Anda di halaman 1dari 14

1 | S u s i S u s a n t i _ A g r i b i s b i s 2 0 1 1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Koperasi sebagai sebuah lembaga ekonomi rakyat telah lama dikenal di
Indonesia, bahkan Dr. Muhammad Hatta, salah seorang Proklamator Republik
Indonesia yang dikenal sebagai Bapak Koperasi, mengatakan bahwa Koperasi
adalah Badan Usaha Bersama yang bergerak dalam bidang perekonomian,
beranggotakan mereka yang umumnya berekonomi lemah yang bergabung secara
sukarela dan atas dasar persamaan hak dan kewajiban melakukan suatu usaha
yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan para anggotanya.
Menurut UU No. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, dalam Bab I, Pasal
1, ayat 1 dinyatakan bahwa Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan
orang-seorang atau badan hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya
berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus gerakan ekonomi rakyat yang berdasar
atas asas kekeluargaan. Sedangkan tingkatan koperasi dalam UU tersebut dikenal
dua tingkatan, yakni Koperasi Primer dan Koperasi Sekunder. Koperasi Primer
adalah Koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan orang-seorang, dan
Koperasi Sekunder adalah Koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan
Koperasi. Tujuan pendirian Koperasi, menurut UU Perkoperasian, adalah
memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka
mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar 1945 (Ferdian, 2012).
Secara konsepsional, Koperasi sebagai Badan Usaha yang menampung
pengusaha ekonomi lemah, memiliki beberapa potensi keunggulan untuk ikut
serta memecahkan persoalan social-ekonomi masyarakat. Peran Koperasi sebagai
upaya menuju demokrasi ekonomi secara kontitusional tercantum dalam Pasal 33
UUD 1945. Namun dalam perjalanannya, pengembangan koperasi dengan
berbagai kebijakan yang telah dicanangkan oleh Pemerintah Republik Indonesia,

2 | S u s i S u s a n t i _ A g r i b i s b i s 2 0 1 1

keberadaannya masih belum memenuhi kondisi sebagaimana yang diharapkan
masyarakat.
Menurut Undang-undang No. 25 tahun 1992 Pasal 4 dijelaskan bahwa
koperasi memiliki fungsi dan peranan antara lain yaitu mengembangkan potensi
dan kemampuan ekonomi anggota dan masyarakat, berupaya mempertinggi
kualitas kehidupan manusia, memperkokoh perekonomian rakyat,
mengembangkan perekonomian nasional, serta mengembangkan kreativitas dan
jiwa berorganisasi bagi pelajar bangsa (Wirya, 2011).
Peran koperasi dalam memajukan perekonomian masyarakat dari dulu
hingga saat ini sangat lah banyak. Karena masyarakat dapat meminjam atau
berdagang pada koperasi tersebut. Bukan hanya itu saja peranan yang dilakukan
koperasi juga dapat membantu Negara untuk menggembangkan usaha kecil yang
ada dalam masyarakat.

1.2 Tujuan
Laporan ini bertujuan untuk :
1. Mahasiswa mampu mengetahui, memahami serta mengaplikasikan analisis
regresi dummy dependent variabel dengan model LPM (linear probability
model) dan model logit.
2. Mahasiswa mampu menggunakan analisis regresi dummy dependent variabel
dengan model LPM (linear probability model) dan model logit pada peran
koperasi bagi ekonomi rakyat.
3. Mahasiswa mampu mengintepretasikan suatu hasil analisis software SPSS
mengenai analisis regresi dummy dependent variabel dengan model LPM
(linear probability model) dan model logit.






3 | S u s i S u s a n t i _ A g r i b i s b i s 2 0 1 1

BAB II
METODOLOGI

1.1 Uji LPM (Linear Probability Model)
Linear Probability Model (LPM) merupakan metode regresi yang umum
digunakan sebelum logit dan probit model dikembangkan. LPM bekerja dengan
dasar bahwa variabel respon Y, yang merupakan probabilita terjadinya sesuatu,
mengikuti Bernoulli probability distribution dimana:

Sumber: wcr.sonoma.edu
Gambar diatas menunjukkan bahwa garis dari Linear Probability Model
(LPM) sangat minim menjelaskan atau mempresentasikan dari variabel dependent
yang diskrit. Oleh karena itu, karena LPM bekerja berdasarkan metode OLS biasa
maka timbul permasalahan yang telah diungkapkan sebelumnya: non-normality of
the disturbance, heteroscedastis, tidak terpenuhinya ekspektasi nilai Y antara satu
sampai dengan nol, dan tidak dapat digunakannya R sebagai pengukur Goodness
of Fit. Kebutuhan akan model probabilita yang menghasilkan Y yang terletak
antara interval satu sampai dengan nol dengan hubungan antara Pt dengan Xt
yang tidak linear menyebabkan logit model dikembangkan.


