Anda di halaman 1dari 19

I ntra Uterine Growth Restriction (I UGR)

A. De f i n i s i
Me n u r u t WHO ( 1 9 6 9 ) , j a n i n y a n g me n g a l a mi
p e r t u mb u h a n y a n g terhambat adalah janin yang mengalami kegagalan
dalam mencapai berat standardatau ukuran standard yang sesuai dengan usia
kehamilannya.
IUGR (intrauterine growth restriction) adal ah gangguan
per t umbuhan pada janin dan bayi baru lahir yang meliputi semua
parameter (lingkar kepala, berat badan, panjang badan), yang beratnya
dibawah 10 persentil untuk usiages t as i onal nya. Ba yi - ba yi ant ar a
per s ent i l 10 dan 90 di kl as i f i kas i kan s ebagai kelompok dengan
berat sesuai usia gestasional. (Wikjosastro, 2005)
Per t umbuhan J ani n Ter hambat at au Intra Uterine Growth
Restrictionadalah suatu keadaan dimana terjadi gangguan nutrisi dan
pertumbuhan janiny a n g me n g a k i b a t k a n b e r a t b a d a n l a h i r
d i b a wa h b a t a s a n t e r t e n t u d a r i u s i a kehamilannya.Menurut
Gordon(2005), pertumbuhan janin terhambat (Intrauterine growthrestriction)
diartikan sebagai suatu kondisi dimana janin berukuran lebih kecil
daristandar ukuran biometri normal pada usia kehamilan. Kadang
pula istilah PJTsering diartikan sebagai kecil untuk masa kehamilan-KMK
(small for gestationalage).
Umumnya janin dengan PJT memiliki taksiran berat dibawah
persentil ke-10. Artinya janin memiliki berat kurang dari 90 % dari
keseluruhan janin dalamusia kehamilan yang sama. Janin dengan PJT
pada umumnya akan lahir prematur (<37 minggu) atau dapat pula lahir cukup
bulan (aterm, >37 minggu). Bila beradadi bawah presentil ke-7 maka
disebutsmall for gestational age(SGA), di mana bayi mempunyai berat
badan kecil yang tidak menimbulkan kematian perinatal.
Jadi ada dua komponen penting pada PJT yaitu:
1. Berat badan lahir di bawah presentil ke-102.Adanya faktor patologis
yang menyebabkan gangguan pertumbuhan.
2. Berat badan lahir di bawah presentil ke-72.Tidak adanya proses
patologis.
Ada dua bentuk PJT menurut Renfield (1975) yaitu:
1. Proportionate Fetal Growth Restriction: Janin yang menderita distress
yanglama di mana gangguan pertumbuhan terjadi berminggu-minggu
sampai berbulan-bulan sebelum bayi lahir sehingga berat, panjang dan
lingkar kepaladalam proporsi yang seimbang akan tetapi keseluruhannya
masih di bawahgestasi yang sebenarnya.
2. Disproportionate Fetal Growth Restriction: Terjadi akibat distress
subakut.Gangguan terjadi beberapa minggu sampai beberapa hari
sebelum janin lahir.Pada keadaan ini panjang dan lingkar kepala normal
akan tetapi berat tidak sesuai dengan masa gestasi. Bayi
tampak wastedengan tanda-tandasedikitnya jaringan lemak di bawah
kulit, kulit kering keriput dan mudahdiangkat, bayi kelihatan kurus dan
lebih panjang.
Pada bayi PJT perubahan tidak hanya terhadap ukuran panjang, berat
danlingkaran kepala akan tetapi organ-organ di dalam badanpun
mengalami perubahan, misalnya Drillen (1975) menemukan berat otak,
jantung, paru danginjal bertambah sedangkan berat hati, limpa, kelenjar
adrenal dan thimus berkurang dibandingkan bayi prematur dengan berat yang
sama. Perkembangandari otak, ginjal dan paru sesuai dengan masa
gestasinya.
B. Pertumbuhan Normal Intrauterin
Pada masa kehamilan janin mengalami pertumbuhan tiga tahap di
dalamkandungan, yaitu:
1. Hiperplasia, yaitu: Pada 4-20 minggu kehamilan terjadi mitosis
yangsangat cepat dan peningkatan jumlah DNA.
2. Hiperplasia dan hipertrofi, yaitu: Pada 20-28 minggu aktifitas
mitosismenurun, tetapi peningkatan ukuran sel bertambah.
