengan kuat oleh lengan pembawa Pada posisi tegak gendong bayi dengan bokong berada di lengan bawah perawat dan bagian depan tubuh bersandar pada dada. Topang kepala bayi dan bahu dengan lengan yang lain untuk menjaga kemungkinan adanya gerakan yang tiba-tiba oleh bayi Untuk perjalanan yang lebih jauh gunakan gendongan yang tepat

17

Gunakan sabuk pengaman yang tepat dan tinggikan pagar untuk pengamanan anak Pindahkan bayi dalam inkubator mereka, keranjang kantong bayi, stoller, kursi makan beroda, atau meja, atau kereta dengan pagar yang ditinggikan Gunakan kursi roda atau brankar yang berpagar untuk anak-anak yang lebih basar

Metode restrein Pahami tujuan restrein : Memberikan keamanan Mempertahankan posisi yang diinginkan Memfasilitasi pemeriksaan Membantu melakukan tes diagnostik dan prosedur terapeutik

Jangan menggunakan retrein sebagai hukuman atau sebagai pengganti observasi Kaji alat retrein setiap 1-2 jam dan dokumentasikan temuan sbb : Digunakan dengan tepat Menyelesaikan tujuan penggunaan Tidak merusak sirkulasi atau menyebabkan kerusakan pada saraf atau jaringan.

Pastikan bahwa semua restrein memungkinkan jangkauan yang mudah jika terjadi kasuskasus kegawatan Restrein dengan tali yang diikatkan ke tempat tidur, bukan ke penghalang tempat tidur. Restrein tidak boleh mempengaruhi pemasangan dan penurunan penghalang boks/ tempat tidur. Restrein diikatkan dengan simpul yang mudah untuk dibuka. Beri bantalan yang kaku atau alat kontriksi demi kenyamanan dan untuk mengurangi cidera. Siapkan anak untuk restrein yang dibutuhkan Jelaskan restrein dan alasan untuk restrein Jelaskan bahwa anak dapat membantu Tenangkan pada anak bahwa restrein bukanlah hukuman

Jelaskan restrein dan tujuannya pada orang tua Dokumentasikan persetujuan orang tua terhadap restrein Tunjukkan pada orang tua cara melepas dan memasang restrein bila mungkin Ajarkan tanda-tanda komplikasi

18

Lepaskan restrein secara periodik untuk memungkinkan anak menggerakkan ekstremitas bila hal ini tidak mempengaruhi terapi.

19

BAB III PENUTUP 3.1 Simpulan Hospitalisasi bagi keluarga dan anak dapat dianggap sebagai : 1. Pengalaman yang mengancam 2. Stressor 3.2 Saran Diharapkan sebagai seorang perawat mampu menjelaskan kepada klien atau masyarakat tentang mekanisme kenyang dan puasa. Agar masyarakat atau klien mengetahui mekanisme dan fungsi kenyang serta puasa secara baik dan benar.

20

Anda mungkin juga menyukai