4 | S u s i S u s a n t i _ A g r i b i s b i s 2 0 1 1


2.2 Model Logit
Model Linear Probability Model memiliki masalah, tidak dapatnya
memberikan
hasil nilai Y yang terletak pada interval 1 dan 0, padahal niai probabilitas
mengharuskan kisaran nilainya diantara 1 dan 0. dikarenakan mereka
menggunakan
OLS atau regresi linear dalam melakukan estimasinya, atau dengan persamaan
sebagai
berikut:

Dikarenakan persamaan regresi linear tidak dapat memenuhi persyaratan nilai
probabilitas tersebut, di buatlah model logit yang menggunakan persamaan
eksponensial untuk mendapatkan nilai probabilitas pada interval 1 dan 0.
Berikut Langkah-Langkah dalam uji Logit:





5 | S u s i S u s a n t i _ A g r i b i s b i s 2 0 1 1

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 UJI LPM (Linear Probability Model)
a. Uji R Square




Variabel dependen (Di) dijelaskan sebesar 54,2% oleh variabel
independennya (Kepercayaan, kesadaran, banyaknya unit, kemudahan) dan
sisanya 45,8% dijelaskan oleh factor lain diluar model.
b. Uji Anova / uji F




Variabel independen (kepercayaan, kesadaran, banyaknya unit,
kemudahan) berpengaruh nyata terhadap keputusan petani berkoperasi dengan
nilai f hitung 18,023 dengan tingkat kepercayaan sebesar 100%.
c. Coefficients (Uji t)



6 | S u s i S u s a n t i _ A g r i b i s b i s 2 0 1 1


Dari tabel koefisien menyatakan bahwa hanya variable independent
X3(Banyaknya unit) dan X4 (kepercayaan) yang berpengaruh signifikan pada
variable dependent (keputusan petani berkoperasi) dengan tingkat
kepercayaan 100 %.
Berdasarkan hal di atas dapat disusun model sebagai berikut:
Y = -1,935 + 0,060 X1+ 0 X2+ 0,086 X3+ 0,117 X4 atau
Y = -1,935 + 0,060 X1+ 0,086 X3+ 0,117 X4
3.2 UJI LOGIT
a. Uji Negel




Intrepetasi : Dari kolom Negelkerke R Square menunjukan bahwa variable
independent (kepercayaan, kesadaran, banyaknya unit, kemudahan) sebesar
74,3 % dan sisanya 25,7 % dijelaskan oleh variable lain di luar model.
b. Uji G





Intrepetasi : Dari kolom Hosmer and Lemeshow Test pada uji G menunjukan
hasil signifikan sebesar 0,000 yang menyatakan bahwa semua variable
independen (kepercayaan, kesadaran, banyaknya unit, kemudahan)
berpengaruh nyata pada variable dependent (keputusan petani berkoperasi).


7 | S u s i S u s a n t i _ A g r i b i s b i s 2 0 1 1

c. Uji Wald







Intrepetasi:
X3 : Bahwa banyaknya unit usaha koperasi berpeluang sebesar 3,200 kali
lebih besar daripada peluang yang tidak menjadi anggota koperasi
X4 : Bahwa banyaknya tingkat kepercayaan koperasi berpeluang sebesar
3,251 kali lebih besar daripada peluang yag tidak menjadi anggota
koperasi.

Berdasarkan hal di atas dapat disusun model sebagai berikut:
Y = -28,943 + 0,591 X1+ 0,006 X2+ 1,163 X3+ 1,179 X4
d. Uji Likelihood













8 | S u s i S u s a n t i _ A g r i b i s b i s 2 0 1 1












Intrepetasi :
Nilai Likelihood pada block 0 sebesar 75,307 dan nilai Likelihood pada block
1 sebesar 28,791 . Maka hal ini menunjukan bahwa model tersebut bagus dan
layak digunakan untuk mengintrepetasikan hubungan keikutsertaan petani
dalam berkoperasi nilai karena block 0 > block 1

3.3 Ketepatan Model :
Block 0 (Observasi)







Ada 17 petani yang memutuskan untuk tidak mengikuti keputusan
berkoperasi dan ada 49 yang mengikuti koperasi jadi peluang yang ikut serta
atau tidak dalam berkoperasi sebesar 74 %


