Anda di halaman 1dari 29

1

LAPORAN MODUL 1 BLOK XVIII


IDENTIFIKASI MASALAH DARI ARTIKEL ILMIAH
























FAKULTAS KEDOKTERAN UMUM
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2010
Disusun oleh : Kelompok II
Afdhalia Khairunnisa Sy. (0708015030)
Dewi Puspita Ayu (0708015019)
Febrian Juventianto (0708015058)
Fredy Setyawan (0708015057)
Ira Karlina (0708015021)
Lawani Meri (0708015003)
Siti Muawanah (0708015011)
Yunistira Sylvia (0708015037)
Zara Pilar K.A (0708015020)
Tutor : drg. Masyudi, M.Si

2
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat
dan hidayah-Nyalah laporan dengan tema Identifikasi Masalah dari Artikel
Ilmiah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Laporan ini disusun dari
berbagai sumber ilmiah sebagai hasil dari diskusi kelompok kecil (DKK) kami.
Laporan ini secara garis besar berisikan tentang cara mengidentifikasi masalah
dari artikel ilmiah.
Dalam proses penyusunan laporan ini, kami mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Drg. Masyudi, M.Si, selaku tutor kelompok II yang telah membimbing kami
dalam melaksanakan diskusi kelompok kecil pada modul 1 mengenai
Identifikasi Masalah dari Artikel Ilmiah ini.
2. Dosen-dosen yang telah mengajarkan materi perkuliahan kepada kami
sehingga dapat membantu dalam penyelesaian laporan hasil diskusi
kelompok kecil ini.
3. Teman-teman kelompok II yang telah mencurahkan pikiran, tenaga dan
waktunya sehingga diskusi sehingga dapat berjalan dengan baik dan dapat
menyelesaikan laporan hasil diskusi ini.
4. Teman-teman mahasiswa kedokteran Universitas Mulawarman angkatan
2007 khususnya yang telah bersedia untuk sharing bersama mengenai materi
yang kita bahas.
Akhirnya, tak ada gading yang tak retak, tentunya laporan ini sangat jauh
dari sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat
penyusun harapkan demi tercapainya kesempurnaan dari isi laporan hasil diskusi
kelompok kecil (dkk) ini.

Hormat Kami,


Penyusun

3
DAFTAR ISI

Kata Pengantar 2
Daftar Isi 3

Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang 4
B. Tujuan Modul 4

Bab II Isi
1. Terminologi istilah 5
2. Identifikasi Masalah 6
3. Analisis Masalah 6
4. Strukturisasi 9
5. Learning Objective 9
6. Belajar Mandiri 10
7. Sintesis 11

Bab III Penutup
A. Kesimpulan 54

Daftar Pustaka 55










4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berpikir kritis adalah proses mental untuk menganalisis atau
mengevaluasi informasi. Informasi tersebut dapat didapatkan dari hasil
pengamatan, pengalaman, akal sehat atau komunikasi. Berpikir kritis adalah
suatu aktifitas kognitif yang berkaitan dengan penggunaan nalar. Belajar untuk
berpikir kritis berarti menggunakan proses-proses mental, seperti
memperhatikan, mengkategorikan, seleksi, dan menilai atau memutuskan.
Salah satu cara untuk melatih diri untuk peka dan kritis terhadap
sekeliling adalah dengan medorong untuk tanggap terhadap apa yang dilihat,
yang dibaca, yang didengar, dirasakan dan yang dialami, sejak sekarang dan
sesering mungkin. Pengembangan kemampuan berpikir kritis merupakan
integrasi beberapa bagian pengembangan kemampuan, seperti pengamatan
(observasi), analisis, penalaran, penilaian, pengambilan keputusan, dan
persuasi. Semakin baik pengembangan kemampuan-kemampuan ini, maka
kita akan semakin dapat mengatasi masalah-masalah/proyek komplek dan
dengan hasil yang memuaskan.
Oleh karena itu , kami berusaha untuk menerapkan kemampuan
berpikir kritis dan menganalisa suatu masalah yang bersumber dari artikel atau
jurnal kesehatan

B. Tujuan Modul
Tujuan modul 1 blok 18 ini adalah mempelajari bagaimana menerapkan
kemampuan berpikir kritis dan menerapkannya. Selain itu juga kami dapat
mempelajari bagaimana cara mengidentifikasi masalah, memprioritaskan
masalah mana yang paling penting, dan mampu untuk merumuskan semua
masalah yang muncul serta melakukan hipotesis dari rumusan masalah yang
di buat.


5
BAB II
PEMBAHASAN

Step 4
Strukturisasi Konsep










Step 5
Learning Objective
Membahas sebuah artikel yang telah disepakati berjudul Hubungan Antara Total
Lemak Tubuh dengan Profil Lipid pada Anak Obese di SD Denpasar yang
mencakup:
1. Identifikasi masalah
2. Prioritas masalah
3. Latar belakang penelitian
4. Rumusan masalah
5. Hipotesis
Harapan
Prioritas Masalah
Kenyataan
Masalah
Hipotesis

6
Step 6
Belajar Mandiri
Setelah diskusi kelompok kecil yang pertama kami berusaha untuk
mencari bahan yang akan didiskusikan lagi pada diskusi kelompok kecil kedua.
Selain untuk menjelaskan learning objective, juga untuk menjawab pertanyaan
yang mungkin belum terjawab sepenuhnya.


