Anda di halaman 1dari 12

97

PENGARUH TAKARAN PUPUK KANDANG DAN TINGKAT


KELENGASAN TANAH TERHADAP PERTUMBUHAN KEDELAI
DI TANAH PASIR PANTAI BUGEL, KULON PROGO
E. Yulianingsih
1
, A. Syukur
2
, dan B.H. Sunarminto
2)
1 Balai Penelitian Lingkungan Pertanian
2 Program Pasca Sarjana, Universitas Gadjah Mada
ABSTRAK
Percobaan pot untuk mengetahui takaran pupuk kandang dan tingkat
kelengasan tanah terhadap pertumbuhan kedelai di tanah pasir pantai Bugel,
Kulonprogo dari bulan Agustus 2003 sampai dengan bulan Januari 2004.
Penelitian dilakukan dengan percobaan lapangan perlakuan faktorial 2x3.
Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3
ulangan. Faktor pertama adalah takaran pupuk kandang (K), terdiri dari 2 aras
yaitu K
1
= 20 ton/ha dan K
2
= 30 ton/ha. Faktor kedua adalah tingkat kelengasan
tanah yang terdiri dari 3 aras yaitu L
1
= antara jenuh dan kapasitas lapangan, L
2
=
kapasitas lapangan dan L
3
= antara kapasitas lapangan dan titik layu permanent.
Data diolah dengan analisis sidik ragam dan perbedaan antar perlakuan diuji
dengan uji jarak berganda Duncan (UJGD) 5%. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa pemberian pupuk kandang 20 ton/ha dan perlakuan lengas kapasitas
lapangan memberikan hasil tertinggi pada N-tersedia, N-total jaringan tertinggi,
BKT, BKA, BKBT dan JBT.Kombinasi antara pemberian pupuk kandang takaran
20 ton/ha dan kondisi legas tanah kapasitas lapangan menghasilkan jumlah biji
per tanaman tertinggi (50,67 biji).
PENDAHULUAN
Lahan kering (termasuk lahan pasir pantai) merupakan salah satu
tumpuan harapan utama untuk pengadaan pangan nasional. Kedudukannya
menjadi sangat penting karena sebagian besar kawasan Indonesia yang
berpotensi dikembangkan untuk pertanian berupa lahan kering. Meskipun
demikian, usaha tani di lahan kering masih dihadapkan pada beberapa kendala
yang belum banyak terpecahkan secara praktis dan ekonomis.
Kedelai merupakan tanaman yang sangat tanggap terhadap pengairan
terutama fase reproduktif. Kebutuhan air secara nisbi rendah setelah
perkecambahan dan paling banyak memasuki fase pembungaan. Tanaman ini
termasuk tanaman yang tahan terhadap kekeringan, sehingga mampu bertahan
hidup dalam keadaan kurang air selama masa tertentu dengan jalan membatasi
kegiatan berbagi proses fisiologi (Anonim, 1976).
E. Yulianingsih et. al.


