FAKULTAS KEDOKTERAN UMUM UNIVERSITAS MULAWARMAN 2010 Disusun oleh : Kelompok II Afdhalia Khairunnisa Sy. (0708015030) Dewi Puspita Ayu (0708015019) Febrian Juventianto (0708015058) Fredy Setyawan (0708015057) Ira Karlina (0708015021) Lawani Meri (0708015003) Siti Muawanah (0708015011) Yunistira Sylvia (0708015037) Zara Pilar K.A (0708015020) Tutor : drg. Masyudi, M.Si
2 KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nyalah laporan dengan tema Identifikasi Masalah dari Artikel Ilmiah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Laporan ini disusun dari berbagai sumber ilmiah sebagai hasil dari diskusi kelompok kecil (DKK) kami. Laporan ini secara garis besar berisikan tentang cara mengidentifikasi masalah dari artikel ilmiah. Dalam proses penyusunan laporan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada: 1. Drg. Masyudi, M.Si, selaku tutor kelompok II yang telah membimbing kami dalam melaksanakan diskusi kelompok kecil pada modul 1 mengenai Identifikasi Masalah dari Artikel Ilmiah ini. 2. Dosen-dosen yang telah mengajarkan materi perkuliahan kepada kami sehingga dapat membantu dalam penyelesaian laporan hasil diskusi kelompok kecil ini. 3. Teman-teman kelompok II yang telah mencurahkan pikiran, tenaga dan waktunya sehingga diskusi sehingga dapat berjalan dengan baik dan dapat menyelesaikan laporan hasil diskusi ini. 4. Teman-teman mahasiswa kedokteran Universitas Mulawarman angkatan 2007 khususnya yang telah bersedia untuk sharing bersama mengenai materi yang kita bahas. Akhirnya, tak ada gading yang tak retak, tentunya laporan ini sangat jauh dari sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan demi tercapainya kesempurnaan dari isi laporan hasil diskusi kelompok kecil (dkk) ini.
Hormat Kami,
Penyusun
3 DAFTAR ISI
Kata Pengantar 2 Daftar Isi 3
Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang 4 B. Tujuan Modul 4
Bab II Isi 1. Terminologi istilah 5 2. Identifikasi Masalah 6 3. Analisis Masalah 6 4. Strukturisasi 9 5. Learning Objective 9 6. Belajar Mandiri 10 7. Sintesis 11
Bab III Penutup A. Kesimpulan 54
Daftar Pustaka 55
4 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Berpikir kritis adalah proses mental untuk menganalisis atau mengevaluasi informasi. Informasi tersebut dapat didapatkan dari hasil pengamatan, pengalaman, akal sehat atau komunikasi. Berpikir kritis adalah suatu aktifitas kognitif yang berkaitan dengan penggunaan nalar. Belajar untuk berpikir kritis berarti menggunakan proses-proses mental, seperti memperhatikan, mengkategorikan, seleksi, dan menilai atau memutuskan. Salah satu cara untuk melatih diri untuk peka dan kritis terhadap sekeliling adalah dengan medorong untuk tanggap terhadap apa yang dilihat, yang dibaca, yang didengar, dirasakan dan yang dialami, sejak sekarang dan sesering mungkin. Pengembangan kemampuan berpikir kritis merupakan integrasi beberapa bagian pengembangan kemampuan, seperti pengamatan (observasi), analisis, penalaran, penilaian, pengambilan keputusan, dan persuasi. Semakin baik pengembangan kemampuan-kemampuan ini, maka kita akan semakin dapat mengatasi masalah-masalah/proyek komplek dan dengan hasil yang memuaskan. Oleh karena itu , kami berusaha untuk menerapkan kemampuan berpikir kritis dan menganalisa suatu masalah yang bersumber dari artikel atau jurnal kesehatan
B. Tujuan Modul Tujuan modul 1 blok 18 ini adalah mempelajari bagaimana menerapkan kemampuan berpikir kritis dan menerapkannya. Selain itu juga kami dapat mempelajari bagaimana cara mengidentifikasi masalah, memprioritaskan masalah mana yang paling penting, dan mampu untuk merumuskan semua masalah yang muncul serta melakukan hipotesis dari rumusan masalah yang di buat.
5 BAB II PEMBAHASAN
Step 4 Strukturisasi Konsep
Step 5 Learning Objective Membahas sebuah artikel yang telah disepakati berjudul Hubungan Antara Total Lemak Tubuh dengan Profil Lipid pada Anak Obese di SD Denpasar yang mencakup: 1. Identifikasi masalah 2. Prioritas masalah 3. Latar belakang penelitian 4. Rumusan masalah 5. Hipotesis Harapan Prioritas Masalah Kenyataan Masalah Hipotesis
6 Step 6 Belajar Mandiri Setelah diskusi kelompok kecil yang pertama kami berusaha untuk mencari bahan yang akan didiskusikan lagi pada diskusi kelompok kecil kedua. Selain untuk menjelaskan learning objective, juga untuk menjawab pertanyaan yang mungkin belum terjawab sepenuhnya.