Step 7
Sintesis

PENEMUAN PERMASALAHAN
Kegiatan untuk menemukan permasalahan biasanya didukung oleh survai
ke perpustakaan untuk menjajagi perkembangan pengetahuan dalam bidang yang
akan diteliti, terutama yang diduga mengandung permasalahan. Permasalahan
dapat diidentifikasikan sebagai kesenjangan antara fakta dengan harapan, antara
trend perkembangan dengan keinginan pengembangan, antara kenyataan dengan
ide. Sutrisno Hadi (1986, 3) mengidentifikasikan permasalahan sebagai
perwujudan ketiadaan, kelangkaan, ketimpangan, ketertinggalan, kejanggalan,
ketidakserasian, kemerosotan dan semacamnya.
Cara-cara menemukan permasalahan ini, telah diamati oleh Buckley dkk.
(1976) yang menjelaskan bahwa penemuan permasalahan dapat dilakukan secara
formal maupun informal. Cara formal melibatkkan prosedur yang menuruti
metodologi tertentu, sedangkan cara informal bersifat subjektif dan tidak rutin.
Dengan demikian, cara formal lebih baik kualitasnya dibanding cara informal.
Rincian cara-cara yang diusulkan Buckley dkk. dalam kelompok formal dan
informal terlihat pada gambar di bawah ini.

7












Cara-cara Formal Penemuan Permasalahan
Cara-cara formal (menurut metodologi penelitian) dalam rangka
menemukan permasalahan dapat dilakukan dengan alternatif-alternatif
berikut ini:
1. Rekomendasi suatu riset. Biasanya, suatu laporan penelitian pada bab
terakhir memuat kesimpulan dan saran. Saran (rekomendasi) umumnya
menunjukan kemungkinan penelitian lanjutan atau penelitian lain yang
berkaitan dengan kesimpulan yang dihasilkan. Saran ini dapat dikaji sebagai
arah untuk menemukan permasalahan.
2. Anologi adalah suatu cara penemuan permasalahan dengan cara mengambil
pengetahuan dari bidang ilmu lain dan menerapkannya ke bidang yang diteliti.
Dalam hal ini, dipersyaratkan bahwa kedua bidang tersebut haruslah sesuai
dalam tiap hal-hal yang penting. Contoh permasalahan yang ditemukan
dengan cara analogi ini, misalnya: apakah Proses perancangan perangkat
lunak komputer dapat diterapkan pada proses perancangan arsitektural

8
(seperti diketahui perencanaan perusahaan dan perencanaan arsitektural
mempunyai kesamaan dalam hal sifat pembuatan keputusannya yang
Judgmental).
3. Renovasi. Cara renovasi dapat dipakai untuk mengganti komponen yang tidak
cocok lagi dari suatu teori. Tujuan cara ini adalah untuk memperbaiki atau
meningkatkan kemantapan suatu teori. Misal suatu teori menyatakan ada
korelasi yang signifikan antara arah pengembangan bangunan rumah tipe
tertentu dalam perumahan sub inti dengan tipe bangunan rumah asal
penghuninya dapat direnovasi menjadi permasalahan seberapa korelasi
antara arah pengembangan bangunan rumah tipe tertentu dalam perumahan
sub inti dengan tipe bangunan rumah asal penghuninya dengan tingkat
pendidikan penghuni yang berbeda. Dalam contoh di atas, kondisi yang
umum diganti dengan kondisi tingkat pendidikan yang berbeda.
4. Dialektik, dalam hal ini, berarti tandingan atau sanggahan. Dengan cara
dialektik, peneliti dapat mengusulkan untuk menghasilkan suatu teori yang
merupakan tandingan atau sanggahan terhadap teori yang sudah ada.
5. Ekstrapolasi adalah cara untuk menemukan permasalahan dengan membuat
tren (trend) suatu teori atau tren permasalahan yang dihadapi.
6. Morfologi adalah suatu cara untuk mengkaji kemungkinan-kemungkinan
kombinasi yang terkandung dalam suatu permasalahan yang rumit, kompleks.
7. Dekomposisi merupakan cara penjabaran (pemerincian) suatu pemasalahan ke
dalam komponen-komponennya.
8. Agregasi merupakan kebalikan dari dekomposisi. Dengan cara agregasi,
peneliti dapat mengambil hasil-hasil peneliti atau teori dari beberapa bidang
(beberapa penelitian) dan mengumpulkannya untuk membentuk suatu
permasalah yang lebih rumit, kompleks.

Cara-cara Informal Penemuan Permasalahan
Cara-cara informal (subyektif) dalam rangka menemukan permasalahan
dapat dilakukan dengan alternatif-alternatif berikut ini:

9
1. Konjektur (naluriah). Seringkali permasalahan dapat ditemukan secara
konjektur (naluriah), tanpa dasar-dasar yang jelas. Bila kemudian, dasar-dasar
atau latar belakang permasalahan dapat dijelaskan, maka penelitian dapat
diteruskan secara alamiah. Perlu dimengerti bahwa naluri merupakan fakta
apresiasi individu terhadap lingkungannya. Naluri, menurut Buckley, dkk.,
(1976, 19), merupakan alat yang berguna dalam proses penemuan
permasalahan.
2. Fenomenologi. Banyak permasalahan baru dapat ditemukan berkaitan dengan
fenomena (kejadian, perkembangan) yang dapat diamati. Misal: fenomena
pemakaian komputer sebagai alat bantu analisis dapat dikaitkan untuk
mencetuskan permasalahan misal: seperti apakah pola dasar pendaya
gunaan komputer dalam proses perancangan arsitektural.
3. Konsensus juga merupakan sumber untuk mencetuskan permasalahan. Misal,
terdapat konsensus bahwa kemiskinan bukan lagi masalah bagi Indonesia, tapi
kualitas lingkungan yang merupakan masalah yang perlu ditanggulangi (misal
hal ini merupakan konsensus nasional).
4. Pengalaman. Tak perlu diragukan lagi, pengalaman merupakan sumber bagi
permasalahan. Pengalaman kegagalan akan mendorong dicetuskannya
permasalahan untuk menemukan penyebab kegagalan tersebut. Pengalaman
keberhasilan juga akan mendorong studi perumusan sebab-sebab keberhasilan.
Umpan balik dari klien, misal, akan mendorong penelitian untuk merumuskan
komunikasi arsitek dengan klien yang lebih baik.


