Anda di halaman 1dari 48

TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS X TENTANG

KEBERSIHAN DAERAH KEWANITAAN SAAT


MENSTRUASI DI SMA MUHAMMADIYAH 1
SRAGEN TAHUN 2012



BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
Remaja atau adolescen e berasal dari bahasa latin adolescere yang
berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolescere yang
bersal dari bahasa inggris, saat ini mempunyai arti yang cukup luas mencakup
kematangan mental, emosional, social, dan fisik (Proverawati, 2009).
Remaja adalah suatu tahap antara masa kanak-kanak dan masa dewasa.
Istilah ini menunjukkan masa berawalnya pubertas sampai tercapainya
kematangan organ reproduksi. Masa remaja adalah fase pertumbuhan dan
perkembangan saat individu mencapai usia 10-19 tahun. Dalam rentang waktu
ini terjadi pertumbuhan fisik yang cepat, termasuk pertumbuhan serta
kematangan dari fungsi organ reproduksi. Pada wanita di tandai dengan
terjadinya menstruasi (Aryani, 2010).
Menstruasi adalah proses alamiah yang terjadi pada perempuan yang
terjadi karena perdarahan yang teratur dari rahim sebagai tanda bahwa organ
reproduksi telah berfungsi matang. Saat menstruasi perawatan organ-organ
reproduksi sangatlah penting terutama kebersihan daerah kewanitaan, karena
saat menstruasi pembuluh darah dalam rahim mudah terkena infeksi
(Kusmiran, 2011).
Kebersihan daerah kewanitaan yang kurang terjaga saat mentruasi
menjadi salah satu penyebab terjadinya kanker leher rahim. Penderita kanker
leher rahim didunia di perkirakan 630 juta wanita didunia, Setidaknya 600
wanita diseluruh dunia meninggal akibat kanker leher rahim. Berdasarkan
jumlah data tersebut itu 50% kematian terjadi dinegara berkembang.
Sedangkan di Indonesia setiap harinya terjadi 40 sampai 45 kasus baru
kanker leher rahim dan 20 wanita meninggal perharinya di sebabkan karena
kanker leher rahim (Mamduha, 2011).
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di SMA
Muhammadiyah Sragen kepada 10 siswi kelas X, terdapat 7 siswi yang belum
mengetahui tentang cara menjaga kebersihan daerah kewanitaan saat
menstruasi dan terdapat 3 orang yang telah mengerti tentang cara menjaga
kebersihan daerah kewanitaan saat menstruasi. Adapun pertanyaan yang
diajukan peneliti kepada siswi tentang cara membersihkan daerah kewanitaan
dan berapa kali ganti pembalut serta berapakali ganti celana dalam.
Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tentang Tingkat Pengetahuan Siswi Kelas X Tentang
kebersihan Daerah Kewanitaan Saat Menstruasi di SMA Muhammadiyah 1
Sragen Tahun 2012

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah Bagaimana Tingkat Pengetahuan Siswi Kelas X
Tentang Kebersihan Daerah Kewanitaan Saat Menstruasi di SMA
Muhammadiyah 1 Sragen Tahun 2012?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswi tentang kebersihan
daerah kewanitaan pada saat menstruasi di SMA Muhammadiyah 1 Sragen
Tahun 2012.




D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Ilmu Pengetahuan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan atau informasi bagi
sekolah mengenai pengetauan siswi tentang kebersihan daerah kewanitaan
pada saat mentruasi.

2. Bagi penelitan
Hasil penelitian ini di harap kan dapat menambah pengalaman, wawasan,
dan pengetahuan, serta dapat mengaplikasikan ilmu yang di peroleh dalam
bangku kuliah.
3. Bagi institusi
a. Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadikan masukan bagi
institusi sekolah terutama guru BK (bimbingan konseling) mengenai
pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dan perilaku kebersihan alat
reproduksi terutama pada saat mestruasi.
b. Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan menjadikan masukan dalam
memperbanyak refrensi pustaka serta meningkatkan pengetahuan dan
wawasan bagi peneliti selanjutnya.

E. Keaslian

Berdasarkan penelusuran pustaka, peneliti menemukan penelitian yang
serupa dengan penelitian yang pernah di lakukan , diantaranya:
1. Indriyani indah, (2010), dengan judul : Tingkat Pengetahuan Remaja
Putri Tentang Kebersiahan Alat Kelamin saat Menstruasi di Dusun
Kecamatan Sukoarjo. Metode yang di gunakan adalah deskritif
kumparatif dengan presentase. Hasil penelitian pengetahuan remaja putri
tentang kebersihan alat kelamin mempunyai pengetahuan baik (52,17%),
cukup (43,48%), kurang (2,90%), kurang sekali (2,905). Dari penelitiani


5

ini sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang baik tentang ting
kat pengetahuan remaja putri usia 10-19 tahun tentang kebersian alat
kelamin pada saat menstruasi di dusun kecamatan sukoarjo.
2. Redywati, (2006) dengan judul : Tingkat pengetahuan remaja putri
tentang kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi di dusun Serbajadi
Kecamatan Natar Lampung Selatan. Penelitian ini merupakan penelitian
yang bersifat deskriptif, subjek penelitiannya yaitu remaja putri usia 10-19
tahun. Total populasi pada penelitian ini yaitu 279 remaja putri, sedangkan
sampel yang diambil adalah 69 responden. Hasil penelitian menunjukkan
dari 69 responden 36 orang (52,17%) memiliki pengetahuan dalam
kategori baik, 30 orang (43,48%) kategori cukup, 2 orang (2,90%) kategori
kurang, dan 1 orang (1,45%) dalam kategori kurang sekali. Kesimpulan
secara umum dapat diketahui bahwa sebagian besar responden
berpendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) sedangkan tingkat
pengetahuan remaja putri tentang kebersihan alat kelamin pada saat
menstruasi didusun Serbajadi Kecamatan Natar Lampung Selatan tahun
2006 sebagian besar termasuk dalam kategori baik.
Perbedaan penelitian dengan penelitian yang dilakukan yaitu waktu,
lokasi, responden, metode penelitian dan hasil penelitian. Berdasarkan
hasil penelitian ini sebanyak 2 siswi (6,67%) mempunyai pengetahuan
baik, sedangkan 24 siswi (80%) mempunyai pengetahuan cukup baik dan
sebanyak 4 siswi (13,33%) mempunyai pengetahuan kurang.