3. Hipertrofi, yaitu: Pada 28-40 minggu pertumbuhan sel menjadi
maksimalterutama pada minggu ke 33, penambahan jumlah lemak, otot
dan jaringanikat tubuh.
C. Perkembangan PJT Intrauterin
Peningkatan rasio berat plasenta terhadap berat lahir ditimbulkan
olehkondisi diet rendah nutrisi terutama protein.
1. Kondisi kekurangan nutrisi pada awal kehamilan
Pada kondisi awal kehamilan pertumbuhan embrio dan
trofoblasdipengaruhi oleh makanan. Studi pada binatang menunjukkan
bahwakondisi kekurangan nutrisi sebelum implantasi bisa
menghambat pertumbuhan dan perkembangan. Kekurangan nutrisi pada
awal kehamilandapat mengakibatkan janin berat lahir rendah yang
simetris. Hal sebaiknyaterjadi kondisi percepatan pertumbuhan pada
kondisi hiperglikemia padakehamilan lanjut.
2. Kondisi kekurangan nutrisi pada pertengahan kehamilan
Defisiensi makanan mempengaruhi pertumbuhan janin dan plasenta,
tapi bisa juga terjadi peningkatan pertumbuhan plasenta sebagai
kompensasi.Didapati ukuran plasenta yang luas.
3. Kondisi kekurangan nutrisi pada akhir kehamilan
Terjadi pertumbuhan janin yang lambat yang mempengaruhi
interaksiantara janin dengan plasenta. Efek kekurangan makan tergantung
padalamanya kekurangan. Pada kondisi akut terjadi perlambatan
pertumbuhandan kembali meningkat jika nutrisi yang diberikan membaik.
Pada kondisikronis mungkin telah terjadi proses perlambatan pertumbuhan
yangirreversibel.
D. Klasifikasi
Antara PJT dan SGA banyak terjadi salah pengertian karena
definisikeduanya hampir mirip. Tetapi pada SGA tidak terjadi gangguan
pertumbuhan, bayi hanya mempunyai ukuran tubuh yang kecil. Sedangkan
pada IUGR terjadisuatu proses patologis sehingga berat badan janin tersebut
kecil untuk masakehamilannya.Berdasarkan gejala klinis dan USG janin kecil
dibedakan atas:
1. Janin kecil tapi sehat. Berat lahir di bawah presentil ke-10 untuk
masakehamilannya. Mempunyaiponderal indexdan jaringan lemak
yangnormal.
Ponderal index = BB(gram) x 100
PB(cm)
2. Janin dengan gangguan pertumbuhan karena proses patologis, inilah
yangdisebuttrue fetal growth restriction.
Berdasarkan ukuran kepala, perut,dan panjang lengan dibagi menjadi
dua bagian, yaitu:
1. Simetris (20%), gangguan terjadi pada fase Hiperplasia, di manatotal
jumlah sel kurang, ini biasanya disebabkan oleh gangguankromosom
atau infeksi kongenital misalnya TORCH. Proses patologis berada di
organ dalam sampai kepala.
2. Asimetris (80%), gangguan terjadi pada fase Hipertrofi, di mana jumlah
total sel normal tetapi ukurannya lebih kecil. Biasanyagangguan ini
disebabkan oleh faktor maternal atau faktor plasenta.

Tabel Perbandingan IUGR Simetris dan Asimetris
Simestris Asimetris
Semua bagian tubuh kecil Kepala lebih besar dari perut
Ponderal index normal Meningkat
Perbandingan kepala, perut dan panjang
tangan normal
Meningkat
Etiologi: faktor genetik dan infeksi Insufiensi plasenta kronik
Bayi dengan komplikasi prognosisnya
buruk
Biasanya tanpa komplikasi baik
prognosisnya







E. Etiologi
PJT merupakan hasil dari suatu kondisi ketika ada masalah
atauabnormalitas yang mencegah sel dan jaringan untuk tumbuh atau
menyebabkanukuran sel menurun. Hal tersebut mungkin terjadi ketika janin
tidak cukupmendapat nutrisi dan oksigen yang diperlukan untuk pertumbuhan
dan perkembangan organ dan jaringan, atau karena infeksi. Meskipun
beberapa bayikecil karena genetik (orang tuanya kecil), kebanyakan PJT
disebabkan oleh sebablain.Penyebab dari PJT dapat dibedakan menjadi tiga
faktor, yaitu:
1. Maternal
a. Tekanan darah tinggi
b. Penyakit ginjal kronik
c. Diabetes Melitus
d. Penyakit jantung dan pernapasan
e. Malnutrisi dan anemia
f. Infeksi
g. Pecandu alkohol dan obat tertentu
h. Perokok

2. Uterus dan Plasenta
a. Penurunan aliran darah di uterus dan plasenta
b. Plasenta abruption, plasenta praevia,infark plasenta(kematian sel pada
plasenta),korioangioma.