IDENTIFIKASI MASALAH
Dalam penelitian dibidang kesehatan, baik kesehatan masyarakat,
kedokteran klinis dan biomedis, kita dapat menemukan beberapan masalah
penelitian yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Masalah kesehatan dapat dibagi
dalam tiga kelompok besar berupa :

10
1. Gambaran tentang situasi kesehatan yang membutuhkan rencana
intervensi.
Dalam hal ini, penelitian perlu mengetahui besar dan distribusi dari
kebutuhan kesehatan dan pelayanan dari suatu populasi, factor resiko, dari
beberapa masalah kesehatan, kesadaran masyarakat, pola penggunaan, dan
keefektifan suatu intervensi yang berpotensi dan tersedia.
2. Informasi yang diperlukan untuk mengevaluasi intervensi kesehatan
masyarakat, klinis, dan biomedis yang sudah dilakukan, seperti cakupan
prioritas kebutuhan kesehatan, cakupan kelompok target, penerimaan dan
kualitas, keefektifan, dan efek terhadap kesehatan.
3. Informasi yang dibutuhkan untuk menilai masalah yang muncul pada saat
intervensi diberbagai bidang yang ada pada point kedua dan menganalisis
kemungkinan penyebabnya hingga dapat menemukan solusinya, misalnya
kekurangan distribusi sumber daya, kebijakan yang tidak jelas, dan
berbagai factor lingkungan yang mempengaruhi kebutuhan, intervensi, dan
sumber daya.

Terdapar tiga syarat dimana masalah kesehatan memang memerlukan
penelitian, yaitu :
1. Harus ada perbedaan antara kenyataan dan harapan yang diinginkan atau
yang direncanakan.
2. Penyebab dari perbedaan ini tidak jelas, dan untuk menjelaskan perlu
dibangun sebuah penelitian.
3. Kemungkinan ada lebih dari satu jawaban atau alasan mengapa timbul
perbedaan antara harapan dan kenyataan tersebut, atau ada lebih dari satu
solusi untuk mengatasi masalah tersebut.






11
PRIORITAS MASALAH
Setiap topik yang diajukan untuk proposal penelitian sebaiknya dinilai
berdasarkan kriteria tertentu. Sebelum memutuskan untuk mengambil masalah
penelitian tertentu, dibandingkan dulu berbagai pilihan masalah penelitian yang
ada. Kriteria berikut dapat digunakan untuk membantu menentukan prioritasi
masalah :
1. Relevansi
Topic yang dipilih haruslah sesuai dengan masalah yang diajukan, dalam hal
ini dibidang kesehatan masyarakat, kedokteran klinis, dan biomedis.
Pertanyaan yang terkait dalam hal ini adalah :
a. Seberapa besar dan luasnya masalah ?
b. Siapa yang terkena ?
c. Seberapa parah masalahnya ?
Disarankan untuk memikirkan masalah yang penting, yang menimbulkan
masalah pada sebagian besar masyarakat atau masalah kesehatan yang
dihadapi oleh orang-orang yang berkecimpung di bidang kesehatan.
Pertimbangkan juga pihak siapa saja yang menganggap suatu masalah itu
penting. Berbagai pihak : dokter, petugas kesehatan, perawat, masyarakat
dapat melihat suatu masalah yang sama dari perspektif yang berbeda. Untuk
memastikan partisipasi seluruh sector, sebaiknya masalah didefinisikan
sedemikian rupa hingga semua memiliki kepentingan di dalamnya. Bahkan di
dalam masyarakat sendiri, terdapat kepentingan yang berbeda-beda sehingga
penting untuk mengetahui pendapat pemimpin masyarakat, masyarakat
pinggiran, pria, wanita, kaya, miskin terhadap suatu masalah.
2. Terhindar dari duplikasi
Sebelum kita emutuskan suatu masalah untuk melanjutkan penelitian, maka
kita harus mengetahui apakah topic yang diajukan telah diteliti sebelumnya,
baik pada populasi yang sama atau pada populasi berbeda dengan kondisi
yang sama. Jika sudah pernah, hasilnya harus dianalisis untuk menilai apakah

12
pertanyaan utama yang diteliti telah dijawab atau belum. Jika tidak, sebaiknya
pilih topic lainnya.
3. Urgensi kebutuhan
4. Penerimaan politisi
Umumnya dianjurkan untuk melakukan penelitian pada topik-topik yang
menarik minat dan didukung oleh pemerintah nasional atau daerah. Hal ini
akan memungkinkan hasil penelitian kita akan diterapkan. Namun ada kalanya
penelitian kita ingin member kritik pada kebijakan pemerintah, sehingga kita
perlu memberikan pengertian lebih kepada pihak-pihak terkait dalam tahap
awal penelitian kita agar tidak terjadi kesalahpahaman di kemudian hari.
5. Feasibilitas penelitian (kemudahan penelitian)
Dalam proposal penelitian yang diajukan, diharapkan dipertimbangkan
kompleksitas masalah serta sumber daya yang tersedia untuk melaksanakan
penelitian. Perhatikan kebutuhan tenaga manusia, waktu yang dihabiskan,
peralatan, dan biaya yang akan dikeluarkan.
6. Penerimaan hasil penelitian
Dalam hal ini harus diperhatikan, apakah rekomendasi dan saran dari
penelitian dapat dilaksanakan? Ataukah hanya menjadi penelitian yang
mengisi rak buku perpustakaan.
7. Etika penelitian
Kita harus memperhatikan kemungkinan penelitian kita dapat membahayakan
orang lain. Untuk itu, perhatikan proposal penelitian anda dan pertimbangkan
masalah etika berikut :
a. Apakah penelitian kita dapat diterima oleh sasaran/obyek penelitian kita,
terutama secara kultur? Apakah masalah yang diajukan dirasakan baik
oleh peneliti maupun oleh sasaran/obyek penelitian?
b. Apakah kita dapat memperoleh informed consent?
c. Apakah sasaran penelitian membutuhkan perlakuan khusus? Apakah
sasaran penelitian membutuhkan terapi tertentu? Apakah terapi akan
mengacaukan penelitian?

