Anda di halaman 1dari 16

Laporan Kasus

Malaria Vivax
Oleh:
Nuryandi Khairunanda
I1A010091
Pembimbing
dr. Soeyani S!.P" K#$%
&A#IAN'SM( I)M* P$N+AKI, "A)AM
(K *N)AM - .S*" *)IN
&AN/A.MASIN
/uni0 1012
0
P$N"A%*)*AN
Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh sporozoa dari genus
Plasmodium, yang penularannya melalui gigitan nyamuk Anopheles. Secara klinis
ditandai dengan serangan paroksismal dan periodik, disertai anemia, pembesaran
limpa dan kadang-kadang dengan komplikasi pernisiosa seperti ikterik, diare,
black water feer, acutetubular necrosis, dan malaria cerebral
!",#,$%
.
Malaria masih merupakan masalah kesehatan utama negara yang sedang
berkembang seperti di &ndonesia. 'ari empat spesies parasit malaria yang
menginfeksi manusia yaitu Plasmodium falciparum, plasmodium ia(,
plasmodium malariae dan plasmodium oal, dua spesies yangg pertama
merupakan penyebab lebih dari )*+ kasus malaria di dunia
!,%
.
Menurut -./, sekitar ,0+ populasi dunia hidup dinegara miskin,
populasi tersebut memiliki resiko tinggi terkena malaria. Sekitar #,* milyar
manusia beresiko dan 'iperkirakan $*0 0 *00 1uta manusia terkena malaria setiap
tahun. 2ebanyakan disebabkan oleh P.falciparum dan P.vivax. 3ebih dari " 1uta
manusia meninggal karena malaria
!*%
. Malaria )0+ ter1adi di Afrika. Peningkatan
malaria di Afrika berkaitan dengan resistensi pengobatan klorokuin dan
sulfapiridoksin pirimetamin, resistensi terhadap insektisida dan status sosial
ekonomi. 4ingkat mortalitas malaria pada anak sekitar " 0 # 1uta setiap tahunnya
!"%
.
.ampir separuh populasi &ndonesia sebanyak lebih dari )0 1uta orang
tinggal di daerah endemik malaria. 'iperkirakan ada $0 1uta kasus malaria setiap
tahunnya, kurang lebih hanya "0 + sa1a yang mendapat pengobatan di fasilitas
"
kesehatan. Menurut data dari fasilitas kesehatan pada #00", diperkirakan
prealensi malaria adalah 5*0,# per "00.000 penduduk dengan angka yang
tertinggi #0+ di 6orontalo, "$+ di 744 dan "0+ di Papua. Surei 2esehatan
8umah 4angga !S284% tahun #00" memperkirakan angka kematian spesifik
akibat malaria di &ndonesia adalah "" per "00.000 untuk laki-laki dan 5 per
"00.000 untuk perempuan. Prealensi kasus malaria di &ndonesia atau daerah-
daerah endemi malaria tidak sama, hal ini tergantung pada prilaku spesies nyamuk
yang men1adi ektor. 'i 2alimantan Selatan sendiri merupakan daerah endemis
malaria. 9ektor malaria yang terdapat di 2alimantan adalah Anopheles letifer dan
Anopheles balabacensis
!:,;%
.
'iseluruh dunia, kasus malaria ia( dibandingkan 1enis malaria yang lain
sekitar ;0 0 50 1uta per tahun
!5%
. Menurut -./, sekitar ,0+ kasus malaria di
dunia disebabkan oleh P.vivax. 2asus malaria ia( walaupun 1arang fatal tapi
merupakan penyebab utama morbiditas dan mempengaruhi ekonomi baik tingkat
indiidu maupun nasional
!)%
. P.vivax merupakan spesies parasit yang paling
dominan di Asia 4enggara, <ropa 4imur, Asia =tara, Amerika tengah dan Selatan
!"0%
.
>erikut ini dilaporkan sebuah kasus malaria di ruang Penyakit 'alam Pria
8S=' =lin >an1armasin.
