Anda di halaman 1dari 5

Definisi CFD

Computational fluid dynamics (CFD) adalah salah satu cabang dari mekanika fluida yang
menggunakan metode numeric dan algoritma untuk menyelesaikan dan menganalisa masalah
yang terjadi pada aliran fluida. Dalam CFD penggunaan computer sangat vital karena harus
melakukan jutaan perhitungan untuk mengsimulasikan interaksi fluida dan gas yang digunakan
pada bidang engineering. Ketika kita menggunakan CFD dengan dukungan perangkat keras yang
canggih sekalipun maka yang didapatkan hanya berupa pendekatan. Inilah salah satu aspek yang
terus dibenahi dalam pengembangan metode CFD. Secara ringkas CFD adalah memprediksi
secara kuantitatif apa yang akan terjadi ketika terjadi aliran fluida dan seringkali terjadi
kombinasi dengan hal-hal berikut:
aliran perpindahan kalor mass transfer perubahan fase benda, seperti : peleburan,
pembekuan, pendidihan reaksi kimia, seperti : pembakaran, pergerakan komponen mekanik,
seperti : pergerakan piston, kipas mesin, dll. Tegangan dan perpindahan yang terjadi di dalam
struktur benda solid atau yang terjadi di sekitarnya.
Latar Belakang dan Sejarah CFD
Dasar dari semua permasalahan pada CFD adalah persamaan Navier-Stokes? yang
mendefinisikan seluruh aliran fluida satu fasa. Persamaan ini bisa disederhanakan dengan
mengurangi suku persamaan yang mengandung variabel viskositas sehingga mendekati
persamaan Euler. Penyederhanaan lebih lanjut dengan menghilangkan suku persamaan vorticity
sehingga menghasilkan full potential equations. Akhirnya, persamaan ini bisa disederhanakan
menjadi linearized potential equations. Sejarah CFD berawal pada tahun 1960an:
1970an : Sistem CFD pertama berhasil dibuat dan sukses dalam pemakaian terjadi pada tahun
1980an : CFD sudah merambah ke industry.
1990an : penggunaan CFD dalam industry mengalami perkembangan yang signifikan.
Millennium ke-2 : paket CFD terus dikembangkan dengan kemudahan penggunaan ke sistem
lain seperti CAD dan solid-stress analysis.
Perkembangan selanjutnya di masa depan adalah ketika pemakaian sistem CFD bisa dilakukan
remote computing melalui internet.
Kegunaan CFD
Kegunaan CFD adalah untuk mengetahui bagaimana fluida mengalir, dan memperkirakan apa
yang akan tejadi pada benda yang mengalami kontak dengan aliran fluida. CFD bisa diterapkan
dalam membantu berbagai aspek engineer seperti dibawah ini:
CFD membantu insinyur sipil dan arsitek untuk menyediakan lingkungan yang nyaman dan
aman bagi manusia.
Membantu desainer power-plants untuk mendapatkan efisiensi maksimum, dan mengurangi
polusi.
Insinyur kimia untuk memaksimalkan hasil dari reactor dan peralatan produksi.
Perancang Kendaraan darat, laut, dan udara untuk mendapatkan performa yang maksimal dan
minim biaya produksi.
Analis resiko dan bahaya, serta safety engineer, untuk memperkirakan kerusakan yang terjadi
pada bangunan, peralatan, manusia, flora dan fauna yang diakibatkan kebakaran, ledakan dan
gelombang ledakan.
CFD juga digunakan untuk mensimulasikan keadaan aliran fluida secara spesifik pada sebuah
benda seperti dibawah ini:
Aliran konveksi pada heat exchanger. Disini CFD menggambarkan distribusi temperature yang
terjadi pada heatsink pada heat exchanger. Udara mengalir dari sisi kiri diantara dua plat. Udara
yang masuk dan bagian bawah plat mempunyai termperatur yang sama ketika bagian atas plat
mempunyai suhu yang lebih tinggi. Panas dialirkan dari plat bagian atas ke udara dan dialirkan
keluar melalui sisi kanan dari kotak.
::

::
Peta kontur temperature pada heat exchanger
Simulasi aliran udara pada silinder yang berputar. Silinder yang berputar bisa diperlakukan
sebagai airfoil, dengan tekanan yang lebih tinggi di bagian bawah silinder dan tekanan yang
lebih rendah di bagian atasnya.
::