6

F. Sistematika Penelitian

Sistematika dalam penyusunann Karya Tulis Ilmiah adalah sebagai
berikut :
BAB I
PENDAHULUAN

Merupakan gambaran tentang isi Karya Tulis Ilmiah secara
keseluruhan terdiri dari latar belakang, perumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian, sistematika
penelitian.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam Bab ini berisi tentang pengetahuan (pengertian, cara
memperoleh pengetahuan, faktor-faktor yang mempengaruhi
pengetahuan, tingkat pengetahuan), remaja (pengertian, tumbuh
kembang remaja putri), konsep kebersihan daerah kewanitaan
(pengertian, tujuan kebersihan alat kelamin ( vulva hygiene), cara
melakukan vulva hygiene, prosedur pelaksanaan vulva hygiene),
menstruasi (pengertian, fisiologi menstruasi, faktor yang
mempengarui menstruasi, tanda dan gejala menstruasi, hal-hal
yang perlu diperhatikan saat menstruasi), kerangka teori, kerangka
konsep.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Dalam Bab ini terdiri dari jenis dan rancangan penelitian, lokasi
dan waktu penelitian, populasi, sampel dan teknik pengambilan


7

sampel, instrumen penelitian, metode pengambilan data, jalannya
penelitian, definisi operasional variable, metode pengolahan data
dan analisa data.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan dibahas tentang gambaran umum tempat
penelitian, hasil penelitian tentang gambaran pengetahuan,
pembahasan dan keterbatasan.
BAB V PENUTUP

Dalam bab terakhir ini berisi kesimpulan dan saran-saran yang
ditujukan bagi responden, tenaga kesehatan, dan bagi peneliti
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN











BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


A. Tinjauan Teori
1. Pengetahuan

a. Pengertian
Pengetahuan merupakan hasil tahu pengindraan manuasia
terhadap suatu obyek tertentu. Proses pengindraan terjadi melalui
pancaindra manusia, yaitu indra pengelihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan melalui kulit. Pengetahuan atau kognitif
merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan
seseorang ( over behavior) (Notoatmodjo, 2010).
b. Cara Memperoleh Pengetahuan
Menurut
Notoatmodjo
(2010),
cara
untuk
memperoleh
pengetahuan, yaitu:
1) Cara Coba-Salah (Trial and Error)
Cara
coba-coba
ini
dilakukan
dengan
menggunakan
kemungkinan
dalam
memecahkan
masalah
dan
apabila
kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang
lain. Apabila kemungkinan kedua ini gagal pula, maka dicoba
dengan kemungkinan ketiga, dan apabila kemungkinan ketiga
gagal dicoba kemungkinan keempat dan seterusnya, sampai
masalah tersebut dapat dipecahkan. Itulah sebabnya maka cara ini
8

9

disebut metode trial (coba) and error (gagal atau salah) atau metode coba
salah coba-coba.
2) Cara Kekuasaan atau Otoritas
Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali
kebiasaan-kebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh
orang, tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut
baik atau tidak. Kebiasaan-kebiasaan ini biasanya diwariskan
turun temurun dari generasi ke generasi berikutnya, dengan kata
lain pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada otoritas
atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas
pemimpin agama, maupun ahli-ahli ilmu pengetahuan. Prinsip ini
adalah, orang lain menerima pendapat yang dikemukakan oleh
orang yang mempunyai otoritas, tanpa terlebih dulu menguji atau
membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan fakta empiris
ataupun berdasarkan penalaran sendiri. Hal ini disebabkan karena
orang yang menerima pendapat tersebut menganggap bahwa yang
dikemukannya adalah benar.
3) Berdasarkan Pengalaman Pribadi
Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah,
pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu
merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan
suatu cara untuk memperoleh pengetahuan.



10

4) Melalui Jalan Pikiran
Sejalan dengan perkembangan umat manusia, cara berpikir
manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu
menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya.
Dengan kata lain, dalam memperoleh kebenaran pengetahuan
manusia telah menggunakan jalan pikirannya, baik melalui
induksi maupun deduksi.
5) Cara Modern dalam Memperoleh Pengetahuan
Cara baru dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini
lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut metode
penelitian ilmiah, atau lebih popular disebut metodelogi
penelitian ( research methodology).
c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
1) Pengalaman
Merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran
pengetahuan, baik dari pengalaman diri sendiri maupun orang
lain. Hal tersebut dilakukan dengan cara pengulangan kembali
pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan
yang dihadapi. Bila berhasil maka orang akan menggunakan cara
tersebut dan bila gagal tidak akan mengulangi cara itu
(Notoatmodjo, 2007).




11

2) Pendidikan
Pendidikan adalah suatu kegiatan atau proses pembelajaran
untuk mengembangkan atau meningkatkan kemampuan tertentu
sehingga sasaran pendidikan itu dapat berdiri sendiri. Tingkat
pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang
menyerap dan memahami pengetahuan yangmereka peroleh, pada
umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang makin semakin
baik pula pengetahuanya (Notoatmodjo, 2007).
3) Kepercayaan
Kepercayaan Adalah sikap untuk menerima suatu pernyataan
atau pendirian tanpa menunjukkan sikap pro atau anti
kepercayaan. Sering diperoleh dari orang tua, kakek atau nenek.
Seseorang menerima kepercayaan itu berdasarkan keyakinan dan
tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu. Kepercayaan
berkembang dalam masyarakat yang mempunyai tujuan dan
kepentingan yang sama. Kepercayaan dapat tumbuh bila berulang
kali mendapatkan informasi yang sama (Notoatmodjo, 2007).
4) Dukungan keluarga
Dukungan atau suport dari orang lain apa lagi orang terdekat
sangat berperan dalam sukses tidaknya penerapan dalam
keseharian remaja putri untuk melakukan kebersihan diri
(Notoatmodjo, 2007).



