Anda di halaman 1dari 21

1 | S u s i S u s a n t i _ A g r i b i s n i s 2 0 1 1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Usahatani Tebu
Tebu adalah tanaman yang ditanam untuk bahan baku gula dan vetsin. Tanaman ini
hanya dapat tumbuh di daerah beriklim tropis. Tanaman ini termasuk jenis rumput-rumputan.
Umur tanaman sejak ditanam sampai bisa dipanen mencapai kurang lebih 1 tahun. Di Indonesia
tebu banyak dibudidayakan di pulau Jawa danSumatra.
Dalam konteks budidaya tebu, penggunaan lahan dan sumberdaya alam lainnya dalam
menghasilkan gula perlu memperhatikan aspek kelestarian lingkungan. Pengelolaan lahan harus
memperhatikan kaidah-kaidah koservasi supaya lahan terhindar dari kerusakan seperti erosi dan
longsor. Sarana produksi yang diberikan seperti pupuk, pestisida, zat pemacu kemasakan dsb
harus diberikan dalam takaran, cara dan waktu yang tepat sesuai kebutuhan, serta tidak
mencemari lingkungan.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi naik turunnya rata-rata produksi tebu per
hektar ini adalah masalah kesuburan tanah, pemakaian pupuk, bibit, cara bercocok tanam, jasad
pengganggu dan sebagainya.
Secara alami, tingkat kesuburan tanah akan mengalami penurunan dari waktu ke waktu,
terutama apabila cara pengolahan tanahnya kurang baik. Sumber daya tanah dapat diperbaiki
dengan menggunakan pemupukan yang tepat. Pemakaian pupuk yang baik dan tepat waktu dapat
memperbaiki kesuburan tanah dan meningkatkan produktivitas tebu per hektar. Selama ini petani
lebih banyak menggunakan pupuk anorganik seperti urea dan lainnya, daripada pupuk organik
seperti kompos, pupuk kandang dan sebagainya. Penggunaan pupuk anorganik ini dapat
mengurangi kesuburan tanah, sedangkan pupuk organik justru dapat memperbaiki kesuburan
tanah. Beberapa tahun belakangan ini pemerintah menganjurkan agar petani lebih banyak
menggunakan pupuk organik, namun petani lebih menyukai menggunakan pupuk anorganik
yang pemakaiannya lebih praktis dan hasilnya lebih cepat.
Dalam memilih bibit, petani tebu pada umumnya menggunakan bibit yang sudah
merupakan turunan beberapa kali. Hal ini tentu saja akan menyebabkan hasil yang kurang baik

2 | S u s i S u s a n t i _ A g r i b i s n i s 2 0 1 1

dibandingkan bibit yang masih murni. Anggapan petani bahwa bahwa bibit yang baik bila
ditanam lagi dapat memberikan hasil yang baik pula, sudah seharusnya diluruskan.
Organisme pengganggu juga dapat menyebabkan rendahnya produktivitas padi per
hektar, bahkan dapat menyebabkan gagal panen atau puso. Pemberantasan yang sering dilakukan
petani adalah dengan menggunakan pestisida. Jenis pestisida ini bermacam-macam,
penggunaannya, ukuran, dan waktu pemakaiannya. Penggunaan pestisida yang kurang tepat
tidak akan memberikan hasil yang optimal. Penggunaan pestisida yang tidak proporsional, selain
dapat menyebabkan serangga kebal terhadap jenis pestisida, juga akan dapat menyebabkan
pencemaran lingkungan. Akibatnya, rata-rata produksi padi perhektar akan mengalami
penurunan .
Masalah klasik yang hingga kini sering dihadapi adalah rendahnya produktivitas tebu dan
rendahnya tingkat rendemen gula. Rata-rata produktivitas tebu yang ditanam di lahan sawah
sekitar 95 ton/ha dan di lahan tegalan sekitar 75 ton/ha dengan rendemen gula sekitar 7,37,5%.
Produktivitas dan rendemen ini masih dibawah potensi produktivitas dan rendemen yang ada,
yaitu diatas 100 ton/ha untuk pertanaman tebu di lahan sawah dan sekitar 90 ton/ha untuk
pertanaman tebu di lahan tegalan dengan rendemen gula diatas 10%. Rendahnya produktivitas
ini berakibat pula pada rendahnya efisiensi pengolahan gula nasional.
Masalah lain yang berakibat pada rendahnya efisiensi industri gula nasional adalah
kondisi varietas tebu yang dipakai menunjukkan komposisi kemasakan yang tidak seimbang
antara masak awal, masak tengah dan masak akhir, hal ini berdampak pada masa giling yang
berkepanjangan dan banyaknya tebu masak lambat yang ditebang dan diolah pada masa awal
sehingga rendemen menjadi rendah. Penerapan teknologi budidaya tebu juga belum
dilaksanakan secara optimal dan banyak tanaman tebu dengan ratun lebih dari 3 kali..


