MENSTRUASI DI SMA MUHAMMADIYAH 1 SRAGEN TAHUN 2012
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Remaja atau adolescen e berasal dari bahasa latin adolescere yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolescere yang bersal dari bahasa inggris, saat ini mempunyai arti yang cukup luas mencakup kematangan mental, emosional, social, dan fisik (Proverawati, 2009). Remaja adalah suatu tahap antara masa kanak-kanak dan masa dewasa. Istilah ini menunjukkan masa berawalnya pubertas sampai tercapainya kematangan organ reproduksi. Masa remaja adalah fase pertumbuhan dan perkembangan saat individu mencapai usia 10-19 tahun. Dalam rentang waktu ini terjadi pertumbuhan fisik yang cepat, termasuk pertumbuhan serta kematangan dari fungsi organ reproduksi. Pada wanita di tandai dengan terjadinya menstruasi (Aryani, 2010). Menstruasi adalah proses alamiah yang terjadi pada perempuan yang terjadi karena perdarahan yang teratur dari rahim sebagai tanda bahwa organ reproduksi telah berfungsi matang. Saat menstruasi perawatan organ-organ reproduksi sangatlah penting terutama kebersihan daerah kewanitaan, karena saat menstruasi pembuluh darah dalam rahim mudah terkena infeksi (Kusmiran, 2011). Kebersihan daerah kewanitaan yang kurang terjaga saat mentruasi menjadi salah satu penyebab terjadinya kanker leher rahim. Penderita kanker leher rahim didunia di perkirakan 630 juta wanita didunia, Setidaknya 600 wanita diseluruh dunia meninggal akibat kanker leher rahim. Berdasarkan jumlah data tersebut itu 50% kematian terjadi dinegara berkembang. Sedangkan di Indonesia setiap harinya terjadi 40 sampai 45 kasus baru kanker leher rahim dan 20 wanita meninggal perharinya di sebabkan karena kanker leher rahim (Mamduha, 2011). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di SMA Muhammadiyah Sragen kepada 10 siswi kelas X, terdapat 7 siswi yang belum mengetahui tentang cara menjaga kebersihan daerah kewanitaan saat menstruasi dan terdapat 3 orang yang telah mengerti tentang cara menjaga kebersihan daerah kewanitaan saat menstruasi. Adapun pertanyaan yang diajukan peneliti kepada siswi tentang cara membersihkan daerah kewanitaan dan berapa kali ganti pembalut serta berapakali ganti celana dalam. Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Tingkat Pengetahuan Siswi Kelas X Tentang kebersihan Daerah Kewanitaan Saat Menstruasi di SMA Muhammadiyah 1 Sragen Tahun 2012
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana Tingkat Pengetahuan Siswi Kelas X Tentang Kebersihan Daerah Kewanitaan Saat Menstruasi di SMA Muhammadiyah 1 Sragen Tahun 2012?
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswi tentang kebersihan daerah kewanitaan pada saat menstruasi di SMA Muhammadiyah 1 Sragen Tahun 2012.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Ilmu Pengetahuan Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan atau informasi bagi sekolah mengenai pengetauan siswi tentang kebersihan daerah kewanitaan pada saat mentruasi.
2. Bagi penelitan Hasil penelitian ini di harap kan dapat menambah pengalaman, wawasan, dan pengetahuan, serta dapat mengaplikasikan ilmu yang di peroleh dalam bangku kuliah. 3. Bagi institusi a. Sekolah Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadikan masukan bagi institusi sekolah terutama guru BK (bimbingan konseling) mengenai pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dan perilaku kebersihan alat reproduksi terutama pada saat mestruasi. b. Pendidikan Hasil penelitian ini diharapkan menjadikan masukan dalam memperbanyak refrensi pustaka serta meningkatkan pengetahuan dan wawasan bagi peneliti selanjutnya.
E. Keaslian
Berdasarkan penelusuran pustaka, peneliti menemukan penelitian yang serupa dengan penelitian yang pernah di lakukan , diantaranya: 1. Indriyani indah, (2010), dengan judul : Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Kebersiahan Alat Kelamin saat Menstruasi di Dusun Kecamatan Sukoarjo. Metode yang di gunakan adalah deskritif kumparatif dengan presentase. Hasil penelitian pengetahuan remaja putri tentang kebersihan alat kelamin mempunyai pengetahuan baik (52,17%), cukup (43,48%), kurang (2,90%), kurang sekali (2,905). Dari penelitiani
5
ini sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang baik tentang ting kat pengetahuan remaja putri usia 10-19 tahun tentang kebersian alat kelamin pada saat menstruasi di dusun kecamatan sukoarjo. 2. Redywati, (2006) dengan judul : Tingkat pengetahuan remaja putri tentang kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi di dusun Serbajadi Kecamatan Natar Lampung Selatan. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif, subjek penelitiannya yaitu remaja putri usia 10-19 tahun. Total populasi pada penelitian ini yaitu 279 remaja putri, sedangkan sampel yang diambil adalah 69 responden. Hasil penelitian menunjukkan dari 69 responden 36 orang (52,17%) memiliki pengetahuan dalam kategori baik, 30 orang (43,48%) kategori cukup, 2 orang (2,90%) kategori kurang, dan 1 orang (1,45%) dalam kategori kurang sekali. Kesimpulan secara umum dapat diketahui bahwa sebagian besar responden berpendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) sedangkan tingkat pengetahuan remaja putri tentang kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi didusun Serbajadi Kecamatan Natar Lampung Selatan tahun 2006 sebagian besar termasuk dalam kategori baik. Perbedaan penelitian dengan penelitian yang dilakukan yaitu waktu, lokasi, responden, metode penelitian dan hasil penelitian. Berdasarkan hasil penelitian ini sebanyak 2 siswi (6,67%) mempunyai pengetahuan baik, sedangkan 24 siswi (80%) mempunyai pengetahuan cukup baik dan sebanyak 4 siswi (13,33%) mempunyai pengetahuan kurang.