12

5) Informasi/Media
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun
non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek
( immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau
peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedia
bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi
pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai sarana
komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio,
surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar
terhadap pembentukan opini dan kepercayan orang. Dalam
penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa
membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat
mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai
sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya
pengetahuan terhadap hal tersebut (Notoatmodjo, 2007).
6) Sosial budaya
Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa
melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk.
Dengan demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya
walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan
menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk
kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan
mempengaruhi pengetahuan seseorang (Notoatmodjo, 2007).


13

d. Tingkat Pengetahuan didalam Domain Kognitif
Dalam domain kognitif berkaitan dengan pengetahuan yang
bersifat intelektual (cara berpikir, berintraksi, analisis, memecahkan
masalah dan lain-lain) yang berjenjang sebagai berikut :
1) Tahu ( Knowledge)
Menunjukkan keberhasilan mengumpulkan keterangan apa
adanya. Termasuk dalam kategori ini adalah kemampuan
mengenali atau mengingat kembali hal-hal atau keterangan yang
pernah berhasil dihimpun atau dikenali ( recall of facts).
2) Memahami ( Comprehension)
Pemahaman diartikan dicapainya pengertian ( understanding)
tentang hal yang sudah kita kenali. Karena sudah memahami hal
yang bersangkutan maka juga sudah mampu mengenali hal tadi
meskipun diberi bentuk lain. Termasuk dalam jenjang kognitif ini
misalnya kemampuan menterjemahkan, menginterpretasikan,
menafsirkan, meramalkan dan mengeksplorasikan.
3) Menerapkan ( Aplication)
Penerapan diartikan sebagai kemampuan menerapkan hal
yang sudah dipahami kedalam situasi dan kondisi yang sesuai.
4) Analisa ( Analysis)
Analisis adalah kemampuan untuk menguraikan hal tadi
menjadi rincian yang terdiri unsur-unsur atau komponen-


14

komponen yang berhubungan antara yang satu dengan lainnya
dalam suatu bentuk susunan berarti.
5) Sintesis ( Syntesis).
Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun kembali
bagian-bagian atau unsur-unsur tadi menjadi suatu keseluruhan
yang mengandung arti tertentu.
6) Evaluasi ( Evaluation)
Evaluasi
berkaitan
dengan
kemampuan
untuk
membandingkan hal yang bersangkutan dengan hal-hal serupa
atau setara lainnya, sehingga diperoleh kesan yang lengkap dan
menyeluruh tentang hal yang sedang dinilainya
(Notoatmodjo, 2005).
2. Remaja

a. Pengertian
Remaja atau adolescene berasal dari bahasa latin adolescere
yang berarti tumbuh atau tummbuh menjadi dewasa. Istilah
adolescer e yang bersal dari bahasa inggris, saat ini mempunyai arti
yang cukup luas mencakup kematangan mental, emosional, dan social,
dan fisik (Proverawati, 2009).
Remaja adalah suatu tahap antara masa kanak-kanak dan masa
dewasa. Istilah ini menunjuk kan masa berawal nya pubertas sampai
tercapai nya kematangan (Darwisyah, 2008).



15

b. Tumbuh kembang remaja putri
1) Pertumbuhan.
Pertumbuhan adalah perubahan yang menyangkut segi
kuantitatif yang ditandai dengan peningkatan dalam ukuran fisik
dan dapat diukur. Fungi fisiologis dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan dan gizi. Pertumbuhan dipengaruhi oleh dua organ
penting, yaitu: hipotalamus dan hipofisis, ketika organ ini bekerja
ada tiga kelenjar yang dirangsang yaitu: kelenjar gondok, kelenjar
anak ginjal, kelenjar organ reproduksi (Kusmiran, 2011).
2) Perkembangan
Perkembangan adalah perubahan yang menyangkut aspek
kualitatif dan kuantitatif. Terdapat dua konsep perkembangan
remaja yaitu nature dan nurture. Konsep nature mengatakan bahwa masa
remaja adalah masa badai dan tekanan. Periode
perkembangan ini individu banyak mengalami gejolak dan
tekanan karena perubahan yang terjadi dalam dirinya. Sedangkan
konsep nurture mengatakan tidak semua remaja mengalami
massa badai dan tekanan, hal tersebut tergantung pada pola
asuhan
dan
lingkungan
dimana
remaja
itu
tinggal
(Kusmiran, 2011).
Perkembangan pada hakikatnya adalah usaha penyesuaian
diri, yaitu secara aktif mengatasi strees dan mencari jalan keluar


16

baru dari berbagai masalah. Dalam penyesuaian remaja terdiri
dari tiga tahap perkembangan remaja:
a) Masa Remaja Awal ( 10-12 tahun), Ciri khasnya :
(1) Lebih dekat dengan teman sebaya
(2) Ingin bebas
(3) Lebih banyak memperhatikan keadaan tubuh dan mulai
berfikir abstrak
b) Masa Remaja Tengah (13-15 tahun), ciri khasnya :
(1) Mencari identitas diri
(2) Timbulnya keinginan untuk kencan
(3) Punya rasa cinta yang mendalam
(4) Mengembangkan kemampuan berpikir abstrak
(5) Berkhayal tentang aktifitas seks
c) Masa Remaja Akhir (16-19 tahun), ciri khasnya :
(1) Pengungkapan kebebasan diri
(2) Lebih selektif dalam mencari teman sebaya
(3) Punya citra jasmani diri
(4) Dapat mewujudkan rasa cinta
(5) Mampu berfikir abstrak
(Kusmiran, 2011).