Step 7 Sintesis
PENEMUAN PERMASALAHAN Kegiatan untuk menemukan permasalahan biasanya didukung oleh survai ke perpustakaan untuk menjajagi perkembangan pengetahuan dalam bidang yang akan diteliti, terutama yang diduga mengandung permasalahan. Permasalahan dapat diidentifikasikan sebagai kesenjangan antara fakta dengan harapan, antara trend perkembangan dengan keinginan pengembangan, antara kenyataan dengan ide. Sutrisno Hadi (1986, 3) mengidentifikasikan permasalahan sebagai perwujudan ketiadaan, kelangkaan, ketimpangan, ketertinggalan, kejanggalan, ketidakserasian, kemerosotan dan semacamnya. Cara-cara menemukan permasalahan ini, telah diamati oleh Buckley dkk. (1976) yang menjelaskan bahwa penemuan permasalahan dapat dilakukan secara formal maupun informal. Cara formal melibatkkan prosedur yang menuruti metodologi tertentu, sedangkan cara informal bersifat subjektif dan tidak rutin. Dengan demikian, cara formal lebih baik kualitasnya dibanding cara informal. Rincian cara-cara yang diusulkan Buckley dkk. dalam kelompok formal dan informal terlihat pada gambar di bawah ini.
7
Cara-cara Formal Penemuan Permasalahan Cara-cara formal (menurut metodologi penelitian) dalam rangka menemukan permasalahan dapat dilakukan dengan alternatif-alternatif berikut ini: 1. Rekomendasi suatu riset. Biasanya, suatu laporan penelitian pada bab terakhir memuat kesimpulan dan saran. Saran (rekomendasi) umumnya menunjukan kemungkinan penelitian lanjutan atau penelitian lain yang berkaitan dengan kesimpulan yang dihasilkan. Saran ini dapat dikaji sebagai arah untuk menemukan permasalahan. 2. Anologi adalah suatu cara penemuan permasalahan dengan cara mengambil pengetahuan dari bidang ilmu lain dan menerapkannya ke bidang yang diteliti. Dalam hal ini, dipersyaratkan bahwa kedua bidang tersebut haruslah sesuai dalam tiap hal-hal yang penting. Contoh permasalahan yang ditemukan dengan cara analogi ini, misalnya: apakah Proses perancangan perangkat lunak komputer dapat diterapkan pada proses perancangan arsitektural
8 (seperti diketahui perencanaan perusahaan dan perencanaan arsitektural mempunyai kesamaan dalam hal sifat pembuatan keputusannya yang Judgmental). 3. Renovasi. Cara renovasi dapat dipakai untuk mengganti komponen yang tidak cocok lagi dari suatu teori. Tujuan cara ini adalah untuk memperbaiki atau meningkatkan kemantapan suatu teori. Misal suatu teori menyatakan ada korelasi yang signifikan antara arah pengembangan bangunan rumah tipe tertentu dalam perumahan sub inti dengan tipe bangunan rumah asal penghuninya dapat direnovasi menjadi permasalahan seberapa korelasi antara arah pengembangan bangunan rumah tipe tertentu dalam perumahan sub inti dengan tipe bangunan rumah asal penghuninya dengan tingkat pendidikan penghuni yang berbeda. Dalam contoh di atas, kondisi yang umum diganti dengan kondisi tingkat pendidikan yang berbeda. 4. Dialektik, dalam hal ini, berarti tandingan atau sanggahan. Dengan cara dialektik, peneliti dapat mengusulkan untuk menghasilkan suatu teori yang merupakan tandingan atau sanggahan terhadap teori yang sudah ada. 5. Ekstrapolasi adalah cara untuk menemukan permasalahan dengan membuat tren (trend) suatu teori atau tren permasalahan yang dihadapi. 6. Morfologi adalah suatu cara untuk mengkaji kemungkinan-kemungkinan kombinasi yang terkandung dalam suatu permasalahan yang rumit, kompleks. 7. Dekomposisi merupakan cara penjabaran (pemerincian) suatu pemasalahan ke dalam komponen-komponennya. 8. Agregasi merupakan kebalikan dari dekomposisi. Dengan cara agregasi, peneliti dapat mengambil hasil-hasil peneliti atau teori dari beberapa bidang (beberapa penelitian) dan mengumpulkannya untuk membentuk suatu permasalah yang lebih rumit, kompleks.
Cara-cara Informal Penemuan Permasalahan Cara-cara informal (subyektif) dalam rangka menemukan permasalahan dapat dilakukan dengan alternatif-alternatif berikut ini:
9 1. Konjektur (naluriah). Seringkali permasalahan dapat ditemukan secara konjektur (naluriah), tanpa dasar-dasar yang jelas. Bila kemudian, dasar-dasar atau latar belakang permasalahan dapat dijelaskan, maka penelitian dapat diteruskan secara alamiah. Perlu dimengerti bahwa naluri merupakan fakta apresiasi individu terhadap lingkungannya. Naluri, menurut Buckley, dkk., (1976, 19), merupakan alat yang berguna dalam proses penemuan permasalahan. 2. Fenomenologi. Banyak permasalahan baru dapat ditemukan berkaitan dengan fenomena (kejadian, perkembangan) yang dapat diamati. Misal: fenomena pemakaian komputer sebagai alat bantu analisis dapat dikaitkan untuk mencetuskan permasalahan misal: seperti apakah pola dasar pendaya gunaan komputer dalam proses perancangan arsitektural. 3. Konsensus juga merupakan sumber untuk mencetuskan permasalahan. Misal, terdapat konsensus bahwa kemiskinan bukan lagi masalah bagi Indonesia, tapi kualitas lingkungan yang merupakan masalah yang perlu ditanggulangi (misal hal ini merupakan konsensus nasional). 4. Pengalaman. Tak perlu diragukan lagi, pengalaman merupakan sumber bagi permasalahan. Pengalaman kegagalan akan mendorong dicetuskannya permasalahan untuk menemukan penyebab kegagalan tersebut. Pengalaman keberhasilan juga akan mendorong studi perumusan sebab-sebab keberhasilan. Umpan balik dari klien, misal, akan mendorong penelitian untuk merumuskan komunikasi arsitek dengan klien yang lebih baik.