6
F. Sistematika Penelitian
Sistematika dalam penyusunann Karya Tulis Ilmiah adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN
Merupakan gambaran tentang isi Karya Tulis Ilmiah secara keseluruhan terdiri dari latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian, sistematika penelitian. BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Dalam Bab ini berisi tentang pengetahuan (pengertian, cara memperoleh pengetahuan, faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan, tingkat pengetahuan), remaja (pengertian, tumbuh kembang remaja putri), konsep kebersihan daerah kewanitaan (pengertian, tujuan kebersihan alat kelamin ( vulva hygiene), cara melakukan vulva hygiene, prosedur pelaksanaan vulva hygiene), menstruasi (pengertian, fisiologi menstruasi, faktor yang mempengarui menstruasi, tanda dan gejala menstruasi, hal-hal yang perlu diperhatikan saat menstruasi), kerangka teori, kerangka konsep. BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Dalam Bab ini terdiri dari jenis dan rancangan penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi, sampel dan teknik pengambilan
7
sampel, instrumen penelitian, metode pengambilan data, jalannya penelitian, definisi operasional variable, metode pengolahan data dan analisa data. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dibahas tentang gambaran umum tempat penelitian, hasil penelitian tentang gambaran pengetahuan, pembahasan dan keterbatasan. BAB V PENUTUP
Dalam bab terakhir ini berisi kesimpulan dan saran-saran yang ditujukan bagi responden, tenaga kesehatan, dan bagi peneliti selanjutnya. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan
a. Pengertian Pengetahuan merupakan hasil tahu pengindraan manuasia terhadap suatu obyek tertentu. Proses pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yaitu indra pengelihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan melalui kulit. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang ( over behavior) (Notoatmodjo, 2010). b. Cara Memperoleh Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2010), cara untuk memperoleh pengetahuan, yaitu: 1) Cara Coba-Salah (Trial and Error) Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan kedua ini gagal pula, maka dicoba dengan kemungkinan ketiga, dan apabila kemungkinan ketiga gagal dicoba kemungkinan keempat dan seterusnya, sampai masalah tersebut dapat dipecahkan. Itulah sebabnya maka cara ini 8
9
disebut metode trial (coba) and error (gagal atau salah) atau metode coba salah coba-coba. 2) Cara Kekuasaan atau Otoritas Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaan-kebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan-kebiasaan ini biasanya diwariskan turun temurun dari generasi ke generasi berikutnya, dengan kata lain pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli-ahli ilmu pengetahuan. Prinsip ini adalah, orang lain menerima pendapat yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa terlebih dulu menguji atau membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan fakta empiris ataupun berdasarkan penalaran sendiri. Hal ini disebabkan karena orang yang menerima pendapat tersebut menganggap bahwa yang dikemukannya adalah benar. 3) Berdasarkan Pengalaman Pribadi Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah, pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh pengetahuan.
10
4) Melalui Jalan Pikiran Sejalan dengan perkembangan umat manusia, cara berpikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi. 5) Cara Modern dalam Memperoleh Pengetahuan Cara baru dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian ilmiah, atau lebih popular disebut metodelogi penelitian ( research methodology). c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan 1) Pengalaman Merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan, baik dari pengalaman diri sendiri maupun orang lain. Hal tersebut dilakukan dengan cara pengulangan kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi. Bila berhasil maka orang akan menggunakan cara tersebut dan bila gagal tidak akan mengulangi cara itu (Notoatmodjo, 2007).
11
2) Pendidikan Pendidikan adalah suatu kegiatan atau proses pembelajaran untuk mengembangkan atau meningkatkan kemampuan tertentu sehingga sasaran pendidikan itu dapat berdiri sendiri. Tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan yangmereka peroleh, pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang makin semakin baik pula pengetahuanya (Notoatmodjo, 2007). 3) Kepercayaan Kepercayaan Adalah sikap untuk menerima suatu pernyataan atau pendirian tanpa menunjukkan sikap pro atau anti kepercayaan. Sering diperoleh dari orang tua, kakek atau nenek. Seseorang menerima kepercayaan itu berdasarkan keyakinan dan tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu. Kepercayaan berkembang dalam masyarakat yang mempunyai tujuan dan kepentingan yang sama. Kepercayaan dapat tumbuh bila berulang kali mendapatkan informasi yang sama (Notoatmodjo, 2007). 4) Dukungan keluarga Dukungan atau suport dari orang lain apa lagi orang terdekat sangat berperan dalam sukses tidaknya penerapan dalam keseharian remaja putri untuk melakukan kebersihan diri (Notoatmodjo, 2007).
12
5) Informasi/Media Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek ( immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedia bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayan orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut (Notoatmodjo, 2007). 6) Sosial budaya Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang (Notoatmodjo, 2007).