98
Pada umumnya tanah pasir pantai mempunyai sifat-sifat yang kurang
sesuai bagi pertumbuhan tanaman antara lain kurang mampu menyediakan air
dan unsur hara sehingga tanaman pada umumnya mengalami kekahatan
(defisiensi) hara dan kekurangan air. Kemampuan menyediakan udara yang
berlebihan di tanah ini mempunyai pengaruh yang kurang baik, yaitu
mempercepat pengeringan tanah dan oksidasi bahan organik (Kohnke, 1968).
Penambahan hara lewat pemupukan di tanah ini tidak efisien karena kemampuan
mengikat hara tanah ini sangat kecil sehingga hara tersebut banyak yang hilang
lewat pelindian.
Pemberian bahan organik (misalnya pupuk kandang) merupakan salah
satu cara dalam upaya meningkatkan kualitas tanah. Bahan organik mampu
memperbaiki kualitas tanah apabila mengalami perombakan yang cukup. Bahan
organik merupakan salah satu bahan pembenah tanah yang telah dirasakan
manfaatnya dalam perbaikan sifat-sifat baik sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
Sifat fisik tanah yang dapat diperbaiki salah satunya adalah daya simpan lengas
karena bahan organik mempunyai kapasitas menyimpan lengas yang tinggi.
Sehingga lengas tanah terawetkan, yang berarti lengas tanah tidak mudah hilang
dari dalam tanah, baik melalui aliran vertikal maupun aliran horizontal. Selain itu
bahan orgaik juga meningkatkan kemantapan agregat dalam tanah baik secara
langsung maupun tidak langsung. Terbentuknya agregat yang mantap
menyebabkan aliran permukaan (run off) berkurang dan kapasitas infiltrasi dapat
dipertahankan dalam waktu yang cukup lama, sehingga kapasitas tanah untuk
mempertahankan jumlah air tersedia (water holding capacity) dapat ditingkatkan.
Permasalahan yang muncul dalam pemanfaatan bahan organik adalah
takaran bahan organik, keadaan tata air dan lama periode inkubasi yang efektif
agar bahan organik tersebut dapat bermanfaat untuk perbaikan sifat-sifat fisik
tanah. Penyediaan bahan organik dapat dilakukan dengan memilih sumber bahan
organik yang relatif mudah diperoleh, antara lain adalah pupuk kandang sapi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh takaran pupuk
kandang, kondisi lengas tanah baik secara tunggal maupun kombinasinya
terhadap serapan nitrogen oleh kedelai.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di lapang memakai polybag. Tanah yang dipakai
adalah tanah pasir pantai Bugel yang diambil pada kedalaman 0 30 cm. Bahan
yang digunakan pupuk kandang sapi, pupuk N, P dan K, benih kedelai varietas
Orba. Sebelum perlakuan contoh tanah dianalisa untuk mengetahui karakteristik
tanah tersebut.
Pengaruh Takaran Pupuk Kandang dan Tingkat Kelengasan Tanah


99
Penelitian dilakukan dengan percobaan lapangan perlakuan faktorial 2x3.
Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3
ulangan. Faktor pertama adalah takaran pupuk kandang (K), terdiri dari 2 aras
yaitu K
1
=20 ton/ha dan K
2
=30 ton/ha. Faktor kedua adalah tingkat kelengasan
tanah yang terdiri dari 3 aras yaitu L
1
=antara jenuh dan kapasitas lapangan, L
2
=
kapasitas lapangan dan L
3
=antara kapasitas lapangan dan titik layu permanen.
Data percobaan dianalisis dengan analisis sidik ragam (Analisys of
Variance) untuk mengetahui pengaruh pupuk kandang, lengas tanah terhadap
parameter-parameter yang diamati. Sadangkan uji berjarak Duncan (UJ GD) 5%
untuk melihat ada tidaknya perbedaan antar perlakuan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tanah sebagai medium bagi pertumbuhan tanaman, menyediakan
lingkungan untuk pembenihan biji, tegakan tanaman serta semua proses yang
berlangsung selama daur hidup tanaman. Pertumbuhan pada dasarnya
merupakan proses bertambahnya volume sel yang dihasilkan dari pembentukan
dan pembesaran sel.
Kenampakan pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai akibat pemberian
pupuk kandang dan perlakuan tingkat kelengasan tanah ditunjukkan melalui
parameter-parameter tinggi tanaman, berat kering trubus, berat kering akar,
jumlah biji per tanaman, berat kering biji per tanaman dan serapan nitrogen
dalam tanaman.
Takaran pupuk kandang 20 ton/ha dengan lengas tanah antara jenuh dan
kapasitas lapang menghasilkan tinggi tanaman tertinggi pada minggu ke-5. Hal ini
sesuai dengan pendapat Samsudin dan J aka Miharja (1982) dan Haryadi (1975)
yang mengatakan bahwa tanaman kedelai yang tumbuh pada kelembaban yang
tinggi menunjukkan pertumbuhan vegetatif yang subur atau pesat. Pertumbuhan
vegetatif dapat terpacu bila kandungan air dalam tanah cukup tinggi. Untuk itu
dibutuhkan kandungan air yang cukup banyak pula dalam tanah. Kandungan air
yang cukup banyak dalam tanah menyebabkan perkembangan akar bertambah
pesat menyebabkan fase vegetatif lebih dominant daripada fase generatif.
Sedangkan menurut Kramer (1949) tanaman yang tumbuh pada kelembaban
tanah yang tinggi akan tumbuh lebih tinggi akan tumbuh lebih cepat tetapi
akumulasi (pelonggokan) karbohidrat yang sedikit daripada tanaman yang
tumbuh pada kelembaban yang optimal. Dengan demikian karbohidrat yang
terbentuk lebih banyak digunakan untuk aktivitas tumbuh daripada terakumulasi,
menyebabkan tanaman terhambat dalam pembentukan biji.
E. Yulianingsih et. al.