IDENTIFIKASI MASALAH Dalam penelitian dibidang kesehatan, baik kesehatan masyarakat, kedokteran klinis dan biomedis, kita dapat menemukan beberapan masalah penelitian yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Masalah kesehatan dapat dibagi dalam tiga kelompok besar berupa :
10 1. Gambaran tentang situasi kesehatan yang membutuhkan rencana intervensi. Dalam hal ini, penelitian perlu mengetahui besar dan distribusi dari kebutuhan kesehatan dan pelayanan dari suatu populasi, factor resiko, dari beberapa masalah kesehatan, kesadaran masyarakat, pola penggunaan, dan keefektifan suatu intervensi yang berpotensi dan tersedia. 2. Informasi yang diperlukan untuk mengevaluasi intervensi kesehatan masyarakat, klinis, dan biomedis yang sudah dilakukan, seperti cakupan prioritas kebutuhan kesehatan, cakupan kelompok target, penerimaan dan kualitas, keefektifan, dan efek terhadap kesehatan. 3. Informasi yang dibutuhkan untuk menilai masalah yang muncul pada saat intervensi diberbagai bidang yang ada pada point kedua dan menganalisis kemungkinan penyebabnya hingga dapat menemukan solusinya, misalnya kekurangan distribusi sumber daya, kebijakan yang tidak jelas, dan berbagai factor lingkungan yang mempengaruhi kebutuhan, intervensi, dan sumber daya.
Terdapar tiga syarat dimana masalah kesehatan memang memerlukan penelitian, yaitu : 1. Harus ada perbedaan antara kenyataan dan harapan yang diinginkan atau yang direncanakan. 2. Penyebab dari perbedaan ini tidak jelas, dan untuk menjelaskan perlu dibangun sebuah penelitian. 3. Kemungkinan ada lebih dari satu jawaban atau alasan mengapa timbul perbedaan antara harapan dan kenyataan tersebut, atau ada lebih dari satu solusi untuk mengatasi masalah tersebut.
11 PRIORITAS MASALAH Setiap topik yang diajukan untuk proposal penelitian sebaiknya dinilai berdasarkan kriteria tertentu. Sebelum memutuskan untuk mengambil masalah penelitian tertentu, dibandingkan dulu berbagai pilihan masalah penelitian yang ada. Kriteria berikut dapat digunakan untuk membantu menentukan prioritasi masalah : 1. Relevansi Topic yang dipilih haruslah sesuai dengan masalah yang diajukan, dalam hal ini dibidang kesehatan masyarakat, kedokteran klinis, dan biomedis. Pertanyaan yang terkait dalam hal ini adalah : a. Seberapa besar dan luasnya masalah ? b. Siapa yang terkena ? c. Seberapa parah masalahnya ? Disarankan untuk memikirkan masalah yang penting, yang menimbulkan masalah pada sebagian besar masyarakat atau masalah kesehatan yang dihadapi oleh orang-orang yang berkecimpung di bidang kesehatan. Pertimbangkan juga pihak siapa saja yang menganggap suatu masalah itu penting. Berbagai pihak : dokter, petugas kesehatan, perawat, masyarakat dapat melihat suatu masalah yang sama dari perspektif yang berbeda. Untuk memastikan partisipasi seluruh sector, sebaiknya masalah didefinisikan sedemikian rupa hingga semua memiliki kepentingan di dalamnya. Bahkan di dalam masyarakat sendiri, terdapat kepentingan yang berbeda-beda sehingga penting untuk mengetahui pendapat pemimpin masyarakat, masyarakat pinggiran, pria, wanita, kaya, miskin terhadap suatu masalah. 2. Terhindar dari duplikasi Sebelum kita emutuskan suatu masalah untuk melanjutkan penelitian, maka kita harus mengetahui apakah topic yang diajukan telah diteliti sebelumnya, baik pada populasi yang sama atau pada populasi berbeda dengan kondisi yang sama. Jika sudah pernah, hasilnya harus dianalisis untuk menilai apakah
12 pertanyaan utama yang diteliti telah dijawab atau belum. Jika tidak, sebaiknya pilih topic lainnya. 3. Urgensi kebutuhan 4. Penerimaan politisi Umumnya dianjurkan untuk melakukan penelitian pada topik-topik yang menarik minat dan didukung oleh pemerintah nasional atau daerah. Hal ini akan memungkinkan hasil penelitian kita akan diterapkan. Namun ada kalanya penelitian kita ingin member kritik pada kebijakan pemerintah, sehingga kita perlu memberikan pengertian lebih kepada pihak-pihak terkait dalam tahap awal penelitian kita agar tidak terjadi kesalahpahaman di kemudian hari. 5. Feasibilitas penelitian (kemudahan penelitian) Dalam proposal penelitian yang diajukan, diharapkan dipertimbangkan kompleksitas masalah serta sumber daya yang tersedia untuk melaksanakan penelitian. Perhatikan kebutuhan tenaga manusia, waktu yang dihabiskan, peralatan, dan biaya yang akan dikeluarkan. 6. Penerimaan hasil penelitian Dalam hal ini harus diperhatikan, apakah rekomendasi dan saran dari penelitian dapat dilaksanakan? Ataukah hanya menjadi penelitian yang mengisi rak buku perpustakaan. 7. Etika penelitian Kita harus memperhatikan kemungkinan penelitian kita dapat membahayakan orang lain. Untuk itu, perhatikan proposal penelitian anda dan pertimbangkan masalah etika berikut : a. Apakah penelitian kita dapat diterima oleh sasaran/obyek penelitian kita, terutama secara kultur? Apakah masalah yang diajukan dirasakan baik oleh peneliti maupun oleh sasaran/obyek penelitian? b. Apakah kita dapat memperoleh informed consent? c. Apakah sasaran penelitian membutuhkan perlakuan khusus? Apakah sasaran penelitian membutuhkan terapi tertentu? Apakah terapi akan mengacaukan penelitian?