13
d. Tingkat Pengetahuan didalam Domain Kognitif Dalam domain kognitif berkaitan dengan pengetahuan yang bersifat intelektual (cara berpikir, berintraksi, analisis, memecahkan masalah dan lain-lain) yang berjenjang sebagai berikut : 1) Tahu ( Knowledge) Menunjukkan keberhasilan mengumpulkan keterangan apa adanya. Termasuk dalam kategori ini adalah kemampuan mengenali atau mengingat kembali hal-hal atau keterangan yang pernah berhasil dihimpun atau dikenali ( recall of facts). 2) Memahami ( Comprehension) Pemahaman diartikan dicapainya pengertian ( understanding) tentang hal yang sudah kita kenali. Karena sudah memahami hal yang bersangkutan maka juga sudah mampu mengenali hal tadi meskipun diberi bentuk lain. Termasuk dalam jenjang kognitif ini misalnya kemampuan menterjemahkan, menginterpretasikan, menafsirkan, meramalkan dan mengeksplorasikan. 3) Menerapkan ( Aplication) Penerapan diartikan sebagai kemampuan menerapkan hal yang sudah dipahami kedalam situasi dan kondisi yang sesuai. 4) Analisa ( Analysis) Analisis adalah kemampuan untuk menguraikan hal tadi menjadi rincian yang terdiri unsur-unsur atau komponen-
14
komponen yang berhubungan antara yang satu dengan lainnya dalam suatu bentuk susunan berarti. 5) Sintesis ( Syntesis). Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun kembali bagian-bagian atau unsur-unsur tadi menjadi suatu keseluruhan yang mengandung arti tertentu. 6) Evaluasi ( Evaluation) Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk membandingkan hal yang bersangkutan dengan hal-hal serupa atau setara lainnya, sehingga diperoleh kesan yang lengkap dan menyeluruh tentang hal yang sedang dinilainya (Notoatmodjo, 2005). 2. Remaja
a. Pengertian Remaja atau adolescene berasal dari bahasa latin adolescere yang berarti tumbuh atau tummbuh menjadi dewasa. Istilah adolescer e yang bersal dari bahasa inggris, saat ini mempunyai arti yang cukup luas mencakup kematangan mental, emosional, dan social, dan fisik (Proverawati, 2009). Remaja adalah suatu tahap antara masa kanak-kanak dan masa dewasa. Istilah ini menunjuk kan masa berawal nya pubertas sampai tercapai nya kematangan (Darwisyah, 2008).
15
b. Tumbuh kembang remaja putri 1) Pertumbuhan. Pertumbuhan adalah perubahan yang menyangkut segi kuantitatif yang ditandai dengan peningkatan dalam ukuran fisik dan dapat diukur. Fungi fisiologis dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan gizi. Pertumbuhan dipengaruhi oleh dua organ penting, yaitu: hipotalamus dan hipofisis, ketika organ ini bekerja ada tiga kelenjar yang dirangsang yaitu: kelenjar gondok, kelenjar anak ginjal, kelenjar organ reproduksi (Kusmiran, 2011). 2) Perkembangan Perkembangan adalah perubahan yang menyangkut aspek kualitatif dan kuantitatif. Terdapat dua konsep perkembangan remaja yaitu nature dan nurture. Konsep nature mengatakan bahwa masa remaja adalah masa badai dan tekanan. Periode perkembangan ini individu banyak mengalami gejolak dan tekanan karena perubahan yang terjadi dalam dirinya. Sedangkan konsep nurture mengatakan tidak semua remaja mengalami massa badai dan tekanan, hal tersebut tergantung pada pola asuhan dan lingkungan dimana remaja itu tinggal (Kusmiran, 2011). Perkembangan pada hakikatnya adalah usaha penyesuaian diri, yaitu secara aktif mengatasi strees dan mencari jalan keluar
16
baru dari berbagai masalah. Dalam penyesuaian remaja terdiri dari tiga tahap perkembangan remaja: a) Masa Remaja Awal ( 10-12 tahun), Ciri khasnya : (1) Lebih dekat dengan teman sebaya (2) Ingin bebas (3) Lebih banyak memperhatikan keadaan tubuh dan mulai berfikir abstrak b) Masa Remaja Tengah (13-15 tahun), ciri khasnya : (1) Mencari identitas diri (2) Timbulnya keinginan untuk kencan (3) Punya rasa cinta yang mendalam (4) Mengembangkan kemampuan berpikir abstrak (5) Berkhayal tentang aktifitas seks c) Masa Remaja Akhir (16-19 tahun), ciri khasnya : (1) Pengungkapan kebebasan diri (2) Lebih selektif dalam mencari teman sebaya (3) Punya citra jasmani diri (4) Dapat mewujudkan rasa cinta (5) Mampu berfikir abstrak (Kusmiran, 2011).
17
3. Menstruasi
a. Pengertian Mentruasi adalah proses alamiah yang terjadi pada perempuan. Mentruasi merupakan perdarahan yang teratur dari uterus sebagai tanda bahwa organ kandungan telah berfungsi matang. Menarche adalah menstruasi yang pertama kali biasanya pada usia 12 sampai dengan 16 tahun (Kusmiran, 2011). b. Fisiologi Mestruasi Menurut Kusmiran ( 2011), fisiologi menstruasi, sebagai berikut: 1) Stadium Menstruasi Berlangsung selama 3-7 hari. Pada saat itu selaput rahim dilepas kan sehingga timbul perdarahan. 2) Stadium Proliferasi Berlangsung pada 7-9 hari. Dimulai sejak berhentinya menstruasi sampai hari ke-14. Dimulainya pertumbuhan dari desidua fungsionalis yang mempersiapkan rahim untuk perlekatan janin. Antara hari ke-12 sampai 14 dapat terjadi pelepasan sel telur dari indung telur ( ovulasi). 3) Stadium Sekresi Berlangsung 11 hari. Masa sekresi adalah masa setelah terjadinya ovulasi. 4) Stadium Premenstruasi Berlangsung selama 3 hari.