1.2 Tujuan
Mengetahui kekuatan hubungan antara variabel Bibit, Pupuk ZA, , Tenaga Kerja dan dan
keikutsertaan petani dalam kelompok tani terhadap tingkat produksi tebu dalam suatu usaha tani
tebu


3 | S u s i S u s a n t i _ A g r i b i s n i s 2 0 1 1

BAB II
METODOLOGI

2.1 Regresi Linier Berganda
Regresi linier berganda adalah analisis regresi yang menjelaskan hubungan antara
peubah respon (variabel dependen) dengan faktor-faktor yang mempengaruhi lebih dari satu
prediktor (variabel independen).
Regresi linier berganda hampir sama dengan regresi linier sederhana, hanya saja
pada regresi linier berganda variabel bebasnya lebih dari satu variabel penduga. Tujuan
analisis regresi linier berganda adalah untuk mengukur intensitas hubungan antara dua
variabel atau lebih dan membuat prediksi perkiraan nilai Y atas X
Secara umum model regresi linier berganda untuk populasi adalah sebagai
berikut:
Y =
0
+
1
X
1
+
2
X
2
+
3
X
3
+ . +
n
X
n
+
Di mana
0
,
1
,
2
,.,
k
adalah koefisien atau parameter model.
Model regresi linier berganda untuk populasi diatas dapat ditaksir berdasarkan
sebuah smpel acak yang berukuran n dengan model regresi linier berganda untuk sampel,
yaitu: =
0
+
1
X
1
+
2
X
2
+
3
X
3
+ .. +
n
X
n

Dengan:
= Nilai taksiran bagi variabel Y

0
= Taksiran bagi parameter konstanta
0

1,

2,

3
= Taksiran bagi parameter koefisien regresi
1,

2,

3

Uji Regresi Linier Berganda
Uji regresi linier ganda perlu dilakukan untuk mengetahui apakah sekelompok
variabel bebas secara bersamaan mempunyai pengaruh terhadap variabel tak bebas. Pada
dasarnya pengujian hipotesis tentang parameter koefisien regresi secara keseluruhan atau
pengujian persamaan regresi dengana menggunakan statistik F yang dirumuskan sebagai
berikut:


4 | S u s i S u s a n t i _ A g r i b i s n i s 2 0 1 1

Dengan:
F = Statistik F yang menyebar mengukuti distribusi F denagan derajat
kebebasan V
1
= k dan V
2
= n-k-1
JK
reg
= Jumlah Kuadrat regresi =
i
)
2
, dengan derajat kebebasan dk = k
JK
res
= Jumlah kuadrat residu (sisa) = (
i
)
2
, dengan derajat kebebasan
dk = n k 1
Dalam pengujian persamaan regresi terutama menguji hipotesis tentang parameter
koefisien regresi secara keseluruhan melibatkan intersep serta buah variabel penjelasan
sebagai berikut:
Y =
0
+
1
X
1i
+
2
X
2i
+ . +
k
X
ki
+ i
Dengan persamaan penduganya adalah:
=
0
+
1
X
1
+
2
X
2
+ .. +
k
X
k

Dengan
0
,
1

2
,.,
k
merupakan penduga bagi parameter
0
,
1
,
2
, ., k
Langkah-langkah yang dibutuhkan dalam pengujian hipotesis ini adalah sebagai berikut:
a. Menentukan formulasi hipotesi
H
0:

1
=
2 =

k
= 0 (X
1
, X
2
, . , X
k
tidak mempengaruhi Y)
H
1
: Minimal ada satu parameter koefisien regresi yang tidak sama dengan nol
atau mempengaruhi .
b. Menentukan taraf nyata dan F
tabel
dengan derajat kebebasan V
1
= k dan V
2
= n
k 1
Pilih taraf nyata yang diinginkan.
c. Menentukan kriteria pengujian
H
0
diterima bila F
hitung
F
tabel
H
1
ditolak bila F
hitung
F
tabel
d. Menentukan nilai statistic F
e. Membuat kesimpulan apakah H
0
diterima atau ditolak