c. Infeksi di jaringan ikat sekitar uterus
d. Twin-to-twin transfusion syndrome
3. Janin
a. Janin kembar
b. Penyakit infeksi (Infeksi bakteri, virus, protozoa dapat
menyebabkanPJT. Rubela dan cytomegalovirus (CMV) adalah infeksi
yang seringmenyebabkan PJT).
c. Kelainan kongenital
d. Kelainan kromosom (Kelainan kromosom seperti trisomi atau
triploididan kelainan jantung bawaan yang berat sering berkaitan
dengan PJT.Trisomi 18 berkaitan dengan PJT simetris serta
polihidramnion (cairanketuban berlebih). Trisomi 13 dan sindroma
Turner juga berkaitandengan PJT) .
e. Pajanan teratogen (zat yang berbahaya bagi pertumbuhan
janin).Berbagai macam zat yang bersifat teratogen seperti obat anti
kejang,rokok, narkotik, dan alkohol dapat menyebabkan PJT.
Penyebab dari PJT menurut kategori retardasi pertumbuhan simetris
danasimetris dibedakan menjadi:
1. Simetris:
Memiliki kejadian lebih awal dari gangguan pertumbuhan janinyang tidak
simetris, semua organ mengecil secara proporsional. Faktor yang berkaitan
dengan hal ini adalah kelainan kromosom, kelainan organ(terutama
jantung), infeksi TORCH (Toxoplasmosis, Other Agents<Coxsackie virus,
Listeria), Rubella, Cytomegalovirus, Herpes simplex/Hepatitis B/HIV,
Syphilis), kekurangan nutrisi berat pada ibuhamil, dan wanita hamil yang
merokok.
Faktor-faktor lainnya:
a. Pertambahan berat maternal yang jelek
b. Infeksi janin
c. Malformasi kongenital
d. Kelainan kromosome.Sindrom Dwarf
2. Asimetris:
Gangguan pertumbuhan janin asimetris memiliki waktukejadian lebih
lama dibandingkan gangguan pertumbuhan janinsimetris. Beberapa organ
lebih terpengaruh dibandingkan yang lain,lingkar perut adalah bagian
tubuh yang terganggu untuk pertama kali,kelainan panjang tulang paha
umumnya terpengaruhi belakangan,lingkar kepala dan diameter biparietal
juga berkurang. Faktor yangmempengaruhi adalah insufisiensi (tidak
efisiennya) plasenta yangterjadi karena gangguan kondisi ibu termasuk
diantaranya tekanan darahtinggi dan diabetes dalam kehamilan dalam
kehamilan. Faktor-faktor lainnya:
a. Penyakit vaskuler
b. Penyakit ginjal kronis
c. Hipoksia kronis
d. Anemia maternal
e. Abnormalitas plasenta dan tali pusat
f. Janin multipel
g. Kehamilan postterm
h. Kehamilan ekstrauteri
3. Kombinasi Simetris dan Asimetris (Intermediate):
a. Obat-obat teratogenik: Narkotika, tembakau, alkohol,
beberapa preparat antikonvulsan.
b. Malnutrisi berat.

Etiologi menurut sumber lain:
1. Faktoribu
a. Penyakithipertensi (kelainanvaskularibu)
Pada trimester keduaterdapatkelanjutanmigrasi interstitial
danendoteliumtrophoblasmasukjauhkedalamarteriolimiometriumsehinggaa
liranmenjaditanpahambatanmenujuretroplasentersirkulasidengantetap.Alir
andarah yang
terjaminsangatpentingartinyauntuktumbuhkembangjanindenganbaikdalam
uterus.
Dikemukakanbahwajumlaharteri-arterioli yang
didestruksiolehseltrophoblassekitar 100-150
padadaerahseluasplasentasehinggacukupuntukmenjaminalirandarahtanpag
angguanpada lumen danarterispiralisterbuka.
Gangguanterhadapjalannyadestruksiseltrophoblaskedalamarterispiralisdan
arteriolinyadapatmenimbulkankeadaan yang
bersumberdarigangguanalirandarahdalambentuk iskemiaretroplasenter.