18
c. Faktor yang mempengaruhi menstruasi Menurut Kusmiran (2011), faktor yang mempengarui menstruasi yaitu: 1) Faktor Hormon Hormon yang mempengaruhi terjadinya menstruasi pada seorang wanita yaitu: Follicle Stimulating Hormone (FSH), Estrogen, Luteinizing Hormone (LH), progesteron. 2) Faktor enzim Enzim Hidrolitik yang terdapat dalam endometrium merusak sel yang berperan dalam sintetis protein, yang mengganggu metabolisme sehingga mengakibatkan regresi endometrium dan perdarahan. 3) Faktor vaskuler Saat fase prliferasi, terjadi pembentukan sistem vaskulerisasi dalam lapisan fungsional endometrium. Pada pertumbuhan endometrium ikut tumbuh pula alteri-alteri, vena-vena, dan hubungan diantara keduan nya. 4) Faktor prostaglandin Endometrium mengandung prstaglandin E2 dan F2. Dengan adanya desintegrasi endometrium, prostaglandin terlepas dan menyebabkan kontraksi miometrium sebagai suatu faktor untuk membatasi perdarahan pada saat mentruasi.
19
d. Tanda Dan Gejala Menstruasi Menurut Wikipedia (2011), beberapa tanda dan gejala yang dapat terjadi pada saat masa menstruasi, yaitu: 1) Perut terasa mulas, mual dan panas 2) Terasa nyeri saat buang air kecil 3) Tubuh tidak fit 4) Demam 5) Sakit kepala dan pusing 6) Keputihan 7) Radang pada vagina 8) Gatal-gatal pada kulit 9) Emosi meningkat 10) Nyeri dan bengkak pada payudara 11) Bau badan tak sedap e. Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Saat Menstruasi Menurut Ambarwati (2010), hal-hal yang perlu diperhatikan oleh remaja wanita saat menstruasi, antara lain: 1) Menjaga kebersihan dengan mandi dua kali sehari menggunakan sabun mandi biasa. Hati-hati saat membersihkan organ reproduksi. Bagian dalam vagina tidak perlu dibersihkan dengan menggunakan sabun atau zat kimia karena akan bersih dengan sendirinya secara alamiah. Bila hal tersebut dilakukan dapat menimbulkan terjadinya iritasi bagian dalam.
20
2) Mengganti pembalut minimal empat kali sehari terutama sehabis buang air kecil. (Jika kurang dari empat kali, misal gantinya lebih dari 6 jam sekali, hal ini dapat menyebabkan bakteri yang terdapat dalam darah yang sudah keluar itu akan berubah menjadi ganas, dan bisa kembali masuk ke dalam vagina sehingga dapat menyebabkan terjadinya infeksi bahkan kanker). 3) Bila perut terutama daerah sekitar rahim terasa nyeri dan masih dapat diatasi ringan, tidak usah dibiasakan minum obat penghilang rasa sakit, kecuali sangat mengganggu seperti misalnya hingga menyebabkan pingsan. 4) Makan-makanan bergizi, terutama yang banyak mengandung zat besi dan vitamin seperti hati ayam/sapi, daging, telur, sayur dan buah. 5) Aktivitas harian tidak perlu diubah kecuali bila ada aktivitas fisik yang berlebihan misalnya olahraga berat, terutama pada siswi sekolah perlu dipertimbangkan.
4. Konsep Kebersihan Daerah Kewanitaan ( Vulva Hygiene) a. Pengertian Kebersihan Daerah Kewanitaan ( Vulva hygiene) merupakan menjaga kebersihan vagina dengan membilas bagian-bagian tersebut dengan air matang dan sabun setelah buang air kecil atau buang air besar. Vulva hygiene adalah membersihkan alat kelamin luar
21
perempuan. Vulva hygiene adalah memelihara kebersihan alat kelamin luar perempuan (Hidayat, 2009). b. Tujuan kebersihan alat kelamin ( Vulva Hygiene) Menurut Hidayat (2009), tujuan dilakukan vulva hygiene yaitu : 1) Untuk mencegah terjadinya infeksi pada vulva dan menjaga kebersihan vulva. 2) Untuk kebersihan perineum dan vulva. c. Cara melakukan Vulva Hygiene saat menstruasi Menurut Hidayat (2009), Cara melakukan Vulva hygiene saat menstruasi yaitu : 1) Membersihkan bagian luar organ seksual dengan sabun kulit setiap buang air kecil atau pun air besar membasuh dari arah depan ke belakang. 2) Menggunakan air yang bersih untuk membersihkan organ reproduksi. 3) Mengganti celana dalam sehari dua kali, memakai pakaian dalam berbahan katun, untuk mempermudah penyerapan keringat. 4) Segera mungkin mengganti pembalut dan celana dalam jika merasa tidak nyaman atau mulai terasa lembab terutama pada hari-hari yang banyak mengeluarkan darah (hari pertama sampai ketiga), ini dikarenakan darah bisa menjadi media yang sesuai untuk kuman berkembang biak.