::
Velocity Vector yang diwarnai dengan velocity magnitude (m/s)
Cara kerja sistem CFD
CFD menggunakan computer untuk menyelesaikan persamaan matematik sesuai bidang sains
yang diinginkan. Komponen dari CFD adalah:
Manusia untuk menganalisa masalah yang ada.
Pengetahuan sains yang dijabarkan secara matematik.
Software yang sudah terkandung algoritma untuk menyelesaikan permasalahan tentang aliran
fluida.
Perangkat keras computer untuk melakukan perhitungan yang berdasarkan algoritma software
yang digunakan, dan
Manusia sebagai pengontrol dari proses yang dijalankan oleh software dan memberikan
tanggapan dari hasil perhitungan yang dilakukan.
Metodologi
Prosedur yang berjalan pada sistem CFD adalah sebagai berikut :
Selama preprocessing
- Mendefinisikan Geometri (bentuk fisik) dari masalah yang akan diselesaikan.
- Ruang atau volume yang melingkupi fluida di pecah menjadi bagian yang
terputus-putus atau diskrit (mesh). Proses mesh bisa uniform atau non
uniform.
- Model fisik telah ditentukan, seperti persamaan gerak fluida + enthalpy +
radiasi + dampak lingkungan.
- Kondisi batas telah ditentukan. Hal ini termasuk perlakuan dan sifat fluida
secara spesifik. Untuk aliran transien harus menentukan kondisi awal dari
aliran. Setelah semua dilakukan, simulasi dijalankan dan persamaan telah mendapatkan
solusinya sebagai persamaan steady-state atau transien. Setelah selesai masuk ke tahap
postprocessor digunakan untuk analisis dan visualisasi dari hasil yang telah didapatkan.
Metode Diskretitasi
Pada sistem CFD memakai metode diskret. Metode diskret lebih mudah digunakan daripada
metode analitik karena karena metode diskret menggunakan pendekatan numeric (linier) dalam
menyelesaikan suatu persamaan. Hal ini juga karena computer hanya bisa menjalankan operasi
linier. Metode diskret yang digunakan pada CFD adalah:
Finite volume method (FVM). Metode ini merupakan pendekatan standard yang paling umum
digunakan pada software komersial dan riset. Persamaan yang ada memberikan hasil sebagai
discrete control volume. FVM membentuk kembali Partial Differential Equation (PDE) menjadi
bentuk umumnya lalu mendiskretkan persamaan tersebut. Persamaannya adalah :

Dengan Q adalah variabel vektor, F adalah fluks vektor (lihat persamaan Euler atau persamaan
Navier-Stokes), V adalah volume ruang, dan A adalah daerah permukaan ruang. Finite element
method (FEM). Metode ini banyak digunakan untuk analisa struktur pada benda solid. Formulasi
FEM telah diadaptasi untuk penggunaan dengan persamaan Navier-Stokes?. Metode FEM lebih
stabil di bandingkan metode FVM. Hal ini berpengaruh pada penggunaan memori yang lebih
besar pada computer. Pada metode ini, dibentuk weighted residual equation :

Dimana Ri adalah persamaan residu pada elemen vertex i. Q adalah persamaan konservasi yang
menyatakan basis elemen. Wi adalah faktor kali dan Ve adalah volume dari benda. Finite
difference method. Metode ini mudah untuk di program. Saat ini metode Finite difference hanya
digunakan untuk beberapa keperluan saja. Metode Finite difference yang mutakhir bisa
menyelesaikan persamaan geometri yang rumit dan ini membuat menjadi lebih efisien dan
akurat. Selain itu untuk menyelesaikan permasalahan geometri menggunakan overlapping-grids,
maka persamaannya adalah.

Dengan Q adalah variabel vektor, dan F, G, dan H adalah fluks pada koordinat
x, y, z. Boundary element method. Batasan yang melingkupi aliran fluida dipecah menjadi
permukaan diskret. High-resolution schemes. Skema ini digunakan ketika keadaan diskontinu
terjadi. Untuk mendeteksi perubahan yang sangat cepat diperlukan persamaan kuadrat atau
persamaan pangkat tinggi untuk menyelesaikannya. Oleh karena itu dibutuhkan pembatas fluks
(flus limiters) untuk memastikan bahwa penyelesaiannya adalah total variation diminishing.

Anda mungkin juga menyukai