13
d. Apakah hasil penelitian akan diberitahukan kepada sasaran penelitian?
Apakah hasil penelitian akan memperbaiki kehidupan sasaran penelitian?

Selain kriteria diatas, kita juga dapat menggunakan kriteria lain,
misalnya criteria FINER seperti :
1. Feasible : terkait dengan kemudahan penelitian, misalnya ketersediaan
subyek penelitian, ketersediaan dana, waktu, alat, dan keahlian.
2. Interesting : masalah merupakan seseuatu yang menarik bagi peneliti.
3. Novel : baru yang artinya menemukan sesuatu yang baru atau
mengkonfirmasi atau membantah penelitian terdahulu, atau melengkapi
dan mengembangkan hasil penelitian terdahulu.
4. Ethical : tidak bertentangan dengan etika penelitian.
5. Relevant : sesuai bagi ilmu pengetahuan yang dipelajari, bermanfaat bagi
manusia dan penelitian selanjutnya.


RUMUSAN MASALAH
Penentuan topik adalah tahap awal dalam proses penelitian atau
penyusunan karya ilmiah. Topik yang masih bersifat awal tersebut
kemudian difokuskan dengan cara membuatnya lebih sempit cakupannya
atau lebih luas cakupannya. Ketika cakupannya sudah sesuai, kemudian
permasalahan dapat ditentukan. Permasalahan dapat berupa pertanyaan
yang kemudian analisis atau pernyataan argumentasi yang merupakan
penjabaran bukti berdasarkan analisis.
Berikut ini langkah-langkah yang dilakukan untuk menemukan
permasalahan dari topic karya ilmiah yang sudah siap.
1. Tentukan tipe karya ilmiah
Berikut ini beberapa tipe karya ilmiah :

14
- ANALISIS melihat apa yang dibalik permukaan materi: melihat
hubungan antar bagian dan keseluruhan, mengenali hubungan antara
sebab-akibat, mencari hal-hal penting, mempertanyakan suatu
validitas. Kata tanya yang digunakan BAGAIMANA, atau
APA.Kalimat tanya yang dibentuk bukanlah kalimat tanya yang
tertutup atau hanya membutuhkan jawaban ya atau tidak. Kalimat
tanya yang dibentuk membutuhkan penjabaran dalam menjawabnya.
Penjabaran itulah yang kemudian menjadi karya ilmiah yang disusun
dalam bab-bab yang berurutan dan saling berhubungan.
- PERBANDINGAN berarti mencari perbedaan dan persamaan. Aspek
yang dibandingkan disiapkan dan digunakan untuk menyusun
penulisan. Contoh : Bandingkan performa akses ke digital library
dengan repository terpusat di satu server dengan kapasitas besar,
dengan akses ke digital library dengan repository terdistribusi dengan
kapasitas sedang. Perbandingan yang dapat dilihat dari kecepatan
akses, macam standar yang diperlukan, prosedur update data, prosedur
pemeliharaan, keamanan data dll.
- ARGUMENTASI (setuju atau tidak setuju) meminta kita berada di
satu sisi berdasarkan analisis dari bukti-bukti yang kuat dan alasan
yang jelas dan dapat diterima.
Pada dasarnya hanya ada dua tipe dari 3 tipe yang dijelaskan di atas
yaitu tipe analisis dan argumentasi. Tipe perbandingan termasuk dalam
tipe analisis karena melakukan analisis terhadap 2 hal yang dibandingkan.
2. Siapkan sumber informasi (resources)
Ketika permasalahan sudah ditentukan dan jelas, maka sumber
informasi dapat mulai dicari. Sumber informasi yang tersedia dalam suatu
institusi akademik adalah :
- Buku pegangan kuliah yang digunakan para dosen untuk mengajar.
Sifat buku ini biasanya berisi teori dan latihan. Buku ini cocok untuk
pengajaran dan dasar dari teori-teori yang sedang dipelajari.