100







Gambar 1. Hubungan Umur Tanaman (Minggu) dan Tinggi Tanaman (cm) Pada
Berbagai Kombinasi Perlakuan di Tanah Pasir Pantai
Tabel 1. Pengaruh Takaran Pupuk Kandang Terhadap Bobot Kering Trubus
(BKT), Bobot Kering Akar (BKA) dan Bobot Kering Biji/Tanaman
(BKBT)
Takaran pupuk
kandang (ton/ha)
Bobot kering
trubus (BKT) (g)
Bobot kering
akar (BKA) (g)
Bobot kering
biji/tanaman (BKBT)
(g)
20 (K
1
) 1,57 0,66 5,26
30 (K
2
) 1,21 0,55 4,20
Keterangan : dilihat pada kolom yang sama
Secara umum penambahan pupuk kandang takaran 20 ton/ha hasilnya
tinggi dibanding takaran 30 ton/ha hasilnya rendah. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa takaran pupuk 20 ton/ha, BKT sebesar 1,57 gr. dan BKA sebesar 0,66
gram sedangkan takaran pupuk kandang 30 ton/ha, BKT sebesar 1,21 gr. dan
BKA sebesar 0,55 gr. Hal ini disebabkan dengan takaran pupuk kandang 20
ton/ha, pupuk kandang sudah terombak semua sehingga unsur hara yang
tersedia dan serapannya lebih besar dibanding takaran pupuk kandang 30 ton/ha.
Hal ini berarti bahwa pupuk kandang terhadap pertumbuhan kedelai diduga
berkaitan erat dengan peningkatan kandungan bahan organik tanahnya yang
sangat berguna membuat lingkungan fisik tanah cocok untuk pertumbuhan
tanaman.
Pengaruh Takaran Pupuk Kandang dan Tingkat Kelengasan Tanah


101
Tabel 2. Pengaruh tingkat kelengasan tanah terhadap bobot kering trubus
(BKT), Bobot kering akar (BKA) dan Bobot kering biji/tanaman (BKBT)
Parameter
Tingkat kelengasan tanah
Antara jenuh dan
kapasitas lapangan (L
1
)
Kapasitas
lapangan (L
2
)
Antara kapasitas lapangan
dan titik layu permanent (L
3
)
BKT (g) 1,15 1,88 1,14
BKA (g) 0,59 0,72 0,51
BKBT (g) 4,29 6,24 3,67
Keterangan : dilihat pada baris yang sama
Pengaruh kondisi lengas tanah terhadap pertumbuhan tanaman juga
tidak nyata pengaruhnya. BKT tertinggi 1,88 gram pada kondisi lengan L
2

sedangkan BKT terendah 1,42 gram pada kondisi lengas L
3
. BKA tertinggi 0,72
gram ditunjukkan pada kondisi lengas L
2
sedangkan BKA terendah 0,51 gram
ditunjukkan pada kondisi lengas L
3.
Hal ini sesuai dengan penelitian Harjosuwiryo
(1985) yang melaporkan bahwa penurunan lengas tanah yang ditanami kedelai
dari kapsitas lapangan secara nyata menurunkan tinggi tanaman, luas daun,
berat kering trubus dan akar, serapan P-total dan peningkatan lengas tanah dari
kapasitas lapangan menyebabkan penurunan berat kering trubus.
Tabel 3. Pengaruh interaksi takaran pupuk kandang dan tingkat kelengasan
tanah terhadap N-total J aringan(%)
N total jaringan
%
K
1
L
1
1.67 c
K
1
L
2
3.07 a
K
1
L
3
2.59 b
K
2
L
1
2.45 b
K
2
L
2
2,57 b
K
2
L
3
2.29 b
K ns
L *
K*L *
Pemberian pupuk kandang juga dapat meningkatkan kadar unsur hara
makro dan mikro yang tersedia. N-tersedia lebih banyak dibandingkan N-tersedia
tanah asli sebesar 162% disebabkan terjadinya penambahan N-organik dari
bahan organik dalam hal ini pupuk kandang. Bahan organik yang diberikan
menyebabkan meningkatnya populasi mikroorganisme yang berperan dalam
amonifikasi sehingga semakin banyak NH
4
+
yang dilepaskan (Landon et al.,
E. Yulianingsih et. al.