22
d. Prosedur pelaksanaan vulva hygiene saat menstruasi Menurut Hidayat (2009), prosedur pelaksanaan vulva hygiene saat menstruasi : 1) Membersihkan bagian luar organ seksual dengan sabun kulit setiap buang air kecil atau pun air besar membasuh dari arah depan ke belakang. 2) Menggunakan air yang bersih untuk membersihkan organ reproduksi. 3) Mengganti celana dalam sehari dua kali, memakai pakaian dalam berbahan katun, untuk mempermudah penyerapan keringat. 4) Segera mungkin mengganti pembalut dan celana dalam jika merasa tidak nyaman atau mulai terasa lembab terutama pada hari-hari yang banyak mengeluarkan darah (hari pertama sampai ketiga), ini dikarenakan darah bisa menjadi media yang sesuai untuk kuman berkembangbiak. 5) Hindari menggunakan sabun mandi pada alat kelamin karena dapat menyebabkan kekeringan dan iritasi kulit atau gatal.
23
B. Kerangka Teori
Pengetahuan Remaja Menstruasi
Konsep kebersihan daerah
kewanitaan
Kebersihan Daerah Fa ktor-faktor yang Kewanitaan Saat me mpengaruhi pengetahuan Menstruasi
1. Pengalaman a. Pengertian
2. Pendidikan b. Tujuan 3. Ke percayaan c. Cara melakukan 4. Dukungan keluarga
vulva hygiene 5. Informasi/ Media d. Prosedur 6. Sosial Budaya pelaksanaan
Gambar 2.1 Kerangka Teori (Sumber Notoatmodjo, 2010).
24
C. Kerangka Konsep
Baik
Tingkat
Pengetahuan
Cukup siswi
Kurang
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
1. Pengalaman
2. Pendidikan
3. Kepercayaan 4. Dukungan keluarga
5. Informasi/ Media 6. Sosial Budaya
Keterangan
: diteliti
: tidak diteliti
Gambar 2.2 Kerangka Konsep (sumber: Sugiyono, 2007).
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Ditinjau dari tujuan penelitian akan dicapai, penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau diskripsi suatu keadaan secara objektif. Metode ini digunakan untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang (Notoatmodjo, 2010).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah tempat yang digunakan untuk pengambilan data selama kasus berlangsung (Hidayat, 2008). Penelitian ini dilakukan di SMA Muhammadiyah 1 Sragen. 2. Waktu Penelitian Waktu penelitian adalah jangka waktu yang di butuhkan penilis untuk memperoleh data penelitian yang di laksanakan (Hidayat, 2008). Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 7 Mei 2012.
25
26
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Hidayat, 2007). Populasi dalam penelitian ini adalah siswi kelas X di SMA Muhammadiyah 1 Sragen yang berjumlah 123 siswi. 2. Sampel Sampel adalah sebagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2007). Penentuan besarnya sampel yang salahakan mengurangi bobot dari hasil penelitian. Terdapat berbagai pertimbangan dalam menentukan besarnya sampel yaitu: a. Berdasarkan distribusi normal dengan central limit theory. Teori ini menyebutkan bahwa sampel penelitian disebut sampel besar jika subyek yang diteliti 30, yang akan mendekati distribusi normal, sedangkan jika < 30 disebut sampel kecil. b. Berdasarkan pertimbangan/pengalaman peneliti. Penentuan besar sampel dengan cara ini didasarkan pada prosentase dari besarnya populasi, misalnya mengambil 5%, 10% atau 20% atas pertimbangan biaya. Bila populasi kurang dari 100 sebaiknya dicuplik 50% dari populasi, dan bila populasi beberapa ratus diambil 25 sampai 30%.
27
3. Teknik pengambilan sampel Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah systematic random sampling, yaitu membagi jumlah atau populasi dengan perkiraan jumlah sampel yang diinginkan dan hasilnya adalah interval sampel (Notoatmodjo, 2010). Anggota sampel yang terkena sampel berdasarkan rumus sebagai berikut : N (jumlah populasi) = 123 siswi n (sampel)
= 30 (sampel yang diinginkan) I (interval)
= N : n = 123 : 30 = 4,1 Pada penelitian ini hasil intervalnya adalah 4,1 dan peneliti membulatkan menjadi 4. Maka anggota populasi yang terkena sampel adalah setiap siswi yang mempunyai nomor absen dengan kelipatan 4, yaitu 4, 8, 12, 18 dan seterusnya, sampai mencapai jumlah sampel sebanyak 30 siswi.
D. Instrumen Penelitian
Alat yang dipergunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah kuesioner yaitu daftar pernyataan yang sudah tersusun dengan baik, matang, dimana responden tinggal memberikan jawaban atau dengan memberikan tanda-tanda tertentu (Nototmodjo, 2010).
28
Untuk mengetahui pengetahuan remaja, kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup dimana sudah terdapat jawabannya, sehingga mereka tinggal memilih. Jenis pernyataan dalam kuesiner yang akan di gunakan ialah pernyataan positif (favorable) dan pernyataan negatif unfavorable). Pernyataan positif adalah pernyataan yang jawabannya benar dan jika di jawab benar mendapatkan skor 1, jika dijawab salah mendapatkan skor 0. Pernyataan negatif adalah pernyataan yang jawabannya salah, jika di jawab salah maka mendapatkan skor 1, jika dijawab benar mendapatkan skor 0. Pengisian kuisioner tersebut dengan memberi tanda centang ( ) pada jawaban yang dianggap benar. Untuk mengetahui kuesioner untuk penelitian ini berkualitas, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan karakteristik sejenis di luar lokasi penelitian yaitu pada siswi kelas X di SMA PGRI Sragen dengan sampel 30 siswi dan menggunakan 30 item pernyataan positif dan negatif. Tabel.3.1 .Kisi kisi kuisioner Variabel Indikator F U Jumlah
(soal) Pengetahuan a. Pengertian 1, 2, 3
3 Siswi tentang Menstruasi
Kebersihan b. Fisiolgi Menstruasi
4, 5, 6 3 Daerah c. Faktor yang 7, 8
2 Kewanitaan mempengaruhi
Saat Menstruasi
Menstruasi d. Gejala Menstruasi 9, 10
2
e. Konsep kebersihan 11,13,14,15,1 12, 20 Daerah Kewanitaan 6,17, 20,22,25 18,19,21,23,2 4,26,27,28,29 ,30 Jumlah
30
29
1. Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang dapat menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Hidayat, 2007). Sebuah instrument dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya hendak diukur. Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan rumus product moment. Instrumen dikatakan valid jika nilai rhitung>rtabel. Rumus product moment adalah:
6 6 6
.