13 d. Apakah hasil penelitian akan diberitahukan kepada sasaran penelitian? Apakah hasil penelitian akan memperbaiki kehidupan sasaran penelitian?
Selain kriteria diatas, kita juga dapat menggunakan kriteria lain, misalnya criteria FINER seperti : 1. Feasible : terkait dengan kemudahan penelitian, misalnya ketersediaan subyek penelitian, ketersediaan dana, waktu, alat, dan keahlian. 2. Interesting : masalah merupakan seseuatu yang menarik bagi peneliti. 3. Novel : baru yang artinya menemukan sesuatu yang baru atau mengkonfirmasi atau membantah penelitian terdahulu, atau melengkapi dan mengembangkan hasil penelitian terdahulu. 4. Ethical : tidak bertentangan dengan etika penelitian. 5. Relevant : sesuai bagi ilmu pengetahuan yang dipelajari, bermanfaat bagi manusia dan penelitian selanjutnya.
RUMUSAN MASALAH Penentuan topik adalah tahap awal dalam proses penelitian atau penyusunan karya ilmiah. Topik yang masih bersifat awal tersebut kemudian difokuskan dengan cara membuatnya lebih sempit cakupannya atau lebih luas cakupannya. Ketika cakupannya sudah sesuai, kemudian permasalahan dapat ditentukan. Permasalahan dapat berupa pertanyaan yang kemudian analisis atau pernyataan argumentasi yang merupakan penjabaran bukti berdasarkan analisis. Berikut ini langkah-langkah yang dilakukan untuk menemukan permasalahan dari topic karya ilmiah yang sudah siap. 1. Tentukan tipe karya ilmiah Berikut ini beberapa tipe karya ilmiah :
14 - ANALISIS melihat apa yang dibalik permukaan materi: melihat hubungan antar bagian dan keseluruhan, mengenali hubungan antara sebab-akibat, mencari hal-hal penting, mempertanyakan suatu validitas. Kata tanya yang digunakan BAGAIMANA, atau APA.Kalimat tanya yang dibentuk bukanlah kalimat tanya yang tertutup atau hanya membutuhkan jawaban ya atau tidak. Kalimat tanya yang dibentuk membutuhkan penjabaran dalam menjawabnya. Penjabaran itulah yang kemudian menjadi karya ilmiah yang disusun dalam bab-bab yang berurutan dan saling berhubungan. - PERBANDINGAN berarti mencari perbedaan dan persamaan. Aspek yang dibandingkan disiapkan dan digunakan untuk menyusun penulisan. Contoh : Bandingkan performa akses ke digital library dengan repository terpusat di satu server dengan kapasitas besar, dengan akses ke digital library dengan repository terdistribusi dengan kapasitas sedang. Perbandingan yang dapat dilihat dari kecepatan akses, macam standar yang diperlukan, prosedur update data, prosedur pemeliharaan, keamanan data dll. - ARGUMENTASI (setuju atau tidak setuju) meminta kita berada di satu sisi berdasarkan analisis dari bukti-bukti yang kuat dan alasan yang jelas dan dapat diterima. Pada dasarnya hanya ada dua tipe dari 3 tipe yang dijelaskan di atas yaitu tipe analisis dan argumentasi. Tipe perbandingan termasuk dalam tipe analisis karena melakukan analisis terhadap 2 hal yang dibandingkan. 2. Siapkan sumber informasi (resources) Ketika permasalahan sudah ditentukan dan jelas, maka sumber informasi dapat mulai dicari. Sumber informasi yang tersedia dalam suatu institusi akademik adalah : - Buku pegangan kuliah yang digunakan para dosen untuk mengajar. Sifat buku ini biasanya berisi teori dan latihan. Buku ini cocok untuk pengajaran dan dasar dari teori-teori yang sedang dipelajari.