Dengandemikiandapatterjadibentukhipertensidalamkehamilanapabilagang
guaniskemianyabesardangangguantumbuhkembangjaninterjadiapabilaiske
miatidakterlalubesar,
tetapialirandarahdengannutrisinyamerupakanmasalahpokok.
b. Kelainan uterus.
Janin yang tumbuh di luar uterus
biasanyamengalamihambatanpertumbuhan
c. Kehamilankembar.
Kehamilandenganduajaninataulebihkemungkinanbesardipersulitolehpertu
mbuhankurangpadasalahsatuataukeduajanindibandingdenganjanintunggal
normal.Hambatanpertumbuhandilaporkanterjadipada 10 s/d 50
persenbayikembar.
d. Ketinggiantempattinggal
Jikaterpajanpadalingkungan yang hipoksiksecarakronis,
beberapajaninmengalamipenurunanberatbadan yang
signifikanJanindariwanita yang tinggal di
datarantinggibiasanyamempunyaiberatbadanlebihrendahdaripadamereka
yang dilahirkanolehibu yang tinggal di dataranrendah.
e. Keadaangizi
Wanitakuruscenderungmelahirkanbayikecil,
sebaliknyawanitagemukcenderungmelahirkanbayibesar.Agar
nasibbayibarulahirmenjadibaik, ibu yang
kurusmemerlukankenaikanberatbadan yang lebihbanyakdaripadaibu-ibu
yang gemukdalammasakehamilan.
Faktorterpentingpemasukanmakananadalahlebihutamapadajumlahkalori
yang
dikonsumsisetiapharidaripadakomposisidarikalori.Dalammasahamilwanita
keadaangizinyabaikperlumengkonsumsi 300
kalorilebihbanyakdaripadasebelumhamilsetiaphari.Penambahanberatbadan
yang kurang di
dalammasahamilmenyebabkankelahiranbayidenganberatbadan yang
rendah.
f. Perokok
Kebiasaanmerokokterlebihdalammasakehamilanakanmelahirkanbayi yang
lebihkecilsebesar 200 sampai 300 gram padawaktulahir.
Kekuranganberatbadanlahirinidisebabkanolehduafaktoryaitu :
Wanitaperokok,
cenderungmakansedikitkarenaituibuakankekurangansubstrat di
dalamdarahnya yang
bisadipergunakanolehjanin.Merokokmenyebabkanpelepasanepinefrindann
orepinefrin yang menyebabkanvasokonstriksi yang
berkepanjangansehinggaterjadipenguranganjumlahpengalirandarahkedala
m uterus dan yang sampaikedalamruangintervillus.
2. Faktoranak
a. Kelainankongenital.
b. Kelainangenetic
c. Infeksijanin, misalnyapenyakit TORCH (toksoplasma, rubela,
sitomegalovirus, dan herpes).
Infeksi intrauterine
adalahpenyebablaindarihambatanpertumbuhanintrauterine.banyaktipesepertipadai
nfeksioleh TORCH (toxoplasmosis, rubella, cytomegalovirus, dan herpes
simplex) yang bisamenyebabkanhambatanpertumbuhanintrauterinsampai 30%
darikejadian. Infeksi AIDS
padaibuhamilmenurutlaporanbisamengurangiberatbadanlahirbayisampai 500 gram
dibandingkandenganbayi-bayi yang lahirsebelumterkenainfeksiitu.
Diperkirakaninfeksiintrauterinmeninggikankecepatanmetabolismepadajanintanpak
ompensasipeningkatantransportasisubstratolehplasentasehinggapertumbuhanjanin
menjadi subnormal ataudismatur.
3. Faktorplasenta
Penyebabfaktorplasentadikenalsebagaiinsufisiensiplasenta.Faktorplasentadapatdik
embalikanpadafaktoribu, walaupunbegituadabeberapakelainanplasenta yang
khasseperti tumor
plasenta.Sindromainsufisiensifungsiplasentaumumnyaberkaitaneratdenganaspekm
orfologidariplasenta.
Parameter klinik yang dapatdigunakanuntukmendeteksi PJT
ketidaksesuaianusiagestasidenganbesar uterus, lajupertumbuhanterhambat,
ataupertambahanberatbadanibu yang kurang. Kejadian yang
terbuktidengancarainihanya 10-25%,
sehinggaperludigabungdenganpemeriksaandan USG Doppler.