5 | S u s i S u s a n t i _ A g r i b i s n i s 2 0 1 1


2.2 Variabel dummy
Variabel dummy adalah variabel yang digunakan untuk mengkuantitatifkan
variabel yang bersifat kualitatif (misal: jenis kelamin, ras, agama, perubahan kebijakan
pemerintah, perbedaan situasi dan lain-lain).
Variabel dummy merupakan variabel yang bersifat kategorikal yang diduga
mempunyai pengaruh terhadap variabel yang bersifat kontinue. Variabel dummy sering juga
disebut variabel boneka, binary, kategorik atau dikotom. Variabel dummy hanya
mempunyai 2 (dua) nilai yaitu 1 dan nilai 0, serta diberi simbol D. Dummy memiliki nilai 1
(D=1) untuk salah satu kategori dan nol (D=0) untuk kategori yang lain. D = 1 untuk suatu
kategori (laki- laki, kulit putih, sarjana dan sebagainya). D = 0 untuk kategori yang lain
(perempuan, kulit berwarna, non-sarjana dan sebagainya)
Nilai 0 biasanya menunjukkan kelompok yang tidak mendapat sebuah perlakuan
dan 1 menunjukkan kelompok yang mendapat perlakuan. Dalam regresi berganda,
aplikasinya bisa berupa perbedaan jenis kelamin (1 = laki-laki, 0 = perempuan), ras (1 = kulit
putih, 0 = kulit berwarna), pendidikan (1 = sarjana, 0 = non-sarjana).
Variabel dummy hanya mempunyai 2 (dua) nilai yaitu 1 dan nilai 0, serta diberi
simbol D. D = 1 untuk suatu kategori (wanita, Batak, Islam, damai dan sebagainya). D = 0
untuk kategori yang lain (pria, Jawa, Kristen, perang dan sebagainya). Variabel dummy
digunakan sebagai upaya untuk melihat bagaimana klasifikasi-klasifikasi dalam sampel
berpengaruh terhadap parameter pendugaan. Variabel dummy juga mencoba membuat
kuantifikasi dari variabel kualitatif. Kita pertimbangkan model berikut ini:
I. Y = a + bX + c D1 (Model Dummy Intersep)
II. Y = a + bX + c (D1X) (Model Dummy Slope)
III. Y = a + bX + c (D1X) + d D1 (Kombinasi)







6 | S u s i S u s a n t i _ A g r i b i s n i s 2 0 1 1


Pemanfaatan Regresi Berganda dengan Variabel Dummy
Tujuan menggunakan regresi berganda dummy adalah memprediksi besarnya
nilai variabel tergantung/dependent atas dasar satu atau lebih variabel
bebas/independent, di mana satu atau lebih variabel bebas yang digunakan bersifat
dummy.
Variabel dummy adalah variabel yang digunakan untuk membuat kategori data
yang bersifat kualitatif (data kualitatif tidak memiliki satuan ukur), agar data kualitatif
dapat digunakan dalam analisa regresi maka harus lebih dahulu di transformasikan ke
dalam bentuk Kuantitatif. contoh data kualitatif misal jenis kelamin adalah laki-laki dan
perempuan, harus di transform ke dalam bentuk Laki-laki = 1 ; Perempuan = 0. atau
tingkat pendidikan misal SMA dan Sarjana, maka diubah menjadi SMA = 0 ; Sarjana = 1,
skala yang terdiri dari dua yakni 0 dan 1 disebut kode Binary, sedangkan persamaan
model yang terdiri dari Variabel Dependentnya Kuantitatif dan variabel Independentnya
skala campuran : kualitatif dan kuantitatif, maka persamaan tersebut disebut persamaan
regresi berganda Dummy. Dalam kegiatan penelitian, kadang variabel yang akan diukur
bersifat Kualitatif, sehingga muncul kendala dalam pengukuran, dengan adanya variabel
dummy tersebut, maka besaran atau nilai variabel yang bersifat Kualitatif tersebut dapat
di ukur dan diubah menjadi kuantitatif.