102
1991). Hasil penelitian menunjukkan kadar N-total jaringan pada takaran pupuk
kandang 20 ton/ha dan kondisi lengas tanah kapasitas lapangan mempunyai nilai
tertinggi 3,07% sedangkan kadar N-total jaringan terendah 1,67% ditunjukkan
pada takaran pupuk kandang 30 ton/ha dengan kondisi lengas antara jenuh dan
kapasitas lapangan (K
2
L
1
). Ini berarti terjadi penurunan sebesar 45,66%.
Sumber utama nitrogen di dalam tanah umumnya dalam bentuk N-
organik, baik berupa protein, asam nukleat dan asam amino (Paul dan Clark,
1989). Penambahan pupuk kandang meningkatkan N-total dari 0,19% menjadi
3,07%. Peningkatan kadar N-total diduga akibat adanya aktivitas penambahan
nitrogen secara simbiotik yang dilakukan oleh Azotobacter, Clostridium,
Anabaena dan Nostoc (Kilham dan Foster, 1999). Kadar N-total yang beragam
ini berhubungan dengan aktivitas serta jumlah mikrobia dalam tanah. Nitrogen
tanah sebagian besar berada dalam jaringan mikrobia, bila jumlah mikrobia dan
aktivitas berbeda antara perlakuan dapat menyebabkan jumlah N-total juga
berbeda (Maschner, 1986).







Gambar 2. Hubungan lengas tanah dan N-total jaringan (%) pada takaran pupuk
kandang 20 ton/ha di tanah pasir pantai



0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
ant jnh-KL KL ant KL-TLP
Lengas Tanah
N
-
t
o
t
a
l

J
a
r
i
n
g
a
n

(
%
)
Pengaruh Takaran Pupuk Kandang dan Tingkat Kelengasan Tanah


103
Tabel 4 Pengaruh takaran pupuk kandang terhadap serapan nitrogen pada
tanaman kedelai
Takaran pupuk kandang (ton/ha) Serapan N (g/tanaman)
20 (K
1
) 147,73 a
30 (K
2
) 88,78 b
Nitrogen diserap tanaman dalam bentuk NH
4
+
dan NO
3
-
, yang kedua
bentuk tersebut sangat berkaitan erat dengan kelengasan tanah baik dari segi
jumlah maupun perilakunya. Bentuk nitrogen dalam tanah dipengaruhi oleh aerasi
tanah. Pada kondisi keadaan aerasi baik atau cukup tesedianya oksigen, bakteri
nitrifikasi mengoksidasi NH
4
+
menjadi NO
3
-
, sehingga bentuk NO
3
-
menjadi lebih
dominant. Pada kondisi anaerob, NO
3
-
akan diubah menjadi gas N
2
dan N
2
O oleh
bakteri melalu proses denitrifikasi (Miller dan Donahue, 1990).
Hasil penelitian menunjukkan serapan nitrogen tertinggi 147,73
g/tanaman pada takaran pupuk kandang 20 ton/ha. Brady (1989) mengatakan
serapan nitrogen akibat pemberian pupuk kandang kemungkinan disebabkan
oleh perbaikan sifat-sifat tanah akibat pemberian pupuk kandang. Pupuk kandang
menyediakan hara bagi tanaman melalui proses mineralisasi sehingga dilepaskan
senyawa ammonium dan nitrat. Senyawa N-organik yang terdapat dalam pupuk
kandang akan mengalami mineralisasi di dalam tanah membentuk senyawa N-
organik yang siap diserap oleh tanaman dengan bantuan enzim-enzim protease,
peptidase, urease dan ribonuklease.
Semakin meningkat N-tersedia maka serapan N maupun jumlah biji per
tanaman semakin meningkat. Pada N-tersedia sebesar 80,73 ppm dihasilkan
serapan N sebesar 186,43 g/tanaman dan jumlah biji per tanaman sebesar
50,67 biji ditunjukkan pada kombinasi perlakuan takaran pupuk kandang 20
ton/ha dengan lengas tanah kapasitas lapangan.
Tabel 5. Pengaruh interaksi takaran pupuk kandang dan tingkat kelengasan
tanah terhadap jumlah biji/tanaman (J BT) (biji) di tanah pasir pantai
J umlah biji/tanaman
biji
K
1
L
1
25.33 b
K
1
L
2
50.67 a
K
1
L
3
25.67 b
K
2
L
1
24.33 b
K
2
L
2
27.67 b
K
2
L
3
18.33 b
K ns
L *
K*L *

