Anda di halaman 1dari 5

TREND DAN ISSUE BELLS PALSY

OLEH :
KELOMPOK 2
A7-E
1. LUH PUTU RISMA AGUSTINI

( 13.321.1946 )

2. MADE ASRI PURWANTI

( 13.321.1950 )

3. NI KOMANG TIRTA DEWI

( 13.321.1952 )

4. NI LUH ARI WINDASARI

( 13.321.1954 )

5. NI LUH DESSY PRADNYA DEWI

( 13.321.1956 )

6. NI LUH GEDE SITA PRAHITA DANI

( 13.321.1958 )

7. NI PUTU SUKMA PRADNYAYANTHI

( 13.321.1970 )

8. NI PUTU TINI PRADNYANI

( 13.321.1971 )

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI
2015

BELLS PALSY

A. PENGERTIAN

Bells palsy adalah penyakit kerusakan saraf yang menyerang saraf ke 7 dan jenis
penyakit bells palsy ini menyerang pria juga wanita,bahkan bells palsy juga bisa menyerang
anak-anak usia 6 tahun. Banyak sekali penyebab terjadinya bells palsy dan terkadang anda
tidak menyadarinya,karena serangan penyakit bells palsy tidak selalu datang secara
mendadak ,bahkan dari awal gejala terjadinya bells palsy sampai terjadinya setting saraf
sehingga mengakibatkan perubahan terutama pada bentuk wajah dan posisi bibir yang tidak
simetris lagi antara 1 tahun sampai 5 tahun,fase terjadi pergeseran saraf dari normal ke
abnormal antara 1 hari sampai dengan 1 minggu,beberapa penderita tidak menyadari
sebelumnya.

B. PENYEBAB
1. Terdapat tumor dan infeksi kelenjar tiroid yang mempengaruhi jalur saraf ke 7
2. Berada dalam ruangan atau tempat dengan suhu rendah antara 15 derajad celcius
ke bawah termasuk tiupan angin yang mengarah pada wajah/ubun-ubun langsung
dan berlangsung berangsur angsur lalu terakumulasi dalam jangka waktu lama
3. Kondisi badan kurang sehat juga mempengaruhi pada kekuatan saraf menahan
pembekuan saat terjadi penurunan suhu di sekitar
4. Benturan atau penarikan spontan yang mempengaruhi salah satu jalur atau simpul
otot dan saraf yang terhubung pada saraf ke 7 sehingga memicu pergeseran saraf
menimbulkan pembengkakan dan berlanjut menjadi bells palsy,biasanya terjadi
pada olah ragawan dan pekerja fisik,dan kecelakaan
5. Pola tidur yang tidak sehat .sebagai contoh : tidur telungkup yang membuat otot
leher menjadi melintang dan tanpa disadari proses berlanjut pada tidur,dan juga
kebiasaan menempelkan muka pada lantai,sehinga peredaran darah pada area
muka terganggu karena suhu rendah lantai membuat setting pembekuan saraf
pada bagian muka.