7 | S u s i S u s a n t i _ A g r i b i s n i s 2 0 1 1

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
3.1.1 Dummy Intersept






















8 | S u s i S u s a n t i _ A g r i b i s n i s 2 0 1 1


3.1.2 Dummy Slope
a) Dummy Slope Bibit























9 | S u s i S u s a n t i _ A g r i b i s n i s 2 0 1 1


b) Dummy Slope ZA

























10 | S u s i S u s a n t i _ A g r i b i s n i s 2 0 1 1


c) Dummy Slope TK


















3.2 Pembahasan
3.2.1 Dummy Intersept
a. Dilihat dari Model Summary, Adjusted R Square menunjukkan nilai 0.708, yang
artinya bahwa variabel independen (bibit,ZA dan TK) mampu menjelaskan variabel
dependen (produksi) sebesar 70,8 %. Sedangkan sisanya sebesar 29.2 % dijelaskan
oleh variabel lain diluar model.

11 | S u s i S u s a n t i _ A g r i b i s n i s 2 0 1 1

b. Uji Anova yaitu uji untuk mengetahui seberapa besar variable independen
mempengaruhi variable dependennya dari seberapa besar signifikasi koefisien regresi.
Uji F, dilihat dari table annova diketahui nilai signifikansi sebesar 0,00 dengan
ketetapan 0,01. Dalam signifikansi 0,00 atau dengan tingkat kepercayaan 100%
menunjukkan bahwa variable independen (bibit,ZA dan TK ) mempengaruhi variable
dependen (produksi).
c. Uji T, dilihat dari table coefficients signifikansi bibit 0,001 , signifikansi ZA 0,012 dan
signifikan TK 0.797 menunjukkan bahwa bibit dan ZA signifikan berpengaruh nyata
terhadap produksi tebu dengan ketetapan signifikan sebesar 0,001.sedangkan TK tidak
berpengeruh signifikan pada produksi tebu begitu namun untuk di berpengaruh
signifikan terhadap produksi karena nilainya sebesar 0,01.
d. Persamaan model hubungan antara bibit, ZA,TK dan Di dengan produksi dapat
dirumuskan sebagai berikut.
y = 459,997 + 2,483X
1
+ 18,758X
2
+ 0,240X
3
+ 396,478X
4

Di 0
y = 459,997 + 2,483X
1
+ 18,758X
2
+ 0,240X
3
+ 396,478X
4
(0)
y = ,997 + 2,483X
1
+ 18,758X
2
+ 0,240X
3

Di 1
y = 459,997 + 2,483X
1
+ 18,758X
2
+ 0,240X
3
+ 396,478X
4
(1)
y = 459,997 + 2,483X
1
+ 18,758X
2
+ 0,240X
3
+ 396,478X
4


e. Interpretasi:
Sehingga jika terjadi peningkatan penggunaan bibit sebesar 1kw, maka akan
meningkatkan produksi tebu sebesar 2,483kg. sedangkan apabila terjadi peningkatan
penggunaan pupuk sebesar 1 kw maa akan meningkatkan produksi tebu sebesar
18,758 kg dan apabila keluarga petani mengikuti kelompok tani maka akan penambah
produksi sebesar 396,478.





12 | S u s i S u s a n t i _ A g r i b i s n i s 2 0 1 1

3.2.2 Dummy Slope
a. Dummy Slope bibit
Dilihat dari Model Summary, Adjusted R Square menunjukkan nilai 0,690, yang
artinya bahwa variabel independen (bibit, ZA, dan Di_bibit) mampu menjelaskan
variabel dependen (produksi) sebesar 69 %. Sedangkan sisanya sebesar 31%
dijelaskan oleh variabel lain diluar model.
Uji Anova yaitu uji untuk mengetahui seberapa besar variable independen
mempengaruhi variable dependennya dari seberapa besar signifikasi koefisien
regresi. Uji F, dilihat dari table annova diketahui nilai signifikansi sebesar 0,00
dengan ketetapan 0,01. Dalam signifikansi 0,00 atau dengan tingkat kepercayaan
100% menunjukkan bahwa variable independen (bibit, ZA, dan Di_bibit)
mempengaruhi variable dependen (produksi).
Uji T, dilihat dari table coefficients dari semua variable indepen yaitu bibit, ZA, dan
Di_bibit menunjukkan bahwa hanya pupuk ZA dan DiBibit yang berpengaruh
signifikan terhadap produksi tebu .Sedangkan lainnya tidak berpengaruh signifikan
terhadap produksi tebu.
Persamaan model berdasarkan table coefficients