#
)APO.AN KAS*S
A. Iden3i3a4 Pa4ien
7ama ? 4n. M
@enis 2elamin ? 3aki-laki
=mur ? ,* tahun
Agama ? &slam
Suku ? >an1ar
Status Perkawinan ? 2awin
Alamat ? Akaba kampung arab Pasar 3ama >an1armasin
Peker1aan ? 4ukang =rut
Masuk rumah sakit ? # Mei #0",
&. Anamne4i4
Se1ak A "0 hari SM8S, pasien mengeluhkan demam. 'emam muncul tiba-
tiba dan hilang timbul. Muncul panas tidak tentu, biasanya durasi # 1am. Pasien
1uga mengeluhkan menggigil. Menggigil mucul sebelum demam. Pasien 1uga
mengeluhkan berkeringat dingin. >erkeringat dingin muncul setelah pasien
demam. Mual muntah !B%. 7afsu makan turun. Minum normal. >A> dan >A2
normal. Aktiitas pasien terganggu saat demam, namun pada saat tidak demam
pasien dapat melan1utkan aktiitasnya. /bat yang telah diminum adalah panadol,
dan keluhan berkurang sedikit. Pasien pernah ke daerah rawan malaria B " bulan
$
yang lalu. 8iwayat tifus tidak ada, riwayat 4> tidak ada, penyakit lain tidak ada.
8iwayat penyakit keluarga ? hipertensi.
5. Pemeri64aan (i4i6
Pada pemeriksaan fisik, secara keseluruhan, pada saat tidak demam, pasien
terlihat sakit ringan, berat badan :* kg, tinggi badan ":5 cm, status gizi sedang.
2esadaran compos mentis, tekanan darah ;0C,0 mm.g, nadi 50 kali per menit,
frekuensi napas #, kali per menit, suhu tubuh $:,$oD, saturasi oksigen )*+..
Pada pemeriksaan mata didapatkan kon1unctia tidak anemis, sklera tidak ikterik,
dan tidak didapatkan oedem palpebra. 'ari pemeriksaan leher tidak ada
pembesaran kelen1ar getah bening dan kelen1ar tiroid. Pada pemeriksaan paru
tidak didapatkan ronkhi di paru kanan dan kiri. Sedangkan pada pemeriksaan
1antung didapatkan iktus kordis tidak terlihat dan tidak teraba, ukuran dalam batas
normal, batas 1antung kiri &DS , linea mid klaikula sinistra dan batas 1antung
kanan &DS * linea parasternal sinistra. >unyi 1antung S" dan S# tunggal, tidak ada
murmur, tidak ada gallop.. Pada pemeriksaan terhadap abdomen normal, nyeri
tekan pada regio epigastrium dan hipokondria kanan. 'ari pemeriksaan fisik
ekstrimitas tidak terdapat kelainan.
". Pemeri64aan Penun7ang
Pemeriksaan darah lengkap pada tanggal # Mei #0", menun1ukkan 6'S
"") mgCdl,, S6/4 $) =Cl, S6P4 *" =Cl, hemoglobin 5," gCdl, leukosit :,0 ribuCul,
eritrosit $,"; 1utaCul, hematokrit #*,, +, trombosit #"$ ribuCul, '- ";,$+, MD.
#*,* fl, MD9 50,# pg, MD.D $",5. 4es widal negatif. Pada M'4 tanggal , Mei
#0", ditemukan Plasmodium ia( stadium trofozoit pada eritrosit.
,
$. .ing6a4an "a3a "a4ar
Pasien datang ke &6' dengan keluhan demam se1ak A "0 hari SM8S.
'emam muncul tiba-tiba dan hilang timbul.. Pasien 1uga mengeluhkan menggigil.
Pasien 1uga mengeluhkan berkeringat dingin.. Mual muntah !B%. 7afsu makan
turun. Minum normal. Aktiitas pasien terganggu saat demam. /bat yang telah
diminum adalah panadol, dan keluhan berkurang sedikit. Pasien pernah ke daerah
rawan malaria B " bulan yang lalu. Pada pemeriksaan fisik, didapatkan pada
abdomen terdapat nyeri tekan pada regio epigastrium dan hipokondria kanan.