17

3. Menstruasi

a. Pengertian
Mentruasi adalah proses alamiah yang terjadi pada perempuan.
Mentruasi merupakan perdarahan yang teratur dari uterus sebagai
tanda bahwa organ kandungan telah berfungsi matang. Menarche
adalah menstruasi yang pertama kali biasanya pada usia 12 sampai
dengan 16 tahun (Kusmiran, 2011).
b. Fisiologi Mestruasi
Menurut Kusmiran ( 2011), fisiologi menstruasi, sebagai berikut:
1) Stadium Menstruasi
Berlangsung selama 3-7 hari. Pada saat itu selaput rahim dilepas
kan sehingga timbul perdarahan.
2) Stadium Proliferasi
Berlangsung pada 7-9 hari. Dimulai sejak berhentinya menstruasi
sampai hari ke-14. Dimulainya pertumbuhan dari desidua
fungsionalis yang mempersiapkan rahim untuk perlekatan janin.
Antara hari ke-12 sampai 14 dapat terjadi pelepasan sel telur dari
indung telur ( ovulasi).
3) Stadium Sekresi
Berlangsung 11 hari. Masa sekresi adalah masa setelah terjadinya
ovulasi.
4) Stadium Premenstruasi
Berlangsung selama 3 hari.


18

c. Faktor yang mempengaruhi menstruasi
Menurut Kusmiran (2011), faktor yang mempengarui menstruasi
yaitu:
1) Faktor Hormon
Hormon yang mempengaruhi terjadinya menstruasi pada
seorang wanita yaitu: Follicle Stimulating Hormone (FSH),
Estrogen, Luteinizing Hormone (LH), progesteron.
2) Faktor enzim
Enzim Hidrolitik yang terdapat dalam endometrium merusak
sel yang berperan dalam sintetis protein, yang mengganggu
metabolisme sehingga mengakibatkan regresi endometrium dan
perdarahan.
3) Faktor vaskuler
Saat fase prliferasi, terjadi pembentukan sistem vaskulerisasi
dalam lapisan fungsional endometrium. Pada pertumbuhan
endometrium ikut tumbuh pula alteri-alteri, vena-vena, dan
hubungan diantara keduan nya.
4) Faktor prostaglandin
Endometrium mengandung prstaglandin E2 dan F2. Dengan
adanya desintegrasi endometrium, prostaglandin terlepas dan
menyebabkan kontraksi miometrium sebagai suatu faktor untuk
membatasi perdarahan pada saat mentruasi.



19

d. Tanda Dan Gejala Menstruasi
Menurut Wikipedia (2011), beberapa tanda dan gejala yang dapat
terjadi pada saat masa menstruasi, yaitu:
1) Perut terasa mulas, mual dan panas
2) Terasa nyeri saat buang air kecil
3) Tubuh tidak fit
4) Demam
5) Sakit kepala dan pusing
6) Keputihan
7) Radang pada vagina
8) Gatal-gatal pada kulit
9) Emosi meningkat
10) Nyeri dan bengkak pada payudara
11) Bau badan tak sedap
e. Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Saat Menstruasi
Menurut Ambarwati (2010), hal-hal yang perlu diperhatikan oleh
remaja wanita saat menstruasi, antara lain:
1) Menjaga kebersihan dengan mandi dua kali sehari menggunakan
sabun mandi biasa. Hati-hati saat membersihkan organ
reproduksi. Bagian dalam vagina tidak perlu dibersihkan dengan
menggunakan sabun atau zat kimia karena akan bersih dengan
sendirinya secara alamiah. Bila hal tersebut dilakukan dapat
menimbulkan terjadinya iritasi bagian dalam.


20

2) Mengganti pembalut minimal empat kali sehari terutama sehabis
buang air kecil. (Jika kurang dari empat kali, misal gantinya lebih
dari 6 jam sekali, hal ini dapat menyebabkan bakteri yang terdapat
dalam darah yang sudah keluar itu akan berubah menjadi ganas,
dan bisa kembali masuk ke dalam vagina sehingga dapat
menyebabkan terjadinya infeksi bahkan kanker).
3) Bila perut terutama daerah sekitar rahim terasa nyeri dan masih
dapat diatasi ringan, tidak usah dibiasakan minum obat
penghilang rasa sakit, kecuali sangat mengganggu seperti
misalnya hingga menyebabkan pingsan.
4) Makan-makanan bergizi, terutama yang banyak mengandung zat
besi dan vitamin seperti hati ayam/sapi, daging, telur, sayur dan
buah.
5) Aktivitas harian tidak perlu diubah kecuali bila ada aktivitas fisik
yang berlebihan misalnya olahraga berat, terutama pada siswi
sekolah perlu dipertimbangkan.

4. Konsep Kebersihan Daerah Kewanitaan ( Vulva Hygiene)
a. Pengertian
Kebersihan Daerah Kewanitaan ( Vulva hygiene) merupakan
menjaga kebersihan vagina dengan membilas bagian-bagian tersebut
dengan air matang dan sabun setelah buang air kecil atau buang air
besar. Vulva hygiene adalah membersihkan alat kelamin luar


21

perempuan. Vulva hygiene adalah memelihara kebersihan alat kelamin
luar perempuan (Hidayat, 2009).
b. Tujuan kebersihan alat kelamin ( Vulva Hygiene)
Menurut Hidayat (2009), tujuan dilakukan vulva hygiene yaitu :
1) Untuk mencegah terjadinya infeksi pada vulva dan menjaga
kebersihan vulva.
2) Untuk kebersihan perineum dan vulva.
c. Cara melakukan Vulva Hygiene saat menstruasi
Menurut Hidayat (2009), Cara melakukan Vulva hygiene saat
menstruasi yaitu :
1) Membersihkan bagian luar organ seksual dengan sabun kulit setiap
buang air kecil atau pun air besar membasuh dari arah depan ke
belakang.
2) Menggunakan air yang bersih untuk membersihkan organ
reproduksi.
3) Mengganti celana dalam sehari dua kali, memakai pakaian dalam
berbahan katun, untuk mempermudah penyerapan keringat.
4) Segera mungkin mengganti pembalut dan celana dalam jika merasa
tidak nyaman atau mulai terasa lembab terutama pada hari-hari
yang banyak mengeluarkan darah (hari pertama sampai ketiga),
ini dikarenakan darah bisa menjadi media yang sesuai untuk
kuman berkembang biak.