15 - Buku umum referensi seperti ensiklopedia dan kamus bidang ilmu tertentu yang digunakan untuk mengenalkan hal-hal dasar. Cocok untuk mahasiswa pemula. - Jurnal ilmiah digunakan untuk mendapatkan pengembangan terbaru dalam bidang ilmu tertentu dan sangat cocok untuk menjadi referensi karya ilmiah. Jurnal ilmiah dapat dalam bentu cetak maupun digital (database online). - Sumber informasi di Internet berupa situs-situs yang sesuai dengan bidang ilmu. Sifat informasi beragam dalam waktu dan ketepatan. Sumber informasi perlu verifikasi sebelum digunakan. - Data statistik dan data-data dari pemerintah dapat didapatkan secara online seperti misalnya pada situs Badan Statistik Nasional. Perkembangan daerahdaerah tertentu atau negara tertentu dapat dipantau dari situs resmi pemerintah terkait. - Sumber informasi lain adalah hasil wawancara dan hasil observasi dari mahasiswa yang berkaitan dengan karya yang sedang dikerjakan. Semua sumber informasi di atas dapat digunakan. Beberapa sumber informasi yang tidak direkomendasikan sebagai referensi dalam penulisan karya ilmiah adalah majalah populer dan catatan/bahan ajar dosen Kumpulkan beberapa buku, artikel, buku referensi atau apapun yang ditemukan dan baca beberapa halaman pada bahasan-bahasan yang tepat. Hindari untuk berusaha membaca 1 atau lebih bab penuh, karena akan membuat terbeban berat. Untuk mencari informasi dari buku-buku beberapa hal yang membantu untuk pencarian informasi secara efektif adalah: - baca daftar isi dan temukan beberapa istilah yang berkaitan dengan topik - baca halaman pengantar untuk mengetahui isi singkat buku dan tingkat pembaca yang dituju - cari istilah-istilah kunci dalam topik di indeks
16 Jika menemukan istilah atau bahasan yang terkait dengan topik, bacalah pada halaman yang membahas istilah tersebut. Jika sesuai teruskan, jika tidak carilah pada bagian lain, atau pada buku lain. Untuk penggunaan koleksi karya ilmiah seperti jurnal, prosiding, atau laporan penelitian, abstrak karya ilmiah tersebut menjadi bagian pertama untuk dibaca. Abstrak memberikan gambaran singkat dari isi karya ilmiah. Dari abstrak, pembaca dapat menentukan apakah isi artikel tersebut mendukung/sesuai atau tidak. Dengan mendapatkan beberapa materi pendukung, atau sumber informasi sesuai dengan topik, maka topik tersebut akan dapat dikembangkan, permasalahan yang menarik untuk dibahas akan muncul, dan ide-ide yang belum terpikirkan sebelumnya dapat dilengkapi. 3. Menyempitkan atau memperluas topic Seringkali kita mendapati bahwa topik yang dipilih masih terlalu sempit artinya sumber informasi yang ditemukan sangat terbatas, ukuran karya ilmiah yang akan dihasilkan tidak mencukupi standar yang ditentukan (jumlah halaman misalnya), atau terlalu luas karena sumber informasi terlalu banyak sehingga perlu dipersempit cakupannya sampai sumber informasi yang digunakan cukup, misalnya 5 dari 25 sumber informasi. Menyempitkan atau memperluas juga diperlukan berkenaan dengan popularitas dari topik tersebut, jika topik sudah banyak dibahas dan diteliti, maka perlu perbaikan sehingga menghasilkan topik yang punya fokus khusus dari topik tersebut. - memperluas (broadening), cari hubungan topik dengan hal lain yang berada di sekitar topik yang dipilih - menyempitkan (narrowing), menggunakan journalists questions untuk mendapatkan aspek lain dari hal yang luas tadi. Misalnya: Datawarehousing. What : Apa dari datawarehousing yang dapat dianalisis? Strukturnya algoritmanya
17 When : Pada saat proses apa dalam datawarehousing yang dapat dibahas? Akses, pencarian pada datawarehousing Who : jenis perusahaan, jenis data yang mana cocok menggunakan datawarehousing? Where : dimana inti dari datawarehousing? Why : mengapa ada datawarehousing, mengapa perlu? How : bagaimana hubungan datawarehousing dengan data mining? Dengan DSS? Dengan SIM? 4. Membangun permasalahan dari topic (thesis statement or research question) Dari jenis karya ilmiah yang ditetapkan dapat ditentukan beberapa hal: a. argumentasi/thesis - intinya pada pernyataan berdasarkan analisis dan bersifat argumentasi. - menyatakan apa pilihan/cara yang terbaik/tercepat/ paling tepat didasari pada hasil analisis. - pernyataan yang meyakinkan dengan didukung bukti dari hasil analisis. - menjawab pertanyaan APA dan MENGAPA dalam rangka membuktikan bahwa apa yang dinyatakan itu benar. - berada pada salah satu sisi dari topic. - pernyataan harus lolos uji SO WHAT, artinya pernyataan tersebut dianggap penting, menarik dan layak untuk diperdebatkan. - sifatnya terfokus dan sempit b. analisis. - intinya pada pertanyaan-pertanyaan tentang apa yang akan diteliti, dicari jawabannya atau didapatkan solusinya. - mencari kemungkinan-kemungkinan pilihan/cara yang terbaik/tercepat/paling.
18 - dapat diperoleh dengan menggunakan journalists questions untuk mendapatkan pertanyaan yang menarik dan layak untuk dianalis. - pertanyaan lolos uji SO WHAT, artinya pertanyaan tersebut akan menghasilkan jawaban yang layak dianalisis, dan menghasilkan temuan baru atau lain. - sifatnya luas, fokus pada beberapa hal Maka pada intinya: thesis/argumentasi adalah salah satu kemungkinan/jawaban untuk menjawab. Contoh dari bentuk rumusan masalah yang bersifat analisis adalah: Bagaimana menentukan trend peningkatan jumlah konsumen dengan metode market basket analysis. 5. Uji SO WHAT Ketika merencanakan untuk menulis, hal yang penting untuk diperhatikan adalah: a. usahakan/cari/pilih topik yang pantas untuk diperdebatkan atau untuk digali lagi. b. Permasalahan atau argumentasi yang disajikan masih populer, menarik untuk dibahas atau controversial. c. Selalu bertanya : SO WHAT (apa pentingnya topik ini?) atau WHO CARES (siapa akan tertarik/peduli?) Contoh topik: - Teknologi SMS. - Image 2 dimensi - Distributed database pada digital library Mana yang kira-kira menarik untuk ditulis/dibahas/didiskusikan? Dan mana yang kurang menarik? Coba cek topik yang dipilih? Apakah cukup up to date untuk dibahas/ditulis? Buatlah topik lebih sempit atau lebih luas kemudian menentukan permasalahan untuk karya ilmiah argumentasi atau karya ilmiah analisis. Lakukan uji SO WHAT pada setiap pernyataan argumentasi atau pertanyaan yang akan diteliti.