(. "a3ar Ma4alah
'ari data diatas didapatkan masalah yaitu?
"% /bs Eebris
'ata pendukung ?
Anamnesis ? panas menggigil dan berkeringat pada pagi hari
4emperatur ? $),;oD saat demam
#% 'ispepsia
'ata pendukung ?
Anamnesis ? Mual, muntah, nyeri epigastrium
Pemeriksaan Eisik ? terdapat nyeri tekan pada regio epigastrium dan
hipokondria kanan
#. .en8ana A9al
a. /bs febris ec malaria dd
". typhoid
#. '.E
*
$. .epatitis fulminan
8encana diagnosis ? - M'4,
- widal test,
- darah rutin,
- kimia darah
8encana terapi ? - infus 8l #0 tpm
- 'rip Earmadol " amp
8encana monitoring ? 2eadaan umum, tanda ital
b. Sindrom dispepsia
8encana diagnosis ? - /M',
8encana terapi ? - 8anitidin #("
- Sotatic $("
8encana monitoring ? Monitoring keluhan

%. ,inda6 )an7u3
Pada tanggal # Mei #0", pasien datang ke &6' dengan diagnosis
obserasi febris, anemia dan sindrom dispepsia. 4ekanan darah pasien "*0C50
mm.g. 2eluhan pasien adalah demam, menggigil, keringat dingin, nyeri leher
dan nyeri ulu hati. 'emam ter1adi subuh pagi. Siang dan malam tidak demam.
4erapi yang diberikan &6' adalah infus 83 ; tpm, 8anitidine *0 mg #(" ampul,
sotatic $(" ampul, dan amlodipine "("0 mg. Pasien diperiksa darah rutin dan di
test widal. .asil tes widal negatif. 2emudian pada tanggal $ Mei #0", pasien di
rawat di bagian penyakit dalam pria. Pasien mengeluhkan batuk dan diberikan
:
terapi ditambah gg $(". 4ekanan darah pasien ;0C,0, terapi amlodipine "("0 mg
dihentikan. 'ilakukan tranfusi P8D " kolf. Pasien direncakan dilakukan
pemeriksaan pemeriksaan morfologi darah tepi untuk mengetahui apakah pasien
terkena penyakit malaria.
Pada tanggal , Mei #0", pasien masih mengeluhkan hal yang sama..
'ilakukan M'4 pada saat pasien menggigil dan siangnya didapatkan hasil pasien
malaria ia( positif. 4erapi yang ditambahkan yaitu suldo( "($.
Pada tanggal : Mei #0", pasien diberikan darple( "($ tab dan infus
dinaikkan men1adi #0 tpm. 4erapi gg $(" diganti dengan codein #0 mg $(". Pada
tanggal ; Mei #0", pasien mengeluhkan hal yang sama dan diberikan terapi yang
sama. Pada tanggal 5 Mei #0", pasien pulang keluar dari rumah sakit atas
keinginan sendiri karena ingin datang ke penga1ian.
P$M&A%ASAN
Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh sporozoa dari genus
Plasmodium, yang penularannya melalui gigitan nyamuk betina Anopheles. Pada
;
manusia terdapat , spesies yaitu plasmodium ia(, plasmodium falcifarum,
plasmodium malaria dan plasmodium oale. 'aur hidup keempat spesies malaria
pada manusia umumnya sama. Proses ini terdiri dari fase seksual eksogen
!sporogoni% dalam badan nyamuk Anopheles dan fase aseksual !skizogoni% dalam
badan horpes. Ease aseksual mempunyai # daur yaitu skizogoni eritrosit dan
skizogoni eksoeritrosit. Plasmodium ia( menyebabkan penyakit malaria ia(
!malaria tertiana%. Pada infeksi plasmodium ia( daur eksoeritrosit berlangsung
terus sampai bertahun-tahun melengkapi per1alanan penyakit yang dapat
berlangsung lama !bila tidak diobati% disertai banyak relaps
!;%
.