Manajemenpadakasus preterm
denganpertumbuhanjaninterhambatlakukanpematanganparudanasupannutrisitinggi
kalorimudahcerna, danbanyakistirahat.
Padakehamilan 35
minggutanpaterlihatpertumbuhanjanindapatdilakukanpengakhirankehamilan.
Jikaterdapatoligohidramnionberatdisarankanuntuk per abdominam.

Padakehamilanatermtergantungkondisijaninjikamemungkinkandapatdicobalahirpe
rvaginam (Cunningham, 2006)
Faktor-faktor risiko PJT (IUGR)
1. Lingkungansosio-ekonomirendah.
2. Riwayat PJT dalamkeluarga.
3. Riwayatobstetri yang buruk
4. Beratbadansebelumhamildanselamakehamilan yang rendah.
5. Komplikasiobstetridalamkehamilan.
6. Komplikasimedikdalamkehamilan.
Faktor-faktorrisiko PJT (IUGR) sebelumdanselamakehamilan
I. Faktor yang terdeteksisebelumkehamilan:
a. Riwayat PJT sebelumnya
b. Riwayatpenyakitkronis
c. Riwayat APS (Antiphospolipid syndrome)
d. Indeks Massa tubuh yang rendah
e. Maternal hypoxia
II. Terdeteksiselamakehamilan.
a. Riwayatmakanobat-obatantertentu
b. Perdarahanpervaginam
c. Kelainanplasenta
d. Partusprematurus
e. Kehamilanganda
f. Kurangnyapertambahan BB selamakehamilan (Cunningham, 2006)

F. Manifestasi Klinis
Bayi-bayi yang dilahirkan dengan PJT biasanya tampak kurus, pucat,
dan berkulit keriput. Tali pusat umumnya tampak rapuh dan layu dibanding
pada bayinormal yang tampak tebal dan kuat. PJT muncul sebagai akibat dari
berhentinya pertumbuhan jaringan atau sel. Hal ini terjadi saat janin tidak
mendapatkan nutrisidan oksigenasi yang cukup untuk perkembangan dan
pertumbuhan organ dan jaringan, atau karena infeksi.
Meski pada sejumlah janin, ukuran kecil untuk masakehamilan bisa
diakibatkan karena faktor genetik (kedua orangtua kecil)kebanyakan kasus
PJT atau Kecil Masa Kehamilan (KMK) dikarenakan karenafaktor-faktor
lain. Beberapa diantaranya sebagai berikut:PJT dapat terjadi kapanpun dalam
kehamilan. PJT yang muncul sangatdini sering berhubungan dengan kelainan
kromosom dan penyakit ibu. Sementara,PJT yang muncul terlambat (>32
minggu) biasanya berhubungan dengan problemlain. Pada kasus PJT,
pertumbuhan seluruh tubuh dan organ janin menjaditerbatas. Ketika aliran
darah ke plasenta tidak cukup, janin akan menerima hanyasejumlah kecil
oksigen, ini dapat berakibat denyut jantung janin menjadiabnormal, dan janin
berisiko tinggi mengalami kematian. Bayi-bayi yangdilahirkan dengan PJT
akan mengalami keadaan berikut :
a. Penurunan level oksigenasi
b. Nilai APGAR rendah (suatu penilaian untuk menolong
identifikasiadaptasi bayi segera setelah lahir)
c. Aspirasi mekonium (tertelannya faeces/tinja bayi pertama di
dalamkandungan) yang dapat berakibat sindrom gawat nafas
d. Hipoglikemi (kadar gula rendah)
e. Kesulitan mempertahankan suhu tubuh janin
f. Polisitemia (kebanyakan sel darah merah)
G. Morbiditas Dan Mortalitas
Pada kasus PJT bayi lahir denganasphyxia, meconium
aspiration,hipoglikemi, hipotermi, polisitemi yang semua hal ini
menyebabkan kelainanneurologi baik pada bayi cukup bulan atau kurang
bulan.Resiko kematian pada kehamilan kurang bulan akibat PJT lebih tinggi
daripadakehamilan cukup bulan. Kematian terutama diakibatkan oleh infeksi
virus,kelainan kromosom, penyakit ibu, insufisiensi plasenta, atau akibat
faktor lingkungan dan sosial ekonomi.
H. Diagnosis
1. Faktor Ibu
Ibu hamil dengan penyakit hipertensi, penyakit ginjal, kardiopulmonal
dan pada kehamilan ganda.