15
- Buku umum referensi seperti ensiklopedia dan kamus bidang ilmu
tertentu yang digunakan untuk mengenalkan hal-hal dasar. Cocok
untuk mahasiswa pemula.
- Jurnal ilmiah digunakan untuk mendapatkan pengembangan terbaru
dalam bidang ilmu tertentu dan sangat cocok untuk menjadi referensi
karya ilmiah. Jurnal ilmiah dapat dalam bentu cetak maupun digital
(database online).
- Sumber informasi di Internet berupa situs-situs yang sesuai dengan
bidang ilmu. Sifat informasi beragam dalam waktu dan ketepatan.
Sumber informasi perlu verifikasi sebelum digunakan.
- Data statistik dan data-data dari pemerintah dapat didapatkan secara
online seperti misalnya pada situs Badan Statistik Nasional.
Perkembangan daerahdaerah tertentu atau negara tertentu dapat
dipantau dari situs resmi pemerintah terkait.
- Sumber informasi lain adalah hasil wawancara dan hasil observasi dari
mahasiswa yang berkaitan dengan karya yang sedang dikerjakan.
Semua sumber informasi di atas dapat digunakan. Beberapa
sumber informasi yang tidak direkomendasikan sebagai referensi
dalam penulisan karya ilmiah adalah majalah populer dan
catatan/bahan ajar dosen Kumpulkan beberapa buku, artikel, buku
referensi atau apapun yang ditemukan dan baca beberapa halaman
pada bahasan-bahasan yang tepat. Hindari untuk berusaha
membaca 1 atau lebih bab penuh, karena akan membuat terbeban
berat. Untuk mencari informasi dari buku-buku beberapa hal yang
membantu untuk pencarian informasi secara efektif adalah:
- baca daftar isi dan temukan beberapa istilah yang berkaitan dengan
topik
- baca halaman pengantar untuk mengetahui isi singkat buku dan tingkat
pembaca yang dituju
- cari istilah-istilah kunci dalam topik di indeks

16
Jika menemukan istilah atau bahasan yang terkait dengan topik,
bacalah pada halaman yang membahas istilah tersebut. Jika sesuai
teruskan, jika tidak carilah pada bagian lain, atau pada buku lain. Untuk
penggunaan koleksi karya ilmiah seperti jurnal, prosiding, atau laporan
penelitian, abstrak karya ilmiah tersebut menjadi bagian pertama untuk
dibaca. Abstrak memberikan gambaran singkat dari isi karya ilmiah. Dari
abstrak, pembaca dapat menentukan apakah isi artikel tersebut
mendukung/sesuai atau tidak. Dengan mendapatkan beberapa materi
pendukung, atau sumber informasi sesuai dengan topik, maka topik
tersebut akan dapat dikembangkan, permasalahan yang menarik untuk
dibahas akan muncul, dan ide-ide yang belum terpikirkan sebelumnya
dapat dilengkapi.
3. Menyempitkan atau memperluas topic
Seringkali kita mendapati bahwa topik yang dipilih masih terlalu
sempit artinya sumber informasi yang ditemukan sangat terbatas, ukuran
karya ilmiah yang akan dihasilkan tidak mencukupi standar yang
ditentukan (jumlah halaman misalnya), atau terlalu luas karena sumber
informasi terlalu banyak sehingga perlu dipersempit cakupannya sampai
sumber informasi yang digunakan cukup, misalnya 5 dari 25 sumber
informasi. Menyempitkan atau memperluas juga diperlukan berkenaan
dengan popularitas dari topik tersebut, jika topik sudah banyak dibahas
dan diteliti, maka perlu perbaikan sehingga menghasilkan topik yang
punya fokus khusus dari topik tersebut.
- memperluas (broadening), cari hubungan topik dengan hal lain yang
berada di sekitar topik yang dipilih
- menyempitkan (narrowing), menggunakan journalists questions
untuk mendapatkan aspek lain dari hal yang luas tadi. Misalnya:
Datawarehousing.
What : Apa dari datawarehousing yang dapat dianalisis? Strukturnya
algoritmanya

17
When : Pada saat proses apa dalam datawarehousing yang dapat
dibahas? Akses, pencarian pada datawarehousing
Who : jenis perusahaan, jenis data yang mana cocok
menggunakan datawarehousing?
Where : dimana inti dari datawarehousing?
Why : mengapa ada datawarehousing, mengapa perlu?
How : bagaimana hubungan datawarehousing dengan data mining?
Dengan DSS? Dengan SIM?
4. Membangun permasalahan dari topic (thesis statement or research
question)
Dari jenis karya ilmiah yang ditetapkan dapat ditentukan beberapa hal:
a. argumentasi/thesis
- intinya pada pernyataan berdasarkan analisis dan bersifat
argumentasi.
- menyatakan apa pilihan/cara yang terbaik/tercepat/ paling tepat
didasari pada hasil analisis.
- pernyataan yang meyakinkan dengan didukung bukti dari hasil
analisis.
- menjawab pertanyaan APA dan MENGAPA dalam rangka
membuktikan bahwa apa yang dinyatakan itu benar.
- berada pada salah satu sisi dari topic.
- pernyataan harus lolos uji SO WHAT, artinya pernyataan
tersebut dianggap penting, menarik dan layak untuk diperdebatkan.
- sifatnya terfokus dan sempit
b. analisis.
- intinya pada pertanyaan-pertanyaan tentang apa yang akan diteliti,
dicari jawabannya atau didapatkan solusinya.
- mencari kemungkinan-kemungkinan pilihan/cara yang
terbaik/tercepat/paling.