Pada pasien ini berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penun1ang mengarah pada malaria.
Pada anamnesa didapatkan lebih kurang "0 hari penderita demam,
berkeringat, pusing, mual, tidak nafsu makan dan badan terasa lemah. Selama
perawatan pasien mengalami demam disertai menggigil.
Masa tunas intrinsik malaria ia( biasanya berlangsung "# 0 "; hari,
tetapi beberapa strain P.vivax dapat sampai : 0 ) bulan atau mungkin lebih lama.
Menurut 2ein S et al, masa inkubasi untuk P. vivax lebih lama dibandingkan
P.falcifarum yaitu "5 0 ,0 hari. Anamnesa yang sangat mendukung diagnosis
malaria pada penderita demam adalah riwayat bepergian kedaerah endemis
malaria. 4etapi tidak adanya riwayat bepergian keluar kota tidak menyingkirkan
kemungkinan terkena malaria
!"0%
. Menurut Denter for 'isease Dontrol !D'D%
#00;, ge1ala malaria tidak spesifik, dimulai dengan sindrom prodormal berupa
demam, malaise, lemah, keluhan gastrointestinal !mual, muntah, dan diare%,
5
gangguan neurologi, dan sakit kepala. 'emam adalah ge1ala yang paling sering
muncul sekitar ;5+ - "00+ tapi demam yang periodik tidak selalu muncul
!"0%
.
Menurut -./, ge1ala klinis sa1a tidak dapat menegakkan diagnosis malaria
karena pada daerah yang endemis ge1ala klinis tidak selalu muncul. 2ura demam
pada permulaan penyakit tidak teratur tetapi kemudian kura demam men1adi
teratur, yaitu dengan periodisitas ,5 1am. Serangan demam mulai 1elas dengan
stadium menggigil, panas dan berkeringat. 'emam dan menggigil disebabkan
oleh eritrosit lisis dan keluarnya merozoit ke sirkulasi
!""%
.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan suhu $),;
o
D, dan kon1ungtia anemis.
Menurut 2athryn 7.S et al, demam pada penderita malaria sering dengan
suhu badan lebih dari $5
o
D
!"#%
. Anemia pada serangan pertama biasanya belum
1elas atau tidak berat, pada malaria menahun yang biasanya lebih 1elas. Malaria
menyebabkan anemia hemolitik berat karena sel darah merah diinfestasi oleh
parasit Plasmodium. Mekanisme ter1adinya kerusakan eritrosit pada infeksi
malaria sangat kompleks. Anemia disebabkan oleh penghancuran eritrosit yang
berlebihan, eritrosit normal tidak dapat hidup lama, dan gangguan pembentukan
eritrosit karena depresi eritropoesis dalam susmsum tulang
!"$%
. Menurut 6eoffrey
Pasol, indikasi transfusi pada penderita malaria apabila .b kurang dari ; gCdl
pada orang dewasa. Menurut >.A >iggs, transfusi diberikan apabila hematokrit
kurang dari #0+. Selama dirawat pasien hanya mendapatkan transfusi " kolf.
Seharusnya transfusi sampai .b "0 gCdl tapi pasien tidak kooperatif walaupun
sudah diberikan edukasi
!",,"*%
.
)
3ien pada serangan pertama mulai membesar. Sekitar #,+ - ,0+
splenomegali paling sering ditemukan pada pemeriksaan fisik
!"0%
. 3ien mengalami
kongesti, menghitam dan men1adi keras karena timbunan pigmen eritrosit parasit
dam 1aringan ikat yang bertambah. Patofisiologi ter1adinya splenomegali adalah
produksi berlebih dari &gM sebagai respon terhadap Plasmodium.
!"#%
.
