- Gemuk, - Hipertensi, - Riwayat keluarga DM, - Riwayat melahirkan bayi >4kg, - Riwayat DM pada saat kehamilan, - Dislipidemia.
Pencegahan primer - Penjelasan lebih baik mencegah daripada mengobati. - Kampanye makanan sehat dengan pola tradisional mengandung lemak rendah atau pola makanan seimbang adalah alternative terbaik dan harus ditanamkan sejak dini, misal tempe (bergizi, memiliki sifat antibakteri, menurunkan kadar`kolesterol). - Olahraga teratur
Pencegahan sekunder - Cegah komplikasi - Agak susah untuk memotivasi pasien untuk berobat teratur, dan menerima kenyataan bahwa penyakitnya tidak bisa sembuh. - Syarat untuk mencegah komplikasi : kadar glukosa darah selalu terkendali angka normal sepanjang hari sepanjang tahun, tekanan darah dan kadar lipid juga harus normal. - Utamakan terapi non farmakologis dulu secara maksimal (diet & olah raga, tidak merokok, dll), kalau tidak berhasil, baru pidah ke OAD/insulin. - Perlu penyuluhan perilaku sehat
Pencegahan tersier - Cegah komplikasi dan kecacatan - Terdiri 3 tahap : Pencegahan komplikasi diabetes Pencegahan progresi komplikasi agar tidak menjadi penyakit organ. Pencegahan kecacatan karena kegagalan organ/jaringan
Gejala khas diabetes mellitus - Poliuri (sering kencing) - Polidipsi (sering minum) - Polifagi (sering makan) - BB menurun tanpa seba yang jelas
Gejala tidak khas diabetes mellitus - Lemas - Kesemutan - Luka yang sulit sembuh - Gatal-gatal - Mata kabur - Disfungsi ereksi (pria), dan Pruritus vulva (wanita) NB : Kalau ada gejala khas DM, pemeriksaan glukosa darah abnormal sekali saja sudah dapat menegakkan diagnosis DM, tetapi apabila tidak ditemukan gejala khas DM, maka diperlukan dua kali pemeriksaan glukosa darah yang abnormal
Pemeriksaan penyaring - Dilakukan pada semua individu dewasa dengan IMT 25 Kg/m 2 dgn faktor risiko lain yaitu: Aktivitas fisik kurang Riwayat keluarga DM turunan pertama Etnik risiko tinggi (Afrika, Amerika, Asia) Riwayat melahirkan >4 Kg/Riwayat DM gestasional Hipertensi Kolesterol HDL < 35 mg/dl atau TGA 250 mg/dl Wanita dgn sindrom polikistik ovarium Riwayat Toleransi glukosa terganggu (TGT)/Glukosa darah puasa terganggu (GDPT) Riwayat penyakit kardiovaskular NB: - Pemeriksaan dapat menggunakan GDP, GDS, atau TTGO - Pada kelompok risiko tinggi, kalau pemeriksaannya negative, maka pemeriksaan diulang tiap tahun. - Bagi umur >45 tahun tanpa faktor risiko, pemeriksaan dapat dilakukan tiap 3 tahun/lebih cepat tergantung klinis
PENGOBATAN Golongan Insulin Sensitizing
Biguanid Farmakokinetik dan Farmakodinamik - Contohnya Metformin (3 x 500 mg) - Terdapat dalam konsentrasi yg tinggi didalam usus dan hati - Tidak dimetabolisme tetapi secara cepat dikeluarkan melalui ginjal - Metformin akan mencapai kadarr tertinggi setelah 2 jam, dan diekskresikan dlm keadaan utuh dengan waktu paruh 25 jam. Mekanisme kerja - Menurunkan glukosa darah melalui pengaruhnya terhadap kerja insulin tingkat seluler, distal reseptor dan menurunkan produksi gula hati. - Metformin meningkatkan pemakaian glukosa oleh sel usus sehingga menurunkan glukosa darah dan diduga menghambat absorbs glukosa di usus sesudah asupan makanan. - Melalui peningkatan penggunaan glukosa oleh jaringan perifer yg dipengaruhi AMP. - Activated protein kinase (AMPK), merupakan regulator seluler utama bagi metabolisme lipid dan glukosa. - Aktifasi AMPK pada hepatosit akan mengurangi aktifitas Acetyl Co-A Karboksilase (ACC) dengan induksi oksidasi asam lemak dan menekan ekspresi enzim lipogenik. - Metformin jg dpt menstimulasi produksi Glukagon like peptide-1 (GLP-1 dari gastrointestinal yg dpt menekan fungsi sel alfa pancreas sehingga menurunkan glucagon serum dan mengurangi hiperglikemia saat puasa - Metformin tdk memilki efek stimulasi pada sel beta pancreas sehingga tidak mengakibatkan hipoglikemia dan penambahan berat badan. - Dapat digunakan sebagai monoterapi/kombinasi dengan sulfonylurea.
Kardiomiopati Peripartum
Dopamin
- Katekolamin memperantarai aksi kardivaskualar pada reseptor alfa 1 beta 1 dan 2 - Sebagai terai gagal jantung -