9 | S u s i S u s a n t i _ A g r i b i s b i s 2 0 1 1

Block 1(Prediksi)

Setelah dilogitkan yang tidak mengikuti koperasi 14 orang dan sisanya 3
orang beralih mengikuti berkoperasi. Sedangkan 49 petani berkoperasi yang
belum dilogit tadi, setelah dilogit 1 orang beralih tidak mengikuti berkoperasi
dan 48 sisanya tetap mengikuti berkoperasi.
3.4 Grafik Scatter


Dalam grafik menunjukan bahwa rentangan probabilitas dari LPM adalah >
1 dan atau < 0 , sedangkan Logit rentangan probabilotasnya antara 0 m1 .
Sehingga dalam hal probabilotas , metode yang sesuai untuk digunakan adalah
metode logit karena sesuai dengan tujuan kita yaitu untuk mengintrepetasikan data
yang kita uji agar data yang kita intrepetasikan tidak bias .

0.40
0.20
0.00
0.20
0.40
0.60
0.80
1.00
1.20
1.40
1.60
0 10 20 30 40 50 60 70
LPM
LOGIT

10 | S u s i S u s a n t i _ A g r i b i s b i s 2 0 1 1

3.5 Simulasi Model
Variabel B S.E. Wald Sig.
x1 .591 .389 2.308 .129
x2 .006 .320 .000 .985
x3 1.163 .463 6.312 .012
x4 1.179 .420 7.868 .005
Constant -28.943 9.884 8.575 .003

Simulasi-1:
Nilai Rata-Rata Xi
Simulasi-2:
Kemuduran 5 % dr Rerata
Simulasi-3:
X Kemuduran 10% pada x3 dan x4 dr Rerata
8.57 8.14 8.57
16.51
15.68 16.51
14.96
14.21 13.46
7.60
7.22 6.84

Odd Ratio 13.141 2.724 0.946
Peluang ikut koperasi 0.929 0.731 0.486

Intrepetasi Simulasi :
Simulasi 1 : Nilai odd ratio pada simulasi 1 sebesar 13,141 yang menujukan
bahwa peluang petani memutuskan berkoperasi 13,141 kali lebih
besar daripada peluang petani yang memutuskan tidak berkoperasi
Simulasi 2 : Nilai odd ratio pada simulasi 1 sebesar 2,724 yang menujukan
bahwa peluang petani memutuskan berkoperasi 2,724 kali lebih
besar daripada peluang petani yang memutuskan tidak berkoperasi
Simulasi 3 : Nilai odd ratio pada simulasi 1 sebesar 0,946 yang menujukan
bahwa peluang petani memutuskan berkoperasi 0,946 kali lebih
besar daripada peluang petani yang memutuskan tidak berkoperasi




11 | S u s i S u s a n t i _ A g r i b i s b i s 2 0 1 1

BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Dari uji R square (pada LPM) dan uji Negel (pada Logit) di dapatkan
nilai 54 ,2 % dan 74,3 % yang menunjukan metode lgit lebih tepat
digunakan untuk menganalisis model probabilitas karena memiliki
nilai R square yang lebih besar.
Dari Uji F pada LPM dan uji G pada Logit didapatkan nilai 0,000 atau
100 % sehingga dengan kedua metode ini memiliki variabel
independent sama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependent.
Dari Uji T pada LPM dan Uji Wald pada logit keduanya sama-sama
menyatakan bahwa hanya vaiabel X3 dan X4 saja yang berpengaruh
signifikan.
Dan dari uji likelihood menunjukan bahwa motode logit bagus dan
layak digunakan untuk mengintrepetasikan hubungan keikut sertaan
petani dalam berkoperasi nilai karena block 0 > block 1








12 | S u s i S u s a n t i _ A g r i b i s b i s 2 0 1 1

DAFTAR PUSTAKA

Ferdian, Reza. 2012. Peran Koperasi Dalam Masyarakat. (Online). http://hip-hip-
hore.blogspot.com/2012/11/peran-koperasi-dalam-masyarakat.html diakses
pada tanggal 18 April 2014
Wirya. 2011. Peranan Koperasi dalam Masyarakat dan Peranan Penting Koperasi
dalam Ekonomi Kerakyatan. (Online).
http://wirya12.blogspot.com/2011/11/peran-koperasi-dalam-masyarakat.html
diakses pada tanggal 18 April 2014


13 | S u s i S u s a n t i _ A g r i b i s b i s 2 0 1 1


LAMPIRAN :























14 | S u s i S u s a n t i _ A g r i b i s b i s 2 0 1 1

Anda mungkin juga menyukai