N XY -
X. Y r
xy { N X 2 6 X 6 2 { }
N Y2 6
-
Y 6 2}
Keterangan: N : Jumlah responden rxy : Koefisiens korelasi product moment x : Skor pertanyaan y : Skor total xy : Skor pertanyaan dikalikan skor total Uji validitas dilakukan dengan cara membandingkan R hitung dengan R tabel dimana didapatkan hasil R tabel dengan taraf signifikan 5% yaitu 0,361 dan dengan signifikan 1% yaitu 0,463, ternyata setelah dilakukan perbandingan dari 30 item pernyataan, 4 diantaranya tidak valid yaitu item pernyataan no 8, 11, 25 dan 28, maka dari itu keempat nomor tersebut di hilangkan dari kuesioner.
30
2. Uji Reliabilitas Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensis, mengarahkan responden memilih jawaban-jawaban tertentu. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kalipun diambil tetap akan sama hasilnya (Arikunto, 2010). Untuk menguji reliabilitas instrumen, peneliti menggunakan rumus Alpha Chronbach dengan bantuan program computer SPSS for Windows. Rumus Alpha Chronbach adalah sebagai berikut: k 6 Si 2 r 1 11
2
k 1 Si t Keterangan: r11 = Reliabilitas Instrument k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal Si2 = Jumlah varian butir Si2 = Varians total Angket atau kueisioner di katakan reliabel jika memiliki nilai alpha minimal 0,7 (Riwidikdo, 2009).
Berdasarkan uji reabilitas yang telah dilakukan dengan bantuan program SPSS for windows kepada 26 item pernyataan yang dikatakan valid didapatkan nilai alpha adalah 0,858 dan dinyatakan reliabel bila
31
koefisien alpha lebih dari 0,7. Dapat diketahui bahwa item kuisioner nilainya diatas 0,7 sehingga kuesioner tersebut dikatakan reliabel.
E. Teknik Pengumpulan Data
Taknik pengumpulan data pada penelitian di peroleh dari data primer dan data sekunder. 1. Data Primer Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan mengenakan alat pengukuran atau alat pengambilan data, langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari (Saryono, 2010). Pengambilan data primer pada penelitian ini diperoleh dari jawaban pertanyaan responden secara langsung yang dituangkan kedalam koesioner. 2. Data Sekunder Data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui pihak lain, tidak langsung diperoleh dari subjek penelitiannya (Saryono, 2010). Data sekunder pada penelitian ini diperoleh dari Tata Usaha (TU) yaitu data jumlah Siswi Kelas X SMA Muhammadiyah 1 Sragen.
32
F. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007). Dalam penelitian ini hanya menggunakan variabel tunggal yaitu pengetahuan siswi tentang kebersihan daerah kewanitaan saat menstruasi.
G. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan definisi yang membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel yang diamati atau diteliti (Notoatmodjo, 2010).
Table 3.2. Definisi Operasional
Variabel Definisi Operasional Skala Hasil Ukur Pengetahuan Kemampuan/pengetahuan ordinal a. Baik, bila nilai yang Siswi Kelas dalam menjawab diperoleh ( x) > mean X Tentang pernyataan tentang + 1 SD Kebersihan kebersihan daerah Daerah kewanitaan saat b. Cukup, bila nilai Kewanitaan menstruasi pada mean 1 SD x Saat kuesioner mean + 1 SD Menstruasi c. Kurang, bila nilai responden yang diperoleh ( x) < mean 1 SD
33
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data 1. Pengolahan Data Setelah data terkumpul, maka langkah yang dilakukan berikutnya adalah pengolahan data. Langkah-langkah pengolahan data menurut Notoatmodjo (2010), adalah sebagai berikut:
a. Editing Kegiatan ini dilakukan dengan cara memeriksa data hasil jawaban dari kuesioner yang telah diberikan kepada responden dan kemudian dilakukan koreksi apakah telah terjawab dengan lengkap. Editing dilakukan di lapangan sehingga bila terjadi kekurangan atau tidak sesuai dapat segera dilengkapi. b. Coding Kegiatan ini memberi kode angka pada kuesioner terhadap tahap-tahap dari jawaban responden agar lebih mudah dalam pengolahan data selanjutnya. c. Data Entry (Memasukan Data) atau Processing Data entry yaitu mengisi kolom-kolom atau kotak-kotak lembar kode atau kartu kode sesuai dengan jawaban masing-masing pertanyaan. d. Tabulating Kegiatan ini dilakukan dengan cara menghitung data dari jawaban kuesioner responden yang sudah diberikode, kemudian dimasukkan kedalam tabel.