19 HIPOTESIS Hipotesis adalah jawaban sementara penelitian, patoan dugaan atau dalil sementara yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian tersebut. Hipotesis ditarik dari serangkaian fakta yang muncul sehubungan dengan masalah yang diteliti. Secara garis besar hipotesis dalam penelitian mempunyai peranan sebagai berikut : a. Memberikan batasan dan memperkecil jangkauan penelitian. b. Memfokuskan perhatian dalam rangka pengumpulan data. c. Sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta atau data. d. Membantu mengarahkan dalam mengidentifikasikan variable-variabel yang akan diteliti. Bentuk Rumusan Hipotesis Biasanya hipotesis terdiri dari pernyataan terhadap ada atau tidaknya hubungan antara dua variable, yaitu variable bebas atau independent dan variable terikat atau variable dependent. Variable bebas ini merupakan variable penyebab atau variable pengaruh, sedang variable terikat merupakan variable akibat atau terpengaruh. Cirri suatu hipotesis antara lain : a. Hanya dinyatakan dalam bentuk pernyataan. b. Harus tumbuh dari ilmu pengetahuan yang diteliti. c. Harus dapat diuji. d. Harus sederhana dan terbatas. J enis-jenis Rumusan Hipotesis Berdasarkan bentuk rumusannya, hipotesis dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu : 1. Hipotesis Kerja Adalah suatu rumusan hipotesis dengan tujuan untuk membuat ramalan tentang peristiwa yang terajadi apabila suatu gejala muncul. Biasanya menggunakan rumusan pernyataan : jika .. maka
20 Artinya, Jika suatu factor atau variable terdapat atau terjadi pada suatu situasi, maka ada akibat tertentu yang dapat ditimbulkan. 2. Hipotesis Nola tau Hipotesis Statistik Biasanya dibuat untuk menyatakan suatu kesamaan atau tidak adanya suatu perbedaan yang bermakna antara kedua kelompok atau lebih mengenai suatu hal yang dipermasalahkan. Bila dinyatakan adanya perbedaan antara dua variable , disebut hipotesis alternative. 3. Hipotesis Hubungan dan Hipotesis Perbedaan. Hipotesis dapat juga dibedakan berdasarkan hubunganatau perbedaan 2 variabel atau lebih. Hipotesis hubungan berisi tentang dugaan adanya hubungan antara dua variable.
21 Terminology asing 1. Obese : terlalu gemuk; keadaan status gizi berdasarkan indeks massa tubuh yang melebihi persentil ke-95 sesuai dengan umur dan jenis kelamin. 2. Obesitas : peningkatan berat badan melebihi batas kebutuhan skeletal dan fisik sebagai akibat akumulasi lemak berlebihan dalam tubuh. 3. Overweight : peningkatan berlebihan jaringan lemak atau pada otot dan jaringan skeletal. 4. Indeks massa tubuh : suatu indeks yang diperoleh dari pembagian berat badan dalam kilogram dengan kuadrat tinggi badan dalam meter. 5. Profil lipid : hasil pemeriksaan kadar lipid dalam darah yang terdiri dari kolesterol total, trigliserid, LDL-kolesterol dan HDL-kolesterol. 6. Total lemak tubuh (TLT) : jumlah lemak yang terkandung dalam seluruh tubuh (dalam satuan %). Normal bila TLT 25% laki-laki dan 30% perempuan. 7. Trigliserid : senyawa yang terdiri dari 3 molekul asam lemak terestefikasi menjadi gliserol. 8. LDL-kolesterol : lipoprotein densitas rendah. 9. HDL-kolesterol : lipoprotein densitas tinggi. 10. Dislipidemia : bila kadar kolesterol total 170 mg/dl dan atau kadar trigliserid 150 mg/dl dan atau kadar LDL-kolesterol 130 mg/dl dan atau kadar HDL-kolesterol 40 mg/dl.
Masalah pada artikel 1. Seberapa banyak kah anak yang mengalami obesitas pada anak SD di Denpasar? 2. Apa dampak buruk dari obesitas? 3. Bagaimana presentase lemak tubuh pada anak? 4. Cara penilaian presentase lemak tubuh pada anak?
22 5. Bagaimanakah hubungan antara total lemak tubuh dengan profil lipid pada anak sekolah dasar yang mengalami obesitas?