22

d. Prosedur pelaksanaan vulva hygiene saat menstruasi
Menurut Hidayat (2009), prosedur pelaksanaan vulva hygiene saat
menstruasi :
1) Membersihkan bagian luar organ seksual dengan sabun kulit setiap
buang air kecil atau pun air besar membasuh dari arah depan ke
belakang.
2) Menggunakan air yang bersih untuk membersihkan organ
reproduksi.
3) Mengganti celana dalam sehari dua kali, memakai pakaian dalam
berbahan katun, untuk mempermudah penyerapan keringat.
4) Segera mungkin mengganti pembalut dan celana dalam jika merasa
tidak nyaman atau mulai terasa lembab terutama pada hari-hari
yang banyak mengeluarkan darah (hari pertama sampai ketiga),
ini dikarenakan darah bisa menjadi media yang sesuai untuk
kuman berkembangbiak.
5) Hindari menggunakan sabun mandi pada alat kelamin karena dapat
menyebabkan kekeringan dan iritasi kulit atau gatal.








23

B. Kerangka Teori



Pengetahuan
Remaja
Menstruasi





Konsep kebersihan daerah

kewanitaan






Kebersihan Daerah
Fa ktor-faktor yang
Kewanitaan Saat
me mpengaruhi pengetahuan
Menstruasi

1. Pengalaman
a. Pengertian

2. Pendidikan
b. Tujuan
3. Ke
percayaan
c. Cara melakukan
4. Dukungan keluarga

vulva hygiene
5. Informasi/ Media
d. Prosedur
6.
Sosial Budaya
pelaksanaan









Gambar 2.1 Kerangka Teori
(Sumber Notoatmodjo, 2010).




24

C. Kerangka Konsep

Baik


Tingkat

Pengetahuan

Cukup
siswi





Kurang




Faktor-faktor yang
mempengaruhi
pengetahuan

1. Pengalaman

2. Pendidikan

3. Kepercayaan
4. Dukungan keluarga

5. Informasi/ Media
6. Sosial Budaya



Keterangan




: diteliti






: tidak diteliti



Gambar 2.2 Kerangka Konsep
(sumber: Sugiyono, 2007).


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN


A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Ditinjau dari tujuan penelitian akan dicapai, penelitian ini menggunakan
penelitian deskriptif kuantitatif yaitu suatu penelitian yang dilakukan
dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau diskripsi suatu keadaan
secara
objektif. Metode ini digunakan untuk memecahkan atau menjawab
permasalahan
yang
sedang
dihadapi
pada
situasi
sekarang
(Notoatmodjo, 2010).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat yang digunakan untuk pengambilan
data selama kasus berlangsung (Hidayat, 2008). Penelitian ini dilakukan di
SMA Muhammadiyah 1 Sragen.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah jangka waktu yang di butuhkan penilis untuk
memperoleh data penelitian yang di laksanakan (Hidayat, 2008).
Penelitian
ini dilaksanakan pada tanggal 7 Mei 2012.



25

26

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau
subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti dan dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Hidayat, 2007). Populasi dalam penelitian ini adalah siswi
kelas X di SMA Muhammadiyah 1 Sragen yang berjumlah 123 siswi.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian populasi yang akan diteliti atau sebagian
jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2007).
Penentuan besarnya sampel yang salahakan mengurangi bobot dari hasil
penelitian. Terdapat berbagai pertimbangan dalam menentukan besarnya
sampel yaitu:
a. Berdasarkan distribusi normal dengan central limit theory.
Teori ini menyebutkan bahwa sampel penelitian disebut sampel
besar jika subyek yang diteliti 30, yang akan mendekati distribusi
normal, sedangkan jika < 30 disebut sampel kecil.
b. Berdasarkan pertimbangan/pengalaman peneliti.
Penentuan besar sampel dengan cara ini didasarkan pada
prosentase dari besarnya populasi, misalnya mengambil 5%, 10% atau
20% atas pertimbangan biaya. Bila populasi kurang dari 100
sebaiknya dicuplik 50% dari populasi, dan bila populasi beberapa
ratus diambil 25 sampai 30%.




27

3. Teknik pengambilan sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah
systematic random sampling, yaitu membagi jumlah atau populasi
dengan
perkiraan jumlah sampel yang diinginkan dan hasilnya adalah interval
sampel (Notoatmodjo, 2010).
Anggota sampel yang terkena sampel berdasarkan rumus sebagai berikut :
N (jumlah populasi) = 123 siswi
n (sampel)

= 30 (sampel yang diinginkan)
I (interval)

= N : n
= 123 : 30
= 4,1
Pada penelitian ini hasil intervalnya adalah 4,1 dan peneliti
membulatkan menjadi 4. Maka anggota populasi yang terkena sampel
adalah setiap siswi yang mempunyai nomor absen dengan kelipatan 4,
yaitu 4, 8, 12, 18 dan seterusnya, sampai mencapai jumlah sampel
sebanyak 30 siswi.

D. Instrumen Penelitian

Alat yang dipergunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah
kuesioner yaitu daftar pernyataan yang sudah tersusun dengan baik,
matang,
dimana responden tinggal memberikan jawaban atau dengan memberikan
tanda-tanda tertentu (Nototmodjo, 2010).


28

Untuk mengetahui pengetahuan remaja, kuesioner yang digunakan
adalah kuesioner tertutup dimana sudah terdapat jawabannya, sehingga
mereka tinggal memilih. Jenis pernyataan dalam kuesiner yang akan di
gunakan ialah pernyataan positif (favorable) dan pernyataan negatif
unfavorable). Pernyataan positif adalah pernyataan yang jawabannya benar
dan jika di jawab benar mendapatkan skor 1, jika dijawab salah
mendapatkan
skor 0. Pernyataan negatif adalah pernyataan yang jawabannya salah, jika
di
jawab salah maka mendapatkan skor 1, jika dijawab benar mendapatkan
skor
0. Pengisian kuisioner tersebut dengan memberi tanda centang ( ) pada
jawaban yang dianggap benar.
Untuk mengetahui kuesioner untuk penelitian ini berkualitas, terlebih
dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan karakteristik sejenis
di luar lokasi penelitian yaitu pada siswi kelas X di SMA PGRI Sragen dengan
sampel 30 siswi dan menggunakan 30 item pernyataan positif dan negatif.
Tabel.3.1 .Kisi kisi kuisioner
Variabel
Indikator
F
U
Jumlah