34
2. Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis univariat ( Analisis Deskriftif) yaitu bertujuan untuk menjelaskan atau mendiskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian (Notoatmodjo, 2010). Selanjutnya hasil untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja maka, ditunjukan dengan prosentase dengan keterangan sebagai berikut : a. Baik, bila nilai yang diperoleh (x) > mean + 1 SD b. Cukup, bila nilai mean 1 SD x mean + 1 SD c. Kurang, bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean 1 SD (Riwidikdo, 2009).
I. Etika Penelitian
Menurut Hidayat (2007), masalah etika penelitian yang harus diperhatikan antara lain adalah sebagai berikut: 1. Informed consent Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Infomed consent diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya. Apabila responden bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan tersebut.
35
2. Anonimity (tanpa nama) Masalah etika merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan. 3. Kerahasiaan ( confidentiality) Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMA Muhammadiyah 1 Sragen pada tanggal 7 mei 2012. SMA Muhammadiyah 1 Sragen adalah sekolah menengah atas yang terletak di Jl. Raya Sukowati Kotak Pos 108 Sragen, Kecamatan Sragen Kulon, Kota Sragen. SMA Muhammadiyah ini terdiri dari 24 kelas, masing- masing tingkat ada 8 kelas. Kelas X dengan jumlah siswi sebanyak 123 siswi, kelas XI sebanyak 120 siswi, sedangkan kelas XII sebanyak 126 siswi. Fasilitas yang dimiliki oleh SMA Muhammadiyah 1 Sragen adalah laboraturium komputer, laboraturium bahasa, laboraturium biologi, laboraturium fisika, ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang bimbingan konseling, ruang tata usaha, koperasi, unit kesehatan sekolah, masjid dan kantin.
B. Hasil Penelitian
Setelah dilakukan analisa data terhadap tingkat pengetahuan siswi kelas X tentang kebersihan daerah kewanitaan saat menstruasi di SMA Muhammadiyah 1 Sragen mendapatkan hasil Mean 23,33 dan Standart Deviasi 1,92.
36
37
Tabel 4.1 Mean dan Standar Deviasi
Variabel Mean Standar deviasi pengetahuan siswi 23,33 1,92 kelas X tentang kebersihan daerah kewanitaan saat menstruasi
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden, maka digunakan perhitungan sebagai berikut :
1. Baik : bila nilai responden yang diperoleh adalah ( x ) > mean + 1 SD. (x) > 23,33 + 1 x 1,92 (x) > 25,25 2. Cukup : bila nilai responden yang diperoleh adalah mean 1 SD x mean + 1 SD. 23,33 1 x 1,92 (x) 23,33+ 1 x 1,92 21,41 (x) 25,25 3. Kurang : bila nilai responden yang diperoleh adalah ( x ) < mean 1 SD. (x) 23,33 1 x 1,92 (x) 21,41 Sehingga didapatkan hasil tingkat pengetahuan siswi kelas X tentang kebersihan daerah kewanitaan saat menstruasi di SMA Muhammadiyah 1 Sragen disajikan dalam tabel berikut:
38
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi tingkat Pengetahuan Siswi Tentang Kebersihan Daerah Kewanitaan Saat menstruasi di SMA Muhammadiyah 1 Sragen
No. Tingkat Pengetahuan Frekuensi Prosentase 1. Baik 2 6,67 % 2. Cukup 24 80 % 3. Kurang 4 13,33 %
Jumlah 30 100 % Sumber: Data primer
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui gambaran pengetahuan siswi kelas X di SMA Muhammadiyah 1 Sragen tentang kebersihan daerah kewanitaan saat menstruasi, yang mempunyai pengetahuan baik sebanyak 2 siswi (6,67%), sedangkan yang mempunyai pengetahuan cukup 24 siswi (80%) dan yang mempunyai pengetahuan kurang 4 siswi (13,33%). Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan siswi kelas X tentang kebersihan daerah kewanitaan saat menstruasi terbanyak pada kategori cukup yaitu 24 siswi (80%).
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan siswi kelas X tentang kebersihan daerah kewanitaan saat menstruasi di SMA Muhammadiyah 1 Sragen sebanyak 2 siswi (6,67%) adalah berpengetahuan baik, pencapaian pengetahuan pada tingkat baik ini
39
kemungkinan dipengaruhi oleh informasi/media dan pengalaman responden. Sedangkan berpengetahuan cukup 24 siswi (80%) dan berpengetahuan kurang 4 siswi (13,33%). Menurut Notoatmodjo (2007), Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini setelah orang melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Berdasarkan hasil penelitian dalam kategori baik sebanyak 2 siswi (6,67%) dengan baiknya tingkat pengetahuan sisiwi kelas x di SMA Muhammadiyah 1 Sragen dikarenakan para siswi dapat menjawab 26 item pernyataan antaralain dapat menjawab peryataan nomor 7 yaitu: menstruasi terjadi salah satunya karena pengaruh hormon. Berdasarkan hasil penelitian dalam kategori cukup sebayak 24 siswi (80%) dengan cukup baiknya tingkat pengetahuan siswi kelas x di SMA Muhammadiyah 1 Sragen para siswi hanya dapat menjawab pernyataan sejumlah 22-25 item pernyataan. Sedangkan pernyataan yang tidak dapat dijawab adalah pernyataan nomor 23 yaitu: setelah BAK dan BAB daerah kewanitaan harus dikeringkan. Kebersihan daerah kewanitaan ( Vulva hygiene) merupakan menjaga kebersihan vagina dengan membilas bagian-bagian tersebut dengan air matang dan sabun setelah buang air kecil atau buang air besar (Hidayat, 2009).