C. GEJALA
1. Mengalami pusing dan pegal pada leher sampai pundak sampai pergelangan
tangan
2. Terjadi kedutan pada bawah bibir,samping hidung,dan pelipis terus menerus
3. Muka tidak tidak simetris /menceng ketika senyum bibir akan lari ke samping
4. Susah berkumur,meniup,dan ketika makan ,makanan akan tertaut balik bibir
bawah
5. Pergeseran bibir bawah /melintir bagian lingkar bibir miring dan bengkak sebelah
6. Tidak bisa mengerutkan dahi,dan alis tidak bisa digerakan
7. Tidak bisa menggerakkan tonjolan pada pipi dan terasa kaku seperti mati gerak
8. Beberapa penderita mengalami penarikan otot mata dan berair
9. Nyeri pada bagian bagian tertentu pada area leher ke atas
10. Mata tidak bisa berkedip bersamaan dan pelupuk mata menyempit, pada bagian
sebelahnya akan cenderung menonjol dan lambat berkedip,maka air akan masuk
pada mata ketika mandi,karena tidak bisa melakukan gerakan reflek menutup
11. Terjadi kedutan berangsur angsur ,pada bagian bawah bibir dan bagian lainya
12. Lidah terasa keluh dan kaku sehingga tidak bisa lancar ketika bicara
13. Pada beberapa penderita bells palsy mengalami berkurangya pendengaran
D. PENCEGAHAN
1. Jangan tidur telungkup dengan muka menempel pada lantai yang dingin
2. Jangan mengarahkan kipas angin pada wajah dan kepala secara langsung
3. Pergunakan masker muka ketika bepergian menggunakan sepeda motor
4. Segeralah mengeringkan rambut setelah mandi dan hindari langsung tidur
sebelum rambut kering
5. Usahakan suhu dingin pada ruangan ber AC tidak mengena langsung pada
kepala,muka dan leher
6. Jangan melakukan pemijatan urut pada leher pada saat demam tinggi
7. Hindari olahraga tanpa pemanasan terutama olah raga yang berhubungan dengan
menggelantung
8. Lakukan relaksasi dengan pemijatan ringan tiap bulan bagi yang memiliki
aktifitas tinggi di depan computer
9. Hindari mandi air dingin pada malam hari jika kondisi badan tidak vit
10. Pergunakan penutup kepala saat kehujanan yang mengakibatkan kedinginan pada
area kepala
11. Jangan melakukan pengompresan menggunakan es pada area muka ,leher dan
kepala
12. Hindarkan penggunaan bantal terlalu tinggi saat tidur

E. PERKEMBANGAN PENYAKIT BELLS PALSY DI DUNIA DAN DI INDONESIA


Bells palsy menempati urutan ketiga penyebab terbanyak dari paralysis fasial akut. Di
dunia, insiden tertinggi ditemukan di Seckori, Jepang tahun 1986 dan insiden terendah
ditemukan di Swedia tahun 1997. Di Amerika Serikat, insiden Bells palsy setiap tahun
sekitar 23 kasus per 100.000 orang, 63% mengenai wajah sisi kanan. Insiden Bells palsy
rata-rata 15-30 kasus per 100.000 populasi. Penderita diabetes mempunyai resiko 29% lebih
tinggi, dibanding non-diabetes. Bells palsy mengenai laki-laki dan wanita dengan
perbandingan yang sama. Akan tetapi, wanita muda yang berumur 10-19 tahun lebih rentan
terkena daripada laki-laki pada kelompok umur yang sama. Penyakit ini dapat mengenai
semua umur, namun lebih sering terjadi pada umur 15-50 tahun. Pada kehamilan trisemester
ketiga dan 2 minggu pasca persalinan kemungkinan timbulnya Bells palsy lebih tinggi
daripada wanita tidak hamil, bahkan bisa mencapai 10 kali lipat
Sedangkan di Indonesia, insiden Bells palsy secara pasti sulit ditentukan. Data yang
dikumpulkan dari 4 buah Rumah sakit di Indonesia didapatkan frekuensi Bells palsy sebesar
19,55 % dari seluruh kasus neuropati dan terbanyak pada usia 21 30 tahun. Lebih sering
terjadi pada wanita daripada pria. Tidak didapati perbedaan insiden antara iklim panas
maupun dingin, tetapi pada beberapa penderita didapatkan adanya riwayat terpapar udara
dingin atau angin berlebihan .
Pengobatan atas penyakit ini harus dikondisikan sesuai penyebabnya. Jika terkena virus
maka diberikan obat anti virus. Antivirus Acyclovir (Zovirax) dan Femvir efektif
mempercepat proses penyembuhan apalagi jika pemberiannya sedini mungkin. Sedangkan
untuk menguragi rasa nyeri, bisa menggunakan Analgesik.
Untuk penyembuhan Bells Palsy yang tak kalah penting adalah Fisioterapi. Fisioterapi
dilakukan melalui pemanasan pada saraf yang terkena. Bila dirumah, terapi bisa dilakukan
dengan handuk yang dibasahkan air panas dan menempelkannya didekat telinga agar
sirkulasi darah menjadi lancar kembali.

Selain itu bisa juga lewat pemijatan dengan gerakan memutar kea rah telinga, mulai
dari dagu, pipi sampai area dekat telinga. Juga dengan senam wajah sambari mengucapkan A,
I, U, E, O dan melatih otot wajah dengan makan permen karet.

Anda mungkin juga menyukai