(soal)
Pengetahuan
a. Pengertian
1, 2, 3

3
Siswi tentang
Menstruasi



Kebersihan
b. Fisiolgi Menstruasi

4, 5, 6
3
Daerah
c. Faktor yang
7, 8

2
Kewanitaan
mempengaruhi



Saat
Menstruasi



Menstruasi
d. Gejala Menstruasi
9, 10

2




e. Konsep kebersihan
11,13,14,15,1
12,
20
Daerah Kewanitaan
6,17,
20,22,25
18,19,21,23,2
4,26,27,28,29
,30
Jumlah

30


29

1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang dapat menunjukkan tingkat
kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Hidayat, 2007). Sebuah
instrument dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya
hendak diukur. Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan rumus
product moment. Instrumen dikatakan valid jika nilai rhitung>rtabel.
Rumus product moment adalah:

6
6 6

.

N
XY
-

X. Y
r

xy
{ N X 2
6
X
6 2 {
}

N Y2
6

-

Y
6 2}

Keterangan:
N
: Jumlah responden
rxy
: Koefisiens korelasi product moment
x
: Skor pertanyaan
y
: Skor total
xy
: Skor pertanyaan dikalikan skor total
Uji validitas dilakukan dengan cara membandingkan R hitung dengan R
tabel dimana didapatkan hasil R tabel dengan taraf signifikan 5% yaitu
0,361 dan dengan signifikan 1% yaitu 0,463, ternyata setelah dilakukan
perbandingan dari 30 item pernyataan, 4 diantaranya tidak valid yaitu item
pernyataan no 8, 11, 25 dan 28, maka dari itu keempat nomor tersebut di
hilangkan dari kuesioner.



30

2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa instrument
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data
karena instrument tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan
bersifat tendensis, mengarahkan responden memilih jawaban-jawaban
tertentu. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya,
maka berapa kalipun diambil tetap akan sama hasilnya (Arikunto, 2010).
Untuk menguji reliabilitas instrumen, peneliti menggunakan rumus Alpha
Chronbach dengan bantuan program computer SPSS for Windows.
Rumus
Alpha Chronbach adalah sebagai berikut:
k
6 Si 2
r
1
11



2

k 1
Si t
Keterangan:
r11
= Reliabilitas Instrument
k
= Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
Si2 = Jumlah varian butir
Si2
= Varians total
Angket atau kueisioner di katakan reliabel jika memiliki nilai alpha
minimal 0,7 (Riwidikdo, 2009).

Berdasarkan uji reabilitas yang telah dilakukan dengan bantuan
program SPSS for windows kepada 26 item pernyataan yang dikatakan
valid didapatkan nilai alpha adalah 0,858 dan dinyatakan reliabel bila


31

koefisien alpha lebih dari 0,7. Dapat diketahui bahwa item kuisioner
nilainya diatas 0,7 sehingga kuesioner tersebut dikatakan reliabel.

E. Teknik Pengumpulan Data

Taknik pengumpulan data pada penelitian di peroleh dari data primer dan
data sekunder.
1. Data Primer
Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian
dengan mengenakan alat pengukuran atau alat pengambilan data, langsung
pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari (Saryono, 2010).
Pengambilan data primer pada penelitian ini diperoleh dari jawaban
pertanyaan responden secara langsung yang dituangkan kedalam
koesioner.
2. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui pihak lain, tidak
langsung diperoleh dari subjek penelitiannya (Saryono, 2010). Data
sekunder pada penelitian ini diperoleh dari Tata Usaha (TU) yaitu data
jumlah Siswi Kelas X SMA Muhammadiyah 1 Sragen.







32

F. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007).
Dalam penelitian ini hanya menggunakan variabel tunggal yaitu
pengetahuan
siswi tentang kebersihan daerah kewanitaan saat menstruasi.

G. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan definisi yang membatasi ruang
lingkup atau pengertian variabel-variabel yang diamati atau diteliti
(Notoatmodjo, 2010).

Table 3.2. Definisi Operasional



Variabel
Definisi Operasional
Skala
Hasil
Ukur
Pengetahuan Kemampuan/pengetahuan ordinal
a. Baik, bila nilai yang
Siswi Kelas
dalam menjawab
diperoleh ( x) > mean
X Tentang
pernyataan tentang
+ 1 SD
Kebersihan
kebersihan daerah
Daerah
kewanitaan saat
b. Cukup,
bila
nilai
Kewanitaan
menstruasi pada
mean 1 SD x
Saat
kuesioner
mean + 1 SD
Menstruasi
c. Kurang, bila nilai
responden
yang
diperoleh ( x) < mean
1 SD




33

H. Metode Pengolahan dan Analisis Data
1. Pengolahan Data
Setelah data terkumpul, maka langkah yang dilakukan berikutnya
adalah pengolahan data. Langkah-langkah pengolahan data menurut
Notoatmodjo (2010), adalah sebagai berikut:

a. Editing
Kegiatan ini dilakukan dengan cara memeriksa data hasil
jawaban dari kuesioner yang telah diberikan kepada responden dan
kemudian dilakukan koreksi apakah telah terjawab dengan lengkap.
Editing dilakukan di lapangan sehingga bila terjadi kekurangan atau
tidak sesuai dapat segera dilengkapi.
b. Coding
Kegiatan ini memberi kode angka pada kuesioner terhadap
tahap-tahap dari jawaban responden agar lebih mudah dalam
pengolahan data selanjutnya.
c. Data Entry (Memasukan Data) atau Processing
Data entry yaitu mengisi kolom-kolom atau kotak-kotak lembar
kode atau kartu kode sesuai dengan jawaban masing-masing
pertanyaan.
d. Tabulating
Kegiatan ini dilakukan dengan cara menghitung data dari
jawaban kuesioner responden yang sudah diberikode, kemudian
dimasukkan kedalam tabel.