18
- dapat diperoleh dengan menggunakan journalists questions untuk
mendapatkan pertanyaan yang menarik dan layak untuk dianalis.
- pertanyaan lolos uji SO WHAT, artinya pertanyaan tersebut akan
menghasilkan jawaban yang layak dianalisis, dan menghasilkan
temuan baru atau lain.
- sifatnya luas, fokus pada beberapa hal
Maka pada intinya: thesis/argumentasi adalah salah satu
kemungkinan/jawaban untuk menjawab. Contoh dari bentuk rumusan
masalah yang bersifat analisis adalah: Bagaimana menentukan trend
peningkatan jumlah konsumen dengan metode market basket analysis.
5. Uji SO WHAT
Ketika merencanakan untuk menulis, hal yang penting untuk
diperhatikan adalah:
a. usahakan/cari/pilih topik yang pantas untuk diperdebatkan atau untuk
digali lagi.
b. Permasalahan atau argumentasi yang disajikan masih populer,
menarik untuk dibahas atau controversial.
c. Selalu bertanya : SO WHAT (apa pentingnya topik ini?) atau
WHO CARES (siapa akan tertarik/peduli?)
Contoh topik:
- Teknologi SMS.
- Image 2 dimensi
- Distributed database pada digital library
Mana yang kira-kira menarik untuk ditulis/dibahas/didiskusikan?
Dan mana yang kurang menarik? Coba cek topik yang dipilih? Apakah
cukup up to date untuk dibahas/ditulis?
Buatlah topik lebih sempit atau lebih luas kemudian menentukan
permasalahan untuk karya ilmiah argumentasi atau karya ilmiah analisis.
Lakukan uji SO WHAT pada setiap pernyataan argumentasi atau
pertanyaan yang akan diteliti.

19
HIPOTESIS
Hipotesis adalah jawaban sementara penelitian, patoan dugaan atau dalil
sementara yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian tersebut.
Hipotesis ditarik dari serangkaian fakta yang muncul sehubungan dengan masalah
yang diteliti. Secara garis besar hipotesis dalam penelitian mempunyai peranan
sebagai berikut :
a. Memberikan batasan dan memperkecil jangkauan penelitian.
b. Memfokuskan perhatian dalam rangka pengumpulan data.
c. Sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta atau
data.
d. Membantu mengarahkan dalam mengidentifikasikan variable-variabel
yang akan diteliti.
Bentuk Rumusan Hipotesis
Biasanya hipotesis terdiri dari pernyataan terhadap ada atau tidaknya
hubungan antara dua variable, yaitu variable bebas atau independent dan variable
terikat atau variable dependent. Variable bebas ini merupakan variable penyebab
atau variable pengaruh, sedang variable terikat merupakan variable akibat atau
terpengaruh. Cirri suatu hipotesis antara lain :
a. Hanya dinyatakan dalam bentuk pernyataan.
b. Harus tumbuh dari ilmu pengetahuan yang diteliti.
c. Harus dapat diuji.
d. Harus sederhana dan terbatas.
J enis-jenis Rumusan Hipotesis
Berdasarkan bentuk rumusannya, hipotesis dapat digolongkan menjadi
tiga, yaitu :
1. Hipotesis Kerja
Adalah suatu rumusan hipotesis dengan tujuan untuk membuat ramalan
tentang peristiwa yang terajadi apabila suatu gejala muncul. Biasanya
menggunakan rumusan pernyataan : jika .. maka

20
Artinya, Jika suatu factor atau variable terdapat atau terjadi pada suatu
situasi, maka ada akibat tertentu yang dapat ditimbulkan.
2. Hipotesis Nola tau Hipotesis Statistik
Biasanya dibuat untuk menyatakan suatu kesamaan atau tidak adanya
suatu perbedaan yang bermakna antara kedua kelompok atau lebih
mengenai suatu hal yang dipermasalahkan. Bila dinyatakan adanya
perbedaan antara dua variable , disebut hipotesis alternative.
3. Hipotesis Hubungan dan Hipotesis Perbedaan.
Hipotesis dapat juga dibedakan berdasarkan hubunganatau perbedaan 2
variabel atau lebih. Hipotesis hubungan berisi tentang dugaan adanya
hubungan antara dua variable.
















21
Terminology asing
1. Obese : terlalu gemuk; keadaan status gizi berdasarkan
indeks massa tubuh yang melebihi persentil ke-95 sesuai dengan umur dan
jenis kelamin.
2. Obesitas : peningkatan berat badan melebihi batas kebutuhan
skeletal dan fisik sebagai akibat akumulasi lemak berlebihan dalam tubuh.
3. Overweight : peningkatan berlebihan jaringan lemak atau
pada otot dan jaringan skeletal.
4. Indeks massa tubuh : suatu indeks yang diperoleh dari pembagian
berat badan dalam kilogram dengan kuadrat tinggi badan dalam meter.
5. Profil lipid : hasil pemeriksaan kadar lipid dalam darah yang terdiri
dari kolesterol total, trigliserid, LDL-kolesterol dan HDL-kolesterol.
6. Total lemak tubuh (TLT) : jumlah lemak yang terkandung dalam seluruh
tubuh (dalam satuan %). Normal bila TLT 25% laki-laki dan 30%
perempuan.
7. Trigliserid : senyawa yang terdiri dari 3 molekul asam lemak
terestefikasi menjadi gliserol.
8. LDL-kolesterol : lipoprotein densitas rendah.
9. HDL-kolesterol : lipoprotein densitas tinggi.
10. Dislipidemia : bila kadar kolesterol total 170 mg/dl dan atau
kadar trigliserid 150 mg/dl dan atau kadar LDL-kolesterol 130 mg/dl
dan atau kadar HDL-kolesterol 40 mg/dl.

Masalah pada artikel
1. Seberapa banyak kah anak yang mengalami obesitas pada anak SD
di Denpasar?
2. Apa dampak buruk dari obesitas?
3. Bagaimana presentase lemak tubuh pada anak?
4. Cara penilaian presentase lemak tubuh pada anak?

22
5. Bagaimanakah hubungan antara total lemak tubuh dengan profil lipid pada anak
sekolah dasar yang mengalami obesitas?