Pemeriksaan penun1ang untuk diagnosis malaria yaitu pemeriksaan darah
tepi serta apusan darah tebal dan tipis. Menurut 2athryn 7.S et al, pada malaria
didapatkan trombositopenia pada ;0+ kasus, anemia pada #*+ kasus. 3eukosit
dapat normal atau rendah, lekositosis ditemukan kurang dari *+ kasus. Eungsi
hati dapat abnormal, peningkatan transaminase ditemukan pada #*+ kasus.
Peningkatan bilirubin dengan adanya peningkatan laktat dehidrogenase yang
menun1ukkan adanya proses hemolisis. Pada malaria 1uga bisa didapatkan
hiponatremia dan peningkatan kreatinin
!"#%
. Albumin yang rendah pada penderita
malaria menun1ukkan infeksi akut
!",%
. Penelitian Myoung-'on /h et al
disimpulkan bahwa trombositopenia sering ter1adi pada penderita malaria sekitar
5*,"+. -alaupun kadar trombosit sangat rendah tapi 1arang ter1adi perdarahan.
Mekanisme ter1adinya trombositopenia masih belum dapat dimengerti,
kemungkinan ter1adi peningkatan platelet yang berkaitan dengan stimulasi &g 6
dan makrofag
!":%
.
.asil pemeriksaan morfologi darah tepi menun1ukkan stadium dari spesies
P.vivax, yaitu stadium tropozoit. 'iagnosis pasti malaria dilakukan dengan
menemukan parasit dalam darah yaitu pemeriksaan morfologi darah tepi melalui
apusan darah tepi tebal maupun tipis dengan pewarna 6iemsa. Pada morfologi
"0
darah tepi menun1ukkan adanya fase aseksual dan seksual parasit dalam darah.
Pada fase aseksual, merozoit dari skizon hati masuk ke peredaran darah
menghinggapi eritrosit. Merozoit dalam eritrosit tumbuh men1adi trofozoit muda
yang berbentuk cincin, dengan pulasan giemsa sitoplasmanya berwarna biru, inti
merah mempunyai akuol yang besar. <ritrosit yang dihinggapi parasit mengalami
perubahan yaitu men1adi besar, berwarna pucat dan tampak titik-titik halus
berwarna merah yang bentuk dan besarnya sama disebut titik schuffner. 4rofozoit
muda kemudian men1adi trofozoit dewasa yang sangat aktif sehingga
sitoplasmanya tampak berbentuk amoeboid. Setelah daur eritrosit berlangsung
beberapa kali ter1adi fase seksual, merozoit yang tumbuh men1adi trofozoit dapat
membentuk gametosit
!;%
.
=ntuk terapi malaria pada kasus ini penderita diberi S=3'/F dan
'A8P3<F. S=3'/F adalah sulfadoxine-pyrimethamine diberikan #-$ tablet
sebagai single dose. 'A8P3<F adalah 'ihyroartemisinin B PiperaGuine,
memiliki aksi skizontisidal kuat, tetapi tidak berpengaruh pada bentuk
eksoeritrositik, sporogoni dan gametosit, diberikan pada "($ tablet selama $ hari.
Seharusnya diberikan Primakuin "* mg diberikan selama ", hari tetapi pasien
pulang atas keinginan sendiri. Pilihan pertama rekomendasi -./ untuk malaria
ia( yaitu kloroGuin #* mgC2g>> atau dihyroartemisinin B PiperaGuine dibagi $
hari dan dikombinasikan dengan primakuin 0,#* mgC2g>> " kali sehari selama
", hari. 2husus untuk Asia 4enggara dan /ceania dosis primakuin 0,* mgC2g>>
!*%
.
""
Pasien ini pulang atas permintaan sendiri dan dirawat hanya selama * hari.
Sehingga sulit untuk mengealuasi perkembangan penyakit dan kesembuhan.
2omplikasi serius pada malaria ia( sangat 1arang, pada beberapa kasus
komplikasi yang serius adalah rupturnya limpa.