34

2. Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan analisis univariat ( Analisis Deskriftif) yaitu bertujuan untuk
menjelaskan atau mendiskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian
(Notoatmodjo, 2010).
Selanjutnya hasil untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja
maka, ditunjukan dengan prosentase dengan keterangan sebagai berikut :
a. Baik, bila nilai yang diperoleh (x) > mean + 1 SD
b. Cukup, bila nilai mean 1 SD x mean + 1 SD
c. Kurang, bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean 1 SD
(Riwidikdo, 2009).

I. Etika Penelitian

Menurut Hidayat (2007), masalah etika penelitian yang harus
diperhatikan antara lain adalah sebagai berikut:
1. Informed consent
Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan
responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Infomed
consent diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan
lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan informed consent
adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui
dampaknya.
Apabila
responden
bersedia,
maka
mereka
harus
menandatangani lembar persetujuan tersebut.


35

2. Anonimity (tanpa nama)
Masalah etika merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam
penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau
mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya
menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang
akan disajikan.
3. Kerahasiaan ( confidentiality)
Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan
kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah
lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya
oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada
hasil riset.















BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Gambaran Umum Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMA Muhammadiyah 1 Sragen pada tanggal 7
mei 2012. SMA Muhammadiyah 1 Sragen adalah sekolah menengah atas
yang
terletak di Jl. Raya Sukowati Kotak Pos 108 Sragen, Kecamatan Sragen
Kulon, Kota Sragen. SMA Muhammadiyah ini terdiri dari 24 kelas,
masing-
masing tingkat ada 8 kelas. Kelas X dengan jumlah siswi sebanyak 123
siswi,
kelas XI sebanyak 120 siswi, sedangkan kelas XII sebanyak 126 siswi.
Fasilitas yang dimiliki oleh SMA Muhammadiyah 1 Sragen adalah
laboraturium
komputer,
laboraturium
bahasa,
laboraturium
biologi,
laboraturium fisika, ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang bimbingan
konseling, ruang tata usaha, koperasi, unit kesehatan sekolah, masjid dan
kantin.

B. Hasil Penelitian

Setelah dilakukan analisa data terhadap tingkat pengetahuan siswi kelas X
tentang
kebersihan
daerah
kewanitaan
saat
menstruasi
di
SMA
Muhammadiyah 1 Sragen mendapatkan hasil Mean 23,33 dan Standart
Deviasi 1,92.


36

37

Tabel 4.1 Mean dan Standar Deviasi

Variabel
Mean
Standar deviasi
pengetahuan siswi
23,33
1,92
kelas X tentang
kebersihan daerah
kewanitaan
saat
menstruasi

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden, maka digunakan
perhitungan sebagai berikut :

1. Baik
: bila nilai responden yang diperoleh adalah ( x ) > mean + 1 SD.
(x) > 23,33 + 1 x 1,92
(x) > 25,25
2. Cukup
: bila nilai responden yang diperoleh adalah mean 1 SD x
mean + 1 SD.
23,33 1 x 1,92 (x) 23,33+ 1 x 1,92
21,41 (x) 25,25
3. Kurang : bila nilai responden yang diperoleh adalah ( x ) < mean 1
SD.
(x) 23,33 1 x 1,92
(x) 21,41
Sehingga didapatkan hasil tingkat pengetahuan siswi kelas X tentang
kebersihan daerah kewanitaan saat menstruasi di SMA Muhammadiyah 1
Sragen disajikan dalam tabel berikut:




38

Tabel 4.2
Distribusi frekuensi tingkat Pengetahuan Siswi Tentang Kebersihan
Daerah
Kewanitaan Saat menstruasi di SMA Muhammadiyah 1 Sragen

No.
Tingkat Pengetahuan
Frekuensi
Prosentase
1.
Baik
2
6,67 %
2.
Cukup
24
80 %
3.
Kurang
4
13,33 %

Jumlah
30
100 %
Sumber: Data primer

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui gambaran pengetahuan siswi kelas
X di SMA Muhammadiyah 1 Sragen tentang kebersihan daerah
kewanitaan
saat menstruasi, yang mempunyai pengetahuan baik sebanyak 2 siswi
(6,67%), sedangkan yang mempunyai pengetahuan cukup 24 siswi (80%)
dan
yang mempunyai pengetahuan kurang 4 siswi (13,33%). Dari data diatas
dapat
disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan siswi kelas X tentang kebersihan
daerah kewanitaan saat menstruasi terbanyak pada kategori cukup yaitu 24
siswi (80%).

C. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa tingkat
pengetahuan siswi kelas X tentang kebersihan daerah kewanitaan saat
menstruasi di SMA Muhammadiyah 1 Sragen sebanyak 2 siswi (6,67%)
adalah berpengetahuan baik, pencapaian pengetahuan pada tingkat baik ini


39

kemungkinan dipengaruhi oleh informasi/media dan pengalaman
responden.
Sedangkan berpengetahuan cukup 24 siswi (80%) dan berpengetahuan
kurang
4 siswi (13,33%).
Menurut Notoatmodjo (2007), Pengetahuan merupakan hasil dari tahu
dan ini setelah orang melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera
penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba.
Berdasarkan hasil penelitian dalam kategori baik sebanyak 2 siswi
(6,67%) dengan baiknya tingkat pengetahuan sisiwi kelas x di SMA
Muhammadiyah 1 Sragen dikarenakan para siswi dapat menjawab 26 item
pernyataan antaralain dapat menjawab peryataan nomor 7 yaitu:
menstruasi
terjadi salah satunya karena pengaruh hormon.
Berdasarkan hasil penelitian dalam kategori cukup sebayak 24 siswi
(80%) dengan cukup baiknya tingkat pengetahuan siswi kelas x di SMA
Muhammadiyah 1 Sragen para siswi hanya dapat menjawab pernyataan
sejumlah 22-25 item pernyataan. Sedangkan pernyataan yang tidak dapat
dijawab adalah pernyataan nomor 23 yaitu: setelah BAK dan BAB daerah
kewanitaan harus dikeringkan.
Kebersihan daerah kewanitaan ( Vulva hygiene) merupakan menjaga
kebersihan vagina dengan membilas bagian-bagian tersebut dengan air
matang dan sabun setelah buang air kecil atau buang air besar
(Hidayat, 2009).