Brainstorming
1. Di Denpasar, prevalensi obesitas pada anak-anak SD 14%, jadi
masalahnya cukup besar dan luas untuk diteliti. Sedangkan pada anak yang
lebih besar sekitar 6,5 %.
2. Khusus pada anak remaja, masalah obesitas merupakan masalah kompleks
yang merupakan ko-morbiditas terhadap penyakit kardiovaskular,
diabetes, dan beberapa penyakit metabolit lainnya. Timbunan lemak dapat
meyebabkan dislipidemia.
3. Persentase lemak tubuh bervariasi sesuai dengan umur dan jenis kelamin.
4. komposisi kimia massa lemak bebas pada anak berbeda dengan pada orang
dewasa dan komposisi kimia tersebut akan mengalami perubahan selama
masa pertumbuhan. Persamaan Deurenberg merupakan salah satu formula
untuk memprediksi lemak tubuh sesuai dengan umur, jenis kelamin dan
indeks massa tubuh.
5. Pada penelitian ini didapatkan korelasi yang cukup kuat dan bermakna
antara TLT yang diperoleh dari perhitunganformula Deurenberg dengan
konsentrasi trigliserid. Sedangkan uji korelasi parameter lipid lain hanya
menunjukkan hubungan yang lemah dan tidak bermakna.






PENGEMBANGAN DARI PENELITIAN YANG ADA

23
PADA ARTIKEL ILMIAH

Identifikasi Masalah
1. Bagaimana kriteria obesitas anak (sesuai IMT) yang berisiko menderita DM
saat dewasa?
2. Bagaimana cara membedakan kebiasaan dengan gejala DM pada anak
(Misalnya banyak makan, sering minum, dan lain-lain)?
3. Apakah pola makan, aktivitas fisik, usia, dan jenis kelamin dapat berpengaruh
terhadap pemeriksaan antropometri dan profil lipid?
4. Bagaimana faktor risiko seseorang anak dapat menderita obesitas?
5. Mengapa anak laki-laki lebih berisiko terkena obesitas daipada wanita?
Bagaimana dengan pernyataan cut off pria lebih kecil daripada wanita?
6. Apakah faktor genetik berpengaruh terhadap obesitas?


Prioritas Masalah
Prioritas masalah yang diperoleh dari artikel adalah Hubungan
antara faktor risiko dengan profil lipid pada anak obesitas. Untuk
merumuskan masalah tersebut perlu ditinjau dari beberapa aspek, yaitu:
1. Relevansi
Penelitian yang dilakukan merupakan gabungan antara bidang
kesehatan masyarakat dan biomedis
Besar dan luasnya relevansi: cukup besar karena kasus tersebut
memiliki prevalensi yang tinggi dan variabel yang diteliti cukup banyak
Sasaran penelitian adalah anak SD usia 6 sampai 12 tahun

24
Keparahan kasus: cukup parah karena jika tidak dideteksi secara dini
dapat menyebabkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskuler, diabeter mellitus,
dan penyakit metabolik lainnya
2. Terhindar dari duplikasi: penelitian yang dilakukan merupakan
penelitian yang baru sehingga terhindar dari duplikasi
3. Penerimaan politis: terdapat penerimaan politis karena peran serta
PUSKESMAS sangat besar dalam mencegah terjadinya obesitas pada anak-anak
dari segi penyuluhan yang diberikan
4. Kemudahan pelaksanaan: penelitian yang dilakukan dikoordinasikan
dengan pihak laboratorium untuk melakukan pemeriksaan profil lipid. Kendala
yang dihadapi adalah dari segi biaya untuk penelitian karena membutuhkan
sampel yang luas dan pemeriksaan yang kompleks
5. Penerimaan hasil/rekomendasi penelitian: dapat diterima
6. Etika penelitian: penelitian yang dilakukan bermanfaat bagi peneliti
maupun sasaran penelitian. Penelitian ini membutuhkan inform concent terlebih
dahulu karena memerlukan tindakan berupa pengambiulan darah sampel sasaran.
Pengambilan sampel juga memerlukan tindakan puasa untuk mencegah
kemungkinan bias dari hasil profil lipid sasaran.

Perumusan prioritas masalah berdasarkan kriteria FINER adalah sebagai
berikut.
1. Feasible: penelitian dilakukan pada anak SD usia 6-12 tahun dengan
waktu pengambilan sampel selama 4 bulan. Penelitian yang dilakukan
membutuhkan biaya yang cukup besar karena membutuhkan sampel yang luas
dan pemeriksaan yang cukup mahal.
2. Interesting: menarik karena dapat mengetahui hubungan antara faktor
risiko dengan profil lipid anak obesitas
3. Novel: mengkonfirmasi dan mengembangkan penelitian terdahulu

25
4. Ethnical: tidak bertentangan
5. Relevant: sesuai dan bermanfaat


Latar Belakang
Obesitas merupakan salah satu masalah gizi selain yaitu gizi lebih.
Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan
lemak tubuh yang berlebihan . Obesitas dapat terjadi pada semua usia,
namun tersering pada tahun pertama kehidupan.
1
Obesitas pada anak
merupakan masalah yang kompleks berkaitan dengan kualitas makanan
seseorang, perubahan pola makan, kurangnya aktivitas fisik, factor
genetic, factor hormonal, lingkungannya.
2

Saat ini, obesitas disebut sebagai The New World Syndrome
karena angka kejadiannya terus meningkat dimana-mana. Sepertiga anak
dan remaja di AS termasuk dalam kategori overweight atau obese. Angka
overweight pada anak-anak adalah sebagai berikut:
24% anak usia pra sekolah (2-5 tahun)
33% anak usia sekolah (6-11 tahun)
34% remaja (12-19 tahun)
Angka obesitas anak usia sekolah di AS meningkat drastis dari
6.5% di tahun 1976-1980 menjadi 17% di tahun 2003-2006, dan dari 5%
menjadi 17.6% di antara remaja. Di usia pra sekolah , angka ini meningkat
hampir tiga kali lipat dari 5% menjadi 12.4%.
Angka overweight dan obesitas juga meningkat di berbagai negara
di dunia, mencapai lebih dari 30% di Amerika Utara dan Selatan, Inggris,
Yunani, Italia, Portugal, dan Spanyol. Negara-negara Skandinavia dan
Eropa Tengah memiliki angka yang sedikit lebih rendah, sementara di
Rusia dan Eropa Timur angka obesitas dan overweight adalah kurang dari