E. Yulianingsih et. al.


104
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan tanaman tertinggi
pada interaksi takaran pupuk kandang 20 ton/ha dan kondisi lengas antara jenuh
dan kapasitas lapangan (K
1
L
1
) tetapi jumlah biji/tanaman yang dihasilkan 49,99%
lebih rendah dari jumlah biji/tanaman tertinggi (K
1
L
2
). Tanaman kedelai sangat
peka terhadap perubahan keadaan lengas dalam tanah. Apabila keadaan lengas
dalam tanah tinggi, maka tanaman akan tumbuh subur akan tetapi produksi biji
tidak memuaskan (Samsudin dan J akamiharja, 1982). Haditomo (1978)
mengatakan bahwa kelebihan atau kekurangan air pada waktu perkecambahan
sangat mengganggu daya kecambah biji, dan perkecambahan biji mengalami
pertumbuhan terhambat.
Kekurangan air pada tanaman akibat berkurangnya jumlah air yang
tersedia bagi tanaman akan menimbulkan cekaman air terhadap tanaman
tersebut yang dapat mengganggu pertumbuhan dan menurunkan hasil (Agustina,
1989). Karena lengas tanah berpengaruh terhadap ketersediaan unsur hara bagi
tanaman dan lengas tanah yang rendah dapat mengakibatkan unsur hara yang
ada dalam larutan sulit untuk diserap oleh akar, karena energi yang diperlukan
untuk menyerap menjadi lebih besar. Menurut Kowlowski (1972) bahwa
kekurangan air pada tanaman akan mengganggu aktivitas enzim, metabolisme
nitrogen dan ketersediaan unsur hara. Apabila kecukupan air maka ketersediaan
unsur hara tidak terganggu sehingga tanaman tumbuh dengan baik dan hasilnya
juga baik.







Gambar 3. Hubungan lengas tanah dan jumlah biji/tanaman (biji) kedelai pada
takaran pupuk kandang 20 ton/ha di tanah pasir pantai