40


Berdasrkan hasil penelitian ini didapatkan 4 siswi (13,33%) mempunyai
pengetahuan dalam kategori kurang baik, hasil ini dibuktikan setelah
dilakukan penelitian para siswi hanya dapat menjawab pernyataan yang
diberikan kurang dari 21 pernyataan diantara nya yaitu pernyataan nomor
18,
handuk lembab yang harus digunakan untuk mengeringkan daerah
kewanitaan setelah BAK dan BAB.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting akan
terbentuknya tindakan seseorang, karena dari pengalaman dan penelitian
ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari
pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2007).

D. Keterbatasan

Dalam penelitian ini terdapat keterbatasan, yaitu:
1. Penelitian ini menggunakan alat (kuesioner) tertutup dengan pilihan
jawaban benar dan salah maka dari itu responden tidak dapat menguraikan
jawaban selain dari jawaban yang tersedia, sehingga peniliti tidak bisa
menggali pengetahuan respnden secara mendalam.
2. Penelitian ini hanya untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswi kelas
X
tentang kebersihan daerah kewanitaan saat menstruasi tanpa ada tindak
lanjut terhadap hasil penelitian yang diperoleh



BAB V
PENUTUP


A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tingkat pengetahuan siswi kelas X tentang
kebersihan daerah kewanitaan saat menstruasi di SMA Muhammadiyah 1
Sragen dapat disimpulkan bahwa:
1. Tingkat pengetahuan siswi kelas X tentang kebersihan daerah
kewanitaan
saat menstruasi di SMA Muhammadiyah 1 Sragen dalam kategori baik
sebanyak 2 siswi (6,67%).
2. Tingkat pengetahuan siswi kelas X tentang kebersihan daerah
kewanitaan
saat menstruasi di SMA Muhammadiyah 1 Sragen dalam kategori cukup
sebanyak 24 siswi (80%).
3. Tingkat pengetahuan siswi kelas X tentang kebersihan daerah
kewanitaan
saat menstruasi di SMA Muhammadiyah 1 Sragen dalam kategori kurang
sebanyak 4 siswi (13,33%).






41

42

B. Saran

1. Bagi ilmu pengetahuan
Diharapkan bisa memberikan penyuluhan tentang kesehatan reproduksi
terlebih tentang kebersihan daerah kewanitaan saat menstruasi.
2. Bagi peneliti
Bagi peneliti selanjutnya yang mungkin juga menggunakan topik yang
sama dengan yang diambil oleh penulis, penulis berharap supaya adanya
penelitian yang dilanjutkan dengan penyuluhan lanjutan, sehingga
responden tidak hanya tahu saja, melainkan dapat paham lebih lanjut
dengan berbagai keterangan yang disampaikan lewat penyuluhan lanjutan.
3. Bagi institusi
a. SMA Muhammadiyah 1 Sragen
Diharapkan dapat memberikan informasi atau penyuluhan dan
menjalin kerjasama dengan tenaga kesehatan (bidan wilayah kerja
setempat/puskesmas) untuk memberikan penyuluhan kesehatan
reproduksi khususnya kebersihan daerah kewanitaan saat menstruasi.
b. Pendidikan
Diharap kan akan lebih mengembangkan penelitian yang lebih lanjut
tentang kebersihan daerah kewanitaan saat menstruasi.







DAFTAR PUSTAKA



Ambarwati, E. R. 2010. Menarche.
(http://enyretnaambarwati.blogspot.com/2010/03/menarche.html). 18
Februari 2012.
Arikunto, S. 2006. Proseder Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT.
Asdi Mahasatya.
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT.
Asdi Mahasatya.
Aryani, R. 2010. Kesehatan Remaja Problem dan Solusinya. Jakarta:
Salemba
Medika.
Darwasyah, S. 2008. Seksualitas Remaja Indnesia.
(http://kesrepro.info/?q=node/366). 18 Februari 2012.
Hidayat, A, A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis
Data.
Jakarta: Salemba Medika.
Hidayat,
A,
A.
2009.
Konsep
Personal
Hygiene.
(http://Hidayat2.wprprees.com/2009/03/20). 18 Februari 2012.
Indriyani. 2010. Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Kebersihan
Alat
Kelamin Pada Saat Menstruasi di Dusun Kecamatan Sukoharjo, D-III
Kebidanan Politeknik Kesehatan Surakarta. Karya Tulis Ilmiah: Tidak
dipublikasikan.
Mahfoedz. 2007. Metodologi Penelitian Kesehatan, Keperawatan dan
Kebidanan.
Jogjakarta : Fitramaya.

Mamduha.
2011.
Perkembangan
Alat
Pendeteksi
Kanker
Servik.
(http://siwa.unipancasila.ac.id/mamduha). 18 februari 2012.
Kusmiran, E. 2011. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta:
Salemba
Medika.
Notoadmodjo, S. 2007 . Kesehatan Masyarakat: ilmu dan seni. Jakarta:
Rineka Cipta.

Notoadmodjo, S. 2010 . Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.

Proverawati, A. 2009 . MENARCHE Menstruasi Pertama Penuh Makna.
Yogyakarta: Nuha Medika.



Redyowati. 2006. Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang
Kebersihan Alat Kelamin Pada Saat Menstruasi Di Dusun serbajadi Kecamatan
Lampung
Selatan. Karya Tulis Ilmiah: Tidak di publikasikan.

Riwidikdo, H. 2010. STATISTIK untuk PENELITIAN KESEHATAN
dengan
Aplikasi PROGRAM R dan SPSS. Yogyakarta: Pustaka Rihama.

Saryono. 2010. Metode Penelitian Kesehatan. Jogjakarta: Mitra Cendikia.

Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Wikipedia. 2011. Menstruasi. (http://id.wikipedia.org/wiki/Menstruasi). 18
Februari 2012.

Anda mungkin juga menyukai