26
10%. Di Cina, walaupun angka overweight dan obesitas anak hanya 1/3 dari
angka di AS, persentase anak usia pra sekolah yang digolongkan sebagai
overweight atau obese lebih besar dibanding AS.
Kemungkinan obesitas anak untuk berlanjut menjadi obesitas di usia
dewasa tergantung pada beberapa hal seperti usia, obesitas orang tua, dan derajat
obesitas anak tersebut. Dalam satu studi, 25% anak usia pra sekolah yang obese
akan terus menjadi obese setelah dewasa, dibanding 50% pada anak usia 6 tahun
yang obese dan 80% pada anak usia 10-14 tahun yang obese dengan satu orang
tua obese. Memiliki orang tua yang obese meningkatkan risiko obesitas 2-3 kali
lipat. Dua hal yang juga sangat penting adalah kebiasaan makan dan aktivitas fisik
anak. Anak obese yang memiliki asupan kalori terlalu besar dan aktivitas fisik
yang sangat rendah kemungkinan besar akan terus menjadi obese di usia
dewasanya. Anak perempuan lebih rentan terhadap obesitas selama masa
pubertas. Sekitar 80% anak perempuan yang obese di masa pubertas akan terus
menjadi obese, dibanding 30% pada anak laki-laki.
Obesitas pada masa anak beresiko menjadi obesitas pada masa dewasa dan
berpotensi mengalami penyakit metabolit dan penyakit degeneratif dikemudian
hari.
2,3,4
Profil lipid darah pada anak obesitas menyerupai profil lipid pada
penyakt kardiovaskuler dan anak yang obesitas mempunyai resiko hipertensi yang
besar.
4
Penelitian Syarif menemukan hipertensi pada 20-30% anak yang obesitas,
terutama obesitas tipe abdominal.
5
Dengan demikian obesitas pada anak
memerlukan perhatian yang serius dan penanganan yang sedini mungkin dengan
melibatkan peran serta orang tua.


Tujuan
Mengetahui hubungan antara total lemak tubuh dengan profil lipid pada anak
sekolah dasar yang menderita obesitas
1. Mengetahui apa itu obesitas

27
2. Mengetahui bagaimana pemeriksaan profil lipid
3. Mengetahui hubungan obesitas dengan penyakit kardiovaskular, DM dan
penyakit metabolic sebagai faktor resiko
4. Mengetahui apakah obesitas dapat diturunkan (berhubungan dengan
genetic)


Manfaat
1. Menjadi bahan wacana mengenai obesitas dan begaimana pemeriksaan
laboratorium yang dalam hal ini pemeriksaan kadar lipid serum dalam diagnosis,
tatalaksana dan penentuan prognosa .
2. Menjadi proses belajar untuk meningkatkan pengetahuan mengenai obesitas
serta meningkatkan keterampilan untuk pemeriksaan profil lipid
3. Menjadi bahan dasar untuk penelitian selanjutnya


Hipotesis
Faktor genetik, perilaku, dan sosioekonomi keluarga berpengaruh
terhadap profil liipid anak obesitas.







28

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berpikir kritis merupakan suatu aktifitas kognitif yang berkaitan
dengan penggunaan nalar. Dapat pula di katakan bahwa Berpikir Kritis adalah
"ketetapan yang hati-hati dan tidak tergesa-gesa untuk apakah kita sebaiknya
menerima, menolak atau menangguhkan penilaian terhadap suatu pernyataan,
dan tingkat kepercayaan dengan mana kita menerima atau menolaknya."
Berpikir kritis sangat penting dalam mempelajari materi baru dan
mengaitkannya dengan apa yang kita ketauhi.
Berpikir kritis, seharusnya bisa dimiliki oleh setiap orang, sehingga
kita tidak mudah begitu saja untuk menerima informasi yang baru dan belum
tentu informasi tersebut itu benar adanya, sehingga kita sebagai orang yang
terpelajar perlu untuk menganalisis setiap informasi yang baru atau berkaitan
dengan kepentingan orang banyak. Misalnya saja, kita melakukan penelitian
yang memerlukan pola berpikir kritis, untuk membangun, pola, arah, tujuan,
dan pembahasan dalam penelitian yang kita lakukan. Tanpa menggunakan
pikiran yang kritis, kita tidak akan bisa untuk memulai suatu penelitian dan
peka terhadap permasalahan yang terjadi.









29

DAFTAR PUSTAKA

1. Nelson WE, Behrman RE, Kliegman RM, Arvin AM. Early school years.
Textbook of pediatrics. Tokyo: WB Saunders Co; 1996
2. WHO. Obesity: Preventing and Managing The Global Epidemic. WHO
Technical Report Series 2000:894. Geneva.
3. Heird.W.C. Parental Feeding Behavior and Childrens Fat Mass. Am J Clin
Nutr. 2002: 75: 451-452
4. Taizts, L.S. Obesity. Dalam Textbook of Pediatric Nutrition.IIIrd ed.
5. McLaren, D. S., Burman, D., Belton. N. R., Williams A.F.(eds). London:
Churchill Livingstone. 1991; 485-509

Anda mungkin juga menyukai