0
10
20
30
40
50
60
ant jnh-KL KL ant KL-TLP
Lengas Tanah
J
u
m
l
a
h

B
i
j
i
/
T
a
n
a
m
a
n

(
b
i
j
i
)
Pengaruh Takaran Pupuk Kandang dan Tingkat Kelengasan Tanah


105
Hasil pengamatan komponen pertumbuhan tanaman tersebut
menunjukkan pertumbuhan tanaman terhambat bila lengas tanah dalam keadaan
terbatas atau berlebihan. Pertumbuhan tanaman yang terhambat pada potensial
tanah yang rendah kemungkinan disebabkan oleh banyaknya pori tanah yang
ditempati udara, sehingga air yang dibutuhkan tanaman berkurang. Sebaliknya
pada kondisi lengas tanah yang berlebihan kemungkinan disebabkan oleh
kurangnya oksigen yang dibutuhkan oleh pernafasan akar. Hal ini merupakan
konsekuensi yang nalar, karena pada potensial lengas tanah tinggi, sebagian
besar jumlah pori dalam tanah akan ditempati oleh air (Hillel, 1982).
Penghambatan proses pernafasan akar, akan menghambat pertumbuhan akar
yang mengakibatkan kemampuan menyerap air dan hara juga menurun.
Penyerapan air dan hara menurun, berarti proses translokasi ke tanaman bagian
atas juga mengalami penurunan sehingga pertumbuhan tanaman terhambat.
Komponen hasil tanaman yang diamati adalah bobot kering biji per
tanaman dan jumlah biji per tanaman. J BT tertinggi 50,67 biji ditunjukkan pada
kombinasi perlakuan K
1
L
2
sedangkan J BT terendah 18,33 biji ditunjukkan pada
kombinasi perlakuan K
2
L
3
. BKBT tertinggi 5,26 gram ditunjukkan pada takaran
pupuk kandang 20 ton/ha dan 6,24 gr. pada kondisi lengas L
2
. Hasil penelitian
menujukkan bahwa J BT dab BKBT tertinggi ditunjukkan pada takaran pupuk
kandang 20 ton/ha dan kondisi lengas kapasitas lapangan. Hal ini terjadi karena
pada kondisi lengas L
3
dan L
1
tidak cukup tersedia air untuk melarutkan unsur
hara sehingga mengganggu serapan nitrogen karena tidak tesedianya oksigen
yang cukup. Menurut Suryanto (1983) sistem tanah akar harus mempunyai
oksigen yang cukup untuk penyerapan nitrogen yang efisien. Oksigen tersebut
diperlukan akar tanaman untuk respirasi, dengan cara ini diperoleh energi. Energi
ini digunakan untuk aktivitas akar termasuk untuk penyerapan hara nitrogen.
KESIMPULAN
Berdasarkan data hasil penelitian tersebut dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Pemberian pupuk kandang takaran 20 ton/ha dan perlakuan lengas kapasitas
lapangan menunjukkan N-tersedia, N-total jaringan tertinggi, BKT, BKA,
BKBT dan J BT.
2. Kombinasi antara pemberian pupuk kandang takaran 20 ton/ha dan kondisi
legas tanah kapasitas lapangan menghasilkan jumlah biji per tanaman
tertinggi (50,67 biji).

E. Yulianingsih et. al.


106
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, 1989. Dasar Nutrisi Tanaman I. Rineka Cipta. J akarta.
Anonim, 1976. The Philippines Recommends for Soybean.Los Banos Logma.68p
Brady, N.C., 1989. The Nature and Properties of Soil.8
th
Edition. MAcMillan Publ.
Co. Inc. New York. 689p.
Harjosuwiryo, S., 1985. Pengaruh Ketegaran Lengas Tanah dan Salingtindaknya
Dengan Pemupukan Fosfat Atas Peragaan Tanaman Kedelai (Glycine max
(L) Merr) Pada Tanah Vertisol. Disertasi Doktor. Universitas Gadjag Mada.
Yogyakarta.
Haryadi, S., 1975. Pengantar Agronomi. Gramedia. J akarta. 195 Hlm.
Hillel, D., 1982. Pengantar Fisika Tanah (Terjemahan Rubiyanto H.S. dan
Rahmad H.R.). PT Mitra Gama Widya. 463 Hlm.
Kilham, K. and R. Foster, 1999. Soil Ecology. Cambridge University Press.
Cambridge. United Kingdom.
Kohnke, H., 1968. Soil Physics. Mc Graw-Hill Publishing Co-Ltd, Bombay, New
Delhi. 224p.
Kozlowski, T.T., 1072. Water Deficit and Plant Growth Volume III. Plant
Responces Control of Water Balance. Academic Press. New York.
Kramer, P.J ., 1949. Plant and Soil Water Relationship : A Modern Synthesis. Tata
MacGraw-Hill Publ. Co. Ltd. New Delhi. 482p.
Landon J .R., D.A. Gretz, and B. Scatter, 1991. Flood Induced Chemical
Transformation in Calcareous Agricultural Soils of South Florida. Soil Sci.
Vol 152 No 1 : 33-40p.
Maschner, H., 1986. Mineral Nutrition of Higher Plants. Academic Press. London.
674p.
Miller R.W. and R.L. Donahue, 1990. Soil : An Introduction to Soil and Plant
Growth. Sixth Edition. Prentice Hall International. Inc.Englewood. Cliffts.
Paul, E.A. dan F.E. Clark, 1989. Soil Microbiology and Biochemistry. Academic
Press inc. California.
Samsudin dan J aka Miharja, 1982. Mengenal Peranan dan Penggunaan Serta
Budidaya Kedelai. PT Surya Aksara Mas. Bandung. 52 h.
Suryanto, 1983. Beberapa Usaha Peningkatan Efisiensi Pemupukan Fosfor Pada
Tanah Masam. Makalah Seminar J urusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian.
Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Pengaruh Takaran Pupuk Kandang dan Tingkat Kelengasan Tanah