Y = 527,775 + 0,998X
1
+ 22,637X
2
+ 0,462X
3
+ 2,361X
4
D 0
Y = 527,775 + 0,998X
1
+ 22,637X
2
+ 0,462X
3
+ 2,361X
4
(0)
Y = 527,775 + 0,998X
1
+ 22,637X
2
+ 0,462X
3
D 1
Y = 527,775 + 0,998X
1
+ 22,637X
2
+ 0,462X
3
+ 2,361(1)
Y = 527,775 + 0,998X
1
+ 22,637X
2
+ 0,462X
3
+ 2,361
Y = 527,775 + (0,998+ 2,361)X
1
+ 22,637X
2
+ 0,462X
3
Y = 527,775 + 3,359X
1
+ 22,637X
2
+ 0,462X
3


13 | S u s i S u s a n t i _ A g r i b i s n i s 2 0 1 1

Intrepetasi
Sehingga jika terjadi peningkatan penggunaan pupuk sebesar 1 kw, maka
akan meningkatkan produksi tebu sebesar 22,637 kg sedangakn bila keluarga petani
mengikuti kelompok Tania maka akan penambah produksi untuk setiap
penambahan bibit sebesar 3,359 kg


b. Dummy slope pupuk (ZA)

Dilihat dari Model Summary, Adjusted R Square menunjukkan nilai 0,708, yang
artinya bahwa variabel independen (bibit,ZA,TK dan Di_ZA ) mampu menjelaskan
variabel dependen (produksi) sebesar 70,8%. Sedangkan sisanya sebesar 29,2 %
dijelaskan oleh variabel lain diluar model.
Uji Anova yaitu uji untuk mengetahui seberapa besar variable independen
mempengaruhi variable dependennya dari seberapa besar signifikasi koefisien
regresi. Uji F, dilihat dari table annova diketahui nilai signifikansi sebesar 0,00
dengan ketetapan 0,01. Dalam signifikansi 0,00 atau dengan tingkat kepercayaan
100% menunjukkan bahwa variable independen (bibit ,ZA,TK dan Di_ZA)
mempengaruhi variable dependen (produksi).
Uji T, dilihat dari table coefficients dari semua variable independen yaitu benih,
pupuk, dan dibenih menunjukkan bahwa hanya bibit dan Di_ZA yang berpengaruh
signifikan terhadap produksi tebu dengan Sedangkan lainnya tidak berpengaruh
signifikan terhadap produksi tebu
Persamaan model berdasarkan table coefficients

Y = 635,585 + 2,547X
1
+ 9,868X
2
- 0,024X
3
+ 19,482X
4
D 0
Y = 635,585 + 2,547X
1
+ 9,868X
2
- 0,024X
3
+ 19,482(0)
Y = 635,585 + 2,547X
1
+ 9,868X
2
- 0,024X
3


14 | S u s i S u s a n t i _ A g r i b i s n i s 2 0 1 1

D 1
Y = 635,585 + 2,547X
1
+ 9,868X
2
- 0,024X
3
+ 19,482(1)
Y = 635,585 + 2,547X
1
+ 9,868X
2
- 0,024X
3
+ 19,482
Y = 635,585 + 2,547X
1
+ (9,868 + 19,482)X
2
- 0,024X
3

Y = 635,585 + 2,547X
1
+ 29,35X
2
- 0,024X
3

Sehingga jika terjadi peningkatan penggunaan bibit sebesar 1 kw, maka akan
meningkatkan produksi tebu sebesar 2,547 kg sedangakn bila keluarga petani
mengikuti kelompok Tani maka akan peningkatan produksi sebesar 29,35 kg untuk
setiap penambahan pupuk sebesar 1 kw.

c. Dummy Slope Tenaga Kerja (TK)

Dilihat dari Model Summary, Adjusted R Square menunjukkan nilai 0,694, yang
artinya bahwa variabel independen (bibit,ZA,TK dan Di_TK ) mampu menjelaskan
variabel dependen (produksi) sebesar 69,4 %. Sedangkan sisanya sebesar 30,6 %
dijelaskan oleh variabel lain diluar model.
Uji Anova yaitu uji untuk mengetahui seberapa besar variable independen
mempengaruhi variable dependennya dari seberapa besar signifikasi koefisien
regresi. Uji F, dilihat dari table annova diketahui nilai signifikansi sebesar 0,00
dengan ketetapan 0,01. Dalam signifikansi 0,00 atau dengan tingkat kepercayaan
100% menunjukkan bahwa variable independen (bibit ,ZA,TK dan Di_TK)
mempengaruhi variable dependen (produksi).
Uji T, dilihat dari table coefficients dari semua variable independen yaitu benih,
pupuk, dan dibenih menunjukkan bahwa bibit,ZA (pupuk) dan Di_TK yang
berpengaruh signifikan terhadap produksi tebu dengan Sedangkan lainnya tidak
berpengaruh signifikan terhadap produksi tebu