40
Berdasrkan hasil penelitian ini didapatkan 4 siswi (13,33%) mempunyai pengetahuan dalam kategori kurang baik, hasil ini dibuktikan setelah dilakukan penelitian para siswi hanya dapat menjawab pernyataan yang diberikan kurang dari 21 pernyataan diantara nya yaitu pernyataan nomor 18, handuk lembab yang harus digunakan untuk mengeringkan daerah kewanitaan setelah BAK dan BAB. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting akan terbentuknya tindakan seseorang, karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2007).
D. Keterbatasan
Dalam penelitian ini terdapat keterbatasan, yaitu: 1. Penelitian ini menggunakan alat (kuesioner) tertutup dengan pilihan jawaban benar dan salah maka dari itu responden tidak dapat menguraikan jawaban selain dari jawaban yang tersedia, sehingga peniliti tidak bisa menggali pengetahuan respnden secara mendalam. 2. Penelitian ini hanya untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswi kelas X tentang kebersihan daerah kewanitaan saat menstruasi tanpa ada tindak lanjut terhadap hasil penelitian yang diperoleh
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tingkat pengetahuan siswi kelas X tentang kebersihan daerah kewanitaan saat menstruasi di SMA Muhammadiyah 1 Sragen dapat disimpulkan bahwa: 1. Tingkat pengetahuan siswi kelas X tentang kebersihan daerah kewanitaan saat menstruasi di SMA Muhammadiyah 1 Sragen dalam kategori baik sebanyak 2 siswi (6,67%). 2. Tingkat pengetahuan siswi kelas X tentang kebersihan daerah kewanitaan saat menstruasi di SMA Muhammadiyah 1 Sragen dalam kategori cukup sebanyak 24 siswi (80%). 3. Tingkat pengetahuan siswi kelas X tentang kebersihan daerah kewanitaan saat menstruasi di SMA Muhammadiyah 1 Sragen dalam kategori kurang sebanyak 4 siswi (13,33%).
41
42
B. Saran
1. Bagi ilmu pengetahuan Diharapkan bisa memberikan penyuluhan tentang kesehatan reproduksi terlebih tentang kebersihan daerah kewanitaan saat menstruasi. 2. Bagi peneliti Bagi peneliti selanjutnya yang mungkin juga menggunakan topik yang sama dengan yang diambil oleh penulis, penulis berharap supaya adanya penelitian yang dilanjutkan dengan penyuluhan lanjutan, sehingga responden tidak hanya tahu saja, melainkan dapat paham lebih lanjut dengan berbagai keterangan yang disampaikan lewat penyuluhan lanjutan. 3. Bagi institusi a. SMA Muhammadiyah 1 Sragen Diharapkan dapat memberikan informasi atau penyuluhan dan menjalin kerjasama dengan tenaga kesehatan (bidan wilayah kerja setempat/puskesmas) untuk memberikan penyuluhan kesehatan reproduksi khususnya kebersihan daerah kewanitaan saat menstruasi. b. Pendidikan Diharap kan akan lebih mengembangkan penelitian yang lebih lanjut tentang kebersihan daerah kewanitaan saat menstruasi.
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, E. R. 2010. Menarche. (http://enyretnaambarwati.blogspot.com/2010/03/menarche.html). 18 Februari 2012. Arikunto, S. 2006. Proseder Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya. Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya. Aryani, R. 2010. Kesehatan Remaja Problem dan Solusinya. Jakarta: Salemba Medika. Darwasyah, S. 2008. Seksualitas Remaja Indnesia. (http://kesrepro.info/?q=node/366). 18 Februari 2012. Hidayat, A, A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika. Hidayat, A, A. 2009. Konsep Personal Hygiene. (http://Hidayat2.wprprees.com/2009/03/20). 18 Februari 2012. Indriyani. 2010. Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Kebersihan Alat Kelamin Pada Saat Menstruasi di Dusun Kecamatan Sukoharjo, D-III Kebidanan Politeknik Kesehatan Surakarta. Karya Tulis Ilmiah: Tidak dipublikasikan. Mahfoedz. 2007. Metodologi Penelitian Kesehatan, Keperawatan dan Kebidanan. Jogjakarta : Fitramaya.
Mamduha. 2011. Perkembangan Alat Pendeteksi Kanker Servik. (http://siwa.unipancasila.ac.id/mamduha). 18 februari 2012. Kusmiran, E. 2011. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta: Salemba Medika. Notoadmodjo, S. 2007 . Kesehatan Masyarakat: ilmu dan seni. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoadmodjo, S. 2010 . Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Proverawati, A. 2009 . MENARCHE Menstruasi Pertama Penuh Makna. Yogyakarta: Nuha Medika.
Redyowati. 2006. Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Kebersihan Alat Kelamin Pada Saat Menstruasi Di Dusun serbajadi Kecamatan Lampung Selatan. Karya Tulis Ilmiah: Tidak di publikasikan.
Riwidikdo, H. 2010. STATISTIK untuk PENELITIAN KESEHATAN dengan Aplikasi PROGRAM R dan SPSS. Yogyakarta: Pustaka Rihama.
Saryono. 2010. Metode Penelitian Kesehatan. Jogjakarta: Mitra Cendikia.
Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Wikipedia. 2011. Menstruasi. (http://id.wikipedia.org/wiki/Menstruasi). 18 Februari 2012.