2. Tinggi Fundus Uteri
Cara ini sangat mudah, murah, aman, dan baik untuk diagnosa
padakehamilan kecil. Caranya dengan menggunakan pita pengukur yang di
letakkandari simpisis pubis sampai bagian teratas fundus uteri. Bila pada
pengukuran didapat panjang fundus uteri 2 (dua) atau 3 (tiga) sentimeter di
bawah ukurannormal untuk masa kehamilan itu maka kita dapat
mencurigai bahwa janintersebut mengalami hambatan pertumbuhan.Cara
ini tidak dapat diterapkan pada kehamilan multipel, hidramnion, janin
letak lintang.
3. USG Fetomaternal
Pada USG yang diukur adalah diameter biparietal ataucephalometryangka
kebenarannya mencapai 43-100%. Bila pada USG
ditemukancephalometryyang tidak normal maka dapat kita sebut sebagai
asimetris PJT. Selain itu, denganlingkar perut kita dapat mendeteksi
apakah ada pembesaran organ intra abdomenatau tidak, khususnya
pembesaran hati.Tetapi yang terpenting pada USG ini adalah perbandingan
antara ukuranlingkar kepala dengan lingkar perut (HC/AC) untuk
mendeteksi adanya asimetrisPJT.Pada USG kita juga dapat mengetahui
volume cairan amnion,oligohidramnion biasanya sangat spesifik pada
asimetris PJT dan biasanya inimenunjukkan adanya penurunan aliran
darah ke ginjal.
Setiap ibu hamil memiliki patokan kenaikan berat badan. Misalnya,
bagiibu yang memiliki berta badan normal, kenaikannya sampai usia
kehamilan 9 bulan adalah antara 12,5 kg-18 kg, sedangkan bagi yang
tergolong kurus,kenaikan sebaiknya antara 16 kg-20 kg. Sementara, jika
Anda termasuk gemuk,maka pertambahannya antara 6 kg11,5 kg. Bagi
ibu hamil yang tergolongobesitas, maka kenaikan bobotnya sebaiknya
kurang dari 6 kg. Untuk memantau berat badan, terdapat parameter yang
disebut dengan indeks massa tubuh (IMT).Patokannya, bila :IMT 20 24
= normal IMT 25 29 = kegemukan (overweight) IMT lebih dari 30=
obesitas IMT kurang dari 18 = terlalu kerasJadi, jika IMT Anda 20-24,
maka kenaikan bobot tubuh selama kehamilanantara 12,5 kg-18 kg, dan
seterusnya. Umumnya, kenaikan pada trimester awalsekitar 1 kg/bulan.
Sedangkan, pada trimester akhir pertambahan bobot bisasekitar 2 kg/bulan
4. Doppler Velocimetry
Dengan menggunakan Doppler kita dapat mengetahui adanya bunyi end-
diastolik yang tidak normal pada arteri umbilicalis, ini menandakan bahwa
adanyaPJT.
5. Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan gula darah, bila ada indikasi diabetes mellitus
b. Screening penyakit infeksi, waspada infeksi TORCH, Syphilis
c. Pengukuran kadar enzim transaminase, waspada Hepatitis B dan C
I. Diagnosis Banding
Janin kecil pada ibu yang ukuran tubuhnya kecil pula. Wanita
yangtubuhnya kecil secara khas akan memiliki bayi yang berukuran kecil
pula. Jikawanita itu memulai kehamilannya dengan berat badan kurang dari
100 pound(<50 kg). Resiko melahirkan bayi yang kecil menurut usia
gestasionalnya akanmeningkat paling tidak dengan sebanyak dua kali lipat
(Eastman danJackson,1986; Simpson dkk.,1975). Pada wanita yang kecil
dengan ukuran panggul yang kecil, kelahiran bayi yang kecil dengan berat
lahir yang secaragenetik dibawah berat lahir rata-rata untuk masyarakat
umum, tidak selalumerupakan kejadian yang tidak dikehendaki.
J. KOMPLIKASI PJT
PJT yang tidak segera diberi tindakan penanganan dokter
dapatmenyebabkan bahaya bagi janin hingga menyebabkan kematian.