107
TANYA JAWAB
Pertanyaan M. Al-Jabri (Balittanah) :
Tingkat kelengasan tanah dapat dipertahankan lebih lama jika pupuk
kandang dicampur dengan zeolit dengan takaran 500 kg/ha.
Dengan pemberian zeolit maka NH
4+
dari pupuk urea atau dari pupuk
kandang dapat dijerap sementara dan secara lambat akan slowly release
(dilepaskan secara lambat)

Jawaban :
Terima kasih atas masukannya. Mungkin bisa dijadikan acuan untuk
penelitian selanjutnya


Pertanyaan Santun RP. Sitorus (IPB-Bogor) :
Kenapa memilih tanah pasir pantai untuk perluasan areal kedelai, karena
akar sangat besar atau usahatani bisa tidak menguntungkan dan tanaman
kedelai termasuk yang sensitif terhadap berbagai kekurangan sifat tanah,
sebaiknya diarahkan ke tanah bukan pasir

Jawaban :
Tanah pasir pantai dipiloih karena daerah pantai Bugel, Kulon Progo
diusahakan oleh masyarakat sekitar untuk pertanian komersial untuk usahatani
padi gogo, cabai, dan tanaman semangka. Untuk percobaan awal dilakukan
dalam polibag sehingga bisa diketahui besarnya input untuk skala besar. Mungkin
untuk kedepan harus dicoba dengan jenis tanah yang lain atau varietas tanaman
yang lain. Terima kasih atas masukannya.


Pertanyaan Danu Ismadi Saderi (BPTP Kalsel) :
3. Secara metologi bagaimana aplikasi dosis pupuk kandang menjadi 1 poli bag
4. Bagaiman arah pemanfaatan hasil ini pada tanah pasir secara luas ?


Jawaban :
5. Aplikasi dosis pupuk kandang menjadi 1 polibag

E. Yulianingsih et. al.


108
Berat tanah 1 ha = luas tanah x kedalaman efektif x BV
= 10
4
cm x 10
4
cm x 20 cm x 1,2 g/cm
3

= 2,4 x 10
9
g

Berat tanah
Pupuk kandang = x takaran pupuk
Berat tanah 1 ha

8 x 10
3
gram
= x 2 x 10
7
gram
2,4 x 10
9
gram

= 66,7 gram untuk takaran pupuk 20 t/ha

8.10
3
gram
= x 3 x 10
7
gram
2,4 x 10
9
gram

= 100 gram untuk takaran pupuk 30 t/ha

6. Arah pemanfaatan hasil ini pada tanah pasir secara luas adalah bisa
dijadikan dasar untuk penelitian selanjtunta pada jenis tanah yang berbeda
maupun varietas yang lain


Pertanyaan Yanti Rina (Balittra) :
Seperti diketahui bahwa pola tanam dua kali padi unggul-padi unggul sulit
berkembang di lahan pasang surut. Dari penelitian ini dikatakan bahwa petani
sudah mengadopsi seluas 125 ha. Apakah luas penanaman tersebut mendapat
bantuan dari pemerintah (peserta SLPTT) atau swadaya.
Dalam pengembangan pola tersebut bagaimana dengan masalah teknis,
ketersediaan tenaga kerja dan dari sosialnya.
Jawaban :
7. Pertanaman padi unggul mendapat BLBU 125 ha
8. Masalah teknis yang dihadapi adalah kesulitan penyemaian karena kondisi
lahan masih kering. Sehingga pada musim tanam MH 2010/2011 petani lain
masih menunggu adanya air dilahan tapi teteap lebih awal dari biasnya.
9. Perlu dicari cara sesuai yang memungkinkan tanam lebih dini

Anda mungkin juga menyukai