Brainstorming 1. Di Denpasar, prevalensi obesitas pada anak-anak SD 14%, jadi masalahnya cukup besar dan luas untuk diteliti. Sedangkan pada anak yang lebih besar sekitar 6,5 %. 2. Khusus pada anak remaja, masalah obesitas merupakan masalah kompleks yang merupakan ko-morbiditas terhadap penyakit kardiovaskular, diabetes, dan beberapa penyakit metabolit lainnya. Timbunan lemak dapat meyebabkan dislipidemia. 3. Persentase lemak tubuh bervariasi sesuai dengan umur dan jenis kelamin. 4. komposisi kimia massa lemak bebas pada anak berbeda dengan pada orang dewasa dan komposisi kimia tersebut akan mengalami perubahan selama masa pertumbuhan. Persamaan Deurenberg merupakan salah satu formula untuk memprediksi lemak tubuh sesuai dengan umur, jenis kelamin dan indeks massa tubuh. 5. Pada penelitian ini didapatkan korelasi yang cukup kuat dan bermakna antara TLT yang diperoleh dari perhitunganformula Deurenberg dengan konsentrasi trigliserid. Sedangkan uji korelasi parameter lipid lain hanya menunjukkan hubungan yang lemah dan tidak bermakna.
PENGEMBANGAN DARI PENELITIAN YANG ADA
23 PADA ARTIKEL ILMIAH
Identifikasi Masalah 1. Bagaimana kriteria obesitas anak (sesuai IMT) yang berisiko menderita DM saat dewasa? 2. Bagaimana cara membedakan kebiasaan dengan gejala DM pada anak (Misalnya banyak makan, sering minum, dan lain-lain)? 3. Apakah pola makan, aktivitas fisik, usia, dan jenis kelamin dapat berpengaruh terhadap pemeriksaan antropometri dan profil lipid? 4. Bagaimana faktor risiko seseorang anak dapat menderita obesitas? 5. Mengapa anak laki-laki lebih berisiko terkena obesitas daipada wanita? Bagaimana dengan pernyataan cut off pria lebih kecil daripada wanita? 6. Apakah faktor genetik berpengaruh terhadap obesitas?
Prioritas Masalah Prioritas masalah yang diperoleh dari artikel adalah Hubungan antara faktor risiko dengan profil lipid pada anak obesitas. Untuk merumuskan masalah tersebut perlu ditinjau dari beberapa aspek, yaitu: 1. Relevansi Penelitian yang dilakukan merupakan gabungan antara bidang kesehatan masyarakat dan biomedis Besar dan luasnya relevansi: cukup besar karena kasus tersebut memiliki prevalensi yang tinggi dan variabel yang diteliti cukup banyak Sasaran penelitian adalah anak SD usia 6 sampai 12 tahun
24 Keparahan kasus: cukup parah karena jika tidak dideteksi secara dini dapat menyebabkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskuler, diabeter mellitus, dan penyakit metabolik lainnya 2. Terhindar dari duplikasi: penelitian yang dilakukan merupakan penelitian yang baru sehingga terhindar dari duplikasi 3. Penerimaan politis: terdapat penerimaan politis karena peran serta PUSKESMAS sangat besar dalam mencegah terjadinya obesitas pada anak-anak dari segi penyuluhan yang diberikan 4. Kemudahan pelaksanaan: penelitian yang dilakukan dikoordinasikan dengan pihak laboratorium untuk melakukan pemeriksaan profil lipid. Kendala yang dihadapi adalah dari segi biaya untuk penelitian karena membutuhkan sampel yang luas dan pemeriksaan yang kompleks 5. Penerimaan hasil/rekomendasi penelitian: dapat diterima 6. Etika penelitian: penelitian yang dilakukan bermanfaat bagi peneliti maupun sasaran penelitian. Penelitian ini membutuhkan inform concent terlebih dahulu karena memerlukan tindakan berupa pengambiulan darah sampel sasaran. Pengambilan sampel juga memerlukan tindakan puasa untuk mencegah kemungkinan bias dari hasil profil lipid sasaran.
Perumusan prioritas masalah berdasarkan kriteria FINER adalah sebagai berikut. 1. Feasible: penelitian dilakukan pada anak SD usia 6-12 tahun dengan waktu pengambilan sampel selama 4 bulan. Penelitian yang dilakukan membutuhkan biaya yang cukup besar karena membutuhkan sampel yang luas dan pemeriksaan yang cukup mahal. 2. Interesting: menarik karena dapat mengetahui hubungan antara faktor risiko dengan profil lipid anak obesitas 3. Novel: mengkonfirmasi dan mengembangkan penelitian terdahulu
25 4. Ethnical: tidak bertentangan 5. Relevant: sesuai dan bermanfaat
Latar Belakang Obesitas merupakan salah satu masalah gizi selain yaitu gizi lebih. Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak tubuh yang berlebihan . Obesitas dapat terjadi pada semua usia, namun tersering pada tahun pertama kehidupan. 1 Obesitas pada anak merupakan masalah yang kompleks berkaitan dengan kualitas makanan seseorang, perubahan pola makan, kurangnya aktivitas fisik, factor genetic, factor hormonal, lingkungannya. 2