Kondisi inidisebabkan karena terjadinya kondisi asupan nutrisi dan
oksigenasi yang tidak lancar pada janin. Jika ternyata hambatan tersebut
masih bisa di tanganikehamilan bisa dilanjutkan dengan pantauan dokter,
sebaliknya jika sudah tidak bisa ditangani maka dokter akan mengambil
tindakan dengan memaksa bayi untuk dilahirkan melalui operasi meski belum
pada waktunya.Komplikasi pada PJT dapat terjadi pada janin dan ibu :
1. Janin
Antenatal : gagal nafas dan kematian janin
Intranatal : hipoksia dan asidosis
Setelah lahir :
a. Langsung:
Asfiksia
Hipoglikemi
Aspirasi mekonium
DIC
Hipotermi
Perdarahan pada paru
Polisitemia
Hiperviskositas sindrom
Gangguan gastrointestinal
b. Tidak langsung
Pada simetris PJT keterlambatan perkembangan dimulai darilambat
dari sejak kelahiran, sedangkan asimetris PJT dimulai sejak bayi
lahir di mana terdapat kegagalan neurologi dan intelektualitas.Tapi
prognosis terburuk ialah PJT yang disebabkan oleh infeksikongenital
dan kelainan kromosom.
2. Ibu
a. Preeklampsi
b. Penyakit jantung
c. Malnutrisi
K. Penatalaksanaan
Langkah pertama dalam menangani PJT adalah mengenali pasien-
pasienyang mempunyai resiko tinggi untuk mengandung janin kecil. Langkah
keduaadalah membedakan janin PJT atau malnutrisi dengan janin yang kecil
tetapisehat. Langkah ketiga adalah menciptakan metode adekuat untuk
pengawasan janin pada pasien-pasien PJT dan melakukan persalinan di
bawah kondisi optimal.Untuk mengenali pasien-pasien dengan resiko tinggi
untuk mengandung janin kecil, diperlukan riwayat obstetrik yang terinci
seperti hipertensi kronik,penyakit ginjal ibu dan riwayat mengandung bayi
kecil pada kehamilansebelumnya. Selain itu diperlukan pemeriksaan USG.
Pada USG harus dilakukant aks i r an us i a ges t as i unt uk
menegakkan t aks i r an us i a ges t as i s ecar a kl i ni s . Kemudian
ukuran-ukuran yang didapatkan pada pemeriksaan tersebut
disesuaikandengan usia gestasinya. Pertumbuhan janin yang suboptimal
menunjukkan bahwa pasien tersebut mengandung janin PJT.Tatalaksana
kehamilan dengan PJT ditujukan karena tidak ada terapi yang paling efektif
sejauh ini, yaitu untuk melahirkan bayi yang sudah cukup usiadalam
kondisi terbaiknya dan meminimalisasi risiko pada ibu. Tatalaksana
yangharus dilakukan adalah:
1. Pada PJT pada saat dekat waktu melahirkan, yang harus
dilakukan adalahsegera dilahirkan.
2. P a d a P J T j a u h s e b e l u m wa k t u me l a h i r k a n ,
k e l a i n a n o r g a n h a r u s d i c a r i pada janin ini, dan bila kelainan
kromosom dicurigai maka amniosintesis( pemer i ks aan cai r an
ket uban) at au pengambi l an s ampel pl as ent a,
dan pemeriksaan darah janin dianjurkan
b. Tatalaksana umum : setelah mencari adanya cacat bawaan dan
kelainankromosom serta infeksi dalam kehamilan maka
aktivitas fisik harusdibatasi disertai dengan nutrisi yang
baik. Tirah baring dengan posisimiring ke kiri, Perbaiki nutrisi
dengan menambah 300 kal perhari, Ibudi anj ur kan unt uk
ber hent i mer okok dan mengkons ums i al kohol .
Menggunakan as pi r i n dal am j uml ah keci l dapat
membant u dal am beberapa kasus IUGR. Apabila istirahat di
rumah tidak dapat dilakukanmaka har us s eger a di r awat di
r umah s aki t . Pengawas an pada j ani nt e r m a s u k
d i a n t a r a n y a a d a l a h m e l i h a t p e r g e r a k a n
j a n i n s e r t a pertumbuhan janin menggunakan USG setiap 3-
4minggu.
c. Tatalaksana khusus : pada PJT yang terjadi jauh sebelum
waktunyad i l a h i r k a n , h a n y a t e r a p i s u p o r t i f y a n g
d a p a t d i l a k u k a n . Ap a b i l a penyebabnya adalah nutrisi ibu
hamil tidak adekuat maka nutrisi harusdiperbaiki. Pada wanita hamil
perokok berat, penggunaan narkotik danalkohol, maka semuanya
harus dihentikan.
d. Proses melahirkan : pematangan paru harus dilakukan pada
janin prematur. Pengawasan ketat selama melahirkan harus
dilakukan untuk mencegah komplikasi setelah melahirkan. Operasi
caesar dilakukanapabila terjadi distress janin serta perawatan
intensif neonatal caresegera setelah dilahirkan sebaiknya dilakukan.