15 | S u s i S u s a n t i _ A g r i b i s n i s 2 0 1 1

Persamaan model berdasarkan table coefficients

Y = 619,971 + 2,473X
1
+ 18,963X
2
- 0,600X
3
+ 1,673X
4

D 0
Y = 619,971 + 2,473X
1
+ 18,963X
2
- 0,600X
3
+ 1,673(0)
Y = 619,971 + 2,473X
1
+ 18,963X
2
- 0,600X
3


D 1
Y = 619,971 + 2,473X
1
+ 18,963X
2
- 0,600X
3
+ 1,673(1)
Y = 619,971 + 2,473X
1
+ 18,963X
2
- 0,600X
3

Y = 619,971 + 2,473X
1
+ 18,963X
2
(0,600 +

1,673)X
3
Y = 619,971 + 2,473X
1
+ 18,963X
2
+ 1,073 X
3



Sehingga jika terjadi peningkatan penggunaan bibit sebesar 1 kw, maka akan
meningkatkan produksi tebu sebesar 2,473 kg dan bila ada peningkatan penggunaan
pupuk ZA sebesar 1 kw maka akan meningkatkan produksi tebu sebesar 18,963 kg
sedangakan bila keluarga petani mengikuti kelompok Tani maka akan peningkatan
produksi sebesar 1,073 kg untuk setiap penambahan tenaga kerja.











16 | S u s i S u s a n t i _ A g r i b i s n i s 2 0 1 1

BAB IV
KESIMPULAN

Dari hasilm analisis regresi berganda menyatakan jika terjadi peningkatan penggunaan
bibit sebesar 1kw, maka akan meningkatkan produksi tebu sebesar 2,483kg. sedangkan apabila
terjadi peningkatan penggunaan pupuk sebesar 1 kw maa akan meningkatkan produksi tebu
sebesar 18,758 kg dan apabila keluarga petani mengikuti kelompok tani maka akan penambah
produksi sebesar 396,478.
Jadi alokasi optimal untuk meningkatkan produksi usahatani tebu adalah dengan cara
menambah input produksi berupa bibit dan pupuk (ZA). Namun penggunaan input yang
memiliki pengaruh terbesar terhadap peningkatan produksi adalah peningkatan penggunaan
pupuk. Hal ini sesuai dengan hasil analisis regresi berganda dan analisis regresi dummy slope
bibit yang menyatakan bahwa peningkatan penggunaan pupuk sebesar 1 kw, maka akan
meningkatkan produksi tebu sebesar 22,637 kg.


17 | S u s i S u s a n t i _ A g r i b i s n i s 2 0 1 1

DAFTAR PUSTAKA

Algifari. 1997. Analisis Statistik Untuk Bisnis; Dengan Regresi, Korelasi dan
Nonparametrik. Yogyakarta: BPFE.
Irawan, B. dan Budiman H. 1991. Analisis Efisiensi Penggunaan Masukan dan Ekonomi
Skala UsahaTani Tebu di Jawa Timur. JAE, Volume 10, Nomor 1 dan 2, Oktober
1991. Hal. 7390.
Ismail I, Taoharisman A, dan Suhadi. 1991. Peranan Tanaman tebu dalam proses pembentukkan
dan konservasi tanah di wilayah kririkal dan marginal. Berita 4: 7-9.
Rahmat, M. 1999. Profil Tebu Rakyat di Jawa Timur. JAE Vol. II/ No. 2/ Okt 1992. Hal. 39
57.


18 | S u s i S u s a n t i _ A g r i b i s n i s 2 0 1 1

LAMPIRAN :
DUMMY INTERSEP
























19 | S u s i S u s a n t i _ A g r i b i s n i s 2 0 1 1

DUMMY SLOPE BIBIT

























20 | S u s i S u s a n t i _ A g r i b i s n i s 2 0 1 1


DUMMY SLOPE ZA
























21 | S u s i S u s a n t i _ A g r i b i s n i s 2 0 1 1

DUMMY TK

Anda mungkin juga menyukai