P$N*,*P
"#
4elah dilaporkan laporan kasus seorang penderita laki-laki !,* tahun%
dengan diagnosis malaria ia(, telah dirawat di ruang Penyakit 'alam Pria
8S=' =lin >an1armasin dari tanggal $ 0 5 Mei #0", . Penderita datang dengan
keluhan badan panas disertai badan lemah, pusing, mual, dan nafsu makan yang
menurun. .asil Pemeriksaan laboratorium didapatkan anemia dan pada morfologi
darah tepi ditemukan parasit P. 9ia( stadium trofozoit. Pasien pulang atas
permintaan sendiri dan dirawat hanya selama * hari. Sehingga sulit untuk
mengealuasi perkembangan penyakit dan kesembuhan.
"A(,A. P*S,AKA
"$
". Millet @P, /llalla P6, Santistee PD et al. &mported malaria in a
cosmopolitan <uropean city? a mirror image of the world epidemiological
situation. Malaria Journal #005H ; !*:%? "-)
#. Munthe D<. Malaria serebral. Cermin dunia kedokteran #00"H "$"? *-:
$. 2awai S, &keda <, Sugiyama M et al. <nhancement of splenic glucose
metabolism during acute malarial infection? correlation of findings of E'6-
P<4 imaging with pathological changes in a primate model of seer human
malaria. Am. J. Trop. Med. Hyg #00:H ;, !$%? $*$ - :0
,. =mar 7. 6ambaran penyakit malaria di bagian anak 8umah Sakit =mum
3angsa Aceh 4imur. Cermin dunia kedokteran ")),H ),? ",-"*
*. -./. 6uidelines fot the treatment of malaria. #00:. 'ari =83?
www.who.int
:. Surei 2esehatan 8umah 4angga !S284% #00" =7&D<E &ndonesia, #000,
Multiple &ndicator Dluster Surey 8eport on the <ducation and .ealth of
Mothers and Dhildren
;. 6andahusada, Srisasi dkk. Para4i3ologi Kedo63eran0 <disi $. E2=&
@akarta, "))5H ";"-#0)
5. 8odrigues M.D, Dunha M6, Machado 83', Eerreira /D, 8odrigues MM,
Soares &S. Serological detection of Plasmodium ia( malaria using
recombinant proteins corresponding to the ")-k'A D-terminal region of the
merozoite surface protein-&. Malaria Journal #00$H #? "-;
). 3eslie 4, Mayan M&, .asan MA et al. Sulfado(ine-Pyrimethamine,
Dhlorpraguanil-'apson, or DhloroGuine for the treatment of plasmodium
ia( malaria in Afganistan and Pakistan? a randomized controlled trial.
JAMA #00;H #); !#0% ##0"- )
"0. 6riffith 2S, 3ewis 3S, Mali S et al. 4reatment of malaria in the =nited
States? a systemic reiew. JAMA #00;H #); !#0%? ##:, 0 ;;
"". D'D. Malaria. #00;. 'ari =83? www.D'D.go
"#. Suh 27, 2ain 2D, 2eystone @S. Malaria. JMAC #00,H ";0 !""%? "-"0
"$. Dorwin <@. &u6u 4a6u !a3oi4iologi. <6D @akarta, #000H "#*-"#:
",. Pasol 6. 4he treatment of complicated and seere malaria. ritish medical
bulletin #00*H ;*? #) 0 ,;
"*. >iggs >A, 6oller @3, @olley ', 8ingwald P. 8egional differences in the
response of P.ia( malaria to primaGuine as anti-relapse therapy.
Am.J.Trop.Med.Hyg #00;H ;:? #0$-;
",
":. /. M', Shin ., Shin ' et al. Dlinical features of ia( malaria.
Am.J.Trop.Med.Hyg #00"H :* !#% ",*-:
";. Sukarban, S dan Iunilda. Oba3 Malaria "alam (arma6ologi dan ,era!i
$di4i 2. @akarta? E2=&, "))*H *,*-*)
"*

Anda mungkin juga menyukai