Kemungkinan kejadiandistress janin selama melahirkan meningkat
pada PJT karenaumumnya PJT banyak disebabkan oleh insufisiensi
plasenta yangdiperparah dengan proses melahirkan.
3. Kondisi bayi.Janin dengan PJT memiliki risiko untuk hipoksia
perinatal(kekurangan oksigen setelah melahirkan) dan aspirasi
mekonium (terhisapcairan mekonium). PJT yang parah dapat
mengakibatkan hipotermia (suhutubuh turun) dan hipoglikemia (gula
darah berkurang). Pada umumnyaPJT simetris dalam jangka waktu
lama dapat mengakibatkan pertumbuhan bayi yang terlambat setelah
dilahirkan, dimana janin dengan PJT asimetrislebih dapat catch-up
pertumbuhan setelah dilahirkan.
L. Pencegahan
Beberapa penyebab dari PJT tidak dapat dicegah. Bagaimanapun
juga,faktor seperti diet, istirahat, dan olahraga rutin dapat dikontrol. Untuk
mencegahkomplikasi yang serius selama kehamilan, sebaiknya seorang ibu
hamil mengikutinasihat dari dokternya; makan makanan yang bergizi tinggi;
tidak merokok,minum alkohol dan menggunakan narkotik; mengurangi
stress; berolahragateratur; serta istirahat dan tidur yang cukup. Suplementasi
dari protein, vitamin,mineral, serta minyak ikan juga baik dikonsumsi. Selain
itu pencegahan darianemia serta pencegahan dan tatalaksana dari penyakit
kronik pada ibu maupuninfeksi yang terjadi harus baik.
Hal-hal yang harus diperhatikanuntuk mencegah PJT pada janin
untuk setiap ibu hamil sebagai berikut :
1. Usahakan hidup sehatKonsumsilah makanan bergizi seimbang. Untuk
kuantitas, makanlahseperti biasa ditambah ekstra 300 kalori/hari.
2. Hindari stress selama kehamilanStress merupakan salah satu faktor
pencetus hipertensi.
3. Hindari makanan obat-obatan yang tidak dianjurkan selama kehamilan.
Setiap akan mengkonsumsi obat, pastikan sepengetahuan/resep
dokter kandungan.
4. Olah raga teratur Olah raga (senam hamil) dapat membuat tubuh bugar,
dan mampumemberi keseimbangan oksigenasi, maupun berat badan.
5. Hindari alkohol, rokok, dan narkoba.
6. Periksakan kehamilan secara rutinPada saat kehamilan, pemeriksaan
rutin sangat penting dilakukan agar kondisi ibu dan janin dapat selalu
terpantau. Termasuk, jika ada kondisi PJT,dapat diketahui sedini
mungkin. Setiap ibu hamil dianjurkan melakukan pemeriksaan setiap 4
minggu sampai dengan usia kehamilan 28 minggu.Kemudian, dari
minggu ke 28-36, pemeriksaan dilakukan setidaknya setiap 2minggu
sekali. Selanjutnya, lakukan pemeriksaan setiap 1 minggu sampai
denganusia kelahiran atau 40 minggu. Semakin besar usia kehamilan,
semakin mungkin pula terjadi hambatan atau gangguan. Jadi,
pemeriksaan harus dilakukan lebihsering seiring dengan bertambahnya
usia kehamilan.
M. Prognosis
Pada kasus-kasus PJT yang sangat parah dapat berakibat janin lahir
mati(stillbirth) atau jika bertahan hidup dapat memiliki efek buruk jangka
panjangdalam masa kanak-kanak nantinya. Kasus-kasus PJT dapat muncul,
sekalipunSang ibu dalam kondisi sehat, meskipun, faktor-faktor kekurangan
nutrisi dan perokok adalah yang paling sering. Menghindari cara hidup
berisiko tinggi,makan makanan bergizi, dan lakukan kontrol kehamilan
(prenatal care) secarateratur dapat menekan risiko munculnya PJT. Perkiraan
saat ini mengindikasikan bahwa sekitar 65% wanita pada negara sedang
berkembang paling sedikitmemiliki kontrol 1 kali selama kehamilan pada
tenaga kesehatan, baik bidanmaupun dokter.

Anda mungkin juga menyukai