Saat ini, obesitas disebut sebagai The New World Syndrome karena angka kejadiannya terus meningkat dimana-mana. Sepertiga anak dan remaja di AS termasuk dalam kategori overweight atau obese. Angka overweight pada anak-anak adalah sebagai berikut: 24% anak usia pra sekolah (2-5 tahun) 33% anak usia sekolah (6-11 tahun) 34% remaja (12-19 tahun) Angka obesitas anak usia sekolah di AS meningkat drastis dari 6.5% di tahun 1976-1980 menjadi 17% di tahun 2003-2006, dan dari 5% menjadi 17.6% di antara remaja. Di usia pra sekolah , angka ini meningkat hampir tiga kali lipat dari 5% menjadi 12.4%. Angka overweight dan obesitas juga meningkat di berbagai negara di dunia, mencapai lebih dari 30% di Amerika Utara dan Selatan, Inggris, Yunani, Italia, Portugal, dan Spanyol. Negara-negara Skandinavia dan Eropa Tengah memiliki angka yang sedikit lebih rendah, sementara di Rusia dan Eropa Timur angka obesitas dan overweight adalah kurang dari
26 10%. Di Cina, walaupun angka overweight dan obesitas anak hanya 1/3 dari angka di AS, persentase anak usia pra sekolah yang digolongkan sebagai overweight atau obese lebih besar dibanding AS. Kemungkinan obesitas anak untuk berlanjut menjadi obesitas di usia dewasa tergantung pada beberapa hal seperti usia, obesitas orang tua, dan derajat obesitas anak tersebut. Dalam satu studi, 25% anak usia pra sekolah yang obese akan terus menjadi obese setelah dewasa, dibanding 50% pada anak usia 6 tahun yang obese dan 80% pada anak usia 10-14 tahun yang obese dengan satu orang tua obese. Memiliki orang tua yang obese meningkatkan risiko obesitas 2-3 kali lipat. Dua hal yang juga sangat penting adalah kebiasaan makan dan aktivitas fisik anak. Anak obese yang memiliki asupan kalori terlalu besar dan aktivitas fisik yang sangat rendah kemungkinan besar akan terus menjadi obese di usia dewasanya. Anak perempuan lebih rentan terhadap obesitas selama masa pubertas. Sekitar 80% anak perempuan yang obese di masa pubertas akan terus menjadi obese, dibanding 30% pada anak laki-laki. Obesitas pada masa anak beresiko menjadi obesitas pada masa dewasa dan berpotensi mengalami penyakit metabolit dan penyakit degeneratif dikemudian hari. 2,3,4 Profil lipid darah pada anak obesitas menyerupai profil lipid pada penyakt kardiovaskuler dan anak yang obesitas mempunyai resiko hipertensi yang besar. 4 Penelitian Syarif menemukan hipertensi pada 20-30% anak yang obesitas, terutama obesitas tipe abdominal. 5 Dengan demikian obesitas pada anak memerlukan perhatian yang serius dan penanganan yang sedini mungkin dengan melibatkan peran serta orang tua.
Tujuan Mengetahui hubungan antara total lemak tubuh dengan profil lipid pada anak sekolah dasar yang menderita obesitas 1. Mengetahui apa itu obesitas
27 2. Mengetahui bagaimana pemeriksaan profil lipid 3. Mengetahui hubungan obesitas dengan penyakit kardiovaskular, DM dan penyakit metabolic sebagai faktor resiko 4. Mengetahui apakah obesitas dapat diturunkan (berhubungan dengan genetic)
Manfaat 1. Menjadi bahan wacana mengenai obesitas dan begaimana pemeriksaan laboratorium yang dalam hal ini pemeriksaan kadar lipid serum dalam diagnosis, tatalaksana dan penentuan prognosa . 2. Menjadi proses belajar untuk meningkatkan pengetahuan mengenai obesitas serta meningkatkan keterampilan untuk pemeriksaan profil lipid 3. Menjadi bahan dasar untuk penelitian selanjutnya
Hipotesis Faktor genetik, perilaku, dan sosioekonomi keluarga berpengaruh terhadap profil liipid anak obesitas.
28
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan Berpikir kritis merupakan suatu aktifitas kognitif yang berkaitan dengan penggunaan nalar. Dapat pula di katakan bahwa Berpikir Kritis adalah "ketetapan yang hati-hati dan tidak tergesa-gesa untuk apakah kita sebaiknya menerima, menolak atau menangguhkan penilaian terhadap suatu pernyataan, dan tingkat kepercayaan dengan mana kita menerima atau menolaknya." Berpikir kritis sangat penting dalam mempelajari materi baru dan mengaitkannya dengan apa yang kita ketauhi. Berpikir kritis, seharusnya bisa dimiliki oleh setiap orang, sehingga kita tidak mudah begitu saja untuk menerima informasi yang baru dan belum tentu informasi tersebut itu benar adanya, sehingga kita sebagai orang yang terpelajar perlu untuk menganalisis setiap informasi yang baru atau berkaitan dengan kepentingan orang banyak. Misalnya saja, kita melakukan penelitian yang memerlukan pola berpikir kritis, untuk membangun, pola, arah, tujuan, dan pembahasan dalam penelitian yang kita lakukan. Tanpa menggunakan pikiran yang kritis, kita tidak akan bisa untuk memulai suatu penelitian dan peka terhadap permasalahan yang terjadi.
29
DAFTAR PUSTAKA
1. Nelson WE, Behrman RE, Kliegman RM, Arvin AM. Early school years. Textbook of pediatrics. Tokyo: WB Saunders Co; 1996 2. WHO. Obesity: Preventing and Managing The Global Epidemic. WHO Technical Report Series 2000:894. Geneva. 3. Heird.W.C. Parental Feeding Behavior and Childrens Fat Mass. Am J Clin Nutr. 2002: 75: 451-452 4. Taizts, L.S. Obesity. Dalam Textbook of Pediatric Nutrition.IIIrd ed. 5. McLaren, D. S., Burman, D., Belton. N. R., Williams A.F.(eds). London: Churchill Livingstone. 1991; 485-509